Anda di halaman 1dari 24

Makna sila Ketuhanan

Dosen

: Bambang S. Mintargo, SH, MM

Kelompok 1 :
Deanalova Artan V

Fanny Salwa Fairuzy


Filsen Putasix Lase
Gladis Istiqomah SP

(052.14.037)
(052.14.047)
(052.14.050)
(052.14.053)

Universitas Trisakti

Definisi Ketuhanan
kata ketuhanan yang berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan
ke- dan an yang bermakna sifat-sifat tuhan. Dengan kata lain
Ketuhanan berarti sifat-sifat tuhan atau sifat-sifat yang
berhubungan dengan tuhan.

Kata maha berasal dari bahasa Sanskerta / Pali yang bisa berarti
mulia atau besar.
Kata esa berasal dari kata etad yang lebih mengacu pada
pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata
ini.
Sedangkan kata Satu dalam pengertian jumlah dalam bahasa
Sansekerta atau bahasa Pali adalah kata eka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa arti dari Ketuhanan Yang


Maha Esa bukanlah berarti Tuhan Yang
Hanya Satu,
melainkan pada suatu individual yang kita sebut Tuhan Yang
Jumlahnya Satu.
Tetapi sesungguhnya Ketuhanan Yang Maha Esa.
Berarti sifat-sifat luhur atau Mulia Tuhan yang mutlak harus
ada.
Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari pancasila ini
adalah sifat-sifat luhur atau mulia, bukannya Tuhan.

Makna Sila Ketuhanan Yang Maha


Esa
Percaya dan taqwa kepada Tuhan YME sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbedabeda sehingga terbina kerukunan hidup.
Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada
orang laiin
Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agamanya.
Negara memberi fasilitas bagii tumbuh kembangnya agama dan
iman warga negara dan mediator terjadi konflik agama
Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi di tekannkan
dalam beribadah menurut agama masing- masing

Nilai-nilai yang terkandung


dalam sila Ketuhanan YME
B a n g s a I n d o n e s i a m e n y a t a k a n k e p e r c a y a a n d a n
ketqwaannya terhadap Tuhan YME.
Masyarakat Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan
YME, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masingmasing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
M e n g e m b a n g k a n s i k a p h o r m a t m e n g h o r m a t i d a n
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaannya yang berbeda-beda terhadap Tuhan YME.
Membina kerukunan hidup antara sesama umat beragama
dankepercayaan terhadap Tuhan YME.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.

Mengenal Model-model
Pemahaman Ketuhanan
A. Model Pemahaman Transendent
q Teologis
q Filosofis
q Mistis
q Reformer

C. Model Pemahaman
Ketuhanan Kontemporer
q Fundamentalisme
q Ilmiah
q Postmodernisme

B. Gejala-Gejala Atheisme

D. Model Pemahaman

q Teologi Tuhan Mati


q Positivisme Logis
q Sekularisme

q Ketuhanan Masa Depan

MODEL PEMAHAMAN
TRANSENDENT
Pokok Permasalahan
Apakah Tuhan itu ada?
Apa bukti adanya Tuhan?
Bagaimana sifat Tuhan?
Apa alat yang dapat digunakan untuk mengenal Tuhan?

Persoalan baru yang


muncul
Tuhan secara filosofis menjadi sangat transendent, dan
pemahaman tentang Tuhan menurut teologis dan mistis
menjadi sangat eksklusif.
Bagaimana konsep ketuhanan yang lebih memadai....???

Model Pemikiran Ketuhanan


Menurut Para Pembaharu
(Reformer)
Sebab-sebab munculnya
A d a n y a k e t e g a n g a n a n t a r a p a h a m
konservatisme (tekstual formalistik) vs
progresivisme (kontekstual subtansialistik).
Terjadinya klaim-klaim kebenaran (truth claims)
Apa konsepsi yang mampu menjembatani
antara yang doktriner dengan perkembangan
historisitas.

Pokok-pokok Pemikirannya
Gerakan Reformasi
Ketuhanan
Reinterpretasi ajaran ketuhanan agar terhindar dari
dogma, mitos, otoritas dan institusi-institusi yang
memonopoli kebenaran.
Berusaha mempertahankan keotentikan ajaran
ketuhanan namun disesuaikan dengan konteks
perkembangan jaman.
Contoh gerakan: Protestan (dalam agama Kristen),
Muhammadiyah (dalam agama Islam)
Contoh program : kontekstualisasi & purifikasi ajaran
agama.

