Nama : An. M
No. RM : 956****
• Keluhan Utama
• Riwayat Pengobatan
2 minggu SMRS pasien ke dokter umum dan diberikan 3 macam obat tetapi ibu pasien tidak mengetahui nama
obatnya, dan keluhan belum membaik.
1 hari SMRS pasien berobat ke klinik dokter spesialis anak dan dirujuk ke RSUD.
ANAMNESIS
• Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, dan cuaca.
• Riwayat Psikososial
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya di rumah berukuran ±7x10m². Rumah memiliki 2 kamar tidur dan
terdapat jendela di setiap ruangan serta ventilasi yang baik. Pasien tidur sendiri dan kamar sering dibersihkan
oleh ibunya. Pasien merupakan anak yang aktif dan sering bermain dengan teman-temannya. Pasien sering
minum minuman manis, dan jajanan. Lingkungan tempat tinggal pasien bersih.
ANAMNESIS
• Riwayat Kehamilan
Pasien merupakan anak pertama. Selama hamil ibu pasien rutin periksa kehamilan ke bidan dan rutin
• Riwayat Persalinan
Pasien lahir sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini pada usia kehamilan 37 minggu, dengan BBL 3.000
gram dan PBL 47 cm. Bayi lahir langsung menangis. Tidak ada penyulit selama persalinan.
IMUNISASI
• 6 – 9 bulan : Susu formula + bubur saring 3x/hari setengah porsi dengan ayam dan sayuran. Buah-
buahan yang dilembekkan.
• 9 – 12 bulan : Susu formula + bubur nasi beserta sayuran dan ayam, tahu, telur 3x/hari, buah dan
biskuit.
• 12 bulan – sekarang : Susu formula + makanan keluarga seperti nasi satu porsi disertai lauk sayur, ayam,
tahu, dan terkadang telor. Pasien sering jajan-jajanan pinggir jalan.
• Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 35x/menit
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 37,10 C
Sp02 : 99%
Status Antropometri
Berat Badan : 28 Kg
Panjang Badan : 122 cm
28
• BB/U : 25 𝑥 100% = 112% (Gizi Baik)
122
• TB / U : 127 𝑥 100% = 96% (Normal)
28
• BB / TB : 25 𝑥 100% = 112 % (Gizi Baik)
Kesan : Gizi Baik
STATUS GENERALISATA
• Kepala: Normochepal, rambut berwarna hitam, mudah Thorax: simetris, retraksi ICS (-)
rontok (-) • Inspeksi: Bentuk dan gerakan dinding dada
kanan dan kiri simetris, retraksi intercosta (-)
• Mata: CA (-/-), SI (-/-), cekung (-), reflex pupil +/+, edema
• Palpasi: Vocal fremitus kanan normal, kiri
palpebra (+/+) menurun
• Hidung: Sekret yang keluar (-/-), epistaksis (-/-), • Perkusi: Paru kanan sonor, paru kiri redup
pernafasan cuping hidung (-) • Aukultasi:
• Telinga : serumen (-/-) - Cor: BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
- Pulmo: vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Mulut: Mukosa bibir lembab, sianosis (-), pucat (-), tonsil
T1-T1, faring hiperemis (-)
URINE
Fungsi Hati
Warna Kuning Kuning
Fungsi Ginjal
• Nyeri perut
Diagnosis Kerja
• Sindrom nefrotik + efusi pleura sinistra ec hipoalbumin dd pneumonia + edema paru bilateral
ec hipoalbumin dd Acute respiratory distress syndrome
Tata Laksana
Farmakologi Non-Farmakologi :
• Infus Dextrose 5%
1660 𝑥 20
= 23 tpm • Diit protein normal → 56 g/hari
24 𝑥 60
• Diit rendah garam → 1 g/hari
• Inj. Albumin 1 x 50ml
Sindrom Nefrotik (SN) adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan edema,
proteinuria masif (>40 mg/ 𝑚2 /LPB/jam atau >50 mg/kgBB/24jam),
hipoalbuminemia (<2,5 g/dL) dan hiperlipidemia ( kolesterol total >200 mg/dL).
Epidemiologi
Insiden sindrom nefrotik diperkirakan 2-5 kasus/tahun tiap 100.000 anak usia <16
tahun. Insiden di Indonesia diperkirakan 6 kasus/tahun tiap 100.000 anak usia <14
tahun. Sebagian besar SN pada anak (85%) memberikan respon terhadap terapi
steroid (SN sensitif steroid). Pada umumnya SN sensitif steroid terjadi sebelum usia
8 tahun terutama sebelum 6 tahun dengan puncak kejadian pada usia 4 – 5 tahun.
▪ Sindrom nefrotik kelainan minimal
▪ Sindrom nefrotik kelainan nonminimal :
Etiologi
▪ Autoimun (SLE, rheumatoid arthritis, vaskulitis)
▪ Metabolik (DM, amiloidiosis)
▪ Hipoalbuminuria
Kadar albumin dalam serum menurun hingga <2,5 g/Dl
▪ Hiperlipidemia
Kolesterol total darah meningkat (>200 mg/dL). Meskipun demikian, hiperlipidemia tidak lagi dijadikan
sebagai kriteria diagnostik SN, karena penderita SN terutama kelainan nonminimal dapat menunjukkan kadar lemak
darah normal.
Diagnosis
ANAMNESIS :
• Edema ( awal muncul diwajah terutama daerah mata saat
pagi hari, sedangkan perut dan ekstremitas dikemudian
hari). PEMERIKSAAN PENUNJANG :
• Edema anasarka • Urin lengkap → Protein dan gejala ISK
• Sesak • Pemeriksaan darah :
• Oliguria • Darah lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis leukosit,
• Nafsu makan berkurang trombosit, hematokrit, LED)
PEMERIKSAAN FISIS : • Albumin dan kolesterol serum
• Pitting edema • Ureum, kreatinin
• Ascites • ANA test → SLE
• Infeksi saluran kemih (urin pekat atau hematuria)
• Efusi pleura
Batasan pada SN
▪ Remisi: proteinuria negatif (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/ jam) 3 hari berturut-
turut dalam 1 minggu
▪ Relaps: proteinuria ≥ 2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut
dalam 1 minggu
▪ Relaps jarang: relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons
awal atau kurang dari 4 x per tahun pengamatan
▪ Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama setelah
respons awal atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun
Batasan Pada SN
Diit Protein
→ 1,5-2 g/kgBB/hari
• Peritonitis
• Sepsis
• Emboli paru
• Distress pernapasan
• Hipertensi
• Hipokalsemia
• Hipovolemia
Prognosis