Materi Temu 9: Hidup Dalam Komunitas Kristen (bagian 2)
Tujuan Kita menumbuhkan sikap menerima yang benar terhadap orang percaya lain yang berbeda dalam karakter, cara pikir, denominasi, kematangan iman, dan lain-lain.
Dalam setiap komunitas Kristen, ada kesatuan antara lain dalam iman, pengharapan, baptisan, Roh, Juru Selamat, dan Tuhan (band. 2Kor 4:13-14; Ef 4:4-6). Selain kesatuan, di saat yang sama kita juga mempunyai keragaman yaitu antara lain keragaman antara lain dalam cara pikir, kemampuan alami, karunia rohani, kematangan iman, dan juga denominasi. Keragaman ini akan selalu kita dapati dalam interaksi kita dengan orang lain di dalam gereja kita maupun dalam interaksi kita dengan orang Kristen dari gereja atau lembaga pelayanan lain. Kita mungkin pernah berpikir bahwa saya tidak cocok dengan orang itu karena ia tidak seperti saya. Namun orang itupun mungkin berpikir bahwa ia tidak cocok dengan kita karena kita tidak seperti dia. Secara manusiawi, sering tidak mudah, bahkan kadang membuat frustrasi dan kemarahan, bila kita menghadapi orang lain yang berbeda dari kita seperti di atas. Keragaman seperti di atas bisa menjadi suatu masalah yang membebani kita, keluarga kita, orang lain, pelayanan, atau pekerjaan kita. Perpecahan komunitas kita mungkin dapat terjadi. Bila demikian, maka kita harus mencari jalan keluar supaya keragaman itu tidak menjadi masalah. Paulus pernah berselisih dan bercerai tim dari Barna bas (Kis15:36-39). Eudia dan Sintikhe berselisih dan perselisihannya menjadi masalah sehingga perlu diselesaikan dengan bantuan orang kristen lain (Fil 4:2). Kita hanya bisa menduga bahwa masalah di antara Paulus dan Barnabas serta di antara kedua wanita itu mungkin karena perbedaan dalam kepribadian. Masalah juga terjadi di antara jemaat Korintus dan Roma yang terjadi karena mereka berbeda dalam kematangan imannya (1Kor 8; Roma 14) dan karunia rohaninya (1Kor 12:12-13:3). Prinsip penyelesaian yang Paulus berikan pada Roma 14:1-15:7 dapat kita aplikasikan pada ketiga kasus di atas. Tampak bahwa nasihat Paulus dalam bagian tersebut meminta kita untuk membedakan apa yang esensial dan yang tidak esensial berkenaan dengan iman. Dan hal ini sangat penting untuk dijadikan bagian dari dasar kita dalam bertindak meresponi keragaman itu.
Pertanyaan: 1. Baca Roma 14:1-15:7. Dalam bagian ini kita dapati keragaman dalam pandangan tentang makanan (ayat 2) dan pandangan tentang hari (ayat 5). Temukan nasihat-nasihat Paulus dalam bagian itu yang berbentuk kata kerja beserta obyek kata kerja itu untuk penyelesaian masalah keragaman di atas. a) 14: 1 (contoh kata kerja dan obyeknya terimalah orang yang lemah imannya), 3 (2 kata kerja), 13, 19 (2 kata kerja), 20, dan 22. b) Pada pasal 15 ayat 1 (2 kata kerja), 2, dan 7. 3. Temukan strategi tertentu yang dinasihatkan Paulus dalam pelaksanaan kata kerja di atas. a) 14:1 (contoh strategi tanpa mempercakapkan pendapatnya) dan 13. b) 15:7. 4. Temukan alasan / tujuan / motivasi / konsekuensi dari pelaksanaan kata kerja di atas. a) 14:3, 13, 20, 22 (contoh konsekuensi berbahagialah dia .... dst) 2
b) 15:7 6. Apa yang dilakukan menurut perintah Paulus di atas adalah perwujudan dari dua hal dasar. Apakah itu? (14:15; 15:7). Apa tujuan utama yang akan dicapai? (15:6) 7. Dalam situasi anda, apakah keragaman yang tidak esensial yang ada antara anda dengan orang- orang di sekitar anda. Mungkin hal itu berkenaan dengan denominasi, strategi hidup, kepribadian, dll. Apakah anda merasakan adanya masalah karena hal itu? Bersyukurlah kepada Tuhan jika tidak. Bila anda merasa ada masalah maka pikirkan atau diskusikan bagaimana perintah Paulus di atas beserta strategi dan alasan / tujuan / motivasinya / konsekuensinya dapat anda terapkan dalam situasi anda tersebut. Mintalah pertolongan Tuhan dalam upaya anda menerapkan ini.