Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

STROKE HAEMORAGIK

Ismiyati Tanjung
2016730053

Pembimbing:
dr. Wiwin Sundawiyani, Sp. S

KEPANITERAAN KLINIK STASE NEUROLOGI


RSIJ CEMPAKA PUTIH JAKARTA PUSAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ismiyati Tanjung


Nim : 2016730053

Dengan sebenar-benarrnya menyatakan bahwa makalah ini saya susun tanpa tindakan
Plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jika kemudian hari ternyata kami terbukti melakukan tindakan plagiarisme sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya akan menerima sanksi
yang dijatuhkan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta kepada saya.

Jakarta, 11 Januari 2021

Ismiyati Tanjung
2016730053

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dengan ini, dinyatakan bahwa makalah laporan kasus yang diajukan oleh:

Nama : Ismiyati Tanjung


Nim : 2016730053

Sebagai kelengkapan tugas Kepaniteraan Klinik Stase Neurologi, Fakultas


Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, telah disetujui
oleh:

Jakarta, 11 Januari 2021

dr. Wiwin Sundawiyani, Sp.S.

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II STATUS PASIEN.........................................................................................................2
A. Identitas Pasien...........................................................................................................2
B. Anamnesis..................................................................................................................2
C. Pemeriksaan Fisik.......................................................................................................4
D. Pemeriksaan Neurologis.............................................................................................5
E. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................9
F. Diagnosis..................................................................................................................11
G. Tata Laksana............................................................................................................12
H. Prognosis..................................................................................................................13
BAB III ANALISA KASUS....................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit serebrovaskuler/cerebrovascular disease (CVD) merupakan penyakit


sistem persarafan yang paling sering dijumpai. Stroke merupakan bagian dari CVD.
Menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan
fungsi serebri fokal atau global yang berkembang dengan cepat atau tiba-tiba, berlangsung
lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, dengan tidak tampaknya penyebab lain
selain penyebab vaskular. Berdasarkan American Heart Association (AHA) stroke ditandai
sebagai defisit neurologi yang dikaitkan dengan cedera fokal akut dari sistem saraf pusat
(SSP) yang disebabkan oleh pembuluh darah, termasuk infark serebral, pendarahan

intraserebral (ICH) dan pendarahan subaraknoid (SAH).1


Stroke terjadi ketika jaringan otak terganggu karena berkurangnya aliran darah atau
oksigen ke sel-sel otak. Terdapat dua jenis stroke yaitu iskemik stroke dan hemoragik.
Stroke iskemik terjadi karena berkurangnya aliran daah sedangkan stroke yang terjadi
karena perdarahan ke dalam atau sekitar otak disebut stroke hemoragik. Perdarahan yang
terjadi pada stroke hemoragik dapat dengan cepat menimbulkan gejala neurologik karena
tekanan pada struktur saraf di dalam tengkorak. Stroke hemoragik lebih jarang terjadi
dibanding stroke iskemik akan tetapi stroke hemoragik menyebabkan lebih banyak
kematian.
Penyakit stroke merupakan penyebab kematian utama di hampir seluruh RS di

Indonesia, sekitar 15,4%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013

menunjukkan telah terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia dari 8,3 per mil (tahun

2007) menjadi 12,1 per mil (tahun 2013). Prevalensi penyakit Stroke tertinggi di Sulawesi

Utara (10,8per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per mil) dan DKI

Jakarta (9,7 per mil).2


Kasus stroke termasuk dalam Standar Kompetensi Dokter dengan grade 3B, yang
berarti dokter umum harus mampu mendiagnosa klinik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan tambahan sederhana. Dokter umum harus mampu memutuskan dan
memberikan terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat

1
darurat). Diharapkan laporan kasus ini dapat menambah informasi dan wawasan mengenai
stroke, sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

BAB II

STATUS PASIEN
STATUS ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN MUHAMMADITAH JAKARTA
SMF NEUROLOGI
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Nama Mahasiswa : Ismiyati Tanjung
NIM : 2016730053
Dokter Pembimbing : dr. Wiwin Sundawiyani, Sp. S

Data diperoleh heteroanamnesis dengan pasien serta istri pasien dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan pada tanggal 11 Januari 2021. Data tambahan pemeriksaan penunjang
diperoleh dari RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 46 Tahun
Alamat : Jl. Pondok Permai No 10 Rempoa
Pekerjaan : Supir grab
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 07 Januari 2021
Tanggal Pemeriksaan : 11 Januari 2021
Ruang Rawat : Matahari Dua

B. Anamnesis
Heteroanamnesis dengan pasien serta istri pasien di Matahari Dua pada tanggal 11 Januari
2021.
2.1 Keluhan Utama

2
Kelemahan sisi tubuh bagian kiri sejak satu jam SMRS
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh keluarganya ke RSIJ Cempaka Putih untuk mendapatkan
perawatan HCU dengan keluhan adanya pada sisi kiri ± 1 jam SMRS dengan rujukan
dari RS Primaya Evasari. Pasien mengeluhkan lemas sisi kiri ± 1 jam SMRS dengan
durasi lebih dari 6 jam, progresif yang cepat sehingga terjadinya lemah pada sisi kiri,
mulanya pasien mengeluhkan nyeri kepala dan masih bisa mengendarai mobilnya
namun beberapa menit kemudian tubuh bagian kiri tidak bisa digerakkan. Adanya
pandangan tidak focus, keluhan mual, muntah, kejang, pandangan gelap, pusing
disangkal.
Pada jam 16.30 WIB pasien pamit ke istri untuk mengambil orderan penumpang ke
Cawang. Sekitar jam 21.00 WIB istri pasien di hubungi oleh rekan driver mengenai
kecelakaan lalu lintas yang dialami suaminya.
Saat kecelakaan pasien selesai menurunkan penumpang dan hendak menepi sejenak di
Jl. Pancasila untuk beristirahat namun sebelum sampai ketempat istirahat pasien
merasakan kehilangan keseimbangan dan tangan kirinya tiba-tiba tidak bias
digerakkan sehingga dibantu oleh tangan kanannya. Karena kehilangan keseimbangan
pasien tanpa sadar saat hendak menepi ditabrak oleh mobil pickup dari belakang
kemudian menancap ke arah depan dan menabrak taksi yang sedang parkir
didepannya, kemudian pergi dan menyenggol motor yang dikendarai ibu-ibu yang
berhenti, saat menabrak motor pasien mengatakan saat itu hendak mengambil barang
yang dibawah mobil, dan akhirnya rekan driver yang berada disana mengambil kunci
mobil pasien dan menghubungi istri pasien.
Setelah saat kejadian kecelakaan lalu lintas tersebut pasien dibawa ke Klinik Medisari
pertigaan di Jl. Rawasari namun ditolak dikarenakan tekanan darah pasien saat itu
terlalu tinggi sekitar 220/110 mmHg. Pasien langsung meminum obat tekanan darah
tinggi amlodipine 10mg karena pasien menduga kejadian kecelakaan lalu lintas yang
terjadi tadi diakibatkan oleh tekanan darahnya yang terlalu tinggi. Rekan driver
lainnya akhirnya menyarankan untuk ke RS Primaya Evasari dengan penangan awal
kepada pasien. Setelah hari ketiga di IGD RS Primaya Evasari pasien di rujuk ke RSIJ
Cempaka Putih dengan alasan rujuk butuh ruangan HCU (non-isolasi) dan konsul
SP.BS (bedah saraf).
2.3 Riwayat Penyakit Dahulu

3
 Pasien memiliki hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, terkontrol dengan baik serta
rutin mengkonsumsi obat
 Pasien memiliki riwayat lemah satu sisi 1 tahun yang lalu, namun tidak terdapat
penurunan kesadaran ataupun muntah setelah pasien terjatuh hanya merasakan
lemas
 Pasien memiliki riwayat ginjal 10 tahun yang lalu didiagnosa Acute Kidney
Injury dan telah dinyatakan sembuh
 Riwayat DM, asma, jantung disangkal
2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi, riwayat lain Diabetes Melitus, asma, ginjal
2.5 Riwayat Pengobatan
 Pasien sebelum sarapan mengkonsumsi 2 captopril dan 1 amlodipin setelah
sarapan dengan anjuran dokter puskesmas tempat pasien tinggal.
2.6 Riwayat Alergi
Pasien memiliki alergi terhadap bau menyengat, alergi lainnya terhadap obat,
makanan, debu disangkal.
2.7 Riwayat Psikososial
 Pasien merupakan seorang driver online dengan makanan yang sembarangan.
 Merokok dan minum alcohol disangkal.
C. Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos mentis
 Keadaan Umum : Sakit Sedang (gelisah)
 GCS : 15  Eye: 4, Verbal: 5, Motorik: 6
 Tanda Vital
 Tekanan darah : 140/90 mmHg
 Nadi : 110 x/menit
 Pernapasan : 20 x/menit
 Suhu : 36.5oC
 Status Generalis
o Kepala : Normochepal, Hematoma pada bagian temporal sinistra (+)
o Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
o Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-), darah (-)
o Telinga : Darah (-/-), sekret (-/-), mikrotia (+/+)
4
o Mulut : Simetris, mukosa bibir kering, darah (-), lesi (-)
o Leher : Nyeri (-), krepitasi (-)
o Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, hematom (-)
Palpasi : Vocal fremitus normal, nyeri (-), krepitasi (-)
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
o Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada sela iga ke-5 line axillaris anterior sinistra
Perkusi
Batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Batas kanan bawah : SIC IV line parasternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : SIC V linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S1-SII normal, tidak ada murmur dan gallop
o Abdomen
Inspeksi : Datar, supel, tidak ada lesi maupun hematom
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani di seluruh regio abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-) , hepatomegali (-), splenomegali (-)
o Ekstremitas
Superior : Akral dingin, CRT > 2 detik, edema (-), sianosis (-), lesi (-/-)
Inferior : Akral dingin, CRT > 2 detik, edema (-), sianosis (-), lesi (-/-)
D. Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran : E4M6V5
Gerakan Abnormal : Adanya kelemahan pada sisi kiri pasien
Tanda Rangsang Meningeal
 Kaku Kuduk : - (tidak ditemukan tahanan pada tengkuk)
 Brudzinski 1 : -/- (tidak ditemukan fleksi pada tungkai)
 Brudzinski II :-/- (tidak ditemukan fleksi pada tungkai)
 Kernig : -/- (tidak terdapat tahanan sebelum mencapai 1350/ tidak
terdapat tahanan sebelum mencapai 1350)

