Oleh :
Nama
: Anatasia
NIM
: 125040200111140
Kelas
:I
Dalam mempelajari manajemen produksi benih kita harus terlebih dahulu mengetahui
pengertiannya. Pengertian nya dibagi menjadi 3 yaitu manajemen yang berarti cara untuk
mengelola atau mengatur suatu obyek agar terarah dan mudah dalam mencapai suatu tujuan,
produksi yang adalah suatu proses tahapan dari awal hingga akhir ( hulu ke hilir) dari proses
penciptaan yang menghasilkan barang atau jasa, dan yang terakhir ada benih yaitu bahan yang
digunakan dalam proses perbanyakan tanaman.
Landasan hukum perbenihan
2. Delegation of authority:
o the right man on the right place
o trusthy; chusnudon
o training for the next/ regeneration
3. Rewards and punishment:
REWARDS:
o Appreciation:
o material : money, other kinds:
o non-material : letter of appreciation
PUNISHMENT:
o Letter for credible
o Withdrawn of letter of appreciation
o Fire
Part of production is :
o
o
o
o
Produksi benih hortikultura khususnya tanaman hias masih didominasi oleh benih
introduksi karena sumber parental line dalam negeri masih lemah
Produksi tanaman buah belum memperhatikan batang bawah (hanya kebenaran batang
atas yang menjadi perhatian)
Produksi benih bersertifikat di Balai Benih Hortikultura (UPT Pengembangan Benih
Hortikultura) masih sangat terbatas pada komoditi tertentu.
Bimbingan kemandirian usaha perbenihan perlu digalakkan (produksi benih dapat
menjadi tambahan usahatani)
Pada beberapa varietas tanaman (di Jatim) masih terdapat ketidakjelasan sumber benih,
PIT dan BPMT.
Pemberdayaan kelompok penangkar belum optimal
Penyediaan benih bermutu dari varietas unggul secara 7 tepat (Jenis, Varietas, Mutu,
Jumlah, Waktu, Lokasi, Harga yang Terjangkau)
Mendorong dan membina pihak swasta, BUMN dan Koperasi dalam produksi dan
distribusi benih.
Meningkatkan peran UPT Pengembangan Benih Hortikultura dan UPT PSBTPH dalam
perbenihan ditingkat regional maupun nasional.
Adanya kelangkaan sumber benih BF dan BPMT pada jeruk besar, sehingga perbanyakan
benihnya mengalami hambatan.
Adanya kesenjangan antara kebutuhan benih (oleh petani) dan ketersediaan benih
bersertifikat yang menyebabkan petani menggunakan benih sembarangan (tak jelas asal
usulnya).
Banyak BPMT yang tak terpelihara (mengalami kerusakan berat/ringan) yang
menyebabkan ketidakmampuan penyediaan benih (sumber mata tempel).
Kesulitan perolehan batang bawah bersertifikat.
Dukungan yang diperlukan untuk pengembangan perbenihan jeruk keprok/siem dan jeruk besar:
- Fasilitasi BF/BPMT di sentra produksi (screen house, benih sumber, dll)
- Penyiapan batang bawah yang sesuai dan bersertifikat (mempunyai respon yang baik
tehadap kualitas hasil buah)
- Pembinaan/penumbuhan penangkar khususnya di sentra produksi
- Perlunya Penghitungan kebutuhan benih jeruk& kemampuan BF/BPMT
- Perlunya inovasi baru pengembangan jeruk (varietas baru, dll)
- Forum perbenihan
B. Pengembangan benih tanaman durian
Tingginya permintaan pasar terhadap durian terutama durian montong (di pasar modern),
sementara durian unggul lokal yg sudah dilepas tak dijumpai di pasaran. Minat untuk
pengembangan durian masih tinggi, namun umumnya menginginkan durian introduksi varietas
montong, dll (mengikuti preferensi konsumen). Saat ini durian termasuk salah satu komoditi
buah yang dianggap kritis keadaannya karena :
- Kelangkaan benih tanaman durian unggul nasional asal Jawa Timur yang sudah dilepas.
- Tak adanya BF dan BPMT durian asal Jawa timur yang sudah dilepas, baik di penangkar
maupun di UPT Pengembangan Benih Hortikultura.
- Adanya ancaman penebangan PIT (Pohon Induk Tunggal).
- Isu penyimpangan karakteristik hasil buah dari karakteristik asalnya (tak seperti PI yang
diharapkan).
- Isu ketidak benaran mata temple.
-Tantangan pemeliharaan benih tanaman durian yang cukup sulit
Dukungan yang diperlukan untuk pengembangan perbenihan durian :
- Fasilitasi BF/BPMT di sentra produksi dan di UPT Pengembangan Benih Hortikultura ( benih
sumber, dll).
- Pembinaan/penumbuhan penangkar khususnya di sentra produksi.
- Perlunya Penghitungan kebutuhan benih durian unggul lokal dan kemampuan BF/BPMT.
- Perlunya inovasi baru pengembangan durian (agar tak terjadi penyimpangan karakteristik).
- Forum perbenihan.
C. Pengembangan benih tanaman hias
Bunga potong krisan atau seruni mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek pemasaran
yang sangat cerah. Kondisi ini membuat petani bunga potong krisan sangat bergairah dalam
berusaha, namun ada kendala yang sangat strategis dan menentukan terhadap kualitas hasil
sebagai bunga potong adalah masalah penyediaan benih sumber yang masih terbatas.
Pada saat ini petani bunga potong krisan di Jawa Timur banyak mengalami kesulitan untuk
mencukupi kebutuhan benih sumbernya. Sebagian besar benih tersebut didatangkan dari
Prov.Jawa Barat, mengingat terbatasnya produsen benih krisan di Jawa Timur. Dilain pihak
permintaan pasar akan benih krisan semakin lama semakin meningkat (Kec.Tutur, Kec.
Poncokusumo, Sidomulyo, Mojokerto), sehingga peluang usaha dibidang perbenihan krisan
sangat sulit sekali untuk dikembangkan.
Sedangkan untuk perbenihan anggrek, sejauh ini sebagian benih yang digunakan petani
masih diimpor dari luar negeri. Ketergantungan benih anggrek impor ini menyebabkan daya
saing industri anggrek menjadi lemah. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberdayakan
Pusat Perbenihan Anggrek Malang Raya yang anggotanya terdiri dari para penangkar benih
anggrek di Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kabupaten Pasuruan.
Tujuan dibentuknya Pokja Anggrek Malang Raya ini adalah untuk memperbaiki kualitas
benih anggrek lokal agar mampu bersaing dengan produk luar negeri, mendukung program
pemerintah menuju swasembada benih hortikultura dan meningkatkan pendapatan
petani/pengusaha benih anggrek.
Pengembangan perbenihan hortikultura dengan fokus komoditas (jeruk, durian, krisan,
anggrek)
merupakan dukungan terhadap pengembangan agribisnis hortikultura yang
dilaksanakan berdasarkan 6 pilar (Pengambangan kawasan, Penataan Rantai Pasokan, Penerapan
GAP/SOP, Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura (FATIH), Penguatan Kelembagaan,
Peningkatan Konsumsi dan Akselerasi Ekspor).
Untuk mewujudkan agribisnis hortikultura tersebut mulai Tahun 2009 di Jatim telah
dilaksanakan KHPI (Kawasan Hortikultura Pendampingan Intensif). Oleh karena itu diperlukan
dukungan ketersediaan benih bermutu varietas unggul agar mendapatkan hasil sesuai yang
diharapkan.
Yang mendorong dilakukannya pengembangan benih ialah Benih adalah awal keberhasilan,
pertumbuhan agribisnis harus menghela industri benih, penelitian bidang perbenihan merupakan
bagian dari sistem perbenihan nasional, sistem perbenihan merupakan sistem pemanfaatan SDG
nasional dalam suatu rangkaian fungsi ekonomi mendukung ketahanan pangan dan agribisnis
berdaya saing. Dapat banyak permaslahan yaitu Dominasi negara maju, prospek bioteknologi
dan kontroversinya (gene revolution), HKI dalam IPTEK dan perbenihan, kekurangharmonisan
peraturan, reorganisasi Kementrian Pertanian, desentralisasi pemerintahan (revisited),
swastanisasi, mobilisasi masyarakat.
Sumber benih tetua yang digunakan harus jelas kepemilikan, asal-usul, dan karakternya dan
Sumber benih tetua yang digunakan untuk diproduksi benih hibridnya hanya benih yang:
a.
Telah dinyatakan sebagai tetua kandidat hibrida
pemuliaan
berdasarkan hasil penelitiannya
b.
9001
3. Fasilitasi penguatan BPTP untuk menjadi produsen benih sumber (benih dasar/sebar)
Penyediaan sumber daya (VUB, SDM); Implementasi dan sertifikasi sistem
manajemen mutu ISO 9001; Produksi, promosi dan pemasaran FS, SS