Anda di halaman 1dari 14

MORFOLOGI GIGI SULUNG

TUGAS

ANATOMI GIGI

Oleh :
LUCKY JOICE
1410070110104

DOSEN PEMBIMBING : Drg. FIRDAUS M.si


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3


2.1 Defenisi Gigi Desidui .....................................................................................3

2.2 Fungsi Gigi Desidui ........................................................................................3

2.3 Struktur Gigi Desidui .....................................................................................3

2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Desidui...............................................4

2.5 Morfologi Gigi Desidui...................................................................................5

2.6 Erupsi gigi Desidui.……………………………………………………….7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................9

3.1 Kesimpulan......................................................................................................9

3.2 Saran ...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi bagi seorang anak penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanak-kanak yaitu
sebagai alat pengunyah, membantu dalam berbicara, keseimbangan wajah,
penunjang estetika wajah anak, dan khususnya gigi sulung berguna sebagai
panduan pertumbuhan gigi permanen.

Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa, manusia mengalami dua


pertumbuhan gigi geligi. Gigi sulung (gigi desidui) mulai erupsi pada usia kurang
lebih enam bulan. Keduapuluh gigi sulung tersebut telah selesai erupsi pada usia
kurang lebih tiga tahun. Kemudian terdapat suatu keadaan dimana gigi sulung dan
gigi permanen berada dalam satu lengkung yang dinamakan periode gigi
bercampur. Pada akhir usia dua belas tahun, hampir seluruh gigi sulung exfoliated
atau tanggal dari soketnya dan digantikan oleh gigi permanen. Gigi permanen
tersebut mulai erupsi pada usia kurang lebih enam tahun sampai usia tujuh belas
dan dua puluh satu tahun.

Informasi tentang gigi susu sangat penting diperoleh orang tua, Idealnya orang
tua mendapatkan informasi pentingnya menjaga dan merawat gigi susu anaknya.
Gigi yang baik memudahkan anak mengunyah berbagai asupan pangan, sehingga
memudahkan tubuh menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya.
Karenanya kebersihan gigi susu tidak boleh diremehkan. Gigi susu yang terawat
dengan baik juga akan memengaruhi kesehatan gigi permanen anak di masa
mendatang.

Kesehatan gigi anak merupakan salah satu penunjang tumbuh kembangnya


anak, namun seringkali luput dari perhatian orang tua. faktanya sebagian orang tua
cenderung mengabaikan kesehatan gigi susu anaknya. Menurut Eny (2014) “Hal
ini disebabkan persepsi sebagian orang tua yang menganggap gigi susu tidak
penting untuk dirawat karena akan digantikan oleh gigi dewasa”. Sehingga sering
ditemui anak usia 5 – 7 tahun mengalami pembengkakan gusi. Hal ini disebabkan
orang tua kurang mendapatkan informasi tentang merawat gigi susu anak, serta
kurangya kesadaran orang tua melakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal 6
bulan sekali.

Mengetahui informasi untuk merawat gigi sangat penting untuk orang tua agar
anak dapat memiliki gigi yang sehat, solusi yang tepat dapat menyadarkan orang
tua betapa pentingnya merawat gigi susu anak karena secara psikologis, anak
dapat merasa rendah diri karena tampilan gigi yang buruk, selain itu gigi susu
akan mempengaruhi kesehatan gigi permanen,meskipun gigi susu akan digantikan
oleh gigi permanen, hal itu harus terjadi di usia yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari gigi desidui ?


2. Apa saja struktur gigi desidui ?
3. Apa saja fungsi gigi desidui ?
4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan gigi desidui ?
5. Bagaimana morfologi gigi desidui ?
6. Kapan waktu erupsi gigi desidui ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari gigi desidui.


2. Mengetahui struktur gigi desidui.
3. Mengetahui fungsi gigi desidui.
4. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan gigi desidui.
5. Mengetahui morfologi gigi desidui.

2
6. Mengetahui waktu erupsi gigi desidui.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Gigi Desidui

Gigi susu adalah gigi-gigi pertama pada manusia dan mamalia difiodon
lainnya. Gigi ini berkembang pada tahap embrio dan lalu muncul (dalam kata lain,
mulai terlihat di mulut) saat masih bayi. Gigi ini biasanya akan copot dan
digantikan oleh gigi permanen. Gigi susu terdiri dari 4 gigi seri depan, 4 gigi seri
samping, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham. Jumlahnya mencapai 20 gigi.
Sementara itu, pada orang dewasa, jumlah gigi mencapai 32.

2.2 Fungsi Gigi Desidui

1. Mempertahankan Ruang

Gigi memiliki sifat yang selalu bergeser dan menyesuaikan ruang yang ada
di mulut. Karena sifat tersebut, maka gigi susu tumbuh.

Gigi susu akan mempertahankan ruang, untuk memberi tempat pada


gigipermanen yang nantinya akan tumbuh.

Bila gigi susu copot sebelum gigi permanen kita tumbuh, maka gigi-gigi
lain yang ada di sekitarnya bisa saja menempati ruang kosong itu. Sehingga,
nantinya gigi permanen tidak memiliki tempat lagi dan tumbuhnya menjadi tidak
beraturan.

2. Membantu Mengunyah dan Menghaluskan Makanan

Gigi susu juga memiliki fungsi yang hampir sama dengan gigi permanen,
yaitu untuk mengunyah dan menghaluskan makanan.

3. Pertumbuhan Tulang Rahang


Gigi susu juga bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan tulang rahang
kita, yaitu saat melakukan aktivitas mengunyah. Mengunyah dengan kedua sisi
rahang, bisa memancing pertumbuhan tulang yang seimbang.

4. Membantu Mengucap Huruf F, V, S, Z, T

Gigi susu membantu kita dalam berbicara. Gigi yang lengkap dapat
membuat ucapan kita menjadi lebih jelas.Ini penting sekali saat kita belajar
mengucapkan huruf F, V, S, Z, Th, sebelum akhirnya gigi susu kita berganti
menjadi gigi permanen.

2.3 Struktur Gigi Desidui

Menurut Paramita (2000), secara garis besar struktur gigi susu dibagi
menjadi dua bagian sebagai berikut:
a. Struktur jaringan keras
Bagian ini terletak di rongga mulut yang dikenal dengan mahkota gigi.
Pada mahkota gigi terdapat bagian yang menonjol disebut puncak gigi. Mahkota
dan puncak gigi dilapisi oleh suatu lapisan yang disebut email gigi, di bagian
bawahnya terdapat lapisan berwarna putih yang disebut dentin gigi.
b. Struktur jaringan lunak
Menurut Paramita (2000), struktur jaringan lunak berfungsi untuk menyongkong
gigi. Jaringan lunak yang menyongkong gigi disebut gusi, bagian bawahnya
terdapat rongga tempat melekatnya gigi yang disebut tulang gigi. Bagian gigi
yang melekat pada tulang gigi disebut akar gigi, serta bagian dalam gigi
2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Desidui
Pertumbuhan dan perkembangan gigi desidui sudah dimulai sejak sebelum
lahir. Perkembangan gigi melibatkan sel-sel epitelial rongga mulut dan sel-sel
mesenkimal. Sel-sel epitelial akan membentuk organ enamel yang nantinya
berperan pada pembentukan email gigi, sedangkan sel-sel mesenkimal akan
membentuk dental papila yang berperan dalam pembentukan dentin (Avery &
Cheiego, 2006).

5
Pada saat pertumbuhan dan perkembangan, gigi akan mengalami aposisi dan
kalsifikasi. Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi
seperti email dan dentin. Kalsifikasi adalah pengendapan garam kalsium
anorganik. Hipoplasia email dan hipokalsifikasi dapat terjadi apabila terdapat
gangguan pada saat aposisi dan kalsifikasi gigi (Harsanur,1995).
Hiatt & Gartner (2009) dalam bukunya yang berjudul Textbook of Head and Neck
Anatomy menjelaskan mengenai tahap-tahap pembentukan gigi sebagai berikut :
a. Bud stage
Bud stage merupakan tahap pembentukan lamina dura. Lamina dura adalah
jaringan epitel yang mengalami penebalan ditempat gigi akan muncul nantinya
(Harshanur,1995).
b. Cap stage
Cap stage adalah tahap proliferasi sel-sel menjadi organ enamel. Sel-sel yang
mengalami prolifersai akan mengalami pembesaran dan membentuk seperti topi /
cap.
c. Bell stage
Pada tahap bell stage sel-sel mengalami histodiferensiasi dan morfodiferensiasi.
Histodiferensiasi adalah perubahan sel secara hisologis, contohnya organ enamel
menjadi ameloblas yang akan membentuk email gigi. Morfodiferensiasi adalah
perubahan sel- sel membentuk garis luar dari mahkota dan akar sehingga akan
menjadi bentuk morfologi dari tiap-tiap gigi.

2.5 Morfologi Gigi Desidui


Morfologi gigi desidui yaitu
1. Memiliki ukuran lebih kecil serta memiliki enamel dan dentin yang
lebih tipis
2. Mahkota yang pendek dan bulat
3. Akar gigi lebih panjang dari mahkota namun tidak lebih panjang
dari akar gigi permanen
4. Memiliki warna yang lebih kuning
Permukaan oklusal gigi sulung, didalam lengkung gigi

6
1. INSISIVUS ATAS
• Permukaan labial pada gigi insisivus atas halus
• Edge insisalnya hampir lurus dan membulat pada tepimesio-insisal.
• Batas singulum dan marginal ridge tidak sejelas insisivus permanen.
• Panjang akar jauh lebih panjang dari panjang korona, dan akar
berbentuk konus.
• Pandangan mesial – distal : garis luar labial/ palatalnya lebih cembung
dari pada insisivus permanen.

2. INSISIVUS BAWAH
 Ukuran lebih kecil 1 mm dari insisivus atas.
 Koronanya sama seperti insisivus atas.
 Bagian distal insisivus lateral sangat bulat. M
 Akar pipih
 Jika ada groove, maka groove nya tidak begitu dalam seperti gigi
permanen.
3. KANINUS
 Gigi yang terpanjang dengan akar yang tebal, sempit dan tapering, yang
membantu menjangkarkan gigi didalam prosesus alveolaris.
 Mahkota gigi pendek dan lebar.
 Permukaan labial cembung dengan vertikal labial ridge.
 Lereng mesial lebih pendek dari pada distal.
 Titik kontak distal lebih ke arah servikal dari pada titik kontak mesial.
4. MOLAR
 MOLAR PERTAMA ATAS
1. Bentuknya seperti molar pertama tetap, dengan variasi sbb
2. Tipe Bentuk Premolar : mempunyai bentuk premolar kedua atas, dengan
dua cups.
3. Cups bukal lebih besar dari pada cups palatal.
4. Tipe Bentuk Molar :
a. Tiga Cups : Satu bukal, Dua palatal, mesio palatal lebih besar dan mirip
dengan cups palatal tipe 1
b. Empat Cups : Dua bukal (mesio bukal dan disto bukal) dan Dua palatal
( Mesio dan Disto Palatal )Akar biasanya 2 buah ( mesio-bukal dan disto
bukal ) di bukal dan satu di palatal. Akarnya devergen, untuk memberikan
tempat pada premolar pertama atas permanen.
 MOLAR KEDUA ATAS
1. koronanya seperti molar pertama permanen atas.

7
2. Lebih kecil dari molar pertama permanen tetapi lebih besar dari premolar
3. Akarnya devergen, untuk tempat premolar kedua atas
4. Akar bukalnya dapat saling bergabung.

 MOLAR PERTAMA BAWAH


1. Ukuran mesio-distal korona melebihi ukuran mesio-distal P1.
2. Mempunyai 4 cups : 2 bukal ( mesio-bukal dan Disto-bukal) dan 2 lingual
( mesio-lingual dan disto lingual).
3. Cups lingual lebih tajam dari pada cups bukal.

 MOLAR KEDUA BAWAH


1. Bentuknya seperti M1 hanya ukuran lebih kecil.
2. Mempunyai 5 cups : 2 bukal ( mesio-bukal dan disto-bukal), 2 lingual
(mesio-lingual dan disto-lingual) dan cups distal.
3. Akarnya seperti molar pertama bawah
4. Rongga pulpa besar, karena dindingnya tipis.

2.6 Waktu Erupsi Gigi Desidui


Waktu erupsi pada masing - masing gigi sulung bervariasi. Gigi seri pertama
pada rahang bawah merupakan gigi pertama yang tumbuh, diikuti gigi seri
pertama pada rahang atas sampai yang terakhir adalah gigi gerahan kedua rahang
atas dan bawah seperti yang dijelaskan pada gambar 1.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gigi susu atau gigi desidui adalah gigi-gigi pertama pada manusia dan mamalia
difiodon lainnya. Gigi ini berkembang pada tahap embrio dan lalu muncul (dalam
kata lain, mulai terlihat di mulut) saat masih bayi. Morfologi gigi desidui yaitu
memiliki ukuran lebih kecil serta memiliki enamel dan dentin yang lebih tipis,
mahkota yang pendek dan bulat, akar gigi lebih panjang dari mahkota namun
tidak lebih panjang dari akar gigi permanen, Memiliki warna yang lebih kuning.
3.2 Saran

Untuk penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, saya mengharapkan


adanya saran dari semua pihak baik dosen maupun seluruh mahasiswa yang
membaca makalah ini.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Artaria, M.D . 2009. Antropologi Dental. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andi, Khalifah, Nurul, Seri.

Haeriyah. Tingkat Kepedulian Orang Tua Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi


dan Mulut Anak Usia 6-36 Bulan di Kelurahan Tamalanrea Makasar. Makassar:
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin. 2013. pp. 2-7

Kemenkes RI. (2013). Informasi Data dan Informasi Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut:
Jakarta Selatan. Hal. 1

Koch, G., Pouslen, S., 2009, Pediatric Dentistry a Clinical Aproach. Openhagen:

Munksgraad, h.183-187.

Nasution, M I., 2008, Morfologi Gigi Desidui dan Gigi Permanen, USU Press, Medan,

Indonesia.

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai