BUKU PANDUAN
TAHUN PEMBERDAYAAN
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
(HKBP)
2
0
2
1
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................. 1
Pendahuluan ............................................................................... 2
Penutup.......................................................................................... 27
iii
KATA PENGANTAR
Kita bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja karena telah
memelihara umatNya. Kini HKBP memiliki tugas besar di tengah dunia
untuk menghasilkan buah sebagaimana Yesus menugaskan murid-
muridNya untuk pergi berbuah (Yoh 15:16). Itu sebabnya didasarkan atas
panggilan tersebut dan Rencana Strategis HKBP 2020-2024, maka
HKBP menetapkan langkah prioritas pertama pada tahun 2021 sebagai
Tahun Pemberdayaan
Atas pergumulan pimpinan HKBP bersama para Praeses, Majelis
Pekerja Sinode, Kepala Biro dan Lembaga HKBP, telah ditetapkan
ragam kegiatan di segala aras pelayanan yang terangkum dalam Buku
Panduan Tahun Pemberdayaan HKBP 2021. Diharapkan tugas
pemberdayaan ini akan terus berkelanjutan pada tahun tahun berikutnya.
Ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun kerjasama dan kolaborasi
semua pelayan beserta jemaat akan menghasilkan buah yang baik. Tentu
utamanya, dengan penyertaan Roh Kudus, upaya pemberdayaan akan
semakin berbuah lebat.
Marilah secara bersama-sama, kita sukseskan Tahun
Pemberdayaan ini, sehingga visi HKBP "menjadi berkat bagi dunia"
semakin terwujud. Kiranya melalui ini, nama Tuhan kita Yesus Kristus
semakin dimuliakan.
1
I. Pendahuluan
2
melayani, taat pada kehendak BapaNya, memikul salib, dan berkorban di
kayu salib untuk banyak orang. Ia memberi mereka pengutusan awal
untuk mempraktekkan apa yang mereka telah pelajari. Ia membaharui
pola pikir dan sudut pandang mereka. Selanjutnya, Ia menguatkan
mereka kembali setelah bangkit dari kematian dan menyurahkan Roh
Kudus pada mereka untuk bersemangat melakukan tugas misi.
Belajar dari keteladanan Yesus itu, HKBP sejak awal telah
melakukan pendidikan-pendidikan formal dalam mempersiapkan para
pemangku tugasnya, mulai dari Guru Zending/Jemaat, Pendeta,
Bibelvrow, Diakones dan mempersiapkan para penatuanya melalui
pengajaran-pengajaran informal oleh para pendeta dan evangelis untuk
pemberitaan injil di luar HKBP secara semi-informal. Namun
pengajaran itu belum dilakukan bagi para pelayan bukan partohonan.
Pendidikan teologi secara formal telah dilakukan untuk keempat pelayan
penuh saat itu. Kepada pendeta diberikan pendidikan strata S1, S2 dan S3
untuk pendeta, yang semulanya pada strata D3/D4. Kepada ketiga
pelayan lainnya dahulunya hanya kuliah sampai strata S3/D4, namun saat
ini telah mendapat pendidikan sarjana (S1). Bahkan saat ini para
Diakones dan Bibelvrow telah menempuh pendidikan S2 dan S3.
Namun demikian, satu hal yang sangat penting juga adalah
perlunya kepada pelayan penuh waktu yang sekarang jumlahnya 2.636
orang pelayan fulltime (data almanak 2020) agar mereka dimampukan
untuk menunaikan tugas-tugas seperti diaturkan dalam uraian tugas
mereka. Ini menjadi urgen, karena upaya pemberdayaan sebelumnya
kurang maksimal/minim, tidak berkesinambungan, tidak terukur, dan
tidak memberi arti yang sangat berarti bagi pelaksanaan tugas-tugas.
Demikian halnya dalam hal pemberdayaan para penatua dan pelayan
tanpa tohonan di tingkat jemaat, resort dan distrik, apalagi hatopan.
