Kelompok Tutorial 4
AnggotaKelompok:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nurhalimah
Farina NurAmala
Anya Tania Larasati
Ghafran Nailul Farchi
Sunana Ageng Hikmawati
Nafra Glenivio Agretdie
Khairunnisa Fadhilatul Arba
Firmansyah Adi Pradana
Liyathotun Fatimah
Hamy Rafika Pratiwi
Shintia Dwi Pramesty
Endang Nur Hidayati
(161610101038)
(161610101039)
(161610101040)
(161610101041)
(161610101042)
(161610101043)
(161610101044)
(161610101045)
(161610101046)
(161610101047)
(161610101048)
(161610101049)
DAFTAR ISI
SKENARIO
STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dikandungnya?
7. Apa saja kelainan yang tejadi pada proses pertumbuhan gigi?
STEP 3 : BRAINSTORMING
1. Proses pertumbuhan dan perkembangan gigi
Primary dental lamina yang menebal dan meluas menjadi tepi oklusal
maksila dan mandibula.
Insiasi : terjadi permulaan kuncup gigi di jaringan epitel rongga
mulut (Bud stage ). Proliferasi : pembelahan sel dan perluasan organ enamel
(Cap stage). Tahap proliferasi menyebabkan lapisan sel mesenkim memadat
dan bervaskularisasi membentuk dentin dan pulpa. Sel-sel mesenkim
disekeliling organ disebut kantong gigi yang akan berubah menjadi
sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar. Permukaan tunas
bagian dalam mengalami invaginasi sehingga berbentuk topi atau cap stage.
Histodiferensiasi : terjadi spesialisasi dari sel yang mengalami
perubahan hsitologi.
Morfodiferensiasi : terbentuknya susunan sel dari pembentukan
sepanjang dentina enamel junction dan mengendapkan enamel dentin serta
sementum yang berfungsi untuk pembentukan gigi yang pas. Proses ini
dibantu oleh sel ameloblast, odontoblast, dan sementoblast.
Aposisi : ketika enamel, dentin, sementum, disekresikan sebagai
matriks.
Kalsifikasi : pengerasan oleh pengendapan garam kalsium.
Erupsi : pergerakan gigi ke rongga mulut dibantu oleh ligamen
periodontal dan tulang alveolar.
Atrsi : pengausan gigi.
Resorpsi : pengapusan dari akar-akar gigi susu oleh aksi osteoklas.
Kesalahan pada bud stage akan menyebabkan anomali terhadap
jumlah gigi. Kesalahan pada bell stage akan menyebabkan anomali terhadap
struktur gigi. Kesalahan pada aposisi akan menyebabkan anomali terhadap
struktur gigi.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan gigi
a. Hormon yang berperan yaitu hormon tyroid dan pertumbuhan.
b. Metabolisme yaitu ada tidaknya kalsium dan fosfat serta vitamin D.
c. Kecepatan sekresi PTH, bila faktor normal pertumbuhan dentin dan
enamel sehat. Bila tidak normal proses kalsifikasi gigi tidak sempurna dan
seumur hidup bisa menyebabkan kelainan.
d. Keturunan atau genetik.
e. Ras.
f. Jenis kelamin.
g. Faktor lingkungan.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan erupsi gigi.
a. Gen (78%)
b. Jenis kelamin.
c. Faktor lingkungan, meliputi sosial yaitu kurang mampunya masyarakat
yang menyebabkan erupsi lambat dan nutrisi yaitu kurangnya vitamin D.
d. Ras, ras Afrika lebih cepat pertumbuhan giginya dari pada ras Mongoloid
dan Kaukasoid.
e. Penyakit.
f. Lokal, meliputi jarak gigi ke tempat erupsi, adanya gigi berlebih,
malformasi gigi, mukosa gingiva yang menebal, dan pertensi gigi desidu.
4. Faktor-faktor kegagalan erupsi
a. Gigi sendiri yakni adanya kelainan perkembangan gigi, kegagalan pada
pergerakan praerupsi dan prafungsional serta letak benih yang abnormal.
b. Sekitar gigi yakni adanya tulang yang tebal dan padat, tempat gigi kurang,
posisi gigi tetangga menghalangi, gigi susu yang presistensi.
c. Kurangnya nutrisi
5. Hubungan kesehatan ibu hamil dengan janin yang sedang dikandungnya
Trimester 1 : Adanya faktor muntah yang menyebabkan adanya bakteri yang
dapat berpengaruh pada janin. Apabila ibu hamil mengalami ginggivitis maka
terjadi peningkatan hormon kalsium yang akan diserap oleh janin, apabila
terjadi kelainan seperti karies akan mempengaruhi nutrisi yang akan
disalurkan pada janin. Jika gigi rusak akan merangsang hormon progesteron
yang akan merangsang kontraksi rahim dan menyebabkan kelahiran prematur.
Infeksi pada rongga mulut pada ibu hamil akan sampai ke janin lewat
plasenta darah.
6. Nutrisi yang Dibutuhkan
Vitamin D yang digunakan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kalsium yang
digunakan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, ditemukan terbanyak yaitu
99% dalam bentuk hidroksiapatit. Serta fosfor untuk pembentukan tulang dan
gigi.
7. Kelainan
amelogenesis imperfecta adalah kelainan pembentukan enamel yang
dipengaruhi oleh faktor genetik, pewarisan secara autosomal dominant atau
autosomal resesif. Amelogenesis imperfecta dapat terjadi pada gigi sulung
maupun permanen dan terdapat 4 tipe yaitu, hipoplastik, hipomaturasi,
STEP 6 : MANDIRI
STEP 7 : PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
1. Definisi Odontogenesis
Odontogenesis adalah proses yang berlanjut terus menerus yang terjadi
atas
beberapa
tahap
yaitu,
inisiasi,
proliferasi,
histodiferensiasi,
iv.
tepi
dari
papila
gigi
menjadi
odontoblasyang
akan
v.
b. Tahap Kalsifikasi
Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik
selama pengendapan matriks. Kalsifikasi dimulai selama pengendapan
matriks oleh endapan dari suatu nidus kecil, selanjutnya nidus garamgaram kalsium anorganik bertambah besar oleh tambahan lapisan-lapisan
yang pekat (Itjiningsih, 1991).
Apabila kalsifikasi terganggu, butir kalsium individu di dalam dentin tidak
menyatu dan tertinggal sebagai butir kalsium dasar yang terpisah di dalam
daerah matriks eosinofilik tersendiri yang tidak terkalsifikasi. Kekurangankekurangan seperti ini sangat mudah dikenali di dalam dentin (disebut
interglobullar dentin), tetapi itu semua juga dapat dikenali walaupun tidak
jelas dalam kalsifikasi tulang atau enamel (Itjiningsih, 1991).
Kalsifikasi enamel dan dentin sangat sensitif pada perubahan-perubahan
metabolik yang kecil pada anak-anak. Kalsifikasi jaringan ini tidak
seragam tetapi sifatya bervariasi selama perkembangan yang berbeda dari
pertumbuhan individu. Bila terjadi gangguan pada tahap kalsifikasi ini
akan menyebabkan kelainan struktur jaringan keras gigi misalnya
hipokalsifikasi (Itjiningsih, 1991).
c. Erupsi Gigi
Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari
awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga
mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi
aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh
gerakan ke arah vertikal, sejak
dibentuk.
Pada
tahap
praerupsi
rahang
mengalami
iii.
dipertahankan.
3. Faktor Faktor Odontogenesis
a. Faktor genetik
Hypothyroidism,
Hypopituitarism,
beberapa
tipe
dari
(Imelda, 2002).
Jaringan Ektodermal yang terdiri dari sel-sel low columner yang berubah
menjadi sel-sel skuamos dan sel-sel stratified (Sperber G H, 1991).
Lamina gigi atas dan bawah kemudian membentuk pita seperti bentuk
tapal kuda (Stewart, 1982). Pada beberapa tempat di bawah lingir rahang
terjadi pembiakan dari sel-sel epitel jaringan selaput lendir mulut ke
dalam jaringan mesoderm yang terlihat sebagai suatu bentuk kuntum (bud
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam
(inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut
sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel - sel
bagian tepi dari papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi
menjadi dentin. (Hang, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Hang, J Lin Chee. 2010. E- Repository . Universitas Sumatera Utara.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16855/4/Chapter
%20II.pdf ) Terakhir diakses : 13 Desember 2016, 06:44 WIB
Finn S B. Clinical Pedodontics. 2nd ed, London : W.B Saunders Co, 1962 : 53-9
Imelda M Gultom. Jurnal Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi Pada
Masa Embrional. Medan. 2002
Itjiningsih W.H. Anatomi Gigi. Edisi 2. Jakarta.2015
Sperber G H. Embriologi Kranioasial. Penerjemah : Yuwono, Lilian. Jakarta :
Hipokrates, 1991 : 213-22
Harshanur, Itjingningsih Wangidjaja. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.
Puspitawati, Ria., Priaminiarti, Menik dan Firdaus. 2013. Gigi molar tiga sebagai
indikator prakiraan usia kronologis pada usia 1422 tahun (Third
molars as the chronological age estimation indicatorat the age of 1422
years).
Jurnal.pdgi.or.id/index.php/jpdgi/article/viewFile/57/59
Diakses
Kembang
Gigi
Geligi
Anak.
Universitas
Jember.
Jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/download/2074/1678
Diakses pada tanggal 8 Desember 2016
Repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/BAB%20I%20%20BAB&20VII.pdf?sequence=1 Diakses pada tanggal 8 Desember
2016