Anda di halaman 1dari 9

ESSAY KEMAHASISWAAN

PELATIHAN KADER DASAR PK. PMII STAI DARUL FALAH


CABANG KABUPATEN BANDUNG

Nama : Trisna Nugraha


Nim : 1901040
Komisariat : STAI Darul Falah Cabang Kabupaten Bandung

Mahasiswa Dan Perubahan


Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan
kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya,dan
kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni
iman, ikhlas, semangat, dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda, karena
sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang
bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang
kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda.
Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam
setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah
pengibar panji-panjinya. ( Hasan Al-Banna ).
”Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada tuhan mereka dan
kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” ( QS. Al-Kahfi : 13 )
Mahasiswa adalah gambaran paling dekat seperti pemuda yang dilukiskan di atas. Dengan
segala potensi yang dimilikinya, mahasiswa merupakan kekuatan yang sangat besar yang dapat
melakukan suatu perubahan. Tentunya bukan sembarang mahasiswa tetapi hanya mahasiswa luar
biasalah yang mampu melakukannya. Mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang berani
mengorbankan waktu, uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwa raganya demi terwujudnya kebenaran dan
keadilan. Mahasiswa yang tidak akan takut setiap penentangnya entah itu birokrasi ataupun yang
lainnya. Mahasiswa yang bahkan berani untuk mengorbankan kepentingan kuliahnya demi
merealisasikan apa yang menjadi keyakinannya.

Sekilas Perjalanan Mahasiswa.

Sejarah membuktikan bahwa pemuda khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan
setiap bangsa. Berbagai peristiwa besar yang terjadi di dunia selalu identik dengan peran mahasiswa di
dalamnya. Demikian pula yang terjadi di Indonesia. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari keterlibatan mahasiswa didalamnya. Melalui berbagai organisasi mahasiswa yang ada,
mahasiswa menyalurkan aspirasinya dengan daya nalar dan intelektualnya. Dimulai dengan Budi
Utomo sebagai generasi awal kiprah kaum muda, mahasiswa Indonesia terus mencatatkan dirinya
dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa runtuhnya rezim orde lama yang ditandai
turunnya presiden Soekarno tidak bisa dilepaskan dari peran organisasi Mahasiswa seperti KAPI
( Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia ) , KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ), HMI ( Himpunan
Mahasiswa Islam ), PII ( Pelajar Islam Indonesia ), GPI (Gerakan Pemuda Indonesia ), dll. Peran
mereka sangat besar dalam menumbangkan rezim orde lama tersebut.

Setelah tumbangnya rezim orde lama dan berganti dengan rezim orde baru, banyak gerakan
mahasiswa yang mulai lemah selain dikarenakan konflik internal juga disebabkan karena tekanan dari
pemerintah yang berusaha untuk mengkooptasi dan merstrukturisasi semua unsur kekuatan politik
termasuk gerakan mahasiswa, misalnya dengan keharusan menerapkan asas tunggal. Namun pada
tahun 1974 terjadi peristiwa MALARI ( Malapetaka Lima Belas Januari ) yang merupakan peristiwa
demonstrasi besar pertama kali setelah era penurunan rezim orde lama. Malari ini disebabkan karena
penolakan mahasiswa terhadap masuknya modal asing dengan momen kedatangan ketua IGGI, JP
Pronk dan disusul dengan kedatangan perdana mentri Jepang Kakuei Tanaka. Peristiwa ini
menimbulkan kerusuhan massal. Semenjak peristiwa tersebut pemerintah menerapkan kebijakan
depolitisasi lewat metode-metode korporasi terhadap organisasi kemahasiwaan dan birokratisasi
kampus.

Untuk organisasi intra kampus, melalui menteri pendidikan dan kebudayaan, Dr. Syarif Thayeh,
menerapkan SK 028/U/1974 tentang NKK/BKK ( Normalisasi kehidupan kampus aau badan koordinasi
kemahasiswaan ). Semenjak itu aksi protes mahasiswa menjadi sepi, yang ada hanya protes dalam
skala kecil yang tidak terdengar gaungnya. Pada tahun 1976 mulai muncul kembali aksi aksi dari
mahasiswa dengan isu utama penolakan terhadap pencalonan Soeharto sebagai presiden. Reaksi
rezim orde baru semakin represif dengan dikeuarkannya SK Kopkamtib No. 02/kopkam/1978 tentang
pembekuan terhadap Dewan Mahasiswa ( DM ) yang sekian lama menjadi basis kekuatan perjuangan
mahasiswa pada level intra universitas. Kebijakan kebijakan yang represif tersebut menjadikan gerakan
mahasiswa semaki tidak terdengar. Pada era tahun1980-an mahasiswa membuat pola baru dalam
melakukan gerakan, yaitu dengan munculnya kelompok studi, LSM, Penerbitan Media, dan Komite
Aksi. Pada tahun 1990-an terjadi peningkatan kesadaran gerakan mahasiswa, terutama dengan
diberlakukannya Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi ( SMPT ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ).
Sehingga pada era tahun 1990 ekskalasi politik mulai meningkat dengan dibarengi dengan berbagai
peristiwa yang semakin menguatkan kesadaran mahasiswa. Selain itu peran organisasi Mahasiswa
Ekstra Universitas pun tidak kalah besar karena merekalah yang mempunyai akses ke dunia luar
dikarenakan memiliki jaringan yang sangat luas.

Krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi
dimensional merupakan awal dari lahirnya peristiwa reformasi. Hal ini juga merupakan momen yang
sangat penting bagi gerakan mahasiswa untuk kembali mengkonsolidasikan kekuatannya. Belajar dari
“kegagalan” gerakan mahasiswa 1974 maupun 1978 gerakan mahasiswa 1998 menggandeng kekuatan
lain yaitu rakyat dan beberapa kalangan intelektual yang selama ini menjadi oposisi pemerintah.
Puncak dari itu semua adalah kerusuhan massal pada tanggal 13-14 Mei 1998 dan dengan didudukinya
gedung DPR/MPR pada tanggal 19 Mei 1998. Akhirnya presiden Soeharto mengundurkan diri pada
tanggal 29 Mei 1998.
Momentum krisis tersebut juga merupakan salah satu alasan didirikannya KAMMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Dalam Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) X
pada tanggal 25-29 Maret 1998 di Universitas Muhammadiyah Malang mengemuka pandangan bahwa
perlu adanya langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini, oleh karena itulah
perlu dibentuk suatu organisasi yang bisa memfasilitasi itu semua karena ruang gerak LDK yang sangat
terbatas. Oleh karena itu, di luar forum FSLDK X dibentuk tim formatur dan akhirnya terbentuklah
KAMMI yang dideklarasikan di Universitas Muhammadiyah Malang pada 29 Maret 1998 setengah jam
setelah ditutupnya FSLDK secara resmi, deklarasi tersebut dinamakan Deklarasi Malang. Sebagai
ketua diangkatlah Fahri Hamzah dan Sekum Haryo Setyoko. 13 hari setelah dideklarasikan, KAMMI
mengadakan acara yang cukup fenomenal yaitu Rapat Akbar Mahasiswa dan Rakyat Indonesia di
lapangan Masjid Al-Azhar Jakarta yang dihadiri oleh mahasiswa dan rakyat yang berjumlah sekitar 20
ribu orang. Semenjak itu KAMMI terus berperan dalam transisi perubahan bangsa ini termasuk pada
peristiwa Reformasi. Fase setelah reformasi merupakan fase pembuktian apakah langkah yang diambil
oleh mahasiswa dan rakyat dengan menurunkan rezim yang telah berkuasa selama 32 tahun tersebut
tepat. Berbagai catatan sejarah telah tertoreh sesudah reformasi bergulir, sekali lagi pertanyaan besar
dinisbahkan kepada mahasiswa. Anggapan bahwa mahasiswa hanya “jago dalam menurunkan rezim”
diuji dalam fase pasca reformasi. Mahasiswa berhasil menurunkan Soeharto tetapitidak bisa
memberikan solusi siapa penggantinya yang pantas memimpin bangsa ini, karena yang terjadi adalah
tetap sajakaum elit birokrasi yang kemudian menggantikan “Bapak Pembangunan”. Tetapi ada peran
yang tetap bisa dijalankan yaitu fungsi kontrol terhadap pemerintah. Fungsi kontrol tersebut dibuktikan
dengan sikap kritis mahasiswa terhadap presiden Habibie yang ternyata masih berbau Orde Baru.
Demikian juga dengan penggantinya yang katanya merupakan tokoh refornis yaitu Gus Dur dan
Megawati yang terbukti gagal menjalankan amanat reformasi. Berbagai aksi dilakukan untuk mengkritisi
dan menentang kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memihak kepada rakyat. Walaupun pada
prakteknya gerakan mahasiswa terpecah ke dalam beberapa kubu, terutama ketika isu tentang
penurunan kembali presiden yang sedang berkuasa saat itu, sehingga walaupun dalam beberapa
kasus ada beberapa gerakan mahasiswa yang secara tegas menuntut pergantian kepemimpinan
namun tidak pernah bisa masif. Hal ini dikarenakan tidak semua gerakan mahasiswa menyuarakan
aspirasi yang sama kalaupun ada itu pun hanya setengah hati demi menjaga “gengsi” organisasinya.
Sampai dengan pemerintahan saat ini yang dipimpin oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono, fungsi
kontrol mahasiswa tetap terlihat meskipun tidak sefrontal pendahulu-pendahulunya.