Persoalan baru yang


muncul
Upaya purifikasi dan mempertahankan orisinalitas
(keotentikan), kadang menyebabkan pemikiran
ketuhanan menjadi kering dan justru tidak
berkembang, sehingga tidak kontekstual.
Muncul pertanyaan, apakah perdebatan antara
konsepsi tekstualis dan kontekstualis itu tidak lebih dari
sekedar perdebatan tentang makna? (Sehingga
pembahasan tentang makna ungkapan ketuhanan ini
menjadi lebih penting).

GEJALA-GEJALA ATHEISME
Model ini antara lain :
Perspektif Teologi Tuhan Mati
Perspektif Positivisme Logis
Perspektif Sekularisme
Ciri umum : terjadi pergeseran pemikiran dari Tuhan yang
transenden (kajian metafisik) beralih ke kajian tentang makna
ungkapan tentang Tuhan.
Peranan filsafat bahasa semakin menonjol.
Tuhan tidak dipahami secara literer, namun dipahami secara
metaforik.
diperlukan apa ukuran suatu ungkapan ketuhanan dikatakan
bermakna?

Pokok-pokok pemikiran
Kritik atas dogmatisasi, ideologisasi, politisasi,
institusionalisasi agama yang berlebihan .

mistikisasi dan

Yang dipentingkan kebenaran (truth), bukan Kebenaran (Truth) dan


makna atau nilai mendalam yang mendasarinya.
Kritik mereka bahwa Tuhan telah mati hanya bersifat metaforik
Konsepsi Tuhan yang digambarkan oleh teologi dan kaum teistik
hanyalah pelarian dari ketidakmampuan manusia.
Munculnya kesadaran anti autoritas absolut.
Mereka memandang pentingnya otonomi manusia. Manusialah yang
menjadi ukuran, sehingga kebebasan, ekspresi dan kreativitas manusia
dapat tersalurkan.
Konsepsi tentang Tuhan hendak dipahami lebih empirik.

Permasalahan yang muncul

v Persoalan tentang ukuran, parameter, dan indikator


suatu pernyataan ketuhanan belum terpecahkan,
sehingga yang menerima atau menolak konsepsi
tentang Tuhan tidak ada argumentasi yang
memadai.

MODEL KONSEP KETUHANAN


DI MASA DEPAN
Pokok Persoalan
Apakah konsep ke-tuhanan masih relevan?
Bagaimana model konsepsi ketuhanan yang
layak dikembangkan di masa depan?

Prospek pemikiran
Ketuhanan di masa depan
Ada beberapa kemungkinan jawaban terhadap permasalahan
pertama, antara lain :
Optimistik,
artinya konsepsi tentang Tuhan dianggap masih relevan
dengan catatan konsepsi ketuhanan harus diperbaharui, tidak
lagi legalistik, formalistik, dan manipulatif;
Pesimistik,
artinya peran konsepsi ketuhanan dipandang tidak lagi relevan,
sebagai penggantinya dikembangkan etika kemanusiaan
yang universal, yang mendasarkan diri pada kasih sayang dan
hak-hak asasi manusia;
Agnostik,
artinya tidak menghiraukan apakah konsepsi tentang
ketuhanan di masa depan ada atau tidak, hal itu tidak menjadi
masalah.

NILAI FILOSOFIS SILA KETUHANAN


YANG MAHA ESA
Secara umum nilai yang terkandung pada sila ketuhanan YME
diintepretasikan:
1. Sikap takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Nilai kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinan
3. Manusia Indonesia wajib beragama dan manusia yang religius
Ada kekuatan tarik menarik antara:
-

keinginan untuk lepas dari agama dalam mengatur kehidupan sehari-hari


dan;

Keinginan untuk memadukan agama dalam bidang-bidang kehidupan

Ini berkaitan dengan moralitas, perilaku sehari-hari dan perkara


mengatur bangsa dan negara ini

PENGERTIAN PAHAM KETUHANAN DALAM SILA I


SECARA IMPLISIT
Untuk sampai pada pengertian Tuhan, manusia bisa berpangkal pada
pengetahuannya tentang alam dan dirinya sendiri.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini:
q memiliki sifat-sifat terbatas (fana)
q relatif
q tergantung
q diciptakan (terjadi)
q tidak niscaya (tidak sempurna)
q tidak mutlak

Dibandingkan sifat Tuhan yang adikodrati. Maka Sila I muncul


sebagai dari kodrat manusia yaitu usaha manusia untuk lebih
mengenal dan dekat pada sang Maha Sempurna.

