Anda di halaman 1dari 282

THE SWORDLESS SAMURAI

Pemimpin legendaris Jepang .Abad XVI

"... Dalam karya sejarah maupun sastra Jepang tokoh ini


dikarakterkan dalam senryu (puisi satire) sebagai berikut:
"Nakanunara, nakashitemiseyou, ototogisu" (Apabila
burung kukuk tidak mau berkicau, bujuklah)
Dalam buku ini anda akan menemui karakter
Toyotomi Hideyoshi dalam Petuah yang amat berguna bagi
siapa saja ... dan senryu di atas pas untuk menganalogikan
salah satu karakter Toyotomi Hideyoshi."
-Prof. Dr. I Ketut Surajaya, M.A (Guru besar
sejarah Jepang FIB-UI)

"Toyotomi Hideyoshi mengajarkan prinsip-prinsip kepe-


mimpinan yang sederhana tapi sering kali diabaikan ... "
-Andy F. Noya (Host acara dialog Kick Andy
METRO TV)

"... Membaca buku ini membuat saya belajar banyak ten-


tang keuletan, dan kemauan untuk terns belajar. Jika Anda
ingin menjadi seorang pemimpin yang kuat dan disegani,
tidak salah, inilah buku bacaan yang tepat untuk Anda."
-Sulaiman Budiman (Store manager TB. Gramedia
Matraman dan Penulis buku Ubah Slogan Jadi
Tindakan)
Buku yang ditulis dengan gaya pengakuan agar
dapat menggali butir-butir strategi berharga di sepanjang
perjalanan hidup negarawan yang pertama menyatukan
Jepang ini, layak dibaca oleh setiap pembelajar Manajemen
Stratejik"
-Sammy Kristamuljana, PhD. (Profesor Manajemen
Stratejik, Praseciya Mulya Business School)

"Buku ini bukan saja mampu membakar semangac


pembaca untuk meraih puncak sukses, namun juga
memberi inspirasi untuk berpegang teguh pada nilai-
nilai. The Sowrdless Samurai memberi keyakinan bahwa
mempertajam kecerdasan Imelekcual, Emosional dan
Spiritual lebih penting daripada mempertajam pedang".
-Ary Ginanjar Agustian (Pemimpin ESQ
Leadership Center, Penulis buku bestseller ESQ)

"The Swordless Samurai menggambarkan dengan sangat


menarik.. . Perjalanan hidup Hideyoshi membukcikan
bahwa "mustahil" hanya ada dalam pikiran, karena
sesungguhnya tidak ada sacu pun di dunia ini yang
mustahil."
- Arfan Pradiansyah (Managing Director ILM,
Penulis buku bestseller You Are A Leader.0

"Satu lagi warisan sejarah kepemimpinan yang memukau


dari Asia... Sebuah bacaan berharga di tengah dahaga
kepemimpinan bangsa saat ini".
- Badroni Yuzirman (Founder Komunicas Tangan
Di Atas)
KITAMI MASAO

THE
SWORD LESS
SAMURAI
Pemimpin Legendaris
jepang Abad XVI

Diedit dan dengan Kata Pengantar oleh:


TIM CLARK
THE SWORDLESS SAMURAI: LEADERSHIP WISDOM
OF JAPAN'S SIXTEENTH CENTURY LEGEND
BY KITAMI MASAO,
EDITED WITH AN INTRODUCTION BY TIM CLARK
Copyright© 2005 BY Kitami Masao, 2007 BY Tim Clark
This edition arranged with ST. MARTIN'S PRESS, LLC.
through BIG APPLE TUTTLE-MORI AGENCY, Labuan, Malaysia.
Indonesian edition copyright (hak cipta terjemahan):
by RedLine Publishing
All rights reserved

THE SWORDLESS SAMURAI


Pemimpin Legendacis Jepang Abad XVI
Penerjemah: Mardohar S.
Penyunting: Poppy Damayanti C. K.
Pewajah Sampul: lksaka Banu
Pewajah Isi: Ahmad-CreatiFast

Cetakan I: Desember 2010


Cetakan II: May 2010
Cetakan III: Okcober 2011
ISBN: 978-979-19337-2-8

Diterbitkan oleh:
Zahir Books (a Division of Redline Publishing)
Email: zahirbooks@redlinepublishing.com
Homepage: www.RedLinePublishing.com
Facebook: www.facebook.com/penerbitredline

Pertama kali terbit di Jepang dengan judul Toyotomi Hi~oshi no Keiei}uku.


Daftar lsi

Pengancar Penerbic- vii


Kata Pengancar - ix
Namaku Toyotomi Hideyoshi- 3
Melayani Lord Nobunaga - 31
Benceng Kiyoshu - 51
Memimpinm di Saar Krisis - 77
Pemimpin yang Kuac - 101
Mengepung Benceng Miki- 129
Tujuh Tombak- 157
Teman dan Keluarga- 185
Wakil Kaisar - 213
Kekuasaan yang Melenakan - 23 7
Kronologis Riwayat Hidup Toyocomi
Hideyoshi- 255
Catatan - 259

v
Unt~k ayahku, R.N. Clark,
1925 .. 2006
[ Kata Pengantar ]

Pengantar Penerbit

Semangat Toyotomi Hideyoshi, sang samurai tan pa


pedang, dalam menjalankan kehidupannya sangat
mengagumkan. Beranjak dari kemiskinan saat
negara dalam kekacauan, Hideyoshi mampu men-
jadi pemimpin tertinggi Jepang dan menyatukan
negeri. Banyak nilai yang dapat kita petik dari kisah
perjalanannya, bahkan dari beberapa kesalahannya.
Dalam keadaan sulit seperti sekarang ini, buku
The Swordless Samurai menjadi inspirasi untuk
terns berusaha dalam mengembangkan Redline
Publishing dan unit bisnis lainnya: Redline
Communication, Redline Organizer, Redline
Production dan Redline Center serta menyatukan
unit bisnis tersebut menjadi saling terintegrasi.
Semoga buku ini dapat juga memberi inspirasi dan
bahan pengembangan diri bagi para pembacanya.

vii
[ The Swordless Samurai ]

Dengan terbitnya buku ini, saya ingin mengucapkan


terima kasih kepada Andy F. Noya, Badroni Yuzirman, Ary
Ginanjar, Prof Sammy, Prof Ketut, Arfan Pradiansyah,
Poppy, Syafruddin Azhar, Kemal, Anwar Holid, Ayu,
Ryutri, dan teman-teman yang lain atas dukungannya
dalam menerbitkan buku ini.

Selamat membaca,

Mhd Haikal
Managing Partner Redline Publishing

viii
[ Kata Pengantar ]

Kata Pengantar

Hideyoshi adalah pemimpin yang menakjubkan-


dan paling luar biasa-dalam sejarah Jepang.
Ia lahir pada tahun 1536 dari sebuah keluarga
miskin di Nagoya. Dilihat dari asal-muasalnya yang
sederhana, orang sama sekali tidak menyangka
ia akan menjadi terkemuka. Hideyoshi bertubuh
pendek, tidak atletis, tidak berpendidikan, dan
berwajah jelek. Daun telinganya besar, matanya
dalam, tubuhnya kecil, dan wajahnya merah dan
keriput ('sekeriput apel kering'), membuat dia
tampak seperti kera, sehingga orang memberinya
julukan 'Monyet' seumur hidupnya.
Hideyoshi lahir pada puncak masa kekacauan
Jepang, Zaman Perang Antar-Klan, ketika kemam-
puan bertarung atau dunia kependetaan menjadi
satu-satunya cara bagi rakyat jelata yang ambisius
untuk melarikan diri dari kehidupan banting tulang
sebagai petani. Perawakan Hideyoshi yang hanya

ix
[ The Swordless Samurai ]

setinggi 150 senti dan berbobot lima puluh kilogram


serta bungkuk tampaknya menutup peluang untuk
berkarier di bidang militer. Namun ia melesat ke
atas seperti meteor, ke puncak kekuasaan, sekaligus
menyatukan negeri yang sudah tercabik-cabik
perang saudara selama lebih dari seratus tahun.
Bagaimana bisa?
Berbekal kemauan sekeras baja, otak setajam
silet, semangat tak kunjung padam, dan wawasan
mendalam tentang manusia membuat Hideyoshi
mampu "mem buat orang-orang yang meragu-
kannya menjadi pengikut setia, pesaing menjadi
sahabat, dan lawan jadi kawan." 1 Tidak memiliki
kemampuan bela diri, sang 'samurai tanpa pedang'
ini menggunakan olok-olok pada diri sendiri,
kecerdasan, dan keahlian bernegosiasi yang me-
nakjubkan untuk mengungguli para pesaingnya
yang berdarah biru dan menjadi penguasa seluruh
Jepang. Dalam tatanan masyarakat hierarki yang
kaku dan melarang keras penyatuan kelas sosial,
Hideyoshi menjadi pahlawan kaum jelata: sebuah
simbol tentang kesempatan pembuktian diri dan
menanjak dari miskin papa menjadi kaya raya.
Pada tahun 1590 Hideyoshi telah menjadi
pemimpin tertinggi negara. Ia dinobatkan sebagai
wakil kaisar oleh Kaisar Go Yozei dan menikmati
kekuasaan bagaikan raja. Kaisar memberinya nama

x
[ Kata Pengantar ]

keluarga (nama belakang) Toyotomi, yang berarti


'menteri yang dermawan.'
Masa pemerintahan Hideyoshi juga tidak luput
dari lembaran hitam, tapi keberhasilannya yang
spektakuler membuat kegagalannya termaafkan clan
legendanya terns bergaung, bahkan setelah kematian-
nya pada tahun 1598. Petualangan-petualangannya
dituliskan dengan detail-clan berlebihan-dalam
buku Taikoki, sebuah biografi resmi yang terbit
pada tahun 1625.
Sampai hari ini, lebih dari empat ratus tahun
setelah kematiannya, semua anak sekolah di Jepang
mengenal nama Hideyoshi, sementara tak terhitung
jumlah biografi, novel, drama, clan film-bahkan
video game-menceritakan kembali kisahnya atau
menampilkan karakternya.

Sejarah Singkat Samurai


Asal-muasal kaum samurai dimulai pada keluarga
Yamato, yang muncul sebagai klan terkuat di
Jepang pada abad ketujuh Masehi. Kata sa'.,nurai
berarti 'orang yang melayani' clan diberikan
kepada mereka yang lahir di keluarga terhormat
clan ditugaskan untuk menjaga anggota keluarga
Kekaisaran. Falsafah pengabdian ini adalah akar

xi
[ The Swordless Samurai ]

dari keningratan kaum samurai, baik dalam tatanan


sosial maupun spiritual.
Pada akhirnya, keluarga Yamato kesulitan mem-
pertahankan pemerintahan sentralisasi negara dan
mulai 'mendelegasikan' tugas militer, administrasi,
dan penarikan pajak kepada mantan-mantan
pesaing yang berfungsi sebagai gubernur. Saat
Yamato dan Pemerintahan Kekaisaran semakin
lemah, gubernur-gubernur lokal malah semakin
kuat. Akhirnya beberapa di antara mereka berevo-
lusi menjadi daimyo, atau penguasa feodal yang
menguasai teritori tertentu yang independen dari
pemerintah pusat. Pada tahun 1185, Minamoto no
Yoritomo, seorang panglima perang dari provinsi
timur dan masih punya hubungan darah dengan
keluarga kaisar, membangun pemerintahan militer
negara yang pertama, dan Jepang memasuki era
feodal (1185-1867). Negara itu berada di bawah
pemerintahan militer selama hampir tujuh ratus
tahun.
Stabilitas negara yang dirintis Minamoto
pada tahun 1185 tidak bertahan lama. Penguasa-
penguasa militer datang dan pergi silih berganti,
dan pada tahun 1467 pemerintahan militer runtuh
yang menyebabkan Jepang terjun dalam kekacauan.
Maka dimulailah Zaman Perang Antar-Klan, abad
berdarah ketika para panglima perang lokal saling

xii
[ Kata Pengantar ]

berrarung untuk melindungi daerah kekuasaan.


Mereka berusaha mengalahkan para pesaing
dengan menggunakan pembunuhan, aliansi politik,
pernikahan antar-klan, saling mengadopsi anak,
dan perang terbuka. Sekutu di antara para panglima
perang selalu berubah-ubah. Di antara perebutan
kekuasaan, bukan hal aneh bagi seorang daimyo
untuk membunuh saudara atau bahkan orangtua
sendiri.
Pada saat Jepang memasuki Zaman Perang
Antar-Klan, istilah samurai telah berubah, menan-
dakan tentara negara, perwira penjaga perdamaian,
dan prajurit profesional: pendeknya, hampir siapa
saja yang membawa pedang dan mampu melakukan
kekerasan.
Meski Zaman Perang Antar-Klan membawa
kekacauan, kekuasaan tetap sangat terstruktur dalam
era feodal Jepang. Kaisar adalah penguasa tertinggi
kepada siapa semua orang tunduk. Namun fungsinya
hampir hanya berupa simbol; kekuasaan kaisar
sebenarnya hanya terbatas pada menganugerahkan
gelar resmi, terutama gelar Shogun. Kaisar sangat
bergantung pada para daimyo untuk membiayai
anggaran istananya dan tidak turun langsung dalam
urusan negara.
Kelas sosial yang di bawah kaisar adalah kaum
bangsawan, termasuk para pangeran, putri, dan

xiii
[ The Swordless Samurai ]

bawahan yang memiliki hubungan darah dengan


kaisar. Mereka juga tidak terlibat dalam urusan
negara clan bergantung pada warisan serta upeti
dari para daimyo untuk membiayai rumah tangga
mereka.
Secara resmi berada di bawah kaum bangsawan
adalah Shogun, namun sebenarnya kaum bangsawan
clan kaisar sendiri tidak memiliki otoritas terhadap-
nya. Pemegang komando militer tertinggi ini dapat
disamakan dengan presiden atau perdana menteri,
membuat keputusan administratif sehari-hari yang
dibutuhkan untuk menjalankan negara. Kekacauan
Zaman Perang Amar-Klan terutama disebabkan
oleh ketiadaan sosok Shogun yang benar-benar
punya otoritas. Terna sentral pada periode sejarah
Jepang ini adalah perjuangan para panglima perang
lokal yang ambisius-seperti Oda Nobunaga, atasan
Hideyoshi-untuk bisa sampai ke Kyoto, dinyata-
kan sebagai Shogun oleh kaisar, untuk kemudian
menyatukan negeri.
Panglima perang, atau daimyo, berada pada
urutan berikutnya. Beberapa da.imyo adalah panglima
andal yang membangun kerajaan-kerajaan kecil dari
nol; beberapa adalah bekas gubernur yang menolak
tunduk pada pemerintah pusat clan sepenuhnya me-
merintah daerah mereka sendiri; lainya adalah bekas
pengikut yang menggulingkan gubernur mereka yang

xiv
[ Kata Pengantar ]

tidak kompeten. Para daimyo mengatur kota yang


tumbuh di sekitar kastil mereka dan mendapatkan
penghasilan dari pajak yang ditarik dari pendtui_uk
kota atau petani.
Samurai yang dipekerjakan oleh para daimyo
menduduki tingkat sosial berikutnya. Orang-orang
terbaik di kelompok kesatria abad pertengahan
Jepang ini sangat setia pada atasan mereka
dan menjunjung tinggi nilai Bushido (biasanya
diterjemahkan sebagai 'semboyan kaum kesatria'
atau 'jalan panglima'). Samurai yang terburuk tidak
jauh berbeda dengan preman pasar.
Lapisan kelas sosial di bawah samurai adalah
ronin, atau samurai tanpa majikan. Ronin bisa saja
dilahirkan dalam keluarga samurai yang kurang
beruntung atau menjadi pengangguran karena
majikan mereka bangkrut atau menderita kekalahan
dalam perang. Kaum ronin terdiri dari pejuang yang
jujur dan para bajingan. Mereka adalah golongan
sosial paling rendah yang berhak menyandang nama
keluarga, sebuah kehormatan yang membedakan
mereka dari rakyat jelata.
Di bawah ronin terdapat penduduk kota,
pengrajin, pedagang, dan petani-masyarakat kelas
pekerja yang merupakan mayoritas dari seluruh
penduduk Jepang. Mereka tidak bergelar dan hanya
menyandang satu nama (nama pertama) . Mereka

xv
[ The Swordless Samurai ]

juga satu-satunya golongan masyarakat yang dikenai


pajak.
Dari lapisan-lapisan kelas sosial ini, kaum sa-
murai muncul sebagai figur sentral yang berwarna-
warni dalam sejarah Jepang. Namun peran samurai
berubah drastis setelah kematian Hideyoshi. Dengan
datangnya masa kedamaian, peran mereka sebagai
prajurit profesional lenyap, dan mereka menjadi
tidak terlalu menyibukkan diri dengan melatih ilmu
bela diri tapi lebih mementingkan pengembangan
spiritual, pengajaran, dan seni. Pada tahun 1867,
saat kepemilikan pedang oleh sipil dinyatakan
melanggar undang-undang dan kelas prajurit
ditiadakan, kaum samurai telah berubah menjadi
apa yang dicontohkan Hideyoshi hampir tiga ratus
tahun sebelumnya: samurai tanpa pedang.

Catatan Tentang Narasumber Tertulis


Meskipun Hideyoshi meninggalkan ribuan lem-
bar surat dan dokumentasi lain, para ahli masih
tidak sepakat tentang fakta-fakta dalam hidupnya
termasuk tahun kelahirannya. Ahlf sejarah masih
memperdebatkan kebenaran prestasi-prestasi gemi-
langnya, detail di belakang aliansi-aliansi politiknya,
dan sejenisnya. Meski demikian, garis besar riwayat
hidup Hideyoshi dan pencapaian-pencapaiannya

xvi
[ Kata Pengantar ]

yang tertera dalam buku ini pada dasarnya sudah


disepakati dan diakui keakuratannya.
Pembaca harus mengerti bahwa tidak ada
catatan historis yang menyebutkan bahwa Hide-
yoshi secara eksplisit mengucapkan prinsip-prinsip
kepemimpinan yang ada di dalam buku ini. Tapi
prinsip-prinsip ini diekstrapolasi dari Taikoki, dari
kejadian-kejadian sebenarnya, dan dari pengetahuan
atas karakter Hideyoshi melalui surat-surat dan
dokumen-dokumen lain.
Saya mengambil langkah besar dalam
mengimajinasikan ucapan Hideyoshi dengan nada
yang terkadang bijaksana dan penuh instrospeksi,
meski bukti-bukti sejarah cukup kuat menyiratkan
kesombongan dan kecongkakan di tahun-tahun
terakhir hidupnya (beberapa ahli sejarah berpen-
dapat ia belakangan menderita sakit jiwa). Untuk
menyaring pelajaran kepemimpinan yang layak dari
kehidupannya, saya berupaya menciptakan kesan
bahwa sang Raj~ Monyet menjadi orang yang reflek-
tif menjelang akhir hidupnya dan ingin meneruskan
kebijaksanaan yang didapatnya dari pandangan
jujur dan introspektif tentang kesuksesannya yang
dahsyat-juga kegagalan-kegagalannya yang besar.
Saya berharap dengan begini akan bisa memenuhi
kenyamanan pembaca.

xvii
[ The Swordless Samurai ]

Akhir kata, saya berterimakasih sebesar-besarnya


pada Mr. Kitami Masao atas izinnya untuk meng-
adaptasi buku ini bagi pembaca berbahasa lnggris;
agen saya Martha Jewett, atas nasihat-nasihat clan
bantuannya tak kenal lelah dari awal sampai akhir;
clan James Reid Harrison, untuk dedikasi yang luar
biasa clan efektivitas proses penyuntingan.

Tim Clark
Tokyo, Jepang clan Portland, Oregon
Agustus 2006

xviii
~~~

j}J ~ft
* ~Ai
J)J
fct 5ri2
~
~ ¢t
J [~..i'
1T
a~

1
AmtUb.kpenw.Jc/~ ~ re;U,,
ber~. /J~ro~kela! tij~
f~J"f'~~
~per~jab.Jtaw.
Am radar aJ<u, It.A.nu Wik
~J~~dar~tuh~
kiuuU!ny~Jiha.ku,Utjm~
t~~&teker.
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

Namaku
Toyotomi Hideyoshi

''.Jadi bocah, kau mau mengabdi padaku?"


Berlatar belakang langit biru kehitaman,
siluet pria di atas kuda itu, dengan helmnya yang
bertanduk, menjulang di hadapanku bagai raksasa
saat aku berlutut di tanah. Alm tidak bisa melihat
wajahnya, tapi aku mengenali wibawa dalam suara-
nya yang bergemuruh, atau nada mengejek dalam
pertanyaannya.
Aku mencoba bicara dan yang mampu
kukeluarkan hanyalah koakan lirih. Mulutku men-
jadi kering, begitu kering seakan-akan aku sedang
sekarat kehausan. Namun aku harus menjawab.
Nasibku-dan nasib seluruh Jepang, meski pada
waktu itu aku belum mengetahuinya-bergantung
pada jawabanku.
Mengangkat kepala sampai batas keberanianku
untuk melirik sosok mengerikan itu, kulihat ia

3
[ The Swordless Samurai ]

memelototiku, bagaikan elang yang siap menyam bar


tikus tanah dengan cakarnya.
Ketika aku berhasil bicara, suaraku terdengar
jelas dan mantap, dan keberanianku meningkat
seiring setiap suku kata.
"Benar, Lord Nobunaga," kataku. "Saya mau."
Kala itu adalah zaman pembantaian dan
kegelapan: Zaman Peperangan, saat negeri dicabik
oleh pertumpahan darah dan satu-satunya hukum
yang ada adalah hukum pedang. Saat itu aku masih
remaja, berkelana sendirian ke seluruh pelosok,
mencari keberuntungan tanpa uang tembaga seke-
ping pun di saku. Meski demikian, dalam keadaan
seperti itu aku masih berangan-angan menjadi
seorang pemimpin, tapi waktu itu tidak pernah
kuduga sampai sejauh mana angan-angan itu bisa
membawaku.
Namaku Toyotomi Hideyoshi, dan sekarang
aku adalah pemegang kedaulatan tertinggi di
seluruh Jepang, anak petani pertama yang bisa naik
ke tampuk kekuasaan mutlak. 2 Aku adalah satu-
satunya penguasa feodal-dari sekitar dua rams
pengtiasa pada masa itu-yang mencapai posisi
ini akibat kerja keras dan bukan melalui silsilah.
Aku berangkat dari kemiskinan untuk memimpin
sebuah bangsa besar dan memegang komando
ratusan ribu kesatria samurai. Sekarang, kutulis ini

4
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

agar kisahku bisa menginspirasi orang lain untuk


menjadi pemimpin yang lebih baik.
Beberapa di antaramu sudah memimpin banyak
pengikut. Beberapa di antaramu baru saja memulai
kisah kepemimpinanmu. Beberapa di antaramu
masih menjadi pengikut, tapi memiliki aspirasi
untuk memimpin. Apa pun posisimu sekarang,
rahasia-rahasia abadi yang dibeberkan dalam
lembaran-lembaran ini pasti akan berguna, karena
hikmahnya bisa diambil oleh pengikut ataupun
pem1mpm.
Orang menyebutku Monyet karena kecerdikan-
ku-dan karena telingaku yang lebar, kepala yang
kebesaran, dan tubuh yang kerempeng. Aku pendek
dan tidak menarik. Mereka yang baru pertama kali
bertemu denganku terkaget-kaget-mereka tidak
mengira orang yang paling berkuasa di negeri ini
punya perawakan mirip kurcaci botak dengan ben-
tuk tubuh tidak keruan. Beberapa bahkan berkata
aku adalah pemimpin berwajah paling jelek dalam
sejarah Jepang!
Biarkan saja. Mungkin aku memangjuara dalam
kategori penguasa utama yang paling tidak sedap
dipandang, tapi dalam hidupku orang-orang berde-
dikasi kepadaku-karena aku juga mendedikasikan
diri kepada mereka. ltulah Rahasia Pengabdian,
yang nanti akan kujabarkan lagi.

5
[ The Swordless Samurai ]

Kau pasti terkejut saat mendapati bahwa


keberhasilanku dalam meraih kepemimpinan
dibangun atas dasar-dasar yang terdengar lumrah
seperti pengabdian, penghargaan, kerja keras, clan
tindakan tegas. Prinsip-prinsip demikian terdengar
begitu sederhana sehingga kau tidak akan menye-
but hal-hal semacam itu sebagai 'rahasia'. Namun
hanya sedikit orang yang memahami kekuatan
sejati prinsip-prinsip itu, clan lebih sedikit lagi orang
yang mengerti bahwa prinsip-prinsip itulah yang
menjadi fondasi kode etik samurai, sebuah protokol
kepemimpinan yang dijunjung tinggi, diwariskan
secara turun-temurun selama ratusan tahun. Kode
etik samurai bukan sekadar meliputi penggunaan
senjata, yang mengumungkan umukku, karena aku
punya reputasi sebagai petarung terburuk dalam
sejarah Jepang! Namun senjata paling ampuh yang
kumiliki adalah benakku: Kau bisa menyebutku
samurai tanpa pedang.
Sepanjangjalan menuju puncakkepemimpinan,
aku berpegang teguh pada prinsip-prinsip ini, clan
hal itu sangat membantuku. Pelajaran kepemim-
pinan yang dulu kupelajari masih berlaku sampai
hari ini, clan kode etik samurai akan terns bergema
ke segala penjuru negeri clan lebih jauh lagi.
Alm terlahir sebagai anak petani miskin di
Nakamura, Provinsi Owari.3 Tidak punya uang,

6
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

berwajah jelek, tanpa status sosial, mirip kera-


itulah aku: Hideyoshi, si anak monyet. Ayahku
mati muda. Berkali-kali aku ganti pekerjaan dan
selalu bertengkar dengan ayah tiriku. Aku tidak
berpendidikan dan tidak pernah sekali pun menci-
cipi kesenangan kaum berpunya.
Tetapi aset yang kumiliki kugunakan sebaik
mungkin. Kemiskinan menjadi keunggulan karena
hal itu membantuku mengerti perjuangan rakyat
jelata. Sembilan puluh lima persen dari mereka
yang bertempur di medan perang adalah prajurit
rendah-mereka yang hidup di urutan terbawah
dalam masyarakat. Aku mengerti perasaan mereka
karena dulu aku seperti mereka. ltulah mengapa
aku begitu terampil dalam meraih dukungan dan
kekaguman mereka; mereka akan melakukan apa
pun untukku dengan senang hati. Dalam hal itu
tidak ada yang bisa menandingiku. Bagaimana
mungkin mereka yang tidak pernah kekurangan
makanan dan pakaian bisa memahami mereka yang
merasakannya?
Kekuranganku yang terbesar-atau setidaknya
itulah yang mula-mula kupikirkan-adalah
tubuhku yang pendek dan ceking. Seperti pemuda
pada umumnya, aku ingin sekali menjadi seorang
samurai, tapi aku tidak memiliki kekuatan atau
ketangkasan. Selama Zaman Peperangan4, setiap

7
[ The Swordless Samurai ]

penguasa hams bergantung pada tentara mereka


sendiri umuk mempertahankan kekuasaan, dan
biasanya mereka merekrut prajurit dari kaum
petani. Sulit sekali bagi mereka yang bertubuh
mungil umuk masuk hitungan. Alm tidak pernah
mahir dalam seni berpedang. Bahkan ronin5 kelas
tiga sanggup mengalahkanku dalam perkelahian
jalanan! Aku sadar aku hams lebih menggunakan
otak daripada tubuh, khususnya jika aku ingin
kepalaku tetap menempel di leher.
Maka aku menjadi seorang samurai yang lebih
mengandalkan akal daripada senjata. Aku lebih
memilih strategi daripada pedang, dan logistik
daripada tombak. Pendekatan kepemimpinanku
membantuku mengungguli para saingan. Begitu
banyak samurai yang akhirnya menjadi pengikutku,
dan mereka yang berasal dari kalangan biasa dan
kaum berada memberikan hidup mereka kepadaku.
Aku sangat mensyukuri pengorbanan mereka. Dan
rasa terima kasih adalah inti sebuah kepemimpinan,
sebagaimana yang akan kaulihat.

*
~ Kisahku memiliki · awal yang sederhana.
~~~ Selain miskin, tidak berpendidikan, dan
~f bukan berasal dari silsilah keluarga masyhur,
R'-J'l aku juga pendek, lemah dan tampak aneh.
8
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

Tapi aku tidak membiarkan segala kekurangan


itu menentukan nasibku. Aku memiliki semangat
hidup yang jarang terlihat di dunia ini. Meski
terlahir sebagai anak petani penggarap, aku
ingin menjadi pemimpin, dan bertekad bahwa
ketidaksempurnaanku tidak akan menghalangi.
Dalam lubuk hati terdalam aku tahu aku lebih dari
sekadar apa yang dianggap orang lain.
Ayahku mulanya seorang petani, lalu menjadi
prajurit rendahan di ketentaraan Oda, dan berakhir
cacat di medan perang. Ibuku hams membanting
tulang sebagai pembantu penggarap lahan. Setelah
kematian Ayah, saat usiaku tujuh tahun, ia menikah
dengan seorang pria bernama Chikuami, yang juga
petani dan bekas prajurit Oda.
Aku begitu berbakti pada ibu, yang hidupnya
tak ubah seperti sebuah untaian kisah bertahan
menghadapi cobaan sejak masa kecilnya. Bahkan
saat masih ingusan, aku mengerti betul betapa keras
hidupnya, dan tekadku untuk meringankan beban-
nya menjadi tujuan hidupku-tapi sebelumnya aku
menimbulkan lebih banyak kepedihan baginya.
Aku adalah anak nakal yang benci sekolah dan
lebih suka melempar batu dan bermain di medan
perang. Ibu kewalahan mengaturku, sehingga ia
menitipkanku untuk mendapat pendidikan di
sebuah kuil Buddha, dengan harapan aku akan

9
[ The Swordless Samurai ]

mempelajari disiplin. Tapi aku tidak memedulikan


guru-guruku dan bermain di luar seharian, meng-
ayunkan tombak bambu pada kucing jalanan dan
menyerang kupu-kupu dengan pedang kayu. Para
biksu akhirnya angkat tangan. Buddha sendiri
pun tidak akan punya kesabaran untuk mengurus
Hideyoshi, kata mereka. Maka aku kembali ke
keluargaku.
Di rumah, aku memotong rumput dan
menangkap ikan untuk mencukupi kebutuhan se-
hari-hari, tapi apa daya kami lebih sering kelaparan.
Lebih buruk lagi, ayah tiriku dan aku tidak henti-
hentinya bertengkar, dan ia sering mencambukku.
Suatu hari, ibuku sudah tidak sanggup lagi.
"Hideyoshi," katanya. "Karena kau tidak mau
sekolah, dan biksu-biksu tidak mau lagi meneri-
mamu, aku telah mengatur supaya kau bisa bekerja
pada keluarga yang tinggal tidak jauh dari sini dan
belajar berdagang."
Alm tidak percaya mendengarnya. Alm selalu
berpikir bahwa ibu adalah sekutu terbaikku. "Ba-
gaimana ibu bisa melakukan ini padaku?" tanyaku.
Mendengarnya, ia mendekap dan memelukku
begitu erat sampai aku sulit bernapas, dan air mata
mengalir deras di wajahnya.
"Alm khawatir dengan apa yang nanti bakal
terjadi kalau kau terns bertengkar dengan ayah

10
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

tirimu. Suatu hari nanti ia mungkin tidak akan bisa


menahan diri saat memukulimu. Alm tidak tahan
lagi. Tolonglah, demi surga, tinggalkan rumah ini.
Aku merindukanmu dengan segenap hatiku, tapi
kau mesti pergi."
"Tidak! Aku tidak mau pergi!" aku menangis.
"Aku menyayangimu, ibu!"
"Dengarkan aku baik-baik, Hideyoshi," ia
terisak. "Di dunia ini kau butuh tanah dan uang
untuk hidup. Sebetulnya aku tidak mau menikah
lagi, tapi aku mesti bertahan hidup. Sekarang kau
harus melakukan bagianmu, demi kita semua."
ltu bukan terakhir kalinya aku meninggalkan
rumah untuk bekerja demi memenuhi keinginan
ibuku. Hal yang sama terjadi lagi dan lagi, dan
selalu berakhir sama. lbu akan memohon padaku
untuk mencari pekerjaan mapan. Aku akan pergi,
bekerja dengan keluarga yang lain lagi, dan dipecat
setelah beberapa bulan, lalu pulang ke rumah. lbu
memarahiku. la menangis. la meraung putus asa.
Tapi aku tidak terlalu peduli lagi pada nasihatnya,
dan tidak punya ketekunan untuk pekerjaan apa
pun selain mengabdi pada seorang samurai.
Suatu hari aku membuat keputusan. "Ibu, aku
akan pergi selamanya untuk mencari jalanku sen-
diri," aku mengumumkan. ''Aku tidak akan pulang
sampai aku berhasil." Meski aku barn lima belas

11
[ The Swordless Samurai ]

tahun, kebulatan tekad yang terpancar dari mataku


cukup meyakinkannya bahwa tidak ada alasan yang
bisa mengubah pendirianku.
Sebelum mengucapkan selamat tinggal sambil
berlinang air mata, ia membekaliku dengan sebuah
kantong penuh berisi koin tembaga, cukup umuk
membeli beras selama setahun. lbu tahu bahaya yang
akan dialami seorang bocah laki-laki saat mengemba-
ra ke pelosok-pelosok sendirian dan khawatir kalau-
kalau kami tidak akan pernah bertemu lagi. Maka
diberikannya uang yang telah ia simpan umuk wari-
sanku. lni adalah warisan terbaik yang bisa diberikan
oleh keluarga petani. Tidak terbayangkan bagaimana
ia berusaha mati-matian umuk mengumpulkannya!
Saat itu aku menyadari betapa dalam kasih sayangnya
dan betapa besar pengorbanannya. Umuk pertama
kalinya aku merasa berterima kasih setulus-tulusnya.
Pada hari yang sama, saat aku melintasi jalan tanah ke
luar dari Nakamura, satu-satunya desa yang kukenal,
bertekad umuk membuat hidup ibu lebih baik. Aku
akan bekerja sebaik mungkin menuju puncak, mem-
bawanya ke luar dari tanah garapan, dan memberinya
kemewahan yang hanya dikenalnya dalam mimpi.
Rasa syukur mengobarkan semangat luar biasa
dalam diriku umuk memperbaiki diri dan memban-
tu orang lain. Berlawanan dengan yang dipikirkan
banyak orang, inti dari kepemimpinan terletak pada

12
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

~elayani, bukan dilayani. Mereka yang memiliki


aspirasi untuk memotivasi pengikutnya harus bisa
Menghargai karena Pemimpin harus bisa bersyukur.

*
~ Meninggalkan lingkungan masa kecil
f'JL menandai dimulainya masa gonta-ganti
& _ pekerjaan. Di Kiyosu, tujuan pertamaku,
f kubelanjakan hampir seluruh uang warisan
untuk membeli jarum untuk menjahit kain katun.
Jarum mahal harganya, tapi jauh lebih ringan
daripada sekantong uang logam, clan sangat
dibutuhkan. Pada masa itu, Jepang butuh katun-
bukan hanya untuk pakaian, tapi juga untuk melapis
baju zirah clan beberapa keperluan militer lainnya.
Alm berencana menjual jarum kepada penjahit desa
clan kel uarga samurai.
Hidup sebagai pedagang keliling cukup berat,
khususnya bagi pemula yang barn berumur lima
belas tahun. Tidak lama kemudian aku sudah
menghabiskan uang simpanan clan bekerja sera-
butan-mencuci, menarik kereta, pekerjaan apa
pun yang bisa kudapatkan-umuk sekadar mengisi
perut. Aku ridur di jalanan clan berhari-hari tidak
makan. Kadang-kadang aku sampai mengemis!
Akhirnya, aku berhasil mendapatkan pekerjaan,
betapapun remeh clan singkat. Aku berdagang

13
[ The Swordless Samurai ]

bermacam-macam barang, bekerja sebagai tukang


kayu, pembuat tong, penjaja ikan keliling, peng-
rajin logam, pemotong rumput, pembantu tukang
tungku batubara, pedagang minyak keliling, dan
pengasah pisau-itu hanya beberapa di antaranya.
Alm menjadi mahir dalam hal jual-beli, rnembaca
watak pelanggan dan pemimpin, dan menebak
suasana hati orang. Aku menyaksikan kemurahan
hati dan keserakahan, kebersyukuran dan kelicikan,
kebaikan dan kejahatan. Mengamati langsung
transaksi-transaksi kehidupan, baik yang bersifat
komersil maupun sosial, mengasah kemampuan
untuk menilai karakter orang. Lama-kelamaan
wawasanku tentang kondisi kehidupan manusia
menjadi lebih dalam, dan aku memupuk keahlian
dalam membaca sifat segala jenis manusia, dan
mengambil hati mereka.
Namun aku tetap berpegang pada impianku
untuk menjadi seorang samurai, alih-alih menjadi
pedagang biasa. Dengan tujuan itu terpatri di
kepala, aku bertolak ke Sunpu, 6 tempat kediaman
Klan Imagawa, keluarga samurai yang berkuasa dan
memerintah tiga provinsi yang berbatasan dengan
Samudra Pasifik. Berminggu-minggu kuhabiskan
berjalan kaki melewati Jalur Laut Timur-sebuah
jalan raya besar yang menghubungkan wilayah
Barat dan Timur Jepang-umuk sampai ke tujuan,

14
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

clan sepanpng perjalanan aku terns memikirkan


bagaimana cara meminta keluarga Imagawa mene-
rimaku menjadi abdi mereka.
Pada suatu hari, ketika aku sedang duduk
beristirahat di sebuah jembatan, seorang utusan
keluarga Matsushita yang bernama Naganori lewat
men unggang kuda. 7 Belakangan ia berkata kepadaku
bahwa saat pertama kali melihatku, ia tidak yakin
apakah aku manusia yang mirip monyet atau seekor
monyet yang mirip manusia!
"Dari mana asalmu, bocah?" tanya Naganori,
memandangku ke bawah dari atas pelananya.
"Alm dari Nakamura di Provinsi Owari," aku
memberitahunya, "tapi aku sedang menuju Timur
untuk mencari pekerjaan pada keluarga samurai."
Naganori tertawa. "Siapa yang mau mempeker-
jakan gelandangan ceking sepertimu?"
"Yah, tampangmu juga tidak seperti bangsawan.
Hanya karena kau tidak menyukai penampilanku
tidak berarti orang lain berpendapat sama!"
Ia tertawa lagi mendengar jawaban bersemangat
yang tidak terduga ini clan menanyaiku lagi. Alm
telah menarik perhatian seorang anggota rumah
tangga samurai yang penting!
Naganori membawaku kembali ke rumah ke-
luarga Matsushita clan memperkenalkanku kepada
abdi-abdi yang lain sebagai 'pemuda menarik'.

15
[ The Swordless Samurai ]

Mereka tertawa saat melihatku dengan rakus me-


lahap buah berangan dan kesemek yang mereka
lemparkan kepadaku, dan mereka mulai memang-
gilku Monyet. Tidak lama kemudian semua orang
mengenalku, dan aku akhirnya bisa makan kenyang
dua kali sehari.
Sejak saat iru dimulailah kehidupan baruku
bersama Klan Matsushita. Keluarga Matsushita
adalah pengikur lmagawa, yang dikepalai oleh
Yoshimoto, seorang jenderal terkenal dan pelindung
seni. Tugas pertamaku adalah menjadi pembawa
sandal. Pembawa sandal mengikuti sang majikan ke
mana pun untuk melakukan pekerjaan sehari-hari,
melaksanakan berbagai jenis tugas termasuk me-
masangkan dan melepaskan alas kaki. Selanjutnya,
aku menjadi pelayan rumah, mengurus pakaian
keluarga dan membantu mereka mengenakan dan
menanggalkan pakaian. Akhirnya, aku dirugaskan
mengurus gudang.
Karena melakukan pekerjaan dengan efisien, aku
dianggap pelayan yang berharga. Lord Matsushita
menganugerahi nama keluarga pertamaku: Naka-
mura, nama kota tempatku berasal. 8
Aku sangat bangga dengan pekerjaanku sebagai
pemimpin gudang. Aku memiliki seekor anjing
penjaga dan keamanan adalah prioritas uramaku.
Pernah beberapa kali terjadi pencurian, tapi setelah

16
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

qku mengambil alih hal-hal seperti itu ridak pernah


terjadi lagi. Alm sangat senang melakukan tugas
ini dan semua pekerjaan lain-dan bukan hanya
karena akhirnya aku berhasil membebaskan diri
dari belenggu kemiskinan. Aku menganggap
setiap tugas barn, betapapun remeh, sebagai sebuah
pijakan menuju jabatan yang lebih tinggi. Karena
benruk rubuhku tidak menguntungkan, maka aku
memutuskan bahwa melakukan pekerjaan dengan
eksrrakeras adalah saru-satunya cara unruk membu-
atku berbeda dengan yang lain.
Tetapi orang luar yang menanjak begitu cepat
di dalam sebuah organisasi memancing rasa iri.
Pada suatu hari, seorang abdi yang iri menuduhku
relah mencuri barang dari gudang yang kujaga.
Abdi-abdi lain melontarkan tuduhan tambahan,
dan pada akhirnya Naganori berkata bahwa meski
aku ridak bersalah, aku relah membawa perpecahan
dalam rumah tangga Matsushita. Ia merasa kasihan
padaku, tapi tidak mungkin baginya untuk meng-
ganri seluruh staf yang penuh dengki hanya untuk
mempertahankanku. Lalu ia memecatku.
Saar aku memprotes dan menegaskan bahwa
aku tidak bersalah, Naganori menjadi marah
dan memakiku atas ketidaksopananku. Pecahlah
tangisku dan saat itu juga aku meninggalkan rumah
Matsushita. Waktu iru usiaku delapan belas tahun.

17
[ The Swordless Samurai ]

Pengalaman dipecat membuatku shock, tapi


kegundahanku sirna dengan cepat. Aku yakin ada
orang lain, entah di mana, yang akan menghargaiku
apa adanya. Aku mulai memahami bahwa menilai
sebuah pengalaman -baik atau buruk tidak ada
artinya. Yang paling penting adalah bagaimana
mengambil pelajaran dari semua itu.
Bertahun-tahun kemudian, setelah aku meraih
kesuksesan, aku memiliki waktu untuk mencari
cara bagaimana membalas budi mereka yang sudah
menolongku di masa mudaku. Aku pergi mencari
Naganori, abdi Matsushita yang pernah mempe-
kerjakan lalu dengan enggan memecatku, untuk
memberitahunya betapa berterima kasihnya aku
karena telah dipekerjakan olehnya pada masa itu.
Karena tidak menemukannya, aku menganugerahi
putranya, Yukitsuna, wilayah yang cukup luas clan
belakangan menjadikannya tuan tanah. Dengan
demikian, aku sudah membayar utang budi sebaik
yang kubisa.
Usaha yang amat keras memungkinkan mereka
yang mulai dari nol untuk mengungguli mereka
yang sudah dibekali kedudukan clan hak istimewa.
Inilah Perjuangan, karena: Pemimpin harus bekerja
lebih keras daripada yang lain.

*
18
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

,"lf:L Setelah dipecat dari rumah tangga Matsu-


i/"'\: shita, aku bertekad untuk memilih majikan
~ berikurnya daripada memercayai sebuah
J:E.. kebetulan seperti yang kulakukan di jembatan
f,h itu tiga tahun berselang. Tapi kepada siapa
~ ") aku akan mengabdi?
Di provinsi asalku, Owari, hidup seorang
panglima perang muda bernama Oda Nobunaga,
yang ayahnya, Nobuhide, pernah menjadi majikan
ayahku. Para pengikutLordNobunagamenjulukinya
Halilintar Perang karena kebuasannya di medan
pertempuran. Berdasarkan reputasinya, dan juga
dari hasil pengamatanku, aku memutuskan bahwa
Lord Nobunaga bukan saja akan menjadi atasan
yang cocok, tapi juga seorang mentor tangguh yang
luar biasa.
Setelah memilihnya sebagai majikan baruku
yang beruntung, timbul masalah tentang bagaimana
menarik perhatiannya. Alm memiliki antusiasme
yang begitu besar, tapi hampir semua kualifikasi
yang dibutuhkan tidak kumiliki, termasuk derajat,
garis keturunan, dan reputasi sebagai seorang
kesatria. Perdagangan adalah satu-satunya bidang
yang paling kukuasai. Kegiatan tawar-menawar
yang rutin kulakukan setiap hari telah membantuku
mendapatkan pengetahuan mendalam tentang nilai
barang dan jasa, dan aku telah mengamati bahwa

19
[ The Swordless Samurai ]

keluarga samurai, yang menganggap diri mereka


terlalu penting umuk mempelajari hal-hal semacam
ini, sering kali begitu payah saat berurusan dengan
pedagang. Karena aku pernah sangat miskin, aku
tahu bagaimana caranya membuat uang sepeser jadi
berguna. Kalau saja ada cara yang bisa kugunakan
agar Lord Nobunaga terkesan! Alm memutuskan
untuk memohon langsung kepadanya agar membe-
rikanku sebuah posisi dalam organisasinya, karena
kuduga ia adalah orang yang lebih mengapresiasi
keberanian dan menghargai kinerja daripada garis
keturunan. Alm benar!
Agar rencana berjalan mulus, aku membayar
seorang kenalan yang bekerja pada Klan Oda
seratus keping koin tembaga-setiap peser yang
kumiliki-untuk memberitahuku secara persis ke
mana dan kapan Lord Nobunaga akan melakukan
perjalanan. ltu adalah investasi terbaik yang pernah
kulakukan.
Pada musim panas tahun 1554 di daerah ping-
giran Provinsi Owari, dekat Mino, aku mendapati
diri berjongkok di balik semak-semak, di sebelah
gerbang raksasa yang mengelilingi rumah keluarga
bangsawan yang dikunjungi Lord Nobunaga. Saat
itu adalah ketiga kalinya aku menunggu kedatangan
sang panglima perang muda dan para pengikumya.
Kali pertama, kudanya sudah berderap jauh sebelum

20
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

aku bisa melompat ke sisi jalan. Yang kedua kalinya,


aku telah berusaha memanggilnya, tapi hujan yang
mendadak turun meredam suaraku dan membu-
atku kehilangan kesempatan dalam keadaan basah
kuyup.
Tapi malam iru, keberuntungan berada di
pihakku. Saar Lord Nobunaga berkuda perlahan
mendekati gerbang, aku melompat maju dan mere-
bahkan diri di hadapannya di jalan, membungkuk
begitu rendah sehingga alisku menyapu tanah.
"Lord Nobunaga, saya hendak mengabdi kepada
Anda!" teriakku.
Dari atas runggangannya, pemimpin keluarga
Oda itu mengarahkan tatapan galak kepadaku.
"Jadi, bocah, kau mau mengabdi padaku?" ia memun-
tahkan kalimat itu.
"Benar, Lord Nobunaga," jawabku. "Saya
mau. "
"Monyet kecil ini mengira ia bisa berguna,"
komenrarnya.
Itu lebih merupakan pernyataan daripada perta-
nyaan, tapi aku tetap menjawabnya. Kutengadahkan
kepala dan kutatap dia terang-terangan. "Ya, Tuan.
Saya yakin begiru," jawabku dengan nada hormat
namun penuh percaya diri.
Sang jenderal mengangguk. "Nah, kalau
begitu, katakan kepadaku," katanya dengan suara

21
[ The Swordless Samurai ]

bergemuruh, yang ditujukan kepada para peng-


ikumya, "berapa menurut kalian biaya yang mesti
kukeluarkan untuk mempekerjakan orang seperti
kalian?" la tidak menunggu sampai seseorang be-
rani memberi tanggapan. "Satu pria menghabiskan
150 kilogram beras setahun. Ditambah miso, 9
garam, sayuran, kacang-kacangan, ikan atau ayam
setiap sepuluh hari, ditambah biaya memasak clan
transportasi, clan setiap pria yang kupekerjakan
membebani uang kasku setara dengan 126 kilogram
beras setahunnya. Ditambah dengan dua setel
pakaian setiap tahun clan anggaran hiburan yang di-
habiskan untuk perempuan clan minuman, bahkan
gelandangan penghuni gubuk seperti monyet yang
sedang menyembah-nyembah ini, akan menerima
gaji, dariku, sebanyak 420 kilogram beras setiap
tahunnya!"
Sebagian besar prajurit rendah di sekitar kami
menundukkan kepala saat ia bicara. Ceramah yang
familier bagi mereka ini berarti suasana hati tuan
mereka sedang buruk.
"Jadi bagaimana dengan itu, Monyet?" tanya
Lord Nobunaga dengan pedasnya. "Bisakah jasamu
mengganti semua biaya itu?"
"Ya, Tuan," akumenjawab tanpakeraguan. "Jasa
yang saya berikan akan menutup dua kali-bukan,
tiga kali jumlah itu."

22
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

"Bagaimana caranya?" sambar sang panglima,


sambil mempererat genggamannya pada tali
kekang. ·
Jawabanku mantap. "Dengan penghematan,
Tuanku. Dengan penghematan."
Hari itu juga secara resmi aku mulai mengabdi
pada Lord Nobunaga. Aku memulai sebagai pelayan
rendahan meski tidak lama berada di posisi itu.
Langkah pembuka yang berani telah mengubah
nasibku dan bisa mengubah nasibmu juga. Jangan
jadi orang yang, dua puluh tahun dari sekarang,
mengingat-ingat masa lalunya dan menyesali ke-
gagalannya memanfaatkan momen yang mungkin
akan mengubah keberuntungannya. Sambarlah
kesempatan dengan kedua tanganmu!
Keberuntungan memihak mereka yang berani.
Pemimpin mesti mengeksploitasi dalam Membuat
Keputusan. Bertindaklah berani pada saat-saat
kritis.

*
i;J=l Bergabung dengan Klan Oda adalah titik balik
J l..':J\ yang menentukan dalam perkembanganku
~tt sebagai seorang pemimpin. Lord Nobunaga
nu~ membantu kesuksesanku karena ia melihat
nilai kinerjaku yang patut dicontoh dalam tugas-
tugas nonmiliter. Aku menjadi orang "serbabisa'' -

23
[ The Swordless Samurai ]

nya, orang yang mampu melaksanakan tugas apa


pun.
Di hari-hari awalku bertugas, aku jarang tidur
nyenyak semalaman. Seorang pelayan mesti berada
tidak jauh dari tuannya clan siap ditugaskan kapan
saja. Alm harus mengamisipasi saat-saat tidak biasa,
siang atau malam, ketika ia mungkin mendadak
memutuskan untuk berhuru dengan elang atau
berkuda-dan menyiapkan segala sesuatunya lebih
awal. Dan ia tidak hanya punya satu kuda, tapi
banyak-aku harus memperkirakan kuda mana
yang ingin ia tunggangi di hari tertentu. Belum lagi
Lord Nobunaga sendiri punya perangai bagaikan
kuda liar!
Tugasku cukup berat, tapi layak dilakukan.
Sebagai tambahan keuntungan saat bertugas me-
layani Lord Nobunaga, aku memiliki kesempatan
untuk mengenali hampir semua anggota keluarga
Oda clan anggota senior dari klan lainnya. Alm
menikmati perspektif orang dalam tentang politik
clan intrik-intrik yang biasa dilakukan di Zaman
Perang. Yang paling penting, melalui kerja keraslah
aku berjuang untuk membuktikan bahwa aku layak
mendapatkan kepercayaan pemimpinku. Kebijak-
anku adalah bekerja tiga kali lebih keras daripada
yang lain!

24
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

Seperti banyak orang lain, Lord Nobunaga suka


memanggilku dengan sebutan Monyet, clan di tahun-
tahun berikutnya, Tikus. Botak. Alm selalu sadar
akan kekurangan fisikku, tetapi seorang pemimpin
harus mengubah kekurangan menjadi kelebihan.
Saat sedang berburu dengan Lord Nobunaga, seekor
elang terbang dari dudukannya lalu terbelit talinya
sendiri di atas sebuah pohon tinggi. "Monyet,"
perintah Lord Nobunaga, "lepaskan burungnya!"
Tidak pernah sekali pun aku menolak perintah
atasan, clan aku bangga bisa jadi orang yang ceria
clan melayani kapan saja. "Ya, Tuan!" kataku, sambil
melompat-lompat seperti simpanse, lalu memanjat
pohon. "Saya seekor monyet kecil yang selalu mela-
kukan apa pun dengan cepat!" Kejenakaanku selalu
membuat Lord Nobunaga clan para pengikutnya
tertawa lepas. Selera humor clan kemauan untuk
mengabdi adalah aset yang sangat berharga bagi
. . . .
seorang pem1mpm yang punya asp1rast.
Suatu ketika, pada hari yang membeku di mu-
sim dingin, aku menunggu Lord Nobunaga di luar
rumah kayu tempatnya mengadakan rapat, meme-
gangi sandalnya. Meskipun aku sendiri kedinginan,
aku mendekap erat sandalnya di dada untuk
menghangatkannya. Saat Lord Nobunaga keluar
clan melihat pengabdianku demi kenyamanannya,

25
[ The Swordless Samurai ]

ia begitu terharu. Tidak lama kemudian aku


memperoleh kenaikan pangkat yang signifikan.
Dedikasi kepada orang lain akan membuar
orang lain berdedikasi kepadamu. Hanya mereka,
para pengikut yang berdedikasi, yang bisa mencapai
tampuk kepemimpinan. Jika kau berhasrar memi-
liki pengikut setia, terapkan Pengabdian untuk itu
Dedikasikan dirimu pada pemimpinmu.

***
Orang-orang sinis mungkin memandang penghar-
gaan, kerja keras, tindakan tegas dan pengabdian
sebagai hal-hal sederhana yang tidak layak men-
dapat perharian mereka. Namun perhatikanlah
dunia sekitarmu. Perharikan bahwa mereka yang
tidak bersyukur adalah orang yang tidak bahagia.
Perhatikan bahwa kerja keras adalah satu-sarunya
faktor penenru sukses dalam hidup. Perharikan
bahwa keberuntungan memihak mereka yang
berani. Perhatikan bahwa pengabdian-pada orang
tua, anak-anak, atasan, bawahan-akan berbalik
menguntungkan mereka yang mengabdi sampai
ratusan kali lipat.
Beberapa mungkin berpikir bahwa konsep-
konsep ini hanya berlaku untuk pengikut, bukan
pemimpin. Tapi mereka yang punya aspirasi untuk
memimpin mula-mula harus belajar melayani. Dan

26
[ Namaku Toyotomi Hideyoshi ]

mereka yang ingin menjadi atasan bagi orang


lain mula-mula harus menjadi majikan bagi
mereka sendiri. Dengan demikian, prinsip-prinsip
kepemimpinan berlaku sama untuk atasan maupun
bawahan.
Penghargaan, pengabdian, kerja keras dan
tindakan berani. Kata-kata ini gampang diucapkan.
Tapi prinsip-prinsip tersebut menempa jiwa seorang
samurai dan adalah inti seni kepemimpinan.
Terapkan hal itu, dan kau akan mengubah hidupmu,
seperti yang kualami.

27
)t
Iv ~
-c: ~
~ § ~
' 'If> 71' ~
:, Q

2
Lord Nob"'1.A.ja,,~~
ciMuyP±wt:euk menyP±~JM
&b~ rtl±a-pem-er~~
meHjaldUr~ ZAfKM, Peper~a.Jf/.
I~y~ di/J~ulthui- o~ b~ra,,
~~~mMfarakat.
[ Melayani Lord Nobunaga ]

Melayani
Lord Nobunaga

Memilih pemimpin yang tepat adalah keputusan ter-


penting yang bisa dilakukan oleh mereka yang masih
muda. Sekarang aku akan mengemukakan kriteria
yang kugunakan saat memilih Lord Nobunaga
sebagai junjungan, dan metode yang membuatku
menonjol saat memberikan pelayananku.

*
y1-~ Kalau kau memulai perjalananmu tanpa apa-
1 p apa, seperti yang kualami, peluang terbaikmu
~"'{ untuk maju adalah dengan mencan
pemimpin yang luar biasa untuk dilayani.
Alm beruntung bisa bergabung dengan organisasi
seorang pemimpin muda yang punya visi ke depan,
Oda Nobunaga, yang dengan cepat menjadi
mentorku. Lord Nobunaga ternyata lebih hebat dari
yang semula kuduga. Jabatannya menanjak dengan
cepat, dan aku maju bersamanya.

31
[ The Swordless Samurai ]

Beberapa orang mengira aku bisa berhasil


hanya karena beruntung bisa bekerja pada Lord
Nobunaga. Mereka menyalahartikan keheruntung-
an dengan dorongan. Yang mereka lihat adalah
keberuntungan, tapi mengabaikan ketekunan dan
antusiasme-dan wawasan ke depan dalam memilih
seorang pem1mpm.
Keberuntungan memengaruhi segalanya dalam
hidup, tapi tidak ada yang bisa mengalahkan tujuan
yang terencana serta berjuang dengan sepenuh jiwa
dan raga untuk mencapainya. Apakah aku be run tung
mendapat kesempatan melayani Lord Nobunaga?
Tentu saja! Tapi kesempatan itu muncul lebih dari
sekadar keberuntungan. Aku memikirkan dengan
hati-hati ten tang siapa yang akan menyatukan negeri
serta melakukan penelitian mendalam sebelum aku
menganggap Lord Nobunaga akan menjadi Shogun
Jepang berikutnya yang paling menjanjikan.
Empat kriteria inilah yang kugunakan. Sebaiknya
terapkan pemikiran yang sama untuk menyeleksi
pemimpinmu berikutnya. Apakah dia mendemon-
strasikan impiannya? Apakah dia seorang pemikir
yang inovatif? Apakah dia menilai dari kinerja-atau
silsilah keluarga? Apakah ukuran kekuasaan dia tepat
untukmu?
Lord Nobunaga memiliki impian dahsyat untuk
menyatukan Jepang di bawah satu pemerintahan

32
[ Melayani Lord Nobunaga ]

dan mengakhiri Zaman Peperangan. Inilah yang


dibutuhkan oleh bangsa clan diinginkan masyara-
kat. Di mana-mana masyarakat merasakan masa
depan yang tidak pasti, tapi tidak ada yang lebih
meragukan masa depan daripada kaum petani pada
abad yang penuh dengan pertumpahan darah ini,
clan itu sangat beralasan. Itu adalah masa-masa
sulit. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki
visi jelas tentang masa depan yang lebih baik, yang
dapat menyatakan visinya clan membangkitkan rasa
percaya diri pada orang lain. Lord Nobunaga adalah
orang seperti itu.
Usia muda mentor baruku itu juga membuatku
tertarik. Alm berusia delapan belas ketika bekerja
padanya, clan Lord Nobunaga barn 21, maka aku
tahu ia memiliki masa depan panjang. Usia muda
clan visi yang jelas adalah kombinasi yang tidak
terkalahkan.
Pada saat aku memutuskan untuk bergabung
dengan Klan Oda, perilaku Nobunaga yang liar clan
eksentrik telah menimbulkan kesan bagi banyak
orang-termasuk beberapa dalam organisasinya
sendiri-bahwa mentalnya tidak stabil. Diam-diam,
mereka mengkritiknya dengan seburan Tuan Tolol,
tapi aku tahu ia sama sekali tidak bodoh. Ia hanya
mencemooh adat kebiasaan clan pola pikirnya me-
lampaui zamannya. Sebagai contoh, ia adalah orang

33
[ The Swordless Samurai ]

pertama di Jepang yang menggagas terciptanya


prajurit profesional. Pada masa itu, para panglima
perang biasanya membangun markas permanen
di tengah masyarakat petani yang mereka jadikan
tentara saat dibutuhkan. Pada Zaman Peperangan,
delapan puluh persen dari seluruh tentara adalah
petani. Begitu pentingnya peranan tentara petani
ini sehingga ada semacam kesepakatan tahu-sama-
tahu di antara para panglima umuk menghindari
pertempuran pada saat musim tanam dan panen
tiba. Lord Nobunaga mengabaikan kebiasaan ini
dan membalik persentase petani-dan-prajurit-
profesional tersebut: prajurit profesional berjumlah
sekitar delapan puluh persen dari keseluruhan
tentara. Mempertahankan rasio tentara yang tidak
disibukkan oleh pertanian adalah kunci keunggulan
militernya; ia melawan kebiasaan sebagaimana ia
melawan musuhnya!
Lord Nobunaga juga inovatif dalam berbagai
bidang lain. Tidak seperti penguasa lain sezamannya,
ia mencari anak buah dari latar belakang dan daerah
berbeda-beda. Ia mempekerjakan orang berdasarkan
kemampuan, bukan karena garis keturunan, dan
memberikan penghargaan atas dasar kinerja bukan
senioritas. Berita tentang metode perekrutan yang
tidak biasa ini menarik perhatian tenaga-tenaga ·
kompeten dari seluruh penjuru negeri.

34
[ Melayani Lord Nobunaga ]

la juga menerapkan pendekatan yang tidak


ortodoks dalam pertempuran, tanggap melihat
keunggulan teknologi baru dan memaksimalkan
senjata api dalam strategi militer berbasis skuadron-
nya. la mengerahkan tiga ribu tentara bersenapan 10
dalam Pertempuran Nagashino.
Karena aku tidak berpendidikan dan dari
kalangan jelata, beberapa organisasi besar dan
tangguh yang dipimpin oleh para penguasa tersohor
hampir mustahil mau mempekerjakanku. Tapi aku
mengambil sisi positif dari situasi demikian dengan
pemikiran bahwa klan yang lebih kecil akan mem-
beri kemungkinan pekerja baru bertemu langsung
dengan pemimpin. Dan jika aku bisa membuat
diriku berguna, menurutku organisasi yang sedang
berkembang akan lebih potensial dalam memberiku
jalan untuk naik jabatan.
Semakin dalam aku memahami Lord Nobunaga
dan Klan Oda, semakin aku yakin bahwa ia adalah
pemimpin yang paling tepat untukku mengabdi.
Apakah kau ingin mengembangkan dirimu? Maka
praktikkanlah Pandangan ke Depan. Pilihlah
pemimpin yang memiliki visi.

35
[ The Swordless Samurai ]

nf;;.p. Alm memulai pekerjaan . dengan bekerja


If.JI\ pada Lord Nobunaga sebagai pembawa
Ev sandal, sama seperri saat aku bekerja pada
~ Naganori, majikan samurai pertamaku.
Tapi Lord Nobunaga bukanlah pemimpin biasa:
saat sedang mengepalai sebuah ekspedisi militer,
mengawasi daerah taklukan, berdiplomasi, atau
mengurus masalah-masalah pribadi, ia memercayai
kompetensi bawahannya clan memberi mereka
kebebasan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
cara mereka sendiri. Begitu mengambil keputusan,
ia akan melontarkan perintah kilat, melompat ke
atas kudanya, clan pergi seketika, meninggalkan
sekumpulan pengikut yang kebingungan untuk
mengikuti perintah dengan instruksi sesingkat itu.
Untuk mengimbangi gaya manajemennya yang
secepat kilat memang sulit di saat seperri apa pun!
Gaya hidup Oda adalah beraktivitas sepanjang
waktu; itulah sebabnya aku memilih kamar dekat
pintu masuk kastil. Tempat tidurku terbuat dari
tumpukan jerami yang tersebar di lantai tanah, tapi
beristirahat di sana berarri aku bisa terns menang-
kap pergerakan Lord Nobunaga clan merespons
keinginannya secara instan-meski aku tidak
pernah merasakan tidur nyenyak semalaman!
Orang-orang di dekatku menganggap remeh ·
pekerjaanku, tapi aku sangat mensyukuri posisi

36
[ Melayani Lord Nobunaga ]

~walku clan mengerjakannya dengan sepenuh hati


clan jiwa. Kebijakanku mudah saja: Selalu melak-
sanakan tugas sebaik-baiknya. Apa pun pekerjaan
yang ditugaskan oleh atasan-tidak peduli seberapa
remeh-menuntut usaha terbaikmu.
Sebagai seorang pelayan, sebagian besar
tugasku adalah mengurus kebutuhan pribadi Lord
Nobunaga, clan aku berjuang untuk mengambil
perhatian dari kinerja yang kuberikan. Pada suatu
pagi, sebagai contoh, terjadi kebakaran di kastil. Aku
terbangun jauh sebelum tanda bahaya diserukan clan
secepat mungkin menuju kandang kuda. Aku bisa
mendengar ringkikan kuda-kuda yang ketakutan
clan orang-orang yang berlarian karena panik,
sosok-sosok gelap berlatar belakang api. Sementara
itu, Lord Nobunaga dengan cepat berpakaian clan
bergegas menuju pelataran tengah. Tepat pada saat
ia ke luar dari kepulan asap, aku muncul dengan
kudanya yang sudah berpelana, sehingga ia bisa
segera menungganginya clan memimpin semua
orang ke tempat aman.
Di lain waktu Lord Nobunaga clan beberapa
prajurit bertolak di tengah kabut sebelum fajar
dalam sebuah misi untuk menyerang pas tentara
musuh. Saat kudanya berderap perlahan melewati
gerbang, ia mendapati sebuah sosok duduk ceria

37
[ The Swordless Samurai ]

di punggung kuda, menanti majikannya di luar


tembok kastil.
"Siapa di sana?" teriaknya.
"Saya, Hideyoshi!" jawabku. Alm mendengar
desas-desus tentang misi tersebut clan mengambil
inisiatif untuk menyertai atasanku. Lord Nobunaga
terkejut melihat tindakan seperti itu dari seorang
pelayan yang tidak diberi tugas militer-tapi aku
sudah membulatkan tekad untuk tidak terlalu
terikat dengan tugas-tugas yang telah ditentukan
untukku. Melampaui harapan adalah semboyanku.
Lord Nobunaga gemar berburu menggunakan
elang, clan tidak kenal waktu. Saat sedang kepengin
berburu, ia akan segera ke pelataran utama, burung
pemangsa dengan mata tertutup bertengger di
tangan, clan berteriak, ''Ada orang di sini?" Dengan
sigap, aku akan menjawab, "Saya di sini, Tuanku!"
Tak lama kemudian majikanku tahu bahwa si
Monyet akan segera berada di sisinya saat itu
juga setiap kali ia memanggil. Aku tidak pernah
lalai melaksanakan apa pun yang dibutuhkannya,
entah mengambil air, memangkas pagar hijau yang
menutupi jalan, atau mencari burung gagak yang
jatuh.
Suatu malam, Lord Nobunaga clan tentaranya
berkemah dalam suatu misi. Kepungan kabut yang
menakutkan mulai merambah, kepulan awan yang

38
[ Melayani Lord Nobunaga ]

begitu tebal sehingga orang bahkan tidak bisa


melihat ujung tangan yang diulurkannya. Tahu
bahwa biasanya tentara mengendurkan kesiagaan
mereka pada jam-jam seperti itu, Nobunaga bangkit
clan mulai mengawasi pasukannya. Pada saat yang
sama, ia mendengar seseorang berkeliling di sekitar
area perkemahan, sambil berteriak-teriak, "Tetap
waspada! Tetap waspada!"
Kebetulan yang aneh ini berlanjut malam demi
malam, tepat pada Jam Kuda. 11 Penasaran, Lord
Nobunaga mencoba mencari identitas si penjaga
malam misterius. Tentu saja, ia mendapati akulah
orangnya! Terkesan dengan kesiagaanku, ia mem-
promosikanku ke jabatan yang lebih tinggi.
Pemimpin yang memiliki aspirasi memahami
Dedikasi. Lakukan segalanya demi tugas yang sedang
dikerjakan.

*
±l=t Orang bertanya-tanya-meski hanya sedikit
1'1=1 yang mau bertanya langsung-mengapa,
".:::b... dengan tub uh kecil, aku begitu bersemangat
J!f; terlibat di bidang militer. Yang jelas, aku
payah dalam ilmu bela diri. Daripada menghunus
pedang atau tombak, aku memutuskan akan jauh
lebih efektifjika aku memegang sempoa: alat hitung
tradisional mekanis yang mampu kugunakan

39
[ The Swordless Samurai ]

dengan sangat terampil. Alm menawarkan tenagaku


pada Lord Nobunaga untuk mengurus persediaan
kayu bakar.
Hanya ada sedikit posisi yang lebih jauh dengan
dunia kesamuraian seperti pengelola kayu bakar.
Posisi itu sangat tidak populer, jauh dari kemewahan
atau gengsi. Pengikut-pengikut lain memandang
remeh pekerjaan tersebut; mereka mengasosiasikan-
nya dengan dapur kastil, tempat orang-orang yang
paling tidak kompeten dipekerjakan.
Tapi aku menduga aku bisa memperbaiki ke-
uangan rumah tangga Oda dengan cara mengurangi
biaya bahan bakar. Lord Nobunaga berbeda dengan
rekan-rekan sezamannya dalam hal mengakui dan
menghargai pencapaian nonmiliter clan menyema-
ngati pengikutnya umuk mengembangkan kemam-
puan alamiah mereka. Alm bisa menonjol karena ia
menghargai pengikut yang bekerja dengan mereka,
dan bukan hanya dengan tangan.
Aku berkesempatan menunjukkan kemampu-
anku setelah Lord Nobunaga memindahkan markas
besarnya ke Bemeng Kiyosu dan persediaan bahan
bakar menjadi masalah serius. Kami menggunakan
kayu bakar umuk memasak dan pemanasan, dan
harga-harga membubung setiap tahun.
Langkah pertamaku sebagai pengelola kayu
bakar yang baru adalah menyelidiki pemakaian

40
[ Melayani Lord Nobunaga ]

bahan bakar. Alm pergi ke dapur umuk menghitung


jumlah kayu yang dipakai umuk memasak.
"Selamat pagi!" sapaku dengan ceria pada
pekerja dapur. Para pekerja menatap curiga pada
si pendatang baru yang bertampang kera. "Alm
kemari umuk membantu sedikit!" aku meyakinkan
mereka.
Alm segera bekerja, mencuci beras dan menanak
nasi dan membuat sup, dan dalam proses tersebut
aku menghitung jumlah kayu bakar yang terpakai.
Pekerja dapur ternyata melakukan pekerjaan mereka
dengan efisien. "Bagus sekali," kataku. "Teruskan.
Kalian tidak menyia-nyiakan kayu sepotong pun."
Selanjutnya, aku menyelidiki pembelian kayu
bakar. Pendahuluku, yang benci kehilangan po-
sisinya, menyambutku dengan ketus. Ia pria yang
jangkung, kasar, dan matanya buta sebelah. Sambil
tersenyum ceria dan pura-pura tidak menyadari
sikapnya yang ketus, aku menyapa dengan nada
paling akrab yang bisa kuberikan.
"Halo. Aku Hideyoshi. Aku diberi tugas
mengurus persediaan kayu bakar, tapi aku sama
sekali tidak berpengalaman. Maukah kau mengaja-
riku seluk-beluk pekerjaan ini?"
"Maksudmu untuk melaporkan kegagalanku
pada tuan kita," gerutunya.

41
[ The Swordless Samurai ]

"Omong kosong," jawabku. "Alrn hanya ingin


tahu bagaimana kau membeli kayu bakar dan
membawanya ke kastil."
Dengan berat hati, dia memberikan keterangan
mendetail. Pertama, kegiatan pembelian sungguh
berantakan; ia tidak mengikuti prosedur pembelian
secara wajar. Kedua, bawahannya yang mengatur
perjanjian dengan pedagang. Ketiga, pedaganglah
yang dipercayakan untuk melaksanakan pembelian.
Terakhir, kayu bakar harus melalui beberapa agen
dalam perjalanannya menuju kastil.
Tidak heran harga kayu bakar melonjak! pikirku.
Mengapa tidak memangkas jalur pembelian dari
perantara dan membeli langsung dari produsen?
Saat aku berjalan menuju tempat penggergajian,
menimbang-nimbang rencanaku untuk membeli
langsung, aku melihat banyak pohon mati di daerah
itu. Mendadak sebuah ilham terbersit di kepalaku.
Aku berbalik ke luar hutan dan malah menuju
rumah seorang tetua kampung.
"Berapa banyak pohon mati yang kauperkira-
kan ada di kampung ini?" tanyaku pada sang kepala
kampung. "Apakah kalian akan mengizinkanku
mengambilnya tanpa membayar? Kalau kalian
membawanya ke kastil, aku akan memberi lima
bibit pohon untuk setiap pohon mati."

42
[ Melayani Lord Nobunaga ]

. Pria tua itu tersenyum cerdik, menimbang-


nimbang orang asing bertampang aneh yang ada
di depannya ini bisa membawa keuntungan bagi
penduduk kampung. Lalu ia memberi tahu pen-
duduk tentang tawaran yang kuberikan, dan tidak
lama setelah itu, para petani mulai mengantarkan
kayu bakar langsung ke markas besar kami. Tidak
lama kemudian, Lord Nobunaga memanggilku ke
ruangannya.
"Alm dengar kau sudah menemukan cara jitu
dalam hal pengadaan kayu bakar!" katanya.
"Ya, tuanku," jawabku. "Mulai sekarang,
Benteng Kiyosu tidak perlu membayar biaya bahan
bakar sepeser pun secara langsung. Meski demikian,
kita harus mengeluarkan biaya penggantian berupa
bibit pohon." Dari mimik Lord Nobunaga, aku
bisa menebak apa yang dipikirkannya, Orang ini
berbeda dari pengikutku yang lain.
Jika kau memiliki aspirasi untuk memimpin,
cobalah berusaha untuk Menonjol. Buatlah dirimu
berbeda dari yang lain dengan menggali kemampuan
alamiahmu.

43
[ The Swordless Samurai ]

J1J Musuh paling terkenal dalam sejarah Klan


Oda adalah seorang jago pedang bernama
~ Mitsuhide. 12 Dulu kami adalah saudara
1:7J seperjuangan; sekarang aku mengutuk
namanya.
Alm clan Mitsuhide adalah pengikut Lord
Nobunaga, tapi kesamaan kami berhenti sampai di
situ. Mitsuhide adalah orang yang sangat terpelajar,
hasil didikan kelas atas. la sangat menganggap
serius sebuah kesalahan dan·tidak pernah bercanda.
Seorang ahli ilmu bela diri, tujuan utamanya adalah
bagaimana menyempurnakan keahliannya sendi-
ri-dan ia berusaha keras untuk mencapainya.
Sebaliknya, aku adalah gelandangan lusuh
dengan riwayat pendidikan formal yang begitu
singkat. Aku bercanda tanpa henti, baik dengan
orang terhormat maupun dengan orang biasa.
Sebagai seorang prajurit, keahlianku pantas diter-
tawakan. Tapi daripada mencari kesempurnaan diri
sendiri, aku mengabdikan diri setiap hari pada
pemimpinku.
Sebagai contoh, begitu aku bekerja pada Lord
Nobunaga, aku mempelajari karakteristik pemim-
pin baruku dengan saksama. Setiap tindakannya
menjadi contoh yang kupelajari sungguh-sungguh.
Usaha teramat keras yang kulakukan untuk me-
mahami junjunganku menghasilkan pengetahuan

44
[ Melayani Lord Nobunaga ]

mendalam tentang sifatnya dan apa yang ia suka


dan tidak suka lakukan. Dan semakin banyak yang
kupelajari, semakin besar baktiku padanya.
'Serangan Air' -ku yang terkenal terhadap Ben-
teng Takamatsu pada tahun 1582 membuktikan
kedalaman bakti itu. Saat mengepung benteng itu,
sebuah gagasan melintas di kepalaku untuk mengha-
langi akses persediaan dan bantuan musuh dengan
cara membelokkan sungai agar membanjiri kastil
dan daerah sekitarnya. Strategi ini menjamin keja-
tuhan Takamatsu, tapi ketimbang menghantamnya
dengan pasukanku sendiri, aku mengirimkan berita
kepada Lord Nobunaga untuk pergi ke Takamatsu
untuk mengambil alih komando dan mendapatkan
penghargaan atas kemenangan tersebut. Alm telah
mempelajari kunci keberhasilan untuk maju selang-
kah ke depan: Buadah atasanmu terlihat hebat!
Mitsuhide, di lain pihak, mengorbankan kepen-
tingan pemimpin kami di atas altar egonya sendiri.
Saat aku mengepung Takamatsu, Lord Nobunaga
mengirimkan instruksi kepada Mitsuhide dan tiga
belas letnan berpangkat di bawahnya untuk menye-
rang daerah lain. Sesuai tradisi, nama Mitsuhide
semestinya berada paling atas dalam daftar perwira
tersebut, tapi entah bagaimana namanya berada
di tengah. Dulu ia pernah berselisih hebat dengan
Lord Nobunaga dan melihat penghinaan ini sebagai

45
[ The Swordless Samurai ]

batas terakhir kesabarannya. Mengabaikan perintah,


ia membawa pasukannya ke Kyoto dan dengan li-
ciknya membunuh junjungan kami, dan kemudian
mencoba menjadikan dirinya seorang Shogun.
Tindakan brutal ini mengejutkan seluruh
negeri dan membuat keluarga Oda kalang kabut,
tapi aku mencoba tetap tenang dan bersumpah
untuk membalas dendam. Dengan cepat aku
menegosiasikan perjanjian gencatan senjata dengan
musuh, dan membawa pasukan dengan kecepatan
luar biasa untuk menghadapi Mitsuhide dan
menghabisi pasukannya. Sebagai sebuah akhir yang
sempurna, Mitsuhide dibantai oleh sekelompok
petani saat mencoba kabur dari medan perang.
Nanti akan kujelaskan dengan rinci tentang
bagaimana Gerakan Pasukan Besar bergerak untuk
membalas kematian Lord Nobunaga dan juga bagai-
mana kejadian-kejadian selanjutnya menuntunku
menjadi penguasa tertinggi. Untuk saat ini, ingatlah
Rahasia dalam Melayani yaitu Kesampingkan kepen-
tinganmu sendiri demi kepentingan pemimpinmu.

***
Saat aku masih muda dan naif, aku mengira para
pemimpin adalah mereka yang selalu membuat
keputusan yang tepat. Di kemudian hari aku belajar
bahwa bahkan para pemimpin besar pernah mela-

46
[ Melayani Lord Nobunaga ]

kukan kesalahan. Sekarang aku mengerti bagaimana


sesungguhnya: Pemimpin besar bisa saja salah-tapi
mereka tidak bisa ragu-ragu. Visi yang kuat dan
terfokus pada masa depa~-hal yang menginspirasi
harapan dan kepercayaan diri di antara para peng-
ikut-adalah ciri kepemimpinan utama. Visi Lord
Nobunaga tentang Jepang yang bersatu menopang
kenaikannya dari panglima perang biasa menjadi
pemimpin para penguasa, dari seorang pemimpin
yang mengepalai puluhan menjadi penguasa jutaan.
Kejelasan clan kekuatan visi ikut pula menopang
kenaikanku ke puncak kepemimpinan.
Ingadah, orang yang menjadi kiblatmu akan
menuntun garis hidupmu lebih daripada aktivitas-
aktivitas yang kaujadikan pilihan. Orang-orang
muda, pada khususnya, cenderung menekankan apa
daripada siapa. Alm menganjurkanmu untuk meng-
alihkan perhatian dari apa yang kaukerjakan-dan
lebih berkonsentrasi kepada siapa kau bekerja.
Aku memilih Oda Nobunaga sebagai pe-
mimpinku. Siapa yang akan kaupilih sebagai
pemimpinmu?

47
...,._ ~
'--
~
-c ~
~~
ta '~ fct_
Q ~ v'
v'
3
[ Benteng Kiyoshu ]

Benteng Kiyoshu

Aku tidak percaya pada kata "mustahil". Dalam


hidupku, aku berhasil mencapai banyak hal yang
semestinya mustahil. Kau bahkan bisa berkata
bahwa tugas pemimpin adalah untuk mengubah
kemustahilan menjadi kenyataari. Tapi bagaimana
caranya?

*
/Jill Determinasi yang tidak tergoyahkan mem-
fj~ bawaku meraih prestasi. Aku selalu bekerja
,'LfL dengan sikap bahwa hidupku bergantung
fA pada keberhasilan-yang kadang-kadang
memang demikian!
Pencapaian menuntut keyakinan yang mantap.
Sebagian besar orang akan memikirkan alasan
mengapa tantangan-tantangan berat tidak bisa
ditaklukkan. Mereka meyakinkan diri akan tingkat
kesulitan masalah tersebut, dan ketidakmungkinan

51
[ The Swordless Samurai ]

keberhasilan. Tetapi mengapa mengadopsi sikap


negacif sejak awal? Mengapa tidak membayangkan
bagaimana tujuan tersebut bisa dicapai?
Determinasi yang dalam akan menempa
kemauan menjadi sebuah arit yang akan menebas
setiap rintangan yang ada di hadapanmu, seperti
membabat rumput. Pemimpin besar percaya apa
pun bisa dilakukan. Di sanalah cerlecak Rahasia
Penyelesaian Masalah. Hadapi setiap tugas dengan
tekad yang mantap.

*
ffi Mereka yang takut padamu mungkin akan
J ~'\ mengikuti perintahmu, tapi mereka tidak
~ akan pernah setia. Kalau kau menempatkan
~ dirimu di atas para pekerja, ketika nasib
berbalik melawanmu, demikian juga dengan
mereka. Jika itu terjadi padaku, mereka yang
kupimpin akan mengikutiku bahkan ke neraka
sekalipun. Tapi seandainya aku memimpin mereka
dengan kebencian, mereka akan meninggalkanku
begitu ada kesempatan, clan itu bisa dimaklumi.
Menyatu dengan pengikutmu clan menginspi-
rasi mereka dengan kekuafan visimu akan membu-
atmu mampu menaklukkan peluang-peluang yang
nyaris muscahil. Begiculah yang kupelajari saat Lord

52
[ Benteng Kiyoshu ]

Nobunaga memerintahkanku untuk membangun


kembali Benteng Kiyosu.
Alm berumur 21 saat seorang lawan yang sangat
tangguh, Yoshimoto, pemimpin Klan lmagawa dan
penguasa provinsi-provinsi pesisir, akan menginvasi
daerah kekuasaan Lord Nobunaga. Terpaan angin
topan yang garang telah menimbulkan kerusakan
pada sepanjang kurang lebih tiga ratus meter
tembok yang terbuat dari batu dan lempung yang
mengelilingi Benteng Kiyosu, markas besar kami.
Seandainya tentara Yoshimoto menyerang sebelum
tembok selesai diperbaiki, kami bakal jadi seperti
kawanan domba yang dibantai.
Lord Nobunaga mengumpulkan pengikutnya
dan menugaskan lima ratus orang untuk memper-
baiki tembok itu secepat mungkin. Namun hari
demi hari berlalu tanpa kemajuan yang berarti.
Pengikut senior mencurigai ada mata-mata yang
telah dikirim oleh Yoshimoto dan telah menyogok
beberapa pekerja untuk memperlambat proses
pemugaran. Marah mendengarnya, Lord Nobunaga
memanggil mandor kepala dan meminta penjelasan
tentang keterlambatan tersebut, tapi pria itu mem-
beri jawaban yang tidak jelas dan melemparkan
kesalahan pada para pekerjanya.
Kembali ke area konstruksi, si mandor mulai
mencaci-maki anak buahnya karena ketololan

53
[ The Swordless Samurai ]

dan kemalasan mereka. Tindakan ini tampaknya


malah lebih memperlambat kerja mereka. Meraih
sebatang tongkat, ia mulai mengejar pekerja yang
berada paling dekat dengannya, berteriak-teriak ia
akan memberinya pelajaran, tapi si pekerja ternyata
terlalu cepat dan si mandor yang gemuk segera
kehabisan napas.
Saat itu aku bahkan belum meraih pangkat
sebagai prajurit infanteri. Meskipun aku telah
mencapai prestasi saat berhasil memangkas biaya
bahan bakar, posisi resmiku masih terhitung sebagai
pelayan. Maka dari itu aku belum layak ikut ambil
bagian dalam keputusan-keputusan manajerial,
apalagi mengutarakan gagasan soal strategi. Meski
demikian, secara tidak resmi, aku bertekad mema-
inkan peran apa pun agar bisa memenuhi visi Lord
Nobunaga menyatukan Jepang dan mengakhiri
Zaman Peperangan.
Saat suara palu berdentang di udara, Lord No-
bunaga naik kuda hitamnya bolak-balik di bawah
benteng tidak jauh dari tembok untuk mengamati
proses pengerjaan. Gerak pekerja yang lamban dari
rangka satu ke rangka pendukung lain membuatnya
berang.
"Terkutuk! Tembok benteng bahkan seperem-
patnya pun belum selesai."

54
[ Benteng Kiyoshu ]

"Masalah yang sangat genring, terutama di


saat-saat seperti ini," aku bergumam pada diri
sendiri. "Dengan tembok seperri itu, Yoshimo bisa
mengganyang kita besok."
"Monyet! Apa kaubilang?" tanya Lord Nobu-
naga. Aku melompat ke depan dan membungkuk
dalam-dalam, siap mendapat teguran keras. Hari-
hari itu, lidahku memang lebih cepat daripada
otak.
"Karakan sekali lagi!" perintah Lord Nobu-
naga.
Setelah meminta maaf karena ketidaksopanan-
ku, kuulangi lagi ucapanku-lalu menambahkan
gagasan tentang bagaimana cara terbaik untuk
memperbaiki tembok itu. Pekerjaan-pekerjaan
besar, saranku, tidak akan pernah bisa diselesaikan
tanpa semangat tinggi; daripada mengancam
mereka dengan hukuman, mengapa ridak memberi
para pekerja istirahat unruk makan dan minum,
dan sebagai tambahan upah harian, mengapa tidak
diberi bonus jika dapat menyelesaikan pekerjaan
lebih awal?
"Jadi menurutmu kau bisa melakukan lebih
baik," gerutu Lord Nobunaga. "Menarik. Yah,
setidaknya kau rakkan bisa menjadikannya lebih
buruk lagi! Kita akan mencoba caramu selama tiga
hari, dan jika kau ridak berhasil, tongkat si mandor

55
[ The Swordless Samurai ]

adalah hal paling sepele yang a.kan kaucemaskan."


Ia menyatakan perca.kapan telah berakhir clan
keputusannya sudah final dengan berderap pergi di
atas kudanya.
Keringat dingin segera mengucur di tubuhku.
Karena keceplosan menguliahi atasan tentang cara
menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, a.ku sudah
meletakkan nasibku di ujung tanduk. Gagal me-
ngerja.kannya bisa berarti pecutan, itu pun masih
bagus. Tinda.kan berani yang kuambil dulu terbukti
berguna bagiku. Mungkinkah a.ku mela.kukannya
lagi?
Kembali ke kamar, a.ku berpikir keras tentang
bagaimana cara mengerjakan pekerjaan itu, clan
sama sekali tida.k bisa tidur. Akhirnya, dengan kuas
dan kertas a.ku mencoba menggambarkan detail
rencana konstruksi, clan semacam pendekatan un-
tuk memberi inspirasi kepada pekerja-pekerja yang
melempem itu.
Hari berikutnya, para pekerja itu, lima ratus
orang banyaknya, berkumpul di area konstruksi.
Biasa bekerja kasar, perawa.kan mereka yang kasar
setara dengan perila.ku mereka. Wajah mereka yang
· cemberut menyiratkan mereka sudah siap menerima
makian tentang keterlambatan seperti biasa. Peme-
catan mandor mereka sebelumnya, yang digantikan

56
[ Benteng Kiyoshu ]

,Hideyoshi, pelayan bertubuh kurus, membuat


semangat mereka lebih merosot lagi.
"Kenapa ia yang ditugaskan?" gerutu mereka
satu sama lain, ketidakpuasan mereka jelas terlihat.
Lord Nobunaga hanya memberiku waktu
tiga hari untuk menyelesaikan tugas itu, tapi aku
m~nghabiskan hari pertama hanya dengan dua
agenda: memberikan pengarahan tentang pekerjaan
apa yang akan mereka lakukan, dan mengadakan
pesta untuk para pekerja. Pada saat memberikan
pengarahan, aku menekankan · alasan mengapa
mereka harus melakukan pekerjaan itu secepat
mungkin.
"Kalian semua tahu betapa berbahayanya
zaman kita hidup sekarang," teriakku dari atas
balkon sementara. Meski bertubuh kecil, aku tahu
bagaimana membuat suaraku terdengar lantang.
"Laporan tentang runtuhnyasatu bagian tembok
clan sebagian benteng batu pastinya sudah sampai
ke telinga musuh kita. Seandainya kita diserang
hari ini, benteng pertahanan kita akan jatuh dan
setiap orang di Benteng Kiyosu, termasuk kalian
clan keluarga kalian, akan musnah. Inilah mengapa
kita mesti mengerj~an pemugaran ini secepat yang
kita bisa!"
Kemudian aku memasang peta benteng di
antara dua tonggak clan menjelaskan bagaimana

57
[ The Swordless Samurai ]

proyek itu akan dikerjakan. Untuk mempercepat


proses penyelesaian, aku membagi kelima ratus
pekerja dalam sepuluh tim yang akan bersaing satu
dengan yang lain.
"Kepada setiap anggota tim yang tercepat,
Lord Nobunaga akan memberi kalian-sebagai
tambahan dari upah kerja harian-bonus istimewa
sebesar lima ratus koin tembaga!" kataku. "Beserra
kecepatan, kualitas juga akan dievaluasi. Pekerjaan
asal-asalan akan dianggap sebagai tindakan mata-
mata dan yang melakukannya akan mendapat
ganjaran setimpal."
Setelah aku memberi tanda, beberapa prajurit
datang membawa sebuah peti yang penuh berisi
uang tembaga dan meletakkan peti yang berat itu
di atas sebuah tong kayu sampai berdebum.
"Bagaimana?" aku berteriak, sambil mem-
benamkan telapak tangan ke dalam peti lalu
memperdengarkan bunyi dentingan uang tembaga
berjatuhan ke dalam peti. "Siapa yang mau men-
dapat bonus?" Gumam kegembiraan menyebar di
antara para pekerja.
"Alrn tahu kalian sudah bekerja mati-matian,
maka hari ini kuberi kalian libur," lanjutku. "Lord
Nobunaga sudah menyiapkan banyak makanan dan
minuman, jadi bersenang-senanglah dan isi perut
kalian!"

58
[ Benteng Kiyoshu ]

Kata-kata tadi disambut teriakan gembira clan


menutup acara pengarahan dengan apik. Meski barn
beberapa saat lewat tengah hari, aku memulai pera-
yaan secara resmi, berkeliling di antara para pekerja
yang tinggi menjulang jauh di atas kepalaku, clan
menyilakan mereka makan clan minum sepuasnya.
Mulai saat itu, mereka melihatku dengan
cara berbeda. Hingga pagi tadi, mereka hanya
menganggapku sebagai tangan kanan sableng
Nobunaga yang lain. Sekarang mereka melihatku
sebagai seorang pemimpin yang berjuang bersama
mereka clan bukan di atas mereka. Mandor mereka
sebelumnya meneriakkan perintah tanpa henti clan
mengancam dengan hukuman; sebaliknya, aku
malah menggunakan waktu untuk menjelaskan
alasan di balik pekerjaan ini, clan metode kerja
khusus untuk menyelesaikannya. Alm memper-
lakukan mereka sebagai manusia sewajarnya yang
layak mendapatkan penjelasan-dan memberikan
hadiah tambahan jika bekerja dengan baik. Akal
sehat mengatakan bahwa seorang pemimpin harus
menjabarkan pandangan mereka jika ia ingin yang
lain berjuang bersamanya untuk sebuah alasan.
Sepanjang sisa hari kami tidak melakukan
apa-apa selain minum, tertawa clan bernyanyi. Aku
mengobrol dengan mereka, menuangkan sake,
menawarkan makanan clan menyemangati mereka

59
[ The Swordless Samurai ]

umuk bekerja habis-habisan di hari berikurnya. Saar


aku mengisi cangkir mereka dengan sake, berulang
kali aku memberi penekanan soal pengkhianaran
dengan suara cukup keras sehingga semua orang
bisa mendengar.
"Lord Nobunaga rahu berul mara-mara sudah
menyusup ke Benteng Kiyosu. Jika kalian bekerja
dengan rajin sekali, ia akan melupakan hal iru.
Tapi mereka yang menelanrarkan pekerjaannya
akan kehilangan kepala sebagaimana musuh-musuh
Oda." Meski sambil min um dengan gembira,
para pekerja mendengarkan perkaraanku dengan
sungguh-sungguh.
Alm bangga akan kemampuanku dalam
mengatur para pekerja. Disadari arau tidak, "arasan"
memandang rendah bawahan mereka dan selalu
mengingarkan bawahan tentang keinferiorirasan
mereka. Hal ini hanya memancing kebencian dan
mengundang perselisihan. Jelas sekali aku adalah
arasan mereka, tapi aku ridak bersikap seperti arasan.
Alm bahkan berkelakar bersama mereka.
Saar para pekerja tiba di area konsrruksi keesok-
an harinya, aku berdiri repar di sebelah peri kayu
yang penuh berisi uang tembaga. "Bonusnya sudah
siap untuk diambil. Mari bekerja!" teriakku.
Apa yang terjadi selanjurnya bahkan membu-
atku terkejut. Seketika itu juga, mereka memulai

60
[ Benteng Kiyoshu ]

pekerjaan disertai teriakan penuh semangat. Area


konstruksi disibukkan dengan kegiatan dan lebih
menyerupai sebuah gelanggang olahraga daripada
tempat yang pen uh pekerjaan membosankan. Setiap
pekerja, masing-masing memfokuskan perhatian
sebaik mungkin pada tugas yang diberikan.
Mengenakan pakaian kerja sederhana, aku
berkeliling dari satu tim ke tim yang lain, membuat
para buruh bekerja lebih bersemangat lagi. Atas
dedikasi mereka, kami menyelesaikan pekerjaan
itu hanya dalam waktu tiga hari-termasuk hari
yang digunakan untuk berpesta! Kemudian aku
membagikan bonus untuk setiap anggota tim yang
menang setelah tembok berhasil dibangun kembali
dengan gemilang, dan berterima kasih kepada setiap
anggota tim secara pribadi.
Saat Lord Nobunaga kembali ke benteng dan
melihat perbaikan sudah selesai dilakukan, ia hampir
tidak memercayai penglihatannya. Ia menatap-
ku dan seulas senyum yang jarang singgah di
wajahnya. "Bagus sekali, Monyet."
Aku membungkuk dengan senang. Aku tahu
ia telah mengakui kemampuanku dan berpikir,
Hideyoshi adalah orang yang bisa menyelesaikan apa
pun.
Dan atas kinerjaku sebagai mandor konstruksi
pada proyek Benteng Kiyosu, pangkatku naik ke

61
[ The Swordless Samurai ]

tingkat prajurit. Alm telah mengambil langkah


besar pertama menuju tingkat yang lebih tinggi
dalam karier kepemimpinanku.
Apakah kau mengerti cara Menjaga Loyalitas?
jadilah seorang pemimpin, bukan seorang atasan.

*
'Jl[ Tidak ada yang bakal tumbuh di lahan yang
~ tidak terawat. Pohon ek yang terkuat pun
~ akan roboh bila tanah tidak memberinya
fl\f:t makan. Siapapun yang kautemui dalam per-
jalananmu ke puncak kepemimpinan, dari prajurit
paling rendah sampai pejabat paling berkuasa,
adalah tanah tempat kariermu bakal tumbuh-atau
bakal layu clan mati. Jaga hubungan dengan orang
yang kautemui, clan suatu saat nanti mereka akan
membantumu.
Pentingnya ikatan personal kualami pada saat
pembangunan Benteng Sunomata. Sekali lagi,
aku akan menyembulkan kepalaku keluar dari
kerumunan-hanya saja kali ini kegagalan berarti
secara harafiah kepala ini tidak akan ada lagi!
Pada tahun 1566, Lord Nobunaga melancarkan
serangan pada Provinsi Mino, namun mendapatkan
perlawanan yang cukup hebat. Ia menyimpulkan
bahwa satu-satu jalan untuk menaklukkan provinsi

62
[ Benteng Kiyoshu ]

tetangga itu adalah dengan membangun benteng di


Sunomata.
Desa Sunomata terhampar di perbatasan
Owari-Mino, terletak di bantaran yang terbentuk
dari pertemuan tiga sungai. Daerah itu adalah
sebuah lokasi ideal untuk melancarkan serangan
ke Provinsi Mino. Tapi itu juga bagian dari daerah
kekuasaan musuh.
Lord Nobunaga telah dua kali memerintahkan
jenderalnya umuk membangun benteng itu, dan
keduanya telah gagal, serta kehilangan begitu ba-
nyak prajurit sehingga area konstruksi merah oleh
darah. Saat Lord Nobunaga mengumpulkan para
pengikutnya dan mengumumkan bahwa ia akan
melakukan percobaan ketiga kalinya, semua orang
keberatan.
Ketidaksenangan Nobunaga atas sikap pengecut
ini jelas kelihatan.
"Kita hams membuat benteng pertahanan di
Sunomata!" seru Lord Nobunaga dengan suara
bergemuruh. "Tidak adakah di antara kalian yang
akan melakukan tugas ini? Apa yang terjadi dengan
kalian! Tak adakah yang sanggup melakukannya?"
Tidak ada yang bergerak. Sekarang junj unganku
itu meledak.
"Keparat! Pengecut! Kalian menyebut diri
sebagai prajurit Oda?"

63
[ The Swordless Samurai ]

Akulah yang pertama angkat bicara. "Saya mau,


tuanku."
Lord Nobunaga segera memutar tubuh dan
menghadapku. "Kau melakukannya dengan baik
sebelumnya, tapi waktu itu tidak ada panah yang
berseliweran di atas kepalamu, Monyet! Kali ini
berbeda."
Jawabanku mantap. "Saya mengerti, tuanku.
Saya tidak akan gagal."
Untungnya, aku sudah berkali-kali pergi ke
Sunomata saat masih muda dan mengenal daerah
itu dengan baik. Bahkan kala itu aku sudah pernah
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan stra-
tegis, meski tanpa tujuan apa pun, meski aku tidak
pernah ditugaskan membangun sebuah benteng di
sana sebelumnya. Sekarang, saat berusia tiga puluh
tahun, aku menghadapi tantangan terhebat-dan
peluang paling luar biasa-dalam karierku.
Tindakan pertamaku adalah mengmm
mata-mata ke Benteng Saito di lnabayama untuk
menaksir pergerakan tentara lawan dan membuat
semacam pengalih perhatian jauh dari daerah
sekitar Sunomata. Selanjutnya, aku menugaskan
para profesional: penebang kayu untuk memotong
kayu gelondongan; juru mudi untuk membawa
potongan-potongan kayu ke hilir; tukang bangun-

64
[ Benteng Kiyoshu ]

an clan mandornya; pandai besi untuk membuat


peralatan.
Kunci dalam membangun sebuah benteng
secepat mungkin, menurut pendapatku, terletak
pada persiapan yang rinci clan pembagian peker-
jaan-menyiapkan komponen-komponen siap
pasang untuk selanjutnya dirakit dengan kilat.
Semua ini memerlukan pengrajin-pengrajin yang
berpengalaman dari berbagai disiplin, sehingga
aku menugaskan kotak-kotak pekerjaan pada tim-
tim khusus, lalu mengerahkan semua orang untuk
perakitan terakhir. Untuk mempercepat proses ini,
kami memotong kayu gelondongan di bukit sekitar,
sehingga rangka benteng bisa dipasang dengan cepat
di tempat. Metode konstruksi prefabrikasi seperti
ini belum dikenal pada masa itu.
Alm baru mulai merencanakannya ketika me-
nyadari bahwa aku tidak memiliki cukup pekerja
untuk tugas ini, clan saat inilah aku bergantung
pada salah satu keunggulanku. Alm telah memba-
ngun jaringan teman clan kenalan yang cukup luas
sejak hari-hari kelamku, saat aku bekerja bersama
para pengrajin andal dalam berbagai bidang clan
berkumpul dengan orang dari kalangan manapun.
Koroku adalah salah seorang rekanku yang
mengambil dunia hitam sebagai pilihan hidupnya:
Ia adalah pemimpin sebuah geng tentara bayaran
65
[ The Swordless Samurai ]

yang cukup terkenal. Saat aku dalam keputusasaan,


ia telah menerimaku untuk sementara waktu. ltu
bukanlah jenis pekerjaan yang direstui ibuku, dan
lagi pula aku tidak terlalu lama tinggal dengan
Koroku, karena aku ingin sekali menjadi samurai
yang terhormat dan berjuang untuk naik ke puncak
dunia. Tapi persahabatan yang kujalin dengannya
dan orang-orang lain dalam gengnya terbukti sangat
bermanfaat. la dan pengikumya berhasil mengum-
pulkan sekitar dua ribu orang untuk membantu
proses konstruksi di Sunomata.
Dengan pertolongan dari jaringan kenalanku,
benteng tersebut selesai pada bulan September
1566. Legenda mengatakan bahwa benteng itu
dibangun dalam semalam. Berlebihan! Pekerjaan itu
menghabiskan waktu enam minggu penuh. Meski
demikian, pada masa itu waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan besar semacam
itu terhitung sangat singkat. Lord Nobunaga
menghargai prestasiku dengan cara menjadikanku
seorang jenderal dan mengepalai sebuah brigade
yang terdiri dari tiga ribu orang. Alm kembali ke
Benteng Kiyosu membawa kemenangan, namun
aku tidak pernah melupakan kehidupanku yang
bersahaja dulu-atau orang-orang yang kutemui
dalam hidupku, seperti Koroku, yang membuatku ·
bisa meraih prestasi ini.

66
[ Benteng Kiyoshu ]

Bahkan setelah bergabung dengan Klan Oda,


aku terus mempererat hubungan dengan orang-
orang dari masa lalu. Alm menyapa setiap orang
dengan senyum dan selalu berusaha mencari sisi baik
dari setiap orang dan memberikan pujian. Itulah
sebabnya, saat aku membutuhkan mereka, mereka
selalu ada untukku. Dalam sejarah perjuanganku,
aku mendapatkan rahasia yang sangat penting:
Mempererat hubungan dengan orang lebih mudah
bila kau bisa mencicipi secangkir atau dua cangkir
sake bersama-sama. Setiap kali ajakan untuk ke
sebuah pesta sampai ke telinga, aku akan selalu
berusaha hadir, entah kapan dan di mana. Beberapa
orang menganggapku aneh, tapi nyatanya banyak
yang terkesan padaku.
Jika kau berusaha menarik pengikut, lakukanlah
ini dalam Menjalin Relasi dan Pelihara asetmu yang
paling berharga-jaringan personal.

*
_fi: Entah kau mem1mpm para pekerja atau
/ ~ tentara, semua tantangan "mustahil"
,l+_ memerlukanduahal: perhitunganmenyeluruh
1~ tentang masalah yang sedang dihadapi, dan
pengambilan tindakan yang menentukan.
Orang yang melihatku sebagai seorang yang
sembrono dan impulsif gagal mengetahui persiapan

67
[ The Swordless Samurai ]

rinci yang menggarisbawahi tindakan-tindakan


beraniku. Dalam perang, aku selalu mulai dengan
penelitian mendalam, menyelidiki kekuatan dan
kelemahanlawan. Hanyasetelahmempertimbangkan
setiap isu yang relevan, dengan hati-hati aku
memaparkan rencana untuk menjatuhkan lawan.
Alm memastikan diri menganalisa pengalaman-
pengalamanku sebelumnya. Setelah menjadi
jenderal, sebagai contoh, butuh waktu dua tahun
bagiku untuk menundukkan Benteng Miki karena
benteng pertahanan tersebut punya persediaan
makanan, air, dan kebutuhan hidup lain yang cukup
banyak. Pengalaman itu memberiku pengalaman
berharga, pengalaman yang sangar kubutuhkan
ketika aku diperimahkan umuk memaksa Klan
Mori keluar dari Benteng Tottori.
Pada musim semi 1581, sebelum mengirim
prajurit untuk melancarkan pengepungan, aku
mengirim pedagang-pedagang muda ke daerah
pinggiran Tottori dan membeli beras dalam jumlah
yang cukup besar dengan harga yang sangat tinggi
yang bisa dibilang tidak wajar. Saar tentara lawan di
Benteng Tottori tahu bahwa jumlah beras yang sa-
ngat besar dibutuhkan di dalam kota, mereka mulai
menjual persediaan mereka sendiri. Keserakahan
membutakan akal sehar mereka untuk berpikir
tentang alasan pedagang dari luar kota mendadak

68
[ Benteng Kiyoshu ]

membeli beras dengan nilai kontrak yang sangar


ridak lazim!
Berikutnya, aku mengepung Benteng Tottori
dengan pasukan sebesar 20.000 orang. Kami
membentuk dua belas kilometer garis pertahanan,
parit-parit, tembok yang mengelilingi benteng
hingga seekor tikus pun takkan bisa lolos. Kami
tempatkan api sinyal di atas sebuah menara peng-
awas berringkat tiga yang dibangun setiap selang
satu kilometer. Kami buang balok-balok ke dasar
sungai untuk mencegah perahu-perahu yang akan
menyeberang. Tentara bantuan musuh mencoba
membantu rekan mereka, tapi angkatan laur kami
di pantai Utara memblokade mereka dengan efektif,
sehingga benteng tersebut sama sekali terisolasi.
Mereka yang memperrahankan Benteng Tottori
menemui akhir yang mengerikan. Tentara musuh
mulai makan rerumputan, kuda-kuda yang mati,
clan akhirnya, daging teman mereka yang gugur.
Tidak membutuhkan dua tahun untuk membuat
mereka menyerah.
Daripada membantai merekahabis-habisan, aku
memilih untuk mengungguli mereka, mengguna-
kan kecerdikan clan perkiraan untuk menempatkan
mereka dalam posisi yang memaksa mereka untuk
bernegosiasi dengan persyaratan yang kuajukan.
Begitulah yang terjadi di Tottori. Alm hanya akan

69
[ The Swordless Samurai )

menggunakan kekerasan saat akal saja tidak cukup,


tapi tusukan tombak dan pertumpahan darah tidak
menarik untukku. Mereka yang hanya bergantung
pada pedang mungkin kuat dalam persenjataan,
tapi lemah dalam pikiran.
Alm juga tidak merayakan kemenangan. Alih-
alih membusungkan dada, aku mencoba umuk
mengatasi masalah yang telah kutimbulkan. Keber-
hasilanku dalam membeli persediaan makanan di
sekitar Tottori telah menyebabkan kelaparan yang
melanda petani setempat, termasuk musuh kami.
Segera setelah mengambil alih benteng, aku men-
distribusikan lebih dari 45.000 kilogram beras bagi
mereka yang kelaparan. Aku bukan orang kejam.
Selain itu, hadiah yang kuberikan berguna lebih
jauh untuk memastikan kesetiaan para petani.
Seandainya aku menyerang benteng mengguna-
kan kekuatan penuh alih-alih merencanakan setiap
aspek strategis dengan hati-hati, akan lebih banyak
lagi, dari kedua sisi, yang akan mati sia-sia. Dalam
perdagangan, sebagaimana dalam peperangan,
pemimpin yang bijaksana akan Berstrategi dengan
cara Melakukan persiapan dengan matang dan
bertindak berani.

70
[ Benteng Kiyoshu ]

.r=;::; Pemimpin dan pengikut hams menyadari


l)<... kelemahan-kelemahan mereka dan
iii.:: mengubahnya menjadi keunggulan.
W.:\ Keberhasilanmu bisa saja bergantung
pada hal itu, sebagaimana yang terjadi padaku di
Takamatsu.
Pada tahun 1582, Lord Nobunaga meme-
rintahkanku untuk mengambil alih Benteng
Takamatsu. Lima ribu samurai dari Klan Shimizu
yang dipimpin oleh panglima perang Muneharu
mempertahankan benteng itu, sementara pasukan
kami berjumlah 20.000 orang. Sebuah kemenang-
an yang mudah, pikirku. Tapi kekeraskepalaan
Muneharu untuk bernegosiasi membuatku gelisah.
Apakah aku telah mengindahkan faktor-faktor
penting? Aku melancarkan serangan dengan enggan
clan kemudian barulah aku menyadari mengapa ada
perasaan tidak enak yang menghinggapiku: Daerah
rawa menghambat pergerakan pasukanku, dan pe-
tarung-petarung Muneharu yang garang membuat
cukup banyak korban berjatuhan di pihak kami.
Penyerangan pertama kami adalah sebuah bencana.
Terenyak dengan kemunduran ini, aku berpikir
keras tentang situasi yang kami hadapi semalaman,
berjuang mencari jalan keluar berupa solusi yang
menggunakan strategi ketimbang serangan biasa.

71
[ The Swordless Samurai ]

Alm menyadari bahwa daerah sekitar Takamatsu


membuatnya nyaris tidak tertembus. Benteng itu
dibangun di dataran rendah, yang dikelilingi air
dan daerah rawa. Sebuah sungai mengalir di satu
sisi; dua yang lain dibatasi oleh danau; dan sebuah
parit besar yang dijaga ketat menjadi rintangan jalan
masuk yang keempat. Taktik biasa takkan mungkin
berhasil.
Mendadak sebuah inspirasi melintas di kepala-
ku. Jika Takamatsu tidak bisa ditembus karena
dilindungi oleh air, maka dengan airlah aku akan
menghancurkannya! Pertahanannya yang tidak la-
zim, baru kusadari, membuka peluang bagi sebuah
strategi yang tidak terpikirkan sebelumnya: banjir.
Alm bisa mengubah benteng alam menjadi sebuah
kelemahan untuk mereka, dan keuntungan bagi
kami.
Kami melancarkan serangan air dengan cara
membangun bendungan yang mengelilingi ben-
teng. Bendungan itu berupa konstruksi besar,
beberapa meter tingginya dan hampir tiga kilo-
meter panjangnya. Kami memberi insentif bagi
setiap kerjasama dari para petani lokal, membayar
mereka dengan harga pasti dalam bentuk uang
tembaga atau beras untuk setiap karung pasir yang
diletakkan di bendungan. Para petani yang antusias
meletakkan lebih dari 600.000 kantong pasir untuk

72
[ Benteng Kiyoshu ]

kami. Konsisten dengan kebijakan yang kupilih,


yaitu penaklukan tanpa pertumpahan darah, kami
mengubah penyerangan ke benteng itu menjadi
sebuah proyek teknik sipil! Hanya dalam waktu dua
minggu, kombinasi dari tentara clan petani berhasil
menyelesaikan proyek raksasa ini.
Setelah menyelesaikan bendungan itu, kami
belokkan aliran sungai clan membanjiri daerah yang
kami tutup, clan dengan cepat mengubah Benteng
Takamatsu menjadi danau buatan. Dengan air
yang membanjiri fondasi benteng clan mengisolasi
musuh kami dari persediaan makanan clan bala
bantuan, menyerahnya musuh tinggal masalah
waktu. Aku memberi kabar pada Lord Nobunaga
untuk bergabung bersama kami clan memimpin
parade kemenangan.
Pemimpin yang cerdas akan membalikkan situasi,
mengubah kelemahan menjadi keunggulan.

73
4
Am /w1ytvf'"HfP.1 tuj~ raiuf bYalfj
UHJ:uk ~~ib~i.tur.tb~
f>4'ul<M~beber~riJJu­
tWartvuuu~y~ r~berjerak
~u-~rui ~ Kuperkirakait,,
uurektvakait,, r~ reb~fajaJJ
~ lwtytv ~eri/at, beber~j/J.Hf/
UHJ:ukuuta/a~r~
[ Memimpin di Saat Krisis ]

Memimpin
di Saat Krisis

Pernahkah kau memimpin di saat krisis? Alm sudah


berulang kali mengalami keadaan darurat selama
bertahun-tahun, tapi situasi-situasi gawat malah
cenderung membuatku mengeluarkan kemampuan
terbaik. Bab ini akan menunjukkan bagaimana
situasi krisis bisa menciptakan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan kepemimpinanmu.

= *
Kepemimpinan berarti mengambil risiko-
1==1 dan kadang-kadang mempertaruhkan segala-
fili" nya. Aku pernah berada dalam situasi sulit
~ sebelumnya, tapi membawahi garda belakang
saat penarikan mundur pasukan Lord Nobunaga dari
Kanegasaki adalah urusan yang sangat berbahaya.
Keadaan yang membuatku nyaris tewas.
Pada tahun 1570, Lord Nobunaga sudah men-
dapat gelar wakil Shogun dan menetapkan Kyoto,

77
[ The Swordless Samurai ]

ibukota Jepang, sebagai basisnya. Delapan puluh


kilometer arah timur laut Kyoto terletak Provinsi
Echizen, yang dipimpin keluarga Asakura. Seperti
klan-klan lain, Asakura juga dicabik-cabik oleh
perselisihan internal, clan panglima perang mereka
yang kejam, Yoshikage, disibukkan oleh perempuan
clan minuman. Echizen tampaknya sudah siap
dipetik.
Pasukan kami bergerak dari Kyoto pada tanggal
20 April 1570, clan mengepung Benteng Asakura di
Kanegasaki lima hari kemudian. Kami tahu bahwa
tentara-tentara yang terperangkap di dalam ridak
mungkin bertahan selamanya. Pertahanan mereka
akan runtuh, cepat atau lambat.
Sesuai dengan keyakinanku bahwa penaklukan
tanpa perrumpahan darah adalah yang terbaik, aku
menyarankan Lord Nobunaga untuk menegosiasi-
kan syarat-syarat penyerahan diri dengan jenderal
yang mempertahankan benteng, Kagetsune. Tetapi
Kagetsune adalah orang yang keras kepala clan
menolak umuk menemui kami. Baiklah, pikirku.
]ika ia tidak mau mendatangi kami, aku yang akan
mendatanginya.
Berjalan menuju sarang lawan sendirian clan
tidak bersenjata sangar berisiko. Kagersune bisa
saja memerintahkan prajurirnya untuk membu-"
nuhku. Tapi menurutku peluang terbaik untuk

78
[ Memimpin di Saat Krisis ]

meyakinkannya agar menyerah adalah dengan


cara masuk ke kastil sendirian tanpa pengikut dan
berhadapan dengannya secara langsung.
Kagetsune terkejut atas keberanian sikapku,
dan akhirnya aku berhasil meyakinkannya untuk
menyerah dengan cara menjamin tentaranya tidak
akan ada yang terluka saat meninggalkan Kanegasa-
ki. Dengan kemenangan yang kelihatannya sudah
dalam genggaman, kami bersiap kembali ke markas
besar kami di Kyoto. Tapi nasib berkata lain.
Dalam perjalanan menuju Echizen, kami me-
lintasi daerah yang dikuasai Nagamasa, kakak ipar
Lord Nobunaga. Dengan status perkawinan yang
menyatukan kedua keluarga, kami beranggapan
bahwa jalan pulang kami cukup aman. Mendadak
seorang kurir datang membawa kabar bahwa Naga-
masa-mantan sekutu kami-telah berkhianat dan
diam-diam bergabung dengan Asakura! Bukan saja
kami harus melewati jalan yang berbeda, sekarang
kami mesti menghadapi dua lawan yang bergerak
untuk menghadang kami. Tentara musuh jelas tidak
akan menyerah tanpa perlawanan sekarang.
Berita tersebut sampai saat terjadi pertemuan
dewan petinggi militer. Saat selesai membaca pesan,
kipas Lord Nobunaga meluncur dari jemarinya
dan jatuh ke tanah. Wajahnya memucat, dan ma-
tanya menatap langit, melihat tanpa kata-kata pada

79
[ The Swordless Samurai ]

sebuah titik di angkasa selama beberapa menit.


Kasak-kusuk gelisah beredar di antara jenderal
yang mengelilinginya. Kami tidak pernah melihat
junjungan kami begitu kehilangan kata-kata.
"Kita dikhianati," katanya, akhirnya memecah
kesunyian. "Alm akan kembali ke Kyoto. Siapa yang
akan memimpin pasukan belakang dalam perjalanan
penting ini?" Tidak ada seorang pun yang menjawab.
Semua tahu bahwa menjadi pasukan pelindung
tentara yang sedang mundur adalah tugas paling
berbahaya, dengan kemungkinan terbunuh paling
besar.
Dengan kesal Lord Nobunaga mengamati para
pengikumya yang sekarang terdiam. "Jika tidak ada
seorang sukarelawan pun," ujarnya menggelegar,
"aku akan melakukannya sendiri!"
Kemudian aku maju ke depan dan angkat
bicara. "Izinkan saya untuk melakukan kehormatan
ini dan memimpin pasukan penjaga, tuanku."
Lord Nobunaga berpaling padaku. "Komando
ini milikmu, Hideyoshi. Jangan kecewakan kami."
Jarang sekali ia menyebut namaku yang sebenarnya,
maka pada saat ia memanggilku demikian, aku tahu
bahwa ia berpikir kami tidak akan pernah bertemu
lagi.

80
[ Memimpin di Saat Krisis ]

Meski keselamatanku nanti masih diragukan,


jawabanku tidak. "Saya tidak akan mengecewakan,"
jawabku.
Tepat tengah malam, Lord Nobunaga ke luar
dari kemah, clan berangkat hanya dengan sejumlah
samurai elite dengan tujuan berangkat secepat
mungkin. Pasukan utama Oda akan mengikuti tidak
lama setelah itu, clan aku hanya punya tujuh ratus
orang untuk membentengi bagian belakang pasukan
melawan beberapa ribu tentara musuh yang sudah
bergerak menuju posisi kami. Kuperkirakan mereka
akan sampai sebelum fajar, clan hanya memberiku
beberapa jam umuk melaksanakan rencana.
Bagaimana menahan mereka selama mungkin
agar memberi cukup waktu bagi Lord Nobunaga
menuju titik aman? Jantungku berdebar keras
seakan-akan ingin menembus dada, tapi aku hams
tetap terlihat tenang clan berpikir cepat. Alm teringat
beberapa kata dari Sun-tzu, ahli strategi gemilang
berkebangsaan China, yang mengatakan bahwa
semua hal tentang perang pada dasarnya adalah
masalah mengelabui musuh. Secepat itu juga, aku
tahu apa yang hams kulakukan.
Sebelum mereka berangkat, aku meminta
jenderal-jenderal lain agar meninggalkan panji-
panji mereka. Bergambar lambang Nobunaga yang
berbentuk seperti bunga, umbul-umbul peperangan

81
[ The Swordless Samurai ]

sangat bagus dan mudah dikenali. Alm memerin-


tahkan orang-orangku untuk menggantung panji
tinggi-tinggi di pepohonan sekitar, membentuk
lingkaran besar yang mengelilingi posisi kami.
Selanjutnya, kuperintahkan mereka untuk menya-
lakan ratusan api di sekitar Benteng Kanegasaki.
Kelap-kelip warna jingga membuat umbul-umbul
tadi ikut bercahaya saat mereka berayun tertiup
angin, dan dari kejauhan mereka kelihatan seperti
sebuah perkemahan tentara yang cukup besar.
Tipuan tersebut berhasil. Tepat pada saat
suara gemuruh kuda-kuda perang, getaran yang
seperti sapuan salju longsor, sampai ke telinga kami,
musuh kami mendadak menghentikan laju mereka;
mereka memilih menunggu hingga hari lebih
terang untuk memperkirakan berapa jumlah kami
sebelum melancarkan serangan. Cahaya matahari
pagi membuat mereka sadar bahwa mereka sudah
diperdaya oleh pasukan yang tidak ada. Berang
terhadap kecerdikanku, pasukan infanteri Asakura
datang dengan teriakan perang untuk membantai
kami. Tapi aku masih punya kejutan lain untuk
mereka.
Aku telah menyembunyikan tiga ratus tentara
dan membagi sisanya yang berjumlah empat ratus
orang ke dalam dua kelompok sama besar. Dua rams ·
yang terdepan menghadapi gelombang serangan

82
[ Memimpin di Saat Krisis ]

·pasukan Asakura yang pertama dan segera mundur


teratur, sebagaimana yang telah kuperkirakan. Dua
ratus tentara yang kedua juga melakukan hal yang
sama.
Sekarang lawan kami, begitu yakin bahwa
musuh mereka sudah terpukul, menyerang secepat
kilat tanpa lihat kiri kanan. Namun setelah men-
dapat tanda dariku, tiga ratus orang yang sudah
menunggu melomarkan teriakan yang mengerikan
seraya menyerang. Serangan mendadak ini membuat
mereka kalang-kabut, dan kali ini merekalah yang
dipaksa mundur, sehingga membuat kami punya
banyak waktu umuk menarik mundur pasukan.
Kami sudah berhasil membuat jeda, tapi maut
masih dekat. Untuk mencapai Kyoto, kami harus
melewati teritori musuh yang lain: biksu-pejuang
yang berasal dari Sekte Satu Tujuan. Direkrut oleh
seorang bekas biksu yang sinting tapi karismatik,
sekte yang dianut para petani ini sebenarnya adalah
segerombolan rakyat jelata, tapi tidak tertandingi
dalam hal kebuasan. Yakin bahwa surga akan
menanti mereka tepat saat mereka masuk ke liang
kubur, mereka sama sekali tidak takut mati-dan
mereka membenci nama Oda setengah mati.
Fanatik-fanatik haus darah tersebut terlihat
seperti kabar dari neraka saat mereka merangsek ke
arah kami. Tapi para pemanahku melepaskan anak

83
[ The Swordless Samurai ]

panah dengan akurasi yang begitu baik sehingga


banyak orang sinting itu mati sebelum tubuh
mereka ambruk ke tanah. Entah mereka sampai ke
surga atau tidak, aku tidak bisa memastikannya.
Yang pasti mereka sudah meninggalkan dunia ini,
sementara kami masih di sini.
Setelah sekali lagi berhasil main mata dengan
maut, akhirnya kami tiba di Kyoto. Saat itu, baik
kuda maupun penunggang langsung ambruk karena
kelelahan. Syaraf-syarafku kacau-balau sekarang;
aku merasa seperti seeker kucing yang sudah
menghabiskan kesembilan nyawanya dan berharap
memiliki yang kesepuluh!
Mengajukan diri untuk memimpin pasukan
garda belakang saat mundur dari Kanegasaki adalah
tindakan ceroboh. Tapi berkat pemikiran yang cepat
dan keberuntunga?, aku berhasil melakukannya.
Alm sudah mengorbankan segalanya untuk menca-
pai sasaran dan membuktikan pada seluruh anggota
Klan Oda bahwa kata-kataku bukan omong kosong
belaka.
Bagi mereka, orang-orang yang kupimpin me-
rasa lebih yakin bahwa dengan mengikutiku mereka
akan punya prospek masa depan yang lebih cerah
lagi. Dan Lord Nobunaga begitu senang mendengar
kepulanganku. Tetap saja, beberapa jenderal yang
berdarah bangsawan semakin membenciku karena

84
[ Memimpin di Saat Krisis ]

,ketrengginasanku-dan keberhasilanku. Di mata


mereka, aku akan tetap dianggap sebagai orang
kampung. Tapi aku menganggap ketidaksenangan
mereka adalah harga yang harus dibayar untuk se-
buah hak istimewa sebagai seorang pemimpin. Bila
dibandingkan dengan risiko yang harus kuhadapi,
peras~an dengki para pesaingku tidak lebih dari
sekadar debu yang bertebaran di udara.
Kebesaran sebagai seorang pemimpin diukur
dari seberapa besar kemauanmu menerima tantang-
an yang merisaukan. Raihlah tujuan-tujuan yang
beratdengan melaksanakan Komitmen. Pertaruhkan
semua untuk memenangkan semua.

*
~Alm telah memberikan instruksi padamu agar
rrJ:t
menangani sebuah tugas dengan determinasi
::t:rj yang tidak tergoyahkan. Sekarang aku akan
.If' menunjukkan padamu alasan pentingnya
merespons dengan segera dalam krisis, sama seperti
yang kulakukan dalam Gerakan Pasukan Besar.
Mitsuhide memicu Gerakan Pasukan Besar
dengan cara membunuh Lord Nobunaga dengan
licik. ltulah kesalahannya yang pertama; dan yang
kedua adalah memilih orang tolol untuk membawa
berita pada sekutu-sekutunya. Setelah membantai
pemimpin kami, Mitsuhide mengirimkan seorang

85
[ The Swordless Samurai ]

kurir ke musuh kami, Klan Mori, untuk mengabari


mereka tentang perbuatan tercelanya. Berita sema-
cam itu bisa menjadi faktor keunggulan bagi mere-
ka. Tapi di malam hari kurir tersebut salah masuk
perkemahan karena ia menyangka perkemahan kami
adalah milik Klan Mori clan ia pun ditangkap.
Berita kematian yang didapat dari si kurir,
disampaikan oleh perlari cepat malam itu juga,
clan menyambarku seperti petir. Alm merintih
karena Mitsuhide telah melakukan sesuatu yang
terkutuk di bumi clan langit. Aku menangis seakan-
akan kehilangan ayahku sendiri. Sambil mencoba
menguatkan hati, aku bersumpah akan membalas
kematian Lord Nobunaga clan menyelesaikan tugas
yang telah dimulainya.
Tapi bagaiinana caranya? Aku barn saja dengan
sukses membuat Benteng Takamatsu kebanjiran
clan bersiap untuk melancarkan serangan terakhir
pada keluarga Mori. Memastikan kemenangan itu
merupakan sebuah langkah yang sangat penting
untuk mencapai tujuan kami menyatukan seluruh
Jepang di bawah satu panji. Tetapi aku juga bertang-
gung jawab untuk segera berangkat ke Kyoto untuk
membalaskan dendam junjunganku. Bagaimana
cara mencapai keduanya?
Menjelang fajar, arah yang mesti kutempuh jadi
lebih jelas. Apabila Klan Mori mengetahui Lord

86
[ Memimpin di Saat Krisis ]

Nobunaga sudah tewas, mereka akan merasa di atas


angin, dan menolak menyerah dengan damai. Maka
aku memutuskan umuk merahasiakannya dan
dengan cepat membuat perjanjian gencatan senjata
yang mereka tanda tangani pagi itu. Kemudian
kami segera membereskan kemah dan bergerak
menembus angin yang menderu-deru dan sapuan
hujan menuju Himeji, bergerak 113 kilometer
dalam waktu sehari lebih sedikit. Lalu dimulailah
Gerakan Pasukan Besar umuk membalas dendam
pada pembunuh Lord Nobunaga.
Sementara itu, pengikut Oda yang lain, panik
mendengar berita terbunuhnya pemimpin mereka,
gagal untuk bertindak dengan tepat. Kalau aku kem-
bali menengok ke belakang, kecepatan dan keputus-
an yang kuambil setelah kematian Lord Nobunaga
adalah faktor yang sangat penting yang selanjutnya
membawaku ke puncak kepemimpinan.
Pasukanku tiba di kota Himeji, sebelah barat
Kyoto, letih setengah mati setelah berjalan tanpa
henti selama kurang lebih 25 jam. Kukosongkan
brankas kastil dan membagikan seluruhnya pada
anak buahku, membayar langsung setengah dari gaji
mereka setahun. Dengan semangat yang bangkit
kembali, mereka beristirahat sejenak, dan segera
bertolak ke Kyoto.

87
[ The Swordless Samurai ]

Sementara itu, si pengkhianat Mitsuhide sudah


mencaplok Benteng Azuchi, bekas markas besar
clan rumah penyimpanan Lord Nobunaga. Akan
tetapi ia melakukan kesalahan yang sangat fatal.
Ia ragu-ragu-dan itu adalah bencana bagi setiap
musuhku!
Mitsuhide bertaruh banyak pada dukungan
klan-klan seperti Klan Hosokawa, yang punya hu-
bungan perkawinan dengan keluarganya. Sayangnya
keluarga Hosokawa bersimpati dengan keinginan
Lord Nobunaga untuk menyatukan kembali Jepang
di bawah satu pedang clan menolak ikut serta dalam
rencana berdarah Mitsuhide.
Saat dukungan yang diharapkan gagal untuk
diwujudkan, Mitsuhide langsung kehilangan
pegangan tentang apa yang mesti dilakukan, clan
setiap menit dalam keragu-raguan membawanya
lebih dekat pada kehancuran. Sementara itu, lebih
banyak jenderal Oda yang bergabung dengan pa-
sukan balas dendamku, termasuk putra ketiga Lord
Nobunaga, Nobutaka. Bersama-sama, jumlah kami
mencapai angka 40.000, jauh melampaui jumlah
tentara musuh.
Mitsuhide akhirnya memutuskan bahwa
satu-satunya pilihan adalah mengonsolidasikan
pasukannya dekat Yamazaki, sebuah kota kecil di'
pmgguan Kyoto. Menempatkan pasukannya di

88
[ Memimpin di Saat Krisis ]

belakang sebuah sungai, ia menunggu seranganku di


bawah derasnya hujan yang menyapu tanah. la telah
mencoba untuk menempatkan anak buahnya di
dalam hutan yang tidak jauh dari tempat itu, tetapi
salah satu sekutuku sudah mengambil keuntungan
geografis dengan tiba di sana lebih dulu. Begitu
jenderal-jenderalku menaklukkan sayap utama dari
pasukan Mitsuhide, aku segera memerintahkan
serangan terbuka dan menghancurkan sisanya.
Dengan akhir memilukan, gelandangan-gelandang-
an yang sedang memulung kemudian menghabisi
Mitsuhide di dalam lumpur saat ia mencoba kabur.
Segera saja aku mengirim pesan kepada para
panglima perang di segala penjuru bahwa aku
sudah membalas dendam pada pembunuh Lord
Nobunaga. Menyebarkan berita tersebut dengan
cepat sangat penting artinya untuk membuat setiap
orang paham bahwa Klan Oda tetaplah perkasa
sebagaimana biasanya. Persepsi publik bisa seampuh
kekuatan tentara mana pun, sehingga aku memben-
tuk citra organisasi kami dengan sangat hati-hati.
Seandainya saja aku ragu-ragu atau setengah-
setengah pada hari-hari kritis tersebut, lawan-
lawanku sudah pasti akan melangkahiku. Karena
aku bertindak cepat, keunggulan itu ada di pihak-
ku. Baik dalam perdagangan, administrasi, atau
di medan perang, pemimpin yang menang akan

89
[ The Swordless Samurai ]

memahami Rahasia Kemenangan: Bertindaklah


lebih awal untuk selesai lebih awal.

*
~ Orang sering berkata bahwa aku punya cara
yang tidak lazim untuk mengubah tantangan
~ menjadi keunggulan. Tapi sang ahli strategi
China, Sun-tzu, berkata bahwa setiap
konflik diselesaikan bahkan sebelum pertarungan
dimulai. Perhitungan yang hati-hati akan membawa
kemenangan. Gagal mere~canakan, clan kau akan
kalah bahkan jauh sebelum menjejakkan kaki ke
medan perang.
Elemen-elemen politik penting artinya. Kau
harus memenangkan hati sekutumu, mengurangi
jumlah musuh, clan memanipulasi setiap faktor
untuk keuntunganmu. Itulah sebabnya mengapa
aku begitu perhatian dalam membangun aliansi-
aliansi besar sebelum melakukan Gerakan Pasukan
Besar.
Salah satu unsur kunci yang lain adalah
menjustifikasikan alasanmu. Dengan demikian,
penting artinya bagi anak Lord Nobunaga, No-
butaka, untuk hadir di kemah kami sebelum kami
menyerang pasukan Mitsuhide. Kami perlu sebuah
simbol untuk mengajak yang lain bertempur di
pihak kami, Nobutaka sangat sesuai untuk peran

90
[ Memimpin di Saat Krisis ]

itu. Memimpinnya di bawah panjiku menjadikan


sebuah perang yang netral menjadi aksi balas
dendam sang anak atas kematian ayahnya.
Bila kau. ingin memiliki banyak sekutu-laku-
kanlah Pembenaran, justifikasikan alasanmu.

*
b'~ Kita tidak dapat memilih apa yang
7~ disodorkan takdir untuk kita. Tapi kita bisa
{i memilih bagaimana cara menghadapinya dan
berjuang untuk mendapatkan kemungkinan
terbaik yang bisa diraih. Sebagai seorang pemimpin,
kau seperti seorang kapten kapal. Kau tidak bisa
mengendalikan empasan ombak ganas. Tapi kau
bisa memilih jalur yang akan membawa semuanya
bukan hanya ke tempat yang aman, tapi juga ke
tujuan yang lebih baik.
Mitsuhide si pengkhianat sekarang sudah mati.
Kematian junjungan kami telah terbalaskan. Namun
Klan Oda kehilangan seorang kapten, dan lautan
yang penuh marabahaya membentang di depan.
Peristiwa Gerakan Pasukan Besar mendongkrak
statusku dengan pesat. Meskipun Nobutaka,
putra ketiga Lord Nobunaga, berperan sebagai
pemimpin simbolik dari pasukan yang bertempur
melawan Mitsuhide, aku yang merencanakan dan
memimpin perburuan pengkhianat-pengkhianat

91
[ The Swordless Samurai ]

itu. Setelah kemenangan kami, banyak yang melihat


aku, alih-alih Nobutaka, sebagai pemimpin yang
sesungguhnya dari Klan Oda. Dan apa yang mereka
perkirakan, demikianlah yang akan terjadi.
Meskipun aku seorang jenderal, tidak ada darah
bangsawan ataupun status yang bisa memuluskan
jalanku untuk menjadi pengganti Nobunaga. Putra
kedua dan ketiganya, Nobukatsu dan Nobutaka,
menunggu di pinggir. Mereka bukanlah pewaris yang
sah-karena diperanak dari selir- dan secara resmi
memang tidak bisa menjadi pengganti. Bagaimana-
pun juga, keduanya punya hasrat untuk mewarisi
daerah kekuasaan ayah mereka-dan memegang
gelar Shogun. Satu kubu pengikut keluarga Oda
mendukung Nobukatsu sementara yang lain me-
milih Nobutaka. Pertentangan sesungguhnya akan
terjadi di antara kedua kelompok bertentangan ini,
yang sebenarnya hanya ingin membonceng nama
anak emas mereka demi mencapai keuntungan
mereka sendiri.
Tidak lama setelah pembunuhan Lord
Nobunaga, sebuah pertemuan dilangsungkan di
Benteng Kiyosu untuk menentukan penggantinya.
Nobukatsu dan Nobutaka hadir dalam pertemuan
itu bersama pengikut senior lainnya dan juga empat
orang jenderal Oda, termasuk aku.

92
[ Memimpin di Saat Krisis ]

. Apapun yang diusahakan oleh kedua putra


Nobunaga untuk mendapatkan hak-hak material,
jelas terlihat bahwa tidak satu pun di antara ke-
duanya yang mewarisi keahlian memimpin ayah
mereka. Mereka segera bertengkar tentang siapa
yang paling layak umuk menggamikan, dan setiap
kali seorang peserta mengemukakan usul atas nama
kandidat mereka, pertengkaran menjadi lebih panas
lagi.
Nasibku sendiri berada di ujung tanduk. Lord
Nobunaga adalah mentorku, orang yang memung-
kinkan aku naik dari bukan apa-apa ke sebuah
posisi yang cukup terkenal. Semasa hidupnya,
para pengikut Oda yang iri dengan keberhasilanku
masih menahan kejengkelan mereka. Tetapi jika
mereka atau perwakilan mereka sekarang memegang
tampuk kekuasaan, mereka akan melibasku seperti
seekor jangkrik. Jenderal Shibata, khususnya, sangat
membenci kenaikan pangkatku yang lumayan
cepat. Empat belas tahun lebih senior daripadaku,
Shibata selalu memandangku sebagai si bengal yang
amatiran, orang biasa yang tidak pantas jadi samu-
rai, dan ia lebih suka melihatku mati daripada naik
pangkat lagi. Saat Nobukatsu dan Nobutaka terns
bertengkar, aku melihat Shibata mengamati mereka
dari belakang. Kumis dari janggutnya yang hitam
selalu tercukur rapi, dan saat kedua saudara tiri

93
[ The Swordless Samurai ]

mulai berteriak satu dengan yang lainnya, Shibata


tersenyum dan mengelus dagunya. Kemudian ia
melihat aku sedang menatapnya, dan ia memeloto-
tiku dengan galak. Terasa seakan ada udara dingin
yang mengalir di belakang leherku, tapi aku tidak
akan mengalihkan pandangan. Seolah-olah aku bisa
mendengar perkataan Shibata di dalam ruangan
yang ribut itu: Waktumu akan tiba, Hideyoshi.
Tunggu dan lihatlah.
Alm tahu ia memang benar, tapi aku tidak akan
menunggunya. Aku akan bertindak sekarang. Kese-
lamatanku dan keselamatan Klan Oda berhubungan
erat satu dengan yang lain. Satu-satunya cara yang
paling pasti untuk mencapai keduanya adalah
dengan menyiapkan pijakan umuk naik ke tampuk
kekuasaan saat aku masih memiliki kesempatan.
Tidak pernah ada saat yang lebih geming daripada
saat menganggap jalan buntu sebagai peluang,
mengubah kesialan menjadi keberuntungan!
Saat kedua putra Nobunaga sudah mulai
mengacung-acungkan kepalan mereka, aku masuk
ke kamar anak-anak yang berada di sebelah, meraih
cucu Lord Nobunaga yang masih balita, Samboshi,
dan membawanya ke ruang rapat.
"Pernyataan rekan-rekan yang terhormat
memang ada benarnya," ujarku memberi peng- ·
umuman dengan suara keras, pada saat semua

94
[ Memimpin di Saat Krisis ]

mata certuju padaku. ''Akan tetapi hari ini kita di


sini untuk mengabdi kepada bangsa, bukan uncuk
bertengkar tencang pendapat kica sendiri. Marilah
kita menahan diri dari memberikan pendapat kica
sendiri dan menyelesaikan masalah ini tanpa ada
jarak dan melakukannya sesuai cradisi. Sekarang
dalam lengan saya, saya sedang menggendong satu-
satunya pewaris Lord Nobunaga yang paling sesuai:
cucunya Samboshi, anak Nobutada."
Nobutada adalah putra pertama Lord Nobunaga
yang lahir dari perkawinan, tapi ia telah terbunuh
bersama ayahnya. Dua dari ciga jenderal yang lain
sependapat denganku, sehingga anggoca dewan
yang lain cidak punya pilihan selain mengakui
Samboshi sebagai pewaris yang sah. Karena anak
balita belum bisa memerintah, maka aku ditunjuk
sebagai walinya, dan sekarang semuanya siap bagi
seorang pemimpin Oda yang baru uncuk naik ke
permukaan atas dasar kecakapan alih-alih garis
kecurunan. Tacapan mata Shibata bahkan lebih
dingin lagi sekarang, namun tidak ada yang bisa
dilakukannya. Alm telah mendepak darah bang-
sawan dari persamaan-dan sekarang rival-rivalku
harus melebihiku berdasarkan kemampuan mereka
sendiri.

95
[ The Swordless Samurai ]

Untuk bertahan hidup-dan berhasil-di masa-


masa yang berbahaya, temukanlah Rahasia Bertahan
Hidup. Ubah kesialan menjadi keberuntungan.

***
Saat Lord Nobunaga dibantai, banyak pengikut
senior Oda terpaku, tidak tahu apa yang harus
mereka lakukan selanjutnya. Tetapi, saat mereka
sedang lumpuh, aku bertindak. Pemimpin yang
kuat tahu bahwa tindakan akan menyembuhkan
ketidakpastian. Saar sedang menghadapi krisis,
orang sering mendapati diri mereka dibelenggu oleh
ketakutan. Rasa takut memang alamiah, entah dalam
perundingan dagang yang berisiko tinggi atau dalam
pertempuran. Apakah aku merasa takut saat secara
sukarela memimpin pasukan garda belakang ketika
pasukan kami mundur dari Kanegasaki? Tentu saja!
Aku takut mati sama seperti orang lain. Akan tetapi
titik permulaanku yang berangkat dari kemiskinan
memberikan aku sebuah keunggulan besar, karena
aku tidak pernah merasa akan kehilangan sesuatu.
Orang-orang yang takut kehilangan banyak
hal sering kali mengalami kesulitan ketika
harus mengambil tindakan di saat-saat darurat.
Bagaimana mereka bisa menaklukkan ~asa takut?
Dengan membiarkan apa yang terjadi menunturt

96
[ Memimpin di Saat Krisis ]

hidup mereka. Peluang menentukan segalanya,


kata sebuah pepatah China kuno. Atasi masa krisis
sebagaimana yang kulakukan: Berikan apa saja yang
kaumampu-dan percayakan selanjucnya pada tak-
dir. Baik dalam dunia perang atau dunia bisnis, kau
hams belajar menaklukkan cengkeraman kecakucan
yang melumpuhkan.
Mungkin kau merasa ini sulit dipercaya, tapi
keadaan darurat memberikan kesempatan terbaik
untuk memimpin. Biarkan krisis menjadikanmu
seorang pemimpin!

97
5
A~~fa.ltj law±
;e/.atu, u.teltjefaY UUMuk-UUMuiutya.,
~/wm,Wa-~Wu
m,ueW TUiak! Mer~)Uja.,
~a.lfj~fwiat~
~m,u~~bertiJ'f.dak
~P.Jt,-tepd. Pertempw-P.Jt,- m,uti,
Jadk~teraldUr.
[ Pemimpin yang Kuat ]

Pemimpin yang Kuat

Meski dikenal karena kemampuan kemiliteran, aku


masih lebih bangga lagi dengan keterampilanku
sebagai seorang negarawan. Alm lebih memilih
berdiplomasi daripada bertempur. Sebagian
besar penaklukan yang kulakukan terjadi tanpa
pertumpahan darah, dan banyak orang berkata
bahwa aku adalah diplomat terbaik dalam sejarah
Jepang. Jika kau ingin mencapai kesepakatan yang
menguntungkan dengan mereka yang berseberang-
an denganmu-tanpa hams memenggal kepala
mereka-maka kau juga akan merasakan manfaat
dari pendekatan yang kulakukan.

*
'}j( Alm bisa menjadi seorang negosiator hebat
~ berkat orang-orang luar biasa pula. Tahun-
-7
1'
L tahun yang kuhabiskan saat mengembara
sebagai pedagang keliling atau seorang

101
[ The Swordless Samurai ]

petualang mengajarkan padaku bagaimana cara


bertahan hidup hanya dengan menggunakan akal
dan juga memberiku pengetahuan mendalam
tentang kondisi hidup manusia.
Inilah pelajaran penting yang kudapatkan: Mes-
kipun kebutuhanmu besar, kau akan mendapatkan
pemntungan yang lebih baik saat memilih untuk
mendahulukan kepentingan orang lain.
Falsafah ini kedengarannya sederhana, dan
memang demikian adanya. Meskipun begitu, sangat
mengejutkan bahwa hanya segelintir orang yang
ternyata mengerti bagaimana cara menempatkan
diri dalam posisi orang lain dan berpikir melalui
cara pandang orang tersebut.
Namun demikian, mempraktikkan falsafah
ini tidaklah sulit. Kau bisa melakukannya, jika
mengambil langkah pendekatan yang tepat.
Beginilah tindakanku: Saat bertemu calon
sekutu yang potensial, aku selalu bertanya pada diri
sendiri, Apa yang dapat kulakukan untuk menye-
nangkan orang ini? Dan setelahnya, lakukanlah!
Setiap orang begitu akrab dengan gagasan
tentang 'memberi dan menerima'. Di sini triknya
adalah pertama-tama hams fokus pada sisi memberi.
Para pemimpin yang berharap untuk bisa menarik,
perhatian sekutunya mula-mula hams membantu
orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka

102
[ Pemimpin yang Kuat ]

.cari. Tapi bagaimana kau bisa mengetahui apa yang


diinginkan orang lain? Jawabannya tidak semudah
mengajukan pertanyaan, ''Apa yang kau mau?"
Kuncinya terletak pada proses dua langkah
sederhana. Pertama-tama, masuklah ke situasi
orang lain dan pandanglah masalah dari sisi ini.
Kedua, dengarkan dengan saksama hal-hal yang
ingin ia sampaikan. Ikuti kedua langkah ini, dan
kau akan memahami keinginan-keinginan orang
lain. Kemampuan ini, bila diasah terus-menerus,
akan terbukti sangat bermanfaat saat berurusan
dengan sekutu-sekutu yang potensial-atau dengan
lawanmu.
Coba cermati pertemuanku dengan panglima
perang Klan Chokosabe yang hebat, Motochika.
Motochika adalah seorang samurai veteran yang
memiliki keberanian luar biasa dan telah menakluk-
kan seluruh wilayah pulau Shikoku. Untuk menya-
tukan Jepang di bawah satu panji, aku tidak punya .
pilihan selain mengambil alih teritorinya. Seperti
biasa, aku memilih diplomasi sebagai langkah awal.
Alm berkata kepada Motochika bahwa j ika ia mau
bergabung denganku, ia bisa tetap berdaulat atas
wilayah yang telah diraihnya lewat kerja kerasnya.
Tawaran seperti itu adalah yang pertama kalinya
dalam sejarah peperangan di Jepang. Tapi setelah
mencoba menempatkan diriku dalam pos1smya,

103
[ The Swordless Samurai ]

menurutku tidak ada yang lebih disayanginya


daripada wilayah yang sudah ia rebut dengan susah
payah. Jaminan awal semacam ini kelihatannya
akan mengurangi kemungkinan Motochika akan
bertarung hingga titik darah penghabisan.
Tetap saja, ia tidak siap untuk segera menyerah.
Alm sudah mengajukan tawaran dan ia menolak;
selanjutnya urusan pedang. Aku mengirim 120.000
tentara ke provinsi milik Motochika. Pamer keku-
atan dengan jumlah yang menghebohkan seperti
ini ditujukan untuk menghindari pertentangan
berdarah dengan cara menunjukkan langsung
bahwa tidak ada gunanya mereka melawan-dan
siasat itu ternyata berhasil.
Motochika menyadari konyolnya berperang
tanpa kemungkinan menang dan mengajukan
penyerahan tanpa syarat. Berkaitan dengan penye-
rahan tersebut, aku memegang teguh janjiku dan
menghadiahkannya otoritas wilayahnya yang tidak
bisa diganggu-gugat.
Perlakuanku yang ramah terhadapnya membuat
Motochika merasa sangat bersyukur dan akhirnya
menjadi bawahan yang loyal. Dengan memper-
lakukan lawan yang takluk atau bakal ditaklukkan
dengan perlakuan yang sama seperti pada sekutu,
aku mampu menaklukkan keempat pulau terbesar
Jepang tanpa pertumpahan darah yang tidak perlu.

10 4
[ Pemimpin yang Kuat ]

Kemampuan untuk melihat dari sudut pandang


lawan membuatku mampu memahami apa yang
mereka in.g inkan-dan dengan senang hati mem-
berikannya.
Pemimpin yang baik memahami Hubungan
Timbal Balik. Fokuskan pada tindakan memberi.

*
trrp Apakah pemimpin yang kuat selalu
1>--1 mengejar musuh-musuhnya tanpa henti lalu
.tf::[ ( melumat habis mereka? Tidak! Mereka juga
m ~ mempertimbangkan sudut pandang lawan
mereka dan bertindak dengan tepat. Pertempuran
mesti jadi pilihan terakhir.
Saat prajurit-prajuritku bergerak maju ke pulau
Kyushu, aku bisa membujuk panglima perang lain
yang punya karakter sama dengan Motochika untuk
menyerah. Namanya Yoshihisa. Ia adalah pemimpin
Klan Shimazu, dan ia bukan prajurit biasa.
Sebagai seeorang komandan dari pasukan
tangguh yang sudah menaklukkan seluruh wilayah
Kyushu, nama Yoshihisa dikenal hingga ke pelosok
pulau. Aku mengirimkan sebuah pesan padanya
untuk menyerah, tapi ia tidak menanggapinya. Lalu
kuputuskan mengirim pasukan untuk menggempur
wilayahnya.

105
[ The Swordless Samurai ]

Sementara itu, aku mengirimkan mata-mata,


yang menyamar sebagai pedagang, bertugas di
Kyushuselama beberapa bulan-bahkan ke Satsuma,
sebuah daerah yang cukup rawan, sehingga jarang
para pengintai bisa kembali dari sana hidup-hidup.
Alm menginginkan para agenku untuk mencari tahu
sebanyak mungkin tentang Klan Shimazu: stabilitas
hubungan dalam keluarga, ikatan antara para pe-
nguasa dan daerah taklukannya, ketegangan antara
sekutu dan lawan, dan detail kondisi geografisnya.
Mereka juga menyelidiki klan-klan lain di pulau
itu, merekam posisi benteng-benteng pertahanan
mereka, besar kecilnya pasukan, dan hubungan
mereka dengan pihak Shimazu.
Dan aku bergerak hanya setelah berhasil me-
ngumpulkan segudang data intelijen. Cerita yang
beredar luas mengatakan bahwa misi penaklukan
ini berlangsung secepat kilat, tapi sebenarnya misi
ini didahului oleh penelitian yang hati-hati dan
mendalam.
Salah satu jenderal andalan Yoshihisa yang
tangguh dan ambisius adalahAkizuki. Mata-mataku
memberi informasi bahwa ia memilih strategi ber-
tahan habis-habisan. Untuk menetralisir kekuatan
lawan kami yang paling agresif, aku memutuska~
untuk lebih dulu berhadapan dengannya.

106
[ Pemimpin yang Kuat ]

Pasukan Jenderal Akizuki bertempur dengan


gagah berani tapi kalah jumlah, dan daerah ke-
kuasaannya jatuh ke tangan kami. Setelah pasukan
utamaku mengepung bentengnya, Akizuki keluar
untuk mengumumkan penyerahan mutlak tanpa
syaratnya.
"Entah kau membiarkan aku hidup atau me-
merintahkanku untuk bunuh diri," katanya, "aku
menerima apa pun keputusannya." Suara Akizuki
mantap, dan aku tahu ia bersungguh-sungguh, tapi
aku bisa melihat tangannya sedikit gemetar. Bahkan
seorang samurai pun enggan mati begitu saja.
Alm mengangguk dengan berat hati, kemudian
meminta dengan sopan agar aku boleh melihat-lihat
koleksi perabot upacara minum reh terkenal milik-
nya yang celah diwariskan dari generasi ke generasi.
Tahu akan minatku terhadap upacara minum teh
tradisional Jepang, Akizuki membawa perlengkapan
itu bersamanya dan dengan segera mempersembah-
kan benda pusaka itu di hadapanku.
"Anda baik sekali," aku berkata padanya.
"Adalah tindakan wajar bagi seorang samurai sejati
seperti Anda untuk melawanku. Sekarang, setelah
Anda menyerah, mari kira lenyapkan dendam di
antara kita. Anda akan tetap berkuasa di tanah Anda
dan dipersilakan kembali ke sana."

107
[ The Swordless Samurai ]

Karena sebelumnya mengira bakal diperintah


umuk bunuh diri, Akizuki tercengang mendapat
perlakuan demikian. Begitu pula para pemimpin
dalam organisasiku, yang naluri haus darahnya
lebih sering menekan talenta negarawan mereka
yang pas-pasan. Tapi sejak dulu aku sudah belajar
bahwa diplomasi harus dilakukan sebelum dan
setelah kemenangan. Untuk menggenggam musuh
dalam tangan clan tidak meremasnya sampai hancur;
untuk menahan pasukan yang mabuk kemenangan
tidak kelepasan: ini adalah ciri kepemimpinan yang
sebenarnya.
Berita tentang Akizuki yang sudah dikalahkan
masih bisa memimpin daerahnya menyebar dengan
cepat ke panglima-panglima perang Kyushu yang
lain. Tidak lama kemudian jenderal-jenderal yang
lain pun menyerah satu demi satu. Seperti Akizuki,
mereka mempersembahkan perlengkapan upacara
minum teh yang berharga clan pusaka-pusaka lain.
Tidak sampai seminggu setelah pasukan kami
melewati perbatasan Kyushu, taktik tidak lazim
yang kugunakan telah berhasil meyakinkan ma-
yoritas panglima-panglima perang Shimazu untuk
meletakkan senjata hanya dalam sekali hantam.
Tapi kami masih harus menghadapi lawan terberat
kami: Yoshihisa.

108
[ Pemimpin yang Kuat ]

Aku sudah siap menghadapi momen ini, dan


telah menyiapkan hampir seperempat juta tentara,
jumlah terbesar yang pernah kuhimpun. Angka ini
jauh melampaui kekuatan Yoshihisa.
Yoshihisa bertempur dengan kelihaian yang
luar biasa, tapi pada akhirnya akulah yang tampil
sebagai pemenang. Ia mengibarkan bendera putih
lalu datang menemuiku, kepalanya dicukur habis,
berbalut jubah pendeta putih, sebagai tanda peng-
unduran dirinya dari jalan kesatria.
Sang mantan penguasa seluruh wilayah Kyushu
membungkuk dalam di hadapanku. Para pengikutku
telah melarang pengawalnya umuk menemaninya
ke dalam tenda, hingga ia masuk sendirian, tanpa
pedang atau senjata apa pun.
"Mari duduk di sebelahku, Yoshihisa," ujarku,
sambil menunjuk sebuah bangku di dekatku.
Kutanggalkan pedang dan kuletakkan dalam
jangkauan sang samurai tangguh yang beberapa jam
lalu masih jadi musuh yang mematikan-dan yang
keterampilannya bertarung dengan tangan kosong
jauh melebihiku. "Alm minta maafkarena pengawal-
ku menyita senjatamu," kataku. "Kadang-kadang
mereka memang berlebihan. Begitulah. Aku hams
ingat umuk menghukum mereka di masa depan.
Sementara itu," tambahku, sambil mengangguk ke

109
[ The Swordless Samurai ]

arah pedang, "kau boleh mengambil milikku jika


kau mau." Yoshihisa tetap tidak bergerak.
"Kita berdua tahu bahwa kau semestinya mati,
berdasarkan aturan para samurai," kataku. "Tapi
zaman sudah berubah. Dan aku bakal membutuh-
kan bantuan sebanyak yang bisa kutemukan, jika
aku mau membawa Jepang menuju hari yang baru.
Dan jangan salah, Yoshihisa." Alm mencondongkan
tubuh ke depan dan menatap tepat di matanya.
"Hari itu akan tiba. Sayang sekali jika kau tidak ada
untuk melihatnya."
"Selain itu," kataku, sambil kembali bersandar
ke belakang, "seandainya aku hanya bergantung
pada kemenangan di medan perang semata, dan
menghancurkan pemimpin Klan Shimazu yang luar
biasa, aku akan menanggung malu sampai ke liang
kubur. Aku tidak berperang untuk memusnahkan;
aku hanya ingin membuat mereka yang memberon-
tak untuk tunduk.
"Jenderal Yoshihisa, setelah menimbang penye-
rahan dirimu dan kesahajaan yang kautunjukkan,
dengan ini aku membiarkanmu hidup. Dan lebih
dari itu, aku bahkan mengizinkanmu untuk tetap
memerintah daerah kekuasaanmu. "
Yoshihisa duduk terenyak cukup lama. Dan
setelah berhasil mengatasi rasa kagetnya, ia hanya ·
berkata, "Alm berutang budi selamanya padamu."

110
[ Pemimpin yang Kuat ]

~ejak saat itu, ia adalah sekutu yang paling ku-


percaya.
Para ahli sejarah mengatakan bahwa peng-
ampunan-pengampunan yang kuberikan pada
bekas lawan-lawanku sungguh luar biasa. Memang
demikian. Akan tetapi tindakanku juga memiliki
alasan-alasan praktis. Apakah ada cara lain yang
lebih baik untuk mengamankan provinsi-provinsi
yang jauh ini? Aku bisa saja melumat Klan Shim-
azu, tapi siapa yang akan kupilih sebagai gantinya?
Mengganti mereka dengan keluarga yang punya
status dan pengaruh yang sama tidaklah mungkin,
dan mencoba untuk menjaga kestabilan dengan cara
menempatkan kekuatanku sendiri di setiap daerah
taklukan akan memakan biaya yang begitu besar.
Keraslah pada dirimu sendiri, tapi berlaku
lembutlah pada yang lain. Pengampunan akan
menciptakan kesetiaan. Perdalam kemampuanmu
sebagai seorang pemimpin dengan mengamati Ra-
hasia untuk Mempertahankan Hubungan. ]adilah
yang pertama dalam memaafkan.

*
J;; Setelah mengetahui rahasia kehebatan yang
,11=1 bisa didapat dari memercayai orang lain, aku
~ jadi tertarik untuk mencoba menempatkan
~,R diri tanpa perlindungan di tangan lawan-
111
[ The Swordless Samurai ]

lawan yang berpeluang untuk dijadikan sekutu.


Pendekatan inilah yang kutempuh saat bertemu
dengan Kagekatsu, pemimpin Klan Uesugi di
Echigo, sebuah provinsi yang cukup jauh yang
berada di timur laut Kyoto.
Pada zamanku, tidak ada lagi kesatria yang
berpegang teguh pada prinsip selain Kagekatsu.
Seperti pusaka keluarga, keluhuran budi adalah
sesuatu yang diwariskan pada setiap pemimpin
keluarga Uesugi dari generasi ke generasi.
Kagekatsu dan aku sudah beberapa kali bertukar
sapa melalui utusan, tapi belum pernah bertemu
muka sekali pun. Sekarang aku harus mencari tahu
apakah ia akan menjadi sekutu- atau lawan yang
mesti dihabisi. Perlu waktu bertahun-tahun dan
korban jiwa untuk mengungguli sang ahli strategi
yang andal ini. Maka dari itu, aku sudah berencana
untuk menyelesaikan masalah ini, bagaimanapun
caranya, dalam hitungan hari. Untuk meyakinkan
Kagekatsu bahwa aku pantas dipercaya, aku harus
membuktikan bahwa aku juga memercayainya.
Kadang-kadang seorang pemimpin mesti harus
mencari keamanan dengan cara nekat.
Dengan menyembunyikan identitas, aku ber-
tolak ke Utara hanya didampingi selusin pengikut
menuju perbatasan di daerah pegunungan Etchu
dan Echigo. Dari sana kami bergerak menuju

112
[ Pemimpin yang Kuat ]

satu-satunya rute yang bisa ditempuh di antara dua


provinsi: daerah yang dikenal dengan nama Pantai
Nyawa-Ditanggung-Sendiri, sebuah daerah bebatu-
an terjal, yang kadang hampir tidak bisa dilewati,
tempat bertemunya empasan angin kencang dari
arah Laut Jepang dengan hadangan tebing-tebing
curam.
Tepat di sebelah rute ini terdapat sebuah
bemeng yang dikomandoi oleh Suga, salah satu
kapten Kagekatsu yang paling dipercaya. Sambil
tetap menyembunyikan identitas, aku mengirim
seorang utusan dengan permintaan agar 'utusan
Hideyoshi' diizinkan lewat. Suga menolak memberi
izin, dan karenanya utusanku membujuknya untuk
mengunjungi perkemahan kami.
Bisa dibayangkan betapa terkejutnya Suga saat
mengetahui bahwa ia berurusan dengan sang Raja
Monyet sendiri!
"Alm Hideyoshi," kataku. "Alm punya urusan
penting dengan Lord Kagekatsu dan meminta agar
kau membawaku ke kediamannya."
"Reputasimu jauh mendahuluimu, dan kami
merasa terhormat dengan kehadiranmu," jawab
Suga. "Tapi aku tidak punya hak untuk mengabul-
kan permintaanmu. Hanya Lord Kagekatsu sendiri
yang berhak memutuskan. Alm akan menyampaikan
pesanmu dan jawabannya sesegera mungkin, namun

113
[ The Swordless Samurai ]

aku tidak dalam posisi untuk mengizinkanmu


melangkah lebih jauh. Jika kau memaksa masuk,
maka aku akan mempertaruhkan nyawa untuk
menghentikanmu."
"Bagus sekali!" tanggapku. "Alm lihat semangat
Kagekatsu sudah menurun dalam diri para peng-
ikutnya. Alm kagum akan pengabdianmu pada
junjunganmu. Silakan lakukan sebagaimana yang
kaukatakan; kirimlah utusan pada tuanmu dan aku
akan menunggu jawabannya."
Setelah menerima berita tentang kemunculanku
yang tidak terduga-dan hanya dilindungi segelintir
pengikut-Kagekatsu segera memanggil anak buah
seniornya untuk mendiskusikan langkah terbaik
yang akan diambil. Sebagian besar penasihamya
menyarankan untuk membunuhku, dengan alasan
bahwa inilah cara termudah untuk menyingkirkan
lawan yang berbahaya-yang dengan sukarela
mengantarkan dirinya ke dalam genggaman
mereka. Namun, seorang pengikut yang masih
belia, Naoe, menunjukkan kehebatan dalam seni
kepemimpinan dengan memberikan pendapat lain
dari para atasannya.
"Hideyoshi datang ke tempat ini tanpa perlin-
dungan," katanya, "bukan sebuah tindakan tolol,
tapi sebagai bukti rasa hormatnya yang dalam pada ·
Lord Kagekatsu. Ia tidak akan pernah mengambil

114
[ Pemimpin yang Kuat ]

,risiko seperti itu seandainya ia berhadapan dengan


orang yang kurang pantas. Karena ia menjunjung
reputasi tuan kita yang agunglah, maka ia memerca-
yakan dirinya pada kita. Bila kita menyalahgunakan
kepercayaannya dan membantainya, kisah kelicikan
kita akan terus turun hingga ke anak cucu kita."
Mereka yang sudah menyarankan untuk
membunuhku menundukkan kepala saat Naoe
meneruskan ucapannya, "Biarlah junjungan kita
menyambut keagungan dengan keagungan. Biarlah
ia bertemu dengan Hideyoshi dan kita lihat apakah
mereka bisa membuat kesepakatan. Bila kita tidak
bisa sepakat dengan kata-kata, akan ada waktunya
saat kita bisa menghunus pedang, tapi untuk itu kita
mesti menunggu Hideyoshi kembali ke klannya."
Lord Kagekatsu setuju dengan Naoe dan datang
menemuiku, hanya ditemani lima belas pengikut.
Kami dengan segera mencapai persetujuan, dan
Kagekatsu begitu senang dengan negosiasi tersebut
hingga ia sendiri yang menemani kami sampai me-
lewati Pantai Nyawa-Ditanggung-Sendiri dengan
aman.
Seorang pengamat menulis bahwa, "Sikap
Hideyoshi begitu memukau dan lepas dari segala
pakem; tidak ada seorang pun yang akan menduga
bahwa ia ada di sebuah wilayah yang penuh dengan
musuh mengancam, sama sekali tanpa pertahanan.

115
[ The Swordless Samurai ]

Kagekatsu begitu terkesan sehingga ia mulai


melihat bahwa ia berurusan dengan seseorang yang
lebih hebat dari dirinya sendiri, dan menyimpulkan
bahwa berperang melawan Hideyoshi sama sekali
bukan hal yang bijaksana." 13
Kau tidak selalu bisa memercayai keakuratan
seorang pencatat sejarah. Tapi dalam kasus ini
catatan tersebut benar!
Pengalamanku menunjukkan bahwa upaya
proaktif untuk menunjukkan kepercayaan mampu
mengatasi kecenderungan bertindak lepas kendali
dalam diri semua orang, kecuali mereka yang betul-
betul jahat. Inilah prinsip halus yang lebih sering
dikenal sebagai 'kebajikan lebih unggul daripada
kejahatan.'
Maukah kau membuat calon lawanmu jadi
sekutu? Kalau begitu latihlah Kepercayaan. Untuk
mendapatkan kepercayaan, beri kepercayaan.

*
h:n Siasat untuk memanfaatkan strategi ada-
7\l--l 1ah salah satu faktor penunjang utama
J~,.. keberhasilanku sebagai seorang pemimpin .
..7C.i Mengasah informasi adalah hal yang penting
sebelum Pertempuran Yamazaki berlangsung, saat
aku memburu dan membantai si pengkhianat
Mitsuhide setelah ia membunuh Lord Nobunaga.

116
[ Pemimpin yang Kuat ]

Alm bekerja gila-gilaan untuk memperkukuh


kekuatan tentara gabungan kami dalam persiapan
perang itu. Sampai pada titik genting tersebut, aku
mengirim pesan baik ke kawan maupun lawan.
Inilah yang kutulis:
"Tetap tenang: Lord Nobunaga dan anak-
anaknya lolos dari bencana di Kuil Honnoji dan
mereka sudah aman sekarang."
Pernyataan ini, tentu saja, palsu dan memang
terpaksa diberitakan demikian tapi untuk sementara
berhasil mencegah calon sekutu kami bergabung
dengan tentara Mitsuhide. Beberapa di antara me-
reka akhirnya menyatukan diri dengan kami, dan
aku memberi mereka penghargaan yang jumlahnya
lumayan besar. Pemimpin hams bisa bertempur
dengan emas selain menggunakan baja.
Setelah keberhasilan kami di Shizugatake, aku
mengirimkan berita kemenangan kami kepada
jenderal-jenderal di seluruh negeri. Setiap panglima
perang dengan status apa pun, bahkan di provinsi
terpencil yang sebenarnya tidak terlalu terpengaruh
dengan situasi di medang perang, menerima pesan
yang berbunyi, "Sekutu-sekutu mulai dari Echigo
yang jauh di utara sampai Musashi yang jauh di
timur telah bergabung dengan Hideyoshi."
Surat tersebut juga berisi berita yang dibuat-
buat. Lawan masih mengendalikan daerah Echigo

117
[ The Swordless Samurai ]

dan Musashi. Akan tetapi para panglima perang di


provinsi-provinsi terpencil, yang tidak terlalu peduli
dengan daerah lain yang cukup jauh dari mereka,
cenderung memercayai cara komunikasi seperti itu.
Tujuan kami sederhana: menciptakan kesan bahwa
perlawanan tidak ada gunanya.
Kepemimpinan memerlukan penyebaran berita
ke kalangan umum yang efektif dan juga sarana
mempromosikan diri. Panglima-panglima perang
Jepang cenderung membatasi pengiriman utusan
mereka pada sekutu atau anggota keluarga, tapi
akulah yang merintis teknik pengiriman berita ke
siapa saja, di mana saja.
Rahasia Persepsi sama berharganya sejak
berabad-abad yang lalu hingga sekarang. Balikkan
situasi konflik atau perdagangan sesuai dengan
keperluanmu. Gunakan informasi untuk mengasah
persepsimu.

*
JE Reputasi kejujuranku saat bernegosiasi
dengan orang lain terbukti sangat membantu.
[ ~~( Pemimpin harus mendemonstrasikan
integritas mereka dan memenuhi janji
mereka, berapa pun harga yang harus dibayar.
Pada Zaman Peperangan, ada banyak jenderal ·
yang tidak dapat dipercaya, setan-setan bermulut

118
[ Pemimpin yang Kuat ]

i;nanis. Bertentangan dengan itu, aku menghargai


komitmen-komiten yang kubuat dengan sepenuh
hati. Saat masih bekerja pada Lord Nobunaga, aku
mendapat pelajaran berharga dari usaha diplomasiku
yang pertama: meyakinkan para panglima perang
Saito dari Provinsi Bitchu untuk menggabungkan
diri dengan Klan Oda.
Benteng terkuat Klan Saito, Benteng Inabayama
yang berdiri di pegunungan, disebut-sebut sebagai
benteng yang susah ditembus. Tapi pada awal
tahun 1564, kami mendapatkan informasi yang
menyatakan bahwa para anggota klan bertengkar
antara satu dengan yang lain. Melihat itu sebagai
sebuah kesempatan untuk melancarkan serangan,
Lord Nobunaga memerintahkanku untuk menjalin
persekutuan militer dengan penguasa dari benteng-
benteng lain di daerah itu, yang dapat kami jadikan
batu loncatan untuk menyerang Inabayama.
Menyamar sebagai seorang pedagang keliling-
sebuah peran yang kumainkan dengan sempurna-
aku pergi mengelilingi daerah Bitchu, bertemu
diam-diam dengan setiap panglima perang. Perte-
muan rahasia ini, yang dilakukan di tengah-tengah
suasana panas penuh intrik dari masing-masing
anggota klan, adalah tugas yang sangat berbahaya:
salah langkah sedikit dan nyawaku bisa melayang
karenanya. Tapi untungnya usaha itu membuahkan

119
[ The Swordless Samurai ]

hasil saat aku berhasil meyakinkan beberapa Jenderal


Saito untuk masuk dalam daftar kami.
Alm sangat terdorong untuk meyakinkan
Jirozaemon, pimpinan pasukan pertahanan Ben-
teng Unuma, untuk bergabung dengan Oda. Aku
mendapat izin untuk masuk dalam benteng, dan
berkat kelihaianku berbicara, aku berhasil menemui
Jirozaemon. Tapi ia memenjarakanku sebelum aku
selesai mengutarakan maksud! Setidaknya di dalam
penjara aku tidak sendiri~n; di keremangan cahaya
obor aku melihat teman satu selku, yang sudah
tinggal kulit membalut mlang, bergerak lemah
dalam kekangan borgol besi. Tulang rusuknya
menonjol dari bajunya yang compang-camping,
dan janggutnya menjulur hingga ke lantai. Jika aku
tidak menengadahkan kepalanya untuk melihat ke
arahku, aku mungkin sudah berkesimpulan bahwa
ia telah mati.
"Sudah berapa lama kau ada di sini?" tanyaku.
Ia mengambil napas dalam-dalam dan meme-
jamkan mata, memikirkan pertanyaanku.
"Oh," katanya, setelah termenung beberapa
saat. "T.1ga t ah un. "
"Penjaga," teriakku, melompat dan segera
menggedor-gedor pintu sel. "Penjaga, aku mesti
bicara denganmu!"

120
[ Pemimpin yang Kuat ]

Berkat lidah yang terampil, aku bisa meyakin-


kan penjaga bahwa sebuah kekeliruan fatal telah
terjadi: Alm adalah utusan yang membawa pesan
untuk Jirozaemon, clan jika ia tahu soal ini, ia akan
murka pada siapa pun yang bertanggung jawab
atas keterlambatan penyampaian pesan ini, bahkan
pada dirinya sendiri, yang karena sebuah salah
pengertian yang sangat fatal, juga patut disalahkan.
''Apakah kalian ingin menggantikanku di dalam sel
ini?" aku bertanya pada para penjaga saat mereka
saling menatap ragu-ragu. "Maka segera katakan
pada Jirozaemon bahwa aku hams menemuinya
tanpa ditunda-tunda lagi!"
Untungnya, diskusiku yang kedua dengan pe-
mimpin Saito berlangsung lebih baik daripada yang
pertama. Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya
aku bisa membujuknya untuk beralih clan bersekutu
dengan Oda, dengan syarat ia bisa terus berkuasa
atas daerahnya.
Berdua kami kembali ke Benteng Kiyosu, di
mana aku menduga Lord Nobunaga akan puas
dengan pengabdian Jirozaemon yang baru saja
kudapatkan. Tetapi sebaliknya, ia mengejutkanku
dengan sebuah keputusan yang menabrak prinsip-
prinsip dasar yang kupegang teguh.

121
[ The Swordless Samurai ]

Setelah menyambut Jirozaemon dengan dingin,


Lord Nobunaga menyuruhnya pergi dan memang-
gilku ke ruang sebelah.
"Jirozaemon adalah kesatria veteran yang nama-
nya sudah cukup terkenal," kata Lord Nobunaga.
"Tapi apakah persekutuannya tulus? Karena jika ia
adalah orang yang berani, ia tidak akan menyerah-
kan dirinya kepada kita. Bila ia seorang pengecut,
maka ia tidak ada gunanya. Siapa tahu kelak ia akan
bergabung dengan pihak yang lain lagi? Jadi, bun uh
dia!"
Meskipun terbiasa dengan kekeraskepalaannya
dan suasana hatinya yang selalu berubah-ubah,
perintah ini membuatku terperangah.
"Bagaimana mungkin saya bisa membunuh
seseorang yang persekutuannya kita dapatkan me-
lalui cara-cara jujur, dan telah menemani saya ke
bemeng Tuanku dengan tulus?" aku berkeberatan.
"Jika kita membunuh Jirozaemon kita akan
menghancurkan kemungkinan umuk meyakinkan
panglima-panglima perang Saito yang lain agar me-
mihak kita. Hubungan dengan calon-calon sekutu
yang potensial akan berantakan dan sulit diperbaiki.
Setiap orang akan memilih mati daripada bergabung
dengan kita! Keputusan yang diambil oleh tuanku
tidak akan membawa kebaikan bagi klan kita."

122
[ Pemimpin yang Kuat ]

Akan tetapi alasan-alasan yang kuberikan


tidak mampu membuatnya mengubah keputusan.
"Aku tidak ingin mendengarkan alasanmu hari ini,
Monyet. Bun uh Jirozaemon!"
Perintah yang telah dikatakan dua kali ber-
arti sebuah keputusan final, dan berusaha untuk
menyanggah perintah Lord Nobunaga sekali lagi
mungkin akan berakibat ada dua kepala yang akan
dipenggal. Dalam sejarah pengabdianku pada klan
Oda, aku telah mendapatkan pertentangan sedemi-
kian keras sebelumnya, namun tidak pernah dari
tuanku sendiri. Jabatanku masih terhitung rendah di
dalam klan; dan meskipun ia sering menerima nasi-
hatku, saat itu aku belum duduk dalam posisi yang
akan kutempati beberapa tahun kemudian sebagai
penasihat utamanya. Sekarang aku menghadapi
dilema: mengingkari janji-janjiku dan membiarkan
seseorang mati, atau membangkang perintah
pemimpin sendiri dan membuatku kehilangan
jabatan. Pikiranku menimbang-nimbang tanpa
henti di antara dua pilihan sulit ini, dan mencoba
sedapat mungkin mencari pilihan ketiga.
Malam harinya, diam-diam aku masuk ke
kamar tamu tempat Jirozaemon tidur. "Aku sudah
berjanji bahwa aku tidak akan menyakitimu jika
kau bergabung dengan kami," bisikku. "Sekarang,
untuk sebuah alasan yang aku sendiri tidak habis

123
[ The Swordless Samurai ]

pikir, Lord Nobunaga sudah memerintahkan untuk


membunuhmu. Aku tidak bisa menolak perintah
tuanku sendiri, tapi aku juga tidak bisa mengingkari
kata-kataku. Tidak ada jalan lain: hidupku ada di
tanganmu. Bunuhlah aku dan Lord Nobunaga
akan berpikir bahwa aku mati saat menjalankan
perintahnya. Kau akan melarikan diri dan meraih
kebebasanmu, janjiku kepadamu tidak akan pernah
teringkari."
Jirozaemon terlihat gemetar mendengar kata-
kataku dan perlu waktu beberapa detik sebelum ia
bisa menjawab.
"Menyerahkan hidupmu di tanganku menun-
jukkan integritas dalam tingkat yang paling luhur.
Tapi aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu.
Jika aku membantai seorang samurai yang terhormat
sepertimu, kehormatanku akan hancur. Tidak akan
ada yang bisa membuatku melakukan ini-bahkan
kematian sekalipun."
"Maka tinggalkan tempat ini secepat mungkin!"
kataku. "Alm akan menemanimu setengah jalan,
dan jika perlu, kau bisa menggunakanku sebagai
sandera."
Aku meletakkan pedangku dengan hati-hati
di lantai, merayap keluar dari Benteng Kiyosu dan
menemaninya sampai mencapai tampat aman.

124
[ Pemimpin yang Kuat ]

Mengizinkannya melarikan diri berarti


memancing kemurkaan Nobunaga: dan aku akan
diperintahkan untuk melakukan seppuku-sebuah
ritual permintaan maaf dimana aku akan menyayat
perutku dengan pedang-dan setelahnya seorang
samurai akan memenggal kepalaku. 14
Tapi apa gunanya, kupikir, bila aku mati
sekarang? Monyet tanpa kepala tidak akan mengun-
tungkan Lord Nobunaga dan visi penyatuan Jepang
yang sudah kami junjung tinggi. Dengan alasan ini,
aku mengarang cerita pada Lord Nobunaga untuk
menjustifikasi kaburnya Jirozaemon.
Kejadian-kejadian setelah itu membuktikan
manfaat cerita yang kubuat-buat. Kisah tentang
seorang pengikut Lord Nobunaga yang bersedia
mempertaruhkan nyawa untuk memegang teguh
janjinya menyebar dari satu panglima perang ke
panglima perang yang lain, dan kredibilitasku pun
naik di mata para keluarga bangsawan. Sejumlah
samurai yang perkasa bahkan mengirimkan petisi
permohonan umuk menjadi bawahanku!
Setelah episode ini, upayaku untuk menego-
siasikan persekutuan berhasil satu demi satu, dan
keempat benteng kunci di Provinsi Bitchu pun
bergabung dengan Oda.
Pemimpin yang sesungguhnya memahami
bahwa tindakan mereka harus ditentukan oleh

125
[ The Swordless Samurai ]

integritasnya. Untuk menarik pengikut, lakukanlah


Ketulusan. Hargai komitmenmu.

***
Lord Nobunaga adalah seorang pemimpin yang
perkasa dan pembimbing yang luar biasa. Akan
tetapi ia kurang pandai bersiasat dan bukan seorang
negarawan; ia menggunakan kekuatan dan memim-
pin melalui intimidasi.
Dalam riga tahun serelah kematian Lord
Nobunaga, aku menguasai setengah wilayah Jepang
yang merupakan daerah terpadat dan juga terkaya,
termasuk wilayah seluas 38.600 kilometer persegi
yang belum pernah terjamah pengaruh Lord Nobu-
naga. Bukti seperti apa lagi yang diperlukan untuk
menunjukkan bahwa kepemimpinan berdasarkan
negosiasi dan diplomasi jauh lebih baik daripada
diplomasi berdasarkan ancaman dan kekuatan?
Zaman Peperangan sudah usai. Diplomasi,
bukan konflik, yang menjadi raranan baru sekarang.
Pemimpin-pemimpin hebat di masa depan-dalam
perdagangan, administrasi publik, dan bahkan
dalam kemiliteran-bukan berasal dari kalangan
kesatria. Mereka adalah para negarawan.

-
126
6
Ku~ rejatt tidak bu~ dibe/t
!~ rekar~ J~ara.u-butU.
A~bebu~U<.M~J~ ~~
UHi:uk HUUdJelttuk alia.Jui,, ~P.)1/
car~y~ kur~ tuhor~ ¥~
. tidAkpu-~~peiAjarP.Jf/
~uikaJi. /w..ri,, im.
[ Mengepung Benteng Miki ]

Mengepung
Benteng Miki

Memotivasi pengikut clan membantu mereka umuk


berkembang adalah tantangan yang dihadapi oleh
para pemimpin setiap hari clan pada usia berapa
pun. Hal paling penting yang bisa dilakukan oleh
seorang pemimpin adalah membantu orang lain
meraih sesuatu yang kusebut sebagai 'kebiasaan
umuk menang'. Ini berarti membantu mereka
mengalami kesuksesan, bahkan jika perlu dimulai
dari hal-hal remeh. Saat orang mulai meraih
kesuksesan dalam hal-hal kecil sekalipun, hal itu
akan mempertebal rasa percaya diri mereka dalam
berhadapan dengan tantangan-tantangan yang akan
datang. Bibit-bibit kemenangan besar terletak pada
keunggulan-keunggulan kecil: Sebuah organisasi
yang berisi individu-individu penuh percaya diri
akan lebih mungkin untuk menang di medan pe-
rang. Sama seperti yang telah dilakukan pemimpin
yang lain ketika membantuku, aku menggunakan

129
[ The Swordless Samurai ]

lima prinsip dasar untuk membimbing samura1-


samurai muda selama bertahun-tahun.

*
~ Semua tuan tanahfeodalJepangbelajartentang
:JX, taktik perang Sun-tzu. Ia percaya bahwa
:(~: seseorang hanya boleh berperang apabila
,r syarat-syarat kemenangan sudah berhasil
dipenuhi. Ajaran itu kelihatannya sudah jelas, tapi
melaksanakannya tidak mudah. Hanya sedikit orang
yang sanggup mengimplementasikannya dalam
Zaman Peperangan. Meski demikian, aku berhasil
melakukannya, dalam Pertempuran Shizugatake.
Setelah Lord Nobunaga dibunuh, sebuah
dewan dibentuk untuk memilih penerusnya. Aku
menominasikan Samboshi, cucu Lord Nobunaga,
sebagai satu-satunya pewaris yang sah. Dewan
menerima saranku, tapi beberapa anggota lain tidak
puas dengan keputusan itu-terutama Nobutaka,
putra ketiga Lord Nobunaga di luar nikah, yang
begitu haus kekuasaan.
Nobutaka adalah orang yang tidak memiliki
kemauan kuat, clan sebenarnya bukan ancaman, tapi
ia punya beberapa pendukung kuat yang memani-
pulasinya seperti boneka. Salah satu dalang yang
terkuat adalah Jenderal Shibata, pesaing lamaku di
Klan Oda. Shibata selalu membenci keberhasilanku

130
[ Mengepung Benteng Miki ]

,dan melihat Nobutaka sebagai sebuah peluang emas


untuk mengakhiri kesuksesanku. Nobutaka dan
pengikut-pengikumya berencana untuk menggu-
lingkanku, tapi aku berhasil mengantisipasi langkah
mereka dan membuat rencana-rencana yang jitu.
Lawan-lawanku tidak menyadari hal itu sampai
semuanya sudah terlambat, aku berhasil ·meme-
nangkan pertempuran bahkan sebelum satu pedang
pun dihunuskan. Sebagaimana yang dikatakan
Sun-tzu, "Para juara selalu menang lebih awal, lalu
berperang. Para pecundang selalu berperang lebih
dulu, lalu berusaha meraih kemenangan."
Bila memiliki siasat yang unggul, sebuah keku-
atan kecil mungkin dapat mengalahkan kekuatan
yang lebih besar. Namun dalam perang berlaku
sebuah prinsip dasar bahwa mereka yang jumlah
tentaranya lebih besar biasanya menang. Lalu aku
mulai membangun koalisi sesegera mungkin dengan
perkiraan bahwa Nobutaka dan sekutu-sekutunya
akan berusaha mencari kekuatan yang mereka
butuhkan.
Panglima perang Tokugawa, penguasa provinsi-
provinsi Mikawa dan Totomi, memegang posisi
kunci dalam dalam strategi yang kugunakan. De-
ngan jumlah kepemilikan pribadi dan tentara yang
menyaingi tentaraku, ia bisa saja mengubah peta

131
[ The Swordless Samurai ]

kekuatan menjadi berpihak pada lawan seandainya


ia bergabung dengan Nobutaka. Maka aku berusaha
sekeras mungkin menggiringnya ke pihakku.
Alm juga berusaha memperkuat aliansi dengan
Kagekatsu, penguasa Prospinsi Echigo. Alm tahu
Kagekatsu punya musuh dalam koalisi Nobutaka,
dan kugunakan alasan itu untuk meyakinkannya
bahwa kami memiliki alasan yang sama. Sebagai-
mana pepatah: 'musuh dari musuhku adalah
temanku'.
Lebih dari itu, aku tahu bahwa beberapa
tentara yang ada di bawah Jenderal Shibata tidak
membaktikan diri atas dasar pilihan, tapi karena
dipindahtangankan dari Lord Nobunaga. Aku
memperkirakan bahwa mereka bisa dibujuk untuk
membelot, dan memang ternyata tidak sulit mem-
buat mereka berjanji diam-diam untuk bergabung
denganku saat waktunya tiba.
Maka, dengan menyadari bahwa perang sudah
tidak terhindarkan lagi dan dengan membangun
aliansi di belakang layar, aku sudah mengetahui
hasil akhirnya dengan efektif bahkan jauh sebelum
setetes darah pun tumpah. Berkat perencanaan
yang matang dan keunggulan jumlah, aku meng-
hancurkan kekuatan Jenderal Shibata, dan daripada
menyerah dan menanggung malu, ia mundur ke ·

132
[ Mengepung Benteng Miki ]

bentengnya. Di sana ia memberi perintah untuk


menyumpal setiap pintu, lubang dan retakan
dengan jerami. Setelah itu, sekitar delapan puluh
orang menghabiskan malam dengan berpesta dan
hura-hura, bercerita tentang masa keemasan dan
kejayaan mereka. Sekitar fajar, mereka membakar
jerami-jerami itu, lalu mereka serentak bunuh diri
dengan cara melakukan seppuku di antara nyala api
yang membara.
Pesta malapetaka itu menyisakan satu orang
yang selamat. Seorang perempuan tua, tukang
cerita yang terampil, yang dikeluarkan dari tempat
itu tepat sebelum api dinyalakan, supaya ia bisa
menceritakan kejadian yang mengerikan itu, untuk
memastikan kemasyhuran abadi Jenderal Shibata
dan orang-orang terdekatnya.
Nobutaka, melihat impiannya untuk berkuasa
habis tinggal debu, juga memilih untuk melakukan
seppuku. Dengan habisnya para pesaingku, kepe-
mimpinanku sekarang tidak lagi diganggu-gugat.
Pemimpin yang cerdas hanya bertarung setelah
syarat kemenangan telah dipenuhi.

133
[ The Swordless Samurai ]

'fr Naik ke puncak kepemimpinan tidak berarti


JLl. perjuangan sudah selesai! Malah sebaliknya:
J~ J Naik ke puncak kekuasaan berarti tidak
·1~ henti-hentinya bernegosiasi, bertempur, clan
mengurus masalah manajerial. Hal terpenting dari
masalah manajerial terletak pada kebutuhan untuk
menjaga semangat para pengikutku.
Baik saat berhadapan dengan pedagang yang
ngotot atau berperang melawan tentara musuh,
tanggung jawab terpenting seorang pemimpin
adalah mengangkat moral bawahannya. Dan kunci
dari menaikkan moral adalah dengan cara menjaga
pertalian dengan mereka yang ada di posisi bawah.
Sebagai anak kampung yang memulai karier dari
seorang pembawa sandal, aku memiliki kedekatan
dengan kelas clan jabatan rendah. ltulah sebabnya
aku berusaha sebisa mungkin untuk menyenangkan
mereka.
Saat kelangsungan sebuah organisasi berada
dalam saat-saat genting, banyak pemimpin ingin
menghemat uang semaksimal mungkin, setiap
pesernya dihemat. Mereka memotong biaya hingga
ke tingkat yang paling rendah, terutama bila
berhubungan dengan kebutuhan para pekerja
kelas bawah. Beberapa pesaingku bahkan hanya
memberi pembantu-pembantu mereka cukup
makan agar keesokan harinya mereka masih hidup,

134
[ Mengepung Benteng Miki ]

memperlakukan mereka tidak ubahnya bagai


binatang pembawa beban. Tapi aku tidak pernah
mengambil jalan itu.
Sebaliknya, aku memperlakukan pengikutku
seperti keluarga sendiri clan memastikan mereka
berangkat ke medan perang dalam keadaan
kenyang. Sebelum pertempuran di Shizugatake aku
membelanjakan persediaan nasi dalam jumlah besar,
cukup untuk memberi makan 50.000 orang lebih.
Tidak ada seorang pun yang rela mempertaruhkan
nyawanya di bawah komandoku akan mati dalam
keadaan lapar! Selain itu, aku belajar dari pengalaman
pribadi bahwa semboyan kuno 'tentara bertempur
dengan perumya' memang benar adanya.
Apakah organisasi kemiliteran begitu berbeda
dari keluarga? Kurasa tidak. Pemimpin yang dicintai
mempraktikkan rasa Kekeluargaan. Perlakukanlah
pengikutmu sebagai keluarga.

*
Frt! Zaman peperangan adalah zaman kekacauan
Jb'\ yang mengerikan clan diisi oleh pertempuran
)4 tanpa henti. Dalam peperangan, mau
tidak mau orang hams membunuh atau ia
) W; akan dibunuh. Meski tidak ada yang lebih
~ menjijikkan bagi idealisme samurai selain
perjanjian bawah tangan clan rugas-tugas 'miring',

135
[ The Swordless Samurai ]

kesatria yang hidup pada masa serba tidak menentu


memang agak susah untuk memercayai siapa pun
sepenuhnya. Zaman Peperangan telah membuat
pengkhianatan clan tipu muslihat menjadi hal
biasa.
Ancaman marabahaya yang tidak habis-
habis adalah alasan mengapa hubungan pribadi
menjadi begitu penting. Seorang pemimpin yang
membangun jaringan organisasi yang cukup kuat
bisa saja dibunuh oleh anak buahnya sendiri! Itulah
sebabnya aku menaruh perhatian yang sangat besar
ketika berhubungan secara personal dengan orang
lain.
"Alm tidak akan mengecewakan kalian," aku
akan berkata kepada anak buahku. "Alm akan selalu
ada untuk kalian hingga saat-saat terakhir." Dan
aku selalu menepati kata-kataku.
Waktu itu ada seorang wanita tua di organisasi
kami, Yotokuin, yang sudah mengabdi pada Lord
Nobunaga sejak menjadi ibu susunya. Setelah
kelahiran Lord Nobunaga, pengasuh-pengasuh
didatangkan unruk menyusuinya, tapi bahkan
saat masih perlu disusui, Nobunaga sudah begitu
temperamental clan keras, hingga ia kerap menggigit
puring susu perempuan-perempuan malang itu.
Pengasuh barn pun terus-menerus didatangkan
untuk menyusui Lord Nobunaga, dengan hasil yang

136
[ Mengepung Benteng Miki ]

s;ima, sampai akhirnya datanglah Yotokuin. Menda-


dak si bayi jadi tenang dan Yotokuin menyusuinya
bersama putranya sendiri, Tsuneoki. Semua orang
berkata itu adalah sebuah keajaiban, dan semenjak
itu Yotokuin diberi julukan indah sebagai Ibu Susu
Kehormatan. 15
Putra dan cucu laki-laki Yotokuin pergi bertem-
pur dalam pasukan Oda, dan keduanya terbunuh di
hari yang sama pada sebuah misi yang kupimpin.
Alrn sangat kasihan pada Yotokuin, yang sangat
membutuhkan kesetiaan kami sebagai balas budi
dari pengorbanannya. Meskipun aku tidak mahir
menulis, aku memutuskan untuk mengirimkan
surat tulisan tangan sendiri berisi simpatiku.
Beginilah isi surat itu:
"Alrn mungkin tidak akan pernah bisa mengeta-
hui seberapa dalam kehilangan yang kaurasakan saat
putra dan cucumu gugur pada saat yang bersamaan.
Namun mulai dari sekarang, aku akan merasa sangat
terhormat bila kau rela menganggapku, Hideyoshi,
sebagai putra keduamu, meskipun mungkin aku
kurang pantas mendapatkannya. Kapanpun kau
membutuhkan pertolongan, kau bebas memanggil-
ku kapan saja."
Utusanku bercerita bahwa Yotokuin menangis
setelah membaca surat ini. Di tahun-tahun berikut-
nya, wanita tua itu memang memanggilku untuk

137
[ The Swordless Samurai ]

dimintai bantuan, dan aku selalu membantunya


dengan senang hati.
Di hari-hari yang diisi pergulatan tanpa jeda,
setiap klan tertutup untuk dirinya sendiri. Perjan-
jian antara mereka mungkin hanya bertahan tidak
lebih dari beberapa minggu. Bahkan perjanjian
antar keluarga kadang dinodai oleh tipu daya dan
muslihat. Hal ini hanya mendorongku untuk lebih
mengawasi pengikut-pengikutku beserta keluarga
mereka lebih lekat. Beberapa samurai bahkan
berkelakuan sama seperti tentara bayaran, menjual
tenaga mereka kepada penawar tertinggi. Hanya
pertimbangan yang mendalam dan kasih sayang
yang mampu menginspirasi kesetiaan yang sesung-
guhnya, sebagaimana penyesalan seumur hidup
yang masih menderaku akibat kejadian saat kami
mengepung Benteng Miki.
Penguasa kastil punya pengikut senior bernama
Tadashige. Alm berusaha membuatTadashige mem-
belot dengan menjanjikannya kekayaan seumur
hidup jika ia mau menyeberang ke pihak kami dan
secara diam-diam membiarkan tentaraku masuk
melewati gerbang luar benteng.
Tadashige seruju. Ia menentukan tempat
dan waktu pertemuannya, dan pada waktu yang
dijanjikan, ia mengizinkan seribu tentaraku masuk
ke benteng. Tapi ternyata pengkhianatan Tadashige

138
[ Mengepung Benteng Miki ]

pada tuannya adalah sebuah taktik! Tentaraku segera


dikepung dan dibantai.
Tadinya aku mengira sudah menggenggam
komitmen Tadashige, dan ketololanku menyebab-
kan banyak orang kehilangan nyawa. Kesetiaan
sejati tidak bisa dibeli seperti sekarung gandum atau
beras. Ada beberapa masa yang memaksaku untuk
membentuk aliansi dengan cara yang kurang ter-
hormat, tapi aku tidak pernah melupakan pelajaran
mengerikan hari itu.
Kesetiaan berlaku baik dulu maupun sekarang.
Kesetiaan bisa didapat, tetapi tidak akan pernah bisa
dibeli.

*
~ Beberapa tuan tanah sangat terkenal karena
)f.}L mensyaratkan pengabdian sampai ke tingkat
tll yang tidak masuk akal, dan begitu sensitif
;!/J
1
terhadap bentuk penghinaan sekecil apa
:.'\ :\
pun. Benar atau tidak, setiap anak sekolah
JL Jepang hapal luar kepala kisah tentang
seorang petani yang bermaksud baik tapi dipenggal
oleh seorang samurai congkak hanya karena si
petani memperingatkan ada kutu yang merayap di
tengkuk si samurai. Justifikasi berlebihan tentang
pembantaian itu adalah mengasosiasikan seorang
kesatria yang mulia dengan seekor serangga parasit

139
[ The Swordless Samurai ]

bisa dianggap sebuah penghinaan yang tidak


terampuni!
Alm membenci keangkuhan dan penekanan
berlebihan terhadap perbedaan kelas sosial. Pada
titik ini pemikiranku sejalan dengan Masamune,
salah satu panglima perang terbesar dan penguasa
beberapa provinsi di Utara. "Properti yang dibawa
jauh melampaui hak,'' katanya pada suatu kali,
"menjadi sebuah kebohongan."
Masamune adalah seorang samurai tulen,
hampir setiap jengkal dari tubuhnya adalah bukti
kesamuraiannya. Sayangnya, tidak terlalu banyak
jengkal yang bisa ditarik dari ujung kaki ke ujung
rambutnya; sama sepertiku, tingginya tidak sampai
satu setengah meter! Setelah kehilangan mata kanan-
nya akibat cacar saat berusia lima tahun, keberanian
Masamune pada masa mudanya membuatnya diju-
luki Naga Bermata Satu. Ketika ia dewasa, keahlian
bela dirinya yang luar biasa memberi arti lebih pada
julukan itu. Masamune juga terkenal akan inovasi-
inovasi militernya, seperti baju zirah anti peluru
yang dikenakan setiap prajuritnya.
Kami pertama kali bertemu muka saat pe-
ngepungan Odawara. Setelah konflik dan negosiasi
selama bertahun-tahun, akhirnya aku berhasil
menguasai seluruh wilayah barat Jepang. Sekarang'
aku mengalihkan perhatian ke daerah pesisir timur,

140
[ Mengepung Benteng Miki ]

tempat letnan-letnanku di kemudian hari mendiri-


kan kota besar bernama Edo. 16
Pertahanan Benteng Odawara yang luar biasa
dan parit di sekelilingnya yang begitu lebar mem-
buat penyerangan langsung mustahil dilakukan,
sehingga aku memutuskan untuk menghentikan
persediaan makanan mereka dan membuat mereka
kelaparan. Agar tampak lebih meyakinkan bahwa
kemenangan ada di pihak kami, dan menekankan
pada pasukan pertahanan Odawara bahwa kami
akan menunggu mereka menyerah sampai kapan
pun, aku memberi izin jenderal-jenderalku untuk
membawa istri-istri dan gundik-gundik mereka ke
perkemahan dan mengadakan pertunjukkan teater
dan hiburan-hiburan lainnya. Tidak lama setelah
itu, kelompok kami kelihatan seperti karnaval besar
alih-alih perkemahan tentara!
Aku telah memima Masamune untuk bergabung
denganku dalam pengepungan Benteng Odawara,
tapi ia tidak segera merespons. Ia malah mengirim
mata-mata untuk menunggu hasil pertempuran,
dan niat untuk bergabung dengan sang pemenang.
Sebenarnya aku juga sudah mengirimkan mata-
mata ke wilayahnya dan aku tahu betul siasatnya.
Saat siapa yang bakal jadi pemenang sudah
tampak, Masamune masuk ke perkemahan dengan

141
[ The Swordless Samurai ]

hanya diternani segelintir pengikut dan rnenyatakan


untuk bergabung dan rnenjadi bawahanku.
Mulutnya ternganga saat kukatakan padanya
bahwa ia rnernilih untuk rnenunggu hasil pertern-
puran sebelurn rnernutuskan untuk bergabung
dengan siapa. "Bagairnana rnungkin aku rnernerca-
yai orang," kataku, "yang persekutuannya berubah-
ubah sejalan ke rnana arah angin berernbus?
Mungkin akan lebih baik jika aku rnernbunuhrnu
sekarang. Tapi aku rnasi~ percaya bahwa sebuah
perjanjian kerja sarna akan lebih rnenguntungkan
kita berdua dan biarkanlah yang lalu berlalu."
Setelah rnendengarkan perkataan ini, Masa-
rnune terkejut untuk kedua kalinya hari itu. Ia
rnerasa sudah akan kehilangan kepalanya kernudian
rnendapatkannya lagi, hanya dalarn selang beberapa
detik saja!
"Karena kau sudah bersusah payah datang kerna-
ri, rnari kubawa kau berkeliling perkernahan karni,"
lanjutku. "Marilah kita naik ke bukit yang ada di
belakang sana agar bisa rnelihat pernandangan lebih
jelas." Alm lalu berbalik dan rnendaki karang terjal
yang ada di belakang karni, Masarnune rnengikuti
langkahku.
Setiba di puncak, karni rnernandang perkernah-
an raksasa yang ada di bawah sana. Blokade karni'
sekarang sudah sarnpai hari yang keseratus. Di

142
[ Mengepung Benteng Miki ]

bawah kami, gadis-gadis penari yang mengenakan


pakaian dengan warna-warna mencolok, pemusik,
dan pedagang bergabung dengan ribuan tentara,
menghibur mata kami dengan pertunjukkan yang
penuh warna. Tapi aku membawa Masamune ke
sana bukan untuk melihat-lihat pemandangan.
"Kau telah berpengalaman dalam berbagai per-
tempuran kecil di utara sana, tetapi belum pernah
melihat pertempuran besar," ujarku. "Mari kude-
monstrasikan bagaimana cara sebuah perkemahan
besar didirikan. Kau bisa mempelajari formasi kami
sebagai model untuk tentaramu sendiri."
Kuserahkan pada Masamune pedang bersarung
yang kubawa, dengan maksud agar aku bisa meng-
gunakan kedua tanganku untuk memberi isyarat
tangan untuk mendeskripsikan resimen kami.
Kemudian dengan sengaja aku berbalik membe-
lakangi si Naga Bermata Satu. Saat itu hanya ada
kami berdua, dan seandainya Masamune mau, ia
bisa saja menusukku lalu melarikan diri. Selain itu,
bagaimana mungkin ia bisa yakin bahwa aku tidak
akan berubah pikiran untuk tidak menghukum
mati dirinya? Tapi yang terjadi ia malah berdiri
mematung dan mendengarkan penjelasanku dengan
sungguh-sungguh.
Pada saat aku menceritakan hal ini kepada
samurai-samurai muda, mereka terkejut dan berkata

143
[ The Swordless Samurai ]

bahwa apa yang kulakukan adalah sesuatu yang


gegabah. Mereka salah tangkap: ltu adalah sebuah
perwujudan semangat keberanian! Masamune
terkesan dengan unjuk pamer kekuatan militerku,
meski demikian ia juga perlu dibuat sadar bahwa
keberanianku melebihi keberaniannya.
Setelah kami menuruni bukit bersama-sama
clan kembali ke tendaku, Masamune kelihatan be-
gitu takluk. Alm memutuskan untuk mengirimnya
kembali ke rumahnya di utara clan mengemb_alikan
eteritas atas wilayahnya. Namun beberapa anak
buahku yang terdekat berkeberatan.
"Membiarkan Masamune kembali sama saja de-
ngan melepaskan seeker harimau kembali ke dalam
hutan!" mereka memperingatkanku. "Anda benar
saat mengatakan bahwa ia tidak bisa dipercaya!"
"Omeng keseng," tanggapku. "Kalian terlalu
picik. Kekuatan Masamune di wilayahnya sama
seperti seeker katak yang menghabiskan seluruh
hidupnya dalam sebuah kelam kecil, tidak tahu apa-
apa tentang lautan yang luas. Sekarang saat ia telah
melihat jauh dari sekadar wilayahnya yang mungil,
· ia tidak akan berani berenang menyeberang. la
bukan ancaman bagi kita."
Masamune adalah seerang samurai yang ma-
tang, maka dari itu lebih mudah untuk ditangani. ·
Akan tetapi banyak prajurit yang keahliannya jauh

144
[ Mengepung Benteng Miki ]

~i bawahnya. Diperlukan keahlian yang berbeda-


beda untuk mengelola bawahan yang tidak terlalu
terampil. Setiap orang memiliki kelebihan, maka
tugas seorang pemimpin adalah membantu bawahan
menemukan bidang keahlian masing-masing yang
paling mungkin untuk dimanfaatkan secara efektif.
Mereka harus dimanfaatkan untuk suatu tujuan,
tidak dibuang hanya karena ketidakmampuan pe-
mimpin mereka untuk mengenali dan memupuk
kompetensi mereka. Alm merasa bangga karena
dalam masaku, hanya ada sedikit anak buah yang
terpaksa kupecat.
Selain itu, sama pentingnya bagi seorang
pemimpin untuk tidak mencaci bawahannya secara
berlebihan hanya karena kesalah-kesalahan kecil.
Di puncak karierku, setelah kaisar menyatakan
aku sebagai penguasa tertinggi Jepang, salah satu
pembantuku diberi tanggung jawab untuk merawat
burung-burung peliharaan di kastil. Suatu hari saat
sedang memberi makan, secara tidak sengaja ia
membuat burung parkit kesayanganku lepas dari
sangkarnya dan terbang jauh.
Anak yang gemetaran itu datang menghadapku
dan berlutut, pucat seperti kertas, mencoba sebisa
mungkin untuk meminta maaf. Ia tahu betapa
aku sangat menyukai burung itu. Kemarahan ber-
gemuruh dalam dadaku, namun setelah menatap

145
[ The Swordless Samurai ]

matanya yang ketakutan, aku teringat kembali akan


pukulan-pukulan yang kuterima dari ayah tiriku.
"Alm tahu kau tidak bermaksud membuat
burung itu lepas," aku menenangkannya. "Seka-
rang burung itu sudah pergi, tidak ada yang. mesti
dilakukan soal itu. Jangan pusingkan hal itu lagi."
Tapi si bocah tetap berlutut diam pucat seperti
mayat, aku tertawa lembut dan menepuk kepalanya.
''Apa pun yang ada di Jepang adalah milikku.
Kemanapun parkit itu pergi, ia tetap burung milik
Hideyoshi," ucapku.
Setelah diperlakukan dengan ramah dan bu-
kannya dihukum, si bocah mendadak mendapatkan
suaranya kembali dan tangisnya pun pecah. "Maaf-
kan saya! Maafkan saya!" teriaknya berulang-ulang,
sambil membungkukkan badan di setiap isakan.
Anak itu kemudian menjadi seorang pengikut
loyal yang tetap kuarahkan sampai ia beranjak
dewasa. Pemimpin yang menghukum pengikut me-
reka gara-gara masalah kecil hanya akan menyakiti
diri mereka sendiri. Tapi pemimpin yang mencoba
menumbuhkan semangat sebesar ia memberi pe-
ngaruh adalah pemimpin yang memberlakukan
Rahasia Kebaikan. Maafkanlah kesalahan-kesalahan
sepele.

*
146
[ Mengepung Benteng Miki ]

:~~ Pengepungan Benteng Odawara kelihatan


).l..,...R seperti piknik besar-besaran, akan tetapi misi
R\''- ini mengingatkanku pada kelemahanku-
129
JJ dan pentingnya untuk belajar dari bawahan.
f} R Strategiku dalam pengepungan Odawara
YJ adalah dengan cara menciptakan suasana
pesta, dengan maksud untuk memecah kebosanan
menunggu dan juga membuat musuh kami
terkesima dengan kepercayaan diri kami yang tebal.
Meski demikian, pesta-pesta semacam itu kadang-
kadang sering disalahartikan oleh orang-orang yang
berjuang bersamaku. Di sini seorang ahli sejarah
mendeskripsikan kejadian itu:

Seorang samurai muda bernama Motoyuki


secara tidak sengaja lewat di depan sebuah
tenda yang pada saat itu di dalamnya sedang
berlangsung pertunjukkan musik yang diminta
oleh Hideyoshi. Saat suara musik dan teriakan
penonton yang antusias sampai ke telinganya, ia
jengkel bukan main.
"Daripada merencanakan serangan, koman-
dan kita lebih senang membuang-buang waktu-
nya dengan hiburan murahan!" teriak Motoyuki
dengan suara keras sembari berdiri tegap tepat di
pintu masuk tenda. "Kenapa kita jadi begini?"

147
[ The Swordless Samurai ]

Salah seorang penjaga menclengar teriakan


Motoyuki clan langsung balik meneriakinya,
"Siapa kau yang suclah bicara ticlak sopan seperti
.
ltU.~"

"Alm Motoyoki, prajurit caclangan Jencleral


Kagekatsu."
· "Apa maksuclmu bicara sekasar itu tentang
Jencleral Hicleyoshi?" tanya penjaga. ''Apakah kau
suclah ticlak waras? Atau kau hanya mabuk? Apa
pun alasannya aku mesti melaporkan kelakuan-
mu pacla atasan. "
"Daripacla bertanya apakah aku seclang ticlak
waras atau mabuk, sebaiknya kautanyakan hal
yang sama pacla atasanmu," tanclas Motoyuki.
"Saat menjelang pertempuran, tugas seorang
pemimpin aclalah mempersiapkan orang-orang-
nya untuk bertempur, bukan menghabiskan
waktu untuk bermain musik clan menari-nari!
Aku ticlak tahu rasa malu siapa yang lebih besar,
pemimpin kita-atau bawahan-bawahan seperti
kalian, yang terlalu takut untuk berkata jujur.
Aku lebih baik menjaga kehormatanku sebagai
seorang samurai clan kehilangan kepala claripacla
jacli bagian clari tontonan memalukan ini!"
Selesai mengatakan itu, Motoyuki meluclah
ke tanah lalu berclerap pergi.

148
[ Mengepung Benteng Miki ]

Penjaga iru lalu menemui atasannya dan


melaporkan apa yang telah terjadi. Atasan ini lalu
melapor lagi pada Hideyoshi dan menceritakan
perilaku Motoyuki.
Hideyoshi murka mendengarnya dan
meminta agar Jenderal Kagekatsu segera meng-
hadapnya. Pada saat Kagekatsu tiba, Hideyoshi
melompat berdiri dengan marah.
"Kagekatsu, seseorang dalam pasukanmu
yang bernama Motoyuki telah menghinaku.
Kau hams segera menangkap clan menya-
libnya. Gagal melakukan tugasmu, berarti kau
akan ikut disalib juga!" Hideyoshi mengentak-
kan kaki dalam kemurkaannya.
"Mohon maaf Tuanku, tapi saya di sini
seharian mendengarkan konser," jawab Kage-
katsu, "clan tidak tahu apa-apa tentang kelakuan
Motoyuki. Tapi jika diizinkan, saya akan pergi
dan menyelidiki masalah ini."
Dengan izin sang Raja Monyet, si anak buah
mohon diri clan ke luar mencari Motoyuki.
Tapi beberapa saat kemudian urusan Hideyoshi
memanggilnya lagi .
.Sekarang, pikir Kagekatsu, aku berada dalam
masalah yang lebih besar sehubungan dengan
kekacauan gara-gara ucapan Motoyuki.

149
[ The Swordless Samurai ]

Akan tetapi saat ia kembali, ia mendapati


Hideyoshi sudah lebih tenang.
"Karena Motoyuki tidak mengucapkan itu
di depan wajahku, tapi mengalamatkannya pada
salah satu penjaga, kau bisa memenggal kepala-
nya. Dan pastikan ia tahu bahwa hukuman itu
adalah akibat dari ketidaksopanannya. ltu akan
mencegah yang lain melakukan hal serupa."
Kagekatsu membungkuk dan ke luar untuk
melaksanakan perintah. Tapi sekali lagi ia belum
berjalan terlalu jauh saat disuruh menghadap
kembali. Apa lagi kali ini? pikir Kagekatsu,
saat ia berlutut di hadapan Hideyoshi. Untuk
beberapa saat Hideyoshi tidak berkata apa-apa
dan kelihatan sedang berpikir keras. Tidak lama
kemudian, ia bicara.
"Motoyuki bukanlah pasukan utamamu. la
adalah seorang ronin yang bergabung dengan-
mu untuk sementara waktu, jadi memenggal
kepalanya akan merusak nama baikmu sebagai
seorang pemimpin. Katakan padanya agar ia
membebastugaskan dirinya sendiri."
Kagekatsu bangkit dan sekali lagi berlalu dari
hadapan Hideyoshi, akan tetapi belum sampai
setengah jalan menuju tendanya, seseorang
memberi tahu bahwa Hideyoshi ingin berbicara
dengannya lagi.

150
[ Mengepung Benteng Miki ]

"Mari mendekatlah, mendekatlah!" ucap


Hideyoshi, saat Kagekatsu masuk ke tenda
sekali lagi. Ia mempersilakan sang jenderal
umuk duduk di sebuah bangku lipat, lalu mulai
berbicara.
"Setelah memikirkan apa yang terjadi,"
ujar Hideyoshi, "aku sampai pada kesimpulan
bahwa yang dikatakan Motoyuki adalah benar,
menurut anggapannya sendiri. Ia mungkin
memilih kata-katanya sembarangan, tapi ia
berhak mengucapkannya. Langkahku dalam
mengadakan pertunjukan ini bukan berasal dari
kegilaan atau karena haus hiburan. Semua ini di-
lakukan untuk menunjukkan pada lawan-lawan
kita yang sedang mempertahankan benteng
bahwa kita merasa bahwa diri kita perkasa clan
menganggap pertarungan dengan mereka bagai
permainan anak-anak semata. Itu adalah strategi
yang kugunakan, yang dilakukan dengan tujuan
untuk menurunkan semangat tentara musuh.
Tapi Motoyuki tidak sadar tentang hal ini. Jadi,
dari perspektifnya, sikapku terlihat konyol.
"Jadi, akulah yang bersalah karena membiar-
kan harga diri menghalangi pertimbanganku.
Semestinya aku memberi penghargaan, bukan
hukuman, kepada mereka yang telah menguta-
rakan pikiran mereka."

151
[ The Swordless Samurai ]

Mata Kagekatsu melebar, tapi ia menahan


lidahnya.
"Ratusan pejabat dan samurai terkenal yang
menghadiri pertunjukan ini tak sedikit pun
memberi komentar. Bagi seseorang berpangkat
rendah seperti Motoyuki untuk memperta-
nyakan hal itu di depan umum menunjukkan
keberanian, sesuatu yang sebenarnya ingin
kulihat dalam diri bawahan-bawahanku.
"Motoyuki memang mengolok-olokku,
tapi dengan melakukan hal itu ia menunjukkan
bahwa ia adalah manusia merdeka yang bebas
mengungkapkan pikirannya bahkan tentang pe-
jabat yang ada di tingkat paling tinggi. Dengan
cara ini ia mengingatkanku pada diri sendiri
saat masih muda dulu. Bagaimana mungkin aku
menghukum orang yang memiliki sesuatu yang
kukagumi dalam diriku sendiri? Kita semua
bisa belajar dari keberanian Motoyuki. Kage-
katsu, sebaiknya kaumasukkan Motoyuki ke
dalam pasukan utamamu dan jadikan ia seorang
jenderal." 17

Sebagai catatan, Kagekatsu benar-benar meng-


angkat Motoyuki menjadi seorang jenderal, dan
di tahun-tahun berikutnya orang yang berani
mempertanyakan kebijaksanaanku ini terns meraih

152
[ Mengepung Benteng Miki ]

prestasi lagi dan lagi. Dengan sikapnya yang idealis


itu Motoyuki mengingatkan kita pada Rahasia
Kejernihan Berpikir: Hati-hati dengan gengsi.

***
Alm sangat berterima kasih kepada orang yang
mencatat episode ini, untuk anekdot yang meng-
ilustrasikan bahaya-bahaya yang mungkin muncul
dari kesombongan, yang sering memerangkap para
pemimpin, sebagaimana yang terjadi padaku saat
pertama kali merespons sikap Motoyuki. Semakin
besar kekuasaanmu, semakin besar kemungkinan
terperosok dalam lubang keangkuhan. Dan dengan
sangat menyesal, bahkan aku juga masuk dalam
perangkap ini, sebagaimana yang akan kupaparkan
dalam cerita selanjutnya. Tapi untuk saat ini, mari-
lah kita ingat baik-baik: Pemimpin mana yang sama
sekali tidak belajar apa-apa dari pengikutnya?

153
7
[ Tujuh Tombak ]

Tujuh Tombak

Pemimpin bertanggung jawab untuk menentukan


nilai kompensasi, sebuah tantangan yang rumit
kalau bisa dibilang sebagai tantangan. Setiap orga-
nisasi memberikan penghargaan yang berbeda-beda
bagi setiap pegawai, tapi setiap pemimpin dapat
menerapkan prinsip-prinsip berikut ini.

*
~~ Pemimpin yang baik mendefinisikan
'iiJL sasaran mereka dengan jelas pada para
R
q pegawai mereka. Pertama-tama, mereka
JY'J menciptakan tanggung jawab tugas dengan
~ cara membangun tujuan yang jelas.
~ Selanjutnya mereka mengukur kinerja yang
J-("~ dihasilkan terhadap sasaran-sasaran tersebut.
,I I Akhirnya, mereka menganalisa kinerja
untuk menentukan kompensasi. Serangan yang
dilancarkan ke Shizugatake melukiskan proses ini.

157
[ The Swordless Samurai ]

Mengonsolidasikan kekuatan dan melindungi


Klan Oda adalah prioritas utamaku setelah kema-
tian Lord Nobunaga pada musim semi 1582. Salah
satu langkah yang kujalankan adalah mendirikan
dua benteng untuk mengamankan wilayah selatan
pada titik-titik terdekat ke ibukota di Kyoto, yang
kujadikan sebagai markas besar. Tapi saingan lama-
ku Jenderal Shibata dan bonekanya Nobutaka, anak
luar nikah Lord Nobunaga, menganggap langkah
ini sebagai tindakan yang sudah kelewat batas.
Dalam kemarahan, mereka mengirimkan sebuah
pesan yang cukup menentukan.
"Hancurkan benteng ini," tulis mereka, "atau
kami akan datang dan melakukannya untukmu."
Untuk melaksanakan ancamannya, Shibata
hams menunggu sampai salju di Provinsi Echizen
mencair. Echizen, markas utamanya di timur laut
Kyoto, pada saat-saat tertentu adalah rute yang
berbahaya untuk dilewati, penuh lapisan es yang
licin dan lereng-lereng gunung yang hampir tidak
mungkin untuk dilewati saat musim dingin.
Tapi musim dingin sudah hampir usai, dan aku
sadar bahwa waktunya sudah tiba untuk menyele-
saikan perselisihan di antara kami, bagaimanapun
caranya.
"Alm menunggu kedatanganmu," tulisku·.
"Hanya salah satu dari kita yang bisa memerintah

158
[ Tujuh Tombak ]

~unia di atas, clan yang lainnya harus beristirahat


selamanya di dunia di bawah. Kuharap kau siap
untuk tidur panjangmu."
Sekarang aku tidak bisa membuang-buang
waktu. Alm mengirim sebagian pasukan dalam satu
garis sepanjang rute yang mungkin akan ditempuh
Shibata, tepat pada saat sungai di sisinya mulai diisi
air yang mengalir dari salju yang mencair di atas
sana.
Awal musim semi mengirim berita bahwa
Shibata telah berangkat dari markasnya clan sedang
bergerak ke selatan. Dengan cepat aku mengirim
lebih banyak pasukan ke Shizugatake, satu dari
sekian titik penempatan utara, yang kurencanakan
sebagai lokasi untuk memberi Shibata-yang tidak
diragukan akan masih kedinginan setelah menuruni
lereng gunung-sebuah sambutan hangat.
Shibata mahir bertempur di pegunungan dan
menyebarkan pasukannya di sepanjang lereng utara
yang curam. Alm memilih untuk menghadapinya
di kaki gunung clan menempatkan pasukanku di
sepanjang dataran sebelah selatan lembah yang
ada di bawahnya. Jarak antara kedua garis depan
pasukan yang berlawanan hany~ terpisah sejauh
tiga kilometer. Pasukanku yang berjumlah 50.000
orang menatap gelisah pada 20.000 tentara Shibata,
dengan samurai-samurai dari kedua belah pihak

159
[ The Swordless Samurai ]

bertanya-tanya siapakah di antara mereka yang bakal


membunuh pertama kali-atau pertama terbunuh.
Shibata kelihatan ragu untuk memulai langkah
pertamanya. Alrn tidak tahu apa yang ditunggunya,
tapi menurutku ada yang tidak heres. Alrn memu-
tuskan untuk tetap menjaga penempatan pasukanku
sefleksibel mungkin seandainya prajurit-prajuritku
diserang dari arah lain sementara kami menanti
kedatangan Jenderal Shibata di Shizugatake.
Kejadian selanjutnya memperlihatkan keung-
gulan taktik fleksibilitas gerak pasukan yang ku-
gunakan. Seorang utusan membawa pesan bahwa
pasukan Nobutaka sedang bergerak menuju kami
dari Provinsi Gifu di timur laut. Menyisakan sejum-
lah kecil prajurit di Shizugatake, aku memimpin
pasukan menuju Gifu untuk berurusan dengan
putra Lord Nobunaga yang lepas kendali. Kami
telah bergerak sepanjang lima puluh kilometer saat
seorang kurir yang kehabisan napas membawa berita
darurat: sebuah benteng kecil milik Oda sudah jatuh
ke tangan Morimasa, keponakan Shibata. Kekuatan
Morimasa sekarang sedang bergerak menuju Shizu-
gatake umuk membantu pasukan Shibata!
Dengan cepat kuperintahkan pasukanku untuk
berbalik. Kembali menyisakan sejurnlah prajurit
di Gifu untuk berhadapan dengan Nobutaka, aku·
langsung membawa pasukan bergerak secepat kilat

160
[ Tujuh Tombak ]

kembali ke Shizugatake, bersama 15.000 kesatria.


Kami menempuh jarak lima puluh kilometer hanya
dalam waktu lima jam: Catatan sejarah menyebut-
kan hal itu sebagai salah satu pergerakan pasukan
yang paling cepat dalam sejarah Jepang.
Meskipun mereka kelelahan, kupaksa pasukan
untuk terus bergerak dan menyerang lawan di Shi-
zugatake. Kami mengejutkan mereka saat fajar tiba,
derap langkah ribuan kuda perang kami memecah
keheningan pagi.
Pertempuran berlangsung hingga tengah hari,
saat Tujuh Tombak-pasukan elite berkudaku-
merangsek ke jantung formasi tentara lawan,
menusuk tubuh-tubuh dengan tombak saat mereka
menerjang. Pasukan musuh terpecah-belah dan
kocar-kacir ke segala arah, turun menyusuri
sisi pegunungan yang nyaris merah oleh darah
menuju lembah, dan membuang tombak, bedil,
pedang-bahkan baju pelindung mereka-dalam
keputusasaan untuk mencoba menyelamatkan diri.
Shizugatake jadi milik kami sekarang!
Para ahli sejarah militer mempertanyakan
bagaimana mungkin membawa 15.000 prajurit
menempuh jarak lima puluh kilometer dalam ke-
gelapan malam tanpa ketahuan. Jawabannya bukan
terletak pada para jagoan yang punya kekuatan
melebihi manusia biasa, akan tetapi pada sasaran

161
[ The Swordless Samurai ]

yang didefinisikan dengan jelas dan tanggung jawab


tugas untuk rnencapainya.
Sebelurn rneninggalkan titik perternuanku
dengan Shibata di Shizugatake untuk berurusan
dengan Nobutaka di Gifu, karni perlu sebuah
rencana cadangan kalau-kalau Shibata rnenyerang
saat aku sedang tidak di ternpat. Alm rnenjelaskan
pada Mitsunari, salah seorang letnan kepercaya-
anku, bahwa tujuanku adalah bisa bergerak balik
secepat rnungkin dari Gifu ke Shizugatake, dengan
sangat rnendadak jika diperlukan. Bagairnana cara
Mitsunari rnencapai sasaran ini adalah urusannya
sendiri; kebijakanku hanyalah rnenetapkan tujuan
yang jelas, dan rnencoba sedapat rnungkin untuk
tidak ikut carnpur.
Mitsunari dan anak buahnya kernudian
berangkat lebih dulu untuk rnengatur jalur perse-
diaan dan rute ternpuh dari Gifu ke Shizugatake,
berhenti di harnpir setiap rurnah untuk rnenyuruh
penghuninya rnenyiapkan nasi kepal dan obor kayu
cernara. Kernudian, saat pasukanku rnenernpuh
rute tersebut rnereka segera rnenyarnbar kepalan
nasi dan obor untuk rnenerangi jalan rnenernbus
kegelapan.
Menyediakan perbekalan bagi 15.000 tentara
dan kuda-kudanya adalah perrnasalahan logistik'
yang kadang rnenjengkelkan, tapi yang diperlukan

162
[ Tujuh Tombak ]

pleh orang-orangku hanyalah sebuah tujuan yang


jelas clan izin untuk menggunakan keahlian mereka.
Mitsunari clan timnya kemudian mendapatkan
penghargaan yang berlimpah, berkat Akuntabilitas:
Tetapkan tujuan yang jelas.

*
S Pertempuran Shizugatake tidak hanya
:J:E mengonsolidasikan kepemimpinanku, tetapi
-=:;::rt
_.;~...,/
juga menambah satu lagi perbendaharaan
l=fJl.:J.'\ kata Jepang: Tujuh Tombak.
Tuj uh orang praj uri t berkuda eli tku-Kiyomasa,
Takenori, Masanori, Nagayasu, Katsumoto,
Yoshiaki clan Yasuharu-memimpin terjangan
menentukan yang menghancurkan pasukan musuh
clan membuat kami memenangi pertempuran.
Begitu hebat peran mereka di Shizugatake sehingga
istilah Tujuh Tombak mulai dipergunakan untuk
mengacu pada kesatria-kesatria terhebat dalam
setiap pertempuran.
Kiyomasa, satu dari tujuh orang itu, adalah
putra seorang pandai besi clan tubuhnya yang
seperti raksasa membuatnya dijuluki Gempa Bumi
Kiyomasa. la sekuat clan secepat beruang: Ketika
kudanya ambruk saat bergerak secepat mungkin ke
Shizugatake, dia menempuh tiga belas kilometer
sisanya dengan berlari kesetanan mengenakan

163
[ The Swordless Samurai ]

pakaian tempur lengkap, melesat sama cepatnya


dengan pasukan samurai yang berkuda!
Gempa Bumi akan berseri-seri jika aku memu-
jinya. Wajahnya akan jadi semerah kepiting rebus,
sampai ke ujung daun telinganya yang besar. Alm
senang sekali melihat wajahnya yang merah muda
terang di atas tubuh raksasanya sehingga aku akan
selalu mencari kesempatan untuk memujinya lagi
dan lagi. Dan semakin sering aku melakukannya,
semakin besar usahanya untuk mendapatkan pujian
lewat kinerjanya yang memukau. Melihat hal ini,
anak buahku yang lain berusaha untuk mendapat-
kan pujian, dan dalam usaha mereka umuk men-
dapatkan itu, mereka melakukan pencapaian yang
lebih baik lagi. Setiap orang memiliki kekuatan dan
kelemahannya masing-masing, sehingga seorang
pemimpin hams mengembangkan kemampuan un-
tuk menemukan dan memuji kelebihan-kelebihan
yang ada dalam diri setiap orang.
Jauh sebelumnya dalam catatan karierku,
seorang pengikutku yang bernama Miyabe pindah
bekerja untuk jenderal lain. Di kemudian hari,
setelah pencapaianku terkenal di seluruh Jepang,
jenderal ini bertanya pada Miyabe bagaimana
rasanya bekerja denganku. Bagaimana aku bisa
menyelesaikan tugas-tugas mustahil, terns tanpa

164
[ Tujuh Tombak ]

henti, dalam sebuah rangkaian keberhasilan demi


keberhasilan yang berturut-turut?
"Yah, Lord Hideyoshi tidak jauh berbeda dengan
yang lain," demikian catatan tentang komentar
Miyabe, "kecuali caranya menghormati pujian dan
penghargaan. Ia bahkan memuji pencapaian remeh
yang diraih bawahannya yang terendah sekalipun
dan menghargai pencapaian-pencapaian yang luar
biasa dengan imbalan yang jauh melampaui perki-
raan. Im membuat para pengikutnya meningkatkan
pencapaian mereka lagi."
Pujian sama sekali tidak membutuhkan biaya
sepeser pun, tapi bisa memberikan hasil yang luar
biasa. Miyabe mengenali Rahasia untuk Meraih
Dukungan dalam sikapku: Carilah kesempatan
untuk memuji.

*
O Meski mereka sangat tangguh, Tujuh Tombak
1::::1 hanya menerima penghasilan kecil sebelum
'§Ji} ~
unjuk kehebatan mereka di Shizugatake.
Wu" Tapi kinerja mereka yang memukau dalam
pertempuran epik tersebut membawa mereka pada
kemasyhuran dan kekayaan.
Kinerja Masanori pada khususnya begitu me-
ngesankanku. Beberapa saat sebelum pertempuran,
ia telah menanggalkan pedangnya dan ia dibawa ke

165
[ The Swordless Samurai ]

perkemahan karena Iuka kecil yang dideritanya. Tapi


Masanori kemudian menyelinap ke luar, meraih
sebilah pedang pendek, dan bergabung dengan pa-
sukan gerak cepat, tidak menonjol di antara tentara
yang pen uh gairah bertempur. Saat mencapai medan
pertempuran, ia melihat siluet Haigo, seorang ke-
satria yang terkenal karena kebuasannya. Masanori
melompat untuk mencegatnya dan, setelah melihat
celah di baju zirah Haigo, menghabisi samurai itu
dengan sebuah tusukan tangkas, membuat darah
muncrat hebat saat ia menarik kembali pedangnya.
Keberanian dan tindakannya mengabaikan
perintah, mengingatkanku akan diri sendiri semasa
muda, dan aku menghadiahinya sebuah wilayah
yang membuat luas tanahnya bertambah lima kali
lipat. Ketika giliran mereka tiba, aku memberi
penghargaan untuk anggota Tujuh Tombak yang
lain dengan membuat harta mereka bertambah tiga
kali lipat.
Ketujuh orang ini begitu terperangah men-
dapatkan kompensasi semewah ini. Tapi aku suka
menjadi dermawan, terutama jika imbalan yang
kuberikan sangat layak mereka dapatkan. Pendekat-
an ini juga memiliki sisi praktis: Seorang samurai
akan tetap setia jika diperlakukan dengan sangat
murah hati.

166
[ Tujuh Tombak ]

Ingatlah bahwa tindakan hebat yang diberi


penghargaan akan berdampak jangka panjang.
Setelah aku dikenal sebagai seorang pemimpin yang
adil yang memberikan kompensasi besar kepada
mereka yang memberikan hasil, tentu saja orang-
orang yang punya kinerja hebat mulai mencari cara
untuk bisa bergabung denganku. Kalau saja aku
pelit, mereka akan mencari ke tempat lain.
Para pemimpin yang tidak berpengalaman
biasanya khawatir kalau-kalau pembayaran yang
berlebihan akan mengosongkan simpanan mereka.
Omong kosong! Yang sebaliknyalah yang sebenarnya
terjadi. Alm mulai terkenal setelah membayar gaji
dengan jumlah besar. Reputasiku sebagai orang yang
gemar memberi kompensasi melimpah menarik
perhatian orang-orang terbaik dari kalangan mana
saja. Upah yang sangat tinggi malah menambah,
bukannya mengurangi, kekayaanku.
Kompensasi pada dasarnya bersifat kontra-
intuitif: Semakin besar harta yang kauberikan
kepada mereka yang telah mengabdi dengan baik,
semakin besar pemasukan yang akan kauterima.
Tetapi hanya sedikit orang yang menangkap
kebenaran ini. Kebanyakan lebih memilih untuk
menyimpan sebanyak mungkin untuk diri mereka
sendiri dan memberi sesedikit mungkin. Itulah

167
[ The Swordless Samurai ]

sebabnya dompet mereka tidak pernah bertambah


tebal.
Apakah kau masih ingat Rahasia Hubungan
Timbal Balik? Fokuskan pada memberi. Terapkan
prinsip ini saat memberikan kompensasi pada
pengikut. Hargai mereka yang bekerja dengan baik.

*
l=f Pada dasarnya setiap manus1a memiliki
:f:E sifat tamak, tapi mereka juga ingin
§Ji} mendapatkan kehormatan. Pemimpin yang
fl'~'\ mampu menstimulasi orang untuk lebih
menginginkan pengakuan akan segera menarik
pengikut yang setia.
Salah satu cara untuk mengenali kinerja-dan
mendemonstrasikan empatimu-adalah menulis
surat sendiri dengan tulisan tangan. Setelah menjadi
seorang samurai, aku menulis dan mengirimkan
surat hampir setiap hari. Beberapa pemimpin
menganggap menulis surat sendiri itu merepotkan;
yang lain tidak percaya diri dengan kaligrafi mereka.
Karena berpendidikan rendah, ejaanku buruk dan
tulisanku lebih jelek lagi. Tapi itu bukan masalah
sepanjang kau mau mengutarakan isi hatimu. Aku
menulis apa yang kurasakan, dan tidak terlalu peduli
dengan bentuk atau gaya tulisan.

168
[ Tujuh Tombak ]

Pemimpin lain menggunakan juru rulis, tapi


aku memilih unruk menulis surat sendiri. Penerima
surat akan terkesan bila menerima surat-surat
semacam iru. Sebagai contoh, aku menulis sendiri
surat pujian unruk setiap anggota Tujuh Tombak.
"Prestasimu di Shizugatake," aku menulis untuk sa-
lah saru dari mereka, "telah mengubah wajah Jepang
sampai ke generasi-generasi yang akan datang."
Pujian tertulis adalah benruk penghargaan yang
penting, karena bisa menentukan urutan duduk
pada saat rapat dewan petinggi milirer. Pengikut
yang mendapat pujian tertulis paling banyak akan
duduk di sebelah jenderal mereka. Jumlah pujian
yang mereka terima juga menentukan hak mereka
unruk mengajukan interupsi pada saat pengambilan
kepurusan. Hal-hal seperti ini cukup mer:igambil
perhatian para samurai, yang sangat peduli dengan
kedudukan mereka di dunia ini.
Pujian tertulis hanyalah satu dari sekian banyak
penghargaan yang bukan berbentuk uang. Setiap
kali sebuah peperangan berakhir, aku akan mengha-
diahkan pedang, baju zirah, clan hadiah-hadiah lain
unruk mereka yang sudah melakukan sesuaru yang
luar biasa. Aku selalu melakukannya saat itu juga,
unruk memperingati sumbangsih mereka dalam
hal ketangguhan clan keberanian sesegera mungkin.
Mereka yang menerima hadiah tersebut merasa

169
[ The Swordless Samurai ]

sangat bangga-dan biasanya akan menjadikan


hadiah-hadiah semacam itu sebagai pusaka keluarga
yang diwariskan ke setiap generasi.
Pemimpin efektif mengetahui manfaat peng-
hargaan baik dalam bentuk uang maupun yang
tidak berwujud dalam Memberikan Penghargaan.
Hargai prestasi secara personal.

*
-f.h Dalam sebuah misi militer, kerja sama adalah
l7J1J hal yang vital. Tapi apakah itu juga sama
E} pentingnya dalam bidang kehidupan kita
I HJ yang lain? Alm percaya bahwa kerja sama tim
/c:'
f-:J!t:!--
adalah dasar keberhasilan suatu organisasi,
baik dalam kemiliteran, perdagangan, atau
administrasi. Dengan demikian, tugas utama
~ seorang pemimpin adalah membangun tim
yang solid dan memotivasi mereka dengan dorongan
dan penghargaan yang wajar.
Lord Nobunaga pernah mempekerjakan se-
orang ahli bela diri, seorang jago tombak bernama
Mondo. Konon ia sudah membuat ratusan orang
berakhir di mata tombaknya, dan murid-muridnya
berkoar bahwa tidak ada orang lain yang bisa me-
nyamai keahliannya. Karena alasan itulah Mondo
lamas ditugaskan untuk melatih prajurit Oda agar
mereka mahir menggunakan tombak. Alm tahu

170
[ Tujuh Tombak ]

r~putasinya, dan kedekatannya dengan Jenderal


Shibata-musuh besarku di Klan Oda. Tapi selain
itu aku tidak terlalu memedulikannya.
Sikapku itu berubah di hari Mondo menghadiri
pesta yang diadakan Lord Nobunaga bagi para anak
buahnya yang berpangkat tinggi. Kedua pria ber-
diskusi tentang taktik di medan perang, dan Lord
Nobunaga bertanya kepada Mondo yang mana
yang lebih efektif di medan perang: tombak pendek
atau tombak panjang.
"Jelas yang pendek," ujar Mondo mantap. "Jika
dihunjamkan ke tubuh lawan, akan bisa dilakukan
dengan kekuatan besar. Tombak pendek bisa diken-
dalikan dengan cepat untuk menghantam beberapa
lawan sekaligus. Tombak pendek sangat mematikan
dalam pertarungan jarak dekat, sementara tombak
panjang tidak berguna. Jadi jawabannya sudah pasti:
tombak pendek, dua meter atau kurang, adalah yang
paling bagus. Hanya orang tolol yang menganggap
kebalikannya."
Lord Nobunaga, terbiasa menggunakan tombak
yang sangat panjang di medan perang, beringsut
gelisah di tempatnya duduk. Penguasa atau bukan,
ia tidak akan berdebat dengan pria yang dipekerja-
kannya sendiri sebagai ahli tombak.
Melihatku di seberang ruangan, ia memanggilku
untuk ikut serta dalam percakapan.

171
[ The Swordless Samurai ]

''Ah, Hideyoshi!" kata Lord Nobunaga. "Mung-


kin kau bisa memberi pendapatmu tentang masalah
ini. Dalam medan perang, menurutmu mana yang
lebih baik: tombak panjang atau pendek?"
Entah mengapa hari itu suasana hatiku sedang
jengkel clan aku tidak berusaha menutupinya.
"Mengapa Anda bertanya pada saya?" kataku,
mengangguk ke arah Mondo. "Pria ini ahli dalam
bidang ini. Sebaiknya Anda mendengarkan penda-
patnya saja." "Yah, Monyet," kata Lord Nobunaga,
"berikan saja pendapatmu kepada kami."
Mula-mula aku tidak menyadari tekanan suara
Lord Nobunaga pada pertanyaannya yang pertama
tadi, tapi kali ini aku mendengarnya dengan jelas.
Itu saja seharusnya bisa membuatku menimbang-
nimbang apakah jawaban netral akan jadi tindakan
yang bijaksana. Tapi seperti yang telah sering terjadi,
lidahku bekerja lebih cepat daripada akal sehatku.
"Yah, karena Anda memaksa," aku menjawab,
"menurut saya tidak perlu ada perbandingan. Tentu
saja tombak panjang adalah yang terbaik."
Mondo membanting cangkir sake-nya ke meja
clan mendengus meremehkan. "Tahu apa kau
tentang itu?" ia menukas.
Sejujurnya, aku hanya menjawab mengikuti do-
rongan hati, tanpa memikirkannya lebih dulu. Tapi
setelah Mondo menantangku, aku mempertahankan

172
[ Tujuh Tombak ]

pendaparku, clan akhirnya malah yakin pendapatku


memang benar.
"Alm bukan seorang ahli seperrimu, tapi aku
rahu rombak panjang memiliki jangkauan lebih
jauh clan maka bisa digunakan unruk membunuh
dari jarak yang lebih jauh pula. Maka tombak
panjang lebih baik daripada tombak pendek."
Mondo tidak repor-repot menyembunyikan
kebencian dalam nada bicaranya. "Kau membica-
rakan teori. Karakan padaku, tikus botak, dengan
teori rombak panjangmu iru-berapa lawan yang
sudah kaujaruhkan menggunakannya, di medan
perang sungguhan?"
Di sini Lord Nobunaga menyela, menyelamat-
kanku dari keharusan menyebur angka akurat, yang
adalah nol.
"Sudahlah!" karanya. "Berdebat bolak-balik
ridak akan menyelesaikan masalah ini. Alm meng-
usulkan sebuah res. Kalian masing-masing akan
mengepalai lima puluh prajurit. Kalian punya tiga
hari unruk melarih mereka menggunakan tombak
pilihan kalian. Dan di akhir hari ketiga kita akan
mengadakan perrandingan unruk menenrukan
pemenangnya. Kalian menerima tanranganku?"
Kami berdua menyetujuinya. Mondo terang-
terangan menyeringai mencemooh memikirkan
kekalahanku yang takkan bisa kuhindari, sementara

173
[ The Swordless Samurai ]

aku tersenyum lemah, bertanya-tanya bagaimana


aku bisa mengalahkan lawan yang sangat terlatih
dalam permainannya sendiri.
Lord Nobunaga memberi perintah agar seratus
orang dikumpulkan clan ia menjelaskan peraturan
kontes. Setiap orang buru-buru ingin berada di
pihak Mondo, sehingga Lord Nobunaga memerin-
tahkan mereka untuk menarik undian. Wajar saja,
para pemenang memilih Mondo, clan aku berakhir
bersama lima puluh orang yang tampak kecewa.
Saat mengumpulkan mereka di pertemuan pertama
kami, aku memilih kata-karaku dengan sangat
hati-hati.
"Alm akan berkata jujur," aku memberi tahu
mereka. ''Aku tidak punya keahlian menggunakan
tombak, pendek, panjang, atau di antara keduanya.
Dan seandainya aku mahir menggunakannya, tiga
hari tidak akan cukup untuk mengajari kalian. Pe-
lajaran apa pun yang berhasil kalian dapatkan akan
segera menguap dari benak kalian begitu menerima
hantaman keras pertama. Butuh larihan lama clan
intensif untuk menyempurnakan keahlian bela diri,
clan seorang master yang layak memberi instruksi.
Sayangnya, kalian tidak memiliki keduanya."
Ini jelas bukan jenis pengarahan yang mereka
harapkan. Mereka berpandangan dengan murung,
kemudian mengarahkan mata kepadaku.

174
[ Tujuh Tombak ]

"Jika begiru," kata orang pertama yang berani


bicara, "mengapa Anda tidak nyatakan dari seka-
rang pemenangnya adalah Mondo dan sudahi saja?
Sudah cukup buruk dinyatakan kalah. Mengapa
membiarkan kami mendapat pukulan yang sudah
pasti tapi sebenarnya tidak perlu?"
Melangkah dengan cepat menghampiri pria itu,
aku mencengkeram kedua bahunya dan menatap
wajahnya lekat-lekat. Tapi ketika aku menjawab,
nada bicaraku tetap ramah.
"Dengarkan baik-baik," aku memberitahunya.
''.Alrn mengakui tidak memiliki kemahiran dengan
tombak yang bisa kuajarkan kepada kalian, dan
kalian tidak punya waktu untuk mempelajarinya.
Tapi aku sama sekali tidak berkata apa-apa tentang
kekalahan."
"Jadi maksud Anda bagaimana?" pria iru berta-
nya, melirik kawan-kawannya. "Kami harus muncul
pada waktu yang ditentukan dengan membawa
bedil?"
"Taktik itu takkan berhasil," tanggap seorang
pria yang agak dungu, yang menyangka temannya
tadi serius. "Lord Nobunaga tidak akan senang
melihat hasilnya."
"Kalian tidak butuh bedil!" kataku. "Kalian
berada di bawah pimpinanku, clan aku berjanji
kalian akan menang. Tapi kalian hams memiliki

175
[ The Swordless Samurai ]

rekacl unruk berrarung sebagai saru rim. Jika kalian


memaruhi perinrahku clan berrinclak serenrak,
kalian boleh menggunakan rombak semau kalian.
Cukup rusuk lawan kalian keras-keras, clan mereka
akan rumbang. Mengerri?"
Mereka mengangguk clengan ragu-ragu, riclak
acla yang mau menarap maraku.
"Sekarang," karaku, "kalian akan memulai
larihan clengan makan clan minum bersama reman-
reman saru rim kalian!"
Aku memerinrahkan agar ikan bakar clan sake
clibawa ke rendaku, dan aku bergabung clengan anak
buahku clalam jamuan besar yang diakhiri clengan
gelak rawa mabuk clan jalan sempoyongan.
Esok paginya aku membagi mereka-yang ma-
sih agak limbung karena pesra semalam-menjacli
riga kelompok. Aku menugaskan clua kelompok
perrama unruk menyerang lawan clari kiri clan
kanan, semenrara kelompok keriga akan menyerang
clari rengah.
"Jika kuberi aba-aba unruk menyerang, kalian
hams segera memaruhinya," aku berreriak. "Siap?
. I"
M aJU.
Serelah membuar mereka berlarian ke sana
kemari, sekali lagi aku memesan makanan clan
minuman unruk clihiclangkan clan memuji mereka
aras keparuhan clan clisiplin mereka.

176
[ Tujuh Tombak ]

. Sementara itu, Mondo melatih anak buahnya


seni bertarung dengan tombak yang benar: bagai-
mana menangkis, sudut terbaik untuk menyerang,
clan seterusnya. Tapi karena tidak pernah belajar
bertarung dengan tombak sebelumnya, anak bu-
ahnya tidak mengalami kemajuan berarti, sehingga
pemimpin mereka jadi berang. Menggabungkan
tusukan tombak latihnya dengan caci-maki, ia
memaksa mereka untuk mengeluarkan kemampuan
yang sebenarnya tidak mereka miliki, taktik yang
hanya membuat semangat mereka tambah melorot.
Pada hari kedua, setelah mendengar bahwa aku
memperlakukan anak buahku dengan ramah,
banyak yang menggerutu clan berharap mereka
kalah undian. Mendengar ini, Mondo jadi semakin
marah.
Malam setelah latihan terakhir, aku berdiri di
hadapan timku.
"Besok adalah hari pertandingan. lngat: Tetap-
kan benak kalian untuk bekerja sama, satu kesatuan,
maka kalian akan menang. Demi kemenangan!"
Alm mengangkat gelasku, clan mereka mengangkat
gelas mereka.
Lawan kami menyudahi hari terakhir latihan
dengan gema teriakan kemarahan Mondo masih
terngiang-ngiang di telinga mereka. Selagi berjalan
pulang saat matahari terbenam, mereka bertemu

177
[ The Swordless Samurai ]

beberapa anggota timku dan masing-masing berta-


nya tentang kemajuan latihan mereka.
"Kami baru saja selesai latihan terakhir," salah
satu anak buah Mondo mengeluh. "Ia meneriaki
kami dari pagi sampai malam. Kami hampir
tidak punya waktu umuk makan! Kami capai dan
lengan kami kaku karena mengayunkan tombak.
Setidaknya besok penderitaan kami akan berakhir,
bagaimanapun hasilnya."
Keesokan harinya, bunyi genderang menandai
dimulainya pertandingan. Saar para kontestan
mengambil tombak bambu latihan mereka,
sorak-sorai membahana dari para penonton yang
berkumpul di sekeliling arena berranding. Setiap
pria, wanita, dan anak-anak di kastil datang untuk
menyaksikan pertandingan.
Sebelum memerimahkan anak buahnya masuk
ke arena, Mondo unjuk kebolehan, menyabet dan
menusukkan tombaknya ke udara begitu cepat
sehingga yang tampak hanya gerakan buram. Ia
tersenyum kepadaku. Alm mengusap telapak
tanganku yang berkeringat, memindahkan tombak
dari tangan yang satu ke tangan yang lain, dan
mengangguk.
Atas aba-abaku, timku memencar menjadi tiga
bagian dan aku memerimahkan kelompok tengali
umuk menyerang anak buah Mondo, yang mereka

178
[ Tujuh Tombak ]

lakukan dengan semangat membara. Lawan kami


tidak terlatih baik dalam serangan serempak-ka-
rena Mondo terlalu banyak menghabiskan waktu
untuk menyempurnakan teknik individual yang
benar-dan diserang secara bersamaan oleh timku
yang menggunakan tombak panjang, formasi
mereka kocar-kacir dalam kepanikan.
Aku memerintahkan kelompok kiri dan kanan
untuk menyerang, dan tim Mondo segera terdesak
ke belakang. Pemimpin mereka berlari ke sana ke-
mari, meneriakkan perintah kepada masing-masing
pria tentang bagaimana mereka hams menghalau
serangan, tapi usahanya tidak berhasil. Mereka tidak
cukup terlatih, dan seperti yang sudah kuduga, se-
rangan pertama kami membuat keberanian mereka
runtuh dan mereka melupakan semua teknik yang
sudah mereka pelajari. Genderang kembali ditabuh
dan timku dinyatakan sebagai pemenang.
Mondo berdiri membeku di sisi arena pertan-
dingan, melongo melihat kedua tim, yang salah
satunya lemas karena kalah dan satu lagi bersorak
kegirangan. Ia segera minta pertandingan ulang.
Lord Nobunaga, tersenyum lebar, bertanya apakah
aku bersedia.
"Jika tim saya mau, silakan saja," kataku, dan
mereka semua setuju. Genderang ditabuh lagi, dan
hasilnya sama seperti sebelumnya: Tim Mondo

179
[ The Swordless Samurai ]

terdesak sampai ke luar arena pertandingan sementara


pelatih mereka berteriak-teriak dalam kemurkaan tak
terbendung.
"Pertandingan m1 sudah selesai," Lord
Nobunaga mengumumkan. "Dan tim Monyedah
pemenangnya." la menoleh untuk bicara langsung
kepadaku dan Mondo.
"Tapi harap kalian ketahui," katanya dengan
suara lebih lirih, "bahwa hasil akhir ditentukan dari
kemampuan memimpin, bukan kelebihan satu jenis
tombak melawan jenis tombak yang lain. Jangan
sampai ada dendam di antara kalian. Kita semua
adalah Oda."
Wajah mengeras, Mondo terpaksa setuju,
sementara di sisi lapangan, Jenderal Shibata yang
mendukungnya membalikkan tubuh dan berderap
pergI.
Setelah pertandingan, aku mentraktir anak
buahku dengan sake yang mengalir tanpa henti,
tapi mereka sudah dilimpahi hadiah yang mereka
dapatkan dari kerja keras, dan mereka sendirilah
yang bisa menganugerahkannya kepada diri masing-
masing: Dengan bekerja sama mereka bisa meraih
hal yang tampak mustahil tiga hari yang lalu.
Mengapa timku bisa berhasil mengalahkan tim
lawan yang dipimpin orang yang lebih ahli? Karena
anggota timku belajar untuk membina hubungan

180
[ Tujuh Tombak ]

~aik dan saling bergamung satu sama lain. Alih-alih


menitikberatkan pada kemampuan diriku sendiri,
seperti yang telah dilakukan Mondo, aku membantu
timku menemukan kehebatan mereka. Pemimpin
yang efektif mengerti Kerja Sama karena Ke-rja sama
tim adalah kunci kemenangan.

***
Menjadi seorang pemimpin yang sukses artinya
mendapatkan penghargaan melimpah. Beberapa
orang percaya bahwa penghargaan yang tertinggi
adalah kekayaan dan gengsi. Tapi bagiku, hadiah
paling berharga yang didapatkan seorang pe-
mimpin adalah kepuasan dalam membangkitkan
kinerja terbaik timnya. Pemimpin yang baik tidak
mendemonstrasikan kehebatan diri sendiri, tapi
menunjukkan kepada para pengikumya bahwa
mereka bisa menjadi hebat!

181
8
Korom menjadtpe;uuiltatfat,
feuHUU" ~ "K~f""l'Monyet

fUJ4 aka~ "1-Pv bia!tl./ berl<:Ai:tM


SebP.jd WJui.tv ter~ w~ aka
~~tl./wiU.yakkeiauuP.AJt­
~b~AAtmenj~tl./tualt/
~ k.adUnytl./ seltdirt.
[ Teman dan Keluarga ]

Teman dan Keluarga

Kepemimpinan adalah kesendirian. Saar masih


menjadi pembawa sandal beberapa dekade yang
lalu, aku menghabiskan siang bersama teman-
temanku sesama pelayan, tertawa clan bercanda
membicarakan atasan-atasan kami sambil menik-
mati nasi kepal clan acar sayur pada bangku kayu
di belakang kandang kuda. Sekarang aku penguasa
tertinggi Jepang, da~ panglima-panglima perang
terhebat sekalipun harus masuk daftar tunggu ber-
minggu-minggu sebelumnya, hanya untuk bertemu
denganku selama beberapa menit. Kadang-kadang,
ketika sedang merenungkan masa silam, aku men-
dapati diri melangkah mendekati kandang kuda
di tengah hari. Tapi kelakar para pengurus kuda
segera berhenti begitu mereka melihatku. Semua
bersimpuh di tanah, membungkuk hormat.
Kekuasaan juga membuatmu terisolasi selain
bisa melakukan apa saja. Pemimpin yang tahu diri

185
[ The Swordless Samurai ]

akan mencari nasihat bijak untuk meyakinkan


efektivitas akan terns berlangsung dan keputusan-
keputusannya memang tepat.

*
6 Sebelum ini kau sudah belajar bagaimana
l=:I cara memupuk asetmu yang paling
J;;. berharga-- jaringan relasi. Orang-orang yang
'11=1 telah mengenalmu selama bertahun-tahun
adalah sumber vital nasihat berharga. Misalnya saja
sahabatku Koroku, pemimpin kelompok tentara
bayaran yang terkenal liar.
Koroku adalah 'pengaruh buruk' yang kujadikan
teman saat masih terkatung-katung di masa muda
<lulu. Lebih tua dariku sepuluh tahun, ia menjadi
seperti abang bagiku. la memang memperkenal-
kanku pada kegiatan mencuri, cara hidup yang
kutinggalkan ketika aku memilih jalan terhormat
menjadi samurai, tapi persahabatan kami tidak
pernah putus. Pada Zaman Peperangan, ketika
pengkhianatan dan penipuan menggelantung bagai
awan hitam di atas negeri dan aku menghadapi
musuh bahkan di dalam klanku sendiri, Koroku
