Pada UU No. 29 tahun 2004 pasal 51 ayat 1 point b dijelaskan bahwa “merujuk pasien ke
dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan” pada point ini dokter gigi harus
memperhatikan bagaimana system rujuk itu. System rujuk sudah diatur pada KEPMENKES No.
001 tahun 2012. Pada keputusan tersebut dijelaskan macam macam rujuk, ketentuan rujuk dan
semua ketentuan tentang system rujuk.
Selain itu pada UU No. 29 tahun 2004 pasal 51 ayat 1 point c dijelaskan bawah
“merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia” segala sesuatu dari pasien biasanya tertulis dalam rekam medis. Maka dari itu
kita sebagai dokter gigi harus menjaga dan merahasiakan rekam medis. Pada UU No. 29 tahun
2004 pasal 48 dijelaskan bahwa “Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.” Pada
peratura yang sama dijelaskan juga bahwa rahasia kedokteran dapat dibuka dengan syarat seperti
yang sudah disebutkan diatas, jadi tidak semata-mata dokter gigi bias menyebar luaskan
informasi yang diketahui dari pasien ke semua orang.
Sumber :
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012