CEPHALGIA PRIMER
Oleh:
NIM 712019017
Pembimbing:
CEPHALGIA PRIMER
Oleh:
Dwi Puspita
Sari, S. Ked
NIM:
712019017
Palembang,
Juni 2020
Pembimbing
dr. Isma Yulianti, Sp.S
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan refrat yang berjudul
“Cephalgia Primer” dengan baik. Shalawat dan salam juga disampaikan kepada
nabi Muhammad SAW dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH..........................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
2.4.7 Prognosis...............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27
BAB I
PENDAH
ULUAN
2.1. Cephalgia
2.1.1. Definisi
i. Cluster headache.
j. Otot: Tension headache.
k. Arteritis temporalis.
l. Trigeminal neuralgia.
2.1.4. Epidemiologi
Sebagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala
(headache) pada sepanjang hidupnya, terbukti dari hasil penelitian
population base di Singapore didapati prevalensi life time nyeri
kepala penduduk Singapore adalah pria 80%, wanita 85% (p =
0.0002). Di Amerika Serikat, dalam satu tahun lebih dari 70%
penduduknya mengalami nyeri kepala.
Pada penelitian yang dilakukan di Singapura didapatkan
prevalensi life time nyeri kepala penduduk singapura adalah laki-laki
80%, wanita 85%. Angka tersebut hampir mirip dengan hasil
penelitian Syahrir di Medan terhadap mahasiswa Fakultas
Kedokteran USU, didapatkan hasil laki-laki 78% sedangkan
wanitanya 88%. Dari hasil pengamatan jenis penyakit dari pasien
yang berobat jalan di praktek sore Syahrir selama tahun 2013,
ternyata nyeri kepala menduduki proporsi teratas, sekitar 42% dari
keseluruhan pasien neurologi.5 Nyeri kepala merupakan keluhan yang
paling sering dikeluhkan oleh pasien saat datang ke dokter, baik ke
dokter umum maupun neurolog. Sampai saat ini nyeri kepala masih
merupakan masalah. Masalah yang diakibatkan oleh nyeri kepala
mulai dari gangguan pada pola tidur, pola makan, depresi sampai
kecemasan.13
2.2.Cephalgia Primer
2.2.1 Migrain
Migrain adalah nyeri kepala berulang dengan serangan
berlangsung selama 4 sampai 72 jam, dengan karakteristik berlokasi
unilateral, nyeri berdenyut (pulsating), intensitas sedang atau berat,
diperberat oleh aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan mual
dan/atau fotofobia serta fonofobia (Headache Classiffication
Subcomittee of the International Headache Society, 2004 dalam
Riyadina dan Turana, 2014).22
2.2.1.2 Epidemiologi
Nyeri kepala migrain diperkirakan dua sampai tiga kali lebih
sering pada perempuan daripada laki-laki, cenderung dijumpai dalam
satu keluarga, diperkirakan memiliki dasar genetik, dan biasanya
dijumpai pada perempuan muda yang sehat. Pengidap migrain yang
memiliki keluarga dekat yang juga mengidap migrain memiliki
persentase 75-80%. Migrain paling sering terjadi pada perempuan
berusia kurang dari 40 tahun, walaupun dapat juga dijumpai pada
menopause akibat perubahan produksi hormon.19
2.2.1.3 Etiologi
Banyak teori telah dikemukakan mengenai patogenesis
migrain, diantaranya:
1) Teori Vaskular
Teori yang diusulkan oleh Wolff ini menduga bahwa
patogenesis migrain disebabkan oleh gangguan vaskular. Hal ini
diketahui dari migrain dengan aura, dimana terjadi vasokontsriksi
arteri intrakranial tertentu kemudian disusul oleh vasodilatasi
terutama dari cabang arteri karotis eksterna. Vasodilatasi akan
meregangkan ujung-ujung saraf dinding pembuluh darah sehingga
menimbulkan nyeri, selain itu juga terjadi pelepasan polipeptida
yang akan merendahkan ambang nyeri pada ujung saraf.24
2) Teori Sistem Trigemino-vaskular
Peneliti lain mengemukakan bahwa migrain dapat berasal dari
pelebaran pembuluh darah di otak dan duramater yang dipersarafi
oleh nervus trigeminus sebagai bagian dari sistem trigemino-
vaskular. Peptida substansi P (SP), Neurokinin A (NKA), dan
Calcitonin gen-related peptide (CGRP) ditemukan dalam sel nervus
trigeminus yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah otak.
CGRP merupakan peptida yang paling sering dikaitkan dengan
migrain dibanding dengan jenis peptida lain yang disebutkan diatas.
Studi pada kultur dari neuron trigeminal menunjukkan bahwa CGRP
dilepas dari sel ganglia trigeminal, dengan transkripsi CGRP
meningkat dalam kondisi yang menyerupai inflamasi neurogenik.
Aktivasi nervus trigeminus dapat melepaskan CGRP dan peptida
lain yang menyebabkan pelepasan mediator-mediator inflamasi.
Mediator ini meningkatkan sintesis CGRP dan dilepaskan dalam
waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Peningkatan sintesis dan
pelepasan CGRP dimediasi oleh pengaktifan protein mitogen- 11
activated kinase (MApK) pathway dan diatur oleh unsur endogen
inflammatory seperti TNF-α dan dipengaruhi oleh obat seperti
sumatriptan.24
3) Teori Aktivasi Perifer Nervus Trigeminus
Migrain adalah suatu kelainan dismodulasi sensoris, dimana
aktivitas aferen normal diterima sebagai hal yang berlebihan. Hal
tersebut berkaitan dengan kelainan yang terjadi di batang otak
(brainstem), yaitu daerah yang secara normal memegang kendali
neuron sensorik. Hasilnya berupa pelepasan sensoris berlebihan di
thalamus, sehingga pasien melaporkan sebagai nyeri, fotofobia,
fonofobia, atau gerakan kepala.24
4) Teori Inflamasi Neurogenik dan Aktivasi Sentral Nervus
Trigeminus Beberapa penelitian menyatakan bahwa
mungkin nyeri kepala
migrain merupakan suatu bentuk radang neurogenik steril, walaupun
sampai saat ini tidak ada data yang cukup kuat untuk mendukungnya.
Ekstravasasi plasma neurogenik, dan kebocoran plasma dari
duramater, dapat dilihat saat terjadi rangsangan elektrik pada
ganglion trigeminal.
Penelitian lain juga menyatakan bahwa terdapat suatu proses
inflamasi steril dari nervus trigeminus yang melepaskan neuropeptida
vasoaktif yang mengaktifkan sel endotel, sel mast, dan trombosit
untuk melepaskan substansi vasoaktif seperti histamin, serotonin,
peptikinin, prostaglandin, dan katekolamin. Substansi-substansi
tersebut menyebabkan kontraksi dan relaksasi otot-otot polos dan
gejala-gejala migrain.24
Fase sensitisasi sentral pada migrain serta induksi nyeri
ditimbulkan oleh komponen inflamasi yang dilepas dari duramater,
seperti ion potasium, proton-proton, serotonin, bradikinin,
prostaglandin E2 di pembuluh darah serebral, dan serabut saraf yang
dapat menimbulkan nyeri kepala.
5) Teori Calcium Channelopathy
Saluran ion dapat menjaga dan mengontrol potensial listrik membran
sel. Mutasi dari gen saluran ion Voltage-gated P/Q type calcium
channel genes berpengaruh terhadap pelepasan neurotransmitter.24
2.2.1.4. Klasifikasi
Teori tentang klasifikasi nyeri kepala migrain telah banyak
dikemukakan. IHS (International Headache Society) membagi
migrain menjadi dua, yaitu:
1) Migrain tanpa Aura
Migrain tanpa aura adalah tipe yang jauh lebih sering
dijumpai, karena ditemukan pada sekitar 80% dari semua
pengidap migrain. Migrain tanpa aura mungkin dimulai di
neuron-neuron nosiseptif di pembuluh darah. Sinyal nyeri
berjalan dari pembuluh darah ke aferen primer dan kemudian
ke ganglion trigeminus dan akhirnya mencapai nukleus
kaudalis trigeminus yang merupakan suatu daerah pengolah
nyeri di batang otak. Neuron-neuron aktif di sistem saraf pusat
kemudian mengekspresikan gen c-fos yang ditekan oleh
butabarbital di dalam nukleus kaudatus.
IHS (International Headache Society) mendefinisikan
migrain sebagai paling sedikit lima kali serangan nyeri kepala
seumur hidup yang memenuhi kriteria berikut:
a) Durasi 4 sampai 72 jam apabila tidak diobati.
b) Nyeri kepala dengan paling sedikit dua dari empat gambaran
berikut: lokasi unilateral, kualitas berdenyut (pulsating), intensitas
nyeri sedang sampai berat, atau nyeri yang diperparah oleh
aktifitas fisik rutin.
c) Paling sedikit terdapat satu dari dua hal berikut selama nyeri
kepala: (a) mual dan muntah atau keduanya, (b) fotofobia dan
fonofobia.
2.2.1.6. Diagnosis
2. Berdenyut
1. Visual
2. Sensorik
4. Motorik
5. Batang Otak
6. Retinal
2.2.1.7 Tatalaksana
2.2.1.8 Prognosis
2.2.1.9 Komplikasi
2.3.1.2 Epidemiologi
2.3.1.4. Tatalaksana
2.3.1.5. Prognosis
2.4.1.2 Klasifikasi
2.4.1.3. Epidemiologi
2.4.1.4 Patofisologi
2.4.1.6. Tatalaksana
2.4.1.7. Prognosis
BAB III
KESIMPULAN
1. Nyeri kepala (Cephalgia) merupakan salah satu gangguan
sistem saraf yang paling umum dialami oleh masyarakat.
2. Cephalgia bukan diagnosis suatu penyakit. Perbedaan
gejala, onset, dan nyeri cephalgia berbeda-beda, sehingga
perlu ketelitian dalam melakukan anamnesis, pemeriksaan
dalam memberikan pengobatan.
3. Cephalgia harus diklasifikasikan secara cermat untuk
mengetahui penyebabnya.
4. Cephalgia biasanya disebabkan oleh gaya hidup, kondisi
penyakit, jenis penyakit, dan faktor genetik.
Daftar Pustaka