Anda di halaman 1dari 20

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1. Identitas
Nama : Ny. AR
Umur : 50 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 01 Januari 1969
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status : Menikah
Alamat :Jl. Mata merah no. 5 RT 47 Kalidoni,
Palembang, Sumatera Selatan
Agama : Islam
Tanggal kunjungan rumah I : 21 November 2019
Tanggal kunjungan rumah II : 23 November 2019
Tanggal kunjungan rumah III : 24 November 2019

3.2. Subjektif
Autoanamnesis pasien pada hari Jumat, 21 November 2019 pukul
13:00 WIB

1. Keluhan Utama
Os mengeluh ada benjolan dileher sejak 2bulan yang lalu

2. Keluhan Tambahan
Jantung berdebar-debar, telapak tangan berkeringat, dan mudah cemas.

35
36

3. Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu os sering mengeluh ada
benjolan di leher. Benjolan dirasakan muncul perlahan-lahan dan
semakin lama semakin membesar. Benjolan tidak disertai rasa nyeri.
Benjolan tidak berbatas tegas dengan konsistensi kenyal. Benjolan ikut
bergerak saat menelan.
Selain itu os juga mengeluh jantung berdebar-debar sejak 1 tahun
yang lalu. Keluhan berdebar-debar tidak disertai nyeri dada. Os juga
mengatakan mudah berkeringat pada telapak tangan dan tidak bisa terlalu
sering berada ditempat panas. Os juga mengatakan ia sering merasa
cemas dan merasa perasaannya lebih sensitif. Untuk keluhan lain seperti
penurunan berat badan, penonjolan pada mata tidak ada, keluhan diare
tidak ada. BAB dan BAK normal seperti biasa.
Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal. Riwayat keluarga
dengan keluhan serupa ada, yaitu pada nenek dari Ny. A pernah
mengalami hal serupa, yaitu adanya benjolan pada bagian leher. Riwayat
penggunaan alat kontrasepsi hormonal sebelumnya tidak ada. Ny. A tidak
pernah tinggal di daerah dataran tinggi. Riwayat merokok sebelumnya
disangkal.
Setelah berobat di puskesmas os didiagnosis tirotoksikosis dan
kemudian di Rujuk ke RS Pelabuhan. Saat ini os masih dalam perawatan
intensif dokter spesialis penyakit dalam. Pengobatan yang diberikan oleh
dokter adalah Propylthiouracyl (PTU) 3x100 mg tablet dan propranolol
3x20 mg tablet.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit hipertensi : (-)
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)
37

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit hipertensi : (-)
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)
Riwayat keluhan serupa : (+) pada nenek os

6. Riwayat Pengobatan
Pasien teratur mengonsumsi obat PTU dan propranolol.

7. Riwayat Kebiasaan
Mempunyai kebiasaan suka makanan keripik asin dan gorengan.
Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol disangkal.

8. Riwayat Pekerjaan
Os pernah bekerja sebagai buruh cuci.

9. Riwayat Higiene
 Pasien mandi dua kali sehari dengan air PDAM dan menggunakan
sabun dan shampoo.
 Pasien mengganti pakaian setiap hari.
 Pasien menggunakan handuk dan pakaian sendiri, tidak bercampur
dengan anggota keluarga yang lain.

10. Riwayat Nutrisi


Os makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan
dengan nasi putih dan lauk seperti ikan, ayam, tahu, tempe, dan
sayuran, yang mana menu setiap hari berbeda beda. Os juga
mengkonsumsi buah setiap 3x seminggu. Makanan yang dikonsumsi
oleh penderita juga di konsumsi oleh anggota keluarga yang lain.
38

