Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BAWANG MERAH

DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP


PERTUMBUHAN AKAR SETEK VANILI
(Vanilla Planifolia Andrews)

PROPOSAL SKRIPSI

oleh
Moh Jeffri Agus Samsudin
NIM A43160892

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vanili (Vanilla planifolia Andrews) ialah salah satu tanaman rempah yang
berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Vanili juga memiliki beberapa
manfaat, diantaranya buah vanili digunakan dalam industri minuman, makanan,
farmasi, dan kosmetik karena terdapat kandungan vanillin (C8H8O3) yang bisa
mengeluarkan aroma khas dan salah satu bahan penguat rasa. Vanili saat ini sudah
berkembang dan dibudidayakan di daerah tropik salah satunya di Indonesia.
Vanili di Indonesia berbeda dengan vanili di negara-negara lain karena vanili
Indonesia memiliki kadar vanilin yang lebih tinggi sebesar 2,75% sehingga
dikenal dengan sebutan Java Vanilla Beans. Vanili telah menyebar luas di
wilayah Sumatera, Bali, Jawa, dan Sulawesi. Hal ini menjadikan vanili sebagai
salah satu tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan memiliki
potensi dalam penerimaan devisa negara (Hadipoentyanti dkk, 2009).
Vanili berkembang pesat karena adanya industri berbasis vanili, dan
berpengaruh terhadap kebutuhan vanili yang semakin tinggi. Menurut Laporan
Kinerja Kementerian Pertanian tahun 2018, perkembangan ekspor komoditas
vanili meningkat pada tahun 2015 sebesar 354.60 ton dan tahun 2016 sebesar
606.21 ton. Namun kuantitas vanili di Indonesia belum sejalan dengan kualitas
yang ada. Kebutuhan penggunaan vanili yang meningkat tidak diimbangi dengan
penyediaan vanili, dimana vanili yang tersedia hanya sekitar 10% dari total
kebutuhan pasar. Rendahnya kuantitas vanili disebabkan adanya beberapa kendala
antara lain pada saat proses pemecahan dormansi tanaman vanili memerlukan
waktu berbulan bulan untuk proses berkecambah, maka dari itu penyetekan solusi
untuk mempercepat pertumbuhan tanaman vanili . Untuk mengimbangi tingginya
permintaan terhadap vanili, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
menggunakan bibit vanili yang berkualitas baik dan dalam mendukung
pengembangannya diperlukan strategi yang tepat agar tingkat produktivitas
tanaman selalu dalam kondisi baik dan berkelanjutan, yaitu dengan pembentukan
akar pada stek vanili.
Pembentukan akar pada setek menjadi faktor penting karena pada tahap ini
sebagai penjamin kelangsungan hidup selanjutnya. Jika akar semakin cepat
terbentuk dalam jumlah banyak, maka bibit akan tumbuh lebih kuat, cepat, dan
tahan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Penggunaan setek akan
memperpendek masa pembibitan dan dalam proses pembibitannya diperlukan zat
pengatur tumbuh yang dapat merangsang pembentukan akar (Istyantini, 1996).
Penggunaan zat pengatur tumbuh alami lebih menguntungkan dibandingkan
dengan zat pengatur tumbuh sintetis, karena bahan zat pengatur tumbuh alami
harganya lebih murah dibanding zat pengatur tumbuh sintetis, selain itu juga
mudah diperoleh, pelaksanaanya lebih sederhana, proses pembuatannya juga
tidaklah terlalu rumit, hanya diperlukan beberapa bahan-bahan sederhana dengan
alat yang seadanya, dan pengaruhnya tidak jauh berbeda dengan zat pengatur
tumbuh sintetis. Salah satu sumber zat pengatur tumbuh alami yang dapat
digunakan dalam pembibitan dengan menggunakan setek yaitu ekstrak bawang
merah (Istyantini, 1996).
Ekstrak bawang merah mengandung allicin, vitamin B1 (thiamin) untuk
pertumbuhan tunas, riboflavin untuk pertumbuhan tanaman dan zat pengatur
tumbuh auksin untuk merangsang pertumbuhan akar dan giberelin untuk
pengontrol pertumbuhan pada seluruh bagian tanaman yang tertera pada tabel 1.1
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Rincian kandungan Nutrisi Bawang Merah Tiap 100 gram
No Bahan Berat
1 Kalori 39 kkal
2 Protein 1,5 gram
3 Lemak 0,3 gram
4 Karbohidrat 9,2 gram
5 Serat 0,7 gram
6 Vitamin A 50 iu
7 Vitamin B1 0,03 miligram
8 Riboflavin 0,04 milogram
No Bahan Berat
9 Niasin 0,02 miligram
10 Asam ascorbic 9,0 miligram
11 Vitamin C 2,0 miligram
12 Kalsium 36,0 miligram
13 Fosfor 40,0 miligram
14 Besi 0,8 milgram
15 Air 88,0 gram
Sumber: (AAK, 1998), (Irianto, 2009), (Wibowo, 2008), (Rukmana, 1994)

