NIM : 2211012044
Kelas :B
Mata Kuliah : Patofisiologi
Stroke adalah gangguan saraf yang ditandai dengan penyumbatan pembuluh darah.
Gumpalan terbentuk di otak dan mengganggu aliran darah, menyumbat arteri dan
menyebabkan pembuluh darah pecah, menyebabkan pendarahan. Pecahnya arteri yang
menuju ke otak selama stroke mengakibatkan kemaGan mendadak sel-sel otak karena
kekurangan oksigen. Stroke juga dapat menyebabkan depresi dan demensia.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke yaitu: usia tertentu, jenis kelamin
(Wanita lebih beresiko terkena stroke saat usia muda, lingkungan geografis dan ras, dan sosial
ekonomi yang beragam.
Secara garis besar, faktor-faktor yang menjadi pemicu dari Gmbulnya stroke terbagi menjadi
dua, yaitu:
a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi; Ini termasuk usia, jenis kelamin, etnis,
TIA dan karakterisGk keturunan.
b. Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi; Faktor risiko utama yang dapat dimodifikasi
untuk stroke adalah hipertensi, diabetes, kurang olahraga fisik, penyalahgunaan
alkohol dan obat-obatan, kolesterol, manajemen diet, dan geneGka.
Terapi lainnya:
1. Terapi anGhipertensi: Hipertensi merupakan faktor risiko stroke. Ada banyak alasan
untuk tekanan darah Gnggi pada stroke, termasuk riwayat hipertensi, sGmulasi
neuroendokrin akut, peningkatan tekanan intrakranial, stres yang terkait dengan
masuk rumah sakit dan nyeri intermiten.
2. Penatalaksanaan glukosa: Hiperglikemia (peningkatan glukosa darah) umum terjadi
pada pasien stroke, jadi penargetan kadar glukosa darah adalah strategi manajemen
stroke yang efisien.
3. Terapi anGplatelet: Terapi ini digunakan untuk penatalaksanaan stroke iskemik akut
dan untuk pencegahan kejadian stroke.
4. Terapi sel induk: Menawarkan peluang terapi yang menjanjikan, keamanan dan
kemanjuran untuk pasien stroke. PeneliGan tentang sel punca embrionik, sel
mesenkimal, dan sel punca berpotensi majemuk terinduksi telah menilai potensinya
untuk regenerasi jaringan, pemeliharaan, migrasi dan proliferasi, pemasangan kembali
sirkuit saraf, dan peremajaan fisik dan perilaku
5. Perbaikan saraf: Ini adalah terapi alternaGf untuk perlindungan saraf. Ini digunakan
untuk meremajakan jaringan keGka kerusakan sudah terjadi dan oleh karena itu Gdak
terikat waktu tetapi paling efekGf bila diberikan 24 jam setelah serangan stroke.
Banyak model hewan telah digunakan dalam upaya untuk merangsang neurogenesis
dan memulai proses perbaikan saraf
6. Rehabilitasi: Stroke dapat membuat individu mengalami kecacatan jangka pendek dan
jangka panjang. Kegiatan sehari-hari seperG berjalan dan buang air sering
terpengaruh, dan gangguan sensorimotor dan visual sering terjadi. Rehabilitasi
bertujuan untuk memperkuat kemandirian fungsional orang yang terkena stroke