Anda di halaman 1dari 3

Seri Dokumen Gerejawi No.

57

Gereja Di Asia (Bab II) oleh Yohanes Paulus II dan Integrasinya dalam Materi
Perkuliahan Kristologi

A. Yesus Sang Penyelamat: Kurnia Bagi Asia


1. Pribadi dan Misi Putera Allah

Putera Allah mengenakan kodrat manusiawi yang kita miliki untuk menyelamatkan umat
manusia. Dalam ajaran iman diterangkan bahwa Yesus telah melaksanakan kehendak Bapa.
Dunia dan seluruh umat manusia diselamatkan-Nya. Ini adalah tujuan yang ingin dicapai
Yesus sehingga Ia berkenan menghampakan diri-Nya menjadi manusia. Tujuan penyelamatan
yang dilakukan Yesus ini dapat dipahami apabila dihubungkan dengan misteri Allah
Tritunggal.

Paus Yohanes Paulus II memiliki rasa peduli kepada umat beriman untuk memahami tiga
pribadi dari Allah Tritunggal, secara khusus berhubungan dengan rencana penciptaan dan
penebusan. Bapa, Putera, dan Roh Kudus dapat dipahami melalui ensiklik Paus Yohanes
Paulus II yang berjudul “Redemptor Hominis”, “Dives in Misericordia”, dan “Dominum et
Vivificantum”. Dalam ketiga ensiklik itu diterangkan peranan Bapa, Putera, dan Roh Kudus
dan rencana ilahi mengenai Keselamatan. Masing-masing pribadi Allah tidak boleh
dipisahkan karena ketiga pribadi Allah diwahyukan hanya dalam persekutuan hidup dan
karya Tritunggal. Yesus mampu melaksanakan karya penyelamatan karena Ia masuk dalam
persekutuan Keallahan. Oleh sebab itu, Ia mengajak manusia, secara khusus yang mengimani
Dia, untuk berjalan menuju persekutuan dengan Tritunggal.

Misteri Paskah adalah puncak misi Sang Penyelamat. Seruan yang diucapkannya sebelum
Ia wafat menjadi ungkapan yang memiliki makna bahwa Ia menunjukkan belaskasih-Nya
untuk mengampuni dosa-dosa umat manusia. Kendati demikian, Ia selalu menganjurkan
manusia untuk mengentaskan dosa melalui pertobatan. Hal ini pertama kali telah dilakukan
oleh penjahat yang disalib bersama Yesus. Hal ini menjadi tanda bahwa dalam Yesus dan
melalui kuasa Roh Kudus, umat beriman dapat mengerti bahwa Allah sungguh dekat dengan
kehidupan manusia.
Manusia dalam hidupnya selalu mengarahkan dirinya untuk bergerak maju ke dalam
persatuan yang intim dan mesra dengan Allah. Keterarahan ini menjadi gambaran bahwa
manusia memiliki tujuan utama dalam hidup.

2. Yesus Kristus: Kebenaran Kemanusiaan

Manusia mampu mengenali kebenaran tentang Yesus melalui sisi manusiawi-Nya.


Kehidupan Yesus dengan sisi manusiawi-Nya menunjukkan bahwa hidup-Nya
dipersembahkan untuk pelayanan kepada Bapa dan seluruh umat manusia. Pelayanan ini
didasarkan oleh cinta kasih dari Bapa. Hal ini memperlihatkan bahwa manusia dipanggil
untuk mewarisi cinta kasih dan membagikan cinta kasih itu.

Yesus Kristus, dalam hal sisi manusiawi-Nya, patut dikagumi karena kemampuan-Nya
mengasihi Allah dan umat manusia. Kasih itu Ia wujudkan kentati mengalami penderitaan
yang keji. Yesus mampu melaksanakan itu karena Ia menimba kekuatan dari salib sehingga
dosa yang ada dalam diri manusia diampuni-Nya. Umat beriman diajak untuk menghidupi
cinta kasih itu supaya menghadirkan kedamaian di dunia.

