Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Memahami dan Menghadapi Perbedaan Pandangan Mengenai


Pancasila Sebagai Dasar Negara di Indonesia
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir., DR SUPARTONO, MM., CIQaR., M. M., S. T.

Disusun Oleh :

Muhammad Mirdas (20220210003)


Oktoryno Athala (20220210004)
Gilang Leo Prakoso (20220210005)
Romansa Fasha Pujo Harimukti (20220210006)
Galvin Pratama Hariadi (20220210007)
Ronald Dwi Febrianzah (20220210008)
Yohanes Ama Doni Maran (20220210009)
Yuilus Toi (20220210010)
Aouna Ferardy Wahyudha Tamma (20220210011)
Yudha Bima Putra (20220210012)

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN


TEKNIK PERKAPALAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat
dan Hidayahnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof. Dr. Ir., DR
SUPARTONO, MM., CIQaR., M. M., S. T. yang telah memberikan tugas
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas


dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Teknik Perkapalan. Kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kami mohon untuk saran
dan kritiknya untuk pengembangan makalah yang lebih baik di masa depan,
terima kasih.

Surabaya, 1 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI 2
...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 3
.............................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5

A. Latar belakng sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak 5


pancasila sebagai dasar negara...........................................................
B. Alasan banyak pihk-pihak yng tetap ingin mempertahankan pancasila 7
dasar negara.........................................................................................
C. Penialaian tentang perbedaan pandangan............................................ 8
D. Sikap dalam menghadapi perbedaan .................................................. 10

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 11

A. Kesimpulan 11
...........................................................................................
B. Saran.......................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara teoritis, Pancasila merupakan falsafah negara (philosofische


gronslag). Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara dan
dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Ada lima prinsip sebagai
philosofische grondslag bagi Indonesia, yaitu kebangsaan Indonesia,
internasionalisme atau peri-kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan
sosial dan ketuhanan yang berbudaya. Meskipun begitu dikalangan masyarakat
baik individu maupun kelompok, ada sebagia masyarakat yang menolak pancasila
sebagai dasar negara itu disebabkan karena adanya penurunan kepercayaan
terhadap pancasila. Akan tetapi tidak sedikit dan bahkan masih banyak
masyarakat yang tetap meyakini dan berteguh pegang terhadap pancasila dan
digunakan sebagai dasar negara. Iu semua tergantung kepada kepercayaan
masing-masing. Dari sudut sejarah, Pancasila sebagai dasar negara pertama-
tama diusulkan oleh Ir.Soekarno pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada waktu
membahas Pancasila sebagai dasar negara. Sejak saat itu pula Pancasila
digunakan sebagai nama dari dasar falsafah negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia, meskipun untuk itu terdapat beberapa tata urut dan rumusan yang
berbeda.Pancasila sebagai dasar negara, hal ini berarti bahwa setiap tindakan
rakyat dan Negara Indonesia harus sesuai dengan Pancasila. Secara historis,
Pancasila diambil dari budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga mempunya
fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

3
B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini yang akan menjadi rumusan masalah adalah :

1. Mengapa ada pihak masyarakat yang menolak Pancasila sebagai dasar


negara?
2. Mengapa pihak masyarakat yang tetap ingin mempertahan Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia?
3. Bagaimana pendapat tentang perbedaan pandangan tersebut?
4. Bagaimana sikap dalam menghadapi perbedaan tersebut?

C. Tujuan

Pada makalah ini yang akan menjadi tujuan adalah :

1. Untuk Mengetahui alasan pihak masyarakat yang menolak Pancasila


sebagai dasar negara.
2. Untuk mengetahui alasan pihak masyarakat yang tetap ingin
mempertahan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia?
3. Untuk mengetahui pendapat tentang perbedaan pandangan tersebut.
4. Untuk mengetahui sikap dalam menghadapi perbedaan tersebut

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Sikap Beberapa Pihak Dalam Masyarakat Yang


Menolak Pancasila Sebagai Dasar Negara.

