Anda di halaman 1dari 16

Konsep Hidup Baru Menurut Teologi Paulus

Dan Implikasinya Bagi Orang Kristen

Nengsi

2020196500

Institut Agama Kristen Negeri Toraja

nengsihherlina456@gmail.com

Abstract: Regarding the concept of a new life or a new person, it is often a wrong understanding
for believers. Where for some people, they think that a new human or rebirth is a person who has
been born again from his mother's womb. Therefore, the writer is interested in finding the true
meaning or meaning of a new human or a new life. The objectives to be achieved by the author in
this research are: to describe the concept of the new birth (new man) from the concept of Paul's
theology; and describes how the implementation of the new man in the development of the church
today. In this study, the author uses a descriptive-analytical approach with data collection carried
out by literature studies from various sources such as the Bible, books, journals, other articles. From
the description of the concept of a new man from Paul's theology and its implications for Christians,
the researcher concludes that a new man or a new life means a life in Christ where people who used
to live in sin, but have turned to God by doing everything that has been done before. please God and
have a life to glorify God.

Keywords: Apostle Paul, New Man, Christ, Implication, Church.


Abstrak: Mengenai konsep hidup baru atau manusia baru ini, seringkali
menjadi pemahaman yang salah bagi orang percaya. Di mana bagi sebagian
orang, mereka menganggap bahwa manusia baru atau kelahiran kembali
adalah orang yang telah dilahirkan kembali dari rahim ibunya. Oleh karena itu,
penulis tertarik dalam menemukan arti atau makna yang sesungguhnya dari
manusia baru atau hidup baru. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
dalam penelitian ini, yaitu: menguraikan konsep tentang kelahiran baru
(manusia baru) dari konsep teologi Paulus; dan menguraikan bagaimana
implementasi tentang manusia baru dalam perkembangan gereja masa kini.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan deskriptif-
analitis dengan pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dari
berbagai sumber seperti Alkitab, buku, jurnal, artikel lainnya. Dari uraian
tentang konsep manusia baru dari teologi Paulus dan implikasinya bagi orang
Kristen, maka peneliti memberi kesimpulan bahwa manusia baru atau hidup
baru berarti sebuah kehidupan di dalam Kristus di mana orang yang dulunya
hidup dalam dosa, namun telah berbalik kepada Tuhan dengan melakukan
segala sesuatu yang berkenan kepada Tuhan dan memiliki hidup untuk
memuliakan Tuhan.

Kata Kunci: Rasul Paulus, Manusia baru, Kristus, Implikasi, Gereja.

Pendahuluan

Konsep dasar dalam iman orang percaya (Kristen) yaitu konsep


mengenai hidup baru dalam Yesus Kristus. Hidup baru di sini bukan
manusia dalam artian bahwa manusia diciptakan dua kali dari segi
bentuk fisiknya, akan tetapi lebih menunjuk pada perubahan karakter
atau perilaku manusia yang menampakkan ciri manusia yang baru dalam
Yesus Kristus dengan hidup yang benar atau tidak hidup dalam dosa,
melainkan hidup untuk memuliakan Tuhan di setiap langkah
kehidupannya.
Dalam Kol.3:9-10 dikatakan bahwa, “Jangan lagi kamu saling
mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta
kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru ang terus-menerus
diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut
gambar khaliknya”.1 Kristen yang sejati adalah mereka yang tidak lagi
hidup di jalan yang sesat dan melakukan dosa tetapi mereka yang telah
hidup berkenan di hadapan Tuhan yang mau meninggalkan segala
perbuatan jahatnya dan yang mau hidupnya dibaharui oleh Kristus.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anthoneta Faoth, tentang
“Refleksi Pemaknaan Hidup Baru Dalam Pandangan Paulus”, ia
mengatakan bahwa hidup baru adalah seseorang yang mengaku dan
percaya serta mampu menempatkan dirinya dalam perilaku yang lebih
baik yaitu menjauhkan dirinya dari segala hal yang buruk atau larangan
Tuhan kemudian memberikan dirinya untuk memuliakan Tuhan.

