b. LUKSASI (KOMPLIT)
■ Kondisi yang lebih serius terjadi, yang mana kondil bertranslasi ke
anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi
tersebut.
■ Membutuhkan perawatan medis.
2. DISC DISPLACEMENT
■ Definisi:
Keabnormalan posisi dari diskus artikularis terhadap kondil dan fosa
mandibula
DISC DISPLACEMENT WITH DISC DISPLACEMENT WITHOUT
REDUCTION REDUCTION
3. MYOFASCIAL PAIN & DYSFUNCTION
■ Merupakan penyebab paling umum dari nyeri dan terbatasnya
fungsi mastikasi pada pasien.
■ Sumber nyeri dan disfungsinya berasal dari otot, dengan otot
mastikasi mengalami tenderness dan nyeri sebagai hasil dari
fungsi otot yang abnormal atau hiperaktivitas. Fungsi otot
abnormal tersebut seringkali berhubungan dengan clenching
atau bruxism.
■ Penyebabnya diperkirakan multifaktorial. Namun, yang paling
sering adalah bruxism akibat stress dan cemas, dengan oklusi
sebagai faktor modifikasi atau yang memperburuk.
4. PENYAKIT SENDI DEGENERATIF
■ Osteoatritis
PERUBAHAN BENTUK KONDIL
a. Bentuk yang normal didasarkan pada
bentuk tulang kortikal pada kepala
kondilus tampak halus dan bersih.
b. Tampak terjadinya flattening,
sehingga kepala kondilus tampak
menyudut dan tidak lagi berbetuk
cembung.
c. Tampak terjadinya erosi yang ditandai
tergerusnya sebagian daerah kepala
kondilus disertai penurunan densitas
pada daerah tersebut.
d. Bentuk osteophyte, yaitu tampak
adanya pertumbuhan atau
penonjolan di bagian anterior dan
atau superior dari permukaan kepala
kondilus.
5. ANKILOSIS
■ Ankilosis intrakapsular
Dihasilkan dari berfusinya kondil, disc dan fossa
mandibula, sebagai hasil dari formasi jaringan
fibrosa, berfusinya tulang atau kombinasi dari
keduanya.
■ Ankilosis ekstrakapsular
Tipe ankilosis ini biasanya melibatkan prosesus
koronoid dan otot temporalis. Biasanya penyebab
dari kelainan ini adalah pembesaran koronoid, atau
hyperplasia dan trauma pada daerah lengkung
zigomatik. Infeksi di sekitar otot temporal dapat juga
menghasilkan kelainan ini.
LO 3: PEMERIKSAAN
KLINIS DAN DIAGNOSIS
KASUS PADA SKENARIO
Pemeriksaan Subjektif
Pemeriksaan
TMJ Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosa
kasus
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Dilakukan anamnesa:
- Rasa sakit atau nyeri
- Bunyi sendi
- Perubahan luas
pergerakan
- Perawatan sebelumnya
(Pedersen, 1998)
PEMERIKSAAN KLINIS
Meliputi:
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskultasi
Auskultasi dilakukan dg menggunakan
stetoskop dg tujuan mendengarkan bunyi abnormal
pd persendian sperti kliking, popping atau krepitus.
Kliking yg terjadi di awal fase membuka mulut
menunjukkan dislokasi diskus ke anterior.
Sedangkan kliking yg timbul lebih lambat berkaitan
dengan kelainan meniskus.
(Pedersen, 1998; Fricton, 1998)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Sinar-X
1. Pembuatan foto panoramik (memperlihatkan regio proc. Condylaris
dan subcondylaris dua sisi (bilateral), sehingga bisa langsung
dilakukan perbandingan antara antara keduanya)
2. modifikasi Towne (memeriksa kedua condyl dari koronal dan sangat
bermanfaat untuk diagnosis perluasan neoplasia jaringan keras ke
arah medial dan diagnosis dislokasi akibat fraktur pada kasus
trauma akut)
3. teknik transkranial.
(Pedersen, 1998)
DIAGNOSA
Diagnosa kasus pada skenario yaitu dislokasi anterior akut
Karena berdasarkan skenario, pasien mengalami
dislokasi akibat menguap, membuka mulut dan tertawa terlalu
lebar. Selain itu, pada skenario tidak ada keterangan bahwa
pasien mengalami trauma dan fraktur mandibula yang
merupakan ciri dari dislokasi yang lain.
LO 4: PENATALAKSANAAN
KASUS PADA SKENARIO
Tujuan :
1. Mengurangi rasa sakit dan gelisah
2. Mengurangi aktifitas fungsional dan parafungsional yang
menimbulkan kelainan
3. Memperbaiki fungsi normal secara rasional serta penerusan
aktifitas normal sehari-hari
1. Modalities
Terapi panas dapat mengurangi rasa nyeri dan kekakuan otot,
caranya :
■ Meletakkan handuk basah hangat, atau lap diletakkan
botol berisi air panas. Terapi 10-15 menit terus-menerus
sekurang-kurangnya tiga minggu di daerah yang terserang.
Lanjutan “Terapi Fisik”…