Potret Gerakan Mahasiswa Saat Ini


Sejarah panjang Gerakan Mahasiswa merupakan salah satu bukti kontribusi mahasiswa dalam
memperjuangkan kepentingan rakyat. Mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang besar untuk
bangsa ini. Mereka adalah bagian dari rakyat Indonesia yang turut merasakan penderitaan yang dialami
oleh rakyat. Meskipun tidak dapat dinafikan sebagian dari gerakan mahasiswa yang mempunyai target-
target lain yang ingin dicpai selain dari memperjuangkan rakyat. Kita juga tidak dapat mengelak bahwa
ada sebagian dari mahasiswa yang ktif dalam pergerakan mahasiswa mempunyai tujuan pragmatis
yaitu menjadi penerus-penerus pendahulunya yang duduk di pemerintahan atau juga di lembaga
legislatif. Hal ini sangat memungkinkan untuk terjadi pada gerakan mahasiswa yang memang tidak
mempunyai visi yang jelas dan tidak bisa menginternalisasikan visi gerakannya dengan baik kepada
anggota-anggotanya. Selain itu gerakan mahasiswa hanya bermodalkan nurani dan semangat juang
sehingga mahasiswa yang tidak memiliki bekal kekuatan moral yang cukup akan cepat merasa lelah
dan akan tergiur oleh godaan materi dan kekuasaan. Oleh karena itulah basis kaderisasi yang baiklah
yang menjadi kunci untuk tetap menjaga anggotanya dari penyimpangan-penyimpangan tujuan
organisasi. Kaderisasi yang baik adalah kaderisasi yang mampu menghasilkan anggota-anggota yang
mampu menginternalisasikan nilai-nilai organisasi ke dalam dirinya serta setiap tindakannya, oleh
karena itulah dibutuhkan dasar atau landasan yang tepat untuk bergerak bagi setiap pergerakan
mahasiswa yaitu penempatan ideologi sebagai muatan utama. Ideologi merupakan hal yang sangat
penting bagi setiap gerakan mahasiswa, karena ideologilah yang akan mengontrok langkah dan
gerakan yang akan dibangun. Ideologilah yang nantinya menentukan visi dari gerakan mahasiswa.
Nilai-nilai ideologi inilah yang harus secara dini ditanamkan kepada anggota-anggotanya dan harus
mampu menjadi landasan bagi anggota tersebut.
Perubahan sosial merupakan akumulasi dari perubahan individu-individu. Sehingga perubahan
sosial tidak akan tercapai selama belum adanya perubahan-perubahan dalam diri individu. Memang
adakalanya perubahan dapat dicapai hanya dengan beberapa individu yang berubah saja, namun
perubahan tersebut tidak akan bertahan lama karena nantinya individu-individu yang belum berubah
akan mengakumulasikan kekuatan untuk menentang perubahan tersebut. Perubahan juga tidak akan
berlangsung dengan baik apabila digerakkan oleh orang-orang yang dirinya sendiripun belum berubah.
Perbaikan yang ingin dicapai tidak berhasil dengan baik apabila yang ingin melakukan perbaikan
tersebut tidak memperbaiki dirinya terlebih dahulu, ibarat menyuruh seseorang tetapi dia sendiri tidak
melakukannya. Fenomena tersebut ternyata juga menghinggapi gerakan mahasiswa saat ini. Berbagai
jargon perubahan dan perbaikan didengungkan tetapi efeknya tidak terlalu besar. Salah satu
penyebabnya adalah karena gerakan mahasiswa tersebut tidak mau melakukan perubahan terhadap
dirinya sendiri baik secara organisasi maupun individu-individunya. Banyak gerakan mahasiswa yang
berteriak anti korupsi tetapi dalam gerakan mahasiswa tersebut sendiri serimg melakukan
penyimpangan-penyimpangan keuangan. Penyalahgunaan amanah yang telah diberikan terutama
berkaitan dengan uang sering sekali terjadi pada beberapa organisasi mahasiswa entah itu disadari
ataupun tidak. Mulai dari hal yang dianggap sepele seperti memanfaatkan fasilitas organisasi untuk
kepentingan pribadi sampai dengan me “mark up” uang organisasi. Selain itu banyak yang berteriak
atau mengusung anti kecurangan tetapi mereka sendiri masih menyontek saat ujian. Bagaimana mau
melakukan apabila dirinya sendiri tidak mau untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruknya. Mungkin
hilangnya “Ruh perubahan” inilah yang menyebabkan perubahan yang selama diperjuangkan oleh
mahasiswa belum menampakkan hasilnya secara signifikan. Wahai gerakan mahasiswa yang ingin
melakukan perubahan ataupun mahasiswa yang ingin melakukan perbaikan, cobalah untuk bertindak
bijak dengan melakukan perubahan dan perbaikan mulai dari diri sendiri terlebih dahulu.

Hak-Hak dan Tanggung Jawab Mahasiswa


Hak adalah sebuah kekayaan yang melekat pada individu yang boleh diminta oleh individu
tersebut. Hak-hak mahasiswa sudah melekat sejak mereka resmi terdaftar menjadai mahasiswa
disebuah perguruan tinggi, hak-hak tersebut merupakan suatu yang ditawarkan oleh perguruan tinggi
sehinga mahasiswa menjadi tertarik memilih perguruan tinggi tersebut, antara lain:
1. Mengunakan fasilitas yang di sediakan kampus
2. Memperoleh pembinaan dan pelajaran.
3. Mendapatkan bekal yang mumpuni untuk digunakan di masyarakat.
4. Mendapat pengakuan legalitas dari kampus untuk digunakan di masyrakat.
Kewajiban Mahasiswa yaitu diasamping hak-hak mahasiswa yang telah disebutkan diatas
mahasiswa juga mempunyai tangung jawab sebagai insan yang tinggi derajatnya di masyarakat.
Mahasiswa digadang-gadang menjadi inisiator dalam pembangunan dan kesejahteraan rakyat RI.
Masyarakat tengah menunggu peran dan fungsi atas keberadaan mahasiswa. Peran Mahasiswa antara
lain:
a. Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-
manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat
menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset,
cadangan, harapan bangsa untuk masa depan.. Sesuai dengan tujuan PMII yaitu Terbentuknya
pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan
bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia.
b. Mahasiswa Sebagai “Guardian of Value”
Perkembangan zaman sudah tak terelakkan, globalisasi dan modernitas sudah menjadi
candu setiap pemuda. Sejalan dengan hal tersebut Kearifan lokal yang dimiliki bangsa ini
sudah mulai surut, dahulu pemuda Indonesia sangat sopan dan menghargai yang lebih tua
sekarang tak ada beda antara tua maupun muda, tidak hormat pada pimpinan, moral dan tata
cara berpakaian pemuda dahulu elegan sopan dan terlihat anggun sekarang terlihat menawan
dan merangsang, dahulu dijalanan orang gila aja berpakaian sekarang orang waras malah
telanjang, Apakah Itu sebuah kebenaran? Semua yangdi anggap wajar adalah suatu
kebenaran.
Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti mahasiswa berperan sebagai penjaga
nilai-nilai di masyarakat. Nilai yang harus dijaga adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan
tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu jelaslah bukan hasil dari pragmatisme, nilai itu
haruslah bersumber dari suatu dzat yang Maha Benar dan Maha Mengetahui.
c. Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”
Pemuda adalah tulang punggung Negara, perkembangan dan pertumbuhan negara
tergantung pada pemudanya dan kerusakannyapun tergantung pada pemudanya. Karena
pemuda adalah penerus perjuangan kemerdekaan dan kesejahteraan masyarakat, maka dari
itulah pemuda harus melakukan perubahan–perubahan untuk lebih baik dengan mengunakan
daya fikir dan keilmuannya, tanpa usaha tujuan tidak akan tercapai seperti yang tersurat dalam
Al-Qur’an;
”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
d. Mahasiswa Sebagai “ Agent Of Sosial Control”
Hari ini permasalahan yang di hadapai Indonesia adalah ketidak sesuaian antara
keinginan masyarakat (publik) dan keinginan para Stake holder. Ketimpangan kepentingan ini
adalah sebuah sebuah masalah yang harus di selesaikan. Jangan sampai disaat pejabat kaya
raya masyarakat sengsara.
Titik permasalahannya adalah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah atau lebih
uum dikenal dengan kebijakan Publik. Menurut Lester dan stewart kebijakan Publik merupakan
kebijakan yang dibuat oleh institusi otoritatif yang ditunjukan dan berdampak kepada publi serta
ditunjukan untuk mengatasi persoalan-persoalan publik.
Disinilah peran mahasiswa dibutuhkan, siapa lagi yang mampu menjembatani
kepentingan dan cita-cita kemerdekaan RI untuk kesejahteraan masyarakat RI selain kaum
intelektual?
Mahasiswa harus tampil diantara Stake holder dan Masyarakat. Kelompok intelektual
kampus dan non kampus, adalah aktor yang terlibat dalam proses kebijakan, baik dalam
agenda setting dan evaluasi, serta membentuk opini publik dengan relatif dan objektif. Jika
masyarakat menginginkan sesuatu harus mahasiswa yang menjelaskan pada pemerintah dan
ketika pemerintah membuat kebijakan mahasiswalah yang harus menjelaskan kepada
masyarakat, sudah tepatkah kebijakan tersebut, apa alasan kebijakan tersebut dan bagaimana
hasilnya. Dan ketika kebijakan itu merugikan masyrakat mahasiswalah yang harus menjelaskan
dan memberikan solusi pada pemerintah.

Mahasiswa dan Organisasi


“Mau ikut organisasi?”

Pertanyaan yang sering didengar di kalangan mahasiswa. Setiap individu memiliki hak asasi
untuk memilih berorganisasi maupun tidak, yang nantinya pilihan itu pasti memiliki konsekuensi benar
atau salah. Satu hal yang perlu diyakini bahwa setiap orang pasti membutuhkan satu sama lain.
Interaksi dengan sesama itu penting untuk kelangsungan hidup masing-masing, entah itu dalam
kelompok kecil maupun kelompok besar dengan lingkungan yang berbeda.

“Peran utama mahasiswa adalah belajar di kelas, benar?”

Tujuan utama menjadi seorang mahasiswa adalah belajar di kelas dan berlomba untuk
mendapatkan nilai akademik yang baik. Pemikiran sempit terkadang masih santer terdengar di
kalangan mahasiswa dengan berargumen bahwa menjadi mahasiswa tujuan utama adalah kuliah dan
mencari ilmu di kelas, selalu mengerjakan tugas dan menghasilkan IPK yang baik. Benar bahwa
mencari nilai akademik merupakan tujuan utama, namun kebanyakan mahasiswa lupa ada hal lain
yang juga sama penting yaitu bagaimana caranya bersosialisasi dengan orang lain. Mau tidak mau
menjadi seorang mahasiswa harus bisa beradaptasi dan membiasakan diri untuk memiliki rasa sosial
yang tinggi terhadap lingkungan karena nantinya di dunia kerja akan sangat dibutuhkan. Maka dari itu
mengikuti kegiatan di luar perkuliahan itu penting untuk melatih bersosialisasi dengan orang lain agar
bisa terbiasa dan mengetahui bagaimana cara menghadapi orang lain dengan berbagai karakteristik
masing-masing.

“Pentingkah berorgnisasi?”

Mahasiswa memiliki peran utama yaitu belajar, tapi belajar tidak saja di dalam kelas namun
juga di luar kelas. Salah satu contoh belajar di luar kelas ialah dengan mengikuti organisasi. Organisasi
menjadi salah satu jembatan melatih mahasiswa untuk bersosialisasi dengan orang lain, namun tidak
hanya itu organisasi bisa memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan bakat dan
mengembangkan kreativitas. Organisasi bisa menjadi tempat untuk mencari ilmu dan wawasan serta
pengalaman yang tidak bisa didapatkan di dalam kelas. Dalam dunia pekerjaan sangat diperlukan
kemampuan memimpin yang baik, ketahanan mental yang kuat dalam memahami situasi sosial yang
beragam. Banyak mahasiswa yang cerdas namun memiliki kelemahan ketika harus berkomunikasi
dengan orang lain. Itu mengapa organisasi bisa menjadi alat bagi mahasiswa untuk melatih diri
berinteraksi dan bersosialisasi dalam sebuah kelompok yang nantinya bisa diimplementasikan ketika
sudah berada pada dunia pekerjaan.

Organisasi menjadi tempat para mahasiswa untuk berkumpul dan bertukar pikiran serta bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Organisasi bisa untuk melatih diri dimulai
dari mengeluarkan pendapat pada lingkup kelompok kecil hingga nantinya berhubungan antar
organisasi dan berakhir kepada masyarakat jika mengadakan suatu kegiatan yang juga melibatkan
masyarakat secara umum. Selain itu hal yang paling penting bisa didapatkan yaitu bagaimana bersikap
untuk peduli terhadap orang lain, ini merupakan satu hal kecil yang terkadang sulit untuk dilakukan
orang lain.

Manfaat berorganisasi yaitu :


1. mengembangkan sifat kepemimpinan.
2. melatih mental agar tidak emosi saat menghadapi permasalahan atau kendala yang tidak
dipungkiri akan hadir dimana saja.
Mengikuti organisasi juga harus melihat dari berbagai aspek termasuk memilih organisasi
berdasarkan minat dan bakat agar sesuai dengan kemampuan dan bisa mengembangkan diri. Selain
itu melihat visi misi, dan juga kegiatan apa yang dilakukan dalam organisasi juga perlu agar merasa
nyaman dan bisa mengikuti semua kegiatan dengan baik karena merasa suka menjalankannya. Jika
memang sudah masuk dalam organisasi maka tekuni dan lakukan semua hak dan kewajiban yang telah
ditentukan agar bisa merasakan manfaatnya dan bisa berkontribusi dengan baik. Manfaat yang
diperoleh akan banyak sekali entah itu manfaat dalam jangka pendek maupun jangka panjang ketika
masuk di dalam dunia pekerjaan nantinya.

Peran mahasiswa yang utama yaitu belajar dan kuliah, karena dengan itu bisa mendapatkan
IPK bagus dan bisa mendapatkan gelar sarjana. Namun dari beberapa manfaat yang telah dipaparkan
dapat diketahui bahwa organisasi juga memiliki peran penting untuk melatih mahasiswa menghadapi
dunia kerja. Manfaat yaitu mengajarkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, mengatur waktu,
menahan ego, memperbagus CV, menentukan jati diri dan lainnya. Mengejar nilai akademik dan
mengejar gelar sarjana itu penting dan utama, namun organisasi juga menjadi alat untuk implementasi
teori yang bisa digunakan sebagai bekal dalam dunia pekerjaan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://pmiipacitan.wordpress.com/2017/04/30/mahasiswa-dan-tanggung-jawab-sosial-1/
2. http://penulis.ukm.um.ac.id/esai-mahasiswa-dan-organisasi/
3. https://www.academia.edu/10606161/Essay_Mahasiswa_dan_Perubahan

Anda mungkin juga menyukai