TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Gigi bungsu atau gigi molar ketiga adalah gigi yang erupsi paling
bawah. Gigi bungsu terletak di dalam kurva lengkung gigi yang sama
dengan gigi molar kedua, dan mahkota tidak tertutup oleh jaringan
gingiva apapun. Dalam kondisi klinis, gigi bungsu yang erupsi normal
jarang terjadi. Sedangkan gigi bungsu yang impaksi sering terjadi. Gigi
Erupsi gigi permanen dimulai pada usia 6 tahun dan selesai pada
tahun setelah gigi erupsi ke dalam rongga mulut. Gigi bungsu rahang
atas mulai kalsifikasi pada usia 7-9 tahun, mahkota terbentuk pada usia
6
7
12-16 tahun, erupsi pada usia 17-21 tahun, dan akar tertutup pada usia
usia 8-10 tahun, mahkota terbentuk pada usia 12-16 tahun, erupsi pada
usia 17-21 tahun, dan akar tertutup pada usia 18-25 tahun (Rajkumar &
Ramya, 2017).
Dimulai dari benih gigi, gigi bungsu secara bertahap tumbuh dan
a. Sumbu panjang gigi bungsu rahang atas dan bawah harus tegak lurus
d. Cusp bukal gigi bungsu rahang atas beroklusi pada bukal groove gigi
bungsu rahang bawah dan cusp palatal gigi bungsu rahang rahang
oklusi normal.
e. Septum alveolar gigi lengkap berada di antara gigi bungsu dan gigi
molar. Septum tulang alveolar gigi dan alveolar ridge antara akar
mesial dari gigi bungsu rahang atas dan bawah yang diposisikan
secara normal dan akar distal gigi normal kedua pada sisi yang sama.
2019).
a. Gigi bungsu lebih kecil dari gigi molar pertama atau kedua, kecuali
yang lebih besar dan lebih bulat daripada gigi molar kedua.
9
furkasi terletak tidak jauh dari apeks gigi (Scheid & Weiss, 2017).
Gigi bungsu adalah gigi terakhir yang erupsi dan merupakan gigi paling
posterior dari seluruh gigi dalam lengkung rahang, karena evolusi manusia,
perubahan rantai makanan, dan degenerasi tulang, ruang yang tersedia untuk
gigi bungsu di rahang tidak cukup yang menjadi penghambat migrasi dan erupsi
gigi yang tidak erupsi sebagian atau seluruhnya dan diposisikan pada
gigi atau tulang atau jaringan lunak lain sehingga erupsi lebih lanjut
berkaitan dengan definisi Archer. Gigi impaksi adalah gigi yang gagal
yang disebabkan oleh hambatan fisik yang dapat dideteksi secara klinis
atau radiografis di jalur erupsi atau posisi ektopik gigi. Impaksi adalah
dengan alasan karena kurangnya ruang, terhalang oleh gigi lain, atau
a. Faktor utama:
b. Faktor lokal:
c. Faktor sistemik:
2021).
- Impaksi inverted
Distoangular Horizontal
Gambar 3. Klasifikasi berdasarkan angulasi gigi bungsu rahang bawah
(Winter’s classification)
Sumber: Varghese (2021)
bungsu.
- Class II: ruang antara batas anterior ramus dan gigi molar
- Class III: tidak ada ruang mesiodistal yang tersedia dan gigi
oklusal gigi
tidak erupsi
kista.
Vertikal Mesioangular
Distoangular
Posisi C
tulang tipis antara gigi bungsu rahang atas yang impaksi dan
sinus maksilaris.
lebih antara gigi bungsu rahang atas yang impaksi dan sinus
keterbatasan gerak, rasa tidak nyaman, dan bau atau pasien datang
meliputi: (1) status erupsi, jika erupsi, posisi di lengkung; (2) status
(Dodson, 2012).
Pasien datang tanpa gejala atau keluhan yang tidak jelas dan
hygienic, tidak ada karies atau karies yang dapat direstorasi, dan
gigi bungsu.
tulang alveolar.
molar kedua dan mesial gigi bungsu berkisar antara 6-15 mm.
impaksi gigi bungsu yang lebih dalam dengan angulasi mesial dan
resorpsi akar eksternal dari gigi molar kedua (Ye et al., 2021).
2. Tingkat Pengetahuan
seseorang cenderung memiliki rasa ingin tahu dari diri sendiri sehingga
(Sahin, 2006).
a. Pendidikan
formal.
b. Informasi/media massa
tersebut.
tidak.
d. Lingkungan
individu.
e. Pengalaman
f. Usia
berikut :
pengetahuan dapat diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban, baik secara
B. Landasan Teori
Gigi bungsu seharusnya erupsi dan beroklusi dengan baik dengan gigi
antagonisnya pada lengkung gigi atas atau bawah dan terletak di dalam kurva
lengkung gigi yang sama dengan gigi-gigi lainnya, serta mahkota gigi bungsu tidak
tertutup oleh jaringan apapun. Dalam kondisi klinis, gigi bungsi yang erupsi normal
jarang terjadi. Waktu erupsi gigi bungsu dimulai pada usia 17 tahun dan erupsi
sempurna pada usia 18-25 tahun. Tahap erupsi gigi bungsu sama seperti tahap
erupsi gigi-gigi lainnya, yang diawali dengan masih ditutupi tulang alveolar hingga
proses erupsi lengkap di dataran oklusal. Gigi bungsu yang tidak dapat atau gagal
erupsi lebih dari satu tahun dari waktu erupsi sempurna, dicegah oleh jaringan keras
dan lunak yang berdekatan dan menjadi patologis yang memerlukan perawatan,
dianggap sebagai gigi bungsu yang mengalami impaksi. Gigi bungsu yang impaksi
disebabkan oleh faktor yang dianggap faktor utama, yaitu ruang yang tersedia di
belakang ruang gigi molar kedua, sudut kemiringan gigi bungsu, dan ruang yang
tersedia di depan gigi bungsu, serta diikuti oleh faktor lokal dan sistemik. Gejala
yang timbul karena gigi bungsu memerlukan pemeriksaan fisik dan radiografi untuk
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gigi bungsu impaksi yaitu myalgia, karies
dentin gigi bungsu, karies dentin gigi molar kedua, kista dentigerous,
termasuk tingkat usia dan pengaruh media sosial. Semakin bertambah usia,
dengan daya tangkap dan pola pikir seseorang maka, semakin bertambah usia,
semakin bertambah informasi dan hal yang dialami, ditambah dengan adanya
internet atau sosial media yang menjadi alternatif saat ini untuk mencari sumber
akibat adanya gigi bungsu impaksi sangat penting dilakukan untuk dapat
C. Kerangka Teori
Masyarakat Surakarta