11. Riwayat Sosial Ekonomi


Os adalah seorang wanita yang berumur 50 tahun dan memiliki
dua orang anak. Os sekarang hanya tinggal bersama suami, kedua anak
os sudah berumah tangga dan tinggal dirumah yang berbeda. Rumah
yang sekarang hanya berisi dua anggota keluarga, dengan kepala
keluarga Tn. AM.
Pasien tinggal di daerah perumahan dengan kepadatan penduduk
yang cukup baik, rumah pasien berukuran 7m x 12m, tingkat satu
dengan jumlah penghuhi dua orang. Lantai tersusun dari keramik.
Dinding rumah terbuat dari batu bata dan semen (tembok). Atap rumah
terbuat dari genteng dan memiliki plafon. Secara keseluruhan, terdapat
satu ruang tamu berukuran 5m x 4m; tiga kamar tidur berukuran 3m x
3m dan 3m x 2m; satu kamar mandi ukuran 3m x 1,5m; dan satu dapur
ukuran 4m x 4,5m. Terdapat jendela dan ventilasi di beberapa ruangan,
namun ventilasinya masih kurang. Terdapat tiga jendela beserta
ventilasi di ruang tamu; satu jendela dan ventilasi pada masing-masing
kamar tidur; satu ventilasi pada kamar mandi; dan dua jendela dan
ventilasi pada dapur. Semua ruangan dibatasi dengan dinding batu bata
dilapisi semen dan di cat. Terdapat satu pintu masuk di depan dengan
ukuran pintu berukuran 1m x 2m. Rumah cukup mendapatkan
pencahayaan sinar matahari dan tidak terasa lembab.
Rumah ini memiliki fasilitas 1 buah MCK dengan jamban leher
angsa di dalam rumah. Sumber air berasal dari PDAM dan didalam
kamar mandi memiliki bak mandi penampung air. Kerapian tata letak
barang-barang dirumah cukup rapi, namun pada bagian daput terlihat
kurang baik sehingga terkesan berantakan.. Kebersihan rumah diluar
rumah terlihat baik.
Os mengatakan rajin berolahraga dengan jalan pagi saat hendak
pergi dan pulang ke masjid untuk sholat subuh setiap hari. Jarak rumah
pasien dengan masjid ±50 meter. Os juga masih aktif dalam kegiatan
sosial di lingkungan pemukiman seperti mengikuti ceramah atau
pengajian di masjid.
39

Kebutuhan sehari hari berasal dari uang gaji Tn. AM karena os


sudah tidak bekerja lagi, terkadang os juga dberi uang oleh anaknya.
Pekerjaan Tn. AM adalah pedagang, os menjual sayur-sayuran di pasar.
Penghasilan Tn, AM sekitar 3.000.000/bulan. Keperluan dapur, listrik
dan air PDAM dibiayai dari penghasilan Tn. AM. Di rumah tersebut
terdapat 1 sepeda motor, perlengkapan rumah tangga, peralatan
elektronik berupa 1 televisi, 1 kipas angin, 1 kulkas, dan 1 buah rice
cooker. Terdapat 1 buah tempat sampah yang terletak di depan rumah.
Hubungan os dengan keluarga terkesan harmonis, dilihat dari
suami os yang sering mengantar os untuk berobat., Os juga sering
sering mengajak suaminya untuk sholat dan mengaji di masjid.
Hubungan antar anggota keluarga terjalin baik.
Kesan:
Sosial : Baik
Ekonomi : Menengah ke bawah
Lingkungan: Baik

12. Riwayat Keluarga


GENOGRAM
40

Keterangan :

: Laki-laki hidup

: Perempuan hidup

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Penderita Hipertensi

: Penderita keluhan serupa yang meninggal

: Pasien

3.3. Objektif
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 112 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,7C
Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 150 cm
IMT : 20,8 (Berat badan ideal)

Keadaan Spesifik
Kepala : normocephali, rambut hitam tidak mudah dicabut.
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
eksoftalmus (-/-)
- Hidung : sekret (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
41

- Telinga : nyeri tekan (-/-), sekret (-/-)


- Mulut : mukosa bibir kering (-), stomatitis (-), tonsil T1-T1
- Leher : pembesaran KGB (-) JVP tidak meningkat,
kelenjar tiroid teraba membesar, batas tidak tegas, konsistensi kenyal,
nyeri (-), ikut bergerak saat menelan.
Thoraks
- Paru
- Inspeksi : simetris, retraksi (-/-)
- Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler (+/+) normal, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
- Jantung
- Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
- Perkusi : Batas atas : ICS II linea parasternalis sinitra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri : ICS V linea midsternalis sinistra
- Auskultasi : BJ I dan II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : datar
- Palpasi : lemas, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
- Perkusi : timpani, nyeri ketok CVA (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
Genitalis : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : akral dingin, telapak tangan berkeringat (+), edema
tungkai (-/-), CRT < 2”.