adalah satu dari sedikit pria kepada siapa hidupku
bisa kupercayakan. .
Hari-hari setelah Lord Nobunaga terbunuh
adalah masa-masa gelap. Pasukanku terisolasi dan

186
[ Teman dan Keluarga ]

:iku harus bernegosiasi dengan satu lawan sementara


mencari cara membalas dendam terhadap lawan
yang lain. Sementara itu, para letnan Oda yang
mendadak ditinggalkan tanpa pemimpin saling
berdebat keras tentang tindakan apa yang terbaik
umuk dilakukan, sementara di balik layar para pe-
saingku berebut berusaha menempatkan kandidat
mereka dalam tampuk kepemimpinan.
Petang di bulan Juni yang menentukan itu,
setelah datang berita tentang kematian Lord
Nobunaga, para penasihatku berdebat hebat
tentang bagaimana kami akan membalas dendam.
Setelah membiarkan kesedihan menguasaiku, aku
berunding dengan para letnanku selama satu jam,
kemudian keluar dari tenda untuk menjernihkan
pikiran. Teman lamaku Koroku menggamitku
menjauh dari pintu tenda agar tidak terdengar yang
lain, dan menawarkan saran mendesak.
"Sekaranglah saatnya, Monyet," bisiknya.
"Ingatkah kau masa-masa indah saat kau masih jadi
anggota geng-ku? Kau kehilangan segalanya kecuali
pakaian yang melekat di tubuhmu ketika berjudi
lagi dan lagi. Nah, sekarang tiba taruhan terbe-
sarmu. Para pesajngmu akan menghancurkanmu
begitu mereka punya kesempatan. Kapan lagi kau
akan bertindak? Tuanmu sudah tidak ada dan kau
takkan bisa membuatnya hidup kembali. Jangan

187
[ The Swordless Samurai ]

biarkan misinya mati bersamanya. Sambar kendali


kekuasaan dan satukan negeri ini!"
Kata-kata Koroku menyiramku bagai air es di
udara petang yang panas. Alm bergabung dengan
geng-nya saat masih remaja dan tumbuh dewasa
dalam pengawasannya. Seperti seorang ayah yang
menyaksikan perjalanan putranya menuju kede-
wasaan, pada saat itu ia tampak lebih mengenalku
daripada diriku sendiri, dan nasihatnya di masa-
masa gelap itu membantu membentuk takdirku.
Beberapa jam kemudian aku memerintahkan Gera-
kan Pasukan Besar untuk berderap.
Ini hanya salah satu dari sekian banyak kejadian
di mana nasihat Koroku terbukti sangat berharga.
Ketika Lord Nobunaga bersia-siap menginvasi
Provinsi Mino, rumah bagi Klan Saito, Koroku
membantuku membuka jalan dengan cara menim-
bulkan kerusuhan di dalam barisan musuh.
Kami berhadapan dengan banyak lawan
tangguh dalam Klan Saito, tapi di antara mereka
ada tiga pria yang lebih berbahaya dibandingkan
yang lain. Bokuzen, lttetsu, dan Morinari dikenal
sebagai triumvirat Mino: tiga samurai yang memi-
liki keahlian, keberanian, dan kesetiaan legendaris
serta mengabdi pada pemimpin mereka, Tatsuoki,
seperti para triumvirat zaman Romawi kuno. Kami
ingin mereka berpihak kepada kami, tapi kami tahu

188
[ Teman dan Keluarga ]

pendekatan secara langsung tidak akan membuat


mereka mengkhianati klan mereka sendiri.
Korokulah yang mengusulkan kami melakukan
kebalikannya: yakinkan klan mereka untuk berbalik
melawan mereka. Bersama-sama kami menggodok
rencana dan menyebarkan isu bahwa para triumvirat
sudah bergabung dengan kami.
Pemimpin Saito yang terkenal bejat, Tatsuoki,
yang kesenangannya akan hiburan cabul membuat
akal sehatnya terganggu, memercayai isu ini dan
mulai meragukan kesetiaan ketiga samurainya,
yang sebenarnya adalah pelindungnya yang paling
setia! Ketiga prajurit, terkejut karena dicurigai
tanpa alasan, mengadakan pertemuan diam-diam
untuk memutuskan apa tindakan terbaik yang akan
mereka lakukan. Perundingan mereka menghasilkan
keputusan umuk bergabung dengan Klan Oda!
Setelah para triumvirat bergabung dengan kami,
tidak ada lagi yang menghalangi rencana Lord No-
bunaga untuk menaklukkan Provinsi Mino selain
Benteng Inabayama. Berdiri di atas tebing, Benteng
Inabayama yang menakjubkan tampak gagah dan
menakutkan, sebuah kastil hebat yang dibangun
oleh seorang bekas pedagang minyak andal yang
kemudian menjadi panglima perang Saito, Dosan,
dijuluki Ular Beludak Mino karena kekejamannya.
Gerbang belakang Inabayama yang superbesar

189
[ The Swordless Samurai ]

tampak mustahil ditembus, tapi justru karena alasan


itulah aku menduganya memiliki kelemahan yang
tersembunyi. Karena tidak ada pasukan berakal
sehat yang akan berusaha meruntuhkan pertahanan
sebesar itu, Klan Saito tidak akan repot-repot
menempatkan banyak prajurit untuk menjaganya.
Bersama-sama Koroku clan beberapa anak
buahnya yang paling dipercaya, aku mengendap-
endap di sepanjang jalan setapak menembus hutan
pegunungan menuju bagian belakang benteng, di
mana kami sudah berjanji untuk bertemu seorang
informan yang setuju untuk menunjukkan jalan
masuk rahasia menembus gerbang belakang. Begitu
berada di dalam benteng, kami berhadapan dengan
kira-kira selusin prajurit musuh, yang langsung kami
tangani dengan pedang sebelum mereka sempat
menyerukan bahaya. Menanggalkan baju pelindung
untuk menyamar menjadi pelayan Saito, kami masuk
semakin dalam ke benteng, menyelinap melewati
tembok yang diterangi obor, asapnya melingkar-
lingkar bagaikan tentakel sehitam tin ta, sampai kami
menemukan gudang makanan. Kemudian, pura-
pura mengantar makanan, kami menuju gerbang
depan kastil. Saudara tiriku Hidenaga sudah berdiri
di luar, clan setelah saling memberi kode yang telah
disepakati sebelumnya, kami berhasil membuka'.
gerbang utama clan membiarkan masuk gerombolan

190
[ Teman dan Keluarga ]

pasukan Oda yang telah bersembunyi menunggu.


Benteng Inabayama jatuh ke tangan kami.
Koroku menjadi penasihatku seumur hidup.
"Kernana pun Monyet pergi, aku ikut," ia biasa berka-
ta. Sebagai tanda terima kasih, aku menghadiahinya
wilayah kekuasaan dan belakangan menjadikannya
tuan dalam kastilnya sendiri, dengan kekayaan yang
akan memberinya kehidupan nyaman selamanya.
Tapi Koroku ingin terns mengabdi di sampingku
dan menyerahkan kastilnya kepada putranya. Ia
tetap menjadi pengikutku yang setia sampai takdir
yang harus diterima setiap manusia memisahkan
kami. Koroku selalu berkata ia akan mengikutiku
sampai ke liang kubur, tapi pada akhirnya, di usia
enam puluh tahun, ia mendahuluiku. Kematiannya
membuatku berduka sampai hari ini.
Pemimpin yang berhasil memercayai sahabat
lama dan menarik keuntungan dari nasihat mereka.
Mereka mengerti Rahasia Memercayai. jadikan
teman-teman baik sebagai penasihat.

*
:::i::: Dari
sekian banyak letnanku, tidak ada
/\-.. yang lebih berharga atau lebih kusayangi
:::f\fl daripada saudara tiriku Hidenaga. Tanpanya,
1._ mustahil karierku bisa menanjak ke puncak
kepemimpinan.

191
[ The Swordless Samurai ]

Alm masih ingat jelas hari-hari awal jabatanku


saat Lord Nobunaga menugasiku untuk mengepalai
seratus prajurit infanteri! Mereka bukan-bagaima-
na aku bisa mengandaikannya?-tombak paling
tajam dalam persenjataan Oda, dan aku sendiri
juga belum berpengalaman. Meski demikian aku
merasa bangga sekali. Alm diberi cu ti beberapa hari,
dan aku ingin sekali pulang ke kampung halaman
untuk menunjukkan kepada ibuku bahwa usahaku
sudah membuahkan hasil. Tapi alasan yang lebih
penting adalah aku ingin meyakinkan saudara tiriku
Hidenaga untuk menjadi pengikut pertama dalam
rumah tangga kecilku dekat Benteng Kiyosu.
Aku ingat merasa gagah perkasa saat menung-
gang kuda pinjaman sendirian di jalan-jalan tanah,
mengenakan pakaian mencolok yang khusus kubeli
untuk perjalanan itu. Sebagai seorang pemimpin
berpangkat rendah dari skuadron kecil prajurit
infanteri, aku tidak memiliki status sosial untuk
menunggang kuda, tapi darah mudaku yang angkuh
ingin aku terlihat mengesankan. Jika kuingat-ingat,
aku sadar aku pasti tampak konyol sekali: seorang
manusia-kera, berdandan berlebihan, menunggangi
kuda yang jauh terlalu besar untuknya!
Penduduk desa yang pikirannya masih sangat
sederhana rupanya tidak menganggapku konyol,
karena mereka ternganga lebar melihatku berderap

192
[ Teman dan Keluarga ]

lewat. Ibu dan saudariku tidak memercayai mata


mereka. Apakah benar samurai berkuda ini Hide-
yoshi si anak kampung, yang sudah bertahun-tahun
menghilang? Aku menimbulkan kehebohan besar!
Setelah reuni yang membahagiakan disertai banyak
bercanda dan tertawa, aku bicara berdua dengan
saudara tiriku Hidenaga.
"Lord Nobunaga memberiku gaji bulanan yang
tidak terlalu besar dan menugasiku mengepalai
seratus prajurit infanteri," kataku. "Tapi aku belum
punya pengikut sendiri, atau anggota keluarga yang
bisa bergabung denganku dan istriku di rnmah
tangga kami yang barn. Kau tahu, Hidenaga, di
zaman kacau seperti ini, cara terbaik untuk maju
adalah menjadi seorang samurai. Bagaimana jika
kauringgalkan saja kehidupan sebagai petani dan
bergabung denganku?"
Sebagai seorang pemikir yang lambat dan
hati-hati, Hidenaga yang usianya empat tahun di
bawahku butuh waktu lama hanya untuk memi-
kirkan keputusan-keputusan sederhana. Sekarang
ia menatap sawah di seberang gudang reyot di
halaman rnmah ibuku dan tidak mengucapkan
apa-apa. Aku tahu tugasku umuk meyakinkannya
akan sangat sulit.
Sepanjang sisa hari sampai jauh malam aku terns
membujuk dan memohonnya agar mau bergabung

193
[ The Swordless Samurai ]

dengan keluarga baruku. Keesokan harinya aku


menyeret Hidenaga yang menurut dengan setengah
hati kembali ke Benteng Kiyosu, di mana ia men-
jadi pewaris pertamaku: seorang kerabat yang akan
menggantikanku mengepalai rumah tangga jika aku
meninggal.
Ternyata ia menjadi kawan seperjuangan yang
ideal. Meski memiliki pertalian darah, karakter
kami jauh berbeda. Alm selalu berpikir cepat dan
bertindak tangkas; Hidenaga merenungkan masa-
lah dalam jangka waktu lama dan bergerak hanya
setelah mempertimbangkan masak-masak. Seperti
pisau di batu asah, pertentangan di antara kami
menajamkan benak kami berdua dan membantuku
membuat keputusan yang lebih tepat. Tidak lama
kemudian saudara tiriku menjadi tidak tergantikan,
bukan hanya sebagai prajurit tapi juga sebagai
teman terdekatku.
Hidenaga membuktikan keberaniannya saat
pembangunan Benteng Sunomata. Setelah seluruh
Provinsi Owari berada dalam genggamannya, Lord
Nobunaga sekarang ingin menguasai Provinsi
Mino, tapi tidak mengalami kemajuan berarti. Ia
memerintahkanku untuk membangun benteng
baru di Sunomata, persis di perbatasan Mino da~
Owari. Hidenaga melakukan pekerjaan yang patut
dipuji saat mengawasi pekerja yang adalah anggota

194
[ Teman dan Keluarga ]

9eng Koroku yang kasar dan sulit diatur. Ketika


pembangunan selesai, Hidenaga dan aku berdiri di
hadapan Koroku dan anak buahnya.
"Selamat, saudara-saudaraku!" kataku. "Sekali
lagi, aku berutang keberhasilan pada kalian!" Kami
bertiga berjabat tangan dan merayakan keberhasilan
kami menyelesaikan tugas besar ini.
Saat terjadi aksi pasukan garda belakang ketika
Lord Nobunaga mundur dari Kanegasaki, Hide-
naga menempati posisi perwira utama, memimpin
dua ratus prajurit yang ditempatkan paling dekat
Benteng Kanegasaki. Misi kami adalah menahan
musuh selama mungkin sampai Lord Nobunaga
berhasil melarikan diri.
"Jangan memulai pertempuran tanpa diperlu-
kan," instruksiku kepada Hidenaga. "Begitu waktu
terasa tepat, segera pimpin pasukanmu untuk ber-
gabung dengan pasukanku."
Hidenaga melaksanakan perintahku dengan
baik dan berhasil memperlambat gerak pasukan
musuh. Bersama-sama, kami membantu Lord
Nobunaga menghindari cakar-cakar harimau.
Sebagai hadiah, Lord Nobunaga memberiku tanah
luas di Provinsi Omi. Alm segera membagi bidang-
bidang tanah besar untuk Hidenaga dan Koroku.
Hidenaga juga membantuku memimpin pa-
sukan garda belakang saat terjadi Gerakan Pasukan

195
[ The Swordless Samurai ]

Besar, ketika, setelah menandatangani perjanjian


damai dengan Klan Mori, kami bergegas kembali
menuju Kyoto untuk membalas dendam terhadap
si pengkhianat Mitsuhide.
Situasi saat itu sangat genting. Klan Mori bisa
mengetahui kematian Lord Nobunaga kapan saja
clan, merasa kami sedang dalam keadaan lemah,
membatalkan persetujuan damai clan menyerang.
ltulah sebabnya aku menempatkan Hidenaga-
letnanku yang paling kupercaya-di ekor pasukan.
Alm perlu tiba di Kyoto secepat mungkin. Berkat
usaha Hidenaga, gerakan pasukan kami berhasil clan
kami bisa membalas dendam terhadap pembunuh
Lord Nobunaga.
Saudara tiriku membuktikan kehebatannya dari
satu misi ke misi lain. Ketika kami menginvasi Shi-
koku, ia mengambil alih komando seluruh pasukan.
Pada waktu itu aku sedang sakit, tapi aku berkeras
berangkat ke Shikoku untuk memimpin sepasukan
prajurit. Hidenaga mendengar rencanaku clan
mengirim surat, dengan lembut memaksaku untuk
tetap berada di rumah.
"Pergi ke Shikoku hanya akan memperburuk
keadaanmu," tulisnya, "clan bisa merepotkan per-
gerakanku di sini." Hidenaga tahu bagaimana
menjaga suasana hatiku tetap tenang sementara'

196
[ Teman dan Keluarga ]

r;iengajukan saran yang baik. Tapi ia juga bersedia


menentang pendapatku jika alasannya masuk akal.
Contohnya, pada tahun 1586 seorang Wakil
Provinsial Ordo Jesuit bernama Gaspar Coelho
memberiku kunjungan kehormatan di Benteng
Osaka dan bertanya tentang rencanaku ke depan.
"Saat aku selesai menciptakan perdamaian di
Jepang," akumemberitahunya, "akuakanmenyerah-
kan kepemimpinan kepada Hidenaga lalu berkon-
sentrasi menaklukkan Korea dan China."
Wajah Hidenaga memerah, dan tatapannya
dialihkan ke lantai saat sang misionaris Portugis
dan aku bicara. Setelah sang pendeta pergi, Hi-
denaga mengajakku bicara di ruang tertutup dan
mengemukakan keberatannya atas ideku mengin-
vasi negara-negara lain. Sejak saat itu, kapan saja ia
mendengarku membicarakan invasi ke luar negeri,
ia berkeras itu adalah rencana buruk. Belakangan
aku barn menyadari betapa tepat nasihatnya.
Saudara tiriku tidak hidup untuk melihatku
dengan tolol mengabaikan nasihatnya. Ia jatuh
sakit selama beberapa tahun, dan pada tahun
1591 kesehatannya semakin buruk. Segera setelah
Pertempuran Odawara, aku bergegas kembali ke
Kyoto untuk menjenguk Hidenaga yang berbaring
di tempat tidurnya. Alm berlutut dari satu kuil ke

197
[ The Swordless Samurai ]

kuil lain di ibukota besar kami, tapi usahaku berdoa


sia-sia. Ia baru 51 tahun.
Kematian Hidenaga adalah pukulan besar
bagi organisasiku. Alm kehilangan seseorang yang
bisa mengembalikanku ke jalan yang benar jika
aku salah; yang tanpa ragu akan mengungkapkan
pendapamya; yang menentang kecongkakanku clan
mendorong sisi terbaikku untuk keluar.
Setelah ia meninggal, aku berangkat menuju
bencana di Korea clan China clan mendapati-de-
ngan penuh penyesalan-bahwa peringatan Hide-
naga memang benar. Kematiannya merupakan titik
balik dalam hidupku, di mana aku mengabaikan
persepsi kepemimpinan yang telah membawaku
sejauh ini, seperti yang akan kuceritakan sebentar
lagi. Alm telah mencapai puncak kekuasaan yang
membuatku mabuk, tapi dengan kematian pena-
sihat terdekatku, aku merasa tersesat. Masa depan
keluargaku akan jauh lebih cerah seandainya saja
Hidenaga ada di sini sekarang.
Pemimpin yang hanya dikelilingi penasihat
dengan pikiran yang sejalan dengannya akan
mengundang bencana. Untuk mencari Hidenaga-
mu sendiri, temukan Keseimbangan. Carilah saran
dari mereka yang berani tidak sependapat.

198
[ Teman dan Keluarga ]

F.l§ Begitu seorang pemimpin menyadari


17fJ tindakannya terbatas pada kemampuan
-f:1t. rekan-rekan terdekatnya, mereka harus
JJA mencari orang-orang yang lebih cakap
jika ingin mengembangkan organisasi mereka.
Keberhasilan menarik orang yang memiliki bakat
hebat membutuhkan keahlian komunikasi yang
piawai-dan komitmen personal yang sangat kuat.
Keberhasilanku menjadi penasihat Lord
Nobunaga membuatnya bergantung padaku untuk
mengerjakan tugas yang semakin besar dan semakin
penting, memaksaku untuk menghadapi keterbata-
sanku sendiri. Agar bisa terns menjadi penasihat
yang efektif aku butuh seorang ahli strategi andal
dalam kelompok pengikutku yang sudah semakin
banyak.
Seorang pria bernama Hanbei punya reputasi
sebagai ahli siasat perang yang andal, dan aku ber-
tekad untuk menjadikannya anggota organisasiku.
Tapi jangankan membujuknya untuk bergabung
denganku, mencarinya saja butuh kerja keras. la
orang yang misterius; letih melihat perang yang
berlangsung terus-menerus dan jijik pada Tatsuoki,
pemimpin Klan Saito yang bejat, Hanbei mening-
galkan urusan-urusan duniawinya. Keberadaannya
tidak diketahui.

199
[ The Swordless Samurai ]

Melalui mata-mata alrn berhasil mengetahui


bahwa Hanbei hidup sebagai seorang pertapa di
sepanjang lereng Gunung Kurihara, jauh di jantung
Provinsi Mino. lni adalah daerah kekuasaan Saito,
tanah musuh besar kami. Perjalanan ke sana penuh
marabahaya, tapi tidak ada perantara atau bawahan
yang bisa mengemban tugas merekrut seorang pe-
nasihat sepenting ini. Agar tidak menarik perhatian,
aku hams melakukan perjalanan sendirian.
Menyamar sebagai ronin yang miskin, aku
melakukan perjalanan ke Gunung Kurihara tanpa
bertemu rintangan dan diizinkan masuk ke tempat
tinggal sang pertapa yang sangat sederhana. Tapi
Hanbei tidak tertipu sedikit pun.
"Mata-mata yang dikirim Nobunaga! Kau pasti
si muka-monyet yang pernah kudengar," katanya.
"Nah, katakan pada tuanmu aku tidak mau ber-
urusan dengannya atau anak buahnya."
Aku menjelaskan bahwa aku datang bukan
sebagai mata-mata atau utusan Lord Nobunaga,
tapi atas kemauanku sendiri. la masih tidak mau
mendengarkan. Aku tahu Hanbei tidak akan mudah
dibujuk, maka dengan hormat aku minta diri. Tapi
aku terns mengunjunginya di rumah gunungnya
berkali-kali, mendengarkan penolakannya dengan
so pan.

200
[ Teman dan Keluarga ]

"Tolong dengarkan aku," aku akan berkata.


"Alm butuh bantuan yang hanya bisa diberikan
olehmu." Setiap pertemuan diakhiri dengan pe-
nolakan. Namun setelah setengah lusin kali aku
mengunjunginya, keketusan Hanbei melunak
karena terkagum-kagum melihat kegigihanku.
Dua belas! Dua belas kali aku mendatanginya.
Aku menolak menyerah sama keras kepalanya
seperti ia menolak bergabung denganku.
"Apakah menurutmu Tatsuoki orang yang
lurus?" aku bertanya padanya suatu kali. "Jika
menurutmu ia adalah orang yang lurus, mengapa
tidak melakukan yang terbaik untuk membantunya?
Sebaliknya, kalau kau merasa ia bukan orang yang
lurus, mengapa tidak menegurnya? Kau tahu betul
tuanmu adalah orang yang malas dan tidak berguna,
jauh dari para pengikutnya, masyarakat memben-
cinya, dan ridak ada yang bisa menyelamatkannya
dari kehancuran. Daripada patuh pada orang yang
sudah jelas bakal hancur, mengapa ridak membantu
atasan yang lebih layak?"
Kekuatan logika pada alasanku tidak terban-
rahkan, dan Hanbei yang mulai kewalahan rampak
siap menyerah-meski hanya demi mengusir si
pengganggu yang membuatnya jengkel ini.
"Sayang sekali rasanya jika bakat hebatmu
terkubur sia-sia bersamamu di gunung ini, padahal

201
[ The Swordless Samurai ]

sebenarnya kau bisa membantu mengubah dunia,"


lanjutku.
Hanbei terdiam untuk beberapa lama. Akhir-
nya ia bertanya, "Berapa kompensasi yang akan
kauberikan jika kau mempekerjakanku?"
Tanggapan yang kutunggu-tunggu ini malah
membuatku terenyak beberapa saat, karena aku
belum tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan
sederhana itu! Gajiku sendiri kecil, maka aku tidak
bisa menawarkan jumlah besar kepadanya. Tapi
tiba-tiba aku teringat pada Rahasia Timbal Balik-
fokuskan dalam memberi-dan aku tahu hanya ada
satu jawaban yang bisa kuberikan.
"Alm akan membayarmu dengan seluruh gaji
bulanan yang kuterima dari Lord Nobunaga,"
janjiku.
Hanbei terperangah. Untuk pertama kalinya ia
menyadari seberapa jauh aku akan berusaha men-
jadikannya penasihat. Setelah terdiam lama sekali,
ia mengucapkan kata-kata yang telah kutunggu
selama berminggu-minggu.
"Seandainya Nobunaga sendiri yang datang
menemuiku," ujarnya perlahan, "ia akan pulang
dengan tangan kosong. Tapi keteguhanmu dan
kekuatan karaktermu membuatku terpesona. Alm
akan bergabung denganmu melawan Tatsuoki."

202
[ Teman dan Keluarga ]

Perjalanan pulang memberiku banyak waktu


untuk memikirkan bagaimana aku hams mem-
biayai rumah tanggaku, karena aku telah berjanji
memberikan seluruh gajiku untuk satu pegawai!
Aku berhasil membuat Hanbei bergabung dengan
kami, tapi dengan harga seberapa besar? Apakah
kami telah bertukar peran? Mungkin aku malah
berakhir menjadi pertapa miskin yang tinggal di
lereng Gunung Kurihara.
Aku menyimpan sendiri pikiran-pikiran mu-
rung ini saat Hanbei menguliahiku tentang strategi
dan memperkuat keyakinanku bahwa ia adalah pria
yangjauh lebih piawai dalam seni berperang daripada
atasannya yang baru dan canggung ini-atau letnan
mana saja di jajaran pasukan Lord Nobunaga.
Untungnya, saat aku tiba di Benteng Kiyosu,
Lord Nobunaga begitu senang atas keberhasilanku
menggiring seorang ahli strategi brilian sehingga
ia menaikkan gajiku, menyelamatkanku dari malu
karena tidak menerima gaji bulan depan. Saat aku
membungkuk dalam-dalam untuk menunjukkan
rasa terima kasihku, aku nyaris tidak bisa menahan
tawa gelisah karena tidak memercayai keberun-
tunganku. Untung saja aku berhasil, dengan susah
payah, untuk menahan diri, meski Lord Nobunaga
menyipitkan matanya ke arahku sakan-akan men-
cunga1 sesuatu . .

203
[ The Swordless Samurai ]

"Kau baik-baik saja, Monyet?" ia bertanya.


"Ya, tuanku,'' jawabku. "Tidak pernah sebaik
. . ''
lill.

"Bagus. Tapi kau kelihatan agak .. .limbung.


Mungkin kau perlu lebih banyak istirahat."
"Ya, Tuanku. Saya segera beristirahat."
Kepindahan Hanbei ke pihak kami adalah
langkah besar yang membuat kami berhasil me-
naklukkan seluruh Provinsi Mino. Kemenangan
kami sebagian besar akibat penilaian Hanbei dan
keahlian militernya. Tapi kepiawaian berstrategi
penasihat baruku tidak terbatas pada medan perang
saja. Setelah Lord Nobunaga menjadi wakil Shogun,
dengan santai Hanbei memberi sebuah usul yang
akan berdampak dramatis dalam kehidupanku.
"Lord Nobunaga sekarang memegang kendali
pemerintahan," katanya. "Dan akibat itu sikapnya
akan berubah. Sejak sekarang, kecurigaannya ter-
hadap niat orang lain akan lebih dalam daripada
sebelumnya. Kelangsungan hidupmu di dalam Klan
Oda tergantung pada keyakinan Lord Nobunaga
bahwa kesetiaanmu tidak diragukan. Hideyoshi,
sebaiknya kauadopsi salah satu putranya."
Ucapan Hanbei membuatku terenyak. Tentu
saja! Mengapa aku tidak pernah memikirkan ini
sebelumnya? Kebiasaan mengadopsi anak memang
sudah biasa dilakukan di dalam atau bahkan antar-

204
[ Teman dan Keluarga ]

.klan, unruk mempererat ikaran di antara keduanya.


Ini srraregi umum, tapi aku sendiri belum pernah
menerapkannya. Istriku mandul, dan sampai saat itu
ridak memiliki kerurunan kuanggap sebagai sebuah
kelemahan. Nasihat Hanbei mengingarkanku akan
Rahasia Bertahan Hidup: Ubah kesialan menjadi
keberuntungan. Alm bisa mengubah kelemahanku
menjadi kekuaran!
Aku segera berdiskusi dengan isrriku dan
menyiapkan sebuah perminraan unruk Lord
Nobunaga. Aku senang sekali karena ia setuju dan
memercayakan putra keempatnya, Hidekatsu, kepa-
da kami. Jarang sekali ada orang begitu beruntung
mendapatkan bimbingan berharga seperti yang
diberikan Hanbei hari iru! Aku percaya keyakinan
Lord Nobunaga akan keseriaanku adalah akibat dari
cindakan adopsi ini.
Berrahun-rahun kemudian Hanbei mengusul-
kan ide luar biasa unruk menjaruhkan Benteng
Miki. Mengepung benteng jelek iru arrinya buruh
pengorbanan besar dan perrumpahan darah, maka
rencana Hanbei dipusarkan unruk menyerang per-
sediaan makanan musuh alih-alih musuh iru sendiri.
Sayangnya ia mendadak sakir parah dan meninggal
di perkemahan tentara kami. Aku berada di sisinya
di saat-saat terakhirnya. Memegang tangannya saat
ajal menjempurnya, aku berkabung aras kepergian

205
[ The Swordless Samurai ]

seorang samurai hebat, dan seorang teman yang


luar biasa.
Hanbei mengajarkan banyak hal padaku, tapi
yang paling berharga adalah Keterbukaan. Rangkul
orang yang kemampuannya melebihimu.

*
A# Dari semua orang yang mengelilingi seorang
n~ pemimpin, tidak ada yang lebih dekat
~ daripada pasangan hidup. Apakah kau
JL\ termasuk yang beruntung karena menikah?
Maka manfaatkan bimbingan yang hanya bisa
diberikan oleh pasangan hidupmu.
One, wanita yang kemudian menjadi istriku,
tinggal di Ben teng Kiyosu ketika aku pertama kali
bertemu dengannya. Aku masih anggota junior
dalam organisasi Oda tanpa banyak yang bisa ku-
banggakan, dan ia jauh lebih muda dariku. Tapi aku
segera terpikat padanya dan mulai mengiriminya
surat cinta. Ia merespons dan tidak lama kemudian
kami menjadi sepasang kekasih.
Orangtuanya murka saat mengetahui hubung-
an kami. Mereka tidak merestui hubungan kami,
sebagian karena aku dibesarkan dengan didikan
kampung. Meski tidak bisa menyembunyikan asal-
usul pedesaanku yang kasar, aku sudah belajar untuk

206
[ Teman dan Keluarga ]

~enjaga sikap di depan orang-orang terhormat.


Akhirnya aku bisa mengambil hati mereka.
Upacara pernikahan kami berlangsung
sederhana. Kami menuang sake ke cangkir keramik
merah yang buatannya kasar untuk bersulang dan
mengucapkan janji kami di atas tatami jerami, yang
menutupi lantai rumah petak yang dipinjamkan
seorang teman kepada kami. Hanya ada dua kamar
di rumah sempit itu, tapi setidaknya kami punya
rumah.
Kadang orang bertanya apakah One punya
firasat bahwa suaminya bakal naik ke tampuk ke-
kuasaan. Kurasa tidak. Tapi pada saat orangtuanya
menentang pernikahan kami, aku membulatkan
tekad untuk menunjukkan kepada dunia apa yang
mampu kulakukan. Alm sering berkata pada One
bahwa suatu saat nanti aku akan jadi penguasa
kastil besar, dan ia akan menjadi sang nyonya. Ia
akan tertawa dan menggodaku tentang ambisiku
yang kelewat besar!
Menikahinya adalah berkah keberuntungan. Ia
mengelola rumah tangga dan membantuku menata
hidup. Dengan mantap jabatanku meningkat da-
lam organisasi Oda, dan akhirnya kami pindah ke
rumah yang jauh lebih besar. Kemudian aku bisa
membawa ibuku tinggal bersama kami. ltu adalah

207
[ The Swordless Samurai ]

salah satu hari yang paling membahagiakan dalam


hidupku.
Bantuan yang diberikan istriku lebih dari seka-
dar urusan rumah tangga. Setelah aku menjadi
penguasa Benteng Nagahama, aku merancang
infrastruktur untuk daerah perkotaan yang akan
dibangun dekat kastilku. Untuk menarik minat
para pendatang, kubebaskan mereka dari kewajiban
membayar pajak. lni adalah insentif yang luar biasa,
dan penduduk desa berbondong-bondong pindah
ke sana. Tapi karena aku adalah pemula dalam pe-
rencanaan tata kota, aku terkejut karena mendapati
kemungkinan daerah tersebut menjadi terlalu padat
dan dengan tergesa-gesa aku menarik kembali ke-
bijakan bebas pajakku. Setelah mendengar keluhan
dari penduduk kota, One mengusulkan agar aku
memberlakukan kembali kebijakan bebas pajak
sesegera mungkin.
"Kau tidak bisa menjanjikan sesuatu lalu mena-
riknya kembali, Hideyoshi," ia menegurku. "Orang
akan menganggapmu penguasa yang plin-plan."
Tentu saja ia benar. Alm kembali memberlaku-
kan kebijakan bebas pajak.
ltu adalah masa-masa sibuk. Aku bekerja tanpa
henti: memimpin pasukanku ke medan perang;
melakukan perjalanan melintasi perbatasan provinsi
untuk mendapatkan persediaan bedil dan mesiu;

208
[ Teman dan Keluarga ]

pergi ke Kyoto untuk kunjungan-kunjungan resmi;


clan melakukan lusinan tugas lain. Alm jarang
berada di Benteng Nagahama clan memercayakan
pengelolaan rumah tangga kami seluruhnya kepada
One.
Ia adalah partner yang dapat diandalkan clan
sekutu yang kuat. Segera setelah Lord Nobunaga
dibunuh di Honnoji, pasukan Mitsuhide bergerak
menuju Benteng Nagahama. Saat itu sebagian
besar pengikutku clan aku sedang tidak ada di
tempat, meninggalkan One bertanggung jawab.
Ia memimpin para istri clan anak-anak, lari dari
kastil, kemudian pergi jauh ke pegunungan, clan
memastikan keselamatan semua orang.
Ketika kaisar menganugerahiku jabatan sebagai
wakil kaisar pada tahun 1585, One menjadi utusan
resmi yang menjembatani Rumah Tangga Kekaisar-
an clan pihak Toyotomi. Aku bangga sekali padanya
clan berterima kasih atas dukungannya yang penuh
cinta selama bertahun-tahun.
Beberapa orang memisahkan pekerjaan mereka
dengan pasangan hidup. Tapi mengapa tidak me-
minta saran dari mereka yang paling mengenalmu?
Pemimpin bijaksana menerapkan Rahasia Orang
Terdekat. Dengarkan pendapat pasangan hidupmu.

***

209
[ The Swordless Samurai ]

Cerita-cerita yang beredar sering menyebutkan


seorang pemimpin pemberani yang melakukan
ini dan itu sendirian. Seperti mitos-mitos zaman
dulu, kisah tentang kepemimpinan heroik memang
menjerat imajinasi- tapi dalam kenyataannya,
kepemimpinan jauh dari romantis. Tidak ada pe-
mimpin yang bisa mencapai keberhasilan sendirian.
Semua membutuhkan saran ahli.
Namaku akan dikenal dalam sejarah, namun
tan pa One, Hidenaga, Koroku dan Hanbei, namaku
mungkin sudah tenggelam. Alm beruntung karena
menemukan mereka-tapi aku juga bijaksana
karena mau mendengarkan nasihat mereka.

210
9
, .'~~~
5· 1¥~
UUl1ji ·or~~~
tejarakJepaHgj~ ~rorui,,
. Wafdt Kaifar;ta.Jtf1NpertaUMd~tr!J.k
~IUV~ b~flJ.JA!lJJ1A K~
faltj ~~ memiJWJ±
jeYIJ.k ~IUV kefuarjtlv ninjr~ ¥
f~ ~jttf'Mji;r,, /du,.
[ Wakil Kaisar ]

Wakil Kaisar

Kisah perjalananku menuju kepemimpinan


adalah kisah tentang mengambil keuntungan dari
kemampuan orang-orang kompeten, terutama dari
mereka yang juga memiliki potensi memimpin.
Bersama-sama, kami mengakali atau mengungguli
para pesaing kami. Tapi mengalahkan saingan
hanyalah separo dari perjuangan. Sejarah dipenuhi
oleh pemimpin sukses yang, setelah meraih puncak
kekuasaan, mengukir jalan kehancuran mereka
sendiri dengan menjadi puas diri clan memutuskan
hubungan dengan masyarakat. Pemimpin yang
hanya mengejar kepentingan diri sendiri akan
berakhir dalam kegagalan. Organisasi mana pun
yang ingin mendapatkan sukses jangka panjang
harus memberi kembali kepada masyarakat di mana
organisasi itu tumbuh. Karena keduanya berada
di tempat yang sama, jika hal buruk terjadi pada
satu pihak, maka pihak yang lain pun akan terkena

213
[ The Swordless Samurai ]

dampaknya. Jika kau ingin berkembang, kau hams


berkembang bersama-sama.

*
H:fl:h. Bisa dikatakan aku memulai karier sebagai
>j ijJG pedagang yang hidup pas-pasan, bekerja
~ sebagai pedagang keliling dan menyambar
~ pekerjaan apa saja begitu ada kesempatan.
Kemudian, aku menjadi pegawai sebuah pemsahaan
kecil tapi sedang berkembang pesat: Klan Oda. Pada
tahun 1574, aku mencapai tonggak kepemimpinan:
Lord Nobunaga menghadiahiku tanah yang
kemudian akan jadi tempat berdirinya Benteng
Nagahama, daerah kekuasaan pertama yang menjadi
tanggung jawabku. Sekarang aku mengepalai unit
independenku sendiri di dalam organisasi Oda yang
lebih besar. Alm berjanji pada istriku bahwa suatu
hari nanti ia akan menjadi nyonya sebuah kastil.
Janjiku telah terpenuhi, dan aku adalah penguasa
daerahku sendiri.
Namun mimpiku yang jadi kenyataan disertai
ujian berat. Sebagai pegawai, aku telah menik-
mati gaji bulanan yang besar dan pengeluaranku
ditanggung sepenuhnya, sebagai imbalan karena
mengelola daerah yang jadi tanggung jawabku
dengan baik. Tapi seorang penguasa kastil hams
mengatur selumh wilayahnya, yang terdiri dari

214
[ Wakil Kaisar ]

banyak manusia, lahan luas, dan aset-aset berharga


lainnya. lni menjadikan tantangan yang dihadapi
si pemimpin meningkat sepuluh kali lipat. Menge-
lola wilayah besar membutuhkan perhitungan dan
membuat berbagai keputusan sulit sendirian.
Karena setiap daimyo, atau penguasa wilayah,
mengatur kota di sekelilingnya selain kastilnya,
tanggung jawab baruku bukan lagi hanya urusan
ketentaraan tapi juga perniagaan dan administrasi
sipil. Sekarang bukan hanya samurai yang kubutuh-
kan, tapi juga pekerja-pekerja andal yang sanggup
menangani seratus jenis pekerjaan berbeda. Saat
itulah aku merasa kekurangan tenaga kompeten, dan
untuk pertama kalinya aku benar-benar menyadari
pentingnya sumber daya manusia!
Beberapa hari setelah meraih tanggung
jawab berat ini, aku duduk di sebelah penopang
konstruksi bangunan, lengan terlipat, memikirkan
cara terbaik untuk menemukan orang-orang yang
sangat kami butuhkan. "Dengan terlalu sedikit staf
yang berpengalaman," aku menyuarakan pikiranku,
"tidak banyak kemajuan yang kita capai. Kita bisa
memasang pengumuman untuk mencari tenaga
baru, tapi bagaimana kita bisa melatih mereka
secepat mungkin untuk menangani masalah yang
sedang berlangsung?"

215
[ The Swordless Samurai ]

Hanbei, bekas pertapa yang menjadi penasihat


militerku, duduk di sebelahku. la tersenyum men-
dengar pertanyaanku.
"Tidak mungkin," katanya.
Alm menunggunya melanjutkan, tapi ia hanya
duduk diam, memperhatikanku dengan paras
bertanya, seakan-akan menunggu apakah aku bisa
menangkap arti sesungguhnya dari kata-katanya.
"Terima kasih untuk saranmu yang cemerlang,"
kataku tidak sabaran. "Tapi daripada memberi tahu
apa yang tidak bisa kulakukan, lebih membantu
jika kaukatakan apa yang bisa kulakukan."
Hanbei tersenyum lagi. "Kau tidak bisa melatih
mereka," ulangnya. "Kau hanya bisa menyempurna-
kan kemampuan yang sudah ada dalam diri mereka."
Wajahku pasti memperlihatkan dengan jelas
bahwa aku tidak puas akan nasihamya ini, karena
ia tertawa clan melanjutkan, "Daripada memasang
pengumuman, lebih baik kau keluar clan merekrut
pegawai sendiri," kata Hanbei. "Amati dengan
saksama orang-orang yang sedang bekerja, clan kau
akan melihat apa yang bisa mereka berikan kepada
organisasi kita."
"Di mana menurutmu aku bisa menemukan
mereka?"
"Mudah saja, Lord Hideyoshi. Jalan-jalan d{
daerah kekuasaanmu. Berkuda. Berburu dengan

216
[ Wakil Kaisar ]

elang. Melihat festival. Lakukan apa saja yang


kausuka, tapi berbaurlah dengan masyarakat dan
bicara dengan semua orang yang kautemui. Amati
rakyatmu yang sedang bekerja: para tetua, tukang,
pemilik toko, pendeta, dan pedagang. Dalam
pengamatanmu kau pasti menemukan orang-orang
yang kompeten. "
"Ide bagus," kataku. "Tapi begitu aku mene-
mukan mereka, aku masih punya masalah untuk
melatih mereka."
"Beri mereka tugas, bukan melatih," jawab
Hanbei. "Mula-mula, beri mereka tugas spesifik.
Kemudian, tunjukkan kepada mereka bagaimana
bentuk pekerjaan yang berhasil. Lalu perinrahkan
mereka untuk mulai bekerja.
"Jika mereka menyelesaikan rugas dengan be-
nar, beri mereka hadiah. Kalau mereka gagal tanpa
disengaja, beri mereka tugas yang lain. Potong gaji
mereka yang bekerja ceroboh. Pecat mereka yang
bekerja curang. ltu saja."
Masa laluku sebagai pengembara membu-
atku gemar bepergian sendirian, dan tindakan
memadukan kegiatan favorit dengan tanggung
jawab kepemimpinan sangat menarik bagiku. Alm
memutuskan untuk mencoba gagasan Hanbei.
Aku memilih hari berburu dengan elang
untuk eskpedisi pertamaku. Aku berkuda jauh ke

217
[ The Swordless Samurai ]

pedesaan dan menerbangkan burung favoritku se-


lama berjam-jam, terpikat menyaksikannya terbang
dengan anggun dan menukik secepat kilat untuk
menyambar mangsa. Akhirnya aku merasa haus dan
mengintip ke dalam kuil yang terletak tidak jauh
dari situ.
"Ada orang di sini?" aku berseru. "Alm minta
secangkir teh!"
Seorang biksu muncul dan dengan cekatan
menyiapkan teh hijau murni dalam cangkir besar
tembikar berwarna cokelat. Dengan penuh rasa
terima kasih aku menerima cairan berbuih itu
dan menghabiskannya _dalam sekali teguk, dengan
puas mengamati bahwa sang biksu menyiapkan
minuman itu dengan suhu cukup dingin untuk
segera diminum.
"Boleh aku minta tambah?" aku meminta.
Mengangguk tanpa sepatah kata pun, sang biksu
menyiapkan ramuan teh kedua, kali ini lebih hangat
dan hanya mengisi setengah cangkir. Sekali lagi aku
minum dengan puas, dan sekali lagi mengamati
betapa baiknya sang biksu telah membuat suhu teh
menjadi lebih panas dan mengurangi volumenya
demi menyesuaikan kebutuhan tamunya yang tidak
diduga ini. Alm meminta cangkir ketiga.
Kali ini, sang biksu hanya menyiapkan sedikit
teh hijau yang sangat panas, minuman lezat yang

218
[ Wakil Kaisar ]

memuaskan hatiku. Meski aku menyamar dan tidak


~emberi tahu identitasku kepadanya, biksu ini
memperlakukanku dengan ramah dan pengertian
akurat. Alm mendapati dirinya sangat cerdas dan
memintanya ikut bersamaku ke Nagahama, di
mana, seperti usul Hanbei, aku memberinya tugas
menantang demi tugas menantang lainnya. Pria ini,
Mitsunari, bekerja dengan gemilang dan menjadi
salah satu orang kepercayaanku-dan sosok penting
dalam misiku menyatukan Jepang.
Untuk membangun sebuah organisasi, temukan
Rahasia Sumber Daya Manusia. Mencari bukan
meminta, menugaskan bukan melatih.

*
§ Aku terns berkelana menelusuri .seluruh
Provinsi Omi, bertemu dan bicara dengan
)t ratusan penduduk, dan menemukan kembali
pentingnya mempekerjakan orang-orang
r, yang juga bisa memimpin selain mengikuti.
,..d:. Mitsunari, biksu yang kupekerjakan
@ saat pertama kali aku berjalan-jalan,
>--E dengan sempurna mengilustrasikan prinsip
~ ini. Kemampuannya jauh melebihi seni
._. \ - menggodok ramuan teh. Ketika akhirnya aku
-;J- berperang dengan Jenderal Shibata, pesaing
'j terbesarku di dalam Klan Oda, Mitsunari
219
[ The Swordless Samurai ]

menciprakan strategi cemerlang unruk mengelabui


musuh kami. Pasukan Shibata berkemah di
pegunungan di atas benreng kami di Shizugatake.
Pada tengah malam, Mitsunari memerinrahkan
anak buahnya untuk memasang orang-orangan
sawah, didandani seperri prajurit, pada hamparan
sawah di kaki bukir Shizugarake. Pagi harinya,
pasukan musuh mengintip dari lereng gunung clan
melihat sesuatu yang tampak seperri formasi besar
pasukan rentara, lalu mundur secepat mungkin ke
dataran yang lebih tinggi. Terkadang tipuan bisa
sama efekrifnya dengan kenyataan!
Mirsunari mengingarkanku akan masa muda-
ku: pria berrubuh kecil, ridak berotot, tapi cerdas
clan pekerja keras. Ia menjadi ajudanku clan me-
laksanakan rugas-tugasnya dengan sangat rajin.
Suatu kali, saat angin topan melanda, ia berjalan
mengelilingi pekarangan kasril, memperraruhkan
nyawanya sendiri ketika menembus sapuan hujan
lebat clan angin kencang. Saar fajar menyingsing ia
menyerahkan laporan lengkap tenrang kerusakan
pada kastil yang diakibatkan badai. Seo rang penjaga
biasa akan memburuhkan saru hari penuh unruk
mengumpulkan laporan semacam itu!
Mirsunari juga menunjukkan kehebatannya
dalam usaha luar biasa untuk menarik orang-orang
baru yang berbakat. Suaru kali, saat masih menjadi

220
[ Wakil Kaisar ]

pengikut junior bergaji rendah, ia berhasil membujuk


seorang samurai yang sangat andal bernama Watabe
untuk bergabung dengan kami. Alm keheranan
setengah mati. Watabe sudah berkali-kali menolak
tawaran kami, karena menurutnya kemampuannya
layak dihargai lima kali lipat dari harga yang kami
tawarkan . Aku segera mendatangi kamar Mitsunari
untuk menanyakan rahasia negosiasinya.
"Bagaimana caranya kau bisa membujuk
Watabe?" tanyaku.
"Yah," jawab Mitsunari, "saya menjanjikannya
seluruh gaji saya sekarang, ditambah dengan angka
lima kali lipat yang dimintanya, saat gaji saya sudah
mencukupi."
"Tapi bagaimana kau bisa makan kalau gajimu
habis untuk membayarnya?"
"Yah," Mitsunari menjawab sambil terkekeh,
"saya pinjam dari Watabe!"
Itu adalah salah satu dari sekian kali ia bertindak
tanpa mementingkan dirinya sendiri dalam usaha-
nya merekrut pegawai barn. Setelah ia melakukan
langkah brilian di Shizugatake, aku menghadiahi
Mitsunari tanah yang cukup luas. Tidak lama
kemudian aku mengunjunginya untuk bertanya
berapa banyak anak buah yang telah direkrutnya,
mengmgat penghasilannya yang sudah lumayan
sekarang.

22 1
[ The Swordless Samurai ]

"Oh, saya hanya punya satu, seorang samurai


bernama Sakon," jawab Mitsunari.
Jawabannya membuatku terkejut. Sakon juga
seorang pemimpin luar biasa, seorang samurai ber-
pangkat komandan yang terkenal di seluruh Jepang
karena manuver-manuver militernya yang gemilang.
Agak tidak masuk akal bagaimana seseorang yang
berpangkat seperti Mitsunari bisa membuat Sakon
bekerja padanya. Bagaimana ia melakukannya? De-
ngan cara menghibahkan setengah tanah miliknya
kepada Sakon!
Mitsunari telah menerapkan Keterbukaan.
Karena ia sendiri bukan prajurit, ia mau mengakui
kelemahannya dengan cara menyewa orang yang
memiliki keahlian bertempur yang jauh melampaui
dirinya sendiri. Dengan melakukan itu, ia juga
menerapkan Rahasia Hubungan Timbal Balik:
mengorbankan penghasilannya sendiri demi kema-
. . .
Juan orgamsas1.
Mantan biksu ini mendemonstrasikan bakat
kepemimpinannya lagi dan lagi. Tanpa bantuan
orang lain ia mengatur serangkaian negosiasi rumit
dengan salah satu musuh kami, di mana jika terjadi
salah langkah berarti bencana. Di lain kesempatan,
ia mengorganisir pemindahan 200.000 prajurit
Oda beserta seluruh persediaan mereka.

222
[ Wakil Kaisar ]

Mitsunari menjadi orang penting di belakang


layar dalam misiku menyatukan Jepang, berkat
kemampuannya dalam merekrut clan mengelola
orang-orang kompeten lainnya. Mempekerjakannya
membuatku merasa melihat replika diriku sendiri
clan juga mempekerjakan selusin pria ahli hanya
dengan harga satu orang.
Kau ingin organisasimu maju pesat? Maka
terapkanlah Rahasia Melipatgandakan Diri.
Pekerjakan pemimpin, bukan sekadar pengikut.

*
/EJ r I Saat pengaruhmu sebagai pemimpin mening-
-,~~ kat, begitu pula tanggung jawabmu untuk
~ i:;,. mendefinisikan visi jelas untuk masa depan
J!j_ -dan umuk merancang strategi agar visi itu
H" terlaksana. Untuk mencapainya kau hams
/ membentuk sebuah tim kreatif: lingkaran
l _, penasihatyang bisadiandalkan clan berpikiran
/ V tajam demi mencapai misimu. Mitsunari

1 0
adalah salah satu anggota penasihat intiku.
Kanbei juga termasuk di dalamnya.
Kanbei mengawali kariernya sebagai
7 pegawai di salah satu keluarga Klan Satsuma
yang besar di daerah Chugoku, wilayah barat Jepang.
Namun saat Kanbei meramalkan ekspansi Lord
Nobunaga akan tiba ke Chugoku, dengan segera

223
[ The Swordless Samurai ]

ia membujuk majikannya umuk beraliansi dengan


Oda. Dengan melakukan itu, Kanbei menunjukkan
kemahirannya mengamati arah perubahan zaman!
Kemudian Kanbei meminta bertemu dengan
Lord Nobunaga. Menjelaskan situasi di Chugoku,
ia memberi usul kepada Lord Nobunaga tentang
strategi penaklukan yang bisa diterapkan, clan bah-
kan menawarkan diri untuk memimpin pasukan
perintis.
Bekas anak buah Satsuma tersebut juga ber-
peran sebagai pemandu Lord Nobunaga dalam
penaklukan Banshu, 18 bagian barat daya Kyoto.
Ia mengumpulkan informasi selengkap mungkin
tentang musuh kami clan menganalisanya dengan
saksama, menemukan adanya perebutan kekuasaan
internal clan perselisihan. Kami menggunakan
informasi ini untuk memicu pertengkaran di dalam
kubu musuh clan menggunakan mereka umuk
mencapai keinginan kami. Pada tahun 1577 seba-
gian besar Banshu sudah berada dalam genggaman
Lord Nobunaga berkat bantuan Kanbei.
Setelah keberhasilan kami di Banshu, aku me-
nyarankan Lord Nobunaga umuk mempromosikan
Kanbei menjadi daimyo clan memberinya wilayah
kekuasaan.
Bersama beberapa penasihat yang tepercay~,
Kanbei terus berada di sisiku sepanjang masa

224
[ Wakil Kaisar ]

paling sulit dalam karierku: hari-hari setelah Lord


Nobunaga terbunuh. Klan Oda bagaikan kapal
tanpa kemudi, terapung-apung tanpa nakhoda.
Alm dilanda kesedihan clan keputusasaan, bahkan
nyaris kehilangan kewarasan. Tapi Kanbei, bersama
temanku si raja bandit Koroku, menyemangatiku
untuk menyambar kesempatan clan mengemudikan
kapal Oda menuju keselamatan.
"Takdir telah menunjukkan dirinya, Lord
Hideyoshi," bisik Kanbei lembut. "Sekarang saatnya
Anda memimpin negeri."
Kata-katanya membantuku membulatkan telad
untuk mengambil langkah-langkah sulit pertama
dalam jalan menuju puncak kepemimpinan. Dan
selanjutnya, segalanya terjadi begitu saja.
Setiap tugas yang diemban Kanbei ditandai
dengan persiapan berat. Alm ingat hari saat kami
tiba di Banshu. Berdiri di atas bukit, aku mengamati
pasukanku clan, menatap barisan depan, aku terke-
j ut melihat bendera perang Klan Mori clan Ukita
berkibar diterpa angin.
"Mengapa bendera-bendera itu bisa ada di
antara pasukan kita?" aku bertanya kepada samurai-
samurai di sekelilingku. Tapi mereka tidak tahu
menahu soal ini, maka aku memanggil Kanbei.

225
[ The Swordless Samurai ]

"Seingatku kita tidak meminta pasukan dari


Klan Mori atau Ukita untuk ikut dalam misi ini,"
kataku. "Mengapa bendera mereka ada di sini?"
"Setelah menyelesaikan perjanjian damai de-
ngan Klan Mori, saya berinisiatif bertanya apakah
bisa meminjam bendera mereka," jawab Kanbei.
"Tentang bendera Ukita, beberapa perwiranya
dengan senang hati meminjamkan. Mungkin kedua
bendera itu bisa meyakinkan musuh bahwa jumlah
pasukan kita terlalu besar untuk dilawan dan
memaksa mereka untuk menyerah. Setidaknya,
bendera-bendera itu bisa menciutkan semangat
tempur musuh kita."
Kagum dengan ketajaman visinya, aku segera
memerintahkan para perwira untuk berkumpul.
"Kalian semua! Dengar dan ingat baik-
baik!" aku berteriak. "Siasat adalah hal terpenting
dalam perang! Bertempur nomor dua. Alih-alih
menggunakan pedang untuk memenggal kepala
musuh, gunakan kepala kalian untuk memenggal
pedang musuh! Sun-tzu sendiri akan terkagum-
kagum dengan strategi yang ditunjukkan Kanbei
hari ini."
Kanbei terns memperlihatkan kepiawaiannya.
Mulai dari Pertempuran Yamazaki sampai Penge~
pungan Odawara, berulang kali ia tampil dengan
gagasan cemerlangnya demi misiku menyatukan

226
[ Wakil Kaisar ]

Jepang. Kontribusinya sebagai salah satu penasihat


terclekatku memang ticlak tergantikan.
Apakah kau berkeinginan untuk mencapai
puncak? Maka terapkan Rahasia Lingkaran Dalam:
Bentuk tim kreatif.

*
.{ft&. Sampai tahun 1585, aku sudah menyatukan
l§i hampir seluruh wilayah Jepang clan
:i:EII karenanya aku merasa berhak menyanclang
J::9:::. gelar Shogun, atau panglima besar. Aku
meminta Yoshiaki, Shogun yang suclah ticlak
menjabat tapi masih memakai gelarnya, untuk
menyerahkan gelar itu kepaclaku, tapi ia menolak.
Karena meskipun aku suclah menaklukkan semua
lawan, aku bukan berasal clari keluarga bangsawan.
Salah satu penasihatku menyarankanku untuk
menerima jabatan lain, sebagai wakil kaisar. Aku
ticlak tahu apa-apa tentang posisi ini, tapi setelah
cliberi tahu bahwa wakil kaisar aclalah orang keclua
setelah kaisar sencliri, aku senang sekali! Kaisar
Go-Yozei mencabut posisi tersebut clari orang yang
menjabatnya clan memberikannya kepaclaku.
Maka aku menjacli orang pertama clalam sejarah
Jepang yang menempati posisi itu tanpa pertalian
clarah clengan kaum bangsawan. Kecluclukan yang
kuclapatkan memang membuat gerah kalangan

227
[ The Swordless Samurai ]

keluarga ningrat, tapi semua kuanggap angin lalu.


Karena berasal dari kalangan petani, aku lebih
menghargai kinerja daripada keturunan. Meski de-
mikian, aku mempelajari etiket lingkungan istana,
agar tidak mempermalukan diri sendiri di depan
kalangan bangsawan!
Salah satu langkah awal yang kuambil begitu
menjadi wakil kaisar adalah membentuk dewan
Lima Pengurus: terdiri dari anggota lingkaran dalam
penasihatku yang ditugaskan mengurusi hubungan
dalam negeri. Alm menginstruksikan mereka untuk
bertindak berdasarkan beberapa patokan seperti:
jangan hanya bela yang kaya, jangan benci yang
miskin, jangan menerima suap, jangan pilih kasih,
clan jangan menunda pekerjaan yang dapat segera
diselesaikan.
Menjalani Rahasia Melipatgandakan Diri,
aku membiarkan para pemimpin andal ini bekerja
dengan leluasa. Karena ingin melanjutkan peker-
jaan administratif, adanya dewan Lima Komisaris
membuatku mampu memusatkan perhatian untuk
menyatukan seluruh negeri secara utuh.
Alm memberlakukan kebijakan Penyitaan Sen-
jata pada tahun 1588 unttik menguatkan persatuan
nasional. Selama Zaman Peperangan, para penguasa
feodal, yang kekurangan prajurit, biasanya merekrut"
petam sebagai pasukan infanteri, sementara para

228
[ Wakil Kaisar ]

l?rajurit yang majikannya menderita kekalahan


atau kebangkrutan biasanya menyembunyikan
senjata mereka dan menjadi petani, menyebabkan
terjadinya lingkaran percekcokan tan pa hen ti. Demi
menghindari terjadinya kembali kerusuhan dan
pertumpahan darah yang berlangsung selama lebih
dari satu abad, aku memerintahkan para panglimaku
untuk menyita semua pedang, panah, tombak, dan
bedil yang dimiliki penduduk desa serta melarang
pemilikan senjata di kalangan sipil. Semua senjata
sitaan segera dilebur untuk membangun patung
Buddha yang besar di kota Kyoto.
"Senjata-senjata kalian akan digunakan untuk
hal yang berguna," aku memberi tahu rakyatku,
"dengan dijadikan bahan baku untuk membangun
patung Buddha yang besar. Kalian lihat, aku tidak
hanya peduli pada urusan duniawi kalian, tapi juga
pada kehidupan kalian selanjutnya!"
Kebijakan ini juga sekaligus menandai perbe-
daan antara sipil dan militer, yang ketidakjelasan
batasannya selama seabad terakhir telah mengubah
seluruh negeri menjadi sebuah medan perang raksasa.
Kebijakan ini juga melucuti musuh-musuhku.
Menyusul kebijakan Penyitaan Senjata, aku
mengeluarkan perintah untuk diadakan sensus
nasional dan menerapkan peraturan yang memaksa
petani untuk membersihkan ronin dari kampung

229
[ The Swordless Samurai ]

mereka. Alm juga melaksanakan survei tanah secara


menyeluruh. Sebelum itu tidak ada survei tanah
yang memiliki standar nasional dan semuanya
dikerjakan dengan metode serampangan. Sebagai
bagian dari langkah itu, para petani dilatih untuk
menggunakan satuan ukuran yang seragam, mem-
beri mereka istilah perekonomian yang bisa mereka
gunakan di seluruh negeri.
Alm juga membenahi infrakstruktur negara,
dengan membangun prasarana jalan dan kanal
yang lebih baik. Peningkatan sarana transportasi
dan irigasi tersebut memberi pengaruh pada
meningkatnya laju pertumbuhan industri. Karena
tindakanku mengalihfungsikan lahan-lahan Jepang
menjadi instalasi militer penting dan sentra-sentra
komersil, aku disebut sebagai tokoh pembangunan
yang paling berpengaruh dalam sejarah Jepang.
Seratus ribu pekerja dikerahkan untuk mem-
bangun Istana Jurakutei, tempat kediamanku yang
superbesar, yang kemudian menjadi pusat keindah-
an kota Kyoto. Setelah istana itu selesai dibangun,
aku menjamu kaisar dan seluruh keluarga kerajaan
selama lima hari penuh, yang pertama kali diadakan
di Jepang sejak lebih dari seratus tahun. Kemegahan
jamuan tersebut menjadi buah bibir warga kota,
yang sebagian besar di antara mereka tidak pernah'

230
[ Wakil Kaisar ]

.melihat kaisar secara langsung sebelumnya, dan


selama ini menganggapnya sebagai dewa.
Aku juga peduli pada perkembangan kesenian,
memproduseri dan ikut serta dalam berbagai
pegelaran teater Noh dan upacara-upacara minum
teh. Aku pernah mengadakan jamuan teh terbesar
di dunia di Hutan Cemara Kitano. Alih-alih menye-
barkan undangan kepada orang-orang tertentu, aku
mengundang masyarakat dengan cara menempelkan
poster di seluruh Kyoto dan kota-kota lainnya. Siapa
saja boleh ikut serta dalam acara yang dilangsungkan
selama sepuluh hari tersebut, dan tampaknya semua
orang memang hadir: Ribuan orang ikut ambil bagian
dan aku bahkan terjun langsung dengan menyajikan
ramuan teh untuk delapan ratus peserta festival. Kau
bisa bayangkan betapa senangnya mereka dilayani se-
cara langsung oleh orang paling berkuasa di Jepang.
Beberapa orang mengkritik acara tersebut seba-
gai pemborosan. Tapi selama tiga generasi rakyatku
telah menderita dalam Zaman Peperangan, di saat
kedamaian hanya mereka anggap sebagai mimpi.
Bagiku, mengembalikan keceriaan pada kehidu-
pan masyarakat adalah sumbangan penting bagi
penduduk-juga memberi tanda kepada rakyat
bahwa zaman kekacauan telah berakhir.
Pada masa ini aku juga menerapkan reformasi
mata uang dan mengharamkan perdagangan budak

231
[ The Swordless Samurai ]

yang dipraktikkan para kapten kapal laut Portugis


di selatan Jepang, bisnis busuk yang diam-diam
direstui oleh para misionaris Jesuit.
Bagiku prakarsa-prakarsa di bidang sipil ini
lebih membanggakan daripada kemenangan di me-
dan perang. Sikap sebagai negarawan lebih utama
daripada ketentaraan. Meski aku mau memenggal
beberapa kepala jika diperlukan, aku menerapkan
peraturan untuk mendahulukan pembangunan
daripada penghancuran! Alm yakin di tahun-tahun
mendatang, para ahli sejarah akan mengatakan
bahwa langkah-langkah yang kuterapkan telah
membentuk fondasi negara Jepang modern.
Beberapa penguasa hanya peduli pada penak-
lukan dan mengabaikan kebutuhan rakyat mereka
sendiri. Aku mendapati bahwa dengan memberikan
kembali apa yang menjadi hak masyarakat akan
membawa keuntungan jauh lebih besar daripada
yang didapat dengan berperang.
Pemimpin yang bertanggung jawab harus bisa
Mengayomi. Beri kembali kepada masyarakat.

***
Pada tahun 1590, aku adalah pemimpin mutlak
seluruh Jepang. Wewenangku, yang langsung
diberikan oleh sang kaisar sendiri, membentang'
dari ujung pulau yang satu ke ujung pulau yang

232
[ Wakil Kaisar ]

~ain. Akhirnya, aku meraih cita-citaku selama ini:


aku telah berhasil menyatukan seluruh negeri.
Prakarsa sipil dan pembangunan menyeluruh telah
menggantikan perang dan pertumpahan darah tan-
pa henti. Sejak saat itu, aku menjalani hari-hariku
dengan lebih tenang.
Tapi semakin tinggi kekuasaan seorang pemim-
pin, biasanya semakin tipis pula sikap rendah hati
mereka. Jika tujuanmu sudah tercapai dan tidak lagi
perlu berjuang untuk maju, kau bisa melupakan
alasan perjuanganmu semula.
'Dikorupsi kekuasaan' adalah istilah yang
gampang diucapkan, karena hanya segelintir orang
yang benar-benar pernah merasakan godaan-godaan
manis yang diberikan kekuasaan sesungguhnya. Tapi
bisakah kau menahan dorongan untuk melakukan
tindakan tidak terpuji dan tetap teguh berada di
jalan yang benar di bawah godaan dari kekuasaan
mutlak yang memabukkan? Pada akhirnya aku
sendiri melenceng, dan karena tidak punya banyak
waktu lagi, aku akan menggunakan kata-kata ter-
akhirku untuk memperingatkanmu tentang bahaya
kekuasaan.

233
!J
v l
/F 70 - ~~

§ C: l
~
~

10
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

Kekuasaan yang
Melenakan

Kisah-kisah kesuksesan akan memberikan inspirasi,


tapi kesuksesan biasanya bergantung pada keadaan
tertentu. Kegagalan, sebaliknya, selalu mengajarkan
kita sesuatu. Pemimpin yang efektif hams bisa
menerima baik kesuksesan maupun kegagalan-dan
belajar dari keduanya.

*
M: Kebebasan untuk memanjakan diri
~ fJ kedengaran sangat menggoda, tapi aku telah
r::Q:: belaj ar bahwa dengan melakukan itu akhirnya
J:5f<.,. menimbulkan lebih banyak kesengsaraan
daripada kebahagiaan.
Saat masih muda, aku menghadapi begitu
banyak rintangan. Seperti yang kauketahui, aku
memiliki tubuh kecil dan wajah yang jeleknya tidak
tertandingi-dari situlah asal nama julukanku yang
melekat terns. Meski aku menginginkan teman

237
[ The Swordless Samurai ]

hidup, tidak ada wanita yang tertarik padaku.


Terlebih lagi, karena datang dari keluarga kampung
clan tidak punya keterampilan untuk mendapatkan
penghasilan layak, aku sering kelaparan. Satu alasan
mengapa aku berusaha keras agar para pengikutku
makan dengan cukup adalah karena aku tahu
bagaimana sulitnya bertahan hidup berhari-hari
tanpa semangkuk nasi pun!
Meskipun aku berhasil mengubah kekurang-
anku menjadi keunggulan, aku tidak pernah lupa
bagaimana rasanya rendah diri clan kelaparan, tanpa
uang sepeser pun. Akibatnya, begitu aku menjadi
penguasa mutlak seluruh Jepang, aku berusaha
membalas dendam. Aku sudah punya seorang istri
yang cantik, tapi aku menginginkan lebih banyak
lagi, jauh lebih banyak. Bukan hanya satu wanita-
tapi seluruh wanita! Untuk memberimu gambaran
tentang seberapa jauh aku menuruti nafsuku, pada
suatu masa aku bisa memiliki tiga ratus selir, clan
itu baru di Benteng Osaka, dengan peraturan keras
tidak ada pria selain diriku yang boleh mengunjungi
mereka!
Ada satu alasan praktis yang membenarkan
tindakanku itu. Meski aku sangat mencintai istri-
ku One, ia tidak mampu memberiku anak. Dan
setelah kematian Lord Nobunaga, aku melihar'
betapa kacaunya situasi saat seorang pemimpin

238
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

~idak menunjuk keturunan yang bisa mewarisi


kekuasaannya. Maka jelas begitu penting artinya
bagiku agar ada seorang putra yang bisa melanjut-
kan mengendalikan kemudi kenegaraan jika aku
meninggal nanti. Jadi, itulah alasan adanya selir-
selir. Meskipun tampak aneh bagi orang luar, One
bahkan menjadi seperti ibu bagi selir-selir favoritku,
menyayangi mereka seakan-akan mereka adalah
putri-putrinya sendiri. Tapi sejujurnya, alasanku
memelihara tiga ratus gundik adalah karena posisiku
memungkinkanku melakukannya. Seperti seorang
bocah dengan sekantong uang masuk ke toko
permen, aku terlalu memanjakan nafsuku-yang
kadang-kadang berakhir dengan bencana.
Suatu hari di tahun 1591, aku kembali dari
Kyoto, di mana aku menghadiri jamuan minum
teh dan menikmati festival tahunan ketika pohon-
pohon ceri mulai berbunga. Di antara penonton di
sisi jalan berdiri seorang gadis cantik yang berusia
sekitar 28 tahun. Alm segera terpikat oleh kecan-
tikannya dan mengirim utusan untuk mencari tahu
siapa gadis itu sebenarnya. Dengan terkejut aku
mendapati gadis itu adalah anak perempuan Sen no
Rikyu yang masyhur, seorang pakar upacara minum
teh, seni kuno Jepang yang sangat kugemari. Sen no
Rikyu juga teman dan orang kepercayaanku.

239
[ The Swordless Samurai ]

Tak lama kemudian aku meminta izin Sen no


Rikyu untuk menjadikan anak perempuannya yang
sangat kusukai sebagai selir. Ia menjawab bahwa ia
malu untuk menolak keinginan seseorang sehebat
wakil kaisar, akan tetapi keadaanlah yang mengha-
langinya. Anak perempuannya barn saja kehilangan
suami yang sangat ia cintai, clan sekarang masih
dalam keadaan berkabung. Maka, menimbang
keadaan tersebut, ia tidak bisa mengabulkan per-
mintaanku. Apakah aku bertindak murah hati dan
penuh pengertian?
Sulit sekali bagiku untuk mengakuinya
sekarang, tapi, jawabannya adalah tidak. Karena
sudah biasa dipatuhi-dan buta karena nafsu-aku
menemukan seorang penjilat yang bisa mengarang
tuduhan palsu pada sang pakar teh. Aku menduga
jika Sen no Rikyu berhadapan dengan hukuman
penjara, ia akan segera menyetujui permintaanku
dengan catatan aku akan mencabut segala tuduhan
terhadapnya. Tapi pada malam sebelum ia ditang-
kap, Sen no Rikyu dan anak perempuannya yang
cantik, tidak menemukan jalan keluar dari bahaya
yang kusebabkan, memilih untuk bunuh diri.
Kabar burung yang beredar mengatakan bahwa
aku memaksa Sen no Rikyu bunuh diri. Meski berita
ini bohong, tapi ada benarnya, karena akibat nafsu.
gilaku aku telah membuat pedang mencabut nyawa

240
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

.mereka seperti akulah yang mengayunkannya.


Tanganku berlumuran darah mereka dan takkan
pernah bisa hilang. Bukan saja aku telah menghan-
curkan orang yang kuinginkan-wanita yang hanya
ingin setia pada suaminya yang sudah wafat-tapi
juga temanku, seorang ayah yang ingin melindungi
putri yang dicimainya.
Nafsu bukan satu-satunya cacatku. Setelah
mencapai kekuasaan layaknya seorang raja, aku
mendapati diri minum sake dan menggemari ma-
kanan eksotis malam demi malam. Alm mengingin-
kan hidangan yang tidak biasa, yang hanya pernah
dicicipi oleh segelintir orang saja. Aku ketagihan
pada daging harimau. Aku menghabiskan banyak
uang menyuruh orang menangkap kucing besar
itu di Korea, sehingga dagingnya bisa diawetkan
lalu dikirimkan padaku di Jepang. Konon daging
harimau akan membuatmu lebih berani, tapi benar
atau tidak, aku makan banyak sekali daging harimau!
Namun terlalu banyak makan dan minum yang
enak-enak malah tnembuatku semakin lemah.
Pepatah lama mengatakan: 'Ia yang mengen-
dalikan orang lain mungkin saja perkasa, tapi ia
yang mengendalikan dirinya sendiri lebih perkasa
lagi.' Aku sudah menguasai seluruh negeri, tapi
aku bahkan tidak bisa menguasai diri sendiri. Apa

241
[ The Swordless Samurai ]

gunanya ratusan tentara bagi seseorang yang tidak


bisa mengendalikan nafsunya sendiri?
Naik ke puncak kekuasaan adalah satu hal, tapi
untuk bisa tetap lurus setelahnya adalah hal lain.
Naluri seorang pemimpin yang lebih tinggi hams
bisa mengalahkan dorongan hatinya yang lebih
rendah. Jangan lupakan Kesederhanaan. ]angan
manjakan diri kelewat batas.

*
~ Kesalahan-kesalahanku yang terbesar bisa
~ dianggap berasal dari satu kelemahan:
~ kesombongan. Ketika kekuasaanku semakin
~ tinggi, aku mulai memercayai mitos tentang
kehebatanku sendiri. Setelah berhasil menyatukan
Jepang, seharusnya aku lebih berkonsentrasi
membawanegaradalamkedamaiandankemakmuran
yang lebih tinggi. Tapi aku malah mencari kejayaan
di seberang lautan. Misiku yang congkak akhirnya
menimbulkan Perang Tujuh Tahun di Korea clan
China, yang tidak diragukan lagi adalah kegagalan
terbesar dalam hidupku. Aksi-aksi sepihak tersebut
membuat dua bangsa besar Asia itu membenci
Jepang. Aku malu setiap kali memikirkan ratusan
ribu orang yang kehilangan nyawa hanya karena ,
ambisiku yang tidak terkendali.

242
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

Seperti raja-raja pada setiap masa, aku bisa


menemukan alasan untukmenjustifikasi tindakanku
menginvasi ke luar negeri. Alasan terpenting adalah
untuk mengendalikan orang-orang barbar Eropa.
Spanyol dan Portugal berjuang habis-habisan
untuk menaklukkan dunia atas nama Kristen,
clan di Jepang beberapa komunitas orang Eropa
muncul setelah beberapa penguasa lokal masuk
Kristen dan memberikan tanahnya pada Gereja
Katolik. Namun saat mereka mulai menyerang
kuil-kuil Buddha clan kuil-kuil lainnya-ditambah
lagi orang-orang Portugis mulai menangkapi warga
kami untuk dijual sebagai budak di luar negeri-aku
melarang agama mereka karena agresif dan tidak
toleran. Alm sendiri bukan orang yang religius,
aku menginginkan kebijakan toleransi beragama
yang sudah kuterapkan sejak lama untuk dipatuhi,
terutama oleh sesama orang beragama.
Meski kadang dihadang konflik, di bawah
kepemimpinanku Jepang akhirnya memasuki era
kemakmuran setelah lebih dari seratus tahun berada
dalam kekacauan. Negara kami mendapatkan keku-
atannya kembali, dan aku yakin kami bisa melebihi
orang-orang Eropa itu. Mengapa tidak sekalian
saja memperluas teritori kami, seperti yang mereka
lakukan? Pikiran tentang mengukir nama di negara-

243
[ The Swordless Samurai ]

negara lain membuat ambisiku semakin menyala-


nyala-dan keangkuhanku semakin merajalela.
Ada alasan lain yang lebih praktis untuk Perang
Tujuh Tahun: aku perlu teritori baru untuk memu-
askan samurai-samuraiku yang tangannya sudah
gatal. Saat posisi keluarga Toyotomi menanjak
tinggi dengan cepat, aku menyapu segala yang
menghalangiku dan menjadi dermawan dengan
membagi-bagikan hadiah melimpah, termasuk
tanah luas, kepada para pengikutku. Hadiah-
hadiah seperti ini malah membuat para panglima
perangku menginginkan harta yang lebih besar lagi.
Tapi begitu Jepang berhasil disatukan, tidak ada
lagi daerah kekuasaan yang harus ditaklukkan dan
dibagikan kepada pemenangnya. Alih-alih mencari
penyelesaian yang lebih damai, aku malah melirik
ke Semenanjung Korea, dan dari sana ke China.
Perang tidak ubahnya seperti dagang: 0 rganisasi
yang terbiasa tumbuh dengan cepat harus memutar
haluan saat menghadapi kondisi perlambatan
pertumbuhan. Sayangnya, aku gagal beradaptasi
dengan situasi ini. Begitu negara berada dalam
genggamanku, seharusnya aku meredam keinginan
para prajuritku untuk melanjutkan penaklukan.
Tapi aku malah mengirim pasukan ke negara yang
asing bagiku, yang bahasa dan adat-istiadatnya

244
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

tidak kupahami, dan orang-orangnya begitu gigih


melawan kami.
Apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur. Petua-
langanku ke luar negeri telah gagal, dan tidak ada
lagi alasan yang bisa membenarkan tindakanku.
Sejarahlah yang akan menentukan, lama setelah aku
tidak ada lagi di dunia ini. Hiburan bagiku adalah
kau bisa belajar dari kesalahanku, maka aku akan
mengulangi peringatanku: Semakin berhasil seorang
pemimpin, semakin hati-hati ia harus menjalankan
Rahasia Rendah Hati. Waspada akan kesombongan.

*
~g Mungkin tahun-tahun yang kujalani dalam
JlE! kemiskinan saat masih muda dulu menebar
r::Q:: benih sikap sok pamer yang kutuai saat
JX dewasa. Apa pun alasannya, saat berada di
puncakkekuasaan, aku memilih untukmemamerkan
kekayaanku.
Sebagai pembelaan aku harus mengatakan
bahwa aku juga mengeluarkan banyak uang untuk
orang lain, tidak semata-mata untuk kepentingan
sendiri. Aku suka membagi-bagikan uang. Jika
sedang berjalan-jalan, aku selalu membawa-bawa
kantong besar penuh koin, yang akan kubagikan
kepada anak-anak kampung yang berbaris di pinggir
jalan untuk melihat kereta kudaku lewat.

245
[ The Swordless Samurai ]

"Menyimpan uang di brankas tidak ada


bedanya dengan mengurung prajurit-prajurit hebat
dalam penjara bawah tanah," demikian yang suka
kukatakan pada orang-orang terdekatku, "uang
hanya bernilai jika dibelanjakan."
Banyak orang dalam organisasiku tidak me-
nyetujuiku. "Pola pikir seperti itu akan menguras
hartamu," prates mereka. Tapi aku mengabaikan
peringatan mereka dan mengatai mereka penakut.
Pemborosanku mencapai puncaknya saat Pem-
bagian Besar-besaran tahun 1589, sebuah upacara
di mana aku membagi-bagikan uang umuk para
pengikutku yang paling setia. Saat kuberi aba-
aba, tiga tandu besar, yang melengkung dibebani
365.000 keping emas, 19 didorong ke tengah-tengah
lapangan yang berada di luar gerbang selatan Istana
Jurakutei di Kyoto. Mengenakan pakaian kebesar-
an, aku duduk di depan tumpukan keping emas
itu sementara Mitsunari memanggil nama setiap
penguasa dan jumlah hadiah yang akan diberikan.
Satu demi satu, mereka maju ke depan, membung-
kuk rendah memberi hormat, dan menerima jatah
keping emas masing-masing. Begitu banyak jumlah
emas yang dibagikan sehingga para penonton harus
memalingkan wajah saat gundukan emas tersebu~
memantulkan cahaya matahari, atau mereka akan
buta karenanya. Jumlah yang diterima masing-

246
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

masing pengikut tergolong fantastis, sehingga


para penerima hadiah hams dibantu oleh pelayan
masing-masing untuk mengangkatnya. Upacara
ini berlangsung dari pagi sampai petang dan me-
nimbulkan sensasi ke selumh Kyoto, yang saat
itu dipenuhi oleh wisatawan dan penonton yang
penasaran. Beberapa berkata bahwa Pembagian
Besar-besaran itu adalah keajaiban sepanjang masa.
Lainnya tahu bahwa para penerima hadiah adalah
orang-orang yang sudah kaya, berkata bahwa tin-
dakan itu bertentangan dengan kebijakanku sendiri
untuk 'jangan hanya bela yang kaya, jangan benci
yang miskin.'
Apa yang akan ada dalam pikiranku, saat
masih muda dan miskin dulu, jika melihat seorang
pemimpin memamerkan diri dengan cara memba-
gi-bagikan harta kepada orang-orang favoritnya?
Aku selalu berprinsip bahwa pengikut hams diberi
penghargaan untuk usaha mereka. Tapi kesederha-
naan juga penting. Sebagai seorang penguasa tinggi
Jepang, aku mempertahankan satu prinsip, tapi
mengabaikan yang lain.
Kekayaan semata tidak akan memberi kehor-
matan. Belajarlah dari pengalamanku. Berpeganglah
teguh pada Kesahajaan. ]angan pamer.

*
247
[ The Swordless Samurai ]

Setelah Jepang dipersatukan clan tidak ada lagi mu-


suh di dalam negeri, timbul perselisihan di antara
bawahan-bawahanku. Hal ini sudah kuduga, clan
jika aku lebih mewaspadai pertikaian yang semakin
besar di antara para letnanku, aku mungkin bisa
mencegah konflik ini terjadi.
Pertengkaran muncul karena semenjak keda-
maian tercipta, pegawai sipil jadi lebih penting dari-
pada samurai. Proyek-proyek besar seperti Pemetaan
Nasional lebih membutuhkan mereka yang berotak
encer daripada prajurit yang berpedang tajam. Hal
ini menimbulkan ketegangan di antara para pejuang
clan administrator-ketegangan yang sebenarnya
dapat kuselesaikan seandainya aku bersikap lebih
tegas. Sebaliknya, aku malah membiarkan suasana
bertambah parah, clan menyibukkan diri dengan
kesenangan sendiri clan ambisi meraih kemasyhuran
di negeri orang.
Keinginanku untuk tetap populer di mata para
pengikutku membuat suasana bertambah buruk.
Saking sayangnya aku pada setiap pengikut setiaku
sehingga tidak mampu menghukum atau menyita
tanah mereka, atau memberi tindakan yang lebih
tegas lagi jika mereka melakukan kesalahan. Aku
ingin mereka semua melihatku sebagai 'pemimpin
yang baik'. Tapi ketidakmampuanku untuk menegur ·
mereka hanya mengundang kericuhan.

248
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

Pemimpin sepu bertindak sesuai dengan


Ketegasannya. Bersikap tegas untuk menghindari
pertikaian.

*
\11 Berbekal pengalaman pahit yang terjadi pada
I Klan Oda setelah kematian Lord Nobunaga,
1lli;. aku berharap mendapatkan pewaris yang
l!R:J bisa meneruskan kepemimpinan setelah aku
meninggal. Sayangnya, aku tidak bisa memiliki
anak dari istriku, One. Dan meski bertahun-tahun
memelihara selir, tidak satu pun dari mereka yang
menghasilkan anak.
Akhirnya, Lady Yodo, selir favoritku, melahir-
kan putra pertamaku pada tahun 1589. Saat itu aku
berusia 53 tahun.
Kelahiran Tsurumatsu adalah salah satu dari
saat-saat paling indah dalam hidupku: aku sangat
bahagia. Tapi putra tersayangku itu meninggal saat
usianya baru dua tahun, meninggalkanku dalam
keadaan hancur karena kesedihan sehingga rasanya
mustahil untuk pulih kembali. Kemudian secara
tidak terduga Yodo hamil lagi dan pada tahun 1593
ia memberiku anak laki-laki lagi: Hideyori.
Alm mencintai Hideyori melebihi apa pun
di dunia. Segala perhatianku tertuju pada putra
baruku; begitu memanjakannya sampai membuat

249
[ The Swordless Samurai ]

rekan-rekanku terheran-heran. Teman-temanku


berkata bahwa perhatianku yang berlebihan pada
putraku menjadikanku orang yang betul-betul
berbeda. Pastinya Hideyori menjadi pusat hidupku
sejak ia tiba di dunia ini, clan cintaku yang obsesif
padanya membuatku mengabaikan tanggung jawab
sebagai pemimpin. Jangan pernah mengabaikan
keluargamu, tapi kebalikannya juga betul: kau
tidak bisa terlalu sibuk dengan keluarga sehingga
mengabaikan organisasi yang kaupimpin.
Kelahiran Hideyori memenuhi angan-anganku
akan seorang pewaris dari darah dagingku sendiri,
tapi telah mendorongku untuk membuat kepu-
tusan mengerikan. Sebelum kelahiran Hideyori,
aku merasa tidak akan pernah punya seorang anak
laki-laki, maka aku mengadopsi putra saudara
perempuanku yang berusia 23 tahun, Hidetsugu,
dengan maksud menjadikannya pewaris. Alm
bahkan menganugerahinya jabatan wakil kaisar, se-
mentara aku mengambil gelar mantan wakil kaisar.
Tapi setelah kelahiran Hideyori, aku menyesal telah
memberikan gelar itu kepada Hidetsugu, karena
tampaknya jabatan itu telah membuatnya lepas
kendali. Kegemarannya akan pertumpahan darah
yang tidak perlu membuatnya dijuluki Si Kejam
Hidetsugu clan Algojo Kaisar. Begitu menyakitkan ·

. 250
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

bagiku untuk menceritakan kekejamannya, sehing-


ga aku lebih memilih mengutip komentar seorang
misionaris Portugis, Luis Frois:

la memiliki kegemaran ganjil dan mengerikan


saat membunuh orang; ia begitu gemar me-
numpahkan darah sehingga bisa saja sifat
kejamnya telah tumbuh sejak ia masih menyusu.
Salah satu adegan kesukaannya adalah saat ia
melihat seseorang dibunuh dan dibantai dengan
kejam. Di waktu senggang, ia suka turun tangan
dan langsung mengambil alih tugas algojo
untuk mengeksekusi para terhukum mati. la
menutup sebidang area dekat istananya dengan
tembok dan meletakkan sejenis meja di tengah-
tengahnya tempat para kriminal akan berbaring
untuk dicincang. Kadang ia membelah mereka
jadi dua saat mereka masih berdiri. Tapi yang
paling digemarinya adalah memotong anggota
tubuh satu per satu, seperti orang memotong
paha atau sayap ayam. Di lain kesempatan ia
akan menjadikan mereka sasaran anak panah
atau peluru. Kadang, seperti Nero muda, ia
suka menyayat wanita untuk melihat isi perut
dan rahim mereka. 20

251
[ The Swordless Samurai ]

Tak lama setelah kelahiran Hideyori, aku


bertekad menjadikan darah dagingku ini sebagai
pewaris takhta. Aku memutuskan umuk melibas
apa saja-dan segalanya-yang mungkin akan
menghalangi niatku. Tapi tekadku ini mendorong
terjadinya hal mengerikan.
Pada suatu malam, datang sebuah firasat me-
nakutkan tentang kematianku, yang meyakinkanku
bahwa, begitu aku meninggal, Hidetsugu yang haus
darah akan mencoba membunuh bayiku dan ibu-
nya. Terpengaruh kengerian dari visi ini, aku lantas
memutuskan untuk memberantas akar dari bencana
yang akan terjadi di masa depan-dengan cara
memerintahkan Hidetsugu untuk bunuh diri dan
menghukum mati seluruh anggota keluarganya.
Setelah berulang kali mempertaruhkan karierku
dengan pendirian bahwa kekerasan hams menjadi
jalan keluar terakhir, aku malah menyerah pada
dorongan untuk membunuh. Hidetsugu memang
monster, tapi tidak ada alasan untuk membunuh
keluarganya. Bahkan sampai hari ini aku masih
tidak memercayai tindakanku. Aku hanya bisa
menyalahkan rasa cinta yang berlebihan pada Hi-
deyori, cinta yang membutakanku dan membuatku
mau melakukan apa saja demi dirinya.

252
[ Kekuasaan yang Melenakan ]

Untuk menjaga hubungan yang sehat antara


keluarga dan klan, seorang pemimpin harus mene-
rapkan Keseimbangan. Kekang obsesimu.

***
Alm banyak mengalami kegagalan, tapi terus-
menerus menyesali kesalahan yang telah terjadi
hanya akan menimbulkan kegagalan lagi. Bersikap
pesimis adalah cara untuk kalah. Kepemimpinan
membutuhkan rasa percaya diri dan optimisme
yang tinggi. Itulah yang membuatku bisa naik ke
posisi tertinggi di negeri ini.
Aku bukan seorang kutu buku karena apa yang
kuketahui kudapatkan secara langsung, bukan
melalui tulisan. Namun aku menemukan beberapa
kebenaran tertulis, diwariskan dari generasi ke
generasi, yang mendeskripsikan filosofiku sendiri.
Aku menyebutnya sebagai Pedoman Samurai Tan pa
Pedang:
• Prajurit terbaik tidak pernah menyerang
• Petarung terhebat berhasil tanpa kekerasan
• Penakluk terbesar menang tanpa perang

Waktuku sudah hampir habis, dan hari baru


akan tiba. Zaman Peperangan telah berakhir. Kalian
yang membaca kisahku akan menerapkannya dalam
jalan pedagang atau pekerja, bukan jalan para

253
[ The Swordless Samurai ]

prajurit. Meski demikian, prinsip-prinsip samurai


tanpa pedang berlaku untuk pekerjaan apa pun dan
zaman kapan pun.
Sebelum aku pamit, aku akan mengutarakan
sebuah rahasia, yang terakhir.
Rahasia terakhir adalah tidak ada rahasia.
Mengabdilah pada pemimpinmu. Bekerja ke-
raslah. Bersyukurlah. Bertindaklah berani. Beberapa
orang akan berkata bahwa semua itu hanya hal biasa,
dan mereka memang benar: Hanya hal biasa. Tapi
melihat prinsip-prinsip di atas diterapkan dengan
berhasil di dunia ini bisa dihitung dengan jari. Dan
seperti yang mudah-mudahan telah kutunjukkan,
pemimpin yang hebat bisa berkembang dari awal
yang paling biasa.

254
[ Riwayat Hidup ]

Kronologis
Riwayat Hidup
Toyotomi Hideyoshi

1536 Lahir di Nakamura, Provinsi Owari.


1551 Meninggalkan rumah mencari
peruntungan.
1554 Mulai bekerja pada Oda Nobunaga.
1560 Membanru Nobunaga menaklukkan
Imagawa Yoshimoto di Okehazama.
1561 Menikahi One.
1566 Membangun benteng di Sunomata.
1567 Membantu Nobunaga mengambil alih
Benteng Inabayama.
1568 Masuk ke Kyoto bersama Nobunaga;
Ashikaga Yoshiaki kembali dijadikan
Shogun
1573 Mengepalai beberapa daerah di provinsi
Omi dan Echizen; Shogun Yoshiaki
didepak.
1574 Menerima daerah kekuasaan di Omi,
membangun Benteng Nagahama.

255
[ The Swordless Samurai ]

1575 Berpartisipasi dalam Pertempuran


Nagashino di mana Nobunaga secara tidak
terduga menggunakan tiga ribu prajurit
bersenapan.
1580 Menaklukkan Benteng Miki.
1581 Menaklukkan Benteng Tottori.
1582 Mengepung Benteng Takamatsu; Mitsu-
hide membunuh Nobunaga; Hideyoshi
mengalahkan Mitsuhide di Yamazaki.
1583 Mengalahkan pesaingnya dalam Klan Oda,
Shibata Katsuie, di Shizugatake; mulai
membangun Benteng Osaka; menerapkan
kebijakan kuniwake (pendistribusian
kembali wilayah taklukan) dan shirowari
(pengurangan jumlah kastil bertentara);
mulai melakukan pemetaan.
1584 Berperang melawan Ieyasu di Komaki clan
Nagakute.
1585 Menghancurkan biara-biara pemberontak
di Negoro, Kumano, clan Koyasan;
menaklukkan Shikoku.
Ditunjuk sebagai kampaku (wakil kaisar);
dianugerahi nama keluarga Toyotomi oleh
kaisar.
1587 Menaklukkan Kyushu; menyelesaikan
pembangunan lstana Jurakutei. Hideyoshi

256
[ Riwayat Hidup ]

menjamu kaisar di Jurakutei; para Jesuit


dicekal dari Jepang.
1588 Memberlakukan Penyitaan Senjata.
1589 Mendapatkan anak laki-laki dari selir
kesayangan, Lady Yoda (meskipun siapa
ayahnya masih dipertanyakan); meng-
umumkan perang melawan Hojo.
1590 Melancarkan serangan ke Kanta;
mengepung dan menaklukkan Benteng
Odawara, menyelesaikan penyatuan
Jepang. Menempatkan Tokugawa Ieyasu
sebagai penguasa wilayah Kanta (sekarang
Tokyo).
1591 Tsurumatsu wafat; Hidenaga wafat;
melancarkan invasi ke Korea; membangun
markas besar ke Nagoya (Hizen); mulai
membangun Benteng Fushimi; menye-
rahkan gelar kampaku ke Hidetsugu, anak
saudara perempuannya, dan mendapat
gelar taiko (mantan wakil kaisar).
1592 lnvasi langsung ke Korea dari Nagoya.
1593 Mempertahankan posisi tentara di Korea;
bertemu para duta besar Ming untuk
mendiskusikan penarikan kekuatan dari
Korea; ibunda Hideyoshi wafat karena
penyakit; mendapatkan anak laki-laki

257
[ The Swordless Samurai ]

kedua, Hideyori, dari Lady Yodo (ayahnya


masih diragukan).
1594 Menyelesaikan pembangunan lstana Fushi-
mi; pensiun ke Fushimi, dan menyerahkan
lstana Jurakutei ke Hidetsugu.
1595 Memaksa Hidetsugu bunuh diri dan
mengeksekusi seluruh anggota keluarganya.
1596 Negosiasi dengan Korea gagal; Hideyori
menggantikan posisi Hidetsugu.
1597 lnvasi kedua ke Korea.
1598 Menerima sumpah setia dari para daimyo;
meminta pengikut terdekat untuk
melindungi Hideyori setelah kematiannya;
Hideyoshi wafat; pasukan Jepang ditarik
mundur dari Korea.

258
[ Catatan ]

Catatan

1. Yoshikawa Eiji, Taiko (Kodansha International,


2000)
2. Pada saat wafatnya, gelar Hideyoshi adalah
taiko, atau 'mantan wakil kaisar'. Meskipun
disebut 'mantan' namun kekuasaannya lebih
besar daripada kampaku atau 'wakil kaisar'.
Keduanya, taiko dan kampaku berada di bawah
kekuasaan kaisar, meski sebenarnya kekuasaan
kaisar hanyalah simbol belaka. Maka Hideyoshi
memang penguasa tertinggi Jepang.
3. Sekarang Nakamura adalah bagian pinggir
Nagoya, salah satu kota terbesar di Jepang,
dan merupakan markas besar Toyota Motor
Corporation.
4. Periode sengoku jidai berlangsung antara
tahun 1467 dan awal 1600-an. Pada masa
ini, daimyo, atau tuan tanah feodal, berkuasa
penuh atas wilayah mereka dan saling berebut

259
[ The Swordless Samurai ]

kekuasaan. lstilah tersebut bisa cliterjemahkan


menjacli Zaman Peperangan, Zaman Perang
Amar-Klan, Masa Perang Sauclara, Era Perang
Antar-Negara Bagian, clan sebagainya.
5. Ronin aclalah samurai yang menganggur yang
kaclang bekerja sebagai tentara bayaran.
6. Sunpu sekarang clikenal sebagai Prefektur
Shizuoka.
7. Umumnya orang beranggapan bahwa Matsu-
shita Yukitsuna aclalah atasan samurai pertama
Hicleyoshi, namun penulis buku ini, Kitami,
yakin akan clugaan bahwa Matsushita Genzae-
mon Naganori aclalah orang yang sebenarnya.
8. Penclucluk clesa clan penclucluk kota tanpa
jabatan biasanya ticlak memiliki nama belakang
(nama keluarga) clan hanya punya satu nama
(nama pertama). Memiliki nama belakang me-
nanclakan keistimewaan, clan nama belakang
sering berubah-ubah, sesuai clengan perubahan
pekerjaan atau gelar. Hicleyoshi sebenarnya
terlahir clengan nama Hiyoshi (beberapa ahli
percaya bahwa nama sebenarnya aclalah Hiyo-
shimaru), tapi seiring peningkatan kariernya,
namanya berganti jacli Tokichiro, Nakamura
Tokichiro, Kinoshita Tokichiro, Hashib~
Chikuzen no Kami Hicleyoshi, clan terakhir
Toyotomi Hicleyoshi. Seringnya perubahan

260
[ Catatan )

nama ini bahkan membingungkan pembaca


Jepang, maka untuk memudahkan aku tetap
menggunakan nama Hideyoshi.
9. Miso adalah sejenis pasta yang difermentasikan
dari kacang kedelai. Nasi dan miso adalah ma-
kanan pokok rakyat Jepang. Sampai sekarang,
bukan hal yang aneh bagi orang Jepang untuk
makan sup miso dan nasi dua atau tiga kali
sehari.
10. Tipe yang mereka pakai adalah arquebus, sejenis
senapan portabel pertama yang ditopang oleh
kakitiga, lebih tua daripada bedil.
11. Berdasarkan jam tradisional Jepang, Jam Kuda
berkisar antara pukul 11 :00 malam dan pukul
1:00 pagi.
12. Yang dipaparkan di sini adalah sudut pandang
Hideyoshi. Beberapa ahli sejarah memiliki
sudut pandang yang lebih halus dari tindakan
Mitsuhide.
13. Walter Dening, The Life ofToyotomi Hideyoshi
Q.L. Thomson&Co., 1930).
14. Di luar Jepang, istilah seppuku dikenal dengan
nama harakiri. Karakter kanji untuk keduanya
sama.
15. Adriana Boscaro, 101 Letters of Hideyoshi
(Sophi University, 1975).

261
[ The Swordless Samurai ]

16. Edo kemudian dikenal dengan nama Tokyo.


17. Diadaptasi dari Dening, op. cit.
18. Banshu sekarang adalah Prefektur Kyogo.
19. Penulis Kitami memperkirakan nilai 365.000
keping emas ryo sekarang setara dengan
US$130 juta.
20. Dikutip dari Mary Elizabeth Berry, Hideyoshi
(Harvard University Press, 1982), dan James
Murdoch, A History ofJapan, vol. 2 (Green-
berg, 1926). Kedua kutipan berasal dari bahasa
aslinya, Portugis; ejaan bahasa Inggris kunonya
telah diolah kembali dengan menggunakan
ejaan sekarang.

262

Anda mungkin juga menyukai