Anda di halaman 1dari 3

Daniel 3: 13-18

Daniel 1:1-21
Daniel dan kawan-kawannya sadrakh mesakh dan abednego masuk ke Babel pada pembuangan tahap
pertama ketika Nebukadnesar menundukan Yerusalem. There were several deportations of Jews to Babylon both
before and after the fall of Jerusalem, and it appears that Daniel and his three friends were taken in 605 when they were probably
fifteen or sixteen years old. The prophet Ezekiel was sent to Babylon in 597, and in 586, the temple was destroyed.
Pasal 1 ayat 1 dan 2 menuliskan latar belakang yang penting dalam memahami kehidupan mereka saat
itu.
Yoyakim adalah Raja Yehuda yang jahat tidak menuruti teladan Yosia ayahnya.Alkitab menuliskan Ia
melakukan apa yang jahat dimata Tuhan (2Taw 36:5).Nebukadnezar sementara membangun
kerajaanNya sehingga sebuah yang terbaik dari daerah taklukannya akan diangkut ke Babel, bahkan bait
Allah dirampok dan dibakar.
Dan sebagian besar orang akan berpikir ini adalah kekalahan Allah Israel dan kemenangan Marduk Dewa
Babel (semua perkakas bait suci telah diangkut ke Babel dan Di bawah ke perbendaharaan dewanya
/ayat 2).Informasi tentang Babel dalam masa jayanya itu, dipenuhi kuil-kuil dari dewa-dewanya selain
Marduk ada Kuil-kuil Isthar, Enlil, Ea, Adad, Isahara, Ninurta, Ninmah. Arsitektur Kotanya di bentuk oleh
formasi kuil-kuil itu yang berpusat pada sebuah Ziggurat.
Bagi Israel yang diangkut ke Babel, bangsa mereka telah kehilangan semua yang terutama dan berharga
dalam hidup mereka :
1. Negeri, tanda nyata dari berkat Allah atas mereka
2. Raja, melalui siapa Allah memberikan berkat tersebut, penjamin kesatuan bangsa dan wakil
mereka dihadapan Allah
3. Bait Allah tempat kehadiran Ilahi.
Dalam keadaan nasional dan spiritual bangsa seperti itu ketika pemuda Israel ini memasuki istana Babel
sebagai tawanan perang.
Mereka di atur oleh sebuah otoritas yang berkuasa saat itu untuk mencapai tujuan mereka
(Nebukadnesar dengan maksudnya mendidik orang-orang bagi kerajaanNya. Mereka masuk perguruan
tinggi sebagai kandidat dan kemudian melayani Kerajaan Babel. Sebuah kehidupan yang sangat tidak
memberi sejahtera bagi Israel yang sungguh-sungguh. Seperti apa tantangan mereka dan Bagaimana
mereka menjalani semua ini?
1. Tetap Percaya Masa Depan ada di tangan Allah
Sadrakh mesak dan Abednego, berstatus kini sebagai pegawai pemerintahan Nebukadnesar, sebagai
orang istana (menurut para penafsir kira2 20 tahun setelah pendidikan diistana), ada orang kasdim yang
tidak menyukai mereka, mereka bekerja kepada Raja yang tidak mengenal Allah yang keputusannya
pasti tidak bersumber dari takut akan Allah. Kini mereka berhadapan dnegan keputusan menyembah
patung, juka tidak mereka kehilanganjabatan dan terutama kehilangan nyawa.
Sedikit kita mereview pasal 1, karena ini adalah masa mahasiswa mereka. Mereka tetap tidak tergoda
dengan kesempatan untuk menikmati kemakmuran Babel, mereka tahu Allah tidak menghendaki
mereka hidup sebagai penyembah berhala (nampak pada Babelnisasi yang dilakukan Nebukadnesar bagi
mereka, tulisan dan bahasa kasdim, penggantian nama : Daniel Tuhanlah yang menilaiku, Belteshazzar
- Penjaga harta Bel yang terpendam). Meskipun masa depan itu dipercaya ditangan Allah yang terlihat
kalah saat itu. mereka sebenarnya memiliki segala yang orang inginkan saat itu, keturunan Raja, Kaum
bangsawan, orang-orang muda yang tidak ada suatu cela, berperawakan baik memahami berbagai-bagai
hikmat, berpengetahuan banyak, mempunyai pengertian ilmu, cakap mengajar. (ayat 3,4) tetapi
sebagai , warga taklukan, tawanan perang mereka tidak dapat menikmati memiliki cita-cita sendiri,
harapan sendiri mereka. Mereka terhisap dalam program Babel tapi tetap tidak menyerahkan masa
depan mereka ditangan Babel meskipun demikian mereka bertanggung jawab dengan kehidupan yang
harus mereka jalani dengan mengikuti semua proses pendidikan di Babel.kita lihat Rapor mereka diakhir
pendidikan itu (ayat19,20) selain hikmat khusus yang Allah berikan mereka sangat mungkin menguasai
pengetahuan-pengetahuan tentang Babel yang diajarka, mereka kemudia harus bekerja diistana Raja
yang tidak mengenal Allah bahkan sangat mungkin memandang rendah Allah mereka. Kadang kita
menjalani suatu masa seolah Tuhan tidak begitu nyata, Kadang kita merasa begitu tidak puas akan
banyak hal dalam hidup kita, kita sulit menerima hal-hal yang berjalan serba terbatas, diatur oleh
sebuah otoritas yang bisa saja tidak mengenakkan tetapi jangan lupa menjalani dengan tanggung jawab
semua yang dituntut dari kita adalah bukti kita percaya Allah berdaulat atas masa depan hidup kita.
Bangga atau tidak kuliah di AKPER Totabuan saat ini, dijurusan yang dipilih,atau pada profesi yang
nantinya digeluti, seharusnya jika kita tahu masa depan ditangan Allah, Allah mengatur dengan
berdaulat segala sesuatu, kita akan bertanggungjawab menjalani setiap tuntutan studi kita.
Saudaraku Allah berdaulat mengatur hidup kita, diatas semua kesanggupan dan kelayakan yang
melatarbelakangi, kita bisa berada dikampus sebagai mahasiswa itu adalah kesempatan yang Ia berikan
bagi kita sesuai rencanaNya. Tidak ada alasan bagi kita untuk ogah-ogahan, dan lalai dalam tanggung
jawab sebagai mahasiswa sebagaimana halnya Daniel dan kawan-kawan dalam studi mereka yang
mungkin tentang pengetahuan pemerintahan Babel dan wawasan lainnya. Jalani studi dengan
keyakinan paling mendasar bahwa dalam keadaan apapun masih ada Allah yang berdaulat mengatur
segalanya demi rencanaNya bagi hidup kita. Ingat kemenangan Nebukadnesar pun adalah pemberian
Allah (ayat2 : Tuhan menyerahkan Yoyakim) ini akan membuta kita menjadi tidak muda tertekan atau
tidak mampu dalam menghadapi banyak hal-hal yang berat dalam study kita. Tidak hanya study
termasuk masa muda kita,harapan-harapan kita, ingat Tuhan yang berdaulat atas masa depan kita
SMA, Menghadapi situasi yang resikonya adaah masa depan mereka, jika kita mengalami hal yang sama,
Pertanyaannya kepada siapa saudara berharap saat ini?

