A. RESISTOR
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif
dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari
suatu resistor disebut Ohm
Kode warna Resistor pada umumnya untuk menentukan berapa besarnya nilai
resistor tersebut. Kode warna resistor tersebut secara umum cara menentukan nilainya
dibedakan menjadi dua :
First Digit
1
0
%
Contoh 2 : Tentukan nilai dari resistor pada kode warna berikut
Kuning, Ungu, Orange, abu-abu
Penyelesaian :
Kuning, Ungu, Orange, abu-abu
Kuning ,Ungu, Orange, Abu − abu
↓ ↓ ↓ ↓
3
4 7 10 ±10%
Jadi nilai resistor tersebuat adalah R = 47 x1000 ±10% = 47000 ±10%
± 10 %
1000
7
4
Band 5 (reliability)
Band 4 (tolerance)
Band 3 (multiplier)
Band 2
Band 1
±1%
3. Kode warna Resistor 6 digit ( 6 gelang )
Penyelesaian :
Coklat, Hitam, Hitam, Coklat, Coklat, Merah
Coklat,Hitam,Hitam,Coklat,Coklat,
Merah ↓ ↓ ↓
↓ ↓ ↓
101 ±1 50pp
1 0 0
m Jadi, nilai dari resistor tersebut adalah 1000±1% 50ppm
R = 1000+10=1010 Ω 500ppm atau R = 1000-10=990 Ω 500ppm
Contoh 2 : Sebuah resistor memiliki gelang/pita warna secara berurut yaitu Coklat,
Hitam, Hijau, Hijau, Perak, Merah, sebutkan nilai resistansi/hambatan pada resistor ?
Jawaban :
Gelang ke-1 : Coklat = 1
Gelang ke-2 : Hitam = 0
Gelang ke-3 : Hijau = 5
Gelang ke-4 : Hijau = 5 maka 10
5
Gelang ke-5 : Perak = Toleransi 10%
Gelang ke-6 : Merah = Koefisien suhu 100 ppm/oC
Sehingga 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan batas toleransi
kurang lebih 10% dan koefisien suhu sebesar 100 ppm/o.
Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang harus
diingat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukankan kapasitas daya
dan toleransinya. Hal ini berkaitan dengan harga jual resistor dipasaran dan luas area
yang dibutuhkan dalam meletakan resistor pada rangkaian elektronika.
Contoh :
Keterangan :
Ohm = Ω
Kilo Ohm = KΩ
Mega Ohm = MΩ
1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
B. AVO meter (Multitester) ANALOG
AVO meter analog yaitu sebuah AVO meter yang hasil pengukurannya
ditunjukan dengan jarum skala. Pada AVO meter jenis ini memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, selain itu juga membutuhkan pemahaman tentang
pembacaan skala pada jarum hasil pengukurannya.
1. Berikut bagian-bagian dari AVO meter analog:
3. Pilih batas ukur yang sama atau lebih besar dari tegangan yang
akan diukur, misalkan tegangan yang akan diukur 12 v maka batas ukur
yang harus dipilih adalah 50 (Jika tidak tahu tegangan maksimal pada
rangkaian, pilih batas ukur yang paling besar dahulu)
4. Menghubungkan probe dengan rangkaian yang akan diukur.
Pasangkan alat ukur paralel terhadap komponen yang akan di ukur.
5. Baca alat ukur
Batas ukur
Tegangan terukur= . Angka yang ditunjuk jarum
Skala maksimum
Contoh :
Batas ukur yang dipilih = 250 Volt
Skala maksimum yang dipilih = 250
JP (Jarum Penunjukan) = 220
Jadi, besar tegangan terukur adalah
Batas ukur
Kuat arus terukur= . Angka yang ditunjuk jarum
Skalamaksimum
AVO meter digital yaitu sebuah AVO meter yang hasil pengukurannya
ditunjukan dengan angka-angka dari tampilan digital. Jenis AVO meter ini mudah
dalam pembacaan hasil pengukuran karena hasil pengukurannya ditunjukan
langsung dengan angka-angka dan hasil pengukurannya lebih teliti dibandingkan
model analog. Penggunaan AVO meter jenis ini tidak jauh berbeda dengan
model analog perbedaannya terletak pada pembacaan hasil pengukurannya.
Gambar 8. AVO Meter Jenis Digital