Anda di halaman 1dari 19

Sistem Syaraf Otonom

Sefi Megawati S.Farm., M.Sc., Apt


Sistem saraf otonom:

• Bekerja tanpa pengaruh


sistem saraf pusat: otak/
sumsum tulang belakang
• Mengatur kerja otot polos dan
kelenjar secara tidak sadar
• Dibagi menjadi dua: simpatik
dan parasimpatik
• Pada beberapa aktivitas
berlawanan, antara simpatik
dan parasimpatik
Sistem Saraf Otonom (Simpatis dan
Parasimpatis)

• Saraf otonom dibagi menjadi 2 yaitu,


•Saraf simpatis (adrenergik)
•Saraf parasimpatis (kolinergik)
• Pada umumnya kedua susunan saraf ini bekerja
antagonis, bila salah satu sistem menghambat fungsi
tertentu yang lain justru menstimulasi contoh :
perangsangan saraf simpatis pada pembuluh darah arteri
akan menyebabkan vasokontriksi, sedangkan
perangsangan saraf parasimpatis akan menyebabkan
vasodilatasi arteri.
KONDISI V.S ISTIRAHAT
TERANCAM
Obat YANG BEKERJA PADA SYARAF
OTONOM
Obat yang bekerja pada saraf Otonom

Saraf Simpatis Saraf Parasimpatis

Parasimpatolitika
Simpatomimetika Simpatolitika Parasimpatomimetik (antikolinergika)
(adrenergika (adrenolitika) a (kolinergika)
Penggolongan obat otonom menurut khasiat

1. zat – zat yang bekerja terhadap saraf simpatis


• Simpatomimetika (adrenergika) bekerja merangsang (meniru efek)
organ yg dilayani saraf simpatis,misalnya : noradrenalin,
efedrin,isoprenalin, amfetamin
• Simpatolitika (adrenolitika) bekerja menekan saraf simpatis atau
melawan efek adrenergika, contoh : propranolol
2. Zat – zat yang bekerja terhadp saraf parasimpatis
• Parasimpatomimetika (kolinergika) bekerja merangsang organ yg
dilayani saraf parasimpatis & meniru efek perangsangan oleh asetilkolin.
Contoh: pilokarpin, fisostigmin.
• Parasimpatolitika (antikolinergika) bekerja melawan efek
parasimpatomimetika,contoh : alkaloid beladonna (hyoscyamin, atropin,
skopolamin).
3. Zat – zat perintang ganglion
Zat yang merintangi penerusan impuls dalam sel – sel
ganglion simpatik dan parasimpatik. Efek ini dampaknya
luas, a.l. vasodilatasi karena blokade saraf simpatis (con :
antihipertensive) tidak digunakan lagi karena blokade
parasimpatis (gangguan penglihatan, berkurangnya sekresi
berbagai kelenjar). Contoh : senyawa amonium kwaterner.
Obat Kolinergik
Parasimpatomimetika (kolinergika)=
= Obat obat Kolinergik
= Obat parasimpatis
= Agonis Parasimpatis
= Para Simpatomimetik
= Kolinomimetik
Kolinergika / parasimpatomimetika

• Kolinergik adalah zat yang dapat menimbulkan


efek yang sama dengan stimulasi susunan saraf
parasimpatis (SP), karena melepaskan Ach
(ACETILKHOLIN) di ujung sarafnya.
• Tugas utama Saraf Parasimpatis adalah
mengumpulkan energi dan mengambat
penggunaannya, jika Saraf parasimpatis dirangsang
akan timbul efek yang menyerupai keadaan
istirahat dan tidur.
Sistem saraf parasimpatik berkaitan
dengan:
• Peningkatan aktivitas saluran cerna
seperti peningkatan pengeluaran air
liur, pengeluaran asam lambung,
peningkatan motilitas usus,
peningkatan defekasi
• Peningkatan aktivitas saluran urin
urinasi lebih tinggi
• Penyempitan pupil
• Penurunan denyut jantung

Senyawa neurotransmiter atau penghantar pesan yang penting dalam sistem


saraf parasimpatik adalah asetilkolin
Efek kolinergis yang penting adalah :

• Stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat periltastik dan


sekresi kelenjar ludah dan getah lambung.
• Memperlambat sirkulasi, dengan mengurangi kegiatan jantung,
vasodilatasi pembuluh darah & penurunan TD.
• Memperlambat pernafasan dengan menciutkan bronci,
memperbesar sekresi dahak.
• Kontraksi otot mata dengan efek penyempitan pupil / miosis dan
penurunan tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air
mata.
• Kontraksi kandung kemih dan ureter sehingga memperlancar
pengeluaran urin
• Dilatasi pembuluh & kontraksi otot rangka.
• menekan SSP setelah di awal distimulasi
Reseptor kolinergik

• Reseptor muskarinik
• Reseptor Nikotinik
Penggolongan Obat Kolinergik
Pilokarpin

• Sedian :Tetes Mata 1% DAN 2%


• Indikasi: Glaukoma
Rivastigmin
• Sediaan: Tablet 1,5 mg dan 3 mg
• Indikasi: 
demensia ringan hingga sedang pada penyakit Alzheimer
atau parkinson.

• Dosis: 
Awal, 1,5 mg dua kali sehari, ditingkatkan sebesar 1,5 mg
dua kali sehari dalam waktu sekurang-kurangnya 2 minggu
menurut respon dan toleransi; rentang dosis lazim 3-6 mg
dua kali sehari; maksimal 6 mg dua kali sehari

Anda mungkin juga menyukai