Anda di halaman 1dari 9

Telaah Jurnal

GAMBARAN DENTURE STOMATITIS PADA PENGGUNA


GIGI TIRUAN DI KELURAHAN WINANGUN SATU
KECAMATAN MALALAYANG

Oleh:
Livia Hanisamurti, S. Ked
712018045

Pembimbing:
Drg. Nanda Kamila Salim, MH

SMF ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019

HALAMAN PENGESAHAN
Referat
Neuropathic Pain

Oleh
Livia Hanisamurti, S. Ked
71 2018 045

Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan

Kepaniteraan Klinik di SMF Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Palembang, April 2019


Pembimbing,

dr. Irma Yanti, Sp.S

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul

ii
“Neuropathic Pain” sebagai syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)
di Bagian Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salawat beriring salam
selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun
spiritual.
3. dr. Irma Yanti, Sp.S selaku pembimbin referat.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan
kasus ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii

iii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi...................................................................................... 2
2.2 Epidemiologi…......................................................................... 23
2.3 Etiologi......................................................................................
2.4 Mekanisme Nyeri......................................................................
2.5 Diagnosis................................................................................... 24
2.6 Tatalaksana................................................................................ 27
2.7 Prognosis...................................................................................

BAB III KESIMPULAN............................................................................ 31


DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyeri seperti didefinisikan oleh International Association for Study of Pain
(IASP), adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau
yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.
Sebelum membahas penyakit ini, terlebih dahulu diingatkan kembali
mengenai batasan dari epilepsi. Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak
secara intermitten yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik abnormal dan
berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal dan disebabkan oleh berbagai
etiologi.
Status epileptikus ditegakkan apabila kejang yang terjadi bersifat kontinyu,
berulang dan disertai gangguan kesadaran dengan durasi kejang yang berlangsung
lebih dari 30 menit. Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius
karena terjadi terus menerus tanpa berhenti dimana terdapat kontraksi otot yang
sangat kuat, kesulitan bernapas dan muatan listrik di dalam otaknya menyebar
luas sehingga apabila status epileptikus tidak dapat ditangani segera, maka besar
kemungkinan dapat terjadi kerusakan jaringan otak yang permanen dan dapat
menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, gejala ini harus dapat dikenali dan ditanggulangi secepat
mungkin. Rata-rata 15% penderita meninggal, walaupun pengobatan dilakukan
secara tepat. Lebih kurang 60-80% penderita yang bebas dari kejang setelah lebih
dari 1 jam akan menderita cacat neurologis atau berlanjut menjadi penderita
epilepsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Menurut International Association for The Study of Pain (IASP)
adalah “nyeri yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer atau
disfungsi dari sistem saraf” dan dapat disebabkan oleh kompresi atau
infiltrasi dari nervus oleh suatu tumor, tergantung di mana lesi atau
disfungsi terjadi.

2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
2.4 Mekanisme nyeri
2.5 Diagnosis
2.6 Tatalaksana
2.7 Prognosis

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Status epileptikus adalah kondisi kejang berkepanjangan mewakili
keadaan darurat medis dan neurologis utama. International League Against
Epilepsy mendefinisikan status epileptikus sebagai aktivitas kejang yang
berlangsung terus menerus selama 30 menit atau lebih. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa jika seseorang mengalami kejang persisten atau seseorang yang
tidak sadar kembali selama lima menit atau lebih, harus dipertimbangkan sebagai
status epileptikus
Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai
etiologi, dengan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang berulang akibat lepasnya
muatan listrik neuron otak secara berlebihan dan paroksimal.
Dengan ditetapkannya atau lebih dipahaminya dasar dari patofisologi
penyakit ini dan adanya konsensus mengenai penatalaksanaan Maka diharapkan
prognosis pasien yang mengalami kasus ini dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mardjono M (2003) : Pandangan Umum Tentang Epilepsi dan


Penatalaksanaannya dalam Dasar-Dasar Pelayangan Epilepsi & Neurologi,
Agoes A (editor); 129-148.
2. PDSS Indonesia. 2016. Panduan Praktis Klinis Neurologi. Jakarta :
PERDOSSI.
3. WHO.2015.http://www.who.int/mental_health/neurology/epilepsy_atlas_i
ntrodion.pdf. Diakses pada tanggal 1 maret 2019
4. Budikayanti A, Islamiyah WR, Lestari ND. Diagnosis dan Diagnosis
Banding. In: Kusumastuti K, Gunadharma S, Kustiowati E, editors.
Pedoman Tatalaksana Epilepsi. 4th ed. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair; 2014.p.19-32
5. Stafstrom CE. Recognizing Seizures and Epilepsy: Insights from
Pathophysiology. In: Miller JW, Goodkin HP, editors. Neurology in
Practice: Epilepsy. New Jersey: Wiley Blackwell; 2014.p. 3-20
6. PERDOSSI. 2014. Pedoman Tatalaksana Epilepsi Edisi Kelima.
Surabaya : Airlangga University Press.
7. Harsono. 2001. Epilepsi Edisi 1. Yogyakarta: GajahMada University Press
8. Budikayanti A, Islamiyah WR, Lestari ND. Diagnosis dan Diagnosis
Banding. In: Kusumastuti K, Gunadharma S, Kustiowati E, editors.
Pedoman Tatalaksana Epilepsi. 4th ed. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair; 2014.p.19-32
9. Swisher CB, Radtke RA. Principles of Treatment. In: Husain MA, editor.
Practical Epilepsy. New York: Demosmedical; 2016.p.254-9
10. Sisodiya S.M, Duncan J (2000) : Epilepsy : Epidemiology, Clinical
Assessment,Investigation and Natural History, Medicine
International,00(4);36-41.
11. Oguni H (2004) : Diagnosis and Treatment of Epilepsy, Epilepsia, 48
(Suppl.8):13-16
12. Prasetyo, A, Prasetyo, BH. 2018. Tatalaksana Status Epileptikus di
Instalasi Gawat darurat. Pontianak: Kalbemed
13. Paul E. Marik, MD, FCCP; and Joseph Varon, MD, FCCP. The
Management of Status Epilepticus. CHEST 2004; 126:582–591
14. Kustiowati E, Hartono B, Bintoro A, Agoes A (editors) (2003) : Pedoman
Tatalaksana Epilepsi, Kelompok Studi Epilepsi Perdossi.

Anda mungkin juga menyukai