Oleh :
Nurmah Bahria Putri
71 2021 057
Pembimbing :
dr. Meidian Sari, Sp.KJ
Disusun Oleh:
Nurmah Bahria Putri, S.Ked
71 2021 057
Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di
SMF Ilmu Kedokteran Jiwa RS Dr. Ernaldi Bahar Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
ii
KATA PENGANTAR
iii
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
2.1 Definisi...........................................................................................................7
2.2 Epidemiologi..................................................................................................7
2.3 Etiologi...........................................................................................................7
2.4 Gejala Klinis..................................................................................................8
2.5 Kriteria Diagnosis..........................................................................................8
2.6 Tatalaksana..................................................................................................10
2.7 Prognosis......................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................11
KESIMPULAN....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
tidak berkaitan langsung dengan kerusakan atau penyakit otak berat atau
dengan gangguan jiwa lain. Gejala-gejala yang termasuk dalam gangguan ini
sudah timbul pada masa kanak atau remaja dan berlanjut sampai usia dewasa.
5
Jalan pikirannya masih masuk akal atau realistic (bukan nonrealistik seperti
pada psikosis) hanya sudah diluar proporsi dari keadaan dan lingkungan
dimana ia berada.3
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan kepribadian menghindar adalah suatu kondisi psikiatri yang
dicirikan dengan rasa malu yang ekstrim seumur hidup, selalu merasa tidak
adekuat, dan menolak kritik. Pasien pada gejala ini masih mentoleransi
hubungan interpersonal, tetapi takut untuk dipermalukan, ditolak, dan selalu
menghindari orang lain.4
2.2 Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1-10% dari populasi
umum. Tidak ada informasi tentang rasio jenis kelamin dan keluarga.
Gangguan kepribadian ini dapat dikatakan sebagai gangguan yang umumnya
dimiliki oleh individu. Bayi-bayi yang diklasifikasikan memiliki tempramen
yang pemalu memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk memiliki
gangguan ini daripada bayi-bayi yang aktif bergerak (berdasarkan activity-
approach scales). Kepribadian menghindar juga komorbid dengan diagnosis
Aksis 1 yaitu depresi dan fobia social menyeluruh. Komorbiditas dengan
fobia social menyeluruh kemungkinan disebabkan oleh banyaknya kesamaan
kriteria doagnostik untuk kedua gangguan ini.4
7
2.3 Etiologi
Penyebab pasti gangguan kepribadian menghindar tidak diketahui.
terhadap anak kembar dewasa muda asal Norwegia, ditemukan efek genetik
35% untuk gangguan kepribadian menghindar. Sebagian besar (83%) dari gen
ini juga terkait dengan gangguan kepribadian lainnya.5
Faktor lingkungan: Faktor lingkungan juga memainkan peran dalam
gangguan kepribadian menghindar. Perilaku orang tua, seperti kasih sayang
atau pemeliharaan orang tua yang rendah, dikaitkan dengan peningkatan
risiko gangguan kepribadian menghindar ketika anak-anak mencapai dewasa.5
8
berlebihan pada penolakan serta kritik apabila berada dalam situasi sosial;
malu untuk terlibat pada hubungan dengan orang lain kecuali ada perasaan
yakin bahwa ia akan diterima oleh orang atau kelompok tersebut.
Adanya Batasan dalam life style karena kurang nyaman secara fisik;
menghindari aktifitas sosial ataupun pekerjaan yang banyak melibatkan
kontak interpersonal karena ketakutan akan dikritik oleh orang tersebut, takut
tidak didukung atau bahkan ditolak.6
9
2. Tidak mau untuk terlibat dengan orang-orang kecuali merasa yakin
disukai
3. Menunjukkan pengendalian diri dalam hubungan intim karena takut
dipermalukan atau ditertawakan
4. Kuatir dengan dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
5. Terhambat dalam interaksi antarpribadi baru karena perasaan tidak
mampu
6. Memandang diri sendiri sebagai tidak layak secara sosial, secara pribadi
tidak menarik, atau lebih rendah daripada orang lain
7. Enggan untuk mengambil risiko pribadi atau untuk terlibat dalam
kegiatan yang baru karena mereka mungkin terbukti memalukan
10
2.6 Tatalaksana
Non-farmakologi
1. Terapi perilaku-kognitif
Melibatkan teknik seperti paparan dan sistematis desensitisasi.
Dalam perawatan ini, individu dengan gangguan kepribadian
menghindar secara bertahap menghadapi situasi sosial yang ditakuti.
Pasien mungkin akan diminta untuk memperkenalkan diri kepada
orang-orang baru, melalui simulasi wawancara kerja atau untuk
berbicara di depan orang lain.8
Farmakologi
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) dan reuptake serotonin dan
norepinefrin inhibitor (SNRIs) telah ditemukan efektif untuk gangguan
kecemasan sosial. Selain itu, beberapa penelitian telah melaporkan bahwa
benzodiazepin, penghambat oksidase monamine (MAOIs), dan antikonvulsan
gabapentin efektif dalam pengobatan kecemasan sosial pada orang dewasa
dengan gangguan kepribadian menghindar.5
2.7 Prognosis
Banyak individu dengan gangguan kepribadian menghindar mampu
berfungsi dengan baik dalam kehidupannya, selama mereka berada dalam
lingkungan yang mendukungnya. Beberapa diantara mereka menikah dan
memiliki anak, walaupun kehidupan mereka terbatas hanya dikelilingi oleh
keluarganya saja. Namun, apabila dukungan sosial tersebut menghilang
ataupun tidak sesuai dengan harapan, mereka dapat mengalami depresi,
kecemasan, dan juga kemarahan.
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13