Modul 1
Gigi sulung vs Gigi permanen
BLOK ILMU KEDOKTERAN GIGI DASAR 1 (IKGD 1)
KELOMPOK 3
PENDAHULUAN
1.2. Scenario
1. Pemeriksaan Klinis
2. Gigi anterior anak
3. Sepertiga mahkota
4. Ngilu
5. Sakit
6. Gigi anterior dewasa
7. Anak berusia 4 tahun.
8. Fraktur/ Patah.
1. Apa-apa saja struktur jaringan gigi pada gigi sulung dan apa saja
struktur gigi yang bermasalah akibat ⅓ mahkota yang patah?
2. Apa saja yang termasuk gigi anterior ?.
3. Apa nama nomenklatur dari Gigi anterior pada gigi sulung dan gigi
permanen?
4. Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Klinis?.
5. Apa bedanya gigi anterior anak dan gigi anterior dewasa dalam aspek
morfologinya?.
6. Mengapa anak berusia 4 tahun merasa sakit dan ibunya merasa ngilu?.
7. Apa yang dimaksud dengan gigi?.
8. Bagaimana tahapan pertumbuhan gigi pada anak dan dewasa?.
9. Apa perbedaan pada rongga pulpa dan saluran akar pada gigi sulung
dan permanen?.
BAB II
BATASAN TOPIK
PEMBAHASAN
3.1.1. Definisi
3.1.2. Nomenklatur
3. Kaninus/caninus
3. Kaninus/caninus
3. Kaninus/caninus
3. Kaninus/caninus
3. Kaninus/caninus
3. Kaninus/caninus
3. Kaninus/caninus
A B
Gambar 1-2. A. Gigi decidui, aspek fasial. B. Gigi permanen, aspek fasial.14
A B
Gambar 5-6. A. Gambar SEM (X 1000) gigi primer menunjukkan permukaan
enamel yang mulus dan sedikit area tidak beraturannya. B. Gigi permanen
menunjukkan permukaan enamel yang tidak mulus, 7
A B
Gambar 7-8. A. Gigi permanen dengan tubulus dentin seperti kurva berbenuk S.
B. Gigi decidui tubulus dentin-nya memiliki alur lurus. 8
A B
Gambar 9-10. A. Gigi decisuinya tidak tampak interglobular dentinnya. B. Gigi
permanen tampak interglobular dentinnya dengan jelas. 8
5. Erupsi intraoseus
a. Tahap aposisi
Tahap pengendapan dari matriks enamel dan dentin
dalam lapisan tambahan serta sementum. Pertumbuhan
aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dari
bahan ekstraselular yang mempunyai kemampuan
sendiri untuk pertumbuhan selanjutnya. 9,10
b. Tahap kalsifikasi
Tahap pengeseran dan juga pengendapan dari
matriks oleh pengendapan garam-garam kalsium.
Kalsifikasi dimulai didalam matriks yang sebelumnya
telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari
bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi
lapis. 9,10
Gambar 15. 1. Erupsi intraoseus. 9
3. Tahap fungsional
Pada tahap ini mahkota gigi telah tumbuh maksimal dan
telah terjadi penyesuaian kontak maksimal dengan gigi yang
berada pada rahang yang berlawanan. Gigi telah bererupsi
sempurna dan dapat berfungsi secara normal. Erupsi
fungsional gigi sangat bervariasi setiap individu. 11
1. Email
Jaringan email merupakan jaringan yang paling luar
berwana putih yang menutupi mahkota gigi dan merupakan
jaringan terkeras dari tubuh manusia. Komposisi email terdiri
dari jaringan anorganik 96%, organik 1% dan sisanya adalah
air. Komposisi inilah yang menyebabkan email sangat kuat.
Sesuai dengan bahan penyusun dan letaknya email berfungsi
untuk melindungi gigi dari rangsangan luar seperti panas,
dingin, asam dan manis. Matriks email dihasilkan oleh sel
ameloblast. 9
2. Dentin
Dentin merupakan jaringan lapisan kedua dari struktur gigi
dan merupakan komponen terbesar dari gigi. Dentin terletak
dibawah lapisan email dan berwarna kuning serta jauh lebih
lunak dari email. Komposisinya terdiri dari hidroksi apatit 80%,
dan zat antar sel organik 20% terutama terdiri atas serat-serat
kolagen dan glikosaminoglikans yang disentetis oleh sel yang
disebut sel odontoblast. Dentin merupakan sebagai atap dari
pulpa atau untuk melindungi pulpa. 9
3. Pulpa
Pulpa adalah kavitas yang terdapat pada bagian dalam gigi
yang berisi saraf dan pasokan darah ke gigi yang terbagi
menjadi kamar pulpa (dibagian koronal) dan saluran akar
(didalam akar). 9
2. Sementum
Sementum adalah jaringan keras yang meliputi akar gigi.
Komposisi sementum yaitu; material anorganik (serat kolagen)
65%, air 35% selebihnya zat organic (hidro apatid). 9
3. Ligamen periodontal
Ligamen periodontal adalah jaringan yang membungkus akar
gigi dan menghubungkan akar gigi ke tulang laveolar. Jaringan
periodontal terdiri dari serat-serat periodontal yang tersusun atas
kelompok-kelompok serat kolagen, pembuluh darah dan saraf. 9
4. Tulang alveolar
Tulang alveolar merupakan bagian dari tulang rahang yang
mengelilingi akar gigi. Tulang ini membentuk suatu lubang
tempat gigi tertanam. Ketebalan dan ketinggian tulang alveolar
tergantung dengan ada tidaknya gig yang disangga. Fungsi
tulang alveolar adalah sebagai penyangga gigi. 9
A B
Gambar 18-19. A. Struktur jaringan gigi dan penyangga gigi tampak sagittal pada
gigi porterior. B. Struktur jaringan gigi dan penyangga gigi tampak sagittal pada gigi
anterior. 9
3.5. Alasan gigi sakit setelah faktur dan gigi ngilu setelah fraktur.
Pulpa seperti halnya jaringan ikat lain, akan berubah sesuai dengan
perjalanan usianya.16 Enam perubahan normal yang terjadi pada jaringan pulpa
seiring pertambahan usia yaitu; penurunan ukuran dan volume pulpa,
peningkatan jumlah serat kolagen, penurunan jumlah odontoblas, penurunan
jumlah dan kualitas saraf dan menurunnya vaskularisasi dan penurunan
selularitas hampir secara keseluruhan.Pembentukan dentin yang terjadi seiring
dengan bertambahnya usia, secara bertahap akan mengurangi ukuran kamar
pulpa. Selain itu, muncul beberapa perubahan regresif pada pulpa yang
berhubungan dengan proses penuaan. Ada penurunan secara bertahap dalam
selularitas seiring dengan peningkatan jumlah dan ketebalan serat kolagen,
terutama pada pulpa didaerah akar gigi. Penurunan ukuran pulpa dianggap
berkaitan dengan pengurangan jumlah saraf dan pembuluh darah.17
Gambar 20-. A. Gambaran radiografi kondisi pulpa pada usia muda B. Gambaran
radiografi kondisi pulpa usia lanjut.16
3.5.3. Alasan anak merasakan sakit dan ibu merasa ngilu di giginya
9 Astuti LA, Anatomi dan Embriologi Gigi. Gowa: Agma; 2018. p. 9-14.
16 Tarigan AP. Proses penuaan dari aspek kedokteran gigi. Medan: USU Press,
2015: 81-2.
19 Nelson SJ, Ash MM. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology and Occlusion,
9th. St Louis ; Elsevier Saunders; 2010.p. 3-4.