Anda di halaman 1dari 2

Bagimana menjadi MC Song Leader yang baik?

1. Memenuhi syarat/kualifikasi:
Sudah lahir baru
Bergaul akrab dengan Tuhan, punya HPDT (Hubungan Pribadi Dengan Tuhan) yang baik
Memiliki kerinduan melayani, didorong oleh kasih kepada Tuhan.
Suka bernyanyi, kualitas suara cukup baik, memiliki sikap kepemimpinan
Rendah hati mau terus menerus mengembangkan keterampilannya.

2. Memiliki persiapan yang baik
Persiapan sebelum hari H
1. Persiapan Rohani
2. Persiapan Informasi
3. Persiapan Acara
Langkah-langkahnya :
a. Berdoalah mohon pimpinan Tuhan
b. Menyusun Liturgi disesuaikan dengan suasana/bentuk ibadah
Liturgi formal untuk suasana formal: Natal, Paskah.
Liturgi informal untuk suasana informal: Liturgi persekutuan biasa
Melibatkan dan mengaktifkan jemaat
Bayangkan suasana jemaat sebelum menyusun liturgi. Jangan biarkan jemaat menjadi penonton yang pasif, tapi
dalam melibatkan jemaat jangan biarkan terlalu capek. Jika jemaat pasif aktifkan (misalkan dengan pujian
bersama), jika jemaat aktif pasifkan (misalkan dengan kesaksian pujian, hanya musik)
Liturgi yang baik : padat dan tidak bertele-tele. Tiap butir acara mempunyai makna tersendiri dan tidak bisa
disederhanakan lagi.
Tidak mencampuradukkan ibadah dengan kata-kata sambutan, dll.
Liturgi yang baik terarah dan makin menuju klimaks. Catatan: Mintalah kepada pengisi pujian judul lagu yang akan
dinyanyikan.
c. Lagu dipilih sesuai dengan tema
d. Pilih lagu sesuai dengan kedewasaan jemaat (jangan sembarangan memilih lagu)
Pelayan Pujian harus mengetahui dan mengerti puji-pujian yang benar agar tidak membawa jemaat (walaupun tidak
sengaja) kepada pemahaman Firman Tuhan yang salah tidak semua pujian yang berbau rohani memiliki pengajaran
yang benar atau sehat
Ciri pujian yang sehat
1. Ajarannya benar (Alkitabiah dan kontekstual)
2. Pesannya jelas
3. Membangkitkan dan meneguhkan iman

e. Cari keseimbangan antara lagu yang cepat dan lambat serta keseimbangan penggunaan bahasa (mis. Lagu yang
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris)
f. Dalam ibadah jangan terlalu banyak lagu baru (maksimal 2 lagu), dan harus ada yang dapat mengajarkannya dengan baik
g. Mempersiapkan kata-kata motivasi/pengantar pujian
Kegunaan kata-kata motivasi/pengantar pujian:
- Memotivasi jemaat dalam menyanyikan lagu
- Memelihara suasana persekutuan
- Memelihara alur liturgi

Tips untuk menyusun kata-kata pengantar pujian:
Hayati lagu yang dipilih dengan membaca/menyanyikan berulang-ulang lirik /kata-kata dari lagu yang dipilih. Cari
makna/isi dari lagu tersebut, kemudian bayangkan kata-kata pengantar seperti apa yang dapat menolong jemaat
untuk dapat menghayati lagu itu dengan baik seperti kamu alami.
Penting untuk melakukan persiapan secara tertulis

Pengantar Pujian dapat diambil diantaranya:
Dari syair lagu yang akan dinyanyikan
Ayat Alkitab
Pengalaman hidup kita sehari-hari yang berkaitan dengan isi lagu yang akan dinyanyikan
Kata-kata dari buku rohani yang dibaca yang berkaitan dengan tema
Menceritakan sejarah dari lagu tersebut
Jangan memberi komentar berlebihan, dan jangan sering mengulang kata yang sama. Pusatkan diri jemaat pada isi
nyanyian; bukan pada kata-kata motivasi/pengantar pujian.
Motivasi untuk bernyanyi bisa dilakukan dengan membacakan 2 atau 3 baris syair pujian tsb atau dengan variasi bergantian
bernyanyi dan merenungkan syairnya.



h. Persiapan dan koordinasi dengan pemusik - yang dilakukan adalah:
- Menentukan nada dasar
- Kesepakatan tempo / beat
- Kesepakatan intro / pengulangan lagu / instrumental, dll.
- Jalin kesehatian melalui kebersamaan, sharing dan doa.
Ingat: Maksimalkan waktu persiapan pribadi (Pemimpin Pujian & Pemusik), sehingga waktu latihan dapat efektif.

Persiapan saat hari H
1. Persiapan sebelum pelaksanaan
a. Jangan terlambat! Datanglah selambatnya 30 menit sebelum acara dimulai
b. Persiapan ruangan (tempat duduk, tempat pembicara, mimbar, tempat berdiri MC, dll)
c. Perlengkapan: gitar, keyboard, alat-alat tulis, mikrofon, OHP, transparansi lagu, kantong kolekte dll.
d. Periksa kembali kerapian anda. Berpakaianlah rapi dan sesuai kebutuhan saat itu.
e. Renungkan kembali lagu-lagu dan acara yang sudah disusun dan hafalkan.
f. Persiapan hati. Sebelum acara dimulai berdoalah dengan pengurus/ panitia.

2. Penguasaan pada saat acara/ibadah berlangsung
1. Melangkahlah dengan tenang / yakin ke depan jemaat.
2. Carilah tempat berdiri yang tepat, dapat dilihat semua orang (sebanyak mungkin orang).
3. Berdirilah tegak
4. Mulailah acara dengan terlebih dahulu memberi salam dan senyum yang tulus dan sungguh-sungguh.
5. Pandangan mata harus diarahkan kepada semua orang secara seimbang. Jangan bicara dengan dinding atau plafon.
6. Jika ada acara yang akan dikoreksi, ambillah waktu pada permulaan acara. Di awal acara MC juga dapat meminta jemaat
menempati kursi-kursi kosong yang ada di depan agar lebih teratur, mintalah dengan sungguh-sungguh dan sopan.
7. Berbicaralah dengan suara cukup jelas, tidak terlalu cepat / lambat, jangan monolog tetapi dialog, miliki intonasi suara.
Gunakanlah kata-kata yang efektif dan singkat dalam menyampaikan suatu pesan atau ajakan.
Pakailah bahasa yang formal untuk acara formal dan bahasa informal untuk acara informal.
Hindarilah berbicara ketika jemaat sedang bernyanyi.
8. Mimik wajah harus baik.
9. Bernyanyilah dengan memperhatikan respon jemaat. Tugas kita bukan nyanyi solo tapi memimpin jemaat bernyanyi. Bila
respon kurang, cari jalan keluarnya. Misalnya: memotivasi secara singkat (1-2 kalimat) untuk memuji Tuhan dengan sungguh.
Variasi yang bisa dilakukan dalam memimpin pujian:
Sambil berdiri atau berpegangan tangan; pakai gerakan/gaya (kalau sesuai mis. untuk lagu persekutuan / lagu
penyembahan). Perhatikan konteks, apakah hal tersebut biasa dilakukan di situ.
Tepuk tangan (bila cocok dengan lagu), sesuaikan dengan suasana. Tidak semua lagu tepat untuk ditepuk-tangani.
Perhatikan, apakah hal itu biasa di tempat itu.
Bernyanyi bergantian, mis. hanya perempuan - pria merenungkan, dan sebaliknya
Menekankan / mengulang dengan membacakan syair/baris/kalimat tertentu

3. Bersedia dievaluasi
Pentingnya evaluasi bagi seorang Pemimpin Pujian:
- Agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama pada pelayanan berikutnya
- Agar teman-teman pelayan yang lain tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan yang kita lakukan
- Agar kita bisa mengetahui dampak pelayanan kita*

*Dampak pelayanan seperti apakah yang diharapkan dari seorang Pemimpin Pujian yang baik?
Tuhan semakin ditinggikan (Yoh 3: 30, Rm 11:36)
Jemaat makin dibangun dan mengenal Tuhan melalui puji-pujian
Pembentukan bagi saya: saya semakin berserah (1 Kor 2: 3 5)
Saya terus diberi anugerah untuk terlibat dalam pelayanan lainnya (1 Kor 4:1-2, Luk 19:16-17)

Untuk menciptakan jemaat yang bernyanyi dengan baik bukanlah suatu hal yang mudah. Demikian juga untuk menjadi pelayan musik yang
baik. Tanggung jawab seorang pelayan musik sama besarnya dengan seorang pengkhotbah. Meskipun pelayan musik hanya memimpin
jemaat bernyanyi, nyanyian tersebut berisi Firman Tuhan yang tidak akan kembali sia-sia. Oleh karena itu, tuntutan yang sama seriusnya juga
diminta dari seorang pelayan musik untuk sungguh-sungguh mempersiapkan diri dengan baik. Banyak hal yang harus dilibatkan secara rohani
maupun keterampilan. Hal ini merupakan proses yang panjang, jadi tidak akan pernah dicapai dalam waktu yang singkat.
Biarlah dalam anugerah dan rencanaNya, kita menjadi alat yang dipilih dan digunakan bagi hormat dan kemuliaanNya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai