Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HUKUM INTERNASIONAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia

Dosen Pengampu : Syofiaty Lubis. SH.MH

1. Moch Ade Wiryanto (2006200326)


2. Dea Ignacia Manurung (2006200356)
3. Zaidan Hasibuan (2006200334)
4. Wulan Harumning (2006200331)

KELAS G1

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya


sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan yang
berjudul Otonomi Daerah. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Kewarganegaraan di Fakultas Hukum, Universitas
Muhammadiyah Sumatra Utara.

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari akan banyak bantuan


dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada
kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang mendukung dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh


dari sempurna, maka guna penyempurnaan isi makalah ini kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Dan kami
mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
baik dalam hal pengetahuan maupun terapan.

Medan, 1 Juni 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah................................................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

A. Pengertian Hukum Internasional ........................................................................ 6


B. Sejarah Hukum Internasioanal ........................................................................... 7
C. Sumber Hukum Internasional ............................................................................. 10
D. Asas-Asas Hukum Internasional ......................................................................... 11
E. Subjek-Subjek Hukum Internasional ................................................................. 11
F. Pembagian Hukum Internasional........................................................................ 12
G. Organisasi Internasinal ........................................................................................ 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hukum internasional Negara dianggap sebagai subjek hukun


utama.Dalam suatu hubungan antar subjek hukum internasional khususnya
Negara.Sebagai mana kita ketahui saat ini, keseluruhan kaidah yang sangat
diperlukan untuk mengatur sebagaimana besar hubungan- hubungan antar
Negara-Negara, tanpa adanya kaidah – kaidah ini sungguh tidak muungkin bagi
mereka untuk melakukan tetap dan terus-menerus.Sesungguhnya hukum
internasional merupakan persoalan dengan keperluan hubungan timbal balik
atar Negara-negara.Dalam hal ini adanya suatu system hukum internsional,
maka masyarakat internasional Negara-negara tidak dapat menikmati
keuntungan-keuntungan perdagangan dan komersial, saling pertukaran gagasan
dan komunikasi rutin yang sewajarnya.

Apabila Negara-negara tidak mencapai kesepakatan untuk


menyelesaikan sengketa-sengketa mereka secara persahabatan maka cara
pemecahan yang mungkin adalah dengan melulai cara-cara kekerasan. Prinsip-
prinsip dari cara penyelesaian melalui kekerasan adalah :

a. Perang dan tindakan bersenjata non perang


b. Retorsi (retorsion)
c. Tindakan-tindakan pembalasan (repraisals)
d. Blockade secara damai (pacifc Blockade)
e. Intervensi (intervention)

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka
permasalahan yang diajukan adalah:
• Apa itu Hukum Internasional ?
• Bagaimana sejarah Hukum Internasional ?
• Sumber Hukum Internasional ?
• Asas-asas Hukum Internasional ?
• Subjek-subjek Hukum Internasional ?
• Bagaimana Pembagian Hukum Internasional ?
• Bagaimana organisasi Internasional ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah :
• Mengetahui Hukum Internasional
• Mengetahui sejarah Hukum Internasional
• MengetahuiSumber Hukum Internasional
• MengetahuiAsas-asas Hukum Internasional
• MengetahuiSubjek-subjek Hukum Internasional
• Mengetahui Pembagian Hukum Internasional
• Bagaimana organisasi Internasional

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKUM INTERNASIONAL

Hukum Internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum


yang untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
perilaku yang terhadapnya Negara-negara merasa dirinya terikat untuk
menaati, dan karenanya, benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-
hubungan mereka satu lain. Dan meliputi juga :

a. Kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-


lembaga atau organisasi-organisasi internasional, hubungan-hubungan
mereka satu sama lain, dan hubungan mereka dengan Negara-negara
dan individu-individu; dan
b. Kaidah-kaidah hukum tertentu yang berkaitan dengan individu-
individu dan badan-badan non-negara sejauh hak-hak dan kewajiban
individu dan non-negara tersebut penting bagi masyarakat
internasional.

Difinisi ini melampaui batasan tradisional hukum internasional sebagai


suatu system yang semata-mata terdiri dari kaidah yang mengatur hubungan-
hubungan antara Negara-negara saja.

Mocthar Kusumaatmadja membedakan pengertian antara hukum


internasional dengan hukum perdata internasional.Hukum internasional public
ialah keseluruhan kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas Negara (hubungan internasional) yang bukan
bersifat perdata.

6
Hukum perdata internasinal ialah keseluruhan kaidah dan asas hukum
yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas Negara. Dengan kata
lain hukum yang mengatur hubungan hukum antara pelaku hukum yang
masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan.

B. SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL

Sejarah merupakan salah satu metode bagi pembuktian akan eksistensi dari
suatu norma hukum. Hal ini dapat dibuktikan antara lain melalui salah satu
sumber hukum internasional, yaitu kebiasaan/adat istiadat (custom/al-‘urf).

Sistem Hukum Internasional merupakan suatu produk, kasarnya dari empat


400 terakhir ini yang berkembang dari adat istiadat dan praktek-praktek negara-
negara eropa modern dalam hubungan serta komunikasinya dengan negara-
negara lain. Tapi kita pun perlu melihat jauh sebelum perkembangan zaman
Eropa Modern yaitu pada periode klasik, beberapa Negara telah melaksanakan
Hukum Internasional secara tidak langsung, dan adapun para ahli yang lahir
sebelum zaman Eropa Modern tersebut dipandang telah memunculkan dasar-
dasar dari pemikiran mengenai adat-istiadat yang ditaati oleh masyarakat serta
adanya beberapa kasus sejarah, seperti penyelesaian arbitrasi (perwasitan) pada
masa Cina Kuno dan awal Dunia Islam yang memberikan sumbangan terhadap
evolusi sistem modern Hukum Internasional.

Sejarah Hukum Internasional dalam perkembangannya mengalami beberapa


periode evolusi yang terbilang berkembang dengan cepat dan menarik. Fase-
fase tersebut dapat kita bagi dalam 3 pembahasan; Periode Kuno, Periode
Klasik dan Periode Modern:

1. Sejarah Hukum Internasional Kuno

Permulaan hukum internasional dapat kita lacak kembali mulai dari wilayah
Mesopotamia pada sekitar tahun 2100 SM, dimana telah ditemukannya sebuah
perjanjian pada dasawarsa abad ke-20 yang ditandatangani oleh Ennamatum,

7
Hukum internasional islam telah muncul jauh sebelum hukum
internasional barat ada. Di zaman Rasulullah, praktek internasional telah
diberlakukan dengan seadil-adilnya. Rasulullah telah membuat pedoman
hubungan antara negara Islam dengan non-Islam dalam perang dan damai.
Beliau juga telah mengadakan beberapa perjanjian-perjanjian internasional
dengan bangsa-bangsa lain.

2. Permulaan Hukum Internasional Klasik

Perdagangan internasional adalah katalis nyata untuk tujuan pengembangan


aturan-aturan perilaku antar negara. Tanpa aturan dan kode etik, ada sedikit hal
yang menjamin perda-gangan dan melindungi para pedagang asing dari
tindakan-tindakan yang mengancam. Kepentingan ekonomi inilah yang
mendorong terjadinya evolusi kebiasaan internasional untuk mengatur
perdagangan luar negeri, dan yang paling penting adalah aturan dan kebiasaan
hukum maritim.

Perdamaian Westphalia dianggap sebagai peristiwa penting dalam


sejarah Hukum Internasional modern, bahkan dianggap sebagai suatu peristiwa
Hukum Internasional modern yang didasarkan atas negara-negara nasional,
sebabnya adalah :

1) Selain mengakhiri perang 30 tahun, Perjanjian Westphalia telah


meneguhkan perubahan dalam peta bumi politik sebagai dampak perang
di Eropa.
2) Perjanjian perdamaian mengakhiri usaha Kaisar Romawi suci untuk
berkuasa selama-lamanya.
3) Hubungan antara negara-negara dilepaskan dari persoalan hubungan
kegerejaan dan didasarkan atas kepentingan nasional negara itu masing-
masing.
4) Kemerdekaan negara Netherland, Swiss dan negara-negara kecil di
Jerman diakui dalam Perjanjian Westphalia.

8
3. Perkembangan Hukum Internsoanal Pada Masa Modern
1. Masa tahun 1899 -1907

Perkembangan masayarakat internasioan khususnya negara negara pada fase ini


mulai merumuskan penyelsaian sengketa dengan cara cara damai, misalanya
mulalui perundingan perundingan, baik lanagsung maupun dengan perantraan
pihak ketiga, dengan menyelenggarakan konpresnsi konspresnsi ataupun
kongres internasional.

2. Masa Antara 1907-1945

Keberhasilan membangun masayarakat internasional baru selama masa


1648 – 1907yang ditandai dengan keberhasilan mempertahankan hak hidup dan
eksistensi negara negara nasional sebagai kesatuan kesatuan politik yang
merdeka, berdaulat, dan sama derajat, pasca 1907 perjalan konsulidasi negara
ahirnya runtuh dengan melutusnya Perang Dunia I ( 1914-1918)

3. Masa Setelah Pasca Perdang Dunia II

Terbentuknya perserikatan bangsa bangsa sebgai hasil dari konsensus pasca


Perang Dunia II berpengaruh besar dalam masyarakat hukum internasional,
banyak sekali perkembangan dan kemajuan yang dicapai, secara ringakas
sebgai berikut :

a. Lahirnya negara negara baru


b. Kemajuan pengetahuan dan tekhnologi
c. Perkembangan penghormatan atas hak asasi manusia
d. Munculnya oragansasi oraganisasi internasioal
e. Bertambahnya jumlah penduduk serta kebutuhan yang semakin
meningkat
f. Munculnya organisasi internasional non pemerintah
g. Perusahaan multi atau trannasional

9
4. Hukum Internasional Pada Masa Kini Dan Masa Yang Akan Datang

Keterkaitan sebut dapat ditunjukan pada beberapa bidang hukum yang


merupakan perbincangan dari bidang bidang hukum yang lebih luas. Misalnya,
hukum ekonomi internasioal munumbuhkan bidang hukum yang lebih bersifat
spesifik, seperti bidang hukum internasional alih tekhnologi, hukum
oternasional tentang hak atas kekayaan intektual, hukum moneter
internasional : hukum lingkungan internasional menumbuhkan bidang hukum
pencemaran laut, udara, dan bidang hukum lainnya, hukam internaisional
tentang hak asasi manusia munumbuhkan hukum humniter internasional,

Demikan tali temali antara satu dengan linnya itu tampak tak dapat
dipisahkan lagi, semua itu terjadi karna arah dan tujuan masyarakat
internasional sekarang ini maupun pada masa yang akan datang adalah
mewujudkan kesejateraan bagi seluruh umat manusia.

C. SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

Pasal 38 ayat (1) piagam mahkamah internasional menyatakan bahwa dalam


mengadili perkara yang diajukan kepada mahkamah internasional akan
menggunakan :

1. Perjanjian internasional (internasional conventions atau treaty, adalah


perjanjian internasional yang bersifat umum maupun khusus yang
mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh Negara-
negara yang bersengketa, missal:
▪ Perjanjian yang diciptakan oleh banyak Negara yang
mengadakan perjanjian (perjanjian kolektif atau multilateral),
contohnya: piagam perserikatan Bangsa-Bangsa atau Konvensi
tentang hak-hak sipil dan politik.
▪ Perjanjian yang diadakan oleh dua Negara (perjanjian bilateral).
2. Kebiasaan international (internasional costom atau internasional).
Adalah kebiasaaan internasional yang merupakan bukti dari adanya

10
praktik atau perilaku yang berlaku umum dan diakui atau diterima
sebagai hukum.
3. Asas hukum umum yang diakui oleh Bangsa-Bangsa yang beradab (The
general principles of law recognized by civilized nations), misalnya
pacta sunt servanda (tiap-tiap janji harus ditepati).
4. Keputusan pengadilan (judicial decisions/yurisprudensi)dan ajaran para
sarjana yang paling terkemuka dari berbagai Negara.
D. Asas-Asas Hukum Internasioal
1. Pacta sunt servanda, tiap tiap janji harus ditaati. Asas ini bermaksud
untuk memberi pedoman bagi tiap-tiap Negara berdasarkan suatu
perjanjian.
2. Asas kedaulatan Negara, kedaulatan berarti pesamaan sederajat antara
Negara-negara yang saling mengadakan perhubungan.
3. Asas timbal balik (asa reciprociteit). Jika sesuatu Negara mempunyai
perwakilan di Negara lain, maka Negara lain juga mempunyai
perwakilan di Negara pertama tadi.

E. Subjek-subjek hukum internasional

Yang dimaksud dengan subjek hukum internasional ialah segala sesuatu, yang
mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban, yang ditimbulkan oleh
hubungan-hubungan internasional. Subjek hukum internsional adalah
pemegang (Segala) hak dan kewajiban menurut hukum internasional, antara
lain:

1. Negara;
2. Organisasi internasional
3. Tahta suci varitika
4. Palang merah internasional (internasional committee of red cross)(IRC)
5. Pemberontakan dan pihak yang bersengketa
6. Orang perseorangan (individu)

11
F. PEMBAGIAN HUKUM INTERNASIONAL
Hukum internasional dapat dibagi atas:
1. Hukum pedamaian, mengatur perhubungan-hubungan negara-negara
dalam masa damai, misalnya:
a. Mengatur tentang wilayah serta warga sesuatu Negara (perlindungan
terhadap orang-orang asing);
b. Mengatur badan-badan yang bertindak sebagai perwakilan Negara,
meliputi :kepala Negara, para duta dan para konsul;
c. Mengatur tentang cara membentuk, memberlakukan, serta
menghapuskan traktat;
d. Kerja sama internasional dibidang social, ekonomi, kebudayaan, dll
e. Mengatur tentang peristiwa pidana yang bersifat internasional
(kejahatan internasional);
f. Mengatur tentang penyelesaian damai suatu perselisihan
internasional.
2. Hukum peperangan yang mengatur hubungan antarnegara-negara
berperang, antara lain mengenai:
a. Perlakuan terhadap tawana perang
b. Perlakuan terhadap dokter dan juru rawat;
c. Perwakilan;
d. Mata-mata;
e. Larangan permakian senjata tententu (kimia/biologis)
3. Hukum kenetralan
Mengatur hubungan antara Negara-negara yang tidak turut berperang
(netral) dan Negara-negara yang sedang berperang antara satu sama lain.
Hukum kenetralan, mengatur hak dan kewajiban Negara yang berperang
dan Negara-negara netral tidak boleh campur tangan memberikan
bantuan Negara kepada pihak-pihak yang berperang, sebagaimana
kepentingannya harus dihormati.

12
G. ORGANISASI INTERNASIONAL
Organinisasi internasional mempunyai tugas untuk turut serta menyelesaikan
pelanggaran hukum internasional .
1. Perserikatan bangsa-bangsa (United Nation Organisation)

PBB didirikan tanggal 26 juni 1945 di kota san Francisco (Amerika Serikat).
Republic Indonesia menjadi anggota ang ke-60 pada tanggal 28 september
1950. Tujuan PBB (United Nation)adalah :

a) Mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional secara bersama-


sama menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang membahayakan
perdamaian;
b) Memperkembangkan perhubungan persahabatan antara bangsa-bangsa.
c) Meningkatkan kerja sama internasional untuk menyelesaikan masalah
internasional dibidang ekonomi dan social, kebudayaan,kemanusiaan dan
menjunjung perhargaan terhadap hak-hak asasi manusia dan dasar-dasar
kemerdekaan untuk semua orang;
d) Menjadikan PBB sebagai pusat usaha mewujudkan cita-cita atau tujuan
PBB (United Nation).
PBB dalam melakasanakan tugasnya dilengkapi dengan 6 (enam) institusi
utamanya :
a) Majelis umum (General Assembly);
b) Sekretariat (secretariat);
c) Dewan keamanan (Security Council);
d) Dewan ekonomi dan social (Ecomoc dan social council);
e) Mahkamah internasional (internasional court of Justice);
f) Dewan perwakian (Trusteeship council).
Badan-badan istimewa itu bukan badan perlengkapan PBB tetapi merupakan
badan-badan pemerintahan internasional yang dihubungkan dengan PBB
berdasarkan suatu ikatan istimewa, antara lai sebagai berikut :

13
a) FAO (Food and Agriculture Organization), organisasi bahan makanan dan
pertanian.
b) ILO (Internasional Labour Organization), organisasi buruh internasional.
c) ITO (Internasional Trade Organization), organisasi perdagangan
internasional.
d) ICAO (Internasional Civil Aviation Organization), organisasi penerbangan
sipil internasional.
e) UNESCO (United Nations Education, Scientific and Cultural
Organization,) organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
f) WHO (World Health Organization), organisasi kesehatan dunia.
g) UPU (Univeraal Postal Union), perserikatan pos sedunia.
h) IMF (Internasional Menetary Fund), dana menoter internasional.
i) GATT (General Argement On tariff and Trade), pesetujuan umum
mengenai tariff ad Trade)dan lain-lain.

2. Mahkamah Internasional

Mahkamah internasional kedudukan di Den Haag Nederland.Mahkamah


internasional merupakan satu-satunya pengadilan internasional tetap, yaitu
pengadilan yang terdiri atas hakim-hakim tetap.

Mahkamah ini terdiri dari 15 orang anggota hakim, masing-masing


dengan kebangsaannya sendiri-sendiri.Mereka dipilih oleh Majelis Umum dan
Dewan keamanan untuk masa 9 tahun.Mereka itu mengemukakan pendapatnya
sebagai perseorangan dan bukan sebagai wakil Negara masing-masing.

Wewenang Mahkamah meliputi segala permasalahan yang diserahkan


kepadanya oleh Negara-negara anggota PBB sebagaimana ditentukan dalam
Piagam PBB dan perjanjian-perjanjian atau konvensi internasional.Segala
keputusan mahkamah internasional berdasarkan sumber-sumber hukum
internasional (tidak berdasar suatu perjanjian istimewa).

14
3. Sekretariat (The Secretariat)

Sekretariat terdiri dari seorang sekretaris Jenderal yang diangkat ole majelis
umum PBB atas usul Dewan Keamanan PBB berserta pegawai-pegawai yang
diperlukan oleh sekretariat. Tugas sekretaris Jenderal adalah sebagi berikut :

A. Sebagai kepala Adminitratif PBB yang mempersiapkan segala sesuatu


dalam rangka penyelenggaraan pertemuan-pertemuan atau siding yang
diadakan oleh Majelis Umum, Dewan Ekomoni dan social, badan
perwakilan, serta badan-badan utama PBB yang lainnya.
B. Melaporkan ke dewan keamanan setiap permasalahan yang membahayakan
perdamainan dan keamanan dan keamanan internasional.
C. Membuat laporan tahunan dan laporan tambahan yang perlu pada majelis
umum mengenai tugas–tugas PBB dan pelaksanaan putusan yang dihasilkan
oleh badan-badan utama PBB.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
• Hukum Internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum
yang untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-
kaidah perilaku yang terhadapnya Negara-negara merasa dirinya terikat
untuk menaati, dan karenanya, benar-benar ditaati secara umum dalam
hubungan-hubungan mereka satu lain.
• Sejarah huku internasional merupakan salah satu metode bagi
pembuktian akan eksistensi dari suatu norma hukum. Hal ini dapat
dibuktikan antara lain melalui salah satu sumber hukum internasional,
yaitu kebiasaan/adat istiadat (custom/al-‘urf).
• Yang dimaksud dengan subjek hukum internasional ialah segala
sesuatu, yang mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban, yang
ditimbulkan oleh hubungan-hubungan internasional.
• Organinisasi internasional mempunyai tugas untuk turut serta
menyelesaikan pelanggaran hukum internasional .
− Perserikatan bangsa-bangsa (United Nation Organisation)
− Mahkamah Internasional
− Sekretariat (The Secretariat)

16
DAFTAR PUSTAKA

Sugiarto, Umar Said. 2013. Pengantar Hukum Indonesia.Jakarta: Sinar Grafika.

Starke,J.G.1992.Pengantar Hukum Internasional(1).jakarta: Sinar Grafika.

Starke,J.G.1992.Pengantar Hukum Internasional(2).jakarta: Sinar Grafika.

17

Anda mungkin juga menyukai