____________________________
Tugas ini
Diajukan Kepada Dosen:
Dr Sophian I.C Hitagalung. M. Th., M.Pd.K
Sekolah Tinggi theologia Baptis Jakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mata Kuliah: Apologetika Kristen
Oleh
Yosa Armanda Siregar
NIM : 01.1.201.2.02
Pendahuluan
Setiap Kristen yang percaya memiliki tanggung jawab yang besar dalam pelayanan
sejak awal kepad orang yang telah menerima karunia keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.
Keselamatan memeiliki hubungan korelasi dengan perkataan rohani, bukan dengan perkataan
secara pribadi. Melainkan perkataan yang berasal dari firman Tuhan dan di bagikan dengan
penuh kuasa roh kudus kepada orang yang belum mendapatkan anugerah keselamatan yang
datangnya dari Tuhan Yesus. Karena hal itu yang tercatat dalam Matius 28:19-20, yang
sering dikenal dengan sebutan Amanat Agung, hal ini merupakan tugas sebagai kita orang
yang telah percaya kepada Tugan Yesus, dan karena semua orang yang telah percaya dan
menjadi murid-Nya, maka yang bertanggung jawab untuk melaksanakan perintah Amanat
Agung adalah orang yang telah percaya dan sudah di bekali dengan pengetahuan Apologetik.
Pelayanan misis merupakan system teologi yang di ajarkan kepada setiap pelaku
teologi tersebut, korelasi pelaku misi adalah penting memahami iman percaya terhadap
doktrin keselamatan yang dimana penting untuk memahami pengakuan iman percaya yang
sesuai sdengan Alkitab, sesungguhnya kebenaran bukanlah sebuah ciptaan yang di buat oleh
manusia, melainkan harus di temukan oleh manusia yang memiliki rasio dalam segala hal
keterbatasannya, keterbatasan bukanlah sebuah ruang dan waktu untuk setiap orang tidak
mau mempelajari tentang kebenaran dan juga membagikannya kepada orang-orang yang
belum menerima keselamatan. Kebenaran yang sesungguhnya adalah bersumber dari Allah
sang pencipta.1
BAB II
1
Harry Blamires, The Cristian Mind, (Surabaya, Momentum 2004), Hal 90.
ISI
dikarenakan subyek individu yang memiliki rasio yang meneguhkan bahwa penentu suatu
kebenaran adalah subyek. Akibatnya adalah setiap para individu yang memiliki rasionalitas
yang kritis dalam sebuah pemikiran tenang keberadan dan kebenaran Tuhan, pemikiran
individu menjadi sebuah standar kebenaran yang terukur bukan karena landasan berpikir
yang dianggap benar proses berpikir setiap orang alan memberikan tentang kepastian
Dilain sisi apologetik memiliki hubungan dengan teologi yaitu, dalam makna teologi
elementer dalam bingkai pemahaman Kristen tentang Allah dalam Alkitab tentang pernyataan
diri-Nya. Sedangkan dasar teologi adalah kitab suci, sebagai landasan Firman Tuhan yang
benar tanpa salah, dan itu sangat mutlak tidak terbantahkan karena memiliki bukti sejarah
yang kuat, beda halnya dengan pemikiran yang hanya memiliki argumen dengan logika dan
menebak-nebak saja tanpa memiliki bukti yang kuat. Sejatinya pemikiran manusia hanyalah
mencari kebenaran untuk diri sendiri saja, yang sesungguhnya tidak dapat dibenarkan oleh
Alkitab, Allah secara khusu menyatakan kebenarannya melalui Alkitab dan manusia dapat
mengenal Allah melalui firman Tuhan yang telah di tulis oleh orang-orang pilihan-Nya
sendiri, sehingga manusia dapat mengetahui kebenaran sejati melalui Alkitab, bukan
2
Haryo Tejo B, Teologi Absensia, (Jakarta, Obor, 2013) Hal 6.
Sebagai sebuah bentuk dan tanggu jawab iman percaya terhadap Kristus Yesus, istilah
ini di sebut sebagai praktek iman secara pribadi dengan melakukan pelayanan misis.
Pelayanan misi ini sangat erat dengan Kekristenan yang dimana sudah tercantum dalam teks
Amanat Agung yang di yakini oleh orang Kristen sevagai suatu keharusan sebagai orang
percaya, maka penyebaran Injil itu harus di lakukan dengan sesuai perintah Tuhan, hal ini
juga yang mempengaruhi pertumbuhan geraja, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pelayanan misi sesungguhnya bukanlah pelayanan yang melahirkan kelompok jemaat yang
eklusif di dalam gereja, dan juga bukan pula menjadikan mereka sebagai media untuk
kepentingan secara pribadi, tetapi sebaliknya secara dinamis, untuk mmperaktekkan iman
Pada pandangan yang lain, pelayanan misis gereja yang pada saat ini di lakukan
bukanlah bertujuan untuk membuat perpecahan di dalama gereja atau melakukan dugaan
makana dalam teks-teks Alkitab, atau juga melahirkan kelompok terhormat dalam gereja.
Dan bukan juga melahirkan denominasi individu dalam gereja. Namun sebaliknya, pelayanan
misi dilakukan sebagai sebuah bentuk praktek dalam iman orang percaya, untuk
mendatangkan damai sejahtera. Dimana sebagai orang percaya berada secara personal,
ataupun secara individual dengan yang lain. Dalam bermisi, apologetika sangat penting untuk
menjadi sebuah senjata kala menghadapi berbagai macam sikap dan juga pertanyaan orang-
orang yang memiliki sifat menggunakan akal pikiran, untuk menentang alkitab dengan
pengetahuan yang mereka miliki, maka dalam menjalankan misi kita juga perlu
3
Yakob Tomatala, Teologi Bermisi, (Jakarta, Leadership Foundation, 2003), Hal16.
Setiap selalu hidup dalam konsep berargumen yang memberikan pembenaran bagi
setiap tindakannya. Tindakan seseorang adalah sebuah implementasi dari rangkainan proses
adanya system penalaran berdasarkan ancangan rasional yang sistematis dan logis, kritis,
analisis yang bertujuan untuk pembelaan. Pertama-tama, apologetic membantu orang Kristen
memahami dasar-dasar iman Kristen. Sebagai penganut agama Kristen, akan sangat penting
memahami doktrin-doktrin inti dari keyakinan kita, seperti keberadaan Tuhan, kitab suci,
kehidupan dan karya Yesus Kristus, dan rencana keselamatan. Apologetic membantu
memperkuat pengetahuan kita tentang doktrin-doktrin dasar ini dan mempersiapkan kita
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang yang skeptis terkait agama Kristen.
Sebagai contoh, ada orang yang mengajukan pertanyaan seputar keberadaan Tuhan, apakah
memilih keselamatan adalah pilihan yang benar, mengapa kejahatan ada di dunia, dan
sebagainya. Tanpa apologetic, orang Kristen mungkin tidak siap dalam menjawab hal-hal
tersebut secara meyakinkan. Terakhir, apologetic membantu orang Kristen untuk menjadi
pelopor dalam menyebarakan kabar baik ke seluruh dunia. Para misionaris Kristen
kadangkala berhadapan dengan orang yang tidak menerima kesaksian mereka, dan apologetic
akan membantu mereka merespons pertanyaan dari orang tersebut. Dalam konteks ini,
apologetic membantu memberikan dasar untuk evangelisasi yang efektif dan membantu
Kesimpulan
4
Ronald H. Nash. Iman dan Akal Budi, (Surabaya Momentum, 2001), Hal 31.
Dalam keseluruhan, apologetic memainkan peran penting dalam bermisi Kristen. Hal
Kristen, dan membantu mempromosikan dialog terbuka yang efektif dengan orang lain.
Banyak organisasi dan gereja yang memberikan program apologetic, sehingga kita dapat
memperoleh pengetahuan yang baik tentang dasar-dasar iman Kristen dan menjawab
Daftar Pustaka