PENGERTIAN PAHAM KETUHANAN DALAM SILA I


SECARA EKSPLISIT
Keber-ada-an Tuhan juga timbul karena pengaruh-pengaruh agama-agama
besar di dunia. Agama-agama ini menyebarkan pemahaman dan penghayatan
bahwa selain fenomena alami, ada kekuatan Adikuasa yang menguasai alam
semesta, yaitu Tuhan yang diyakini keesaan-Nya dimana tidak ada kekuasaan
lain yang dapat menandinginya.
Rumusan Ketuhanan YME mengandung muatan konsensus yang tinggi.
Konsensus ini mengakui keragaman bangsa dari barat sampai ke timur.
Penggunaan ini juga berkonsekuensi serius untuk hidup bersama sebagai
bangsa yang majemuk (suku, budaya, agama, strata, ekonomi).
Maka Perumusan Satu Tuhan ini sebenarnya menegaskan satu arah
bersama yang hendak dituju oleh berbagai unsur yang beragam.

ARTI RELIGI
Religare, Religio mengikat, ikatan/pengikatan. Latin Religi adalah Ikatan
antara manusia dengan Tuhan.
Ikatan religius bukan penghalang kebebasan, tapi sumber justru
kebahagiaan manusia.
Karenanya tidak ada siapapun termasuk negara yang bisa memaksakan
keyakinan individual terhadap ikatannya dengan Tuhan. Karenanya negara
sekalipun tidak berhak memerintah cara-cara beribadat, bersembahyang dsb.
Dengan kata lain negara tidak berhak mencampuri kehidupan batiniah
seseorang yang merupakan kemerdekaan pribadinya.
Seandainya seseorang secara sadar meyakini kehidupan batiniah yang
dipilihnya, maka penghayatan tersebut tidak hanya berlandaskan tradisi,
melainkan pada pencarian pada makna dan hakikat hidupnya yang unik
sebagai ciptaan Tuhan.
Religi
o pertama-tama berupa keputusan batin pribadi
o Kemudian diikuti dengan keputusan komunal dalam wadah agama

HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN RELIGI


Soekarno menemukan fakta bahwa pada dasarnya orang Indonesia
adalah berTuhan.
Fakta inilah yang menurutnya menjadi jiwa bangsa Indonesia.
Maka dengan perumusan sila I, soekarno mengatakan bahwa negara
Indonesia adalah negara yang bertuhan (karena warganya demikian) dan
terbuka bagi bagi semua kalangan yang dibentuk oleh pelbagai pluralitas yang
ada. Dengan demikian secara implisit ia menyatakan, fungsi negara bagi religi
adalah wadah bagi hidupnya agama-agama dan kepercayaan setiap individu
atau kelompok di negara ini.

HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN RELIGI

3 (tiga) Model relasi (hubungan) antara negara


dengan religi
q Model Pendekatan Politik Legal
q Model Pendekatan Kultural
q Model Independensi (pemisahan) Agama
terhadap Negara

IMPLIKASI SILA KETUHANAN DALAM


KEHIDUPAN

Allah adalah figur yang diyakini menciptakan alam semesta dan


isinya. Mempersoalkan penciptaan berarti mempersoalkan titik awal
kehidupan. Adalah fakta. Kehidupan adalah sesuatu yang bernilai,
berharga. Diwakili membangun, merawat, memelihara.
Kebalikan istilah itu dalam sejarah manusia berusaha dihindari
menghancurkan, memusnahkan adalah fakta yang dicegah
sepanjang umur manusia.

IMPLIKASI SILA KETUHANAN DALAM KEHIDUPAN


Maka sikap menjaga kehidupan yang lahir dari pemahaman kultur kehidupan :

Segala benda dan mahluk berada dalam kedudukan yang sama. Samasama diciptakan Tuhan. Melecehkan salah satu bentuk dari tingkat kedupn
sama saja dengan tidak menghormati Allah. Sikap pelecehan yaitu segala
sikap yang bernuansa subordinatif, diskriminatif, otoritarianistik, terhadap
mahluk lain dapat dikatagorikan sikap ini.

Upaya pelestarian alam menjadi penting. Tidak hanya bertujuan


memperbaharui sumber alam saja, upaya ini bersifat konservasi alam dan
pengembangan kemampuan bumi sebagai tempat hidup yang laya

Penelitian dan upaya memerangi penyakit juga penting bagi upaya


merawat kehidupan. Upaya ini bisa dikembangkan dengan bantuan sains
dan teknologi. Persoalannya bagaimana mengarahkan perkembangan
sains dan teknologi sebagai sarana konstruktif.

Penolakan upaya peghancuran misalnya perang, mengedepankan sikap


anti kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai