Anda di halaman 1dari 26

Keseimbangan populasi

hama
Herbivora sebagai hama
Hama merupakan herbivora yang merugikan
Istilah hama adalah antropogenik (krn
kepentingan manusia)bukan ekologik
Tidak semua herbivora adalah hama
Hama hidup dalam ekosistem dan
merupakan bagian keseimbangan ekosistem
Kegiatan manusia dalam pengendalian
hama akan mempengaruhi ekosistem
Pengelompokan hama
Hama utama/hama kunci : satu atau
beberapa jenis hama dalam kurun
waktu yang lama (5 tahun) selalu
merusak pertanaman dalam luasan
yang besar dan intensitas yang
tinggi. Menyebabkan kerugian secara
ekonomi, jenisnya tidak tetap,
tergantung perubahan
agroekosistem
Hama minor/hama kadangkala= hama yang
kurang penting karena kerusakannya masih
dapat ditoleransi oleh tanaman maupun petani.
Populasi kadang melebihi ambang ekonomi,
karena pengendalian alami tidak berfungsi
dengan baik, iklim yang berubah, pengelolaan
yang salah. Bisa meletus yang dikenal letusan
hama ke dua.
Hama potensial= sebagian besar serangga
herbivora yang saling berkompetisi
mendapatkan makanan dan tempat hidup.
Dalam kondisi normal tidak menimbulkan
kerugian, tetapi tetap perlu diwaspadai terkait
fungsi trofiknya
Hama migran = hama yang masuk
dari wilayah lain, kerusakan bisa
berat tapi waktunya yang singkat
karena berpindah (Locusta
migratoria=belalang kembara)

Para ahli biasa juga


mengelompokkan hama
sekunder/hama sporadis(bisa disebut
hama minor), saat keseimbangan
terjaga tidak jadi masalah. Contoh
wereng coklat= Nilaparvata lugens.
Perkembangan populasi
hama
Tingkat I, periode peningkatan populasi
yang tumbuh secara sigmoid . Terdiri 3
tahap yaitu pembentukan
populasi,pertumbuhan cepat secara
eksponensial, pertumbuhan ke arah
keseimbangan.
Tingkat II merupakan periode pencapaian
aras atau letak keseimbangan populasi
merupakan garis asimto kurve sigmoid.
Populasi sudah mencapai stabilitas numerik
Tahap III merupakan tahap oscilasi
dan fluktuasi populasi. Oscilasi
populasi adalah penyimpangan
populasi sekitar aras keseimbangan
secara simetris. Fluktuasi adalah
penyimpangan yang tidak simetris
Jika mekanisme umpan balik tidak
berfungsi maka terjadi pertumbuhan
yang negatif (tahap IV)
Tahap V, pemusnahan populasi
Lima tingkatan populasi dapat digambarkan
pada tanaman sayur yaitu tingkat IA,IB,IC
terjadi pada masa tanam sampai pertumbuhan
vegetatif muda, tingkat II dan III terjadi pada
fese vegetatif tua dan generatif, tingkat IV dan
V terjadi saat awal panen sampai selesai

Pertumbuhan populasi dapat diduga dengan


rumus P2=P1+N-M+I-E (P2=populasi
akhir,P1=populasi permulaan,N=jumlah
kelahiran,M=jumlah
kematian,I=imigrasi,E=Emigrasi) I-E=D
(dispersal=penyebaran serangga)
Jika P2>P1 berarti pertumbuhan
positif dan sebaliknya
Secara garis besar untuk mengelola
agar P2=menjadi kecil maka perlu
pengelolaan hama melalui
pengurangan kelahiran dan
mempebesar kematian dan atau
meningkatkan populasi yang pergi
mengurangi populasi yang masuk
melalui berbagai tindakan
Tabel kehidupan
Tabel kehidupan digunakan untuk
mengetahui dinamika populasi
Memberikan gambaran utuh tentang faktor
penyebab kematian selama satu siklus
Berbagai penyebab kematian termonitor
Fase-fase hama yang terpengaruh juga
termonitor
Memudahkan dalam merencanakan
pengendalian agar sasaran tepat dan efektif
Tabel kehidupan terbagi dau yaitu khas umur
(horizontal) dan khas waktu (vertikal)
Tabel kehidupan khas umur (horizontal atau
dinamis) penyusunannya dilakukan dengan
mengikuti perkembangan suatu kelompok induk
(kohort) dari permulaan suatu generasi tertentu
sampai generasi berkutnya (telur generasi 1-
telur generasi 2, lebih banyak untuk organisme
yang berumur pendek misal serangga)
Tabel kehidupan khas waktu (vertikal atau statis)
berdasarkan waktu tertentu dan diamati
populasi yang hidup berdasarkan tingkatan kelas
umur (biasa untuk hewan besar), berdasarkan
sisa yang ditinggalkan sepertii tulang belulang.
Notasi :
X=interval umur
(telur,larva,pupa,imago)
Lx=jumlah individu yang hidup pada
permulaan interval umur x
Dx=jumlah individu yang mati
selama interval umur x
dxF=faktor mortalitas yang
menyebabkan dx
100qx=persentase mortalitas umur x
Tabel kehidupan Choristoneura fumiferana di Canada
x lx dx dxf 100qx
Telur 200 30 Pestisida, lain-lain 15
Larva permulaan 170 136 Pencemaran 80
Larva akhir 34 13 Parasitoid
6.8 Penyakit
10.2 Lain-lain 90
Pupa 3,4 0.3 Parasitoid
0.5 Lain-lain 25
Imago 2,5 0.5 Macam-macam 20

Morris&Miller 1954 cit. Untung, 2006


Mekanisme keseimbangan alami
Mekanisme umpan balik negatif membawa sistem menuju kondisi
ideal
Mekanisme umpan balik positif menjauhkan sistem dari kondisi ideal
Naik turunnya populasi organisme dalam ekosistem ditentukan oleh
dua kekuatan yaitu kemampuan hayati/kemampuan biotik dan
hambatan lingkungan.
Potensi biotik kemampuan organisme berkembang biak dalam
kondisi yang optimal
Secara teoritis populasi mahluk hidup akan berkembang tanpa batas
jika kondisi optimal
Pembatasnya hambatan lingkungan=berbagai faktor biotik
(ekstrinsik= makanan, predasi,kompetisi ;intrinsik= persaingan inter
dan intra spesifik)dan abiotik ( suhu, kelambaban dll) yang
mengurangi fertilitas dan kelangsungan hidup individu/pembatas
individu untuk berkembang sesuai potensi biotiknya
Faktor tergantung kepadatan dan
faktor bebas kepadatan
Faktor tergantung kepadatan adalah faktor
pengendali alami yang mempunyai sifat penekanan
terhadap populasi organisme yang makin meningkat
saat populasi tinggi dan tekanan akan longgar saat
populasi rendah
FTK dibagi menjadi timbal balik ( musuh alami) dan
tidak timbal balik (makanan dan ruang)
Timbal balik maksudnya terjadi dua arah, jika
populasi spesies A meningkat maka mortalitas oleh
predator B meningkat sebaliknya jika populasi
spesies A menurun mortalitas karena predator B
menurun.
FTK yang tidak timbal balik, bila populasi A
tinggi persaingan akan ruang dan
makanan jadi tinggi sehingga mortalitas A
jadi tinggi dan sebaliknya. Tetapi tidak
berarti bahwa jika populasi A meningkat
maka jumlah makanan akan meningkat
atau jika populasi A menurun jumlah
makanan akan menurun, sehingga
hambatan ini tidak timbal balik
Pengendali populasi secara alami yang
paling banyak berperan adalah FTK yang
timbal balik terutama berbagai jenis
musuh alami
Faktor bebas kepadatan (FBK) faktor mortalitas yang
daya penekanannya tidak tergantung kepadatan
populasi. Faktor abiotik seperti suhu, kelembaban,
angin merupakan faktor FBK penting
Contoh suhu di atas 35 C akan mematikan wereng
kapas sampai 50% hal ini terjadi baik saat populasi
tinggi atau rendah secara grafis akan seperti garis lurus
Dalam kondisi suhu yang tidak normal populasi akan
menjauhi garis keseimbangan dan FBK akan berperan
meningkatkan populasi lagi ke aras keseimbangan
bakan populasi maningkat pesat jika suhu sangat
menguntungkan, pada kondisi ini FTK akan bekerja
menurunkan populasi sperti musuh alami
Di ekosistem populasi akan mencapai
keseimbangan dalam jangka waktu yang
panjang, letak garis keseimbangan akan
berubah terkait aktivitas pengendalian
seperti penggunaan insektisida,
ketersediaan makanan dalam jumlah yang
luas dan terus menerus, atau varietas
yang ditanam merupakan varietas peka.
Aras keseimbangan populasi dapat
diturunkan dengan pengelolaan musuh
alami, akan mendorong pengendalian
secara alami dan ini merupakan salah satu
sasaran PHT

Anda mungkin juga menyukai