Zat senyawa yang terdapat pada bawang merah dapat memberikan kesuburan
bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada
tumbuhan. Hal ini sangat baik bagi tanaman karena dapat memicu pertumbuhan
akar yang nantinya akan memicu meningkatnya pertumbuhan batang tanaman.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh
Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah Dan Lama Perendaman Terhadap
Pertumbuhan Akar Stek Vanilli”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah pemberian ekstrak bawang merah pada konsentrasi berbeda
berpengaruh terhadap pertumbuhan akar setek vanili?
2. Berapa konsentrasi ekstrak bawang merah yang dapat menghasilkan
pertumbuhan akar setek vanili paling baik?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak bawang merah dan lama
perendaman terhadap pertumbuhan setek vanili (Vanilla Planifolia Andrews)
2. Mengetahui konsentrasi ekstrak bawang merah yang dapat menghasilkan pertumbuhan
akar setek vanili paling baik.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pengaruh konsentrasi ekstrak
bawang dan lama perendaman terhadap pertumbuhan akar setek vanili.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi khususnya masyarakat petani dalam penggunaan ZPT
ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan akar setek vanili.
BAB 2. TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Tanaman Vanili (Vanilla Planifolia Andrews)


Vanili merupakan tanaman famili Orchidaceae yang tumbuh secara merambat
dengan ketinggian mencapai 15 m dari permukaan tanah. Vanili bukanlah
tanaman asli Indonesia. Tanaman tahunan ini baru masuk ke Indonesia pada tahun
1819. Vanili tumbuh lebih subur dan lebih produktif di Indonesia yang beriklim
tropis, di bandingkan dengan Negara asalnya (Mexico). Secara umum vanili
bernilai ekonomis tinggi dan harganya relatif stabil jika dibandingkan dengan
tanaman perkebunan lainnya. Komoditi tanaman ini dapat disejajarkan dengan
komoditi tanaman rempah-rempah, seperti lada, pala, maupun cengkeh. Karena
selain hasilnya digunakan sebagai bahan campuran untuk masakan, juga
digunakan dalam industri rokok maupun sebagai bahan rempah-rempah tanaman.
Vanili diklasifikasikan ke dalam golongan :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Infrakingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Lilianae
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Vanilla Mill
Species : Vanilla planifolia Jacks. Ex Andrews
2.2 Morfologi Tanaman Vanili
Tanaman vanili termasuk monokotil dimana akar utama pada dasar batang
bercabang dan tersebar pada lapisan atas tanah. Batangnya berbuku-buku,
berkelok-kelok dan mudah patah, percabangan hampir tidak ada, apabila ada
hanya 1-2 cabang saja. Daunnya merupakan daun tunggal, dengan bentuk jorong
dan memanjang dengan panjang daun sekitar 2-25 cm dan lebar daun 2-8 cm.
Bunganya membentuk rangkaian, yang biasanya setiap rangkaian terdiri atas 6-15
bunga, dimana proses pembuahannya adalah merupakan proses yang terpenting
dalam budidaya vanili ini dikarenakan membutuhkan bantuan manusia agar
sempurna dan berhasil. Tanpa bantuan manusia dalam masa atau proses
pembuahan, maka akan sangat kecil kemungkinan akan terbentuknya buah vanili
(Elizabeth, 2002) dalam (Erona, 2016).
Buah vanili termasuk jenis buah polong yang dan berdaging.Bentuk buah
vanili adalah berupa kapsul dengan tangkai pendek, panjang buah sekitar 10-25
cm dengan diameter buah sekitar 5-15 mm. Buah ini beraroma bila dalam kondisi
sudah kering. Biji-biji berwarna hitam mengkilat dan sangat kecil (sekitar 3 mm
per bijinya) sangat banyak di dalam buahnya. Tanaman vanili biasanya tumbuh
secara memanjat di batang penopangnya (di pohon panjat). Di dalam buah vainili
terdapat biji biji kecil berwarna hitam kecoklatan yang berjumlah sangat banyak
serta kulitnya agak keras.

2.3 Syarat Tumbuh


Vanili dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik jika memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Iklim
Menurut Pusposendjojo (2004) dalam Erona (2016) menyatakan bahwa kondisi
iklim (lingkungan) yang cocok untuk tanaman vanili yaitu pada ketinggian
400-600 mdpl, dengan curah hujan 1500-2000 mm tahun-1, terdiri atas bulan
basah 7-9 bulan dan 3-5 bulan kering, serta hari hujan sekitar 100-180 hari
tahun-1. Kelembaban 60-75%, suhu udara 20֯ C -30֯ C dan radiasi matahari 30 -
50%.
b. Tanah
Menurut Hadisutrisno (2004) dalam Erona (2016) menyatakan bahwa tanaman
vanili dapat dibudidayakan di berbagai jenis tanah asalkan sifat fisik dan
kimianya baik. Tanah yang remah dengan solum yang relative dalam dan
banyak mengandung bahan organik sangat baik untuk pertumbuhan tanaman
vanili. Keasaman tanah (pH) yang sesuai berkisar 5.5-7.0 .

2.4 Perbanyakan Dengan Setek


Perbanyakan tanaman dengan cara stek merupakan salah satu cara perbanyakan
vegetatif yang sekarang ini sering dilakukan. Stek berarti pemisahan atau
pemotongan beberapa bagian tanaman (akar, batang, daun, dan tunas) dengan
tujuan agar bagian-bagian itu membentuk suatu tanaman yang utuh yang memiliki
akar, batang, daun, dan bunga. Perbanyakan dengan menggunakan cara stek
banyak dipilih orang karena memiliki banyak keuntungan seperti bahan yang
digunakan sedikit tetapi menghasilkan bibit dalam jumlah yang banyak dalam
waktu yang singkat. Bahan tanaman yang akan digunakan sebagai bibit diambil
dari pohon induk yang bebas dari hama penyakit. Persyaratan bahan stek panili
yang baik diambil dari batang muda, sehat, kuat, dan belum pernah berbunga atau
berbuah. Warna kehiau-hijauan menandakan mengandung karbohidrat dan
nitrogen yang cukup untuk memproduksi akar dan tunas.

2.5 Perlakuan
Ekstrak bawang merah mengandung zat pengatur tumbuh yang mempunyai
peranan mirip Asam Indol Asetat (IAA). Asam Indol Asetat (IAA) adalah auksin
yang paling aktif untuk berbagai tanaman dan berperan penting dalam pemacuan
pertumbuhan yang optimal (Husein dan Saraswati, 2010). Umbi Bawang merah
juga memiliki kandungan Allicin, vitamin B1 (Thiamin) untuk pertumbuhan
tunas, riboflavin untuk pertumbuhan tanaman, dan mengandung zpt auksin dan
rhizokalin yang dapat merangsang pertumbuhan akar. Thiamin dengan Allicin
akan membentuk ikatan allithiamin yang mudah diserap oleh sel tumbuhan dan
membentuk efek fisiologis dalam pertumbuhan tunas dan daun. Auksin memacu
protein tertentu yang dapat mengaktifkan enzim untuk menginisiasi pemanjangan
sel tumbuhan. Auksin diproduksi di jaringan meristem batang dan akan
disebarkan ke seluruh bagian tanaman mulai dari atas hingga titik tumbuh akar.
Bawang merah juga memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat
mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tanaman vanili.
2.6 Hipotesis

H0 = lama perendaman dan konsentrasi ekstrak bawang merah berpengaruh tidak


nyata terhadap setek vanili ( vanilla planifolia Andrews).

H1 = lama perendaman dan konsentrasi ekstrak bawang merah berpengaruh nyata


terhadap setek vanili ( vanilla planifolia Andrews).
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah dan
Lama Perendaman terhadap pertumbuhan Stek vanili (Vanilla Planifolia
Andrews)“ ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2019
yang akan dilaksanakan dilahan politeknik negeri jember dengan ketinggian
tempat ± 89 mdpl.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan, cangkul, ember,
gembor, alat tulis, blender, parang, gunting setek, cutter, hand sprayer, gelas ukur,
blender, kain saring, tongkat pengaduk, penggaris, dan alat dokumentasi.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sulur Vanili, fungisida,
bambu, waring, Aquades, bawang merah, polybag 14x20, pupuk kandang, top
soil, dengan perbandingan 1:1:1, plastik ultra violet, kawat, paku, paranet,
aquades, label, Furadan (Insektisida), Dhitane dan air.

