Anda di halaman 1dari 15

HUPĒRETĒS 1.

2 (2020): 79–93 e-ISSN: 2716-0688; p-ISSN: 2716-4314

Allah Yang Esa Menurut Ajaran Kristen

Sperry Velmer Terok


Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan
Korespondensi: sperryvterok@sttkalimantan.ac.id

Abstrak

Alkitab menyatakan bahwa Allah sukar bahkan mustahil untuk dipahami (Ayb 11:7; Yes. 40:18),
namun Dia dapat dikenal. Tuhan Yesus pernah menegaskan kebenaran penting tesebut kepada
murid-murid-Nya: “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu menganal Bapa-Ku. Sekarang ini
kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia (Yoh. 14:7).” Mengapa Allah yang Esa itu sukar
dipahami? Karena masalah dosa, pikiran pengetahuan dan bahasa manusia, namun bukan berarti
manusia tidak dapat mengenal Allah. Pemahaman tentang Allah yang Esa dalam ajaran Kristen
merupakan hal yang menantang. Supaya dapat menguraikan dan memahami Allah yang Esa dalam
ajaran Kristen penulis menggunakan metode Deskriptif. Maksudnya untuk dapat mendeskripsikan
suatu sistem pemikiran selanjutnya menginterpretasikan secara tepat. Adapun hasil kajian tulisan ini,
bahwa eksistensi Allah yang esa dalam ajaran Kristen sangat jelas dilaporkan Alkitab; selanjutnya
bahwa Allah yang Esa yang telah memperkenalkan diri sebagai Allah Tritunggal sangat jelas
berdasarkan PL maupun PB. Allah Tritunggal yakni: Bapa, Anak (Yesus Kristus) serta Roh Kudus,
ketiga-Nya sehakekat sekaligus setara. Akhirnya, bahwa setiap orang pasti dapat memahami dan
mengenal-Nya, sejauh yang dikatakan Alkitab. Kunci memahami dan mengenal Allah yang Esa yakni
terlebih dahulu meyakini Alkitab adalah Firman Allah. Kiranya pemahaman yang dimiliki setiap
orang percaya dapat memberi makna secara pribadi, bagi orang lain, dan akhirnya di atas kedua
kepentingan tersebut kemuliaan dan hormat bagi Allah sendiri.

Kata kunci: Allah, esa, pemahaman, eksistensi, Tritunggal.

Abstract

The Bible states that God is difficult and even impossible to understand (Job. 11:7; Isa. 40:18), but He can be
recognized. Jesus The Lord once confirmed this important truth to His disciples: “If you have known me, you will
know my Father too. And from now on you do know Him and have seen Him. (Joh. 14:7).” Why God seems
difficult to understand? It is because of the sin’s problem; the limitation of the human mind and understanding,
but it does not mean that humans cannot recognize God. An understanding of the One God in Christianity is
challenging. In order to describe and understand the One God in Christianity, the author uses descriptive
methods. The intention is to be able to describe a system of thought in order to further interpret it precisely. As a
result of the study of this paper, that the existence of One God in Christianity is clearly reported in the Bible;
furthermore, the One God who has introduced Himself as a Trinity God is very clear both in Old Testament as
well as in New Testament. The Trinity God: God the Father, God the Son, Holy Spirit, all three is one and
equal. Finally, everyone can understand and recognize Him as far as the Bible says. The key to understand and
recognize the One God is to believe the Bible is the Word of God in the first place. Then presume the
understanding that every believer has can give meaning personally to others, and at last above these two interests,
glory and honor to God, Himself.

Keywords: God, one, understanding, exist, Trinity.


HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

PENDAHULUAN Metode Penelitian Deskriptif bertujuan untuk


menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu
individu, keadaan, gejala atau hal-hal yang khusus
Fakta yang tidak dapat diragukan bahwa dalam masyarakat. Penelitian jenis ini bisa sudah
siapapun kita, tua atau muda, laki-laki atau ada hipotesis, namun dapat pula belum ada
perempuan, miskin atau kaya, terpelajar atau hiptesis, tergantung dari ada tidaknya pengetahuan
tidak, tinggal di kota atau di desa, maka sebagai tentang masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif
manusia yang normal pastilah merindukan dapat pula menggunakan data kuantitatif yang
dapat dipakai untuk menguji hipotesis-hipotesis.
pengetahuan tentang Allah Yang Esa. Jenis-jenis metode dalam penelitian deskriptif
Dalam pertemuan formal ataupun non terdiri dari studi kasus, survei, penelitian
formal misalnya, seminar-seminar, diskusi-diskusi pengembangan, dan penenlitian lanjutan.1
atau dialog-dialog, bahkan dalam percakapan
secara pribadi tidak jarang pokok yang Selanjutnya, Zaluchu menegaskan pilihan
dibaicarakan adalah tentang Allah Yang Esa. terhadap metode deskriptif pada umumnya
Pada sisi yang lain, apabila mencermati dan dipakai jika peneliti ingin membeberkan
mengamati peristiwa-peristiwa sosial di tengah informasi mengenai permasalahan yang sedang
masyarakat di sana-sini terjadi peperangan, diteliti. Sejumlah alat dapat dipakai untuk
pembunuhan, pemerkosaan, ketidakadilan dan menjelaskan seperti tabel, grafik, gambar dan
lain sebagainya; jika memperhatikan peristiwa- bagan. Tujuan utamanya adalah mempertegas
peristiwa itu timbul pertanyaan, apakah Allah situasi atau kondisi tertentu.2 Jadi metode
Yang Esa benar-benar ada serta memiliki otoritas deskriptif digunakan supaya dapat
dalam segala dan apakah segala peristiwa yang mendeskripsikan suatu sistem pemikiran dan
terjadi dalam kehendak dan kontrol dari Allah penulis selanjutnya menginterpretasikan secara
Yang Esa? cermat dan tepat.
Orang Kristen tidak pernah beranggapan
bahwa dalam segala kejadian atau peristiwa Dia PEMBAHASAN
menutup mata, sebaliknya dalam segala sesuatu
yang terjadi semua ada dalam kedaulatan Allah Eksistensi Allah Yang Esa
Yang Esa. Selanjutnya, apabila seorang
berangapan bahwa saat-saat tertentu Allah yang Eksistensi tentang Allah yang Esa merupakan
Esa berhenti dalam kedaulatan-Nya, maka orang fakta yang diajarkan dalam keyakinan kaum
tersebut adalah orang yang belum memilik Yahudi, Kristen serta Muslim. Bagaimana
pemahaman tentang pribadi dari Allah Yang pemahaman tentang Allah yang Esa dalam
Esa. Bagaimanakah pemahaman Allah Yang Esa ajaran Kristen? Pokok inilah yang akan diuraikan
menurut ajaran Kristen? Apakah dasar atau dalam tulisan ini. Dengan maksud supaya
landasan untuk dapat memahami Allah Yang melalui uraian ini pemahaman yang benar
Esa? Dapatkah orang mengenal Allah Yang Esa? tentang Allah yang Esa dalam keyakinan Kristen
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan semakin mantap; bahkan seiring dengan
artikel ini yakni, supaya dapat menjawab pemahaman yang ada, sekaligus dapat
pertanyaan atau permasalahan. mempertanggungjawabkan atau memberi jawab
kepada orang lain yang memerlukan.
METODE

Adapun metode yang dipergunakan dalam 1


Usman Rianse, Metodologi Penelitian Sosial dan
tulisan ini adalah metode deskriptif. Ekonomi: Teori dan Aplikasi (Bandung: Alfabeta CV), 26-27.
Sehubungan dengan definisi metode deskriptif, 2
Sonny Eli Zaluchu, “Strategi Penelitian Kualitatif
Usman Rianse melalui karyanya yang berjudul Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama,” Evangelikal:
Metode Penelitian mengatakan: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat 4, no. 1
(January 31, 2020): 28,
https://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJTI/article/v
iew/167.
80
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

Berbicara pokok tentang Allah Setidak- karya dogmatika atau teologi sistematika di
tidaknya hal ini merupakan perkara yang jelas, kalangan Kristen, pada umumnya yang
bahwa Dia pribadi yang kekal sekaligus mampu dibicarakan mula-mula dimulai dengan pokok
melakukan segala hal! Ia Mahakuasa! Semua tentang Allah. Bahkan umumnya prosedur ini
yang terjadi adalah dalam kedaulatan dan seizin selalu dianggap sebagai prosedur yang paling
Dia. Jika demikian apa masalahnya? Masalahnya logis serta menunjuk kearah yang benar.
yakni bahwa banyak orang yang tidak menyukai Hubungan dengan hal ini, sudah tentu ada
Dia.3 alasan yang kuat, mengapa karena apabila
Para teolog Kristen secara khusus yang berbicara tentang masalah dogmatika atau
membidangi ilmu perbandingan agama dan juga teologi idealnya dimulai dengan ajaran/doktrin
para pekabar Injil senada dan mengakui bahwa tentang Allah.
ide tentang Allah bersifat universal di dalam Adapun salah satu alasan yang sangat prinsip
setiap suku bangsa. Ide tentang Allah ini sebagaimana yang disampaikan oleh Louis
bahkan ditemukan pada ajaran suku-suku dan Berkhof:
bangsa-bangsa yang sangat jauh dari peradaban.
Menaanggapi kenyataan bahwa keberadaan Teologi adalah pengetahuan tentang Allah, yang
Allah adalah bersifat universal adalah sejalan darinya, olehnya, melaluinya, dan baginya segala
sesuatu berada. Hubungan dogmatika haruslah
dengan apa yang didefinisikan oleh Spinoza yang dimulai dengan doktrin tentang Allah, bahkan kita
dikutip oleh Henry C. Thiessen, dalam bukunya boleh berharap bahwa dogmatika secara
Teologia sistematika, sebagai berikut: keseluruhan adalah telaah tentang Allah.5

Spinoza mendefinisikan Allah sebagai substansi Paul Enns menandaskan istilah teologi, berasal
yang mutlak dan universal, penyebab sejati dari
segala sesuatu yang ada, dan bukan saja sekedar dari kata Yunani theos – Allah dan Logos –
penyebab segala keberadaan, tetapi Allah sendiri kata/percakapan, oleh karena itu, teologi adalah
merupakan penyebab segala keberadaan sehingga suatu percakapan tentang Allah. Teologi pada
setiap benda yang ada merupakan modifikasi Allah umumnya dimengerti sebagai istilah yang
saja.4 memiliki arti yang luas yaitu meliputi
keseluruhan aspek kepercayaan Kristiani (studi
Memperhatikan uraian di atas, bukan berarti tentang Kristus, Roh Kudus, Malaikat, dll).6
bahwa sama sekali tidak ada orang yang Selanjutnya berkenaan dengan apa yang
menyangkali keberadaan Allah, juga tidak berarti dipelajari melalui ilmu teologi tersebut terdapat
bahwa tidak ada sejumlah besar orang yang satu landasan yang tidak boleh diabaikan bahwa
tinggal di kota-kota atau negara-negara Kristen teologi yang dipelajari semakin jelas dan mantap,
yang menyangkal keberadaan Allah sebagaimana dan yang terpenting adalah benar berdasarkan
yang Ia wahyukan melalui atau dalam Alkitab. Alkitab. Selanjutnya bagi kalangan Kristen
Allah yang keberadaan dan kesadaran diri-Nya mengakui bahwa ada ahli agama yang mengira,
sepenuhnya bergantung pada diri-Nya sendiri, bahwa mereka dapat membuktikan adanya
yang sempurn dan kekal, yang mengerjakan Allah. Memang sejak zaman dahulu orang yang
segala sesuatu menurut rencana yang terlebih beragama merasa dan menyadari bahwa dalam
dahulu telah Ia tetapkan. dirinya ada pengertian, pengetahuan atau
Apabila berbicara tentang pemahaman Allah pemahaman tentang Allah, tetapi dipihak yang
Yang Esa menurut ajaran Kristen, secara khusus lain ada juga ajaran yang mengancam
menguraikan keberadaan diri Allah maka bagi kepercayaan kepada Allah yang benar itu.
kaum Kristen selalu melandaskan pada Alkitab.
Selanjutnya apabila menyingung tentang karya-
3 5
Ds. P.B. Suurmond, Allah Itu Berkuasa Tetapi Louis Berkhof, Teologia Sistematika Doktrin Allah
Bagaimana? (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1996), 31-32. (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1994), 7.
4 6
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Paul Enns, The Moody Handbook of Theology: Buku
Gandum Mas, 1993), 36. Pegangan Teologi (Malang: Literatur SAAT, 2003), 223.
81
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

Bagi kaum Kristen memercayai bahwa, Allah Pembicaraan tentang pengetahuan akan Allah
tidak terbatas oleh karena itu, suatu definisi tidaklah masuk akal, kecuali jika dapat
yang lengkap tentang Allah merupakan suatu mengendalikan bahwa Allah itu ada. Namun
kemustahilan. Walaupun demikian, tentulah harus dipahami dan disadari bahwa pra
definisi tentang Allah itu dapat dibuat sejauh anggapan teologi Kristen adalah sesuatu yang
pengenalan seseorang kepada Dia. Berikut ini sangat pasti.
akan dipaparkan beberapa definisi tentang Allah Pandangan ini bukanlah semata-mata
dan diakhiri dengan suatu argument Alkitabiah berpendapat bahwa ada sesuatu, suatu ide atau
tentang keberadaan Allah. Buswell gagasan, suatu kuasa atau suatu kecenderungan
mendefinisikan Allah sebagai berikut: “Allah terarah yang dapat disebut sebagai Allah, tetapi
adalah roh, tidak terbatas, kekal, tidak berubah sesungguhnya ada suatu pribadi yang
dalam diri-Nya, kebijaksanaan-Nya dan keberadaannya adalah bersumber pada diri-Nya
7
kebenaran-Nya.” Selanjutnya definisi lain sendiri. Dia adalah pribadi yang tidak
disampaikan oleh Koeksema, sebagai berikut: dipengaruhi. Suatu keberadaan berpribadi yang
merupakan asal mula dari segala sesuatu yang
Allah adalah pribadi yang Esa, tak terbagi, mutlak, jauh melampaui segala ciptaan, akan tetapi pada
rohani semata-mata, memiliki kesempurnaan yang saat yang sama juga hadir dalam segala bagian
tak terbatas, sepenuhnya imanen dalam seluruh
dunia, namun pada hakekatnya transenden
ciptaan-Nya.
terhadap segala yang ada.8 Ajaran Kristen juga menerima kebenaran
tentang Allah itu dengan iman. Iman ini
Sebagaimana pada bagian terdahulu telah bukanlah iman yang buta, melainkan iman yang
disingung bahwa untuk membuat suatu rumusan berdasarkan bukti atau argumen, dan argumen
atau definisi tentang Allah, itu bukan sesuatu itu ditemukan dalam Alkitab sebagai Firman
yang mudah, tetapi setelah mencermati beberapa Allah. Tetapi dalam anggapan ini Alkitab tidak
definisi di atas, maka dapat disimpulkan secara berusaha membuktikan bahwa Allah ada. Hal
singkat bahwa, Allah adalah pribadi yang tidak mana disebabkan, karena sepanjang Alkitab
terbatas, kekal, tidak berubah dalam diri-Nya adanya Allah sudah dianggap pasti. Sebagaimana
dan bahkan sempurna; dan dalam Dia segala Alkitab, Perjanjian Lama dalam Kejadian 1:1,
sesuatu bersumber, terpelihara dan akan berbunyi: “Pada mulanya Allah ….” Selanjutnya
berakhir. bagian lain yang berbicara tentang keberadaan
Sesudah rumusan tentang Allah dipahami, Allah terdapat dalam Yohanes 1:1-2.
sejauh manakah argumen Alkitab berbicara Dari teks tersebut dapat dipahami bahwa
tentang eksistensi atau keberadaan Allah itu tidak ada penulis Alkitab yang coba
sendiri? Seorang Kristen yang sejati sudah pasti membuktikan bahwa Allah ada. Dan memang di
percaya bahwa Firman Allah itu sungguh seluruh dunia percaya bahwa Allah ada.
diilhamkan oleh Allah, yang walaupun dalam Kepercayaan itu memang diletakkan Allah dalam
rentang waktu yang panjang dan melibatkan hati manusia. Pemazmur yakni Daud, pernah
sangat banyak pribadi atau person sebagai mengatakan bahwa, “Orang bebal berkata dalam
penulis, namun sekali lagi bahwa proses hatinya: “Tidak ada Allah” (Mzm. 14:1). Tetapi
penulisan adalah dalam rancangan Allah sendiri bagi kalangan Kristen diajarkan, kalau pun kita
(dalam kontrol Roh Kudus). ingin mendapatkan bukti bahwa Allah itu ada
Bagi kalangan Kristen, eksistensi Allah maka kita harus melihat secara nyata kepada
merupakan pra anggapan penting dalam teologi. pribadi Yesus Kristus
Kenyataan Allah ada dibuktikan dalam sifat
7
James Oliver Buswell, A Systematic Teology of The kesucian Yesus Kristus. Alkitab juga
Christian Religion (Grand Rapids: Zondervan Publishing membuktikan bahwa Allah benar-benar ada,
House, 1978), 30. sebab tanpa pertolonga Allah manusia tidak
8
Herman Hoeksema, Reformed Dogmatics (Grand mungkin dapat menulis Alkitab (2 Tim. 3:16; 2
Rapids: Reformed Free Publishing Association, 1996), 60.
Pet. 1:21). Di samping itu, pekerjaan Yesus
82
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

Kristus lebih menegaskan bahwa benar Allah itu diungkapkan demikian: “Dengarlah, hai orang
ada. Lebih lanjut lagi jemaat Kristus juga Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa!
membuktikan bahwa Allah itu ada.9 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
Mencermati dan memahami uraian di atas, hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
maka secara jelas dan mantap bahkan dengan segenap kekuatanmu (Ul. 6:4-5).”
tegas dapat dipahami bahwa, ternyata Penting sekali dipahami bahwa ucapan ini
kepercayaan atau iman Kristen menerima disampaikan oleh nabi Musa kepada bangsa
eksistensi Allah yang Esa bukanlah dengan iman Israel pada saat Musa akan meninggal. Tetapi
yang buta tetapi dilandaskan pada Alkitab ucapan itu bukanlah hasil rumusan pemikiran
sebagai Firman Allah. Musa secara teori belaka, melainkan ini
merupakan bagian dari Firman Allah yang
Konsep Biblikal Tentang Allah Yang Esa disampaikan kepada bangsa pilihan Allah itu
melalui nabi Musa, setelah Musa berpengalaman
Apakah artinya Allah Yang Esa itu? Bagi memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.
kalangan umat Kristen pengajaran bahwa Allah Lebih lanjut lagi bahwa Tuhan atau Yahweh itu
Yang Esa atau Allah itu Esa merupakan suatu hal disebut Esa. Ungkapan yang diterjemahkan
yang tidak asing lagi. Hal mana disebabkan dengan “Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa,”
karena ajaran ini memang didasarkan dari dalam bahasa aslinya adalah Yahweh elohenu
Alkitab atau Firman Allah. Hubungan dengan Yahweh ekhad.”12 Menanggapi ayat tersebut,
hal ini, menurut R. A. Finlayson dan J. M. Hadiwijono mengatakan bahwa Yahweh elohenu
Houston berpendapat bahwa, “Allah dalam Yahweh ekhad dapat diterjemahkan seperti yang
pengertian Kristen, Alkitab adalah satu-satunya ada dalam terjemahan baru, sebagai berikut,
sumber ajaran tentang Allah, dalam Alkitab kita “Tuhan adalah Allah kita, Tuhan saja,” artinya
menemukan penyataan Allah tentang diri-Nya bahwa tiada Allah lain, yang menjadi Allah kita,
sendiri.”10 kecuali Tuhan. Bagaimanapun kata ekhad
Adapun alasan dari bagian ini adalah untuk diterjemahkan (dengan “Esa” atau “saja”) di
memberikan penjelasan yang Alkitabiah, bahwa dalam hubungan pernyataan ini teranglah
sesungguhnya umat Kristen sangat konsisten bahwa: “Kata ekhad itu menunjuk kepada
dengan pengajaran bahwa Allah itu Esa. Allah kedudukan Tuhan yang khas terhadap alah-alah
Yang Esa berarti hanya ada satu Allah saja, dan lain, dan bertentangan dengan Allah yang lain,
bahwa sifat dasar atau watak Allah tidak dapat yang dimiliki bangsa-bangsa disekitar Israel.”13
dipisahkan atau dibagi. Firman Allah sangat Pengertian tentang Allah Yang Esa,
tegas mengajarkan kepercayaan ini. sebagaimana yang diajarkan oleh Musa dalam
Mengomentari hal ini, Henry C. Thiessen, Taurat terdapat juga dalam Perjanjian Baru, hal
menegaskan bahwa Allah itu Esa adanya ini umpamanya jelas dari perkataan Tuhan Yesus
merupakan kebenaran sejati Perjanjian Lama sendiri sebagai berikut: “Inilah hidup yang kekal
(Ul. 4:35, 39; 1 Raj. 8:60; Yes. 45:4, 6). itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-
Kebenaran yang sama juga sering diajarkan satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
dalam Perjanjian Baru (Mrk. 12:29-30; Yoh. Kristus yang telah Engkau utus (Yoh. 17:3).”
17:3; 1 Kor. 8:4-6; 1 Tim 2:5).11 Selanjutnya, Adapun kata-kata yang diterjemahkan
Harun Hadiwijono menambahkan jikalau dengan “satu-satunya Allah yang benar” adalah,
Alkitab merumuskan pengakuan iman umat “(Ton monon alethian Theon).”14 Namun
Allah tentang Tuhan Allah maka rumusan itu pernyataan tersebut dapat juga diterjemahkan
12
9
J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Yayasan Biblia Hebraica Stuttgartensia (Stuttgart: Deutche
Kalam Hidup, 1994), 31. Biblegsellchaft, 1990), 297.
10 13
R. A. Finlayson dan J. M. Houston, “Allah” dalam Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: PT. BPK.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Komunikasi Gunung Mulia, 1995), 99.
14
Bina Kasih/OFM, 1994), I:33. Lembaga Alkitab Indonesia, Perjanjian Baru Indonesia-
11
Thiessen, Teologia Sistematika, 137. Yunani (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1994), 797.
83
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

dengan “Allah yang satu dan benar” atau “satu- yang unik antara Allah Bapa, Putera, dan Roh
satunya yang benar-benar Allah.” “Dengan Kudus.”18 Lebih lanjut lagi menanggapi arti kata
demikian maka jelaslah bahwa menurut ini M. E. Manton mengatakan bahwa kata ini
Perjanjian Baru tidak ada Allah lain kecuali berbicara tentang satu Allah dalam tiga oknum,
Tuhan Allah.”15 yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Doktrin ini
Memahami uraian atau penjelasan di atas, secara tidak langsung disebut dalam Perjanjian
maka secara jelas dapat dimengerti bahwa Lama (Roh aktif sewaktu penciptaan, dan
berdasarkan Alkitab baik Perjanjian Lama oknum yang berbeda dengan Tuhan Allah dan
maupun Perjanjian Baru menyakini kalau hanya juga berbeda dengan Roh-Nya telah berbicara
ada satu Allah; atau dengan perkataan yang lain dalam kitab Yesaya. Misalnya Yesaya 48:16;
bahwa Allah Yang Esa adalah doktrin yang 61:1).19 Kata “Oknum” dalam bahasa Indonesia
Alkitabiah. Jadi percaya akan adanya Allah Yang bisa juga berarti “cara berada” atau “sesuatu”
Esa, memang sangatlah baik, tetapi jika hanya atau juga “hal.” Sehubungan dengan hal ini,
berhenti disitu saja, belum cukup. Pengakuan Robert Crossley dalam bukunya Tritunggal Yang
bahwa Tuhan Allah adalah satu atau Esa, Esa mengatakan bahwa “Bagi orang Yunani
membawa konsekuensi. Konsekuensi itu tidak biasanya memahami kata hypostasis, orang
lain dari pada menaati perintah Tuhan Allah Romawi memahami kata pesona dan orang
sendiri yakni mengasihi Tuhan Allah dengan Inggris memahami kata person.”20
segenap hati, segenap jiwamu dengan segenap Mencermati semua uraian di atas dapat
akal budimu dan segenap kekuatanmu dan dipahami bahwa istilah Tritunggal merupakan
sekaligus mengasihi sesamamu seperti diri suatu kata benda yang berarti, dalam satu Allah
sendiri. Singkatnya secara lahir dan batin terdapat tiga oknum atau cara berada. Adapun di
kehidupan umat Allah haruslah dipersembahkan dalam ajaran kaum Kristen tiga oknum yang
kepada Tuhan, dengan demikian tidak akan dimaksud adalah Bapa, Anak (Yesus Kristus) dan
mengabaikan sesamanya. Roh Kudus.

Allah Yang Esa Sejarah Doktrin Tritunggal


Memperkenalkan Diri Sebagai Tritunggal
Sejak abad pertama, Gereja yang masih muda
Makna Istilah Tritunggal telah dihadapkan dengan berbagai ragam
persoalan. Salah satu persoalan yang sangat
Istilah Tritunggal menurut Kamus Besar serius yakni pergumulan untuk merumuskan
Bahasa Indonesia artinya yakni, “Kesatuan dari kepercayaan mengenai Tuhan Allah.
tiga hal (orang). Contoh: Kecamatan ialah camat, Robert P. Lightner dalam salah satu karyanya
kepolisian, dan angkatan darat (Tentara).”16 yang berjudul EvangelicalTeology berkata bahwa
Selanjutnya kata Tritunggal ini dalam bahasa ”Salah satu doktrin mendasar tentang iman
Inggrisnya adalah trinity, hal ini yang seperti Kristen yang bersejarah adalah tentang
dikatakan oleh John M. Echols, “Kata trinity Tritunggal.21 Sebagaimana telah disinggung
artinya KB. (jamak adalah trinities) Trinitas, pada bagian terdahulu bahwa istilah Tritunggal
Tritunggal (Holy) trimurti.”17 Ditambahkan tidak ada di dalam Alkitab, akan tetapi istilah ini
dalam Alkitab Hidup Berkelimpahan, Seri: Life adalah benar-benar timbul dari kitab suci
Aplikation Study Bible, istilah Trinitas (Alkitab). Kalangan teologi Kristen memakai
merupakan sebuah gambaran tentang hubungan
18
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan Seri: Life
15
Hadiwijono, Iman Kristen, 102. Aplication Study Bible. (Malang: Gandum Mas, Cet. II,
16
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus 2016), 2242.
19
Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 1072. Manton, Kamus Istilah Teologia, 143.
17 20
John M. Echols, dan Hasan Sadily, Kamus Inggris- Robert Crossley, Tritunggal Yang Esa (Jakarta:
Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1983), Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1992), 40.
21
1072. Lightner, Evangelical Teology, 49.
84
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

istilah ini setelah melalui perdebatan dan pemahaman yang jelas hubungan dengan ajaran
bahkan pergumulan yang menyita cukup banyak Tritunggal atau Trinitas.
waktu. Bagaimanakah sejarah doktrin Tritunggal Filsuf atau teolog lain yang penting dalam
dalam kalangan umat Kristen? sejarah Tritunggal yakni, Origen. Pandanganya
Berawal pada abad mula-mula (abad 1 dan banyak dipengaruhi oleh lingkungan Romawi
2), beberapa tokoh gerejan telah coba (Gnostisisme dan filsafat mengenai roh-roh
memberikan definisi tentang Allah, misalkan setengah ilahi). Selanjutnya pandanganya
Yustinus Martir, Filsuf Kristen pertama, ia tentang Tritunggal dapat membahayakan
berpendapat bahwa Allah dalam keadaan sebagai pemikiran khas Kristen, karena menempatkan
Bapa, yang adalah baik dan benar, yang juga posisi Kristus lebih rendah sedikit dari pada
disebut raja itu, adalah pencipta segala sesuatu, Bapa.”25 Karena ia berasumsi bahwa dari Bapa
Ia tidak terhampiri, tidak bernafsu, dan tidak atas kedaulatan Bapa, sehingga kedudukan Anak
dapat disuap dengan korban-korban. Karena Ia sudah jelas lebih rendah atau di bawah Bapa.
pencipta segala sesuatu maka Allah adalah Walaupun demikian Gereja pada zamanya
hidup, pemilik dan penyebab segala sesuatu.22 sangatlah menghormati Origen sehingga ia
Akan tetapi pendapat Yustinus Martir justru disebut sebagai bapak Gereja.
banyak dipengaruhi oleh filsafat Yunaninya; Pertikaian terus berlangsung dan kata
salah satu pemikiranya bahwa oknum kedua sepakat tentang Tritunggal belum dapat
dalam Tritunggal, “Kristus adalah Logos yang disimpulkan. Setelah Origen seorang uskup
menjadi pesuruh (angelos) dan wakil/hamba bernama Alexander tidak merasa puas dengan
(huperentes) dari Bapa.”23 Dengan demikian perkataan Origen, karena menurut Alexander
seakan-akan Kristus itu dibawah satu tingkat dari “Logos diartikan sama seperti pandangan
Bapa. Yohanes dalam pendahuluan Injilnya dan sama
Tokoh Kristen yang kedua adalah Irenius juga dengan Irenius, bahwa Logos sendiripun
(140-195) berasal dari Smirna, seorang murid adalah Allah sedari kekal.”26 Akibat perselisihan
Polycarpus. Pandangannya tentang Trinitas bisa yang merambat, yang mempersoalkan relasi
dikatakan lebih Injili. Ia mengatakan, “bahwa Logos dengan Allah, dan karena berdiri pada sisi
sesungguhnya Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang minoritas, akhirnya Atanasius mengalami
memiliki kodrat Ilahi,” sangat disayangkan pengalaman beberapa kali dibuang dan
bahwa ia tidak banyak menggarap kEsatuan dikucilkan.
ketiga oknum tersebut. Melihat keadaan gereja yang terus dalam
Teolog lain yang cukup berpengaruh adalah perselisihan, maka kaisar Cornelius Agung
Tertulianus (160-222), berasal dari Afrika Utara, memprakarsai suatu pertemuan dengan tujuan
setelah menjadi Kristen ia menjadi pembela untuk memulihkan keadaan. Pada tahun 325 M
agama yang sangat gigih. Adapun teolog ini diselenggarakan sebuah konsili di Nicea. Di
dianggap sebagai teolog yang besar sekali Nicea itulah terbentuk sebuah rumusan tentang
pengaruhnya bagi perumusan ajaran Tritunggal. Trinitas. Adapun rumusan itu sebagaimana yang
Hal ini disebabkan karena, “dari padanyalah kita kenal dengan sebutan “pengakuan iman
istilah substansi atau zat atau persona atau Konsili Nicea.”
pribadi dikenakan pada ajaran Tritunggal.”24 Meskipun konsili di Nicea sudah selesai
Memang harus diakui bahwa dalam perumusan ternyata perdebatan belum juga reda. Tahun 381
ajaran tentang Tritunggal banyak sekali M pada saat kaisar Theodocius Agung menjadi
menimbulkan kesalapahaman, akan tetapi kaisar, maka diadakanlah konsili
berawal dari sumbangan pikiran Tertulianus Constantinopel. Dalam konsili ini dirumuskan
inilah membawa umat Kristen kepada suatu bahwa Bapa dan Anak seta Roh Kudus adalah
22 25
Bambang Broto Sudjaly, Sejarah Dogma Trinitas Stephen Tong, Allah Tritunggal (Jakarta: Lembaga
(Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, t. t.), 30. Reformed Injili Indonesia, 1993), 88.
23 26
Sudjaly, Sejarah Dogma, 30. L. Berkhof dan I. H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta:
24
Hadiwijono, Iman Kristen, 108. BPK Gunung Mulia, 1992), 53.
85
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

sehakekat. Rumusan tentang Allah Tritunggal yang lain, misalkan dalam ajaran agama Hindu,
yang dimaksud sebagaimana yang tertuang dalam Budha, dan lain sebagainya.
pengakuan iman Konsili Constantinopel. Apakah yang dimaksud dengan Allah Yang
Setelah konsili Constantinopel masih terjadi Esa memperkenalkan diriNya sebagai
pertikaian dan masalah yang diangkat yakni, Tritunggal? Ketiga-tiganya tidak terpisahkan satu
bagaimana hubungan antara kemanusiaan dan dengan yang lain, namun berbeda-beda juga?
keilahian yang ada pada Kristus belum Apakah artinya semua itu? Apakah ada artinya
disepakati. Pertikaian terus berlangsung antara bila Allah Tritunggal dijelaskan menurut jalan
Cyrillus dan Nestorius (412-428 M), akhirnya pemikiran yang modern? Dalam ajaran Kristen
pertikaian itu dapat diselesaikan di konsili tidak jarang ditemukan pengajaran-pengajaran
Chalcedon tahun 451 M. Disanalah dibuat jalan yang keliru tentang doktrin ini, karena harus
tengah untuk mengambil keputusan yang diakui bahwa ada beberapa sekte yang sangat
disepakati bahwa kedua tabiat Kristus tak terbagi keliru mengajarkan tentang Allah dan Yesus
dan terpisah tetapi juga tak tercampur dan tak Kristus serta Roh Kudus itu. Adapun dalam
berubah. Sejak itulah doktrin Tritunggal pengajaran Kristen istilah Tritunggal itu terdapat
diterima dengan baik oleh gereja dan menjadi perbedaan-perbedaan yang sangar prinsip dan
doktrin yang penting, dan barangsiapa yang sudah barang tentu tidak sama dengan apa yang
tidak menerima Tritunggal dianggap bidat dan diimani oleh kalangan Kristen.
tidak termasuk dalam gereja sejati. Satu hal yang penting untuk selalu diingat
Sebagaimana dalam ajaran agama lainya, dan dipahami, bahwa berbicara tentang
pada dasarnya mereka merasa bahwa ajaran Tritunggal Yang Esa bukan hanya membicarakan
tentang Allah adalah hal yang penting. Demikian suatu ajaran teologis, tetapi bahwa topik ini para
juga bahwa hal yang sama berlaku bagi umat pemikir sedang membicarakan tentang Allah
Kristen. yang kebenaran-Nya diluar jangkauan pikiran
manusia. Selanjutnya apa yang diketahui tentang
Fakta Biblikal Tentang Allah hanyalah apa yang diungkapkan atau
Allah Yang Esa sebagai Tritunggal diberitahukan-Nya. Itulah sebabnya pembahasan
bagian ini akan didasarkan pada Alkitab. Bagi
Asas pengajaran tentang Allah Yang Esa kalangan Kristen mengakui bahwa kata
memperkenalkan diri sebagai Tritunggal adalah Tritunggal atau Trinitas bukanlah istilah Alkitab,
suatu pengajaran yang sangat berlawanan dengan karena istilah Tritunggal memang tidak ada
ajaran yang mengatakan bahwa ada banyak dalam Alklitab. Akan tetapi bukan berarti karena
Allah, dan berlawanan juga dengan pengajaran tidak ada dalam Alkitab lalu tidak bisa dipakai,
yang berpendapat bahwa ada tiga Allah (konsep sebaliknya istilah ini bisa dipergunakan karena
Tritunggal yang salah). bermanfaat untuk menerangkan doktrin (ajaran)
Sesungguhnya hal ini merupakan satu yang sulit. “Doktrin Tritunggal ini timbulnya
rahasia yang tidak dapat dimengerti dengan dari Kitab Suci, jadi merupakan ajaran yang
sejelas-jelasnya, sebagaimana yang diungkapkan Alkitabiah.”28 Selanjutnya hubungan dengan
John M. Frame, “Allah dapat dikenal dan tidak doktrin Tritunggal ini, Henry C. Thiessen
dapat dipahami secara tuntas.”27 Apalagi menyatakan bahwa dalam teologia Kristen:
pengertian itu diteropong melalui kaca mata akal
atau pikiran manusia. Akan tetapi hal Allah Istilah Tritunggal atau Trinitas berarti bahwa ada
Yang Esa sebagai Tritunggal ini diajarkan kepada tiga oknum kekal dalam hakekat ilahi yang satu itu,
yang masing-masing dikenal sebagai Allah Bapa,
kita melalui Alkitab, walaupun harus diakui Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Tiga oknum ini
bahwa ajaran tentang istilah serupa dapat dapat dikatakan sebagai tiga kepribadian Allah. Kita
ditemukan dalam doktrin-doktrin dari agama menyembah Allah Tritunggal.29
27
John M. Frame, Doktrin Pengetahuan Tentang Allah I:
28
Objek Pengetahuan dan Justifikasi Pengetahuan (Malang: Ryrie, Teologi Dasar I, 68.
29
SAAT, 1999), 28. Thiessen, Teologia Sistematika, 138.
86
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

Lebih lanjut lagi, Robert P. Lightner Trinitarian. Yaitu, Allah Esa yang berpribadi tiga
menambahkan secara tegas bahwa, “Para teolog tanpak, atau paling sedikit diisyaratkan.
injili merangkul ajaran ketritunggalan Allah Kejamakan ini mungkin memberi tempat bagi
karena pengajaran Kitab Injil secara wahyu berikutnya tentang Trinitas; Ketiga, kata
30
keseluruhan.” ini adalah bentuk jamak yang penuh keagungan.
Memang pada saat semua yang dinyatakan Bentuk jamak yang agung ini menunjukkan
oleh Alkitab digabungkan, ada satu penekanan kebesaran dan supremasi Allah yang tak
dalam keanekaragaman dan kesatuan di dalam terbatas.31
Allah. Allah dilihat sebagai satu dalam tiga dan Penggunaan nama jamak untuk Allah
tiga dalam satu. Jadi Alkitab tegas menyatakan Elohim, banyak kali dipergunakan dalam PL (Ul.
bahwa hanya ada satu Allah saja. Dengan 6:4). Selanjutnya gelar jamak lain yang
demikian, hubungan dengan ajaran tentang digunakan untuk Allah dapat dilihat dalam
Allah dalam agama Kristen menganut paham (Pkh. 12:1 dan Yes. 54:5). Lebih lanjut lagi kata
monoteisme dan bukan triteisme atau ganti orang jamak juga diperuntukkan bagi Allah
politheisme. sebagaimana yang diungkapkan dalam (Kej. 1:26;
Sejauh manakah penyataan Allah tentang 3:22; 11:7; dan Yes. 6:8).
doktrin Tritunggal ini? Apakah bukti-bukti Penyajian yang lebih jelas tentang ketiga
Alkitab yang mendukung doktrin ini? Kiranya oknum ke-Allahan dapat dilihat dalam Yesaya
melalui bukti-bukti dari Pejanjian Lama dan 48:16 dan 63:7-10. Tiga oknum yang terpisah
Perjanjian Baru berikut ini mengantar pikiran terdapat dalam bagian itu. Prainkarnasi Kristus
kita pada suatu pemahaman yang jelas dan menyatakan (Yes. 48:16), dan Allah, malaikat
mantap sehubungan dengan masalah Tritunggal dihadirat-Nya dan Roh Kudus secara khusus
Yang Esa. disebutkan (Yes. 63:7-10).

Bukti Perjanjian Lama (PL) Bukti Perjanjian Baru (PB)

Dalam PL terdapat gambaran-gambaran Sebagaimana telah dikatakan pada bagian


tentang Tritunggal, namun yang ditekankan sebelumnya, bahwa kata Tritunggal tidak
adalah hal kesatuan Allah. Penyataan yang jelas muncul dalam PL atau PB, akan tetapi wahyu
dan lengkap tentang Tritunggal sebagaimana atau penyataan doktrin tersebut sangatlah jelas
terdapat dalam Perjanjian Baru (PB). Akan tetapi dalam Perjanjian Baru.
berbicara tentang gambaran ini, maka kita sangat Adapun bukti Bapa diakui sebagai Allah,
perlu memahami kedua perjanjian tersebut. dalam beberapa ayat tidak ada perbantahanya
Bukti PL berbicara tentang ajaran Tritunggal (Yoh. 6:27; 1 Ptr. 1:2). Selanjutnya Yesus Kristus
mula-mula terlihat dalam kata-kata yang diakui sebagai Allah. Ia sendiri menyatakan sifat-
berbentuk jamak untuk Allah. Kata Elohim sifat yang hanya dimiliki Allah, misalnya:
adalah sebuah bentuk jamak yang adalah khas mahatahu (Mat. 9:4), mahakusa (Mat. 28:18),
Perjanjian Lama. Secara umum kata ini biasanya mahahadir (Mat. 28:20). Ia (Yesus Kristus) juga
memiliki tiga pandangan mengenai arti bentuk melakukan perkara-perekara yang hanya dapat
jamak ini. Adapun ketiga arti jamak ini adalah dilakukan oleh Allah, seperti: mengampuni dosa
sebagai berikut: Pertama, kata ini adalah bentuk (Mrk. 2:1-12), membangkitkan orang mati (Yoh.
jamak yang bersifat politeistik; yaitu, aslinya kata 12:9). Pada bagian lain bahwa PB menegaskan
ini memiliki pengertian suatu Allah yang jamak pekerjaan-pekerjaan yang hanya dapat dilakukan
dan belakangan memperoleh arti Tritunggal; oleh Allah, misalnya penciptaan (Yoh 1:3) dan
Kedua, kata ini berbentuk jamak yang penghakiman dimasa depan (Yoh. 5:27). Lebih
lanjut lagi, Roh Kudus juga diakui Allah. Hal ini
30
dibuktikan bahwa Ia (Roh Kudus) disebut juga
Robert P. Lightner, Evangelical Teology A Survey and
Review (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House,
31
1986), 47. Ryrie, Teologi Dasar I, 61.
87
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

Allah (Kis. 5:3-4), Ia memiliki sifat yang hanya Tritunggal Dalam Ajaran Agama Lain
ada pada Allah, misalnya Mahatahu (1Kor. 2:10),
Mahahadir (1Kor. 6:19), dan Ia melahirkan Pada bagian tritunggal ini akan diuraikan
kembali orang-orang (Yoh. 3:5-6, 8), suatu beberapa sub judul yakni ajaran yang dipahami
pekerjaan yang lain dari pada yang lain dari dalam ajaran agama lain.
Allah. Istilah tritunggal sebenarnya terdapat juga di
Menanggapi ketiga pribadi, Bapa, Anak, dan dalam ajaran agama-agama lain, walaupun
Roh Kudus, kaum injili menyatakan bahwa terdapat perbedaan-perbedaan yang mencolok.
setiap anggota dalam ke-Allah-an secara utuh dan Berikut ini beberapa agama yang mengajarkan
sama dalam hal sifat keilahian. Kemungkinan tentang istilah tritunggal tersebut, yakni dalam
bukti yang jelas penting dan paling kuat untuk ajaran agama Hindu, agama Budha serta agama
ajaran Tritunggal dalam PB ditemukan dalam Pangestu.
ajaran Kristus. Percakapan tentang tempat
Juruselamat (Yoh. 14:1-16, 33). Sangat dipenuhi Ajaran Agama Hindu
dengan bukti Tritunggal. Bahwa Juruselamat
(Kristus) dibedakan dari Bapa, kepada siapa Ia Istilah Tritunggal dalam kepercayaan agama
berdoa dan dari Roh Kudus, yang Ia janjikan Hindu lebih dikenal dengan sebutan yang lain.
untuk datang dan melanjutkan tugas-Nya. Tetapi prinsipnya tidak berbeda yakni, bahwa
Meskipun ketiganya merupakan oknum yang dalam ajaran Hindu memercayai adanya tiga
terpisah tetapi pada intinya ketiga-Nya adalah dewa.
satu (Yoh. 17:1-26). Harun Hadiwijoyo mengatakan: “Ketiga
Pada akhirnya, mengenai keberadaan ketiga dewa tersebut adalah, Brahma, Wisnu, dan Siwa,
oknum dari ke-Allahan sebagaimana ditemukan yang disembah sebagai Trimurti.”33 Penting juga
dalam bagian berikut ini, “Dan Aku (Kristus) dipahami bahwa istilah tersebut baru menjadi
akan berdoa kepada Bapa, dan Dia akan umum kira-kira abad kelima Masehi.
memberikan kepadamu seorang penenang (Roh) Adapun ketiga dewata yang lain itu memiliki
yang akan tinggal bersamamu sampai selama- tugas masing-masing. Tugas dan kekuasaan atau
lamanya (Yoh. 14:16).” Selanjutnya Chris otoritas ketiga dewata adalah sebagai berikut:
Marantika melalui karyanya berjudul Kristologi, “Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai
mengatakan: “Keberadaan-Nya di dalam pemelihara dan Siwa sebagai perusak.”34
Tritunggal antara lain; Elohim (Kej. 1:1; Yes.
6:8) Melekh Yahweh (Kej. 22:11; 15-16). Bapa, Ajaran Agama Budha
Anak dan Roh adalah Allah (Yoh. 6:26; Ibr. 1:8;
Kis. 5:3-4) ketiga pribadi dihubungkan secara Istilah tritunggal dalam kepercayaan agama
sama dan sederajat (Mati. 28:19 dan 2 Kor. Budha dikenal dengan sebutan trikaya. Pada
13:14).32 prinsipnya dalam ajaran agama Budha,
Sebelum lebih jauh menguraikan sub judul berpendapat bahwa: “Ajaran tentang trikaya
ini, berikut beberapa pengantar yang kiranya mempersatukan Budha yang bermacam-macam.
dapat menambah wawasan serta melalui Tiap Budha mendapat bagian dari pada tabiat
pemahaman ini dapat menjadi jembatan penting trikaya itu.”35
untuk memberikan jawaban terhadap topik Adapun ketiga Budha yang dimaksud yaitu
Allah yang Esa memperkenalkan diri sebagai tubuh Dharmakaya, Sambhogakaya dan
Tritunggal. Nirwanakaya. Selanjutnya penting diketahui
bahwa pada hakekatnya Budha yang sebenarnya

33
Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha
(Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1987), 28.
34
Harun Hadiwijono, Kebatinan dan Injil (Jakarta:
32
Chris Marantika, Kristologi (Yogyakarta: Iman Press, BPK. Gunung Mulia, 1987), 67.
35
2008). Hadiwijono, Agama Hindu, 73.
88
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

adalah Budhi, pencerahan atau orang yang dapat dimengerti bahwa istilah Tritunggal
sudah diterangi. Sebagaimana yang dipahani tersebut memiliki kesamaan secara literal.
oleh Siddharta Gautama yang menjadi Budha Misalnya dalam ajaran agama Hindu yang
pertama. dikenal dengan tiga dewa (Brahma, Wisnu dan
Siwa), disebut Trimurti. Selanjutnya dalam
Ajaran Agama Pangestu ajaran Budha yang dikenal dengan sebutan
Trikaya. Lebih lanjut lagi dalam ajaran Pangestu,
Istilah tritunggal juga dikenal dalam ajaran mereka memahami bahwa hanya ada satu Allah
agama Pangestu (Kebatinan). Para anggota yang patut disembah dan Allah Yang Esa itu
Pangestu sangat yakin bahwa hanya ada satu mereka sebut dengan istilah popular yaitu
Tuhan yang wajib disembah. Hal ini Tripurusa (Suksma Kawekes, Suksma Sejati dan
sebagaimana ditegaskan dalam Serat Sasangka Roh Suci).
Jati dikatakan demikian: “Sesungguhnya Tuhan
itu hanya satu yang wajib disembah, tiada Tuhan Kemungkinan Pengenalan
yang disembah kecuali Allah, dan Allah itulah akan Allah Yang Esa
tempat sesembahan yang sejati.”36
Disamping mempunyai Allah Yang Esa Pada awal tulisan ini telah disingung
kalangan Pangestu mengakui dan meyakini ungkapan Ayub, “Dapatkah engkau memahami
bahwa Allah Yang Esa itu disebut juga Tri hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan
Purusa yang selanjutnya diterangkan sebagai yang Mahakuasa? (Ayb. 11:7).” Selanjutnya
keadaan yang satu bersifat tiga, sebagaimana menanggapi hal yang sama nabi Yesaya juga
yang dikatakan Harun Hadiwijono sebagai pernah berkata, “Jadi dengan siapakah hendak
berikut: kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu
anggap serupa dengan Dia (Yes. 40:18).”
Adapun keadaan Tuhan yang maha Esa itu disebut: Tuhan Yesus Kristus suatu saat pernah
TRI PURUSA, artinya keadaan satu yang bersifat berkata kepada Filipus, ”barangsiapa telah
tiga, yaitu: 1. Suksma Kawakeus (Tuhan yang sejati),
bahasa Arabnya: AL-LAH TA’ALA. 2. Suksma sejati
melihat Aku ia telah melihat Bapa (Yoh. 14:9;
(Panutan sejati-panutan sejati, guru sejati), utusan Ibr.1:3)” Yesus Kristus menyatakan Allah
Tuhan. 3. Roh suci (manusia sejati), ialah manusia kepada kita karena Dia sendiri adalah Allah
yang sejati.37 (Yoh.1:1).
Mengamati dua bagian Firman Tuhan di atas
Menurut pernyataan ini Allah yang esa atau yang dapat dipahami bahwa Allah Yang Esa itu adalah
maha esa itu bersifat tiga. Selanjutnya kata “sifat” satu pribadi yang tidak dapat di jangkau. Bahkan
oleh sebagian pengikut Pangestu diterangkan dalam iman Kristen sangat jelas dan tegas
sebagai “faset” atau “aspek,” segi, muka.38 mengajarkan, bahwa batasan yang dimaksud
Adapun suksma kawekas berarti suksma yang adalah dalam pengertian, oleh karena pengertian
mulia, yang menguasai hidup atau Tuhan hidup. manusia yang sangat terbatas. Tetapi pada sisi
Suksma sejati berarti yang sebenarnya yang lain, orang Kristen selalu di ajar juga untuk
menghidupkan, dan yang dihidupkan adalah mengingat apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus
Roh suci, yaitu Roh Allah atau jiwa manusia. Kristus, sebagaimana yang pernah dinyatakan-
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga fase itu Nya, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
dikatakan sebagai yang menguasai hidup, yang mereka mengenal Engkau, satu-satu-Nya Allah
menghidupkan dan yang dihidupkan. yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang
Memperhatikan istilah Tritunggal dalam telah Engkau utus (Yoh. 17:3).” Apabila
ajaran beberapa agama tersebut, secara umum menghubungkan bagian-bagian Firman Tuhan di
atas, maka terkesan bahwa Firman Tuhan atau
36
Tim Penyusun: “Pangestu,” Serat Sasangka Jati Alkitab ada yang bertentangan atau kontras.
(Surakarta: Terbitan Pangestu, 1964), 108. Tetapi yang sebenarnya tidaklah demikian
37
Hadiwijono, Kebatinan, 67.
38
Ibid.
sebaliknya Firman Tuhan itu benar-benar
89
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

diilhamkan Allah dan saling mendukung satu Yang Esa sendiri yang secara aktif menjadikan
sama dengan yang lain. diri-Nya dikenal. Selanjutnya tidak ada satu pun
Orang Kristen patutlah bersyukur dengan yang mengejutkan dalam kenyataan bahwa Allah
kenyataan bahwa Anak Allah telah datang dan Yang Esa hanya dapat dikenal sejauh Dia sendiri
telah mengaruniakan pengertian kepada kita, yang memperkenalkan diri-Nya.
supaya kita mengenal yang benar, di dalam anak- Rasul Paulus adalah rasul yang dikenal
Nya Yesus Kristus sebab Dia adalah Allah yang sebagai penulis beberapa surat kepada jemaat
benar. Di dalam Dialah ada keselamatan yang yang pernah dilayaninya, antara lain berkata:
kekal, keselamatan yang sejati. Dengan perkataan “Siapakah gerangan diantara manusia yang
lain bahwa Allah Yang Esa itu dapat kita kenal, tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia,
walaupun pengertian manusia terbatas untuk selain roh manusia sendiri yang ada di dalam
menjangkau Dia. dia? Demikian pulahlah tidak ada orang yang
Bagaimana formula supaya dapat mengenal tahu apa yang terdapat dalam diri Allah selain
Allah Yang Esa? Adakah syarat yang harus roh Allah” (1 Kor. 2:11). Perkataan Rasul Paulus
dipenuhi agar dapat mengenal Dia? Adalah hal ini mengantarkan umat Kristen kepada suatu
yang sangat menarik untuk membahas pengertian yang jelas dan tegas bahwa Roh
pertanyaan-pertanyaan tersebut? karena itu mari Kudus-lah yang menyelidiki segala sesuatu,
menyimak uraian berikut ini. bahkan sampai hal-hal yang terdalam mengenai
Satu hal penting untuk dimengerti kaum Allah Yang Esa dan selanjutnya menyatakan
Kristen, bahwa Allah Yang Esa mengkomunikasi- kepada manusia. Jadi, Allah-lah yang telah
kan diri-Nya sendiri kepada manusia sebagai membuat atau memproklamasikan diri-Nya
ciptaan-Nya yang paling sempurna. Selanjutnya untuk dikenal. Adapun pengetahuan manusia
hal yang menarik perhatian bahwa fakta teologi tentang Allah diturunkan melalui wahyu-Nya
setiap orang memiliki pengetahuan tentang sendiri melalui alam ciptaaan-Nya maupun
Allah Yang Esa, walaupun pemahaman yang melalui Alkitab atau Firman Allah. Menganggapi
dimiliki berbeda-beda. Sebagaimana dimaklumi hal ini, para punjangga dan para penulis riwayat
dalam dunia ilmu pengetahuan pada umumnya, hidup, para teolog, dan para ahli pidato
manusia meletakakan dirinya di atas objek mengakui bahwa “ketidaksanggupan mereka
penelitiannya dan secara aktif mengesampingkan untuk menguraikan kemuliaan dan
pengetahuannya sendiri oleh metode apapun kesempurnaan Allah Yang Esa, sang penyelamat
yang tampaknya paling sesuai, sebaliknya dalam manusia yang terpuji itu.”40
menggumuli bidang teologi ia tidak berdiri Setelah memahami bahwa Allah Yang Esa-
sendiri di atas objek pengetahuannya tetapi lah yang memprakarsai pengenalan akan diri-Nya
justru berdiri di bawah obyek yang ditelitinya. maka sebagai orang Kristen, hal tersebut
Dengan perkataan lain, bahwa manusia hanya merupakan prinsip yang sangat penting dan
dapat mengenal Allah Yang Esa sejauh Allah mendasar. Harus diakui bahwa sejak dini kita
Yang Esa sendiri secara aktif memperkenalkan memiliki pengetahuan tentang Allah Yang Esa,
diri-Nya. Menganggapi hal ini Barth yang diperoleh sejak dini dan ada juga
mengatakan, “bahwa manusia dapat mengenal pengenalan tentang Allah Yang Esa diperolehnya
Allah hanya jika Allah datang kepada manusia sebagai proses dalam perjalanan kehidupannya.
melalui wahyu-Nya.”39 Biasanya orang membedakan antara
Penting ditekankan dan dipertahankan pengetahuan yang dimilikinya sejak lahir dan
bahwa teologi tidaklah mungkin ada jika Allah pengetahuan yang dimiliki sebagai proses
Yang Esa tidak mewahyukan dirinya sendiri. kehidupannya. Namun perbedaan ini bukanlah
Apabila berbicara tentang wahyu, harus disadari perbedaan yang sangat logis yang bisa dibilang
bahwa bukan berarti Allah Yang Esa berada ketat, sebab pada umumnya pengetahuan
dalam keadaan yang pasif, tetapi justru Allah
40
John F. Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita
39
Berkhof, Teologia Sistematika, 38. (Surabaya: Yakin, t. t.), 5. Memperkenalkan diriNya
90
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

manusia yang diperoleh melalui proses yakni “apokalypto”. Semua kata kerja tersebut
kehidupannya yang sistematis. berisi pengertian seperti yang dikatakan G.C.
Bagi kaum Kristen memahami bahwa Niftrik, sebagai berikut:
pengenalan akan Allah Yang Esa melalui
penyataan atau wahyu. Bahwa dunia disekeliling Pernyataan artinya menyingkapkan atau membuka
kita masih dapat kita kenal. Tubuh manusia, selubung, menunjukan yang tersembunyi,
memberitaukan apa yang tidak di kenal, jadi kata-
batang pohon, proses kimia masih dapat kata itu adalah mengenai hal-hal yang tidak
diselediki dan dipahami berdasarkan diketahui dan tersembunyi.42
pengetahuan. Hati manusia dapat kita selami
sedikit demi sedikit; untuk mengetahui apa yang Kadang-kadang sehubungan dengan hal ini,
terkandung di dalamnya maka perlu melalui orang menggunakan dan mengganti dengan
proses. Akan tetapi mengenai Allah mungkinkah kata “wahyu” kata kerja dalam Bahasa Arab yang
Dia dipersoalkan? Adakah suatu cara untuk artinya “mengilhamkan” atau membisikkan
memahami, menyelidiki dan menyelami sesuatu kepada seseorang. Bisa kepada nabi atau
keberadaan dari pribadi dari Allah Yang Esa? rasul yang ditetapkan Allah sendiri.
Memang, sebenarnya tidak mungkin kita Berhubungan dengan pernyataan Allah Yang
berbicara tentang Dia. Baik juga dari permulaan Esa, menurut sejarah ada dua cara Dia (Allah)
dicamkan sedalam-dalamnya. Hanya satu yang mengambil prakasa untuk menyatakan diri-Nya.
mengenal Allah secara tuntas, yakni Dia sendiri. Cara-cara yang dimaksud adalah melalui
Tidak seorangpun mengenal Allah, kecuali Allah penyataan umum dan khusus. Menanggapi
sendiri yang berinisyatif memperkenalkan atau pengertian dua cara dari Allah Yang Esa, Charles
menyatakan diriNya. C. Ryrie berpendapat bahwa:
Pengertian atau akal manusia sangat terbatas
untuk mengenal Allah, namun Allah Yang Esa Penyataan umum mencakup segala yang dinyatakan
yang hidup dan benar itu sungguh ajaib. Dialah Allah di dalam dunia sekitar kita, yakni semua
sebab yang tidak ada penyebabnya. Adakah cara ciptaanNya termasuk manusia; sedangkan penyatan
manusia mengenal Dia? Dalam ajaran atau iman khusus mencakup berbagai cara yang dipakai Allah
untuk menyampaikan wahyu-Nya yang disusun
Kristen mengajarkan bahwa Allah telah dalam/melalui Alkitab. Penyataan umum kadang-
menyatakan dirinya pada masa lampau dan kadang disebut teologi Naturalis dan penyataan
Allah juga menyatakan diri kepada kita sekarang. khusus disebut teologi yang diwahyukan.43
B.J. Boland mengatakan hubungan dengan hal
itu bahwa, “perbuatan Allah disebut penyataan- Adapun yang dimaksud dengan penyataan
Nya.”41 Selanjutnya penting ditegaskan bahwa umum adalah dalam pengertian yang benar-
kesaksian perbuatan Allah Yang Esa itu dicatat benar umum, baik jangkauannya juga sisi
di dalam Alkitab yang menjadi dasar segala geografisnya adalah meliputi seluruh dunia. Hal
sesuatu yang berhubungan dengan iman Kristen. mana disebabkan karena pernyataan ini adalah
Sebelum mengenal Allah Yang Esa, maka mengenai semua orang dimanapun mereka
syarat penting untuk dimiliki yakni memahami berada. Selanjutnya, yang di maksud dengan
atau meyakini Firman Allah atau Alkitab. Allah pernyataan khusus adalah dalam pengertian yang
pada masa lalu telah berinisiatif memper- prinsipnya terbatas pada Alkitab sebagai firaman
kenalkan diriNya melalui Alkitab. Adapun Allah sendiri. Penting sekali dimaklumi bahwa
istilah ”penyataan“ ini adalah sebagai pernyataan khusus itu sebenarnya menyebut
terjemahan dari kata kerja latin, yaitu revelare, penyataan yang umum itu. Salah satu contoh
dan kata bendanya adalah revelatio (bandingkan yang nyata sebagaimana yang pernah
bahasa Inggrisnya “revelation”). Bahasa Ibraninya
kata kerjanya “gillah”, dan bahasa Yunaninya 42
G. C. Van Niftrik dan B. J. Boland, Dogmatika Masa
Kini (Jakarta: Gunung Mulia, 1984), 57.
41 43
B. J. Boland, Intisari Iman Kristen (Jakarta: BPK Charles C. Ryrie, Teologi Dasar I, (Yogyakarta:
Gunung Mulia, 1980), 17. Yayasan ANDI, 1992), I: 37.
91
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

diungkapkan Daud dalam salah satu Mazmurnya namun secara rohani akan menjamin
menuliskan “Langit menceritakan kemuliaan pengenalan tentang eksisitensi pribadi dari Allah
Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan Yang Esa.
tangan Nya; hari meneruskan berita itu kepada
hari dan malam menyampaikan pengetahuan itu KESIMPULAN
kepada malam” (Maz. 19:2-3).
Lebih lanjut lagi menanggapi arti penyataan Alkitab menyatakan bahwa Allah yang Esa
khusus, Derek Prime menandaskan: “Pernyataan sukar bahkan mustahil untuk dipahami (Ayb.
khusus artinya penyataan yang tidak mungkin 11:7; Yes. 40:18), namun secara nyata bahwa
sampai kepada manusia dengan penyelidikan Allah Yang Esa dapat dikenal. Tuhan Yesus
alam, olehnya atau dengan memakai akalnya pernah menegaskan kebenaran penting tesebut
sendiri.”44 Allah Yang Esa tidak saja menyatakan kepada murid-murid-Nya: “Sekiranya kamu
atau mewahyukan suatu ajaran. Firman Allah mengenal Aku, pasti kamu menganal Bapa-Ku.
tidak saja berupa sebuah Alkitab, melainkan Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu
menjadi Manusia. Jadi penyataan Allah telah melihat Dia (Yoh. 14:7).” Mengapa Allah
bukannya “sesuatu” melainkan “seseorang,” yang Esa itu sukar dipahami? Karena masalah
namanya adalah Yesus Kristus. Demikianlah dosa, pikiran, pengetahuan dan bahasa manusia
Allah menyatakan diri-Nya sendiri. Sebagaimana yang terbatas. Namun bukan berarti manusia
pada bagian terdahulu telah disinggung bahwa tidak dapat mengenal Allah.
Tuhan Yesus sendiri pernah berkata: Pemahaman tentang Allah yang Esa dalam
“Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat ajaran Kristen merupakan hal yang menantang.
Bapa (Yoh. 14:9).” Menanggapi maksud bagian Adapun hasil kajian tulisan ini, bahwa eksistensi
ini bahwa dengan memandang kepada Tuhan Allah Yang Esa dalam ajaran Kristen sangat jelas
Yesus Kristus serta mengaminkan eksistensi serta karena dilaporkan Alkitab, dengan kata lain
pekerjaan-Nya sesungguhnya mengertilah kita bahwa dalam Alkitab Allah Yang Esa
siapa dan bagaimana Dia sebenarnya dihadapan memperkenalkan diri-Nya; selanjutnya bahwa
manusia. Allah Yang Esa yang telah memperkenalkan diri
Yesus Kristus disalibkan dan dibangkitkan sebagai Allah Tritunggal yakni Bapa, Anak
adalah untuk keselamatan manusia yang (Yesus Kristus), dan Roh Kudus sangat jelas
berdosa. Selanjutnya dalam pekerjaan Kristus berdasarkan PL maupun PB. Allah Yang Esa
itulah tersimpul segala sesuatu yang hendak sebagai Tritunggal ketiga-Nya sehakekat sekaligus
Allah katakan kepada kita, oleh karena itu Yesus setara. Akhirnya, bahwa setiap orang pasti dapat
Kristus disebut Firman Allah. mengenal Allah Yang Esa sejauh yang dikatakan
Harus diakui bahwa untuk mengenal Allah dala Alkitab.
Yang Esa merupakan suatu kemustahilan, amat Kunci memahami dan mengenal Allah yang
terlebih jika konsep dasar pemahaman kita Esa yakni terlebih dahulu meyakini Alkitab
dilandaskan atas pikiran manusia, tetapi bukan adalah Firman Allah. Kiranya pemahaman yang
berarti karena sukar lalu sama sekali tidak bisa. dimiliki setiap orang percaya dapat memberi
Allah sendiri yang memprakarsainya yakni makna secara pribadi, bagi orang lain, dan
melalui penyataan umum dan penyataan khusus akhirnya di atas kedua kepentingan tersebut
dari Allah sendiri. kemuliaan dan hormat bagi hanya bagi Allah
Satu prinsip yang penting bahwa pengenalan Yang Esa saja.
secara teori tentang Allah Yang Esa sebagai
Tritunggal tidak berbanding lurus dengan
pemahaman secara rohani, dalam kasus tertentu
seringkali secara teori mungkin masih kurang
44
Derek Prime, Pertanyaan Tentang Iman Kristen
Dijawab dari Alkitab (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OFM, 1988), 17.
92
HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no. 2 (2020)

KEPUSTAKAAN Lembaga Alkitab Indonesia, Perjanjian Baru


Indonesia Yunani. Jakarta: Lembaga
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan Seri: Alkitab Indonesia, 1994.
Life Aplication Study Bible. Malang: Lightner, Robert P. Evangelical Teology A
Gandum Mas, Cet. II, 2016. Survey and Review. Grand Rapids,
Berkhof, Louis dan Enklaar, I. H. Sejarah Michigan: Baker Book House, 1986.
Gereja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, Manton, M. E. Kamus Istilah Teologia Inggris-
1992. Indonesia. Malang: Gandum Mas, 1995.
Berkhof, Louis. Teologia Sistematika Doktrin Prime, Derek. Pertanyaan tentang Iman Kristen
Allah. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Dijawab Dari Alkitab. Jakarta: Yayasan
Indonesia, 1994. Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1988.
Biblia Hebraica Stutgartensia, Stuttgart: Rianse, Usman. Metodologi Penelitian Sosial
Deutsche Biblegesellchaft, 1990. dan Ekonomi (teori dan Aplikasi).
Boland, B. J. Intisari Iman Kristen. Jakarta: BPK. Bandung: Alfabeta CV, 2008.
Gunung Mulia, 1980. Suurmond, Ds. P. B. Allah Itu Berkuasa Tetapi
Brill, J. Wesley. Dasar Yang Teguh. Bandung: Bagaimana? Jakarta: BPK Gunung Mulia,
Yayasan Kalam Hidup, 1994. 1996.
Buswell, James Oliver A Systematic Teology of Thiessen, Hendry C. Teologia Sistematika.
The Christian Religion (Grand Rapids: Malang: Gandum Mas, 1993.
Zondervan Publishing House, 1978. Tim Penyusun “Pangestu,” Serat Sasangka Jati
Crossley, Robert. Tritunggal Yang Esa. Jakarta: Surakarta: Terbitan Pangestu, 1964.
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Tong, Stephen. Allah Tritunggal. Jakarta:
1992). Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Van Niftrik, G. C. dan Boland, B. J. Dogmatika
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Masa Kini. Jakarta: Gunung Mulia, 1984.
Balai Pustaka, 1991. Ryrie, Charles C. Teologia Dasar I. Yogyakarta:
Echlos, John M. dan Sadily, Hasan. Kamus Yayasan ANDI., 1992.
Inggris Indonesia. Jakarta PT. Gramedia Zaluchu, Sonny Eli. “Strategi Penelitian
Pustaka Utama, 1993. Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam
Finlayson R. A. dan Houston, J. M. Allah, Penelitian Agama.” Evangelikal: Jurnal
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jakarta: Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat 4,
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, no. 1 (January 31, 2020): 28.
1994. https://journal.sttsimpson.ac.id/index.ph
Frame, John M. Doktrin Pengetahuan Tentang p/EJTI/article/view/167.
Allah I (Objek Pengetahuan dan Justifikasi
Pengetahuan. Malang: SAAT, Cet. I, 1999.
Hadiwijono, Harun. Agama Hindu dan Budha.
Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1987.
_________. Iman Kristen. Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 1995.
_________. Kebatinan dan Injil Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 1987.
Hoeksema, Herman Reformed Dogmatics.
(Grand Rapids: Reformed Free Publishing
Association, 1996.
John F. Walvoord. Yesus Kristus Tuhan Kita.
Surabaya: Yakin, t. t.

93

Anda mungkin juga menyukai