Secara etimologi pancasila berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari
dua kata yaitu panca dan perintah. Panca artinya lima sedangkan sila artinya
dasar. Dalam kehidupan sehari-hari, kedua makna tersebut sering dijadikan
makna untuk menyampaikan gagasan Pancasila sebagai dasar negara. Menurut
terminologi, Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia. Penggunaan kata
pancasila sebagai ungkapan pertama kali diperkenalkan oleh Ir. Soekarno saat
berpidato di depan sidang hari ketiga Badan Penyelidik Pendahuluan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam pidatonya, Sukarno mengusulkan lima
hal sebagai dasar negara Indonesia merdeka dan menyebutnya Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia memiliki kekuatan hukum
yang kuat berdasarkan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan Instruksi
Presiden No. 12 Tahun 1968, 13 April 1968. Sekarang dasar hukumnya menjadi
Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2000. Pancasila memperoleh landasan hukum
sebagaimana dimaksud di atas, yaitu Pancasila sebagaimana termaktub dalam
Bab VI Pembukaan UUD 1945. Pancasila yang sah dan benar inilah yang
dijadikan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sejati ini
mengandung lima perintah, yaitu pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua,
kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketiga, persatuan Indonesia. Keempat,
demokrasi yang dipimpin secara politik dalam negosiasi perwakilan; dan kelima,
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila merupakan landasan
konstitusional dan dapat juga disebut sebagai ideologi negara atau falsafah
negara. Sehubungan dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
tersebut, disebutkan bahwa bangsa Indonesia mendapat dasar negara yang
dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945, yang di dalamnya termasuk dasar
negara Pancasila.
Namun, ada kelompok masyarakat yang menolak Pancasila sebagai dasar
negara, baik individu maupun kelompok, dan semua itu karena hilangnya
kepercayaan terhadap negara atau pemerintah yang menyelenggarakannya.
Ketidakadilan ada di mana-mana, sistem pemerintahan tidak baik, dan penguasa
mengutamakan kepentingan pribadi. Sehingga timbul pemikiran “kalau pihak
berwenang bisa, kenapa kita tidak bisa?”. Sementara semua ini terjadi mereka
mulai memikirkan ideologi yang dapat menguntungkan mereka atau kelompok
mereka dan di sana unsur-unsur tersebut menyatakan ideologi atau dasar negara
baru sebagai bentuk ketakutan. telah terjadi ketidakadilan. Walaupun banyak
pihak/kelompok yang menentang Pancasila sebagai bentuk negara, bahkan
mereka ingin mengganti bentuk negara Indonesia dengan non-Pancasila,
misalnya. Khilafah, liberal, komunis atau kapitalis berdasarkan ketidakadilan.

5
Namun tidak sedikit warga negara Indonesia yang berpancasila atau yang akan
mempertahankan pancasila sampai titik darah penghabisan. Sebagian besar
menganggap pancasila sudah sesuai dan mencerminkan kepribadian bangsa atau
jauh dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, dengan adanya ideologi Pancasila, kita dapat
menyelesaikan berbagai persoalan dan cobaan yang dihadapi bangsa Indonesia
sejak awal kemerdekaan hingga saat ini. Permasalahan dan cobaan bangsa
Indonesia menunjukkan upaya sistematis untuk melemahkan pengalaman ideologi
Pancasila oleh berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Mereka selalu
berusaha menggoyahkan ideologi Pancasila dengan berbagai cara untuk
mengubah fondasi negara ini. Hubungan Pancasila dengan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia Pada dasarnya Deklarasi 17 Agustus 1945
bukan hanya tujuan, tetapi sarana, isi dan makna, yang pada dasarnya
mengandung dua hal, yaitu:
A. Proklamasi Kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, baik kepada diri
sendiri maupun kepada dunia luar.
B.Operasi
•Tindakan mendesak diperlukan sehubungan dengan Proklamasi
Kemerdekaan (Kaelan, 1993:62). Setelah deklarasi dibacakan pada 17 Agustus
1945, naskah konstitusi disusun keesokan harinya, 18 Agustus 1945.
• UUD 98, yang berisi tentang pembukaan. Dalam kata pengantar UUD 1945,
tepatnya di bagian itu.
• Proklamasi Kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Indonesia, sehingga
letak dan sifat hubungan antara Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
dengan pembukaan UUD 1945 dapat ditentukan sebagai berikut :
A. Pembaharuan penyebutan Deklarasi Kemerdekaan pada bagian ketiga
mukadimah menunjukkan bahwa Deklarasi dan mukadimah merupakan satu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
B. Pengesahan pembukaan pada tanggal 18 Agustus 1945, bersamaan
dengan pengesahan UUD, Presiden dan Wakil Presiden, merupakan pelaksanaan
bagian kedua Deklarasi.
C. Inti dari pembukaan adalah Proklamasi Kemerdekaan, yang lebih rinci dari
adanya cita-cita luhur, yang merupakan semangat penggerak untuk mendukung
kemerdekaan berupa negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil,
dan makmur berdasarkan spiritual prinsip Dari Pancasila.
D. Oleh karena itu sifat hubungan antara Pembukaan dan Deklarasi, yaitu:
memberikan laporan pelaksanaan deklarasi 17 Agustus 1945, mengukuhkan
pelaksanaan deklarasi 17 Agustus 1945 dan memberikan tanggung jawab atas
pelaksanaan deklarasi 17 Agustus 1945 (Kaelan, 1993:62-64).

6
B. Alasan Banyak Pihak Yang Tetap Ingin Mempertahankan Pancasila
Sebagai Dasar Negara

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memiliki nilai-nilai


luhur dan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu, banyak pihak yang ingin mempertahankan Pancasila sebagai
dasar negara, karena Pancasila dianggap sebagai ideologi yang inklusif dan
memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan. Pancasila juga dapat menjadi
pengikat dalam keragaman dan memastikan stabilitas politik di Indonesia.
Pertama-tama, Pancasila dianggap sebagai ideologi yang inklusif
karena mencakup nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh seluruh
lapisan masyarakat Indonesia tanpa memandang perbedaan agama, ras,
atau budaya. Selain itu, Pancasila mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan,
persatuan, keadilan sosial, demokrasi, dan kebijaksanaan dalam
berkehidupan bermasyarakat, yang merupakan nilai-nilai yang sangat
penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Kedua, Pancasila juga menjadi simbol kebangsaan dan menjadi
identitas nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Mempertahankan
Pancasila sebagai dasar negara dapat memperkuat rasa kebangsaan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Pancasila menjadi dasar bagi berbagai
lembaga negara, seperti TNI, Polri, dan PNS, serta menjadi landasan dalam
pembentukan sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.
Terakhir, Pancasila juga dijadikan sebagai sumber hukum dalam UUD
1945, sehingga mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dapat
memastikan bahwa hukum yang dibuat dan dijalankan di Indonesia selalu
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Hal ini sangat penting untuk
menjaga keadilan sosial dan memastikan bahwa semua warga negara
memiliki hak yang sama di mata hukum. Mempertahankan Pancasila
sebagai dasar negara juga dapat memastikan keberlangsungan demokrasi
dan menjaga kedaulatan negara Indonesia.

7
C. Penilaian Tentang Perbedaan Pandangan

Pandangan yang menolak Pancasila sebagai dasar negara dan pihak yang
ingin mempertahankannya memang memiliki perbedaan yang signifikan. Di satu
sisi, pihak yang menolak Pancasila menganggap bahwa Pancasila tidak lagi
relevan dalam konteks globalisasi dan modernisasi. Mereka berpendapat bahwa
Pancasila tidak lagi mampu menjadi pedoman dalam pembangunan nasional
karena kurang memiliki daya tarik bagi generasi muda dan tidak mampu
menangkap tren dan perubahan yang terjadi di dunia saat ini.
Di sisi lain, pihak yang ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara menganggap bahwa Pancasila tetap relevan dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi Indonesia saat ini. Mereka berpendapat bahwa
Pancasila mampu mengakomodasi keberagaman dan merangkul seluruh rakyat
Indonesia. Pancasila juga dinilai mampu memberikan dasar filosofis yang kokoh
bagi pembangunan nasional.
Salah satu perbedaan pandangan yang signifikan adalah mengenai aspek
agama dalam Pancasila. Pihak yang menolak Pancasila sebagai dasar negara
umumnya memiliki pandangan yang beragam mengenai agama. Ada yang
berpendapat bahwa Pancasila terlalu mengakomodasi agama dan kurang bersifat
sekuler, sementara ada yang justru berpendapat sebaliknya.
Sementara itu, pihak yang ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara menilai bahwa Pancasila sudah cukup mengakomodasi agama tanpa
harus terlalu menekankan aspek agama. Pancasila, menurut mereka, sudah cukup
memberikan kebebasan beragama bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa harus
terlibat dalam politik agama yang berpotensi menimbulkan konflik.
Perbedaan pandangan lainnya adalah mengenai aspek kebangsaan dan
nasionalisme dalam Pancasila. Pihak yang menolak Pancasila umumnya memiliki
pandangan yang lebih kritis terhadap konsep nasionalisme yang diusung oleh
Pancasila. Mereka berpendapat bahwa konsep nasionalisme cenderung
mengekang kebebasan individu dan mengabaikan keberagaman yang ada di
dalam masyarakat.
Sementara itu, pihak yang ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara menilai bahwa konsep nasionalisme dalam Pancasila sangat penting
dalam membangun identitas bangsa Indonesia yang kuat. Pancasila, menurut
mereka, mampu merangkul seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku,
agama, atau ras, sehingga mampu menciptakan rasa persatuan dan kesatuan
yang kuat di antara masyarakat Indonesia.
Sementara itu, pihak yang ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara
menilai bahwa konsep keadilan sosial dalam Pancasila sangat penting dalam
menciptakan kehidupan sosial yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila, menurut mereka, mampu mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi
yang ada di Indonesia, sehingga mampu menciptakan stabilitas sosial yang
penting bagi kelangsungan pembangunan nasional.
Namun, perbedaan pandangan mengenai Pancasila tidak hanya terjadi
antara pihak yang ingin mempertahankannya dan yang menolaknya. Ada juga