3.4. Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan TSH dan hormon tiroid bebas (Tanggal 29/10/2019)
Pemeriksaa Rujukan Hasil Keterangan
n
T3 0,8 – 2,0 ng/ml 2,5ng/ml Meningkat
T4 60-120 Nmol/L 53,2Nmol/L Meningkat
42

TSH 2,5-8,9 Uiu/L 0,05Uiu/L Menurun

3.5. Follow up
Tabel 3.1. follow up pasien
No
Tanggal SO A P
.

21/11/2019 S/ jantung  Propylthiouracyl


1. berdebar-debar Tirotoksikosis (PTU) 3x100 mg
tablet
O/  Propranolol 3x20
TB : 150cm mg tablet.
BB : 47Kg
TD: 130/80mmHg
N: 112x/menit
RR : 22x/m
T : 36,7 C

2. 18/11/2019 S/ jantung  Propylthiouracyl


berdebar-debar (PTU) 3x100 mg
berkurang Tirotoksikosis tablet
 Propranolol 3x20
O/ mg tablet.
TB : 150cm
BB : 47Kg
TD: 130/80mmHg
N: 108x/menit
RR : 20x/m
T : 36,9 C
 Propylthiouracyl
3. 20/11/2019 S/ jantung (PTU) 3x100 mg
berdebar-debar Tirotoksikosis tablet
berkurang  Propranolol 3x20
mg tablet.
O/
TB : 150cm
BB : 47Kg
TD: 13/90mmHg
N: 114x/menit
RR : 22x/m
T : 36,7 C

3.6. Diagnosis Banding


43

1) Tiroktosikosis et causa Goiter nodular toksik


2) Tiroktosikosis et causa Grave disease

3.7. Diagnosis Kerja


Tiroktosikosis et causa Goiter nodular toksik

3.8. Penatalaksanaan
- Promotif
1. Memberikan informasi kepada pasien gambaran umum tentang
penyakit tirotoksikosis mengenai penyebab, gejala, tatalaksana,
serta komplikasinya.
2. Memberikan informasi kepada pasien mengenai upaya-upaya
pencegahan yang harus dilakukan. Cara hidup sehat: diet yang
sehat, mengatur pola makan, aktivitas fisik teratur, olahraga ringan
minimal 3x seminggu, istirahat cukup, dan hindari stres.
3. Memberi pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya
meminum obat teratur. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari
anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikis mereka
menjadi maksimal.

- Preventif
Memberikan informasi mengenai upaya pencegahan yang dapat
dilakukan sehingga tidak mencetuskan dan tidak memperparah
kondisinya
1. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya keluhan
2. Menganjurkan konsumsi makanan yang mengandung kalori,
mineral dan zat besi mineral seperti kacang-kacangan, sayur hijau
dan daging.
3. Membatasi konsumsi makanan asin yang mengandung garam atau
yodium
4. Mengkonsumsi air putih yang cukup
5. Mengkonsumsi obat secara teratur
44

6. Memanfaatkan waktu luang untuk istirahat cukup.


7. Melakukan gaya hidup sehat
8. Menghindari asap rokok dan alkohol.

- Kuratif
1. Farmakologis
1)Propylthiouracyl (PTU) 3x100 mg tablet
2)Propranolol 3x20 mg tablet.

2. Non Farmakologis
1. Mengatur aktifitas fisik misalnya dengan olahraga ringan
minimal 150 menit seminggu (30 menit minimal 5x dalam
seminggu atau 50 menit minimal 3x dalam seminggu)
2. Membatasi konsumsi makanan rendah garam
3. Menambah konsumsi makanan tinggi kalori, mineral, dan zat
besi.
4. Mengkonsumsi air putih yang cukup.
5. Rutin kontrol ke dokter.
6. Minum obat anti tiroid secara teratur.

- Rehabilitatif
Anjuran untuk kontrol rutin sebagai monitoring untuk mencegah
keadaan yang lebih buruk.

3.9. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

3.10. Analisis Kunjungan Rumah (Home Visite)


45

Home Visite dilakukan ke rumah pasien yang beralamat di Jl. Mata


merah no. 5 RT 47 Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan

A. Karakteristik Demografi Keluarga


Nama Kepala Keluarga : Tn. AM
Alamat : Jl. Mata merah no. 5 RT 47 Kalidoni,
Palembang, Sumatera Selatan
Bentuk Keluarga : Keluarga inti (Nuclear family)

Tabel 3.2. Daftar nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan
Kepala
1. Tn. AM L 52thn SD Pedagang
keluarga
Tidak
2. Ny. AR Istri P 50thn SD
bekerja

B. Identifikasi Fungsi Keluarga


1. Fungsi fisiologis (APGAR) dalam keluarga
Tabel 3.3. APGAR Score Tn. AM Terhadap Keluarga
46

Sering/ Kadang- Jarang


APGAR Score Tn. AM Terhadap Keluarga
Selalu kadang / Tidak

Saya puas dengan keluarga saya karena


masing-masing anggota keluarga sudah
A 
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya.
P Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi

terhadap permasalahan yang saya
hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang saya
miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 9

Tabel 3.4. APGAR Score Ny. AR Terhadap Keluarga

APGAR Score Ny. AR Terhadap Sering/ Kadang Jarang/


Keluarga Selalu -kadang Tidak

Saya puas dengan keluarga saya


karena masing-masing anggota
A 
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.

Saya puas dengan keluarga saya


P 
karena dapat membantu memberikan
47

solusi terhadap permasalahan yang


saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 9

APGAR Score keluarga Tn. AM dinilai berdasarkan semua anggota keluarga


yang ada di rumah yaitu Tn. AM dan Ny. AR

APGAR Score Keluarga Tn. Purwanto berdasarkan 5 dari 5


anggota keluarga = (9+9):2 = 9

Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik

2. Fungsi patologis
Tabel 3.5 SCREEM Keluarga Tn. AM
Sumber Patologis
Tn. AM dan Ny. AR sehari hari sering
Social bertegur sapa dengan tetangga sekitar -
rumah.
Culture Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya -
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari dalam keluarga maupun di
lingkungan. Ny. AR sering mengikuti
kegiatan di masyarakat seperti kondangan dan
48

pengajian.
Dalam keluarga ini pemahaman agama baik.
Religious Tn. AM dan Ny. AR sering sholat -
berjamaah dan mengaji di masjid.
Status ekonomi keluarga ini tergolong
Economic menengah ke bawah. Kebutuhan primer dan -

sekunder dapat tercukupi.


Latar belakang pendidikan tergolong kurang
karena Tn. AM dan Ny. AR hanya lulusan
Educational -
SD. Keluarga biasanya melihat berita/acara
lain dari TV dan Koran.
Bila ada anggota keluarga yang sakit, segera
Medical dibawa berobat. Keluarga menggunakan -
BPJS untuk pembiayaan kesehatan.

Berdasarkan penilaian SCREEM Keluarga Tn. AM, didapatkan kesimpulan:


Keluarga Tn. AM tidak memiliki fungsi patologis baik dari segi sosial,
budaya, agama, ekonomi, edukasi, maupun pengobatan.

C. Identifikasi Lingkungan Rumah


1. Gambaran Lingkungan Rumah
Pasien tinggal di daerah perumahan biasa dengan kepadatan
penduduk yang baik, rumah pasien berukuran 12m x 7m, rumah bertingkat
satu dengan jumlah penghuhi lima orang. Lantai tersusun dari keramik.
Dinding rumah terbuat dari batu bata dan semen (tembok). Atap rumah
terbuat dari genteng dan memiliki plafon. Secara keseluruhan, terdapat
satu ruang tamu berukuran 5m x 4m; tiga kamar tidur berukuran 3m x 3m
dan 3m x 2m; satu kamar mandi ukuran 3m x 1,5m; dan satu dapur ukuran
4m x 4,5m. Terdapat jendela dan ventilasi di beberapa ruangan, namun
ventilasinya masih kurang. Terdapat tiga jendela beserta ventilasi di ruang
tamu; satu jendela dan ventilasi pada masing-masing kamar tidur; satu
ventilasi pada kamar mandi; dan dua jendela dan ventilasi pada dapur.
Semua ruangan dibatasi dengan dinding batu bata dilapisi semen dan di
49