1
Alkitab
Menurut Marantika, yang mengatakan bahwa: Hidup baru adalah;
Pertama, mereka yang mendapat bagian di dalam pergorbanan Yesus di
atas kayu salib (kematian) serta dosa-dosanya sudah diampuni (Rm.5:8-9;
6:5), Kedua, adalah mereka yang telah mengambil bagian dalam
kebangkitan Yesus Kristus (Rm.6:5), Ketiga, mereka yang meninggalkan
hidup lamanya atau meninggalkan segala perbuatan yang salah (dosa),
Keempat, yaitu mereka yang melihat bahwa ia mati bagi dosa lalu
kemudian ia hidup untuk kemuliaan Tuhan melalui Kristus Yesus
(Rm.6:11), Kelima, bahwa mereka yang tidak lagi memberikan dirinya
sebagai senjata dosa atau kelaliman, akan tetapi mereka yang telah
memberikan dirinya kepada Tuhan sebagai senjata kebenaran
(Rm.6:13).2
Richard berkata, orang yang telah menyakini (percaya) kepada
Yesus Kristus akan terus dibaharui sesuai dengan sikap seseorang dari
sejak ia ada (diciptakan menurut gambar dan rupa Allah) itu sendiri. Di
mana ketika ia menerima kesucian, kebenaran, serta pengetahuan akan
sesuatu hal yang baik, namun ternyata mereka kehilangan semuanya itu
ketika kejatuhan manusia dalam pencobaan (dosa). Dibaharui lewat
hidup/kelahiran baru, itu tidak hanya melibatkan bagian tertentu pada
manusia saja, akan tetapi melibatkan seluruh karakter atau sifat yang
telah dimiliki oleh manusia dan bahkan juga cara berpikir manusia. Oleh
karena itu, manusia tidak hanya diselamatkan supaya terus berada dalam
keadaan yang nyaman atau baik-baik saja, akan tetapi justru setelah
manusia diselamatkan atau dibaharui manusia kembali mendapatkan
citra Allah itu (gambar dan rupa Allah) lewat kelahiran baru atau hidup
baru.3 Hal ini merupakan janji Allah bagi orang yang menerima Kristus
sebagai Tuhan Juruselamatnya.
Bagi mereka yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya, maka mereka akan meninggalkan dosa serta
mengenakan manusia yang baru sesuai dengan kehendak Allah dalam

2
Chris Marantika, Kepercayaan dan Kehidupan Kristen (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teologia Injil
Indonesia, 1996), 139.
3
Richard L. Pratt, Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus (Malang: Seminar Alkitab Asia
Tenggara, 2003), 57-58.
kebenaran dan kekudusan-Nya untuk hidup memuliakan Allah dalam
kehidupannya sebagai murid Kristus sejati Menurut Sinclair, yang
menyatakan bahwa mereka yang telah percaya dan menerima Kristus,
maka haruslah dengan sungguh-sungguh membenci dosa, dan dengan
kesungguhan hati untuk taat kepada Tuhan.4 Menerima Yesus
merupakan keputusan yang penting bagi seseorang, karena apabila
mereka menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, maka
mereka telah menerima kehidupan yang abadi (kekal) (1 Yoh.5:11-12).
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penulis dalam penelitian
ini adalah untuk menemukan arti atau makna sesungguhnya tentang
manusia baru atau hidup baru.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang telah digunakan oleh penulis dalam artikel
ilmiah ini, yaitu dengan menggunakan metode deskriptif-analitis dengan
pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dari berbagai
sumber seperti Alkitab, buku, jurnal, artikel lainnya.

Hasil dan Pembahasan


Definisi Hidup Baru
Hidup baru atau manusia baru merupakan hubungan atau relasi
yang pasti dengan Tuhan yang tidak berdasarkan dari hasil pemikiran
kita semata, melainkan dengan janji firman Tuhan. (1 Yoh.5:13) yang
mengatakan “… kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu
bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”. Kita akui bahwa dosa dapat
menghalangi kita dalam sebuah persekutuan dengan Tuhan, namun tidak
dapat menghancurkan hubungan kita dengan Tuhan. Yoh.10:28,
mengatakan bahwa, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka
dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang
pun tidak dapat merebut mereka dari tangan-Ku.” Hal ini merupakan
janji Allah kepada umat-Nya yang percaya kepada-Nya.

4
Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kekristenan Sebuah Pengantar Doktrinal (Surabaya:
Momentum, 2007), 97.
Melalui kelahiran baru ini, akan mengubah aspek dari setiap
kehidupan seseorang. Dimulai dari motif dasar kehidupannya, keinginan-
keinginannya, dan bahkan seluruh keberadaannya di mana sekarang ia
memiliki tujuan hidupnya untuk selalu menyenangkan Tuhan. Dalam 1
Kor.10:31, bahwa “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika
engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah”. Konsep hidup baru ini merupakan hidup Kristus yang
telah diwujudkan di dalam diri setiap orang percaya (Kristen). 5 Oleh
karena itu, dari segi aspek kehidupan orang Kristen haruslah sepenuhnya
dipertaruhkan kepada Yesus dan bahwa tidak seoranpun yang berada di
luar dari kuasa Tuhan. Dan dengan demikian kasih Kristus akan terus
dinyatakan bagi setiap orang yang percaya kepada Dia. Melalui
kematian Yesus Kristus yang merupakan suatu kematian yang dilakukan
bagi kita dan bersama-sma dengan kita. Kristus bukan hanya mati bagi
kita orang beriman, tetapi kita orang beriman juga mendapat bagian di
dalam kematian-Nya (Rm.6:5).6
Yesus ingin menunjukkan perlunya suatu permulaan yang baru, di
mana kita pernah memiliki permulaan dalam Adam. Ini adalah permulaan
yang baik, tetapi kita telah meruntuhkan permulaan yang baik itu melalui
dosa-dosa kita. Sekarang yang kita perlukan yaitu sebuah awal baru
dalam kehidupan kita berdasarkan 2 Kor.5:17. Akan tetapi, hal ini
terkadang menjadi problem bagi orang Kristen di mana mereka
menginginkan sesuatu yang baru, akan tetapi masih tidak ingin
meninggalkan sesuatu yang lama. Mungkin banyak kebiasaan yang tidak
perlu diubah, tetapi ada hal lain yang tidak dapat diterima tanpa
perubahan, atau tidak dapat diterima sama sekali sehingga harus di
buang. Tolak ukur penerimaan atau penolakan semua unsur kehidupan
adalah firman Allah. Sebagai dasar dalam menemukan pemahaman
tentang dilahirkan kembali adalah dengan adanya fakta bahwa sejak
kejatuhan manusia dalam dosa maka diperlukan suatu proses ilahi yang
dapat mengubah sifat manusia yang telah terpapar oleh dosa. Dilahirkan

5
Lea Santoso dan Jimmy Kuswadi, Memulai Hidup Baru (Perpustakaan Nasional: Literatur Perkantas,
2007), 8-9.
6
Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), 343.
kembali adalah merupakan jawaban dari masalah ini di mana Allah
melalui tindakan dan karya-Nya telah mengubah hidup orang percaya.
Hal ini terjadi dengan pemberian kemampuan rohani serta arah hidup
baru ketika mereka telah menerima dan mengaku bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat baginya.7

Istilah kelahiran baru atau manusia baru lebih mengutamakan pada


perubahan yang betul-betul nyata dari Yesus Kristus sendiri, di mana
kelahiran baru merupakan pekerjaan Allah sendiri melalui Roh Kudus
dalam hati manusia.8 Oleh karena itu, dalam proses untuk menanggalkan
dosa (manusia lama) untuk melakukan/mengenakan kebaikan (manusia
baru) itu bukan hanya dalam pembaharuan sakramen dalam baptisan
saja, akan tetapi juga dengan suatu pembaruan yang terjadi secara
berkelanjutan atau dengan kata lain dari hari ke hari. Dalam Kolose 5:17,
barangsiapa yang percaya kepada Kristus, maka mereka berada di dalam
Dia. Dari ungkapan tersebut merupakan rumusan Rasul Paulus yang
paling khas. Sehingga Deismann mengemukakan pengertian tentang
ungkapan tersebut dengan menekankan pada dimensi mistisnya, yaitu
bahwa persekutuan yang mistis merupakan suatu persekutuan dengan
Dia.9 Karena itu, mereka yang hidup di dalam Yesus Kristus akan menjadi
ciptaan yang baru, yaitu mereka yang dulunya hidup dalam keinginan
daging (hawa nafsu), akan tetapi mereka sudah menberikan dirinya pada
Tuhan serta menjadi seorang hamba Tuhan yang setia.

Hidup Baru Menurut Rasul Paulus

Bagi Rasul Paulus, konsep tentang manusia baru itu sangatlah


istimewa, di mana manusia baru ini dipandang sebagai orang yang
memiliki kehidupan yang rohani, di mana hal ini memiliki perbedaan
dengan kualitas manusianya. Berdasarkan Efesus 4:24, di mana istilah
“baru” dimaknai sebagai kata Kainon yang merupakan kata sifat dan kata
“lama” (palaios). Sehingga kata sifat “baru” ini mempunyai arti bahwa

7
Millard J. Erikson, Teologi Kristen Volume Tiga (Malang: Gandum Mas, 2018), 153.
8
John Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Yayasan kalam Hidup, 2004), 223.
9
George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru jilid 2 (Bandung: Kalam Hidup, 1999), 249.
manusia baru merupakan manusia yang memiliki keberadaan atau sifat
yang baru yang kemudian berbeda dengan sifat lamanya.

Titik berangkat dari doktrin manusia baru oleh Paulus dalam 2


Kor.5:17, bahwa manusia baru atau hidup baru itu bukan berasal dari
doktrin tentang “makhluk” baru, akan tetapi doktrin tentang “ciptaan”
baru. Dia sudah mendapatkan pengampunan dari dosanya serta ia telah
mendapatkan tempat sebagai orang kudus karena sudah berbalik dari
hidupnya yang gelap menjadi terang atau dari kuasa iblis menjadi kuasa
Tuhan dan sekarang ia telah memiliki hidup baru.

Dampak dari salah satu karya Yesus Kristus menurut Paulus bagi
manusia yaitu membentuk manusia baru atau yang disebut dengan tubuh
Kristus.10 Saat Paulus berbicara tentang “ciptaan baru,” yang ia
maksudkan bukan sekadar baru dalam pengertian individual (sesuatu
ciptaan yang baru), tetapi dunia baru yang merupakan hasil dari ciptaan
ulang yang dilakukan oleh Allah yang dimulai dalam diri Yesus Kristus,
dan kepada mereka yang percaya kepada Yesus Kristus. Hidup di dalam
Kristus, secara tehnis disebut sebagai hidup Kristiani. Rasul Paulus
menegaskan, bahwa mereka yang telah berada dalam Yesus Kristus
dengan iman yang sungguh-sungguh, maka akan berada dalam
kehidupan Yesus Kristus. Karena di dalam Yesuslah manusia yang baru
akan dinyatakan. Hal ini juga telah terbukti dari kalimat berikut: bahwa
yang lama sudah berlalu dan sesungguhnya yang baru sudah datang.
Dari makna penuh akan dikenakan pada kata “lama” dan “baru” di sini.
“Yang lama” mewakili dunia yang ditebus dalam dosa dan
kemalangannya, sementara “yang baru” mewakili waktu keselamatan
dan ciptaan ulang yang telah dimulai dengan kebangkitan Yesus Kristus.
Oleh karena itu, ia yang berada dalam Yesus Kristus adalah ciptaan yang
baru: Ia berbagian dan berada dalam dunia baru milik Allah.

Sebelum Paulus bertobat atau berbalik kepada Tuhan, betapa


kejamnya ia. Dia membenci orang Kristen dan bahkan sampai membunuh
mereka. Akan tetapi, setelah ia bertobat dan berpaling kepada Tuhan,

10
Ajith Fernando, Supremasi Kristus (Surabaya: Momentum, 2006), 182.
justru dialah yang semakin menumbuhkan iman percaya Kristen kepada
Tuhan. Paulus yang dulunya sungguh-sungguh mengira bahwa ia benar-
benar melayani Allah Ketika ia berusaha melenyapkan iman Kristen.
Namun sekarang, ia menjadi orang yang berkata “Kristus berarti
kehidupan bagiku”, dan bagaimana ia yang tadinya berusaha untuk
menghancurkan nama Kristus, telah menjadi orang yang bekerja mati-
matian untuk membawa nama itu kepada semua orang yang dapat
dijangkaunya.11 Menurut Paulus bahwa mereka yang berada dalam Yesus
Kristus adalah mereka yang juga mati dan bangkit bersama Kristus dan
melalui kebangkitan itu mereka disebut sebagai manusia baru atau hidup
baru.12

Karena itu, kepada jemaat Efesus (Ef. 2:1-10), Paulus menulis


bahwa dahulu mereka mati karena dosa (karena mengikuti jalan dunia
dan Iblis), tapi sekarang mereka dihidupkan (atau dibangkitkan)
bersama-sama dengan Kristus. Semuanya itu bukan karena usaha
mereka sendiri, melainkan hanya karena anugerah Tuhan. Jadi, inilah
sifat orang Kristen dan seluruh cara hidupnya:

Dan telah mati oleh karena dosa-dosanya,

tapi sekarang hidup untuk kemuliaan Tuhan di dalam Yesus Kristus

sehingga mati bagi dosa.

Orang Kristen tidak lagi mengikuti “jalan dunia” melainkan “jalan


kebenaran”, yaitu Kristus. Orang Kristen bukan lagi hamba dosa,
melainkan pencinta dan abadi kebenaran, karena ia telah dilepaskan dari
ikatan dosa. Hidup orang Kristen adalah Kristus (Flp. 1:21). 13 Sudah
jelas, bahwa orang yang bertobat menjadi Kristen akan menempuh cara
hidup baru yang didasarkan atas Kitab Suci. Akan tetapi, bagaimana
mewujudkan cara hidup bari itu? Ini merupakan soal besar dan konkret!

11
William Barclay, Duta Bagi Kristus: Latar Belakang Peta Perjalanan Paulus (Jakarta: Gunung Mulia,
2001), 43.
12
Wismoady, Wahono, Di Sini KuTemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan Alkitab (Jakarta:
Gunung Mulia, 2009), 434.
13
Henk Venema, Hidup Baru: Orang Kristen Dalam Konteks Kebudayaan Setempat (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2006), 88.
Inilah yang harus dipecahkan oleh umat Kristen di mana pun mereka
berada. Apakah cara hidup yang lama ini harus ditolak dan dibuang
seluruhnya atau hanya diubah saja? Dan kalaupun demikian, sampai
ditingkat mana? Orang yang telah mempercayakan dirinya kepada
Kristus, selalu ingin mendapat jawaban jelas dan terang atas berbagai
pertanyaan mengenai cara hidup mereka sebagai orang Kristen. Banyak
di antara mereka yang cenderung membuang cara hidup lama dengan
segala kebiasaanya.

Dari ajaran oleh Rasul Paulus menunjukkan dengan jelas bahwa


kehidupan orang yang telah mengenal atau menerima Kristus, akan
berbeda dengan orang yang tidak mengenal Kristus (Ef.4:7-32). Mereka
yang terus hidup dalam dosa atau manusia lamanya, maka mereka pasti
menempuh hidup yang binasa oleh karena terus mengikuti keinginan
daging atau nafsunya. Bagi Rasul Paulus, bahwa mereka yang hidup di
luar dari Kristus, maka mereka tidak akan diselamatkan.

Kelahiran seorang Anak Allah adalah suatu kebangkitan rohani, di


mana perpindahan seseorang yang sebelumnya hidup dalam dosa atau
manusia lamanya ke dalam hidup baru. Seorang anak yang ada di bawah
murka telah menjadi seorang anak Bapa yang ada di sorga. Istilah
theologis untuk kelahiran baru ini adalah regenerasi (kelahiran kembali).
Luk.15:24,32 & Ef.2:1, “Dilahirkan kembali” artinya: orang yang telah
mati oleh karena dosa-dosanya, namun hidup kembali di dalam Tuhan
dan telah menjadi anak Allah. 14 Dikatakan dalam Yoh.3:3 bahwa,
“apabila mereka tidak dilahirkan kembali, maka mereka tidak akan
melihat tentang kerajaan Allah itu”. Kemudian Yoh. 3:5 menambahkan,
bahwa “apabila mereka tidak dilahirkan dari air dan Roh maka mereka
tidak bisa masuk dalam Kerajaan Allah itu”. Kelahiran baru ini harus
datang sebelum orang bisa melihat Kerajaan Allah dan masuk ke
dalamnya. Mereka yang telah lahir dari Allah maka mereka tidak lagi
berbuat dosa 1 Yoh.3:9. Maksud Yohanes dari pernyataan ini, bukan

14
B. J. Boland, Inti Sari Iman Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 79-80.
mengenai kesempurnaan karena orang Kristen masih saja melakukan
dosa.

Dilahirankan kembali merupakan proses dari keselamatan itu.


Penggunaannya kembali kepada Yesus sendiri, Ia tidak bermaksud
mengajarkan perlunya kelahiran kembali yang harafiah dan jasmaniah.
Sebab itu tidak masuk akal seperti yang Nikodemus akui. “Bagaimana
bisa orang yang sudah tua akan dilahirkan kembali? Bagaimanakah
mungkin hal itu terjadi? (Yoh. 3:4, 9). Metafora kelahiran kembali juga
menunjukkan bahwa dilahirankan kembali bukan perbuatan oleh
manusia, tetapi merupakan karya dari Allah.15 Karena seseorang tidak
dapat dilahirkan secara jasmaniah oleh perbuatannya sendiri. Gambaran
dilahirankan kembali juga membantu kita dalam mengetahui sesuatu
pada saat Allah berinisatif tentang keselamatan.

Agar dapat memahami karya Roh Kudus yang memperbaharui, kita


perlu melihat kategori antropologis yang Paulus pakai untuk menjelaskan
pembaruan ini. Dalam 1 Kor.2:14, bahwa mati di dalam Kristus artinya
kehidupan lama kita sudah disalibkan bersama Kristus dan telah hidup
dalam manusia baru atau manusia rohani. Dalam menanggalkan manusia
yang lama kita dengan mengenakan manusia yang baru bukan hanya
berkaitan dengan pilihan dari iman kita dan sakramen -sakramen seperti
baptisan, akan tetapi dengan dibaharui secara berkelanjutan. Mereka
yang percaya dengan Kristus, maka mereka mengenakan Kristus secara
terus Kol.3:10 & Rm.13:14. Kelahiran baru bukan hanya persoalan
bangkit dengan Kristus, akan tetapi pembaruan dari waktu ke waktu 2
Kor.4:16.16 Kelahiran yang baru telah membawa kita pada suatu dunia
yang baru, di mana ketika kita sudah dilahirkan kembali itu berarti
ciptaan yang baru oleh Allah. igambarkan sebagai. 17 Dilahirkan kembali
merupakan suatu karya Allah kepada manusia agar mereka yang hidup
dalam Kristus mendapatkan karakter rohani yang baru seperti rasa haus
dengan kehadiran Allah melalui firman-Nya, serta memiliki kerinduan

15
James Montgomery Boice, Dasar-dasar Iman Kristen (Surabaya: Momentum, 2011), 457-458.
16
Herman Ridderbos, Paulus: Pemikiran Utama Theologinya (Surabaya: Momentum, 2015), 233-234.
17
R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 202.
untuk melayani Tuhan dan kemampuan untuk menolak dosa. Melalui
pertobatan, orang akan memiliki karakter rohani yang merupakan
tindakan yang dilakukan untuk berpaling dari kehidupan yang berdosa
menjadi hidup dalam Yesus Kristus. Sedangkan mengenai kelahiran baru
merupakan karya Roh Kudus atas respons manusia dengan menjadikan
orang yang sudah bertobat atau berpaling dari dosa menjadi ciptaan
baru. Tidak ada cara lain yang agar seseorang mendapatkan keselamatan
kekal kecuali dengan bertobat dan dilahirkan baru atau dilahirkan
kembali.

Dalam Perjanjian Baru, salah satu langkah atau cara dalam


memahami betapa pentingnya hidup baru itu, diantaranya: bahwa hidup
baru itu dapat dilakukan melalui cara berpisah dengan hidup yang lama
kita. pada pemahaman ini telah menunjukkan bahwa ada perbedaan dari
hidup yang baru dengan hidup yang lama, di mana Alkitab menekankan
bahwa tidak memandang umur pada seseorang, baik itu masih muda
maupun sudah tua.

Implementasi Kelahiran Baru

Gereja merupakan sekumpulan umat yang percaya (beriman) yaitu


mereka yang percaya bahwa Kristus itulah Tuhan Juruselamatnya. Oleh
katena itu, mereka yang berada dalam persekutuan atau gereja itu
berarti mereka sedang mengalami suatu pertobatan. Kelahiran baru atau
kelahiran kembali terjadi pada saat seseorang dengan segala kerelaan
hatinya menerima Kristus sebagai Juruselamatnya dan percaya di dalam
hatinya. Dilahirkan kembali adalah suatu hal penting bagi orang yang
percaya masa kini, di mana terjadi pada saat ia mengakui bahwa Kristus
adalah Tuhan sekaligus Juruselamatnya. Hal yang perlu dipahami oleh
orang percaya masa kini adalah ketika seseorang telah mengaku sebagai
orang Kristen dan percaya pada Yesus yang telah mengaku dan betobat
sudah seharusnya ia menempatkan dirinya dalam perilaku sebagai
kehidupan baru yaitu menjauhkan diri dari segala yang dilarang oleh
Tuhan dan mengarahkan diri pada apa yang dapat menyenangkan Tuhan.
Selaku orang percaya (Kristen), kita perlu menyadari bahwa di luar
Kristus tidak ada pengharapan dan keselamatan yang ada justru akan
menempuh kebinasaan kekal (Ef. 4:20). Manusia lama adalah manusia
yang menindas kebenaran dengan kelaliman (rm. 1:18), yang tidak
percaya kepada Allah, dan bahkan mereka menolak untuk mengakui
bahwa Allah yang telah mewujudkan diri-Nya melalui ciptaan-Nya. 18
Sebagai manusia yang baru dalam Kristus berarti kita akan
meninggalkan perilaku tidak baik bagi kita yang tidak berkenan kepada
Tuhan menjadi perilaku yang baik dan tentunya sesuai dan seturut
dengan kehendak Tuhan. Untuk menjadi manusia yang baru atau
kelahiran Kembali, maka kita harus lebih dulu meninggalkan perbuatan
atau manusia yang lama kita. semua itu berawal dari suatu pertobatan
atau pengampunan atas segala kesalahan-kesalahan kita serta
mengarahkan hidup kita bagi Allah sebagai manusia baru.