Dirasa penting juga pemberdayaan kepada penatua, karena minimnya
3
dilakukan, dimana dalam beberapa tahun terkadang hanya sekali atau dua
kali dilakukan.
Selanjutnya, jika kita mencermati apa yang dilakukan di jemaat-
jemaat terkait pemberdayaan kategorial (anak, remaja, pemuda, ibu,
bapak, pasangan suami-istri dan lansia) kita akan terkejut ketika
menemukan bahwa pemberdayaan tidak dilakukan terhadap warga
jemaat. Kegiatan yang rutin dilakukan hanyalah ibadah sekolah minggu,
pengajaran sidi, latihan koor. Artinya pembinaan warga gereja sama
sekali tidak berjalan, apalagi berkelanjutan. Jika pun ada pemberdayaan
yang dilakukan di luar hal-hal tersebut barusan. Itupun dilakukan dengan
monoton dan statis, minim kreatifitas dan inovasi, dan minim topangan
budget tahunan jemaat, resort dan distrik. Jika pun ada, hanya sebatas
retreat yang tidak komprehensif, yang masih menjauhkan warga dari
masalah kehidupan untuk sementara. Program tersebut belum
memampukan jemaat untuk menghadapi masalah dengan berbagai
kepiawaian.
Demikian juga pemuda tidak dilibatkan dalam aksi-aksi diakonia
yang berarti, yaitu transformative, rekonsiliatif dan advokatif, bukan
karikatif. Pemuda juga belum diikutsertakan dalam tanggap bencana dan
penyuaraan suara nabiah terhadap masalah-masalah masyarakat dan
dalam seruan perdamaian. Padahal Caritas Emergency HKBP masih
bersifat institutional/pusat dan minim dana.
Kita juga menyaksikan minimnya pemberdayaan pemuda, Ibu dan
Bapak untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata mendukung
undang-undang anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, juga
undang undang perlindungan terhadap lingkungan hidup. Kebanyakan
dana diarahkan untuk pembangunan-pembangunan fisik gereja yang
berulang-ulang, dari yang sederhana hingga yang megah. Kebutuhan
kaum difable belum terakomodir.
4
Selain itu, pemanfaatan fasilitas gereja seperti gedung pertemuan
untuk pemberdayaan warga dan pelayan tidak terjadi. Lebih
menghawatirkan lagi, pada era internetisasi dan menghadapi pandemic
Covid 19, sungguh generasi tua dan muda (Istilah sekarang: Generasi
baby-boomers yang lahir tahun 1946-1960, generasi X yang lahir tahun
1961-1980, generasi Y – milenial yang lahir tahun 1981-1994, generasi Z
yang lahir tahun 1995-2010) dan generasi Alpha yang lahir tahun 2011-
sekarang) tidak disentuh oleh tugas-tugas kita secara memadai.
Pelayanan Gereja juga belum optimal menyentuh keberaneka ragaman
dari setiap generasi, dari yang miskin hingga yang kaya, yang agak
miskin hingga yang kaya raya, yang belum bekerja hingga kepada para
pencipta kerja.
Lebih lagi, khusus di dalam kepemimpinan berdasarkan visi, misi
dan strategi hampir tidak ada pemberdayaan kepada para pemangku tugas
HKBP. Ini berdampak sangat negatif, seperti hilangnya semangat,
munculnya konflik-konflik internal, pertumbuhan jemaat yang melambat,
karena kebanyakan jemaat-jemaat, resort dan distrik tidak merencanakan,
melaksanakan, mengevalusi serta menindak lanjuti pelaksanaan tugas-
tugas HKBP sesuai visi HKBP :menjadi berkat bagi dunia. Dicurinya
warga HKBP oleh gerakan-gerakan gereja-gereja baru yang tumbuh
menjamur. Sementara hal ini diminati oleh banyak warga HKBP yang
kebutuhan dan harapannya tidak terlayani oleh pelayanan HKBP.
Pada gilirannya para pemimpin HKBP di berbagai aras tidak lagi
merupakan pemimpin yang visioner, missioner, memersatu dan diakonal,
menyemangati dan membaharui. Sebaliknya mereka menjadi beban,
objek cercaan, gunjingan. Pertumbuhan iman jemaat tidak terjadi.
Persekutuan jemaat rentan terhadap konflik dan tindakan kasih jemaat
tidak bertumbuh. Pekerjaan diakonia kita mengerdil, melokal dan statis.
Lembaga pendidikan HKBP seperti PAUD, SD, SMP, SMA/SMK,
Universitas tidak menjadi pilihan peserta didik, apalagi membintang. Ia
5
bagaikan hidup segan mati tak mau demikian halnya Rumah Sakit
HKBP. Jika organisasi agamawi seperti NU dan Muhammadiyah dari
waktu ke waktu bertambah jumlah lembaga pendidikan dan kesehatan
mereka karena dilakukan berdasarkan visi, misi dan strategi yang handal,
serta dipimpin oleh para pemimpin yang mumpuni.
HKBP sudah terbiasa dengan keluhan-keluhan terhadap lembaga-
lembaga pendidikan dan kesehatannya. Jika gereja-gereja di belahan
bumi lainnya, di mana kaum terpuruk seperti orang yang hidup dengan
HIV/AIDS, korban penyalahgunaan Narkoba, kemiskinan akut dilayani
dengan baik, baik secara sendiri-sendiri maupun dalam kerjasama dengan
berbagai pihak termasuk pemerintah. Namun HKBP semakin meredup di
bidang-bidang itu. Semangat HKBP sebagai garam dan terang dunia
mengendor, atau jika masihpun berada pada situasi hidup tidak hidup
penuh kegairahan.
Oleh karena itu tindakan pemberdayaan para pemangku tugas
penuh dan paruh waktu HKBP maupun warga kategorial harus segera
dilakukan di segala aras. Diharapkan setelah pemberdayaan termasuk
dalam kepemimpinan berdasarkan visi dan strategi, maka muncul dan
menguat spiritualitas yang transformatif, nyata dan bertumbuh semangat
baru, innovasi dan kreatifitas dalam pelaksanaan tugas-tugas HKBP
sebagai gereja. Ini bukan hanya muncul di dalam ibadah-ibadah rutinnya,
tetapi juga di dalam aksi-aksi nyatanya.
Tanpa transformasi sesuai dengan keadaan dan tanpa
pemberdayaan, mustahil masalah-masalah laten dan besar HKBP dapat
teratasi seperti keterpurukan Dana Pensiun, lemahnya solidaritas gereja
satu sama lain, tidak dijaminnya kesejahteraan para pemangku tugas
akibat tidak adanya sentralisasi parbalanjoon tidak akan teratasi.
Melaksanakan tugas-tugas HKBP seperti biasanya saja (bisnis as usual)
harus ditinggalkan. Transformasi harus dilakukan. HKBP harus belajar
dari perusahaan-perusahaan kecil hingga raksasa yang gulung tikar
6
karena para pemimpinnya tidak sanggup mengadakan transoformasi
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat. HKBP
yang sangat dikasihi Tuhan Yesus harus bertransformasi untuk dapat
memenuhi alasannya menjadi ada, yaitu menjadi berkat bagi dunia.
7
Dalam pengertian ini, pemberdayaan harus juga diartikan secara
komprehensif baik pemberdayaan sumber daya manusia dan sumber daya
harta milik. Sumber daya harta perlu diberdayakan untuk menopang
pemberdayaan manusia.