cat. Terdapat satu pintu masuk di depan dengan ukuran pintu berukuran
1m x 2m. Rumah cukup mendapatkan pencahayaan sinar matahari dan
tidak terasa lembab.
Rumah ini memiliki fasilitas 1 buah MCK dengan jamban leher
angsa di dalam rumah. Sumber air berasal dari PDAM dan didalam kamar
mandi memiliki bak mandi penampung air. Kerapian tata letak barang-
barang dirumah baim dan cukup rapi, namun pada bagian daput terlihat
sedikit berantakan. Kebersihan rumah diluar rumah terlihat baik.

2. Denah Rumah
pagar
1m
7m

Kamar 2
4m Ruang tamu 3m

2m
5m

Kamar 3
3m
3m Kamar 1
2m

3m
1,5m
4m
Kamar dapur
3m Mandi
50

4,5m

D. Daftar Masalah dan Pembinaan Keluarga


1. Masalah Organobiologik
Tidak ditemukan masalah organobiologik pada penderita.
2. Masalah Psikologik
Tidak ditemukan masalah psikologik pada penderita.
3. Masalah Dalam Keluarga
Tidak ditemukan masalah keluarga pada penderita

E. Pembinaan Keluarga
a. Edukasi Terhadap Pasien
1. Memberikan psikoterapi edukatif, yaitu memberikan informasi dan
edukasi tentang penyakit yang diderita, faktor risiko, gejala, dampak,
faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis dan risiko yang
memperberat agar os tetap taat meminum obat dan rutin kontrol ke
dokter.
2. Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi os untuk terus
minum obat secara teratur dan rutin kontrol ke dokter serta memiliki
semangat untuk sembuh, sehingga kualitas hidup pasien dapat
meningkat.
3. Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi penderita untuk
pola makan yang sehat, serta berkeinginan untuk sembuh.
4. Memberikan informasi agar selalu mengontrol hormone tiroid agar
dapat selalu dimonitoring.

b. Edukasi Terhadap Keluarga


1. Informasi dan edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien, gejala,
kemungkinan penyebab, dampak, faktor-faktor pemberat, dan
prognosis sehingga keluarga dapat memberikan dukungan kepada
penderita.
51

2. Meminta keluarga untuk mendukung penderita, mengajak penderita


berinteraksi dan beraktivitas.
3. Meminta keluarga untuk mengingatkan pasien untuk selalu
mengontrol ke dokter dan minum obat secara teratur.
4. Memberikan pengertian pada keluarga agar menjaga suasana
hubungan sosial dan keluarga dalam suasana yang harmonis.

F. Pemantauan dan Evaluasi


Home visite pertama dilakukan pada tanggal 21 November 2019, home
visite kedua dilakukan pada tanggal 23 November 2019 dan home visite
ketiga pada tanggal 24 November 2019.
Pada saat home visite pertama yang dilakukan yaitu melengkapi status
pasien, melakukan reanamnesis, pemeriksaan fisik, pembuatan perangkat
penilaian keluarga, membuat diagnostik holistik sesuai pendekatan
kedokteran keluarga, termasuk profil kesehatan keluarga.
Pada home visite kedua dilakukan manajemen komprehensif kepada
pasien dan keluarga (edukasi/konseling terhadap masalah yang telah
dianalisis).