Misi hidup Yesus adalah menyatukan keintiman antara Allah dan manusia. Persatuan ini
menggambarkan kemesraan Allah dan manusia. Kendati demikian, misi lain hidup Yesus
juga adalah mendirikan persatuan yang baru orang-orang berdosa yang diasingkan. Ini adalah
gambaran bahwa Allah mendambakan terciptanya keluarga cinta kasih. Umat beriman
disadarkan bahwa keselamatan bisa dimengerti dalam pribadi Putera Allah. Perutusan yang
dilaksanakan-Nya menjadi tanda bahwa pelayanan cinta kasih diberikan untuk semua orang.

Apabila misi Yesus di atas diintegrasikan dengan disiplin ilmu Kristologi, maka akan
ditemukan bahwa kedua misi itu adalah sarana untuk mewartakan Kerajaan Allah. Perlu
untuk dipahami bahwa Kerajaan Allah adalah bukan suatu tempat yang dapat dijangkau
secara geografis. Kerajaan Allah melampaui batas-batas kehidupan duniawi. Singkat kata,
Kerajaan Allah itu tanpa batas yakni mencakup surga dan dunia.

3. Sifat Unik dan Universal Keselamatan dalam Yesus

Yesus Kristus dikenal sebagai Sabda yang hidup, wafat dan bangkit dari kematian. Ia
menjadi bagian pemenuhan dari seluruh alam yang sudah diciptakan, sejarah, dan tentang
kepenuhan hidup. Kebangkitan-Nya dari kematian membuat Yesus diwartakan hingga saat
ini. Sabda memiliki peran penting dalam karya penciptaan karena Sabda berada sebelum
penciptaan semesta. Hal ini juga telah dijelaskan oleh Agustinus dalam karyanya yang
berjudul Civita Dei. Ia mengungkapkan bahwa Allah Tritunggal memiliki kuasa untuk
memerintah sejak penciptaan dunia.

Dalam disiplin ilmu Kristologi, dijelaskan hubungan antara pribadi Putera (Yesus) dan
kedua Pribadi Ilahi yang lain. Bapa dan Roh Kudus adalah dua Pribadi Ilahi yang menuntun
manusia untuk memahami dan menghayati iman kepada Allah Tritunggal. Hal ini menjadi
fundamen bagi Kristologi sebab ciri yang mencolok dari Kristologi adalah trinitarian. Kata
ini berarti bahwa Kristologi selalu dihubungkan dengan iman yang terarah kepada Allah
tritunggal. Keterarahan iman ini menunjukkan peranan keselamatan yang dilakukan Allah
bagi umat manusia, khususnya peranan Putera dalam Trinitas.

Yesus menunjukkan belaskasihan dan kepatuhan-Nya kepada kehendak Allah. Cinta


kasih kepada Allah adalah landasan mengapa Ia mematuhi kehendak Allah. Apa yang
dilakukan oleh Yesus ini dapat dikatakan sebagai tanda bahwa Yesus adalah Perantara
universal. Ini berlaku bagi mereka yang tidak mengimani Yesus sebagai Penyelamat dunia.

Iman kita mengajarkan bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-
sungguh manusia. Ia adalah Sang Penyelamat dan tidak ada penyelamat lain selain Dia. Ia
dikatakan demikian karena melaksanakan rencana universal keselamatan dari Bapa. Yesus
memiliki sifat unik yakni menampakan misteri cinta kasih yang ada dalam diri Bapa.

Misteri keselamatan tidak dapat dipisahkan dari sejarah keselamatan. Historisitas


penyelamatan umat manusia yang dilakukan Yesus harus direduksi pada hidup dan karya-
Nya. Keharusan ini menjadi sarana untuk mengerti rencana keselamatan Allah bagi umat
manusia. Sejarah keselamatan bermula dari penciptaan hingga sampai pada titik akhir
(eschaton) atau dapat dikatakan sebagai segala ciptaan diperbaharui kembali oleh Allah.
Pesan teologis yang terkandung dalam sejarah keselamatan ini adalah Allah berinisiatif untuk
menyatakan diri-Nya sebagai pencipta, penyelamat, dan sekaligus sebagai akhir atau tujuan
kehidupan yang manusia jalani di dunia.

Anda mungkin juga menyukai