Oleh:
Iftitah Jasmine Hayat, S.Ked
71 2019 095
Pembimbing:
dr. Putri Rizki Amalia Badri, MKM
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Pendekatan Kedokteran Keluarga Pada Pasien Hipertensi di Lingkungan
Klinik Dokter Keluarga Universitas Muhammadiyah Palembang
Oleh:
Iftitah Jasmine Hayat, S.Ked
71 2019 095
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang/Klinik Dokter Keluarga
periode 20 September 2021 s.d. 2 Oktober 2021.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Pendekatan Kedokteran Keluarga Pada Pasien Hipertensi Di Lingkungan Klinik
Dokter Keluarga Universitas Muhammadiyah Palembang”. sebagai salah satu
syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang/Klinik Dokter Keluarga. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya
sampai akhir zaman.
Saya menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan laporan ini banyak
kendala yang dialami, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah Allah SWT sehingga kendala tersebut dapat diatasi. Saya
ucapkan banyak terima kasih kepada Pembimbing, yaitu dr. Putri Rizki Amalia
Badri, MKM yang telah membantu penyelesaian laporan ini.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
dengan segala kerendahan hati, Saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Akhir kata, Saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................2
1.3. Manfaat..........................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi.......................................................................................4
2.1.1. Definisi.................................................................................4
2.1.2. Klasifikasi............................................................................4
2.1.3. Epidemiologi........................................................................8
2.1.4. Faktor Risiko........................................................................9
2.1.5. Patofisiologi.........................................................................11
2.1.6. Manifestasi Klinis................................................................16
2.1.7. Diagnosis.............................................................................16
2.1.8. Tatalaksana..........................................................................19
2.1.9. Komplikasi...........................................................................31
2.2 Pendekatan Kedokteran Keluarga..................................................35
2.2.1. Definisi Dokter Keluarga.....................................................35
2.2.2. Karakteristik Dokter Keluarga.............................................35
2.2.3. Azaz Pelayanan Dokter Keluarga........................................38
2.2.4. Peran Keluarga dalam Kesehatan........................................39
2.2.5. Bentuk dan Fungsi Keluarga................................................39
2.2.6. Klasifikasi Tingkat Kesejahteraan Keluarga.......................40
2.2.7. APGAR Score......................................................................41
iv
v
1
2
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi Hipertensi
2.1.2. Epidemiologi
Prevalensi dunia memperkitakan terdapat 1 milyar individu yang
mengalami hipertensi. Menurut American Heart Association, penduduk
Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai
angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak
diketahui penyebabnya. Jumlah penderita hipertensi di Indonesia sebanyak
70 juta orang (28%), dan hanya 24% diantaranya merupakan hipertensi
terkontrol.2,3,4
53
4
2.1.5. Klasifikasi
American Heart Association (AHA) mengklasifikasikan hipertensi
menjadi 4 kelompok: 4
1. Usia
Usia mempengaruhi faktor risiko terkena hipertensi dengan kejadian
paling tinggi pada usia 30-40 tahun.
2. Jenis Kelamin
Komplikasi hipertensi meningkat pada seseorang dengan jenis kelamin
laki- laki.
3. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan hipertensi memberikan risiko terkena
hipertensi sebanyak 75%.
4. Obesitas
Meningkatnya trigliserida atau kolesterol meninggikan risiko terjadinya
hipertensi.
5. Serum Lipid
Meningkatnya berat badan pada masa anak atau usia pertengahan akan
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.
6. Diet
Meningkatnya risiko dengan diet sodium tinggi, risiko meninggi pada
masyarakat industri dengan tinggi lemak, diet tinggi kalori.
7. Merokok
Risiko terjadinya hipertensi dihubungkan dengan jumlah rokok dan
lamanya merokok.
8. Stress
6
9. Aktivitas Fisik
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tekanan darah.
2.1.7. Patofisiologi
darah
terletak pada pusat vasomotor pada medula di otak. Dari vasomotor
tersebut bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda
spinalis dan keluar melalui kolumna medulla spnalis ke ganglia simpatis
di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin
yang akan merangsang serabut pasaca ganglion ke pembuluh darah,
dilepaskannya norepineprin akan mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan, dan ketakutan akan
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasomotor.7
2.1.8. Diagnosis
- Auskultasi pengukuran TD
- Palpitasi leher apabila terdapat pembesaran kalenjar tiroid
- Palpasi pulsasi arteri femoralis, pedis
- Auskultasi bruit karotis dan abdomen
2.1.10. Tatalaksana
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:
• Target tekanan darah <150/90, untuk individu dengan diabetes,
gagal ginjal, dan individu dengan usia >60 tahun <140/90
• Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.
1) Modifikasi gaya hidup
2) Follow-up pengukuran TD
9
Non – farmakologis :
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan
garam tidak lebih dari 6 gram/hari, menurunkan berat badan, menghindari
minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olahraga juga
dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging,
bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu.
Penting juga untuk cukup istirahat (6-8jam) dan mengendalikan stress.
Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan
untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda.
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh
penderita hipertensi adalah:
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, gajih).
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium
(biscuit, crackers, keripik dan makanan kering yang asin).
3) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4) Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti
durian, tape.7
2.1.10. Komplikasi
Apabila hipertensi tidak ditangani secara adekuat. Maka akan
11
2.1.11. Pencegahan
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan adalah:6,7
a. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
12
Rekam medís yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain yang
berkepentingan.
Menyediakan SOP untuk setiap layanan medis.
Belajar sepanjang hanyat dan memanfaatkan EBM (Evidence Based
Medicine) serta menggunakannya sebagai alat untuk merancang
tindakan medis dan bukan sebagai pembuat keputusan.
Menyadari keterbatasan kemampuan dan kewenangan.
Menyelenggarakan pertemuan ilmiah rutin membahas berbagai
kasus sambil mengaudit penatalaksanaannya.
9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
Mempertimbangkan segi “cost-effectiveness” dalam merancang tindakan
medis untuk pasiennya.
Mampu mengelola dan mengembangkan secara efisien dengan
neraca positif sebuah klinik Dokter Keluarga dengan tetap menjaga
mutu pelayanan kesehatan
Mampu bernegosiasi dengan pelayanan kesehatan yang lain (Rumah
Sakit, Apotik, Optik dan lain-lain) secara berimbang sehingga
tercapai kerjasama yang menguntungkan semua pihak khususnya
pasien.
Mampu bernegosiasi dengan perusahaan asuransi kesehatan secara
serasi dan selaras sehingga tercapai kerjasama yang menguntungkan
semua pihak khususnya pasien.
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah
gempa, dan sebagainya;
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah atau bekas tambang;
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti jalur pendaratan penerbangan.
2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguangas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan
sebagai berikut:
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 µg maksimum 150 µg/m3;
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
3. Kebisingan dan getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg;
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg;
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg;
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg.
5. Prasarana dan sarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga
dengankonstruksi yang aman dari kecelakaan;
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vektorpenyakit;
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan
tidakmengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan
28
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air,
tidakmenimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak
menyebabkanpencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari
dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5
tahun.
memang harus mengikuti suatu tata cara tertentu. Tata cara yang
dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam hal, yaitu:16
A. Untuk Mengumpulkan Data tentang Pasien
Jika tujuan kunjungan rumah adalah untuk mengumpulkan data
tentang pasien, tata cara yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi
2. Mengatur jadwal kunjungan
3. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan
4. Melakukan pengumpulan data
5. Melakukan pencatatan data
6. Menyampaikan nasehat dan atau penyuluhan kesehatan
B. Untuk Memberikan Pertolongan Kedokteran Atas Inisiatif Dokt
er Keluarga
Jika tujuan kunjungan rumah tersebut adalah untuk memberikan
pertolongan kedokteran atas inisiatif dokter keluarga, maka tata cara
yang dilakukan mencakup enam kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Mempersiapkan jadwal kunjungan
2. Menyampaikan jadwal kunjungan yang telah disusun kepada
pasien
3. Mempersiapkan keperluan kunjungan
4. Melakukan kunjungan dan pertolongan kedokteran
5. Mengisi rekam medis keluarga
6. Menyusun rencana tidak lanjut
C. Untuk Memberikan Pertolongan Kedokteran Atas Inisiatif Pasie
n Atau Pihak Keluarga
Jika pihak yang mengambil inisiatif adalah pasien atau keluargan
ya, yang biasanya terjadi apabila menderita penyakit yang bersifat m
endadak (acute), tata cara yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Menanyakan selengkapnya tentang keadaan pasien
2. Mempersiapkan keperluan kunjungan
3. Melakukan kunjungan serta pertolongan kedokteran
35
2. SCREEM
SCREEM (Social Cultural Religion Economic Education
Medical). Jika APGAR family untuk melihat fungsi keluarga secara
fisiologis, maka SCREEM adalah untuk melihat fungsi keluarga secara
patologis13
Apakah antara anggota keluarga saling memberi perhatian, saling
membantu kalau ada kerepotan masing-masing.Apakah interaksi
dengan tetangga sekitarnya juga berjalan baik dan tidak ada
masalah (Social).