G. Diagnosis Holistik
Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mempengaruhi,
digunakan konsep Mandala of Health. Diagnosis holistic yang ditegakan
pada pasien adalah sebagai berikut:
52

GAYA HIDUP
Sering makan makanan
keripik
yang asin

FAMILY
LINKUNGAN PSIKO-
SOSIAL-EKONOMI
Pendapatan cukup,
PERILAKU KESEHATAN
Kehidupan sosial baik
Pasien teratur mengkonsumsi
obat

PELAYANAN KESEHATAN
Jarak rumah-puskesmas cukup
dekat, pihak puskesmas dapat LINGKUNGAN KERJA
melakukan kunjungan rumah Pasien perempuan, Pasien sudah tidak
terhadap pasien 50 tahun, diagnosis bekerja
tirotoksikosis

LINGKUNGAN FISIK Rumah


baik, tinggal bersama
suami. Ventilasi rumah
kurang, pencahayaan
FAKTOR BIOLOGI cukup, dan kerapian serta
Nenek pasien pernah kebersihan rumah cukup.
mengeluh keluhan yang
sama

Komunitas :
Perumahan dengan
kepadatan baik.

Gambar 3.1. Mandala of Health


53

 Pada aspek I, os sering mengalami jantung berdebar-debar. Os takut


keluhan ini mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga pasien ke
Puskesmas untuk diperiksa.
 Pada aspek II, diagnosis kerja yang ditegakkan adalah Tirotoksikosis.
 Pada aspek III, os diketahui sudah berusia lanjut 50 tahun dan pada
pasien juga didapatkan masalah gaya hidup berupa kebiasaan
mengonsumsi makanan asin dan mengandung lemak. Selain itu, ibu dan
saudara os juga ada riwayat penyakit darah tinggi.
GAYA HIDUP
 Pada aspek IV, fungsi keluarga diketahui
Sering makan makanan baik, lingkungan psikososial-
yang asin dan berlemak
ekonomi pasien baik, kebersihan
tinggi. dan kerapian lingkungan rumah juga
Pasien tidak merokok
baik. Diketahui pasien sudah tidak bekerja lagi.
 Pada aspek V, ditetapkan skala fungsional pasien derajat 1 yaitu mampu
melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit dan mandiri dalam perawatan
FAMILY
diri, bekerja di dalam dan luar rumah. LINKUNGAN PSIKO-
SOSIAL-EKONOMI
Pendapatan baik,
PERILAKU KESEHATAN
Kehidupan sosial baik
Tabel 3.6 Skoring Kemampuan
Pasien tidak teratur Penyelesaian Masalah Dalam Keluarga
mengkonsumsi obat
Skor Resume Akhir Skor
No Masalah Upaya
Awal perbaikan Akhir
1 Fungsi biologis 3 Edukasi mengenai Terselenggara 4
PELAYANAN Ada anggota penyakit penyuluhan dan
KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA
Jarak rumah-puskesmas keluarga yang hipertensi dan
Pasien perempuan,
skrining Pasien sudah pensiun
cukup jauh, pihak
61 tahun, diagnosis
puskesmas jarang menderita pencegahannya kesehatan
melakukan kunjungan Hipertensi grade II
rumah terhadap pasien penyakit yg sama melalui
dengan Gout
Artritis
dgn pasien penyuluhan
2 Faktor perilaku 3 Edukasi mengenai Keluarga aling 5
LINGKUNGAN FISIK Rumah
dan kesehatan faktor-faktor yang baik,
mengingatkan
tinggal bersama
suami, ventilasi baik,
keluarga dapat untuk
kerapian dan kebersihan
FAKTOR BIOLOGI
Pasien
Kemungkinan herediter
memperberat mengurangi
rumah baik. dan

hipertensi
mengkonsumsi penyakitnya. menghindari
makanan tinggi maknan tinggi
garam dan garam dan
berlemak Komunitas : berlemak.
SKOR TOTAL 6Perumahan dengan 9
kepadatan baik
54

Klasifikasi skor kemampuan menyelesaikan masalah:


 Skor 1 : Tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi
 Skor 2 : Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tidak ada sumber
(hanya keinginan); penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh
provider
 Skor 3 : Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber
yang belum dimanfaatkan, penyelesaian masalah dilakukan sebagian
besar oleh provider
 Skor 4 : Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih
tergantung pada upaya provider
 Skor 5 : Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

Anda mungkin juga menyukai