5
 Laseque : -/- (tidak timbul tahanan sebelum mencapai 700/ tidak timbul
tahanan sebelum mencapai 700)
Nervus Kranialis
1. N I (Olfaktorius) : Tidak diperiksa
2. N II (Optikus)
a. Visus : 1/60
b. Warna : Normal
c. Funduskopi : Tidak dilakukan
d. Lapang pandang : Dalam batas normal (+/+)
3. N III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abducens)
a. Gerakan bola mata : atas (+/+), bawah (+/+), lateral (+/-), medial (+/+), atas
lateral (+/+)
b. Ptosis : +/+
c. Pupil : Isokor, bulat, 3 mm/3mm
d. Refleks Pupil
 Langsung : +/+
 Tidak Langsung : +/+
4. N V (Trigenimus)
a. Sensorik
 N-V1 (Ophtalmicus) :+
 N- V2 (Maksilaris) : +
 N- V3 (Mandibularis) :+
(Pasien dapat menunjukkan tempat rangsang raba)
b. Motorik :+
(Pasien dapat merapatkan gigi dan membuka mulut)
c. Refleks kornea :+
5. NVII (Fasialis)
a. Sensoris (Indra pengecap) : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
b. Motorik
 Angkat Alis : kelemahan kanan dan kiri
 Menutup mata : +/+
 Menggembungkan pipi : kelemahan kiri dan kanan
 Menyeringai : kanan (baik), kiri (lemah)
 Mencucukan bibir : kelemahan kanan dan kiri
6
 Gerakan involunter : -/-
6. N-VIII (Vestibulocochlearis)
 Keseimbangan
 Nistagmus : Tidak ditemukan
 Tes Romberg : Tidak dilakukan Pemeriksaan
 Pendengaran
 Pasien dapat merespon terhadap suara
 Tes Rinne : Tidak dilakukan Pemeriksaan
 Tes Schwabach : Tidak dilakukan Pemeriksaan
 Tes Weber : Tidak dilakukan Pemeriksaan
7. N-IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
a. Refleks menelan :+
b. Refleks Batuk :+
c. Perasat lidah (1/3 Posterior) : Tidak dilakukan Pemeriksaan
d. Refleks muntah : Tidak dilakukan Pemeriksaan
e. Posisi Uvula : Normal
f. Posisi Arkus faring : Simetris
8. N-XI (Aksesorius) : Sulit dinilai, pasien kurang memahami perintah
9. N-XII : Tremor, ada atrofi maupun fasikulasi pada
lidah
Motorik
Postur, gait : Pasien tidak dapat berjalan
Tonus, trofi : Tidak terdapat atrofi otot ekstrimitas atas maupun bawah dextra
sinistra, tonus baik dan simetris pada keempat ekstremitas, terdapat
rigiditas pada tangan kiri saat diminta menurunkan tangan dan
menaikkan tangan
Kekuatan motorik:
Anggota Gerak Atas
Dextra Sinistra
Bentuk Tidak ada deformitas
Kontur Otot Eutrofi Eutrofi
Kekuatan 5 5 5 5 4 4 4 4
Reflex Bisep +++ ++

7
Reflex Trisep +++ ++
Anggota Gerak Bawah
Dextra Sinistra
Bentuk Tidak ada deformitas
Kontur Otot Eutrofi Eutrofi
Kekuatan 5 5 5 5 5 5 5 5
Reflex Patella +++ ++
Reflex Achilles +++ ++
Sensorik
  Dextra Sinistra

Rasa Raba
• Ekstremitas Atas + +
• Ekstremitas Bawah + +
• Thorakal + +
• Abdomen + +
Rasa Nyeri
• Ekstremitas Atas + +
• Ekstremitas Bawah + +
• Thorakal + +
• Abdomen + +
Rasa Suhu
• Ekstremitas Atas
• Ekstremitas Bawah Tidak dilakukan
• Thorakal
• Abdomen

Rasa Getar
• Ekstremitas Atas
• Ekstremitas Bawah Tidak dilakukan
• Thorakal
• Abdomen

Refleks Fisiologis : +3 |+ 2
+3 | +2

Refleks Patologis: Babinski negatif, Oppenheim negatif, chaddock negatif, schaeffer


negatif, Hoffman-Tromner negative

8
Pemeriksaan Sistem Koordinasi
Romberg Test : Tidak dilakukan
Tandem Walking : Tidak dilakukan
Finger to Finger Test : tidak dilakukan
Finger to Nose Test : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fungsi Luhur
Fungsi bahasa : Dalam Batas Normal
Fungsi orientasi : Dalam Batas Normal
Fungsi memori : Dalam Batas Normal
Fungsi emosi : Dalam Batas Normal

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium di RS Primaya Evasari, 04-01-2021
PEMERIKSAAN
HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 12.5 g/dl 13.5 – 18.0

Leukosit 9.2 103/цL 3.6 – 10.6

Hitung Jenis

Basophil 0.5 % 0–2

Eosinophil 1.6 % 1–3

Neutrophil 84.7 % 50 – 70

Limfosit 7.9 % 18 – 42

Monosit 5.3 % 2 – 11

Hematokrit 37.8 % 40 – 54

Trombosit 283 103/цL 150 – 440

Eritrosit 4.40 106/цL 4.40 – 5.90

MCV/VER 86 fL 80 – 100

MCH/HER 28 Pg 26 – 34

MCHC/KHER 33 g/dL 32 – 36

RDW 13.7 % 11.5 – 14.5

9
Limfosit Absolut 0.73 103/цL >1.5

Ratio Neutrofil / Limfosit 10.72

KIMIA KLINIK

Natrium (Na) Darah 134 mEq/L 135 – 155

Kalium (K) Darah 3.2 mEq/L 3.6 – 5.5

Klorida (Cl) Darah 96 mEq/L 96 – 111

Glukosa Darah Sewaktu 106 mg/dl 70 – 140


Pemeriksaan Laboratorium RSIJ Cempaka Putih, 18-01-2021

Faal Ginjal

Kreatinin darah 1.5 mg/dL < 1.4

CT-Scan – tidak dapat dibaca

Radiologi Thoraks, 07 Januari 2021

Kesimpulan: Cardiomegali, Elongasi aorta


Tak tampak edema paru atau pneumonia

10
F. Diagnosis
Skor Stroke Siriraj

Siriraj Stroke Score :

= (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) –


(3 x petanda ateroma) – 12

= (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 1) + (0,1 x 90) – (3 x 1) – 12

= -4

Intepretasi:

-1 s/d +1 : Lihat hasil CT Scan/meragukan

< -1 : Non Hemorragik

>1 : Hemorragik

Kesimpulan:

Meragukan

11
Algoritma Gajah Mada

Pada Tn. A terdapat nyeri kepala (+), penurunan kesadaran (+) reflex Babinski (-)

Kesimpulan:

Stroke Hemoragic
Diagnosis Klinis
Hemiparesis sinistra
Hipertensi
Paresis N VII sinistra sentral
Paresis N XII sinistra LMN
Diagnosis Topis : Hemisfer cerebri kanan
Diagnosis Etiologi : Ruptur Pembuluh Darah
Diagnosis Patologis : Hemorrhage, Edema

G. Tata Laksana
Non-Medikamentosa :
 Tipe perawatan:
Perawatan ruang HCU dan ruang biasa

12
Penggunaan kateter urin
 Program oksigenasi:
Nasal kanul O2 3L/menit
 Program hidrasi:
Jumlah cairan yang dibutuhkan
 Terapi rehab
Medikamentosa :
 Predipin stop dulu
 Mannitol 4x125 cc
 Transamin injeksi 3x1
 Citicolin 2x500 mg
 Ranitidine injeksi 2x1
 Ceftriaxone 1x2 gr

H. Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanactionam : Dubia ad bonam

13
BAB III

ANALISA KASUS
Definsi Stroke hemoragik, atau dengan nama lain Pada kasus pasien
perdarahan intraserebral (PIS) merupakan salah mengalami kelemahan
satu patologi yang mendasari stroke yaitu pada sisi kiri yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah merupakan salah satu
intrakranial tanda disfungsi neurologi
pada otak
Factor a. Tidak dapat dimodifikasi  Terdapat riwayat
Risiko Usia hipertensi pada
Jenis kelamin ayah pasien
Riwayat penyakit keluarga  Riwayat acute
b. Dapat dimodifikasi kidney injury 10
Tekanan darah tinggi tahun yang lalu
Tinggi kadar koleserol  Gaya hidup
Obesitas karena pasien
Gaya hidup (makanan dairy food, seorang driver
alcohol, merokok) online
Diabetes
Klasifikasi a. Stroke infak  Menurut score
Trombotik Siriraj
Emboli dikategorikan
lakunar meragukan
b. Stroke hemoragik  Menurut score
Subarachnoid hemorrhagic Gajah Mada
Intracranial hemorrhagic dikategorikan
stroke
hemorrhagic
 Hasil CT-scan
tidak dapat
dibaca (masih
dalam bentuk
CD)
Tatalaksana a. Umum Perawatan di HCU
ABC selama 4 hari, kemudian
Pengendalian TIK, kejang dipindahkan ke ruangan
Pengendalian suhu tubuh biasa (Matahari Dua),
Tatalaksana cairan, nutrisi, dan diberikan tatalaksana
mencegah komplikasi dll sesuai yang telah
b. Spesifik dipaparkan sebelumnya
Trombolisis intravena
Terapi
neurointervensi/endovascular,antikogula
n sebagai pencegahan sekunder,
antiagregasi trombosit, dll

14

Anda mungkin juga menyukai