Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

PUBLIKASI ILMIAH

Dr. M I Ririk Winandari, ST, MT


Ir. Etty Retnowati Kridarso, MT

Oleh :
GLADIS ISTIQOMAH SUHAR PUTERI
052.0014.00053

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018
Pola Penataan Ruang Pada Permukiman
(Dengan Pendekatan Konsep Riverfront di Sungai Situ Gintung)
Gladis Istiqomah Suhar Puteri — 052.0014.00053

POLA PENATAAN RUANG PADA PERMUKIMAN


(DENGAN PENDEKATAN KONSEP RIVERFRONT DI SUNGAI SITU GINTUNG)

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisak7

A. PENDAHULUAN terdampak bencana yaitu Daerah


i. Latar Belakang Aliran Sungai Situ Gintung.
Situ Gintung merupakan salah satu
Solusi yang dapat diterapkan untuk
situ yang berada di Kota Tangerang
menata kembali Kawasan Situ Gintung,
Selatan. Situ ini dibangun oleh Belanda
yaitu1, diantaranya :
pada tahun 1932-1933 dengan luas
badan air awalnya 31 ha. Di awal a. Menata kembali kawasan dengan
pembangunan situ ini berfungsi sebagai metoda land consolidation agar
waduk dengan kapasitas mencapai 2,1 semua masyarakat yang memiliki
juta meter kubik. Semenjak tahun tanah dapat kembali ketempat
1970-an kawasan ini juga dimanfaatkan semula.
sebagai tempat wisata alam,
b. Kaidah-kaidah yang diatur dalam
pemukiman dan juga perairan.
UU No. 26 tahun 2007 Tentang
Penambahan fungsi Situ Gintung
Penataan Ruang harus dijadikan
ternyata tidak diiringi dengan
sebagai acuan didalam pemanfaatan
pengelolaan dan perhatian yang baik
ruang.
terhadap situ tersebut.
Permukiman penduduk yang sangat
Bencana Situ Gintung merupakan
padat memberikan peluang atau
dampak dari perencanaan dan
penyebab kondisi lingkungan kota
pembangunan kota yang semakin tidak
menjadi buruk. Kapasitas ruang yang
terkendali. Tragedi Situ Gintung terjadi
ada tidak mampu melayani rumah
pada tanggal 27 Maret 2009, Situ
penduduk secara layak, sehingga
Gintung jebol atau mengalami
muncul permukiman kumuh. Proses
keruntuhan. Bencana ini menimbulkan
terbentuknya permukiman kumuh,
korban sebanyak 614 orang, kerugian
terjadi karena para pekerja memilih
harta benda dan kerusakan lanskap.
tinggal di dekat tempat kerja. Mereka
Pasca bencana Situ Gintung maka kemudian mencari tempat tinggal
dilakukan Penataan kembali kawasan seadanya di dekat pasar dan pertokoan,

Situ Gintung khususnya pada zona sedikit demi sedikit permukiman

1 http://publication.gunadarma.ac.id (diakses pada 13/03/2018)


Pola Penataan Ruang Pada Permukiman
(Dengan Pendekatan Konsep Riverfront di Sungai Situ Gintung)
Gladis Istiqomah Suhar Puteri — 052.0014.00053

kumuh pun terbentuk (Rahmawati, menyebabkan permukiman terlihat


2012). kumuh.

ii. Rumusan Permasalahan 10. Belum terdapat sarana penunjang


Kondisi fisik permukiman kumuh di seperti area bermain anak pada
kota Tangerang Selatan, kelurahan kawasan.
Cirendeu yang berada di sekitar iii. Maksud dan Tujuan
bantaran DAS Situ Gintung adalah
Berdasarkan latar belakang, data,
sebagai berikut:
fakta serta permasalahan di atas, maka
1. Orientasi bangunan cenderung dapat dirumuskan maksud dan tujuan
membelakangi sungai. yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut :
2. Kondisi fisik bangunan yang rapat.
a. Menganalisa pola penataan ruang
3. Konstruksi bangunan yang semi
yang tepat pada kawasan DAS Situ
permanen dan tidak permanen.
Gintung berdasarkan teori terkait
4. Sebagian badan jalan digunakan permukiman kumuh.
sebagai lahan parkir motor.
b. Mengidentifikasi dan menerapkan
5. Jaringan jalan belum dilengkapi pola konsep permukiman dengan
jalur khusus difabel dan jalur pendekatan Riverfront.
pelengkap lainnya.
iii. Metode Penelitian
6. Tata hijau di tepi DAS Situ Gintung Metode yang digunakan adalah metode
belum memadai, sehingga deskriptif kualitatif, dengan tahapan
digunakan sebagai lahan pedagang sebagai berikut :
kaki lima.
1. Metode pengumpulan data
7. Saluran drainase dan sanitasi
lingkungan tidak berfungsi dengan a. Data primer diperoleh dari

baik. observasi lapangan berupa


foto-foto atau gambar-gambar
8. Tidak disediakannya tempat dan dokumen/catatan/data
sampah permanen sehingga mengenai kondisi lokasi studi.
penduduk sekitar menjadikan
barang bekas sebagai tempat b. Data sekunder diperoleh dari

sampah sementara. instansi-instansi terkait, media


internet dan buku-buku
9. Kurang terpeliharanya kebersihan pendukung.
lingkungan kawasan, sehingga
2. Metode analisis data secara
deskriptif

Anda mungkin juga menyukai