Apakah keluarga puas terhadap budaya yang berlaku di daerah
itu (Culture).
Apakah keluarga taat dalam beragama (Religion).
Apakah status ekonomi keluarga cukup (Economic)
Apakah pendidikan tergolong cukup (Education)
37
3. Genogram
Genogram secara istilah berasal dari dua kata, yaitu gen (unsur
keturunan) dan gram (gambar atau grafik). Dalam bahasa Indonesia,
genogram dapat dipadankan dengan gambar silsilah keluarga. Secara
konseptual, genogram berarti suatu model grafis yang menggambarkan
asal-usul klien dalam tiga generasi, yakni generasi dirinya, orangtuanya,
dan kakek-neneknya. Genogram sebagai salah satu teknik dalam
penyelenggaraan terapi keluarga merupakan diagram sistem hubungan
keluarga tiga generasi, di mana simbol digunakan untuk
mengidentifikasikan sistem, subsistem, dan karakteristik mereka,
kemudian memberikan bentuk tentang karakter keluarga.
BAB III
38
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 62 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 02 Mei 1959
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Status : Menikah
Alamat : Jl. KH Balqi, lorong bersama, Kelurahan
14 Ulu, Plaju, Palembang
Agama : Islam
Tanggal kunjungan rumah I : 29 September 2021
Tanggal kunjungan rumah II : 30 September 2021
3.2. Anamnesis
Autoanamnesis dengan penderita pada Rabu, 29 September 2021
Pukul 15.30 WIB, di rumah pasien.
3.2.1. Keluhan Utama
Sakit kepala.
3.2.2. Keluhan Tambahan
Tidak ada
3.2.3. Riwayat Perjalanan Penyakit
± 1 tahun yang lalu, mengalami keluhan sakit kepala dan
memeriksakan diri ke klinik. Saat diperiksa ternyata pasien memiliki
darah tinggi, sebelumnya pasien tidak mengetahui apabila memiliki
penyakit darah tinggi dan tidak pernah memeriksakan diri.
Pasien pernah berobat ke klinik swasta dan praktik dokter, lalu
pasien berobat di KDK UMP dan sedang dalam proses untuk mengganti
faskes tingkat I BPJS nya di KDK UMP. Pasien mendapatkan obat
39
Keterangan:
: Laki-laki Hipertensi
Gambar 3.1. Genogram
3.3. Pemeriksaan Fisik
3.3.1. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
42
tekan (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Genitalis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
3. Kuratif
a. Farmakologis
Amlodipin 10 mg
b. Non Farmakologis
1) Modifikasi gaya hidup: sepert manajemen stress yang baik
2) Lakukan olahraga 3-5 kali seminggu dengan durasi 30
menit
4. Rehabilitatif
1. Istirahat yang cukup.
2. Konsumsi obat secara teratur
3.3.6. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Keterangan:
: Laki-laki vertigo
Gambar 3.2. Genogram
3.5. Identifikasi Fungsi Keluarga
3.5.1. Fungsi fisiologis dalam keluarga (APGAR)
Tabel 3.2. APGAR Score Ny. R terhadap Keluarga
APGAR Score Ny. R terhadap keluarga Sering/ Kadang- Jarang
selalu kadang / tidak
A Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya.
P Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
terhadap permasalahan yang saya
hadapi.
G Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
mengembangkan kemampuan yang
46
saya miliki.
A Saya puas dengan kehangatan / kasih
sayang yang diberikan keluarga saya.
R Saya puas dengan waktu yang
disediakan keluarga untuk menjalin
kebersamaan
Total 10
APGAR SCORE Keluarga Ny. R dinilai
APGAR score keseluruhan = 10
Kesimpulan : Keluarga dapat dinilai baik
Fungsi fisiologis keluarga dapat dikatakan sehat. Waktu untuk berkumpul
dengan anggota keluarga lainnya dapat dikatakan baik, dan komunikasi
tetap terjaga.
Sumber Patologis
tercukupi.
Educational Latar belakang pendidikan tergolong rerata. -
Keluarga dapat menonton tv, namun tidak
berlangganan koran.
Medical Bila ada anggota keluarga yang sakit, berusaha -
untuk dibawa ke puskesmas, keluarga tidak
mempunyai asuransi untuk pembiayaan
kesehatan
terbuat dari batu bata dan semen (tembok). Atap rumah terbuat dari
genteng dan memiliki plafon. Terdapat jendela dan ventilasi di beberapa
ruangan. Rumah cukup mendapatkan pencahayaan sinar matahari dan
tidak terasa lembab. Terdapat ruang tamu, ruang keluarga, 1 kamar tidur,
1 dapur dan satu kamar mandi yang memiliki jamban jongkok. Sumber air
berasal dari PDAM untuk mandi yang airnya cukup jernih dan juga untuk
kebutuhan masak dan minum. Kerapian tata letak barang-barang di rumah
cukup baik. Kebersihan baik didalam maupun diluar rumah terlihat baik.
Kerapian tata letak barang-barang di rumah cukup baik. Kebersihan
baik didalam maupun diluar rumah terlihat baik. Terdapat tempat sampah
diteras dan didapur. Setiap hari sampah akan dibuang ke bak pembuangan
sampah yang berjarak ± 20 meter dari rumah.
3.6.2. Fungsi outdoor
Ukuran rumah keluarga Tn.S adalah 8 m x 3 m Lingkungan tempat
tinggal merupakan suatu pemukiman yang tidak padat. Untuk sampai ke
rumah Tn.S, memasuki jalan yang tidak terlalu sempit. Di luar rumah ada
halaman. Jarak rumah dengan jalan raya sekitar 700 m, tidak bising, jarak
rumah ke Septic-tank 5 m.
Denah rumah
49
3.9. Saran dan Masukan yang Diberikan untuk Pasien dan Keluarga
1. Menganjurkan untuk mengatur pola makan yang dilakukan pasien,
mengatur diet rendah kalori, rendah karbohidrat dan rendah lemak, serta
mengurangi konsumsi gula dan garam yang dimakan pasien sehari-hari.
2. Menganjurkan pasien untuk berolahraga secara teratur, minimal 30
menit dan dilakukan minimal 3x dalam seminggu.
3. Menganjurkan untuk konsumsi obat yang disarankan kepada keluarga
untuk selalu mengigatkan pasien agar tidak lupa minum obat.
4. Usahakan untuk senantiasa menjaga kebersihan rumah serta lingkungan
sekitar rumah.
5. Periksakan diri jika mulai merasa ada keluhan penyulit lain.
51
GAYA HIDUP
Jarang berolahraga
FAMILY
PERILAKU LINKUNGAN PSIKO-
KESEHATAN SOSIAL-EKONOMI
Berobat jika ada Pendapatan keluarga cukup
keluhan memenuhi kebutuhan
primer
Kehidupan sosial baik
PELAYANAN
Jarak rumah dengan
Pasien Laki-laki, 62 KERJA
KDK dekat tahun mengeluh sakit Tidak ada kelainan
kepala
52
Komunitas
Pemukiman padat dengan sanitasi
cukup baik
Pada point 1, alasan kedatangan pasien adalah sakit kepala. Pasien berharap
keluhan yang dialami dapat teratasi dan tidak ada komplikasi dari penyakit yang
diderita.
Pada point ke II, diagnosis kerja yang ditegakan adalah Hipertensi.
Pada point ke III, didapatkan masalah perilaku dari pasien yang dahulunya
sering makan-makanan asin, merokok serta jarang berolahraga.
Pada point ke IV, fungsi keluarga diketahui baik, lingkungan psikososial-
ekonomi pasien baik, kebersihan dan kerapian lingkungan rumah juga baik.
Pada point ke V, ditetapkan skala fungsional pasien derajat 2 mampu melakukan
pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan diluar rumah.
BAB IV
PEMBINAAN DOKTER KELUARGA
a. Kondisi rumah
Pasien tinggal di rumah sendiri dengan istri dan anak. Pasien memiliki
2 orang anak namun hanya 1 yang tinggal satu rumah dengan pasien
karena sudah menikah dan memiliki rumah sendiri. Pasien tinggal di
daerah jarang penduduk. Rumah pasien luasnya 8 m x 3 m, terdapat 3
orang dalam satu rumah. Lantai tersusun dari keramik. Dinding rumah
terbuat dari batu bata dan semen (tembok). Atap rumah terbuat dari
genteng dan memiliki plafon. Terdapat jendela dan ventilasi di beberapa
ruangan. Rumah cukup mendapatkan pencahayaan sinar matahari dan
tidak terasa lembab. Terdapat ruang tamu, ruang keluarga, 1 kamar tidur,
1 dapur dan satu kamar mandi yang memiliki jamban jongkok. Sumber air
berasal dari PDAM untuk mandi yang airnya cukup jernih dan juga untuk
kebutuhan masak dan minum. Kerapian tata letak barang-barang di rumah
cukup baik. Kebersihan baik didalam maupun diluar rumah terlihat baik.
Kerapian tata letak barang-barang di rumah cukup baik. Kebersihan baik
didalam maupun diluar rumah terlihat baik. Terdapat tempat sampah
diteras dan didapur. Setiap hari sampah akan dibuang oleh Tn.S ke bak
pembuangan sampah yang berjarak ± 20 meter dari rumah.
b. Pembagian ruangan
57
DENAH RUMAH
58
2. Gizi Keluarga
Pasien biasa makan 2 – 3x sehari dengan menu makanan sehari-
hari keluarga ini tidak menentu. Menu makanan yang biasa
disediakan adalah nasi disertai lauk pauk yang sering adalah ikan,
sayur-sayuran, tahu, tempe, telur. Pasien juga jarang
mengkonsumsi buah-buahan.
16 Ventilasi Ya
17 Kepadatan Ya
18 Seluruh lantai rumah di semen atau ubin atau kayu Ya
Tabel 4.1. Prilaku hidup bersih dan sehat
Klasifikasi:
Sehat I : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 2-5 pertanyaan.
Sehat II : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan.
Sehat III : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” antara 12-16
pertanyaan.
Sehat IV : dari 18 pertanyaan, jawaban ”Ya” No 18 pertanyaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Diagnosis pada pasien ini adalah Hipertensi yang dipengaruhi oleh
salah satunya adalah faktor genetik. Untuk penanganan kasus ini bukan hanya
dari terapi farmakologis saja tetapi juga diperlukan edukasi pada pasien
dengan menggunakan metode pendekatan dokter keluarga. Salah satunya
dengan menggunakan prinsip pelayanan yang holistik dan komprehensif,
kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif dan kolaboratif, penanganan
personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral keluarga,
mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat
tinggal, menjunjung tinggi etika dan hukum, dapat diaudit dan dipertanggung
jawabkan, serta sadar biaya dan sadar mutu.
Tn.S pertama kali didiagnosis hipertensi di klinik lain ± 1 tahun yang
lalu dand didapatkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksan
penunjang. Tn. S sesekali datang ke KDK UMP untuk berobat dan diberikan
edukasi terhadap pencegahan komplikasi Hipertensi. Setelah ± 1 tahun
menjalani pengobatan, keluhan saat ini sudah jarang timbul kembali. Dengan
dilakukannya edukasi berupa pengetahuan preventif dan promotif kepada
Tn.S diharapkan perubahan dalam pola dan gaya hidup. Tn.S masih bisa
melakukan pekerjaannya sebagai buruh dan tetap melakukan aktivitas sehari-
hari dengan baik.
5.2. Saran
1. Mahasiswa
Lebih memahami dan aktif dalam menganalisa permasalahan
kesehatan baik pada keluarga maupun lingkungannya, serta lebih sering
berhubungan dengan masyarakat khususnya dalam keluarga untuk
menindak lanjut suatu penyakit yang dialami oleh keluarga tersebut
dengan pendekatan metode dokter keluarga.
63
2. Puskesmas
Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada
masyarakat melalui edukasi dalam usaha promotif dan preventif kesehatan
masyarakat.
64
Lampiran Foto
Ruang Tamu
Halaman depan
65
Kamar mandi
Ruang tengah
Daftar Pustaka