2. Tetap taat kepada Allah
Ini adalah kakater seseorang yang yang dibutuhkan dalam perjalanannya mencapai masa depan yang
Allah inginkan. Percaya masa depan di tangan Allah berarti taat pada setiap proses. SMA lebih taat
kepada Allah mereka memilih tidak meyembah patung (3:12). Tetap taat kepada Allah yang bahkan
dipandang rendah oleh Nebukadnezar (ayat 15c) dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari
dalam tanganku?
Keluarlah pernyataan iman yang begitu indah dalam ayat 17-18 jika Allah yang mereka sembah tidak
melepaskan mereka pun, mereka tetap tidak menyembah dewa dari Nebukadnesar dan patung yang
didirikannya.
Terlihat mereka tidak memikirkan taat untuk kenyamanan hidup yang mereka inginkan. Taat
asalkantaat yang penting saya.mereka mempercayakan hidup mereka ditangan Tuhan
Iman akan makin kuat dan sejati ketika menghadapi berbagai ujian.
the devil tempts us to destroy our faith, but God
tests us to develop our faith, because a faith that
cant be tested cant be trusted. False faith withers
in times of trial, but true faith takes deeper root, grows,
and brings glory to God. This explains why God permitted
the three Hebrew men to be tested and then
thrown into the fiery furnace. The apostle Peter must
have been well acquainted with the book of Daniel
because he used the metaphor of the fiery trial when
he warned his readers of the persecutions about to
come to the church (1 Peter 1:7; 4:12).1
The experience of these three men helps us examine
our own faith and determine whether we have the kind
of authentic faith that can be tested and bring glory to
God.
Saat ini ujian apa terhadap imanmu?

Anda mungkin juga menyukai