Anda di halaman 1dari 9

HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

KADERISASI DALAM PERENCANAAN STRUKTUR ORGANISASI R/N HKBP


PAKKAT RESORT PAKKAT

I. PENDAHULUAN
Masalah peran R/N HKBP selalu menjadi berita hangat dikalangan R/N HKBP
yang juga sangat sering terkait dengan parhalado. Beberapa contoh yang sering muncul
adalah dimana R/N HKBP sudah memiliki keinginan untuk maju & bertumbuh tetapi
sepertinya parhalado kurang mendukung atau memperhatikan, di tempat lain malah parhalado
sangat ingin R/N HKBP bisa maju dan berperan tetapi R/N HKBPnya tidak mau maju,
karena sering terjadi konflik internal, kurang kemampuan kepemimpinan dll. Sebetulnya
bagaimanakah R/N HKBP harus berperan? Para pendeta sering menyebutkan bahwa R/N
HKBP adalah bunga ni huria, bunga seperti apakah? Istilah ini kadang hanya menjadi slogan
yang tidak memiliki makna, naposobulung dan remaja yang mendengarkanpun tidak
mengerti artinya. Bunga adalah benda yang terindah hal ini di dunia , hal ini diungkapkan
dalam Nats matius 6:28-29 & bunga dapat memperindah ruangan di sekitarnya. Selain itu
bunga itu juga harum dan dapat memperharum sekitarnya. Demikian seharusnya R/NHKBP
harus dapat berperan sebagai bunga yang indah dan dapat memperindah sekitarnya, yang
membuat rumah/keluarga menjadi indah yang membuat gereja itu kelihatannya indah, yang
membuat nama gereja menjadi harum, dimana semakin banyak orang yang lain ingin dan
senang datang ke gereja serta ingin memeliharanya. hal ini juga seiring dengan apa yang
dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Mat 5: 13-16 bahwa kita adalah garam & terang dunia.

Nah, bagaimana kita bisa berperan sebagai bunga, garam dan terang? Yang pasti
kita harus banyak belajar dan memperlengkapi diri kita. R/N HKBP adalah tempat terbaik
untuk kita belajar firman Tuhan, membangun karakter seorang Kristen. R/N HKBP juga
adalah universitas terbaik tempat kita belajar berbagai keahlian seperti komunikasi, human
relation, kepemimpinan, negosiasi, team building, keterampilan perencanaan, memimpin
rapat, dll. Selain itu R/N HKBP juga tempat belajar berbagai kreativitas seperti paduan suara,
musik & olah raga. R/N HKBP juga merupakan tempat kita mengenal diri sebagai orang
batak dimana kita membangun rasa syukur dan kebanggan akan karunia Tuhan kepada kita
sebagai orang Batak & tak lupa R/N HKBP adalah tempat kita menikmati keceriaan masa
remaja & masa muda, membangun kekompakan, kesehatian & persahabatan & masih banyak
lagi yang bisa dipelajari. Lha kalau demikian harusnya lulusan R/N HKBP hebat-hebat dong
ya. Betul…tetapi tidak semua karena kebanyakan orang datang ke R/N HKBP tidak mau
belajar hanya senang-senangnya aja. Nah…kapan berperannya kalau belajar terus. Itulah
uniknya ….karena didalam berperanlah kita belajar, kita mempraktekkan apa yang kita
ketahui dan belajar dari pengalaman bukan hanya teori dan ini sangat berguna bagi kita dalam
menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan kesulitan ini.

Ennmo J.M. Sinamo Page 1


HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

II. PEMBAHASAN

II.1. Awal terbentuknya organisasi Gereja

Setelah Yesus Kristus pergi meninggalkan para muridNya maka para


muridNya itu yang lebih dikenal sebagai “Rasul” mulai pergi memberitakan Kabar Baik
ke penjuru dunia. Pada akhirnya mereka sadar akan perlunya pertemuan-pertemuan
untuk membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan, termasuk memilih
seorang rasul di tengah-tengah mereka. Dalam suatu siding di Yerusalem mereka
membahas persoalan teologis yang sangat penting, yakni apakah orang Yahudi yang
telah menjadi Kristen harus melalui proses sunat di dalam pertobatan mereka di mana
Rasul Paulus berbeda pendapat soal ini dengan Rasul Petrus? Selain membahas pokok
teologis tersebut, mereka juga memilih dan mengutus Silas dan Yudas untuk berangkat
ke Antiokia (Kis.15). Peristiwa pertemuan-pertemuan para rasul itu menegaskan
pentingnya mereka saling berhubungan, yang pada akhirnya mengorganisasikan diri agar
pemetaan wilayah penginjilan terbagi rata sesama mereka dengan dasar teologisnya
bahwa “Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera” (1 Kor.14:33).
Dengan pertambahan orang-orang Kristen yang begitu pesat walau menghadapi
tantangan sangat berat maka mulaikan timbul kesadaran pentingnya penambahan pelayan
untuk membantu pelayanan mereka. Pada awalnya pelayan yang dibentuk terdiri dari
nabi, rasul, pemberita injil, gembala, dan pengajar (Ef.4:11), kemudian berkembang
menjadi penilik jemaat, dan diaken (1 Tim.3). Di sini mulai terbangun struktur,
pembedaan lingkup pelayanan, dan jenjang hirarki dalam pengambilan keputusan pada
pelayanan yang pada akhirnya menjelma menjadi suatu bangunan organisasi gereja. Hal
ini sesuai dengan pengertian gereja itu sendiri tidak hanya sebatas tubuh Kristus
melainkan sebagai persekutuan orang-orang kudus. Pandangan ini juga selaras dengan
salah satu cirri khas orang Batak Kristen adalah “marpungupungu”.

Di dalam teori Sosiologi terdapat 2 istilah penting yang saling terkait


mengenai pengorganisasian, yakni pertama pengorganisasian rakyat atau masyarakat
(community organization), dan kedua pemberdayaan rakyat/masyarakat (community
empowerment). Keduanya merupakan bagian dari Perubahan Sosial (Social change)
yang bercorak revolusi/radikal, evolusi/perubahan secara gradual berkelanjutan, dan
reformasi. Pengorganisasian masyarakat cenderung bertujuan untuk menggapai arah
revolusi dan evolusi, bukan reformasi sebagaiman arah tujuan pemberdayaan
masyarakat. Sebab pengorganisasian masyarakat umumnya adalah mengubah sistem, dan
melawan para penguasa (pemegang otoritas), sedangkan pemberdayaan masyarakat
cenderung hanya mempertahankan kemampuan masyarakat tersebut dengan memakai
potensi yang tersedia, bukan untuk mengganti sistem dan penguasa. Jadi topik kita saat
ini sangat berat, karena harus memiliki konsep dan teori yang jelas tentang masyarakat,
sistem sosial budaya, dan bahkan politik secara radikal tapi yang kita lakukan saat ini
sebatas kajian ilmiah, dan perdebatan saja. Jika kalian mau melangkah lebih lanjut untuk
dapat menerapkan pengorganisasian masyarakat, tentu berpulang kembali ke hati nurani
anda.

Ennmo J.M. Sinamo Page 2


HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

Bercermin dari kisah dalam Alkitab, sebenarnya pengorganisasian masyarakat


memiliki 2 proses penting, yakni pertama proses pembangunan kekuatan masyarakat
secara stabil permanen sehingga semua pihak termasuk penguasa dapat dikontrol bahkan
perlu dipaksa untuk bertanggung jawab penuh terhadap situasi sosial yang dialami
rakyatnya, dan kedua proses transformasi individu dan kelompok-kelompok masyarakat
untuk saling menghormati dan partisipasi di dalam ruang kehidupan publik (artinya
masyarakat perlu diberi akses informasi kebijakan publik dan pengambilan keputusan
misalnya dengan “memasyarakatkan” asas legal standing “referendum”). Dengan
pemahaman proses pengorganisasian masyarakat demikian dapat ditarik pemahaman
bagi kita bahwa pengorganisasian masyarakat adalah proses membangun kekuatan
permanen untuk mengganti kekuatan yang ada dengan melibatkan semua elemen/unsur
masyarakat sebanyak mungkin sehingga ancaman dan tantangan yang menjadi
permasalahan mereka dapat diatasi secara bersama-sama sesuai kebutuhan masyarakat
itu sendiri.

Dengan batasan itu tentu sebelum kita melakukan pengorganisasian


masyarakat sangat perlu dan penting untuk memegang filosofi prinsip pengorganisasian
masyarakat agar tidak menjadi bumerang, anarkis, dan barbar. Filosofi prinsip di dalam
pengorganisasian masyarakat mencakup beberapa hal, yakni: pertama pemahaman
budaya inklusif (tidak boleh pilih bulu atau pun tebang pilih, yang terkesan
diskriminasi), kedua budaya partisipatif yang mengandalkan norma umum yang sangat
dikenal di dunia sosiologi,”Jangan pernah melakukan apa yang mereka bisa lakukan
sendiri”, ketiga memiliki visi dan misi yang jelas untuk membawa masyarakat sampai ke
tujuan dengan berpedoman kerja secara holistic serta mencermati setiap ancaman yang
datang, keempat berpikiran kritis yang mampu mengritisi semua sistem aturan kebijakan
publik institusi yang dianggap sangat merugikan masyarakat (dalam posisi demikian
sudah tentu akan dicap sebagai oposan atau pembangkang alias pemberontak),
dan kelima memiliki basis nilai dan budaya lokal sehingga tidak menjadi masalah di
dalam dan sistem budaya nilai masyarakat menjadi perhatian serta dihargai.
Menurut Profesor Denis M. Murphy terdapat 10 langkah atau tahap untuk
mengorganisasi masyarakat, yakni

1. Integrasi,

2. Pemeriksaan Sosial (Social Investigation),

3. Program yang bersifat pencobaan/pengujian (Tentative Programme),

4. Uji kelayakan,

5. Pertemuan-pertemuan untuk berdiskusi,

6. Bermain peran agar tidak mudah terpancing atau terjebak,

7. Aksi nyata, dengan turun ke jalan alias demonstrasi,

8. Evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan, pengaruh, dan kelemahan,

Ennmo J.M. Sinamo Page 3


HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

9. Refleksi, mencurahkan perhatian dengan rangkaian realitas, harapan, dan konsep ke


masa depan,

10.Membentuk Organisasi untuk pergerakan selanjutnya.

II.2. Sejarah singkat berdirinya Naposobulung HKBP

Sejak dari sinode 1948 persoalan kepemudaan adalah persoalan yang sangat
hangat dibicarakan. Dalam Sinode Agung 1948, Gr.R.Simanjuntak menyampaikan
sebuah ceramah yang menganjurkan agar perkumpulan NKB dapt diaktifkan kembalidan
menjadi satu seksi pemuda. 

Maka Sinode Agung menyampaikan tugas untuk memikirkan pelaksanaan 
dari usul tersebut kepada Gr.R.Simanjuntak, Gr.D.W.LumbanTobing dan Wedana
Silindung, supaya perkumpulan Naposobulung yang telah ada dijemaat-jemaat bersatu
dalam Tubuh HKBP, maka pucuk pimpinan menyarankan agar pengurus NKB lama
seperti Gr.D.W.Lumbantobing melalui gereja dapat langsungmembina para pemuda
secara kontiniu. Untuk merealisasikan rencana ini, maka pucuk pimpinan HKBP
menganjurkan agar diadakan konferensi pemuda yng pertama. Untuk mengikutinya
utusan pemuda/i diundang dari seluruh HKBP, yang berlangsung pada Tanggal 23-26
Juni 1952 di kompleks Seminari Sipoholon Tarutung, dihadiri 50 orang dari 30 Resort
HKBP. Untuk menyelesaikan persiapan terhadap konperensi itu majelis Pusat HKBP
memberikan kepercayaan kepada Ds.T.S.Sihombing yang sejak Tahun 1951 telah
menjadi Direktur Seminari Sipoholon. Pada Mulanya konferensi tersebut dimaksudkan
untuk menghimpun muda-mudi dalam suatu kesatuan, serta mengumpulkan pikiran-
pikiran dari antara mereka dalam rangka mencari usaha kelanjutan dari perkumpulan
muda-mudi di tengah-tengah HKBP. Pada mulanya konperensi tersebut dimaksudkan
untuk menghimpun muda-mudi dalam satu kesatuan, serta mengumpulkan pikiran-
pikiran dari antara mereka dalam rangka mencari usaha kelanjutan dari perkumpulan
muda-mudi HKBP.

Pada waktu itu diputuskanlah berdirinya seksi naposobulung HKBP. Dan


pada konperensi itu maka disusunlah anggaran dasar NHKBP, demikian pula pengurus-
pengurusnya. Dengan terbentuknya seksi NHKBP sebagai salah satu seksi dalam tubuh
HKBP maka diharapkan bahwa HKBP akan lebih bebas menggumuli imannya dengan
persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam arus jaman yang senantiasa membawa
perobahan. Dan melalui seksi itu gereja dapat lebih berhasil mencampurinya. Setelah
Sinode Agung tahun 1952 mensahkan berdirinya NHKBP sebagai satu seksi dalam
HKBP, maka itu diumumkan ke seluruh gereja HKBP di segala penjuru, agar masing-
masing gerejasetempat mendirikan perkumpulan NHKBP di dalamnya. Dengan seruan
ini maka bangkitlah semangat muda-mudi yang selama ini boleh dikatakan sudah tertidur
sama sekali. Kemudian timbullah perkumpulan-perkumpulan NHKBP yang semakin
digiatkan pula dengan aktifitas yang banyak dan dapat merangsang mereka untuk

Ennmo J.M. Sinamo Page 4


HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

menghayati imannya, dan membantu mereka bertumbuh menjadi orang Kristen yang
dewasa.

II.3. Peran R/N HKBP dalam tugas panggilan Gereja

II.3.1. Pemuda dan Persekutuan


Menjadi Teladan Bagi Generasi di Bawahnya Salah satu dari tri tugas
panggilan gereja adalah Koinonia (bersekutu), di gereja HKBP dikenal seksi sekolah
minggu, remaja, pemuda, wanita, bapak dan lanjut usia. Di dalam persekutuan inilah
terkumpul potensi-potensi yang dimiliki anggota jemaat. Persekutuan sangat
menentukan dapat tidaknya pelayanan berjalan dengan baik. Hanya dengan
terciptanya persekutuan yang baik maka akan tercipta kerjasama yang baik
menyatukan potensi-potensi yang dimiliki untuk mewujudkan tugas panggilan
gereja. Oleh sebab itu, dalam hal pemuda memperan serta dalam pelayanan maka
harus diciptakan dahulu persekutuan yang baik di tengah-tengah pemuda gereja
sehingga persekutuan tersebut menarik bagi orang lain untuk terlibat di dalamnya.
Tidak ada ruang untuk mengembangkan kelompok-kelompok yang dianggap penting
sedang yang lain hanya penggembira saja, sebab hal yang demikian dapat
menimbulkan perpecahan dan pelayanan tidak dapat berjalan dengan baik. Selain
itu, pemuda dalam persekutuannya harus terbuka terhadap kategorial yang lainnnya
khususnya kepada kategorial sekolah minggu dan remaja. Pemuda harus menjadi
teladan bagi adek-adeknya sekolah minggu dan remaja, bahkan pemuda hendaknya
terlibat dalam pelayanan dan pembinaan rohani bagi mereka (menjadi partner kerja
majelis), misalnya menjadi guru sekolah minggu atau terlibat dalam pelaksanaan
kebaktian-kebaktian atau penelahaan alkitab. Dengan keterlibatan pemuda dalam
pelayanan di kategorial sekolah minggu dan remaja (secara khusus kategorial
remaja) diharapkan regenerasi persekutuan pemuda dapat berjalan dengan baik.
Anak remaja tidak gamang memasuki wilayah pemuda karena dia sedikit banyak
sudah mengenalnya. Sebab sering terjadi di tengah-tengah gereja ada masa-masa di
mana anggota persekutuan pemuda secara kuantitas sedikit, sedang gereja sudah
menamatkan 2 sampai 3 kali pelajar katekhisasi sidi. Kenapa? Karena remaja tadi
tidak diperkenalkan lebih dahulu persekutuan pemuda, dia masuk ke persekutuan
remaja risih sedang masuk ke persekutuan pemuda ragu-ragu. Untuk mengatasi hal
tersebut pemuda harus proaktif memperkenalkan persekutuan pemuda, sehingga
remaja-remaja pada waktunya dengan keinginan dan kerinduannya mau melibatkan
diri ke dalam persekutuan pemuda; maka terciptalah persekutuan pemuda yang
berkesinambungan di tengah-tengah gereja.

II.3.2. Pemuda dan kesaksian

Boan Sadanari (bawa satu orang lagi) Saat ini yang sering dikeluhkan dan
dipergumulkan di tengah-tengah gereja HKBP adalah semakin banyaknya generasi muda
yang meninggalkan HKBP dan bergereja serta aktif di gereja lain, khususnya aliran

Ennmo J.M. Sinamo Page 5


HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

kharismatik (sering disebut eksodus atau jajan rohani karena kewargaanya tetap terdaftar
di HKBP atau ikut orangtua). Alasan yang sering kita dengar sehingga banyak warga
HKBP khususnya pemuda jajan rohani atau eksodus adalah ibadah di HKBP monoton
dan pelayanannya tidak menyentuh jemaat. Dibeberapa gereja HKBP, khususnya di
Jakarta dan kota-kota besar lainnya, sudah dilakukan ibadah alternatif atau ibadah
khusus, dimana dalam ibadah dipakai alat musik yang lebih bersemangat dan dalam
ibadah melibatkan jemaat (partisipasi jemaat) sehingga ibadah lebih hidup dan menarik.
Dengan ibadah ini diharapkan pemuda gereja kembali lagi beribadah di HKBP. Apakah
benar demikian? Mungkin benar tetapi tidak sepenuhnya demikian. Tahun 2008 ini telah
di tetapkan HKBP menjadi tahun Marturia (kesaksian) dengan motto: BOAN
SADANARI. Di tahun marturia ini, pemuda HKBP hendaknya mengambil peran serta
untuk menggalakkan tahun marturia dengan mamboan sadanari (membawa satu orang)
pemuda HKBP yang sudah meninggalkan HKBP atau tidak aktif lagi di HKBP kembali
ke HKBP. Dalam membawa satu orang lagi tentu pemuda ditengah-tengah
persekutuannya harus menciptakan kegiatan-kegiatan yang lebih menarik. Membentuk
wadah-wadah yang dapat mengakomodir talenta-talenta pemuda yang selama ini
terpendam untuk disalurkan dalam pelayanan di tengah-tengah gereja, misalnya bermain
musik, olahraga, menulis cerita/puisi dan lain-lain. Mereka (pemuda) juga dapat
dilibatkan di dalam seksi-seksi yang ada di Dewan Marturia di seksi sending dan musik.
Artinya pemuda lebih menunjukkan partisipasinya dan keterlibatannya dalam pelayanan
sehingga, dia tidak hanya terlibat dalam seksinya saja. Dalam hal ini, diharapkan majelis
harus mau membuka ruang bagi partisipasi dan keterlibatan pemuda dalam pelayanan
dan membuka pintu untuk pembaharuan yang diinginkan pemuda tanpa harus
meninggalkan warna atau ciri khas HKBP dan memperhatikan aturan dan konfessi
HKBP.

II.3.3. Pemuda dan Pelayanan

Turut serta dalam kegiatan sosial Dalam hal kegiatan sosial, sangat banyak
yang dapat dilakukan pemuda. Kegiatan-kegiatan yang langsung menyentuh kebutuhan
jemaat, khususnya jemaat yang kurang mampu. Pemuda dapat membuka pelatihan-
pelatihan di gereja, membuka kursus-kursus sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki
dan berguna untuk mencerdaskan jemaat; sebab tidak semua jemaat dapat membiayai
anaknya mengikuti kursus-kursus yang memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Pada musim ujian akhir (ujian akhir nasional) pemuda dapat juga memberikan
bimbingan kepada anak-anak anggota jemaat yang akan mengikuti ujian nasional
tersebut. Pemuda harus berperan aktif menciptakan dan membuat gereja menjadi pusat
pembelajaran dan pembinaan, sebab pemuda memiliki potensi untuk melakukan hal
tersebut. Pemuda juga harus memiliki keprihatinan terhadap tingginya tingkat
pengangguran saat ini. Pengangguran yang mengakibatkan semakin banyaknya orang
yang miskin, putus asa, dan meningkat pula perbuatan-perbuatan kriminalitas di tengah-
tengah masyarakat. Dalam mencermati keadaan ini, pemuda dapat juga berperan
membuka jaringan-jaringan kepada perusahaan, instansi atau lembaga tertentu dalam hal
informasi mengenai lowongan pekerjaan bagi warga jemaat. Tentu masih banyak lagi

Ennmo J.M. Sinamo Page 6


HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

pelayanan-pelayanan yang berhubungan dengan sosial yang dapat dilakukan pemuda


gereja, misalnya mengunjungi orang sakit anggota jemaat (membentuk tim doa), turut
serta dalam kegiatan penghiburan, bahkan membuka pemuda dapat melakukan
pengobatan dan pembinaan-pembinaan tentang kesehatan masyarakat, paling sedikit
memfasilitasinya.

STRATEGI KEPENGURUSAN R/N HKBP DI MASA YANG AKAN


DATANG

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

DIAKONIA KOINONIA MARTURIA

1. Sie. Ibadah 1. Sie. Musik


1. Sie. Kesehatan
2. Sie. Hiburan 2. Sie. Pendidikan
2. Sie. Sosial
3. Sie. Koor 3. Sie. Audit
3. Sie. Hubungan
Masyarakat Keuangan dan
4. Sie. Unit usaha Pelayanan
5. Sie. Prakarya 4. Sie. Zending
6. Sie. Olahraga 5. Sie. IPTEK
7. Sie. Lingkungan 6. Sie. Peralatan
Hidup 7. Sie. Transportasi
8. Sie. Pengembangan 8. Sie. Keamanan
dan Penelitian 9. Sie. Pastoral

Ennmo J.M. Sinamo Page 7


HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

III. KESIMPULAN

Menempatkan posisi generasi muda sebagai subjek dibanding sebagai objek dan
pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif,
produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab. Berbeda halnya ketika
Gereja selama ini memperlakukan generasi muda sebagai objek yang hanya sebagai
pelaksana program yang sebelumnya telah dibuat oleh para pemimpin gereja tanpa ada
partisipasi generasi muda dalam perumusan tersebut. Ini memperlihatkan bahwa membangun
suasana yang menyenangkan bukan perkara yang mudah, perlu adanya kerja sama dalam
individu yang terlibat dalam gereja untuk saling melengkapi dan berperan di dalamnya.
Selama ini Gereja kurang menghargai potensi generasi muda karena potensi yang dimiliki
setiap individu berbeda-beda tetapi dengan dukungan berarti gereja turut memberdayakan
sumber daya manusia.

Permasalahan Generasi muda juga perlu dilihat dalam teori Peter Menconi
tentang Gereja Intergenerasional (multigenerational church) atau bisa dikatakan Gereja
dengan banyak generasi. Istilah ini digunakan bukan untuk menggambarkan adanya
pengalaman bersama antargenerasi yang bersifat intensional, melainkan hanya untuk
menegaskan bahwa di gereja tersebut semua generasi dari berbagai kelompok usia dihargai
dan masing-masing mereka akan dilayani secara khusus sesuai dengan kebutuhan mereka.

Persoalan partisipasi generasi muda ini juga dilihat melalui kacamata dari
pendidikan kristiani dimana dengan adanya pendekatan spiritualitas, maka generasi muda
diharapkan akan memiliki kehidupan yang autentik, mendalam dan mendatangkan dampak
dalam kehidupan serta generasi muda bergabung kembali ke dalam persekutuan untuk
bersama-sama bertumbuh dalam iman. Pendekatan spiritualitas merupakan kombinasi antara
pendekatan komunitas iman dan pendekatan pertumbuhan spiritual dimana pertumbuhan
iman seseorang akan bertumbuh dalam komunitas. Pendekatan komunitas iman dapat
memfasilitasi individu untuk mengembangkan diri dalam sebuah komunitas melalui proses
aksi dan refleksi yang memiliki aspek kognitif, afektif dan aktif secara seimbang.

Generasi milenial saat ini lebih menyukai komunitas maya dibandingkan


komunitas (yang berhadapan langsung). Generasi milenial lebih suka sharing atau berelasi
melalui dunia maya dengan menjamurnya media sosial seperti whatsapp, facebook,
instagram, twitter, tiktok bahkan ada aplikasi untuk mencari jodoh seperti tinder maupun
tantan. Padahal dengan bertemu secara langsung memiliki nilai yang berbeda dibandingkan
lewat dunia maya. Karena kita dapat saling memberi masukan kepada mereka secara
langsung serta ada relasi secara langsung yang dibangun. Kita juga dapat melihat wajah
teman kita dan banyak dalam komunitas maya yang menggunakan foto palsu untuk
mendapatkan jodoh atau mencari teman. Dengan adanya komunitas secara langsung kita
dapat memahami pengalaman kehidupan dan menempatkan generasi muda melalui kerja
sama supaya dapat dilihat secara utuh di dalam komunitas.

Bagi Generasi muda, era digital adalah era yang dinikmati untuk mencari support
sosial melalui gadget-gadget yang mereka miliki. Generasi muda tidak bisa dilepas dari

Ennmo J.M. Sinamo Page 8


HKBP Pakkat Resort Pakkat 2021

semua gadget dan berpengaruh besar dalam kehidupan yang mereka jalani termasuk dalam
kehidupan bergereja yang mereka pilih untuk beribadah dan turut terlibat dalam pelayanan
Gereja. Pengaruh ini berimbas kepada kehadiran mereka dalam beribadah sehingga mereka
lebih memilih tidak pergi ke gereja dan memilih untuk main gadget mereka di rumah.
Pengaruh media sosial bagi generasi muda itu sendiri meningkatkan kecemasan, depresi
karena kesepian tidak memiliki teman atau komunitas, dan isolasi sosial. Generasi muda juga
masuk pada fenomena Connected to disconnected yang menggambarkan fenomena ketika
seseorang sangat mudah terhubung dengan bantuan teknologi, namun tidak benar-benar
merasakan komunikasi yang nyata. Dengan kata lain mendekatkan yang jauh, menjauhkan
yang dekat. Maka generasi muda di era digital ini sedang mengalami kehausan spiritualitas
dan sebenarnya mereka sedang membutuhkan spiritulitas. Maka dari itu Pendidikan Kristiani
berperan penting untuk menolong masalah yang dihadapi oleh Gereja bagi generasi muda
melalui sebuah prinsip-prinsip dasar dari pendidikan pengembangan spiritualitas generasi
muda yang berpusat pada Yesus atau dengan kata lain pusat pendidikan adalah Yesus.
Pendidikan Kristiani melalui pendekatan spiritualitas dimana dalam buku Jack Seymour yang
berjudul Teaching the way of Jesus dimana ada tiga pendekatan yang dibahas dalam buku ini
yaitu: Komunitas doa, Pengajaran: Pendekatan Instruksional bagi Pendidikan Kristiani serta
Pelayanan: Pendekatan Misional bagi Pendidikan Kristiani. Selain itu, model Berbagi Praksis
Kristen akan menolong Gereja untuk melakukan perubahan dalam kegiatan Pendalaman
Alkitab bagi generasi muda.

IV. SARAN

Oleh karena itu, penulis memberikan saran bahwa Peran Generasi muda juga
dalam hal kepemimpinan dilihat dari kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Yesus
dan Kepemimpinan Intergenerasional. Peran generasi muda diharapkan dapat membawa
perubahan dengan melihat gambaran Yesus sebagai seorang pemimpin yang dapat mengubah
dunia dan melakukan perubahan secara sosial maupun spiritual. Kepemimpinan
Intergenerasional juga menjadi sebuah pola kepemimpinan yang baru yang dapat dilakukan
oleh generasi muda ketika menjadi seorang pemimpin. Dimana generasi muda akan
pemimpin yang dapat menggerakkan seluruh anggota jemaat, Pemimpin yang mau berbagi
tugas dengan anggotanya, pemimpin yang mau mendengar dan pemimpin yang mau
menghargai (apresiasi) semua generasi.

“ ada jutaan dewasa muda yang tidak lagi terlibat aktif di gereja saat mereka
mengakhiri masa remaja mereka. Bahkan sebagian dari mereka tidak pernah
kembali ke gereja, sementara sebagian lagi hidup tidak jelas walaupun masih
ada komunitas iman mereka dan berusaha mendefinisikan spiritualitas mereka
sendiri. Sementara sebagian lagi tetap setia dalam Gereja melewati masa
transisi dari remaja menjadi orang dewasa dan seterusnya.”

- Barna Grup

Ennmo J.M. Sinamo Page 9

Anda mungkin juga menyukai