Pengampunan dosa merupakan anugerah keselamatan dalam


Kristus melalui kematian serta kebangkitan-Nya, sehingga jikalau kita
percaya pada Tuhan maka kita telah dibenarkan di hadapan hadirat
Tuhan untuk menjadi anak-anakNya.19 Adanya pengampunan dosa ini
karena Tuhanlah yang telah memberikannya kepada kita melalui Kristus.
Yesus telah memperkenankan kita untuk saling mengampuni satu sama
lain dan bahkan Ia telah menuntun kita agar pengampunan dosa itu terus
berlangsung bagi kita orang-orang yang berdosa.20 Oleh karena itu,
dilahirkan kembali bukan hanya pada peroalan kebatinan atau jiwa kita
saja, akan tetapi dilahirkan kembali itu merupakan persoalan
kepercayaan kita semata, sebagaimana dalam kitab Rm.6:11 yang
mengatakan: “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa
kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus
Yesus”.

Hidup baru atau kelahiran baru sebagai anugerah dari Allah untuk
diimani dan diresponi dalam setiap langkah kehidupan kita selaku orang
18
Richart L. Pratt, Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 2000), 43.
19
G. C. Van Niftrik dan B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), 488.
20
J. L. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 167.
yang percaya (Kristen). Bahwa hanya melalui manusia barulah kehidupan
sebagai orang percaya pada Kristus berarti memasuki suatu kehidupan
yang baru dalam Kistus Yesus (Ef.4:20-24). Orang yang akan menerima
kelahiran baru adalah mereka yang memiliki iman percayanya kepada
Kristus Yesus yang merupaka ciptaan Allah itu sendiri. Di mana iman
merupakan perilaku seseorang untuk meninggalkan kemampuan dirinya
sendiri dengan mengandalkan Tuhan dalam setiap usahanya. Hidup baru
merupakan hidup dan bukan sebagai tanda-tanda kehidupan yang silih
berganti, namun ini adalah sebuah kehidupan yang pasti yang akan
dilalui mereka atau umat yang percaya dan sebagai ahli waris
keselamatan dalam diri Yesus Kristus. Kristus telah mati bagi dosa
karena itu, orang yang sudah mengalami hidup baru mengimani bahwa
merekapun telah mati bagi dosa, yang sebelumnya telah dikuasai oleh
dosa sekarang telah menjadi hidup untuk melayani Allah. Paulus
menegaskan bahwa tiada kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam
diri kita untuk mendatangkan keselamatan itu, melainkan hanya Yesuslah
yang dapat memberikan keselamatan itu lewat pengorbanan diri-Nya
yang rela mati dan oleh karena itu, untuk mendapatkan keselamatan itu
kita harus percaya kepada-Nya. Oleh sebab itu dikatakan dalam kitab
Rm.5:1, bahwa kita telah dibenarkan hanya oleh iman percaya kita.
Seseorang dapat memperoleh keselamatan itu dengan cara percaya
sepenuhnya menerima karunia Allah dalam Yesus Kristus dan hanya
mengandalkan Yesus dalam seluruh aspek kehidupannya. 21 Oleh sebab
itu, jika kelak Yesus Kristus telah menyatakan diri-Nya, maka orang yang
beriman akan dinyatakan telah bersama Dia di dalam Kemuliaan Allah
(Kol.3:4).

