Anda di halaman 1dari 19

HIPERTENSI

DALAM
KEHAMILAN
Kepaniteraan Klinik
Stase Obstetri dan Ginekologi
Ismiyati Tanjung
RS Islam Jakarta Cempaka Putih 2016730053
Universitas Muhammadiya Jakarta
2020
Hipertensi dalam pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan
biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang
sebelumnya normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik
30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal.
Faktor Risiko
Faktor Maternal
Tingginya
Usia Riwayat Indeks Massa
Kehamilan Keluarga Tubuh (IMT)

Riwayat Gangguan
Primigravida Ginjal
Hipertensi

Faktor Kehamilan
Patofisiologi

Kelainan
Vaskularisasi Adaptasi Kardiovaskular
Plasenta

Iskemia Plasenta,
Radikal Bebas, dan Genetik
Disfungsi Endotel

Intoleransi
Imunologik antara Defisiensi Gizi
Ibu dan Janin
Diagnosis
- Gejala (nyeri kepala, gangguan visus, rasa panas dimuka, dispneu, nyeri
dada, mual muntah dan kejang)
- Penyakit terdahulu (hipertensi dalam kehamilan, penyulit pada pemakaian
Anamnesis kontrasepsi hormonal, dan penyakit ginjal)
- