Anda di halaman 1dari 25

PENGELOLAAN TIKUS

CARA FISIK - MEKANIS


Dr. Ir. Swastiko Priyambodo
Lab. Vertebrata Hama
Dept. Proteksi Tanaman
Fak. Pertanian - IPB
CARA FISIK
Cara fisik adalah usaha manusia mengubah faktor
lingkungan fisik agar dapat menyebabkan
kematian/gangguan fisiologis pada tikus

Tikus mempunyai batas toleransi (terendah dan tertinggi)


untuk faktor fisik seperti suhu, kelembaban, dan suara

Tujuannya untuk mengubah faktor lingkungan fisik


menjadi di atas atau di bawah batas toleransi tikus
CARA MEKANIS

Cara mekanis adalah usaha manusia untuk mematikan


atau memindahkan tikus secara langsung baik dengan
menggunakan tangan telanjang atau dengan bantuan
beberapa alat

Pengelolaan cara ini cukup sederhana sehingga dapat


dilakukan oleh semua orang akan tetapi membutuhkan
tenaga kerja yang relatif banyak dan kekompakan tim
pengendali tikus
Prinsip dasar dari pengelolaan secara
fisik – mekanis adalah:

(1) Membunuh secara langsung dengan bantuan alat-alat


seperti senapan angin, tombak, parang, perangkap, dsb.

(2) Mengusir tikus dengan bermacam-macam alat yang tidak


bersifat kimia, pengusiran bersifat sementara atau
permanen

(3) Melindungi tanaman atau benda-benda lain dari


serangan tikus (proofing)
1. Suara Ultrasonik
Suara ultrasonik yaitu suara di atas batas
pendengaran manusia, frekuensi > 20 kHz,
digunakan untuk mengusir atau mengganggu tikus
Suara-suara yang dapat menyebabkan tikus menjadi
stres dapat mengubah sistem hormonal tikus

Suara dengan frekuensi 20 kHz, intensitas 98 – 100


desibel selama 2 menit menyebabkan
diuresis dan hipertrofi jantung
Suara dengan frekuensi 20 kHz, intensitas 160 desibel
selama 1 menit dapat melukai bahkan mematikan

Masih dipertanyakan apakah suara yang dikeluarkan oleh


alat tersebut berpengaruh buruk bagi perilaku tikus
karena tikus sendiri mengeluarkan suara ultrasonik
sebagai alat komunikasi
Kondisi tertentu yang terjadi
di lapangan

Laju kopulasi dari tikus betina akan


meningkat setelah tikus jantan
mengeluarkan suara ultrasonik

Mencit betina akan membangun sarang yang lebih tebal


atau tertutup jika anak-anaknya mengeluarkan suara
ultrasonik sebagai tanda kedinginan

Anak-anak mencit dan tikus akan mengeluarkan suara


ultrasonik pada saat mereka tersesat agar mudah dicari
oleh induknya
Kenyataan saat ini tidak ada satu pun alat
penghasil suara ultrasonik yang benar-benar
efektif mengelola populasi tikus

Ada tiga alasan bahwa suara ultrasonik tidak dapat bekerja


dengan efektif, yaitu:

Tidak dapat menembus benda-benda padat

Hanya dapat diserap pada bagian permukaan benda


padat sehingga sarang tikus yang berada
jauh di dalamnya tidak terpengaruh

Tidak dapat mengalir di udara tanpa


sumber energi yang sangat kuat
2. Gelombang Elektromagnetik

Pengembangan dari alat-alat penghasil suara ultrasonik

Gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi


perilaku tikus sehingga dapat dimanfaatkan
untuk mengelola populasi tikus

Gelombang elektromagnetik dapat mengusir tikus


atau menyebabkan tikus berhenti untuk
makan dan bereproduksi
Alat-alat ini berbahaya bagi semua hama permukiman
(serangga, tikus, dan mencit), tetapi tidak berbahaya
bagi manusia dan hewan peliharaan karena tingginya
kadar Na yang dikandung oleh hewan-hewan liar
yang membuat hewan itu menjadi lebih rentan

Medan listrik dan medan magnit dapat mengganggu proses


fisiologi hewan misalkan tikus

Dengan beragamnya gangguan fisiologis pada hewan


liar maka bentuk gangguan tersebut pada hewan uji
di tempat yang lain dapat berbeda-beda sehingga
sulit untuk diketahui dengan pasti
3. Perangkap (trap)

Cara pengelolaan yang paling tua

Tidak banyak diteliti karena dianggap kurang ilmiah

Jenis-jenis perangkap tikus:


Perangkap hidup (live trap)
Perangkap mati (break-back trap atau snap trap)
Perangkap berperekat (sticky trap)
Perangkap jatuhan (pitfall trap dan gin trap)

Perangkap ini merupakan bentuk awal dari metode


pengendalian yang bisa digunakan sebagai studi populasi
rodensia
Perlu diperhatikan sifat trap shyness atau jera perangkap
yaitu kejadian tikus tidak mau masuk ke perangkap
yang dipasang oleh manusia

Hal ini berhubungan dengan sifat genetik tikus,


dimana pada awal pemerangkapan tikus mudah ditangkap,
tetapi selanjutnya susah

Tikus besar lebih mudah ditangkap daripada tikus kecil dan


mencit

Tikus betina lebih mudah ditangkap daripada tikus jantan


4. Sinar Ultraviolet

Beberapa serangga tertarik pada sinar ultraviolet, tetapi


di Australia justru terjadi keadaan sebaliknya terhadap
tikus dan mencit

Hal ini dapat dipahami karena tikus merupakan hewan


nokturnal yang tidak tahan atau menghindar
menghadapi cahaya

Dengan demikian, sinar ultraviolet berperan


sebagai bahan pengusir (repellent)
5. Penghalang atau barrier atau proofing

Dalam membuat barier diusahakan untuk


menggunakan bahan-bahan yang tidak dapat
ditembus oleh keratan gigi seri tikus seperti seng tebal,
aluminium tebal, beton, ram kawat tebal, dsb.

Selain itu, barier dapat dibuat dari pagar yang diberi


aliran listrik dengan tegangan rendah 10 Volt,
yang cukup untuk membuat tikus tersengat,
terkejut, lalu pergi, serta tidak berbahaya
bagi manusia dan hewan lainnya
6. Berburu
Berburu tikus dianggap kurang efisien karena
tindakan ini lebih merupakan kesenangan atau
hobi daripada mengurangi populasi tikus

Perburuan yang dilakukan sebelum lahan ditanam


adalah cara untuk menurunkan populasi tikus secara nyata,
karena saat itu tikus kekurangan pakan dan tetap tinggal di
dalam sarang, bertahan hidup dengan makan hewan kecil,
rumput, dan sisa tanaman

Perburuan tikus dibantu dengan anjing terlatih yang


mampu untuk mengetahui keberadaan tikus di dalam
sarang, selain juga sebagai predator yang dapat langsung
membunuh dan memangsa tikus

Perburuan tikus mempunyai teknik yang bervariasi,


tergantung pada kebiasaan setempat
Di Filipina, perburuan tikus dinamakan
blanket system yaitu dengan cara menggiring
atau mengumpulkan tikus ke bagian tengah lahan
secara bersama-sama. Tikus yang sudah terkumpul
dimatikan secara beramai-ramai dengan bantuan alat

Di Jawa Tengah, tindakan gropyokan tikus dinamakan


krompyangan pada prinsipnya sama dengan di Filipina,
tetapi pengumpulan tikus ke bagian tengah lahan dibantu
dengan tali yang diikatkan pada kaleng kosong yang dapat
menimbulkan suara gaduh (krompyang)
Kelebihan pengelolaan cara fisik – mekanis:

(1) Pelaksanaannya sederhana dan tidak memerlukan


peralatan mahal

(2) Tidak mengakibatkan pengaruh negatif bagi lingkungan

(3) Dapat menurunkan populasi tikus secara nyata sehingga


dapat menyelamatkan pertanaman

(4) Menimbulkan kepuasan bagi petani atau pihak-pihak


yang melakukannya

(5) Menimbulkan sifat gotong royong bagi masyarakat desa


dan kota
Kekurangan pengelolaan cara fisik – mekanis:

(1) Memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak,


sehingga pada saat upah tenaga kerja sudah mahal
akan membutuhkan biaya yang cukup besar

(2) Petani cepat merasa puas dengan melihat banyaknya


tikus yang mati, sehingga melalaikan tugas
pemantauan lahan, sedangkan populasi tikus yang
tersisa akan cepat kembali ke posisi semula

(3) Tindakan pembongkaran liang tikus di tempat


persembunyiannya dapat menyebabkan rusaknya
pematang sawah, tepi saluran irigasi, jalan kereta api,
dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai