Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT

HUBUNGAN KARBOHIDRAT DENGAN KARIES GIGI

Oleh :
GHIFFAR OKA PRIHARDIAN
18700062

Perogram Studi Pendidikan Dokter


Falkutas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah ilmu penyakit gigi dan mulut ini dengan judul “Hubungan karbohidrat
dengan karies gigi”. Dengan begitu, tugas makalah untuk mata kuliah ilmu penyakit gigi dan mulut Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini dapat terselesaikan sebagai tugas individu.
Mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan yang penulis miliki, maka saya menyadari tugas ini masih
membutuhkan kritik yang membangun. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun, sangat saya
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Maka melalui kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih. Semoga Tuhan yang Maha Esa
melimpahkan semua bantuan dan keikhlasan yang telah membantu saya dalam menyusun tugas makalah in

Surabaya, 8 July 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.

Pembangunan di bidang kesehatan gigi merupakan bagian integral dari

pembangunan kesehatan nasional. Artinya, dalam melaksanakan pembangunan

kesehatan, pembangunan di bidang kesehatan gigi tidak boleh ditinggalkan.

Masalah kesehatan gigi di Indonesia, menurut Ibnoe Effendi dan Mooler

yang dikutip oleh Ismu Suwelo, masih merupakan masalah karena prevalensi

karies dan penyakit periodontal mencapai 80% dari jumlah penduduk. Tingginya

prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal serta belum berhasilnya usaha

untuk mengatasinya disebabkan oleh faktor distribusi penduduk, lingkungan,

perilaku dan pelayanan kesehatan gigi yang berada dalam masyarakat Indonesia

(Ismu Suwelo, 1992 : 1).

Gigi merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh manusia.

Kesehatan fisik dan mental banyak dipengaruhi oleh kondisi kesehatan gigi.

Secara garis besar selain alat pencernaan, gigi juga berfungsi sebagai alat

komunikasi verbal, guna menjaga agar ucapan kata tepat dan jelas. Selain itu gigi

juga berperan sebagai sarana untuk menjaga estetika (Besford, John. 1996 : 2).
2

Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang bersifat kronik

progresif dan disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat

diragikan, ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat

organiknya (Arif Mansjoer, 2000 : 151). Karies gigi merupakan penyakit utama

yang dijumpai dalam masyarakat yang dimulai pada usia muda bahkan dapat

menyerang gigi sejak gigi baru mulai tumbuh (Herry Sofiandy, 1991 : 61). Telah

diketahui makin majunya tehnologi pangan dan taraf penghidupan, dimana adanya

perubahan-perubahan dalam makanan ini menjadi sebab tingginya indeks karies

gigi, sehingga hal ini merupakan masalah bagi setiap negara di dunia (Moestopo,

1982 : 30).

Etiologi karies gigi masih banyak menganut teori kejadian karies gigi,

dimana karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor

yang saling mempengaruhi. Menurut Newbrun yang dikutip oleh Ismu Suwelo

ada tiga faktor utama yaitu gigi dan saliva, mikroorganisme dan substrat serta

waktu sebagai faktor tambahan (Ismu Suwelo, 1992 : 2).

Hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan terjadinya karies gigi ada

kaitannya dengan pembentukan plak pada permukaan gigi. Plak terbentuk dari

sisa-sisa makanan lengket yang melekat di sela-sela gigi seperti makanan

kariogenik, kemudian plak ini akhirnya akan ditumbuhi bakteri yang dapat

mengubah glukosa menjadi asam sehingga pH rongga mulut menurun sampai

dengan pH 4,5. Pada keadaan demikian maka struktur email gigi akan terlarut.

Penggulangan konsumsi karbohidrat yang terlalu sering akan menyebabkan

produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering lagi, sehingga keasaman rongga
3

mulut menjadi lebih permanen dan semakin banyak email yang terlarut

(Nursanyoto, 1992 : 26).

Proses terjadinya karies gigi sulung dan gigi tetap tidak berbeda, namun

demikian proses kerusakan pada gigi sulung lebih cepat menyebar, meluas dan

lebih parah dibanding dengan gigi tetap. Faktor yang menyebabkan adanya hal

tersebut antara lain yaitu struktur enamel gigi sulung yang kurang padat dan lebih

tipis, serta morfologi gigi sulung lebih memungkinkan menempelnya makanan

dan anak umumnya lebih sering makan makanan kariogenik dibanding orang

dewasa. Anak masih sangat tergantung pada orang tua dalam hal menjaga

kebersihan dan kesehatan gigi.

Sampai saat ini kesehatan gigi sulung anak usia pra sekolah belum

mendapat perhatian karena pada umumnya para orang tua beranggapan bahwa

gigi sulung akan diganti dengan gigi tetap. Keadaan gigi sulung yang dijumpai di

klinik biasanya sudah parah, sehingga anak menderita sakit gigi dengan segala

macam akibat yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

(Ismu Suwelo, 1992 : 2).

Di Indonesia, data dari Community Dental Oral Epidemology menyatakan

bahwa anak-anak TK di Indonesia mempunyai risiko besar terkena karies, karena

anak di pedesaan usia 4-5 tahun yang telah terkena karies sebanyak 95,9%,

dengan nilai def-t 7,98, sedangkan di perkotaan 90,5%, dengan nilai def-t 7,92.

Pada usia 12 tahun, prosentase yang terkena karies sebanyak 76,92%, dengan nilai

def-t 2,21 di tahun 1995 (Chaerita Maulani, 2005 : 72).


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Gigi

2.1.1.1 Bagian-Bagian Gigi

Bentuk gigi satu dengan yang lainnya tidak sama, sebab berbeda-beda

fungsinya. Secara umum gigi dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

1) Mahkota gigi, dilapisi oleh email yang sangat keras. Bentuk mahkota ini

bermacam-macam menurut jenis dan fungsi gigi. Gigi seri bentuknya seperti

pahat yang berfungsi untuk mencabik atau memotong makanan, gigi taring

untuk merobek makanan, dan gigi geraham untuk melumatkan makanan.

2) Akar gigi, bagian gigi yang tertanam dalam tulang rahang yang berfungsi

sebagai penguat berdirinya gigi.

3) Leher gigi, daerah sempit tempat dimana mahkota dan akar gigi bertemu

(Ircham Mc, dkk, 1993 : 3).


9

2.1.1.2 Lapisan-Lapisan Gigi

Gigi manusia terdiri atas beberapa lapisan meliputi:

1) Email, yaitu lapisan terluar gigi yang meliputi seluruh mahkota gigi. Email

merupakan bagian gigi yang paling keras dari seluruh bagian gigi bahkan lebih

keras dari tulang. Email tersusun atas: air 2,3%, bahan organik 1,7%, bahan

anorganik 96%.

2) Dentin, yaitu bagian yang terletak di bawah email, merupakan bagian terbesar

dari seluruh gigi. Dentin lebih lunak dari email. Dentin tersusun atas: 13,2%

air, 17% bahan organik, dan 69% bahan anorganik.

3) Jaringan pulpa atau sum-sum gigi, yaitu jaringan lunak yang terdapat di dalam

kamar pulpa atau ruang dan seluruh saluran akar. Jaringan ini terdiri atas

jaringan limfe, pembuluh darah arteri atau vena, urat saraf.

4) Sementum, yaitu bagian yang meliputi seluruh lapisan luar gigi, kecuali pada

bagian lubang pucuk atau ujung akar gigi yang disebut foramen apikalis. Sama

seperti email dan dentin, sementum terdiri atas: 32% air, 12% bahan organik,

56% bahan anorganik (Ircham Mc dan Asmar Yetti Zein, 2005 : 26).

2.1.1.3 Macam dan Fungsi Gigi

Gigi manusia sesuai dengan fungsinya dikenal empat bentuk yaitu:

1) Gigi seri, gigi ini ada empat buah di atas dan empat buah di bawah.

Seluruhnya berjumlah delapan, terletak di depan, berfungsi untuk memotong

dan menggiling makanan.


10

2) Gigi taring, gigi ini ada empat buah, di atas dua buah dan di bawah dua buah,

terletak di sudut mulut. Bentuk mahkotanya meruncing, berfungsi untuk

mencabik makanan.

3) Geraham kecil, gigi ini merupakan pengganti gigi geraham sulung. Letak gigi

ini di belakang gigi taring, berjumlah delapan, empat di atas dan empat di

bawah, yaitu dua berada di kanan dan dua berada di kiri. Berfungsi membantu

atau bersama dengan geraham besar menghaluskan makanan.

4) Geraham besar, gigi ini terletak di belakang gigi geraham kecil, jumlahnya 12,

di atas enam dan di bawah enam. Masing-masing tiga buah, permukaannya

lebar dan bertonjol-tonjol. Fungsinya untuk menggiling makanan (Ircham Mc,

dkk, 1993: 19).

2.1.1 4 Periode Pertumbuhan Gigi

Gigi manusia mengalami tiga periode pertumbuhan gigi, yaitu:

1) Periode gigi sulung

Sering disebut gigi bayi atau gigi susu dan berjumlah 20 buah. Gigi sulung

berfungsi untuk memberi jalan bagi tumbuhnya gigi tetap pengganti. Dalam

keadaan normal, semua gigi sulung sudah muncul setelah umur 2 tahun, dan

akarnya akan terbentuk sempurna pada waktu anak berusia 3 tahun.

2) Periode gigi campuran

Pada periode ini, anak mempunyai beberapa gigi tetap dan beberapa gigi

sulung. Akibat perluasan rahang, antara 4-5 tahun gigi depan mulai memisah

untuk membuat ruang bagi gigi tetap yang akan muncul. Peroiode ini

berlangsung pada usia 5-12 tahun.


11

3) Periode gigi tetap

Dalam keadaan normal, gigi pada periode ini berjumlah 32 buah dan dalam

periode ini gigi tidak akan terganti seumur hidup (Ircham Mc, dkk, 1993 : 15).

2.1.2 Karies Gigi

2.1.2.1 Pengertian Karies Gigi

Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang bersifat

kronik progresif dan disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang

dapat diragikan, ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti

kerusakan zat organiknya (Arif Mansjoer, 2000 : 151).

2.1.2.2 Proses Terjadinya Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak

faktor yang saling mempengaruhi. Menurut Newbrun yang dikutip oleh Ismu

Suwelo ada tiga faktor utama yaitu gigi dan saliva, mikroorganisme dan substrat

serta waktu sebagai faktor tambahan (Ismu Suwelo, 1992 : 2).

Gambar 2
Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab
karies. (Sumber: Kidd Edwina, 1992 : 28).
BAB III

PEMBAHASAN KASUS
12

Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan
terjadinya demineralisasi bagian anorganik dan penghancuran dari subtansi organik yang dapat
menyebabkab rasa nyeri. Terjadi peningkatan jumlah dan jenis konsumsi karbohidrat pada anak
sekolah. Jenis makanan manis lebih banyak dikonsumsi daripada sayuran dan buah.
Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Metode penelitian yang digunakan adalah analitik. Penelitian ini dilakukan terhadap
128 responden. Penelitian dimulai dengan pengisian food recall 24 jam kemudian dilakukan
skoring terhadap kejadian karies gigi dengan DMF-T. Data hasil skor responden dianalisis
menggunakan metode non-parametrik Sperman..

Hasil penelitian hubungan konsumsi karbohidrat dengan status kariestidak


menunjukkan hubungan yangsignifikan. Hasil uji Sperman sebesar p= 0,498; r = 0,060 (p>0,05)
yang artinya tidak terdapat hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan status karies gigi
pada anak usia 10-12 tahun.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara konsumsi
karbohidrat dengan status karies gigi pada anak usia 10-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri
Mojoroto 1 Kediri.
DAFTAR PUSTAKA
13

Alpres. 2006. Dasar-dasar Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC

Anoraga. 2012. Psikologi dan Prilaku Sehat. Jogjakarta : DIVA Pres Arif. 2008.Dasar-

Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

Ardiansyah, Muhamad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa.Jogjakarta : DIVA Press.


Azwar. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta Bustan. 2007.

Epidemiologi penyakit TidakMenular. Jakarta :Rineka Cipta

Barun, Say et al. 2012. Medical-Dental Health Nursing Critical Thinking for collaborative care.
Thailand : Elsevier Inc. Diakses pada tanggal 14 April 2017
Clark. 2005. Panduan Praktik Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC Dewi&Familia. 2010. Medical

Bedah Keperawatan.Jogjakarta : A+ plus Books.

Dewi.Dkk. 2016.hubungan kejadian karies gigi dengan tingkat kepatuha nmenggosok gigi pada
Taman Kanak-Kanak di kelurahanTonja.
Dinkes.(2016) Profil Kesehatan Kota Padang tahun 2016. Padang, Dinkes Padang.

Dinkes.(2016) Profi lKesehatan Provinsi tahun 2016. Padang, Dinkesprov Ferry. 2014.
Keperawatan Medical Bedah vol 2. Jakarta : Rineka Cipta

Guyton & Hall. 2007. Anatomi Fisiologi Untuk Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC
Ningsih, Maulida Wahyuni. 2010. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi dan Konsumsi makanan
Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Pra Sekolah Tamakn Kanak –
Kanak Pondok Beringin. Semarang
Nugroho, wahyudi. 2010. Keperawatan Pediatrik, Gerontik dan Geriatrik Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Nurhaya. 2010. Pedoman Kesehatan gigi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : SalembaMedika
Prasati, Ika. 2012. Buku ajar Keperawatan Gigi. Jakarta : Graha Ilmu
Prasati, Ika. 2016. Hubungan Peran Orang Tua dalam Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Kejadian
Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah Di Taman Kanak- Kanak (TK) PGRI Kel. Ngesep.
Semarang
Rahayu.,2015.analisis faktor-faktor yang berhubunga ndengan kepatuhan membersihkan gigi di
wilayah kerja puskesmas Wolaang Kecamatan Langowan Timur.
Rahmayanti,dkk. 2016.hubungan perilaku dengan tingkat kepatuhan menggosok gigi di Puskesmas
14
Ramayanti. 2014.faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjaga kebersihan gigi
di wilayah kerja Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu.

Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Vol 2. Jakarta : Rineka Cipta

Syarif. 2009. Psiko social Kesehatan. Jakarta :Gramedia Syaiffudin. 2008. Buku

Ajar Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

Suiraoka. 2012. Penyakit Degeneratif Mengenal, Mencegah dan Mengurangi Faktor Resiko. Yogjakarta
:NuhaMedika.
15

Dental Caries: A Review


Khushbu Yadav*1 and Satyam Prakash2
1
Lecturer, Department of Microbiology, Krishna Medical and Technical Research Center, Janakpurdham, Nepal.
2
Assistant Professor, Department of Biochemistry, Janaki Medical College Teaching Hospital, Janakpurdham,
Nepal.

ABSTRACT :
Review Article Dental caries, a chronic disease is unique among human and is one of the most common
important global oral health problems in the world today. It is the destruction of dental
Article Info: hard acellular tissue by acidic by-products from the bacterial fermentation of dietary
Received on:21/01/2016 carbohy- drates especially sucrose. It progresses slowly in most of the people which
Accepted on: 01/02/2016
Published on: results from an ecological imbalance in the equilibrium between tooth minerals and oral
biofilms which is characterised by microbial activity, resulting in fluctuations in plaque
pH due to bacterial acid production, buffering action from saliva and the surrounding tooth
structure. The mi- crobial community of caries is diverse and contains many facultatively
and obligately-anaer- obic bacteria. S. mutans is the most primary associated with it.
Dental caries can affect the human in various ways i.e. presence of tooth pain, infection or
QR Code for mobile dysfunction of the stomato- gnathic system can limit the necessary ingestion of energetic
Literati foods, affecting the growth in children and adults as well as their learning,
communication skills and recreational activi- ties. Moreover, oral and pharyngeal cancers
O pen Access and oral tissue lesions are also significant health concern. Cavernous sinus thrombosis and
Ludwig angina can be life-threatening. Due to this, treatment is needed for dental diseases
which cost is normally high and is not feasible for all community due to limited resources
such as time, person and money. Therefore, prevention is more affordable. Personal
hygiene cares and dietary modification should be recommended.

INTRODUCTION: KEYWORDS: Dental caries, Fluoride, Pathogenesis , Streptococcus mutans, Cavernous si-
nus thrombosis, Oral Biofilm, Preventi
International Journal of 16
Environmental Research
and Public Health

Article

Association of Dental Caries, Retained Roots,


and Missing Teeth with Physical Status,
Diabetes Mellitus and Hypertension in Women
of the Reproductive Age
Najla Dar-Odeh 1,2,*, Sary Borzangy 1, Hamzah Babkair 1, Lamis Farghal 3, Ghufran Shahin 1,
Sawsan Fadhlalmawla 4, Walaa Alhazmi 1, Sarah Taher 1 and Osama Abu-Hammad 1,2
1
College of Dentistry, Taibah University, Al Madinah Al Munawara 43353, Saudi Arabia
2
School of Dentistry, University of Jordan, Amman 11942, Jordan
3
Private Sector, Al Madinah Al Munawara 42313, Saudi Arabia
4
Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, King Abdulaziz University, Jeddah 21589, Saudi Arabia
* Correspondence: ndarodeh@taibahu.edu.sa or najla_dar_odeh@yahoo.com; Tel.: +966-592231888
check ror
Received: 13 June 2019; Accepted: 16 July 2019; Published: 18 July 2019 updates
17
Abstract: Objectives: To investigate in women of reproductive age a possible association between
particular dental diseases—dental caries, retained roots, and missing teeth—with some systemic
conditions—physical status score- ASA (American Society for Anesthesiologists), diabetes mellitus,
and hypertension. Methods: Dental and medical history were retrieved from the electronic files of
dental patients. Statistical analysis was performed using cross tabulation with the Chi-square test to
explore the significance of an association between variables pertaining to dental diseases and the
investigated systemic conditions. Logistic regression was further used to explore the significance of
the above dental diseases as predictors for systemic conditions. Results: A total of 1768 female
patients in the age range 18–55 were included, with a mean age of 31.2 ± 10.13 years. A total of 228
(12.9%) patients had a chronic systemic disease within the ASA II category, 66 (3.7%) were diabetic,
and 76 (4.3%) were hypertensive. Missing teeth were significantly associated with the ASA II category,
diabetes mellitus, and hypertension (p < 0.001, p = 0.009, p = 0.005 respectively), while retained roots
were significantly associated with the ASA II category only (p = 0.023). Logistic regression showed a
low predictive capacity of models describing the three systemic conditions. Conclusions: Diabetes
mellitus and hypertension were the most common systemic diseases among the study sample. While
carious teeth had no significant association with the investigated systemic conditions, retained roots
were significantly associated with the ASA II category only, and missing teeth were significantly
associated with all investigated systemic conditions. However, oral diseases expressed a low predictive
power of these systemic conditions.

Keywords: Dental caries; Retained roots; Missing teeth; Hypertension; Diabetes mellitus; Prediction

1. Introduction
Hypertension (HTN), diabetes mellitus (DM), and other cardiovascular risk factors were shown to
be highly prevalent among women in developing countries [1]. It is estimated that HTN and DM affect
20% and 25% of women, respectively [1]. It is also well established that there is a parallel increase in
the prevalence of dental diseases, such as caries, retained roots, and periapical jaw lesions, in these
populations [2]. Recent studies reported that among women there is a high prevalence of retained roots
and periapical jaw lesions, reaching 25% and 50%, respectively [3]. Such oral diseases are often
associated with certain lifestyle factors that adversely influence oral and general health [4,5].

Int. J. Environ. Res. Public Health 2019, 16, 2565; doi:10.3390/ijerph16142565 www.mdpi.com/journal/ijerph
18

1874-2106/22 Send Orders for Reprints to reprints@benthamscience.net

The Open Dentistry Journal


Content list available at: https://opendentistryjournal.com

RESEARCH ARTICLE

Perspectives on Dental Caries: A Cross-Sectional Study among Parents of


Primary School Children in Saudi Arabia
Danya Hashem1,*, Osama Abu Hammad2, Jana Farran3, Anmar Faran3 and Najla Dar Odeh4
1
Department of Restorative Dental Sciences, Taibah University, Madinah, Saudi Arabia
2
Department of Prosthodontic Dental Sciences, Taibah University, Madinah, Saudi Arabia
3
General Dental Practitioner, Ministry of Health, Madinah, Saudi Arabia
4
Department of Oral Medicine, Taibah University, Madinah, Saudi Arabia

Abstract:
Background:
Dental caries is one of the most prevalent chronic childhood diseases affecting many people worldwide. Many people do not recognize the early
signs of dental caries or its causes, which is crucial for the prevention and early intervention of the disease and consequently less-invasive and
cheaper treatment options.

Objective:
This study aimed to evaluate the perspectives of parents about the meaning, causes, and early signs of dental caries, the association of tooth
discoloration with decay, and the effect of different socio-demographic variables on the knowledge of patients regarding caries.

Methods:
Questionnaires were distributed to parents of primary school children in the region of Madinah, Saudi Arabia. Meaning of dental caries, early
signs, causes of tooth discoloration related to decay, and the effect of different socio-demographic variables were calculated. Multiple linear
regression analysis was carried out to identify significant predictor variables associated with caries knowledge scores.

Results:
There was a total of 2690 respondents. The majority had average caries knowledge scores. Lighter shades of tooth discoloration were reported to
be associated with stains and warranted home care only, while darker shades were associated with caries and yielded a necessity for a visit to the
dentist. Different socio-demographic variables had an effect on the caries knowledge of the parents.

Conclusion:
There is a need for increased knowledge about the early signs of dental caries among parents. Delayed recognition of signs of dental caries has a
detrimental effect on the teeth of children and leads to seeking dental care at the later stages of the disease process. Community-oriented programs
are fundamental for improving caries knowledge, its clinical presentations starting from its early signs, causes, and prevention.

Keywords: Dentistry, Paediatric dentistry, Dental caries, Tooth discoloration, Socio-demographics, Prevention, Oral health, Primary school
children.

Article History Received: August 08, 2021 Revised: November 18, 2021 Accepted: December 02, 2021

1. INTRODUCTION broad term linked to multiple extrinsic and intrinsic causes,


Discoloration of teeth is a common cause for seeking oral including medications, hypoplasia, fluorosis, pulpal necrosis,
healthcare among dental patients [1]. Tooth discoloration is a and ageing [2]. Dental caries also leads to discoloration of
teeth. The risk for caries results from the interplay between
* Address corresponding to this author at the Department of Restorative Dental physical, biological, environmental, lifestyle, and dietary
Science, College of Dentistry, Taibah University Madinah, Saudi Arabia P.O Box behaviors [3, 4]. In 2010, untreated deciduous teeth caries was
41311; Telephone: 00966-14861-8724; E-mail: dhashem@taibahu.edu.sa
one of the most prevalent conditions globally, affecting a wide
19
Description of dental caries on mixed dentition stage of
elementary school students in Cibeber Community
Health Center
Andi Supriatna, Mahidol University of bangkok

Abstract

Introduction: Dental and oral health can affect the quality of life as it relates to
the general health condition. Dental and oral health problem that mostly found is
dental caries. Dental caries mostly occurs in children in the mixed dentition
stage. The mixed dentition stage occurs in elementary school-aged children, mark
with malocclusions and tooth decays, that allows food retention as main cause of
dental caries. The purpose of this study was to see the description of dental
caries on mixed dentition stage of elementary school students in Cibeber
Community Health Center. Methods: This research was a descriptive research
with cross-sectional approach. The population in this study was elementary
school students in Cibeber Community Health Center. The sampling method used
was purposive sampling method. The caries profile was measured by deft index
for deciduous teeth and DMFT index for permanent teeth were presented in
tabular and diagrams. Results: The results of the study towards 272 elementary
school students showed that the average value of deft index was 3.99 and DMFT
index value was 1.26. This result can be caused since the location of the
population was located in urban areas, with easy access to dental and oral health
services and good tendencies towards the awareness of dental and oral health
care. Conclusion: Dental caries of elementary school students in Cibeber
Community Health Center based on (World Health Organization) guidelines by deft
index was category as moderate and by DMFT index was classified low category.
20
SYSTEMATIC REVIEW
published: 16 March 2018 doi:
10.3389/fpubh.2018.00064

Parental Factors Influencing the


Development of Early Childhood
Caries and carbo in Developing
Nations:
A Systematic Review
Nayanjot Kaur Rai* and Tamanna Tiwari

School of Dental Medicine, University of Colorado, Anschutz Medical Campus, Aurora, CO, United States

Background: Early childhood caries (ECC) is one of the most prevalent and chronic conditions of
childhood. Various factors including biological and dietary factors along with an overlay of parental social
factors have been found to be associated with the progression of ECC. The objective of this systematic review
is to synthesize available literature and to identify parent-level proximal and distal risk factors associated with the
development of ECC in developing nations.

Methods: Studies conducted in developing nations, published between 2005 and 2017 in English, that included
children younger than 6 years and examined ECC were included. The outcome of interest were parental risk
factors, which included parental knowledge, behavior, attitudes, sense of coherence (SOC), stress,
socioeconomic status (SES), education, and breastfeeding duration. The studies were retrieved from MEDLINE,
Ovid Medline, and PubMed.

Results: The search yielded 325 studies, of which 18 were considered eligible for inclusion in this review.
Ten studies found maternal education, and seven studies found parental education to be significantly associated
with ECC. SES was significantly asso- ciated with ECC in 13 studies in the form of annual household income
and occupation level. Four studies observed the significant association between oral health knowledge and
attitudes with ECC, whereas only two studies found maternal attitude to be asso- ciated with ECC.
Breastfeeding duration was a significant risk factor in four studies. One study each found significant
associations of SOC, parental distress, and secondary smoke with ECC.

Conclusion: To date, most of the researches done in developing countries have reported distal parental
factors such as income and education being significant risk factors in caries development compared to
proximal risk factors in low-income groups. Only a few studies analyzed the psychosocial and behavioral
factors. Interventions could be designed to improve parental oral health knowledge and behaviors in these
nations.
Keywords: dental caries, parents, child, risk factors, health knowledge attitudes practice, sociological factors

Anda mungkin juga menyukai