8
menerus dan berkelanjutan sehingga menjadi seorang yang
potensial, ahli dan professional
b) Secara khusus di era digital, diperlukan empat keterampilan
antara lain: kreativitas (creativity), kolaborasi
(collaboration), berpikir kritis (critical thingking) dan
komunikasi (communication)
4) Pengembangan kelembagaan (Institutional building)
Evaluasi terhadap struktur yang ada saat ini, sehingga mendukung
terhadap agenda pemberdayaan.
9
5) Setiap pelayan penuh waktu dapat memahami/melihat dirinya
menjadi motivator dan inspirator bagi sesama di tempat/wilayah
pelayanannya.
6) Mayoritas warga yang dilayani mengalami perubahan sikap
(attitude) terhadap pelayanan yang dilayankan dalam arti yang
positif, optimis, membangkitkan semangat dan pengharapan.
7) Mayoritas warga yang dilayani semakin bertumbuh menjadi
pribadi-pribadi yang bersemangat, kuat, peduli dan ingin
berpartisipasi dalam pelayanan.
8) Mayoritas warga yang dilayani semakin merasa bangga dan
berharga sebagai bagian dari jemaat atau organisasi gerejawi
HKBP.
9) Mayoritas warga yang dilayani semakin tergerak untuk
memberikan sumbangsih pemikiran, doa, dana dan
keterampilan/keahlian/talenta dalam pelayanan di HKBP.
10) Pada akhirnya, warga dan pelayan HKBP akan tampil tangguh
dan percaya diri: kuat, elastis dan tahan uji di setiap aras
pelayanan dan di semua tempat/bidang/wilayah pelayanan,
sehingga kita akan mendengarkan suara-suara yang
membangkitkan semangat, memberi pengharapan, nuansa
optimisme, dan pemberitaan menyangkut pelayan, warga dan
pelayanan HKBP diharapkan cenderung positif dan inspiratif.
Dengan demikian visi HKBP “Menjadi Berkat Bagi Dunia”
semakin terealisasi.
10
D. Alur Pemberdayaan
Aras Pusat
Memberdayakan dirinya sendiri agar mampu memfasilitasi
pemberdayaan di tingkat pusat dan distrik:
Tingkat Pusat yaitu: 1. Para Calon Pelayan Fulltimer (Pendeta,
Guru Huria, Bibelvrow, dan Diakones); 2. Para Pelayan Fulltimer
(sda.); 3. Lembaga/Yayasan dan Institusi Pendidikan yang ada di
HKBP (STT HKBP, STGH, ST Bibelvrow, ST Diakones, UHN,
dan Sekolah-sekolah; 4. Sertifikasi para uluan huria yang berasal
dari kalangan sintua (Vorhanger); 5. Sertifikasi Guru Sekolah
Minggu; 6. Sertifikasi pelayan musik liturgi dan nyanyian
gerejawi dan lain-lain
Tingkat Distrik yaitu: para Praeses, MPSD, dan Kepala Bidang
(Koinonia, Marturia, dan Diakonia).
11
Aras Distrik
Melalui Praeses, MPSD, dan Kepala Bidang (Koinonia, Marturia, dan
Diakonia) memberdayakan seluruh perangkat pelayanan di tingkat resort.
Aras Resort
Melalui Pendeta Resort, Parhalado Resort, dan Ketua Dewan (Koinonia,
Marturia, dan Diakonia) memberdayakan seluruh perangkat pelayanan di
tingkat huria.
Aras Huria
Melalui uluan huria dan perangkatnya (seksi-seksi) memberdayakan
jemaat melalui pelayanan pastoral, liturgi, dan pengajaran (seperti:
ibadah, partangiangan, kunjungan pastoral, penghiburan, katekisasi, dan
lain-lain)
12
rapat resort dan rapat jemaat. Pemberdayaan ditujukan kepada penatua,
seksi-seksi dan kelompok kategorial (anak, remaja, pemuda, perempuan
dan bapak maupun lansia), Sama halnya dengan jemaat-jemaat maupun
Pos Pelayanan agar Menyusun dan melaksanakan program-program
pemberdayaan. Demikian halnya dengan lembaga-lembaga HKBP untuk
merencanakan dan melaksanakan pemberdayaan. Di tingkat pusat juga
para kepala Biro maupun Kepala Bagian dan Pimpinan unit melakukan
pemberdayaannya untuk para pelayan dan petugas di ruang lingkupnya.
Beberapa bentuk pemberdayaan pada kalender program di bawah ini agar
dipakai sebagai rujukan dan dapat dikembangkan sesuai konteks
pelayanan.
13
KALENDER PROGRAM TAHUN 2021: TAHUN
PEMBERDAYAAN
Beberapa Kegiatan Pemberdayaan di bawah ini ditetapkan, tanpa
membatasi kegiatan pemberdayaan lainnya. yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya.
A Hatopan/Pusat
1 Melaksanakan Bertambahnya Diikuti Jan-Okt Pusat
pemberdayaan seluruh spiritualitas, minimal
pelayan secara wawasan, 400
bertahap dengan keterampilan pelayan.
mempertimbangkan pelayan Pelayan
pola yang sudah pernah memiliki
dilaksanakan. integritas
yang
tinggi dan
keterampil
an untuk
melayani
14
secara online. Tujuan tugas praeses pelayan
untuk mendukung praeses
pelayanan Praeses
15
menunjang
pariwisata
dan
advokasi
agraria
7 Pemberdayaan staf Memiliki Mampu Tentative Pusat dan
pusat dan Distrik (in- displin dan mengoperas Distrik
house training: skill yang ikan
digitalisasi/virtual mumpuni aplikasi
account) dan keahlian dalam keuangan,
lainnya bekerja virtual
secara khusus account dan
pada layanan aplikasi
digitalisasi digital
lainnya
16
kebutuhan setiap Maret Perempuan
gender/perem distrik.
puan di
tengah gereja Memutus
dan kan
masyarakat Pengurus
serta PPD baru
memutuskan dan
upaya program
pemberdayaa baru terkait
n perempuan pemberdaya
an
Pemilihan perempuan
pengurus
PPD baru
17
12 Memberdayakan para Mengembang Terbentukn Tentative Dep.
Evanggelis untuk kan ya pelayan Marturia
membuka sedikit- pelayanan kreatif dan
dikitnya 20 Pospel baru yang inklusif inovatif
untuk pelayanan di tengah Terbentuk
masyarakat kota tengah nya 20
(PMK) masyarakat pospel
13 Membekali para Memahami Terbentuk Tentative Dep.
pelayan/pemimpin di tugas nya Diakonia
bidang Diakonia diakonia sedikitnya 2
secara pelayan
holistik diakonia
setiap
distrik
14 Rekrutmen dan Membentuk Terbentuk Februari- Dep.
pemberdayaan „Ale- Ale ale nya Oktober Marturia
Ale Zending” Zending sedikitnya
100 orang
Ale ale
Zending
15 Pemberdayaan Tentative Pusat/Lem
lembaga pendidikan baga
HKBP Pendidikan
B Distrik
1 Pembekalan pelayan Memahami Terbentuk Maret-
penuh waktu di setiap berbagai hal nya Mei
Distrik. untuk sedikitnya
Usul materi: optimalisasi 15 orang di
a. Pengenalan diri dan pelayanan setiap
character building seperti: distrik,
b. Leadership dan Pengenalan pelayan
management diri sendiri, berdedikasi
c. Penyegaran tugas leadership, dan unggul
panggilan para managemen dalam
pelayan organisasi melayani
berdasarkan tema dan masalah
dan sub tema tahun kekinian di
pemberdayaan. tengah jemaat
d. Tantangan dan dan
peluang pelayanan masyarakat
18
di masa pandemi
Covid 19 dengan
memanfaatkan
teknologi
informasi,
digitalisasi/interneti
sasi.
e. Keterampilan
conflict resolution
dan kecakapan
pastoral
2 Pembekalan parhalado Meningkat Terbentuk
/sintua se-Distrik: kan nya
Usul materi: pelayanan setidaknya
penyegaran tugas sesuai dengan 100
panggilan pelayanan kebutuhan parhalado
jemaat yang komit
dalam
pelayanan
kekinian
3 Konsultasi pemuda Pemberdaya Terbentuk Juli
an pemuda nya
distrik setidakny
menghadapi 50 pemuda
bonus yang
demografi mumpuni
dan mencari dalam
peluang di pelayanan
era revolusi dan mampu
industri 4.0 menangkap
peluang di
masa kini
4 Melengkapi perangkat Memahami Terbentuk Maret -
pelayanan Distrik: bahaya laten nya Juni
a. Di bidang HIV/AIDS, kelompok
HIV/AIDS, korban Narkoba. pemerhati
narkoba Memahami masalah
b. Membentuk Pokja penting Tim HIV/AIDS
atau Tim Tanggap Tanggap dan
Bencana distrik Bencana Narkoba di
dengan melibatkan tiap distrik.
19
para pemuda serta Terbentuk
mengadakan nya
pelatihan task force kelompok
Tanggap
Bencana
Distrik
5 “Interreligious Menjadi Lahirnya Tentative Pimpinan
Dialogue and Actions”: jemaat yang jemaat yang HKBP
2 Kali di Tingkat inklusif, inklusif dan
Nasional – melibatkan terbuka dan pembawa
tokoh-tokoh agama. cinta kedamaian
perdamaian di tiap
distrik.
C Resort / Huria
1 Melaksanakan Meningkat Terbentuk Tentative Resort/Huria
pemberdayaan kan nya modul
kategorial Sekolah pelayanan pelayanan
Minggu, Pemuda, kategorial untuk setiap
Remaja, Parompuan, dengan kategorial
Ama, dan Lansia. memperhatik yang up to
an kebutuhan date
dan tantangan
zaman
2 Pemberdayaan pelayan Membina Terbentuk Tentative Resort/Huria
Partohonan dan non para nya pelayan
Partohonan bidang pelayanan yang
tritugas (Koinonia, agar semakin tangguh dan
Marturia, dan optimal beriman
Diakonia) pelayanan dalam dalam tri
gereja pelayanan tugas gereja
D Lembaga HKBP
Lembaga HKBP Meningkat Tingginya
Pemberdayaan pelayan kan minat dan
dan pengembangan pelayanan di kepuasan
kelembagaan di lembaga terhadap
lembaga-lembaga HKBP lembaga
HKBP sehingga HKBP.
tercapainya Lahirnya
visi HKBP program
20
dan tujuan yang kreatif
Lembaga dan inovatif
sesuai
dengan
kebutuhan
Dalam mendukung Pelaksanaan Tahun Pemberdayaan 2021 maka MPS
mendukung upaya sebagai berikut:
1. Kantor Pusat melaksanakan TOT Kategorial di tingkat Pusat dan
mereka dapat menjadi tutor pemberdayaan di Distrik masing-
masing.
2. Kantor Pusat menyediakan pelatihan-pelatihan pilihan (seminar)
dengan topik-topik khusus, Praeses membantu Kantor Pusat
untuk mempublikasikan dan merekomendasikan peserta yang
berminat dari Distrik masing-masing.
3. Konten Pemberdayaan: diupayakan berkaitan dengan membantu
pelayan meningkatkan kapasitasnya melaksanakan tugas pastoral,
tugas pemberitaan (khotbah) dan penginjilan, tugas pengajaran,
leadership dan manajemen dengan memanfaatkan IT dan
multimedia, serta tema-tema bulanan selama tahun
pemberdayaan.
4. HKBP melalui Pengmas dan bekerja sama dengan Praeses di
Distrik sekitar Danau Toba memberdayakan dan mendampingi
(advokasi) warga jemaat menghadapi masalah-masalah sosial
yang muncul di sekitar Danau Toba, sehingga warga jemaat
HKBP siap mendukung pariwisata Danau Toba dengan konten:
memahami aspek hukum hal hak ulayat (wilayah) menguatkan
jemaat dengan misi pemberitaan Injil).
5. Untuk meningkatkan pendapatan (income) jemaat petani, HKBP
dapat menjalin kerjasama masyarakat desa sebagai produsen
pertanian dengan masyarakat kota sebagai pihak konsumen.
Kerjasama ini dapat dibangun melalui kerjasama antar distrik.
6. Setelah peluncuran Digitalisasi atau Virtualisasi diresmikan maka
selanjutnya supaya dilaksanakan pelatihan atau pemberdayaan
kepada Pimpinan Jemaat, Sekretaris dan Bendahara.
21
7. Pimpinan sebaiknya melakukan pembenahan Staffing agar Kantor
pusat dapat mendukung pelayanan Kantor Pusat di Era
Digitalisasi/Virtualisasi.
F. Tim Pelatih Pemberdayaan yang dipersiapkan oleh pusat
1. Kepemimpinan berdasarkan Visi dan Strategi maupun Nilai-nilai:
Dr. Sigit Tiyono (Sekum LAI) (0816-1832-535)
2. Mengenal Karakter Pribadi Pemimpin: St. Albert Simanjuntak
MBA (Managing Director Chevron Asia, 0811-846-934) dan
Rumondang Napitupulu (Psikolog, 0812-7525107).
3. Analisa Lingkungan dan Penguatan Warga: Pdt Nelson Siregar
STh (08126578936) dan Pdt Gomar Gultom MTh (Ketua PGI,
0811-899522)
4. Mengenal Teologi dan Praxis HKBP: Ephorus Emeritus Pdt. Dr
Bonar Napitupulu (0811-846-934)
5. Pelayanan Digital untuk masyarakat millenial: Pdt Dr Enig S.
Aritonang (Ka. Biro Pembinaan HKBP, 081397332801) dan Pdt.
Dr. Binsar J Pakpahan (Dosen STF Jakarta, 081281577079)
6. Pelayanan Gereja di tengah Perubahan Sosial khususnya di
daerah Pariwisata: Basar Simanjuntak (0856-7219-390), JMP
Sitorus (Tenaga ahli Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita
Danau Toba Bidan Humas, 081378987793), Pdt Waspada (Ketua
Yayasan Univ. Dhyana Pura, Bali, 0812-3992-482), Dr. I Gusti
Bagus Rai Utama (Rektor Univ. Dhyana Pura, 0813 5330 9333)
Pdt. I Nyoman Agustinus (Bishop GKPB, 0812 3779 8477) Pdt.
Victorius Hamel (GPKB, 0878-51300174).
7. Pelayanan Pastoral dan Khotbah Kontekstual: Pdt. Marudut
Manalu (Praktisi Pastoral 0821-11196516/087878507497) dan
Pdt. JAU Doloksaribu MMin (0821-1119-6516).
8. Pemberdayaan Misi: Pdt. Dr. Andar G. Pasaribu (Pemberdayaan
UEM Jerman +49-1718442484), Pdt. Ginto Robinson (Koord.
Zending Wilayah Bengkalis, 081365920025) dan Pdt. STP.
Siahaan MBA (0812-1999-340) dan Pdt. C.O.Rahidin Silaban
STh (0813-9670-0200)
22
G. Logo Tahun Pemberdayaan: Pdt. Puji Handoko Aritonang, MTh
23
I. GAMBAR SALIB BERWARNA UNGU
Gambar salib berwarna ungu melambangkan salib Kristus yang
menaungi kehidupan seluruh umat-Nya. Warna ungu
melambangkan kemuliaan TUHAN yang senantiasa menyertai
seluruh jemaat HKBP dalam berbagai situasi kehidupan.
TUHAN tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan di
tengah penderitaan menghadapi pandemi global COVID-19,
Kristus ada bersama dengan umat-Nya yang menderita. Salib
Kristus adalah sumber kekuatan dan pengharapan orang percaya.
24
hingga kini telah “merambat” ke berbagai penjuru dunia, bagaikan
pokok anggur yang berbuah banyak dalam pelayanan dan
menjadi berkat bagi dunia.
Pokok anggur dan buahnya merangkum makna dari tema Tahun
Pemberdayaan, sebagai Orientasi Pelayanan HKBP 2021 yaitu:
“Aku telah memilih dan menetapkan kamu, supaya pergi dan
menghasilkan buah” (Bnd. Yohanes 15:16).
Pokok anggur dan tujuh buahnya melambangkan berkat dan
penyertaan TUHAN setiap hari, tujuh hari dalam seminggu dan
berlanjut pada hari-hari selanjutnya. Daun pokok anggur
berwarna hijau adalah lambang kehidupan dan buah anggur yang
ranum berwarna merah keunguan menandakan buah yang baik.
Kasih karunia TUHAN menyertai umat-Nya sepanjang masa,
oleh karena itu seluruh pelayan dan jemaat HKBP terpanggil
untuk menghasilkan buah yang baik untuk kemuliaan nama
TUHAN.
25
pemulihan dunia dari pandemi COVID-19, di mana HKBP
menjadi bagian di dalamnya untuk melakukan pelayanan dan
menjadi berkat bagi dunia, sebagaimana tercakup dalam Visi
Misi HKBP.
26
Kristus senantiasa ada bersama-sama dengan umat-Nya. Kristus adalah
sumber kekuatan, inspirasi dan pengharapan kita. Pelayanan dan
pengorbanan Kristus yang mencapai puncaknya di salib menjadi
prototype terbaik dalam pelayanan gereja di dunia ini.
Dalam logo tersebut juga ditunjukkan gambar manusia (laki-laki dan
perempuan) menggunakan masker dan face shield (pelindung wajah)
yang merangkum makna bahwa di tengah pandemi Covid-19 kita
berbenah dan bertransformasi menunuaikan tugas gereja dengan
kewaspadaan. Kita sedang berada dalam pergumulan besar akibat
pandemi Covid-19 yang mengguncang dunia. Namun warga jemaat
beserta seluruh pelayan HKBP tidak akan surut dan kecut hati untuk
melakukan misi pelayanan sesuai dengan panggilan Kristus untuk pergi
dan menghasilkan buah. Jika kita tetap berakar, bertumbuh, taat dan setia
pada salib Kristus, niscaya warga dan pelayan yang mengikuti program
pemberdayaan selama satu tahun ini akan bertransformasi menjadi warga
dan pelayan yang melayani dengan segenap hati, dan sesuai dengan kasih
karunia Kristus akan berbuah banyak.
H. Penutup
Buku panduan ini kiranya dapat membantu seluruh pemangku
tugas di gereja untuk melaksanakan Tahun Pemberdayaan HKBP 2021.
Namun, sejatinya pemberdayaan itu hendaknya menghasilkan buah di
tengah-tengah jemaat dan masyarakat. Oleh karena itu, sangat diharapkan
kerjasama seluruh pelayan dan jemaat untuk mensosialisasikan dan
mewujudkan program pemberdayaan di segala aras. Dengan ini HKBP
dapat menjadi berkat bagi dunia. Akhirnya terima kasih kepada seluruh
pihak yang ikut serta dalam penyusunan Buku Panduan ini dan juga
kepada para nara sumber yang memberikan pikiran, waktu dan tenaganya
dalam kegiatan Tahun Pemberdayaan.
27