Hidup baru berarti telah mengalami perubahan yang revolusioner


dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran, memiliki hubungan yang
pasti dengan Allah, berbalik dari gelap kepada terang dan menanggalkan
manusia lama kepada manusia baru. Demikianlah Paulus, telah
mengalami suatu perubahan dalam seluruh totalitas hidupnya mula dari
21
Apriani Tammu, Hidup Baru: Suatu Tinjauan Teologis Tentang Konsep Hidup Baru Menurut Paulus
Dan Implementasinya Bagi Kehidupan Orang Percaya Masa Kini, Teologi Kristen, Fakultas Teologi Dan Sosiologi
Kristen (Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja: 2009), 50.
perbuatan-perbuatannya dan bahkan mencakup seluruh keberadaan
hidupnya. Hidup baru berarti hidup yang terpusat hanya pada Kristus
apapun yang ia kerjakan hanya untuk kemuliaan Allah. Hal ini perlu kita
sadari sebagai orang Kristen (percaya) sebagai orang yang hidup dalam
Krsitus atau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan sekaligus menjadi
Juruselamat serta meninggalkan perbuatan yang salah (dosa) kita atau
kehidupan lama seseorang lalu mengenakan manusia yang baru atau
hidup yang berkenan di hadapan Allah dan mau melayani Tuhan.

Kesimpulan

Dari pemaparan materi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:


Pertama, mengenai pandangan Teologi Paulus bahwa Hidup baru dalam
Yesus Kristus adalah hidup Kristus yang telah menyatakan diri-Nya
dalam kehidupan seseorang yang menginsafi akan keberadaan dirinya
sebagai manusia yang telah berdosa di mana dia butuh diselamatkan dan
mau merespon dengan menerima keselamatan yang ditawarkan Yesus
dan mau menerima Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan
Juruselamatnya.

Kedua, Hidup baru merupakan hidup yang telah bertumbuh dalam


pengenalan akan Yesus Kristus dan memiliki iman di dalam Kristus yang
menghasilkan buah-buah pertobatan yang telah nampak dalam seluruh
aspek kehidupannya.

Ketiga, seseorang yang telah mengalami hidup baru secara teru-


menerus memberi dirinya untuk mengalami pembaruan hidup yang
secara menyeluruh dan senantiasa memberi dirinya untuk dikendalikan
oleh Kristus.
KEPUSTAKAAN

Alkitab

Abineno, J. L. Ch., Tafsiran Alkitab Surat Efesus. Jakarta: BPK Gunung


Mulia, 2009.
Brill, John Wesley, Dasar Yang Teguh. Bandung: Yayasan kalam Hidup,
2004.
Barclay, William, Duta Bagi Kristus: Latar Belakang Peta Perjalanan
Paulus. Jakarta:
Gunung Mulia, 2001.
Boland, B. J., Inti Sari Iman Kristen. Jakarta: Gunung Mulia, 2001.
Boice, James Montgomery, Dasar-dasar Iman Kristen. Surabaya:
Momentum, 2011.
Erikson, Millard J., Teologi Kristen Volume Tiga. Malang: Gandum Mas,
2018.
Ferguson, Sinclair B., Kehidupan Kekristenan Sebuah Pengantar
Doktrinal. Surabaya:
Momentum, 2007.
Fernando, Ajith, Supremasi Kristus. Surabaya: Momentum, 2006.
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen. Jakarta: Gunung Mulia, 2009.
Ladd, George Eldon, Teologi Perjanjian Baru jilid 2. Bandung: Kalam
Hidup, 1999.
Marantika, Chris, Kepercayaan dan Kehidupan Kristen. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi
Teologia Injil Indonesia, 1996.
Niftrik, G. C. Van, dan B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini. Jakarta:
Gunung Mulia, 2008.
Pratt, Richard L., Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus. Malang:
Seminar Alkitab
Asia Tenggara, 2003.
Pratt, Richart L., Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus. Malang:
Seminari Alkitab
Asia Tenggara, 2000.
Riddrbos, Herman, Paulus: Pemikiran Utama Theologinya. Surabaya:
Momentum, 2015.
Santoso, Lea dan Jimmy Kuswadi, Memulai Hidup Baru. Perpustakaan
Nasional: Literatur
Perkantas, 2007.
Soedarmo, R., Ikhtisar Dogmatika. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
Tammu, Apriani, Hidup Baru: Suatu Tinjauan Teologis Tentang Konsep
Hidup Baru
Menurut Paulus Dan Implementasinya Bagi Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini. Teologi Kristen. Fakultas Teologi Dan Sosiologi
Kristen. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja: 2009.
Venema, Henk, Hidup Baru: Orang Kristen Dalam Konteks Kebudayaan
Setempat. Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/omf, 2006.
Wahono, S. Wismoady, Di Sini KuTemukan: Petunjuk Mempelajari Dan
Mengajarkan
Alkitab. Jakarta: Gunung Mulia, 2009.

Anda mungkin juga menyukai