Anda di halaman 1dari 44

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 8 Tahun 1 bulan

TTL : Cianjur, 03 Agustus 2019

No. RM : 956****

Alamat : Cibeber - Cianjur

Masuk RS: 23 Juli 2021


IDENTITAS ORANG TUA PASIEN
Nama Ayah : Tn. A Nama Ibu : Ny. N

Usia Ayah : 33 tahun Usia Ibu : 33 tahun

Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar

Pekerjaan Ayah : Kuli bangunan Pekerjaan : IRT

Penghasilan : ± 2.500.000 Penghasilan :0


ANAMNESIS

• Keluhan Utama

Bengkak pada tubuh sejak 1 bulan SMRS


ANAMNESIS

1 bulan SMRS 2 minggu SMRS

Bengkak pertama kali muncul Bengkak diseluruh tubuh


di kedua kelopak mata saat disertai nyeri perut, mual, dan
bangun tidur. Bengkak nafsu makan menurun.
kemudian menjalar ke wajah,
perut, alat kelamin dan kedua
kaki.
ANAMNESIS

1 minggu SMRS 1 hari SMRS

• Bengkak di seluruh tubuh • Bengkak seluruh tubuh


• Ruam kemerahan di perut. • Sesak dan batuk berdahak. Sesak berkurang saat
• BAK keruh seperti teh dengan frekuensi pasien berbaring ke sisi kiri
< 6 kali sehari, nyeri saat BAK disangkal. • Frekuensi BAK berkurang, biasanya > 5 kali sehari
• BAB cair sebanyak 4 kali sehari, menjadi ± 2 – 3 kali sehari
berwarna kehijauan, ampas (+), lendir • Keluhan pusing, muntah, lemas, demam disangkal
(+).
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat bengkak saat lahir, riwayat tuberkulosis, dan asma disangkal.

• Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat bengkak, riwayat penyakit ginjal, jantung, asma disangkal.

• Riwayat Pengobatan

2 minggu SMRS pasien ke dokter umum dan diberikan 3 macam obat tetapi ibu pasien tidak mengetahui nama
obatnya, dan keluhan belum membaik.

1 hari SMRS pasien berobat ke klinik dokter spesialis anak dan dirujuk ke RSUD.
ANAMNESIS
• Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, dan cuaca.

• Riwayat Psikososial

Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya di rumah berukuran ±7x10m². Rumah memiliki 2 kamar tidur dan
terdapat jendela di setiap ruangan serta ventilasi yang baik. Pasien tidur sendiri dan kamar sering dibersihkan
oleh ibunya. Pasien merupakan anak yang aktif dan sering bermain dengan teman-temannya. Pasien sering
minum minuman manis, dan jajanan. Lingkungan tempat tinggal pasien bersih.
ANAMNESIS
• Riwayat Kehamilan

Pasien merupakan anak pertama. Selama hamil ibu pasien rutin periksa kehamilan ke bidan dan rutin

mengkonsumsi vitamin. Tidak ada penyakit penyulit saat kehamilan.

• Riwayat Persalinan

Pasien lahir sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini pada usia kehamilan 37 minggu, dengan BBL 3.000

gram dan PBL 47 cm. Bayi lahir langsung menangis. Tidak ada penyulit selama persalinan.
IMUNISASI

• Usia 0 bulan : Hepatitis B


• Usia 1 bulan : BCG + polio 0
• Usia 2 bulan : DTP, HB, Hib 1 + Polio 1
• Usia 3 bulan : DPT, HB, Hib 2 + Polio 2
• Usia 4 bulan : DPT, HB, Hib 3 + Polio 3
• Usia 9 bulan : MR

Kesan : Imunisasi dasar lengkap di bidan


PERKEMBANGAN

Kesan : Perkembangan pasien sesuai usia


ASUPAN NUTRISI

• 0 – 6 bulan : Asi + susu formula

• 6 – 9 bulan : Susu formula + bubur saring 3x/hari setengah porsi dengan ayam dan sayuran. Buah-
buahan yang dilembekkan.

• 9 – 12 bulan : Susu formula + bubur nasi beserta sayuran dan ayam, tahu, telur 3x/hari, buah dan
biskuit.

• 12 bulan – sekarang : Susu formula + makanan keluarga seperti nasi satu porsi disertai lauk sayur, ayam,
tahu, dan terkadang telor. Pasien sering jajan-jajanan pinggir jalan.

Kesan : kualitas dan kuantitas makanan baik


PEMERIKSAAN FISIS
• Keadaan Umum
Tampak : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15 (E4,M6,V5)

• Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 35x/menit
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 37,10 C
Sp02 : 99%
Status Antropometri

Berat Badan : 28 Kg
Panjang Badan : 122 cm
28
• BB/U : 25 𝑥 100% = 112% (Gizi Baik)
122
• TB / U : 127 𝑥 100% = 96% (Normal)
28
• BB / TB : 25 𝑥 100% = 112 % (Gizi Baik)
Kesan : Gizi Baik
STATUS GENERALISATA
• Kepala: Normochepal, rambut berwarna hitam, mudah Thorax: simetris, retraksi ICS (-)
rontok (-) • Inspeksi: Bentuk dan gerakan dinding dada
kanan dan kiri simetris, retraksi intercosta (-)
• Mata: CA (-/-), SI (-/-), cekung (-), reflex pupil +/+, edema
• Palpasi: Vocal fremitus kanan normal, kiri
palpebra (+/+) menurun
• Hidung: Sekret yang keluar (-/-), epistaksis (-/-), • Perkusi: Paru kanan sonor, paru kiri redup
pernafasan cuping hidung (-) • Aukultasi:
• Telinga : serumen (-/-) - Cor: BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
- Pulmo: vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Mulut: Mukosa bibir lembab, sianosis (-), pucat (-), tonsil
T1-T1, faring hiperemis (-)

• Leher: KGB membesar (-), retraksi suprasternal (-)


STATUS GENERALISATA

Abdomen: Genitalia: Edema di penis dan skrotum (+)

• Inspeksi: Cembung, distensi (+), petekie


purpura (+), diskret (+), retraksi
epigastrium (-)
• Auskultasi: Bising usus (+) normal
• Palpasi: Supel (+), turgor kulit kembali
cepat
• Perkusi: Redup di ke empat regio
abdomen, ascites (+)
STATUS GENERALISATA

Ekstremitas Atas Bawah


Sianosis - -
Akral Hangat Hangat
Pitting Edema -/- +/+
CRT < 2 detik < 2 detik
Pemeriksaan
Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi PEMERIKSAAN PENUNJANG
Haemoglobin 12.7 11.5 – 15.5 g/dl 23 Juni 2021
Hematokrit 38.3 32 – 42 %
Eritrosit 4.56 4 – 5.2 10^6/µL
Leukosit 13.9 4.5 – 10.5 10^3/µL
Trombosit 482 150 – 450 10^3/µL Absolut Hasil Nilai Rujukan Satuan
MCV 84.0 80 – 94 fL
Limfosit # 5.75 1 – 1.51 10^3/µL
MCH 27.7 27 – 31 Pg
Monosit # 0.42 0.16 – 1.0 10^3/µL
MCHC 33.1 33 – 37 %
Neutrofil # 6.96 2.1 – 8.4 10^3/µL
RDW-SD 46.1 37 – 54 fL
PDW 16.2 9 – 14 fL Eosinofil # 0.80 0.02 – 0.50 10^3/µL

MPV 8.3 8 – 12 fL Basofil # 0.01 0.00 – 0.10 10^3/µL

Differential KIMIA KLINIK


Limfosit % 41.2 26 – 36 % Albumin 1.79 3.4-5.0 g/dL
Monosit % 3.0 4–8 %
Fungsi Ginjal
Neutrofil % 49.9 47 – 62 %
Ureum 70.8 10-50 mg%
Eosinofil % 5.8 1–3 %
Kreatinin 0.8 0.5-1.1 mg%
Basofil % 0.1 <1 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG
23 JUNI 2021 24 JUNI 2021

URINE
Fungsi Hati
Warna Kuning Kuning

Kejernihan Agak keruh Jernih Protein total 3.94 6.7-7.8 g/dL


Berat jenis 1.010 1.013-1.030
Kolesterol 528 <200 mg/dL
pH 6.0 4.6-8.0
Nitrit Negatif Negatif total
(sudah diulang)
Protein Urin 500/+4 Negatif mg/dL
Glukosa (reduksi) Normal Normal mg/dL
Keton Negatif Negatif mg/dL
Urobilinogen Normal Normal UE
Bilirubin Negatif Negatif mg/dL
Eritrosit 250/+4 Negatif / µL
Leukosit Negatif Negatif /µL
Mikroskopis
Leukosit 1-2 1-4 /LPB
Eritrosit Banyak 0-1 /LPB
Epitel 2-3
Kristal Negatif Negatif
Silinder Granula kasar (+) Negatif /LPK

Lain-lain Negatif Negatif


HEMATOLOGI
Laju Endap Darah (LED) 118 L : 0-15 m/jam
AST (SGOT) 37 <40 U/L
ALT (SGPT) 11 <42 U/L
URINE
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Berat jenis 1.015 1.013-1.030
pH 6.5 4.6-8.0
Nitrit Negatif Negatif
Protein Urin 500/+4 Negatif mg/dL
Glukosa (reduksi) Normal Normal mg/dL
Keton Negatif Negatif mg/dL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urobilinogen Normal Normal UE 26 JUNI 2021
Bilirubin Negatif Negatif mg/dL
Eritrosit 250/+5 Negatif / µL
Leukosit 25/1+ Negatif /µL
Mikroskopis
Leukosit 3-4 1-4 /LPB
Eritrosit Banyak 0-1 /LPB
Epitel 1-2
Kristal Negatif Negatif
Silinder Granula kasar (+) Negatif /LPK
Lain-lain Negatif Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
27 Juni 2021
KIMIA KLINIK

Albumin 0.80 3.4 – 5.0 g/dL

Fungsi Ginjal

Ureum 58.6 10-50 mg%

Kreatinin 0.4 0.5-1.1 mg%


Foto Thorax
Hasil analisis foto toraks didapatkan :

• Trakea masih di tengah

• Cor tidak membesar

• Sinuses dan diafragma kanan normal, kiri berselubung

• Hilli tertutup infiltrat

• Corakan bronkovascular normal


Kesan :
• Tampak infiltrate di perihilar dan parakardial bilateral
• Edema paru bilateral dd/infeksi (proses spesifik
• Tampak perselubungan opak homogen dihemithorakslateral atas
dd/proses non spesifik)
sampai bawah kiri.
• Efusi pleura kiri
• Skeletal dan soft tissue dalam batas normal • Tidak tampak kaediomegali
Resume
Anamnesis :

• Laki-laki usia 8 tahun

• Bengkak seluruh tubuh sejak 1 bulan SMRS

• Sesak napas dan batuk 1 hari

• BAK keruh seperti teh >5 kali sehari

• Nyeri perut

• Mual dan nafsu makan menurun


Resume
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Penunjang :
• Leukositosis
• Edema Anasarka
• Proteinuria
• Efusi pleura kiri
• Hiperlipidemia
• Ascites
• Hipoalbumin
• Pitting edema ekstremitas inferior bilateral
• Ro. Thorax kesan edema paru bilateral
dd/infeksi (proses spesifik dd/proses non
spesifik) dan Efusi pleura kiri
Diagnosis
• Sindrom Nefrotik dd/ Sindrom Nefritik Akut
• Efusi pleura sinistra ec susp hipoalbumin dd/ pneumonia bakteri, tuberkulosis
• Edema paru bilateral ec hipoalbumin dd/ Acute kidney injury, acute respiratory distress
syndrome

Diagnosis Kerja
• Sindrom nefrotik + efusi pleura sinistra ec hipoalbumin dd pneumonia + edema paru bilateral
ec hipoalbumin dd Acute respiratory distress syndrome
Tata Laksana
Farmakologi Non-Farmakologi :

• Infus Dextrose 5%
1660 𝑥 20
= 23 tpm • Diit protein normal → 56 g/hari
24 𝑥 60
• Diit rendah garam → 1 g/hari
• Inj. Albumin 1 x 50ml

• Inj. Ampicilin 3x500 mg IV

• Furosemide tablet 3x40 mg

• Prednison 3x4 tablet


Saran Pemeriksaan

• Pemeriksaan urine lengkap


• Pemeriksaan albumin, ureum, dan kreatinin ulang
• Evaluasi urin input dan output
Prognosis

Quo ad Vitam : dubia ad bonam


Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
Definisi

Sindrom Nefrotik (SN) adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan edema,
proteinuria masif (>40 mg/ 𝑚2 /LPB/jam atau >50 mg/kgBB/24jam),
hipoalbuminemia (<2,5 g/dL) dan hiperlipidemia ( kolesterol total >200 mg/dL).
Epidemiologi

Insiden sindrom nefrotik diperkirakan 2-5 kasus/tahun tiap 100.000 anak usia <16
tahun. Insiden di Indonesia diperkirakan 6 kasus/tahun tiap 100.000 anak usia <14
tahun. Sebagian besar SN pada anak (85%) memberikan respon terhadap terapi
steroid (SN sensitif steroid). Pada umumnya SN sensitif steroid terjadi sebelum usia
8 tahun terutama sebelum 6 tahun dengan puncak kejadian pada usia 4 – 5 tahun.
▪ Sindrom nefrotik kelainan minimal
▪ Sindrom nefrotik kelainan nonminimal :

Sindrom nefrotik primer / - Glomerulopati membranosa


- Glomerulonefritis membranoproliferatif
idiopatik :
- Glomerulosklerosis fokal segmental

- Glomerulonefritis proliferatif masangial

Etiologi
▪ Autoimun (SLE, rheumatoid arthritis, vaskulitis)
▪ Metabolik (DM, amiloidiosis)

Sindrom nefrotik sekunder : ▪ Keganasan (adenokarsinoma, leukimia, karsinoma ginjal)


▪ Infeksi ( Hepatitis B dan C, HIV, malaria, sifilis)
▪ Obat-obatan (NSID, heroin, preparat emas)
▪ Toksin (sengatan lebah)
Patogenesis
Manifestasi klinis
▪ Proteinuria masif
Protein urin >40 mg/𝑚2 /LPB/jam atau >50 mg/kgBB/24 jam. Rasio protein/kreatinin urin >2,5. Dengan
pemeriksaan Esbach, kadar protein dalam urin 24 jam >2 g. Secara semikuantitatif dengan pemeriksaan Dipstick
menunjukan protein urin ≥+2

▪ Hipoalbuminuria
Kadar albumin dalam serum menurun hingga <2,5 g/Dl

▪ Hiperlipidemia
Kolesterol total darah meningkat (>200 mg/dL). Meskipun demikian, hiperlipidemia tidak lagi dijadikan
sebagai kriteria diagnostik SN, karena penderita SN terutama kelainan nonminimal dapat menunjukkan kadar lemak
darah normal.
Diagnosis
ANAMNESIS :
• Edema ( awal muncul diwajah terutama daerah mata saat
pagi hari, sedangkan perut dan ekstremitas dikemudian
hari). PEMERIKSAAN PENUNJANG :
• Edema anasarka • Urin lengkap → Protein dan gejala ISK
• Sesak • Pemeriksaan darah :
• Oliguria • Darah lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis leukosit,
• Nafsu makan berkurang trombosit, hematokrit, LED)
PEMERIKSAAN FISIS : • Albumin dan kolesterol serum
• Pitting edema • Ureum, kreatinin
• Ascites • ANA test → SLE
• Infeksi saluran kemih (urin pekat atau hematuria)
• Efusi pleura
Batasan pada SN
▪ Remisi: proteinuria negatif (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/ jam) 3 hari berturut-
turut dalam 1 minggu
▪ Relaps: proteinuria ≥ 2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut
dalam 1 minggu
▪ Relaps jarang: relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons
awal atau kurang dari 4 x per tahun pengamatan
▪ Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama setelah
respons awal atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun
Batasan Pada SN

▪ Dependen steroid: relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid diturunkan


(alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan
▪ Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh
(full dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu
▪ Sensitif steroid: remisi terjadi pada pemberian prednison dosis penuh selama 4
minggu
Tata Laksana

Diit Protein

• Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended daily allowances)

→ 1,5-2 g/kgBB/hari

• Diit rendah garam (1-2 g/hari) → selama anak menderita edema.


Tata Laksana
Indikasi Biopsi Ginjal
Pada presentasi awal :
- Awitan sindrom nefrotik pada usia <1 tahun atau lebih dari 16 tahun.
- Terdapat hematuria nyata, hematuria mikroskopik persisten, atau kadar komplemen C3 serum yang rendah
- Hipertensi menetap
- Penurunan fungsi ginjal yang tidak disebabkan oleh hipovolemia
- Tersangka sindrom nefrotik sekunder

Setelah pengobatan inisial :


- SN resisten steroid
- Sebelum memulai terapi siklosporin
Komplikasi

• Peritonitis
• Sepsis
• Emboli paru
• Distress pernapasan
• Hipertensi
• Hipokalsemia
• Hipovolemia
Prognosis

• SN sensitif steroid memiliki prognosis baik.

• SN resisten steroid memiliki prognosis buruk dan dapat berlanjut menjadi


penyakit ginjal kronik

• 60-70% kasus kambuh yaitu kambuh sering atau ketergantungan steroid.

Anda mungkin juga menyukai