8
pihak yang ingin mereformasi Pancasila agar lebih sesuai dengan kondisi dan
tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini.
Pihak-pihak ini berpendapat bahwa Pancasila harus diperbarui agar lebih responsif
terhadap perkembangan zaman dan dinamika sosial yang ada di masyarakat.
Namun, mereka tetap mengakui bahwa Pancasila memiliki nilai-nilai yang sangat
penting bagi pembangunan nasional dan tidak boleh dihilangkan sepenuhnya dari
dasar negara.
Dalam konteks perbedaan pandangan tersebut, penting bagi kita untuk
menghargai dan memahami argumen dari setiap pihak. Kita harus mampu
berdialog dan mencari solusi yang terbaik untuk Indonesia, tanpa meninggalkan
prinsip-prinsip dasar yang telah dibangun oleh Pancasila.
Pancasila memang bukanlah sesuatu yang statis dan terus-menerus
berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan zaman. Namun, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, seperti keadilan sosial, persatuan, dan kemanusiaan,
harus tetap menjadi pijakan dalam pembangunan nasional.
Sebagai warga negara Indonesia, kita harus menghargai Pancasila sebagai
dasar negara dan berusaha untuk memperkuat nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Kita juga harus mampu membuka diri dan terbuka terhadap perubahan
dan perbaikan, tanpa harus meninggalkan esensi dan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.
Pihak yang ingin mereformasi Pancasila juga harus diberi ruang untuk
mengemukakan pendapat dan solusi. Namun, mereka juga harus memahami
bahwa Pancasila merupakan identitas dan karakter bangsa Indonesia yang tidak
boleh dirubah secara drastis.
Dalam menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan, Pancasila
tetap menjadi landasan dan acuan bagi Indonesia. Oleh karena itu, kita semua
harus bersatu dan saling mendukung dalam mempertahankan dan memperkuat
Pancasila sebagai dasar negara yang kokoh dan kuat.

9
D. Sikap Dalam Menghadapi Perbedaan

Dalam menghadapi perbedaan pandangan mengenai Pancasila, ada


beberapa sikap yang harus diambil oleh kita sebagai warga negara Indonesia.
Pertama-tama, kita harus memiliki sikap terbuka dan toleran terhadap pandangan
orang lain. Perbedaan pandangan adalah hal yang wajar dalam sebuah demokrasi
yang sehat, dan sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu menghargai
pandangan orang lain tanpa merendahkan atau mengintimidasi mereka.
Kita juga harus mampu mendengarkan dan memahami argumen dari setiap
pihak. Sebelum menentukan pandangan kita sendiri, kita harus terlebih dahulu
memahami sudut pandang orang lain. Ini akan membantu kita memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang isu yang sedang dibahas, dan membuka
kesempatan untuk menemukan solusi terbaik bagi Indonesia.
Namun, penting untuk diingat bahwa toleransi tidak berarti kita harus
sepakat dengan pandangan orang lain. Kita memiliki hak untuk memiliki
pandangan sendiri dan mempertahankannya, selama itu tidak merugikan atau
melukai pihak lain. Oleh karena itu, dalam menjaga sikap terbuka dan toleran, kita
juga harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang kita yakini benar.
Selain itu, kita harus mampu menjaga sikap yang tidak emosional atau
agresif ketika berhadapan dengan perbedaan pandangan. Kita harus mampu
menghargai perbedaan pendapat, tanpa harus mengambil tindakan yang
merugikan atau melukai pihak lain. Sebaliknya, kita harus mampu menyelesaikan
perbedaan dengan cara yang konstruktif dan damai, dengan cara saling
menghormati dan mencari solusi terbaik bagi Indonesia.
Namun, sering kali kita melihat bahwa perbedaan pandangan mengenai
Pancasila menjadi sumber konflik dan bahkan kekerasan. Hal ini terutama terjadi
ketika beberapa kelompok atau pihak menolak Pancasila sebagai dasar negara.
Pandangan ini sering kali dipicu oleh perbedaan keyakinan atau ideologi, yang
mendorong mereka untuk memperjuangkan pandangan mereka sendiri.
Namun, sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu menghindari
konflik dan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan pandangan. Kita harus
mampu menyelesaikan perbedaan dengan cara yang damai dan konstruktif, tanpa
mengorbankan nilai-nilai yang kita yakini benar.
Penting untuk diingat bahwa Pancasila adalah milik seluruh rakyat
Indonesia, dan bukan hanya milik kelompok atau pihak tertentu saja. Oleh karena
itu, kita harus mampu mencari kesamaan dan mencari solusi yang terbaik bagi
Indonesia, tanpa harus menempatkan kepentingan kelompok atau pihak tertentu di
atas kepentingan bangsa dan negara. Dalam hal ini, penting bagi kita untuk
memperkuat prinsip persatuan dan kesatuan. Kita harus mampu membangun
kebersamaan dan saling mendukung sebagai warga negara Indonesia yang satu,
meskipun memiliki perbedaan pandangan mengenai Pancasila.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbedaan pandangan mengenai Pancasila sebagai dasar negara


merupakan hal yang wajar dalam sebuah demokrasi yang sehat. Namun, sebagai
warga negara Indonesia yang baik, kita harus mampu menghadapi perbedaan
tersebut dengan sikap terbuka, toleran, dan damai. Kita harus mampu
mendengarkan dan memahami pandangan orang lain, tanpa harus merendahkan
atau mengintimidasi mereka. Sebaliknya, kita harus mampu mencari solusi yang
terbaik bagi Indonesia, tanpa harus menempatkan kepentingan kelompok atau
pihak tertentu di atas kepentingan bangsa dan negara. Pancasila adalah milik
seluruh rakyat Indonesia, dan bukan hanya milik kelompok atau pihak tertentu
saja. Oleh karena itu, kita harus mampu membangun kebersamaan dan saling
mendukung sebagai warga negara Indonesia yang satu, meskipun memiliki
perbedaan pandangan mengenai Pancasila.
B. Saran

Dalam menghadapi perbedaan pandangan mengenai Pancasila,


diperlukan beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh masyarakat
Indonesia. Pertama-tama, pendidikan mengenai nilai-nilai Pancasila harus
ditingkatkan, baik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini dapat membantu
masyarakat memahami nilai-nilai yang menjadi dasar negara Indonesia, sehingga
mereka dapat mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dengan lebih
kuat.
Kedua, diperlukan dialog terbuka dan konstruktif antara berbagai pihak
yang memiliki perbedaan pandangan mengenai Pancasila. Dialog ini dapat
membantu para pihak untuk saling memahami dan mencari solusi terbaik bagi
Indonesia. Ketiga, penting untuk memperkuat prinsip persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa. Kita harus mampu membangun kebersamaan dan saling
mendukung sebagai warga negara Indonesia yang satu, meskipun memiliki
perbedaan pandangan mengenai Pancasila. Hal ini dapat membantu kita
mengatasi konflik dan kekerasan yang seringkali muncul akibat perbedaan
pandangan mengenai Pancasila.
Keempat, diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan
berbagai pihak terkait untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya dengan mengadakan acara-acara yang memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa, atau dengan membentuk kelompok-kelompok
yang aktif memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat.
Kelima, penting untuk terus mengingatkan diri sendiri dan orang lain
tentang pentingnya menjaga Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Kita
harus mampu menghargai nilai-nilai yang menjadi dasar negara Indonesia, dan
mempertahankannya dengan segenap daya dan upaya. Dengan demikian, kita
dapat memastikan bahwa Indonesia tetap kokoh dan berjaya sebagai negara yang
berdaulat, demokratis, dan berkeadilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai