Anda di halaman 1dari 22

TUTORIAL BLOK 3

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Tugas Tutorial ke-2

Oleh:

AISYA PUTRI UTAMI (2010070110084)

ARIVI LATHIFAH MAHARANI (2010070110079)

ATTHAHIRA NABILA MORYKA (2010070110080)

AUFA GALUH CHIKALIKA (2010070110077)

AYU WULANDARI (2010070110082)

IRENY MARIANA (2010070110081)

ISMATUL IFFA (2010070110087)

MIA NUR AZIZA (2010070110088)

MUHAMMAD HABIB (2010070110085)

SILVY MEILINDA PUTRI (2010070110086)

TIARA NUGGRAHMI (2010070110078)

UTARI MERIA NADA (2010070110083)

Dosen Fasilitator:

drg. Kornialia, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan hingga kematangan pada
manusia dalam suatu pengenalan dan membedakan gigi
bercampur dapat dipelajari dengan memahami berbagai proses
fisiologis. Proses ini dapat bervariasi pada umur dan jenis
kelamin, hal tersebut dapat diukur melalui berbagai ukuran
kematangan morfologi gigi daan tulang. Kematangan gigi dapat
dinilai melalui usia erupsi gigi.
Gigi bagi setiap orang penting dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam proses
pencernaan makanan sebagai alat pengunyah, memotong,
merobek, membantu dalam berbicara, keseimbangan wajah,
penunjang estetika wajah, dan khususnya gigi sulung sebagai
panduan gigi permanen.
Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa, manusia
mengalami dua pertumbuhan gigi geligi. Gigi sulung (gigi
decidui) mulai erupsi pada usia kurang lebih enam bulan. Kedua
puluh gigi sulung tersebut telah selesai erupsi pada usia kurang
lebih tiga tahun. Kemudian terdapat suatu keadaan dimana gigi
sulung dan gigi permanen berada dalam satu lengkung yang
dinamakan periode gigi bercampur. Pada akhir usia dua belas
tahun, hampir seluruh gigi sulung tanggal dari soketnya dan
digantikan oleh gigi permanen. Gigi permanen tersebut mulai
erupsi pada usia kurang lebih enam tahun sampai usia tujuh belas
dan dua puluh satu tahun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri dari gigi desidui?
2. Bagaimana susunan pada gigi desidui?
3. Apa fungsi dari gigi desidui?

1
4. Bagaimana susunan dari gigi permanen?

1
2

5.  Mengapa gigi bisa bercampur antara gigi desidui dengan gigi


permanen
6. Apa ciri ciri dari gigi permanen?
7. Apakah ada perbedaan antara desidui dan permanen
8. Ayat dan hadis apa yg terkait dengan skenario?
9. Kapan awal mulai tumbuhnya gigi desidui pada anak ?
10.  Apakah usia mempengaruhi proses erupsi dalam pergantian
gigi?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
fisiologi, morfologi dan formasi gigi desidui
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
fisiologi, morfologi dan formasi gigi permanen
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
tahap erupsi gigi desidui dan gigi permanen.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
surah dan hadist yang berkaitan dengan skenario
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario 2
Giginya Serupa Tapi Tidak Sama
Mahasiswa FKG Universitas Baiturrahamah sedang melakukan
kegiatan skills lab pada model dan foto gigi bercampur usia 8 tahun.
Beberapa gigi terlihat serupa. Mahasiswa ditugaskan untuk
membedakan gigi decidui dan permanen secara lengkap.carilah ayat al-
Qur’an atau hadist yang sesuai dengan kasus.

2.1 Menetapkan Permasalahan


1. Apa ciri-ciri gigi desidui?
2. Bagaimana susunan pada gigi desidui?
3. Apa fungsi dari gigi desidui?
4. Bagaimana susunan dari gigi permanen?
5. Mengapa gigi bisa bercampur antara gigi desidui dengan gigi
permanen?
6. Apa ciri-ciri gigi permanen?
7. Apakah ada perbedaan antara desidui dan permanen?
8. Ayat dan hadis apa yang berkaitan dengan skenario?
9. Kapan awal mulai tumbuhnya gigi desidui pada anak?
10. Apakah usia mempengaruhi proses erupsi dalam pergantian
gigi?

2.2 Curah Pendapat


1. Apa ciri-ciri gigi desdui?
 Gigi sulung berjumlah 20 gigi yang terbagi 10 rahang atas
dan 10 rahang bawah, gigi sulung memiliki akar yang
pendek, enamel dan dentinnya lebih tipis sehingga mudah
untuk mengalami kerusakan atau gigi berlubang.

2. Bagaimana susunan pada gigi desidui?

3
4

 terdapat 20 buah gigi desidui 10 lengkungan atas


bawah.geligi tersebut disebut geligi sulung,dan memiliki 5
gigi di setiap kuadran. dan dibagi 3 kelas yaitu
insisif,kaninus,molar. berdasarkan tempatnya dimulai dari
garis tengah di antara kuadran kiri dan kanan

3. Apa fungsi gigi desidui ?


 Gigi sulung berperan untuk mengunyah, menghaluskan
makanana sehingga membantu mempermudah pencernaan dan
penyerapan zat gizi.
 Merangsang pertumbuhan tulang rahang.
 Mempertahankan ruangan dalam lengkung gigi untuk
persiapan tumbuhnya gigi permanen.
 Penentu arah pertumbuhan gigi permanen.
 Mempermudah pelafalan huruf-huruf.

4. Bagaimana susunan dari gigi permanen


 Terdapat 32 buah gigi, 16 di lengkungan atas & bawah.geligi
permanen  terdiri atas 8 gigi pada setiap kuadran yg dibagi
menjadi 4 kelas(insisif,caninus,premolar dan gigi
molar).berdasarkan lokasinya dua gigi anterior permanen
setiap kuadran adalah insisif diikuti kaninus kemudian 2
premolar dan 3 molar

5. Mengapa gigi bisa bercampur antara desidui dan permanen?


 Karena adalanya ketidk idealnya pola erupsi gigi sulung yang
abnormal, persisten sisa akar gigi sulung, gigi
supernumerary, gigi sulung ankylosis, crype tulang yang
tidak tereabsorpsi, jaringan lunak yang menghalangi,
tambalan gigi sulung yang berlebihan.
5

6. ciri-ciri gigi permanen?


 Tidak pernah berganti sepanjang masa.
 Memiliki akar yang jelas dan lebih panjang.
 Enamel dan dentin komposisi mineralnya lebih banyak.
 Pada gigi permanen terbentuk sekunder dentin.
 Permukaan facialnya lebih

7. Apakah ada perbedaan antara desidui dan permanen?


 Gigi desidui akar lebih kecil sedangkan gigi permanen akarnya
lebih kuat, lebih panjang dan lebih tebal, gigi permanen enamel
berwarna kekuningan, dan gigi desidui lebih putih.
 Perbedaan jumlah, komposisi, bentuk, dan struktur

8. Ayat dan hadist apa yang berkaitan dengan skenario?


 Artinya “dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk
menjadi rahmat bagi semesta alam” (Q.S AL-ANBIYA 21).
 Artinya “dan katakanlah, ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku
ilmu pengetahuan”(Q.S THAHA 114).

9. Kapan awal mulainya tumbuh gigi desidui pada anak?


 Awal pertumbuhan gigi sulung dimulai dari 0-3 bulan awal
mula bakal gigi, 3-8 bulan gigi sulung pertama muncul, 8-12
bulan pertumbuhan gigi insisivus atas, 12-16 bulan
pertumbuhan gigi insisivus bawah, 16-24 bulan pertumbuhan
gigi caninus dan munculnya molar.

10. Apakah usia mempengaruhi proses erupsi dalam pergantian gigi?


 Faktor usia sangatlah mempengaruhi proses erupsi dalam
pergantian gigi karena di usia 6 bulan belum terlihat gigi, dan
6-2 bulan gigi desidui mulai erupsi, kemudian 2-6tahun gigi
desidui mulai muncul, lalu usia 6 tahun gigi permanen mulai
muncul. jadi usia sangat berpengaruh dalam proses erupsi
6

 pergantian gigi karena di setiap pergantian usia selalu ada


tahap perubahan gigi

2.3 Menganalisis Permasalahan

Gigi Serupa Tapi Tidak


Sama

Mahasiswa FKG
Universitas
Baiturrahmah

Skills Lab

Gigi Bercampur
Usia 8 Tahun

Gigi Desidui Gigi Permanen Al-Qur’an dan


Hadist

Anatomi Fisiologi Morfologi

2.4 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang fisiologi,
morfologi dan formasi gigi desidui
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang fisiologi,
morfologi dan formasi gigi permanen
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang tahap
erupsi gigi desidui dan gigi permanen.
7

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang surah


hadist apa yang berkaitan dengan skenario

2.5 Belajar Mandiri


Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan
mencari berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran baik dari internet, buku, maupun dari pakarnya
langsung.

2.6 Melaporkan Hasil Belajar Mandiri

2.7.1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang


fisiologi, morfologi dan formasi gigi desidui
 Fisiologi gigi desidui
 Memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan
saat pengunyahan.
 Mempertahankan jaringan penyangga serta membantu
dalam perkembangan dan perlindungan dari jaringan-
jaringan ringan yang menyangga.
 Mempertahankan susunan gigi. Mengarahkan gigi
permanen yang akan tumbuh

 Morfologi gigi desidui


1. Insisivus pertama atas
a. Sudut disto-insisal membulat, sudt mesio-insisal
lancip.
b. Bentuk mahkota mirip insisivus permanen pertama
rahang atas, secara keseluruhan lebih kecil dan
kelihatan lebih gemuk.
c. Singulum palatal besar.
d. Akar miring ke distal, dan agak ke labial dari sumbu
panjang mahkota dan meruncing ke arah apeks.
8

e. Dimensi mesio-distal dan serviko-insisal mahkota


hampir sama.
2. Insisivus pertama bawah
a. Akar tunggal meruncing dan lebih membulat dari
pada insisivus permanen pertama rahang bawah.
b. Merupakan gigi terkecil pada kelompok gigi sulung.
c. Servikal margin sisi mesial berkelok- kelok.
d. Bentuk pahat.
3. Insisivus kedua atas
a. Bentuk serupa dengan insisivus sulung pertama
rahang atas, tetapi mahkota lebih kecil dan lebih
sempit.
b. Singulum palatal lebih kurang menonjol.
c. Sudut disto-insisal membulat, sudut mesio-insisal
lancip
d. Akar tunggal.
4. Insisivus kedua bawah
a. Sudut disto-insisal membulat, sudut mesio-insisal
lancip.
b. Akar tunggal meruncing, cenderung berinklinasi ke
distal.
c. Dari medial ke distal, tepi insisal miring ke bawah.
d. Tepi insisal mengikuti bentuk lengkung mandibula.
e. Lebih besar daripada insisivus sulung pertama
rahang bawah.
f. Permukaan lingual lebih cekung daripada insisivus
sulung pertama rahang bawah.
5. Caninus atas
a. Lereng mahkota mesial lebih panjang daripada
distal.
b. Mahkota lebih kecil dan bulat dibandingkan caninus
permanen rahang atas.
9

c. Ridge labial dan palatal terbentang dari ujung cups.


d. Sisi insisal berbentuk intan dengan sudut membulat.
e. Servikal margin mesial lebih luas ke insisal daripada
distal.
f. Akar tunggal meruncing ramping, panjang dua kali
mahkota, dan cenderung berinklinasi ke distal.
6. Caninus bawah
a. Lebih kecil dan ramping daripada caninus sulung
rahang atas.
b. Permukaan lingual cekung.
c. Servikal margin mesial lebih berlekuk.
7. Molar pertama atas
a. Mahkota trapezoid.
b. Cups mesio-palatal terbesar dan paling runcing.
c. Ukuran mahkota labial-palatal terbesar pada sisi
mesial.
8. Molar pertama bawah
a. Terdapat empat cups dengan cups mesio-bukal
terbesar.
b. Panjang mahkota mesio-distal lebih besar dari pada
disto-lingual.
c. Margin ridge mesial lebih besar dari pada disto-
lingual.
d. Marginal mesial lebih menonjol dari pada mesial.
9. Molar kedua atas
a. Molar permanen pertama rahang atas, dengan
ukuran lebih kecil.
b. Terdapat tiga akar mesio-bukal, disto-bukal dan
palatal yang divergen
c. Didapatkan cups carabelli.
10

10. Molar kedua bawah


a. Cups dan akar sama dengan molar permanen
pertama rahang bawah.dengan ukuran yang lebih
kecil.
b. Oklusal berbentuk empat persegi panjang.
c. Cups mesio-bukal dan disto-bukal berukuran sama.
d. Berakar dua mesial dan distal, akar mesial lebih
panjang.

 Formasi gigi desidui


11

2.7.2 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang


tahap erupsi gigi desidui.
 Fisiologi gigi permanen
- Pengunyah Pertama kali makanan dipotong dan
diremuk dengan gigi.Kemudian dikunyah lalu
ditelan. 
- Penyangga Gigi memberikan sandaran yang kuat
dengan bantuan tulang rahang pada struktur wajah. 
- Perlindungan dan pengendalian Gigi melindungi dari
debu, kuman, dan benda-benda luar yang masuk
dalam mulut dengan bantuan bibir. 
- Pemegang Gigi berguna untuk memegang benda
seperti sedotan dan lain-lain
- Insisivus berfungsi memotong dan mengerat
makanan.
- Caninus berfungsi mengoyak makanan.
- Premolar berfungsi menghancurkan, menghaluskan,
mengunyah dan menggilas makanan.
- Molar berfungsi menghancurkan, menghaluskan,
mengunyah dan menggilas makanan.

 Morfologi gigi permanen


1. Gigi insisivus pertama atas (I 1 RA)
a. Sudut mesio-insisal lebih lancip, sudut disto-insisal
lebih bulat.
b. Marginal ridge cukup jelas pada permukaan palatal
cekung, dengan cingulum berkembang baik,
bercorak huruf M.
c. Cervical margin paling berkelok meluas lebih jauh
ke insisalpada sisi mesial.
2. Gigi insisivus kedua atas (I 2 RA)
12

a. Sudut mesio-insisal lebih lancip, sudut disto-insisal


lebih bulat.
b. Permukaan palatal mahkota cekung, seperti sekop
yang dalam(fossa linguale).
c. Corak marginal ridge-cingulum huruf V
d. Cervical margin paling berkelok meluas lebih jauh
ke insisal pada sisi mesial.
3. Gigi insisivus pertama bawah (I 1 RB)
a. Mempunyai alur longitudinal pada permukaan
mesial dan distal akar, dengan alur longitudinal pada
sisi distal lebih nyata.
b. Akar cenderung bengkok ke distal.
c. Cervical margin paling berkelok meluas lebih jauh
ke insisal pada sisi mesial.
d. Insisal edge lebih ke lingual, cenderung lebih lurus.
4. Gigi insisivus kedua bawah ( I 2 RB)
a. Sudut disto-insisal relatif lebih membulat dan
tumpul dari pada sudut mesio-distal yang lancip.
b. Mempunyai alur longitudinal pada permukaan
mesial dan distal akar, dengan alur longitudinal pada
sisi distal lebih nyata.
5. Gigi caninus atas (C RA)
a. Mahkotanya bersifat sangat kekar dan cembung di
seluruh permukaan.
b. Fossa palatal di mesial dan distal.
c. Dari pandangan proximal ujung cups lebih ke labial.
d. Cervical margin paling berkelok meluas lebih jauh
ke insisal pada sisi mesial.
6. Gigi caninus bawah (C RB)
a. Marhin ridge dan cingulum hampir tak dapat dilihat
dan cuspis tunggal kurang runcing dibanding
caninus atas.
13

b. Lereng distal cuspis lebih panjang daripada lereng


mesial.
c. Distal mahkota lebih membulat daripada mesial

7. Gigi premolar pertama atas (P 1 RA)


a. Dua cuspis
b. Cuspis premolar pertama atas lebih tajam daripada
premolar kedua atas.
c. Cuspis palatal sedikit miring ke mesial.
d. Dua akar, bukal dan palatal, cenderung
membengkok ke distal.
8. Gigi premolar kedua atas (P 2 RA)
a. Dua cuspis.
b. Tidak ada fossa canina.
c. Akar tunggal.
d. Lereng distal cuspis lebih panjang.
9. Gigi premolar pertama bawah (P 1 RB)
a. Cuspis bukal jauh lebih besar daripada cuspis
lingual.
b. Fossa oklusal, distal lebih besar.
c. Alur longitudinal mesial lebih nyata daripada distal.
10 Gigi premolar kedua bawah (P 2 RB)
a. 3 cuspis.
b. Fossa oklusal, distal lebih besar dari pada mesial.
2. Gigi molar pertama atas (M 1 RA)
a. 4 cuspis utama.
b. Tiga kar berkembang baik dan terpisah, akar palatal
terpanjang dan divergen. Akal bukal cenderung
bengkok ke distal.
3. Gigi molar kedua atas (M 2 RA)
a. 4 cuspis.
b. Akar palatal kurag divergen.
14

c. Tidak ada cuspis carabelli.


d. Bagian oklusal jajaran genjang lebih jelas.
Gigi molar pertama bawah (M 1 RB)
a. 5 cuspis.
b. Pola berbentuk Y.
c. Terdapat foramen caecum molarum.
d. Dua akar.
Gigi molar kedua bawah (M 2 RB)
e. 4 cuspis.
f. Dua cuspis lingual lebih tinggi dari pada dua cuspis
nukal dan sedikit lebih runcing.
g. Cuspis lingual lebih tinggi dari pada cuspis bukal.
h. Cuspis mesial lebih besar dari pada cuspis distal.

 Formasi gigi permanen


- Formasi gigi permanen juga memiliki persamaan
dengan formasi gigi desidui, namun bedanya pada
formasi gigi permanen terdapat dua gigi baru yaitu
premolar 1 dan premolar 2.
15

2.7.3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang


tahap erupsi gigi desidui dan gigi permanen
Erupsi gigi merupakan istilah yang berasal dari
bahasa latin yaitu Erumpere. Erupsi gigi adalah suatu proses
pergerakan gigi secara aksial yang dimulai dari tempat
perkembangan gigi didalam tulang alveolar sampai akhirnya
gigi didalam tulang alveolar sampai akhirnya mencapai
posisi fungsional di dalam rongga mulut.
Gigi permanen hampir sama atau mirip dengan gigi
sulung, namun gigi permanen memiliki jumlah sebanyak 32
gigi sedangkan gigi desidui 20 gigi. Dimana terdiri dari, 
yaitu 16 gigi pada mandibula dan 16 gigi lainnya pada
maksila. Pada masa pertumbuhan gigi sulung mengalami
pergantian menjadi gigi permanen dan mengalami proses
pertambahan gigi disamping atau kaninus yaitu gigi premolar
dan gigi molar ke tiga. Contoh dari kasus kelainan gigi akibat
pertumbuhan dan perkembangan paling fatal.
Mekanisme proses erupsi gigi adalah suatu proses
berpindah atau bergeraknya gigi yang sedang berkembang ke
dalam rahang dan melalui tulang alveolar serta mukosa yang
menutupi rahang menuju ke dalam rongga mulut dan
mencapai permukaan oklusal gigi. Erupsi gigi adalah
kombinasi pada pergerakan seluruh bagian gigi, baik sebelum
dan sesudah mahkota muncul ke dalam rongga mulut.
Proses erupsi gigi dimulai ketika pembentukan
mahkota gigi telah sempurna dan akar gigi mulai terbentuk
dan kemudian berlanjut secara keseluruhan pada
kelangsungan gigi di dalam rongga mulut. Terbentuknya gigi
melewati gingiva menjadi tanda klinis dari erupsi gigi.
Permasalah pada kelainan gigi akibat pertumbuhan dan
perkembangan paling fatal dan berbahaya.
16

 Tahapan Proses Erupsi Gigi Desidui dan Gigi Permanen

Tahapan yang terjadi pada proses erupsi gigi dapat


dilihat melalui beberapa tahapan seperti berikut ini :

a. Tahap pre erupsi pada tahap ini pergerakan gigi


merupakan tahap awal persiapan dari tahap erupsi. Pada
tahap ini terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan
benih gigi dalam tulang.
b. Tahap pre fungsional yaitu tahap yang dimulai dengan
inisiasi pembentukan akar gigi dan akan berakhir ketika
gigi mulai mencapai kontak oklusal gigi. Berikut
kelainan gigi pada anak Down Syndrome penyebab dan
pengobatannya.
c. Tahap erupsi fungsional yaitu tahap dimana mahkota
gigi telah tumbuh maksimal dan telah terjadi
penyesuaian maksimal dengan gigi yang berada pada
rahang yang berlawanan.
 Fase-fase erupsi Gigi Desidui dan Gigi Permanen
Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi :
1. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi
oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi
bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang
sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga
mulut.
2. Erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang
menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan
akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya
perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal.
17

2.7.4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang


surah dan hadist yang berkaitan dengan skenario

Artinya :
“ sungguh kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-
baik bentuk “(QS. At-tin [04]).
Ayat tersebut adalah memberikan penjelasan bahwa
makhluk di dunia ini Allah SWT ciptakan dengan sebaik
baiknya bentuk. Abu Bakar bin Thohir berkata: Manusia
dihiasi dengan akal, yang dipergunakan untuk menjalaankan
perintah, bisa membedakan baik dan buruk.

Artinya:
“ Maka Mahatinggi Allah Raja yang sebenar-
benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa
membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu,
dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu
kepadaku."
ِ ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ فِي الد‬
‫ِّين (رواه البخاري ومسلم‬

Artinya:  “Barang siapa dikehendaki bagi oleh Allah,


maka Allah memberi kepahaman untuknya tentang
ilmu”, (HR. Bukhari dan Muslim).
18

Hadist ini berkaitan dengan skenario karena pada


umumnya ilmu pengetahuan yang akan dapat memberi kita
manfaat dalam membedakan gigi sulung dengan gigi
permanen.
BAB III
KESIMPULAN

Manusia mempunyai 2 macam gigi yaitu gigi desidui dan gigi


permanen. Gigi susu merupakan gigi yang tumbuh pada anak usia 6 bulan
hingga 8 tahun. Jumlah gigi ini pada anak yakni 20, gigi susu akan tanggal
satu persatu dan digantikan dengan gigi dewasa.Gigi dewasa atau gigi tetap
merupakan gigi orang dewasa yang berjumlah 32 buah. Gigi merupakan
bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh. Fungsi
gigi sangat diperlukan yaitu sebagai alat pengunyah, membantu dalam
berbicara, keseimbangan wajah, penunjang estetika wajah anak, dan
khususnya gigi desidui berguna sebagai panduan pertumbuhan gigi
permanen.

Erupsi gigi mungkin mendapat perhatian yang besar bagi para orang
tua, terutama bagi para orang tua yang baru memiliki anak. Seringkali orang
tua berpikir bahwa ada sesuatu perkembangan yang salah pada anak mereka
jika gigi tidak tampak pada saat yang semestinya. Padahal waktu erupsi gigi
sangatlah bervariasi. Banyak faktor yang mengkontribusi terjadinya variasi
ini. Termasuk diantaranya adalah riwayat keluarga, etnik/ras, vitalitas
selama perkembangan janin, posisi gigi di 2 dalam lengkung rahang, ukuran
dan bentuk dari lengkung gigi itu sendiri dan dalam proses erupsi gigi
permanen ketika tanggalnya gigi desidui.

19
Daftar Pustaka
Fahrenbach, Margaret, S & Tracy  Popowich. 2016. Illustrated Dental
Embryologi, Histology, and Anatomy. Elsevier Saunders

K, Avery J & Chiego, D,J. 2006. Essential of Oral Histology and


Morphology  A Clinical Approach. Third Edition. Michigan

Nasution, Minasari Imran. 2008. Morfologi Gigi Desidui dan Permanen.


 
Scheid, Rickne C & Gabriela Weiss. 2019. Woelfel Anatomi Gigi edisi 8.
Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Setiowati, Eki. 2016. Dental Morfologi

Wangidjaja, Itjingningsih. 2014. Buku Anatomi Gigi, edisi 2

20

Anda mungkin juga menyukai