3.3 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun
secara faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah lama perendaman yang
terdiri dari 4 perlakuan dan faktor kedua ialah konsentrasi ekstrak bawang merah
yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu:
a. Faktor Pertama
1) K0: 0% (0 ml ekstrak bawang merah + 100 ml aquades)
2) K1: 50% (20 ml ekstrak bawang merah + 100 ml aquades)
3) K2: 70% (40 ml ekstrak bawang merah + 100 ml aquades)
4) K3: 90% (60 ml ekstrak bawang merah + 100 ml aquades)
b. Faktor Kedua
1) P0 : 2 jam
2) P1 : 2,5 jam
3) P2 : 3 jam
4) P3 : 3,5 jam

Penelitian ini menggunakan 4 ulangan, Sehingga diperoleh 16 percobaan setiap


satuan percobaan terdiri dari 4 setek sehigga total keseluruhan 256 setek. Pada
percobaan ditentukan secara acak 5 tanaman sebagai sampel. Selanjutnya
dilakukan pembersihan tempat penelitian dari gulma. Kemudian membuat
naungan yang terbuat dari bambu. Tiang naungan juga dari bambu dan bagian
atas serta sampingnya ditutup dengan paranet. Setelah itu dilakukan pembuatan
sungkup. Sungkup dibuat menggunakan bambu dan plastik ultra violet
membentuk setengah lingkaran dengan panjang 3,8 m, lebar 2,4 m dan tinggi 80
cm. Media tanam yang digunakan untuk pertumbuhan setek vanili terdiri dari
campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan (1:1:1).
Media tanam dicampur hingga merata bersama dhitane dan furadan 100 gram.
Media yang sudah tercampur merata dimasukkan ke dalam polybag dan diberi
label sesuai perlakuan dan ulangan. Polybag disusun menurut denah penelitian.
Persiapan bahan tanam setek vanili yang digunakan berasal dari cabang ortotrop.
Bahan tanam berupa setek pendek satu ruas berdaun tunggal. Pengambilan setek
dengan menggunakan gunting setek yang tajam pada sore hari. Setek yang
diambil berasal dari sulur panjat (cabang orthotrop) Di ambil dari indukan yang
belum pernah berbuah.
Sulur tanaman vanili dipotong menjadi 1 ruas berdaun tunggal. Bagian atasnya
dipotong mendatar dan bagian bawahnya dipotong miring 45 derajat. Pemberian
perlakuan ekstrak bawang merah pada setek vanili dilakukan dengan cara
mengencerkan ekstrak bawang merah dengan aquades sesuai dengan perlakuan.
Kemudian setek direndam bagian bawahnya setinggi 3 cm di dalam larutan
ekstrak bawang merah pada masing masing perlakuan.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Penyiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan untuk stek vanili adalah tanah, top soil, pasir
dengan perbandigan 1:1:1, yang kemudian diisikan kedalam polybag dengan
ukuran 15x20 cm. Tanah yang digunakan adalah tanah top soil yang berfungsi
untuk menyediakan bahan alam bahan yang dibutuhkan oleh tanaman antara lain
air, hara, dan udara selain mineral yang terkandung dalam tanah juga berpengaruh
terhadap tersedianya unsur hara bagi tanaman. Tujuan dari pemberian pasir
berfungsi untuk meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pupuk
kandang berfungsi untuk penyediaan unsur hara N,P,K yang sangat berperan
penting untuk pertumbuhan tanaman. Umbi bawang merah dihaluskan dengan
menggunakan blender. Kemudian saring menggunakan kain penyaring untuk
memisahkan cairan dengan ampasnya. Cairan yang dihasilkan merupakan ekstrak
sediaan yang dianggap 100%. Konsentrasi perasan bawang merah yang digunakan
(50%, 70%, dan 90%) diperoleh dengan cara mengencerkan cairan hasil perasan
dengan akuades, sedangkan sebagai kontrol digunakan akuades.

3.4.2 Penyiapan Bahan Setek


Batang yang akan diambil untuk bahan stek vanili adalah sulur yang berasal
dari tanaman vanili yang sehat dan berkualitas baik, tidak terserang hama, tidak
terlalu tua dan tidak terlalu muda, batang berwarna hijau tua, batang yang benar
akan memperoleh hasil yang baik. Kemudian mempersiapkan polybag diisi
dengan media tanam berupa, tanah, pupuk kandang, dan pasir.

3.4.3 Perendaman setek


Perendaman stek dengan larutan ekstrak bawang merah dengan waktu
perendaman yaitu perendaman 2 jam, perendaman 2,5 jam, perendaman 3 jam,
dan perndaman 3,5 jam. Dengan cara merendam bagian pangkal stek sedalam 3
cm.
3.4.4 Penanaman
Setelah direndam dalam larutan ekstrak bawang merah sesuai dengan
konsentrasi perlakuan selanjutnya stek ditanam pada media tanam (tanah, pasir,
pupuk kandang) dengan kedalaman ± 5 cm. Polybag yang sudah berisi media
tanam disiram hingga jenuh. Kemudian siap ditanam dengan menggunakan 1 ruas.
Dan 1 helai daun bertujuan untuk membantu proses fotosintesis.

3.4.5 Pemeliharaan
a. Menyiang / Menyiram
Untuk memelihara pertumbuhan tanaman vanili maka rumput yang ada
disekitar tanaman harus selalu dibersihkan yaitu dengan melakukan penyiangan
seminggu sekali. Tanaman vanili tidak tahan terhadap kekeringan sehingga
diperlukan penyiraman untuk menghindari kekeringan. Penyiraman akan akan
mempercepat perkembangan bunga/buah, sehingga mutu buah akan lebih baik.
b. Pengendalian gulma
Pengendalian dilakukan pada gulma yang tumbuh di media maupun di sekitar
penanaman. Gulma pada media dicabut dengan cara manual menggunakan
tangan. Gulma yang terdapat pada sekitar area penelitian dibersihkan dengan
menggunakan cangkul. Apabila pada saat percobaan terjadi serangan hama
yang tidak dapat dikendalikan secara manual atau prinsip PHT maka
pengendalian dilakukan menggunakan insektisida kimia atau sintesis.

3.5 Parameter Pengamatan


a. Presentase Hidup
Persentase tumbuh diukur dengan cara menghtung jumlah stek yang hidup
dibagi jumlah stek yang ditanam dikali 100% pada masing masing percobaan.
Pengamatan dilakukan setiap empat minggu sekali yang dimulai sejak umur 28
mst sampai umur 90 hst dengan satuan persen.
b. Tinggi Tanaman
Tinggi tunas diukur dari pangkal keluarnya tunas sampai ujung tunas tertinggi.
Pengamatan dilakukan setiap empat minggu sekali, yang dimulai sejak umur
28 mst sampai umur 90 hst.
c. Jumlah Ruas
Jumlah ruas dihitung pada akhir penelitian dengan menghitung seluruh ruas
yang ada.
d. Panjang akar
Pengamatan panjang akar dilakukan akhir pengamatan.
e. Berat basah
Diamati pada akhir pengamatan yaitu 90 HST. Pengukuran menggunakan
timbangan analitik, Seelum ditimbang akar bersihkan dulu dari tanah yang
menempel.
f. Berat Kering
Dilakukan setelah akar dioven dengan suhu 70°C. selama 24 jam, Akar yang
sudah memiliki bobot kering yang konstan ditimbang menggunakan timbangan
analitik.
DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1998. Pedoman Bertanan Bawang. Yogyakarta: Kanisius.

Erona, Meisilva. 2016 . PERTUMBUHAN BIBIT VANILI ( Vanilla planifolia A.)


TERINOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN Trichoderma
harzianum PADA TANAH ULTISOL .Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.

Hadipoentyanti, E., Ruhnayat, A., Udarno, L. 2009. Teknologi Unggulan Panili.


Bogor: Puslitbangbun.

Husein, E., Saraswati, R. 2010. Rhizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman. Pupuk


organik dan pupuk hayati, 191-209.

Irianto, K. 2009. Sukses Agrobisnis. Jakarta: Sarana Ilmu Pustaka.

Istyantini, M.T.E. 1996. Pengaruh konsentrasi dan macam zat pengatur tumbuh
alami terhadap stek pucuk berbagai varietas krisan (Chrysanthenum sp).
Skripsi. Jurusan Agronomi. Fakultas Pertanian. Universitas Jember.

Kementan. 2018. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun Anggaran


2018. Jakarta: Kementan RI.

Rukmana, R. 1994. Bawang Merah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Wibowo, S. 2008. Budidaya Bawang. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai