HAMA
YO S UA C H R I S T I A N T
134140
M UHAM M AD AG UNG S
134170
N OVA D H E A S A L S A B I L L A P
134170103
DA N I E L S T E P H E N M
134170104
A. PERKEMBANGAN POPULASI HAMA
3
• Tingkat I: periode peningkatan populasi yang tumbuh secara
sigmoid. Periode ini terdiri dari 3 tahap: (A) tahap pembentukan
populasi, (B) tahap pertumbuhan cepat secara eksponensional,
(C) tahap menuju ke keseimbangan.
Contoh: Tingkat IA. IB, IC: pada masa tanam sampai masa
pertumbuhan tanaman vegetatif muda. 4
• Tingkat II: pencapaian aras atau letak keseimbangan yang merupakan garis asimtot dari
kurve sigmoid. Pada tahap ini populasi telah mencapai stabilitas numerik.
• Tingkat III: tahap oskilasi dan fluktuasi populasi. Oskilasi populasi adalah
penyimpangan populasi sekitar aras keseimbangan secara simetris (A), sedangkan
fluktuasi populasi merupakan penyimpangan populasi yang tidak simetris.
Contoh: Tingkat II (menuju ke garis keseimbangan) dan tingkat III (fluktuasi dan
oskilasi populasi): terjadi pada periode tumbuh tanaman vegetatif tua dan generatif.
5
• Tingkat IV: periode penurunan populasi atau periode pertumbuhan
negatif.
• Tingkat V: periode kepunahan populasi.
Contoh: Tingkat IV (penurunan) dan tingkat V (kepunahan): terjadi
sewaktu tanaman dipanen.
6
Rumus untuk menghitung pertumbuhan populasi:
P2=P1 +N -M +/-D
P2 : populasi akhir
P1 : populasi permulaan
N : natalitas atau laju kelahiran
M : mortalitas atau laju kematian
D : penyebaran atau "dispersal" yang meliputi penyebaran
keluar atau emigrasi (-) dan penyebaran masuk atau imigrasi (+)
7
• P2 lebih besar dari P1 maka
pertumbuhan positif (laju kelahiran
dan laju imigrasi lebih besar daripada
laju kematian dan laju emigrasi)
8
B. TABEL KEHIDUPAN
9
APA SAJA
MANFAATNYA????
– mengetahui berbagai faktor mortalitas (abiotik dan biotik) yang
mempengaruhi perkembangan populasi hama.
– mampu menentukan faktor-faktor mortalitas yang berpengaruh dan
fase perkembangan hidup hama
– dapat menentukan kapan dan bagaimana cara pengendalian hama yang
paling efektif.
10
Ada dua jenis tabel kehidupan dapat disusun untuk
satu spesies serangga yaitu:
1. Tabel kehidupan khas umur atau tabel kehdiupan
horisontal
Tabel kehidupan khas umur penyusunannya dilakukan
dengan mengikuti perkembangan satu kelompok induk
(pasangan betina dan jantan) yang disebut kohort dari
permulaan generasi trntentu sampai satu generasi
berikutnya. Misal mulai telur generasi 1 sampai telur
generasi 2, dicatat jumlah permulaan telur atau instar
lain, faktor-faktor yang berpengaruh pada setiap
instar, jumlah individu yang mati pada setiap instar.
Angka-angka tersebut kemudian dimasukkan dalam
tabel dengan notasi kolom yang sudah diakukan untuk
suatu tabel kehidupan.
11
Beberapa notasi yang sering digunakan dalam suatu tabel
kehidupan adalah:
• x : Interval umur (telur, larva, pupa, imago)
• lx : Jumlah individu yg hidup pada permulaan interval
umur x
• dx : Jumlah individu yg mati selama interval umur x
• dxF : Faktor mortalitas yg menyebabkan dx
• 100qx: Persen (%) mortalitas pada interval umur x
12
Tabel berikut memperlihatkan tabel kehidupan hama Choristoneura
fumiferana yang menyerang pohon pinus di Canada
x lx dx dxF 100qx
Telur 200,0 30,0 Pestisida
Lain-lain 15
Larva permulaan 170,0 136,0 Pencemaran 80
Larva akhir 34,0 13,0 Parasitoid
6,8 Penyakit
10,2 Lain-lain 90
Pupa 3,4 0,3 Parasitoid
0,5 Lain-lain 25
Imago 2,5 0,5 Macam-macam 20
13
C. MEKANISME KESEIMBANGAN ALAMI
14
1. MEKANISME UMPAN BALIK NEGATIF
18
Gambar 3. Mekanisme umpan balik negatif pada pengendalian populasi organisme
Populasi lebih
Reproduksi & survival
individu meningkat
19
• Dari gambar tersebut terlihat bahwa potensi biotik selalu
berusaha membawa populasi menjauhi keududukan
keseimbangannya tetapi terhalang oleh bekerjanya faktor
hambatan lingkungan yang daya tahannya semakin kuat
apanila populasi semakin meningkat. Berlaku juga sebaliknya.
20
TERIMAK ASIH...
21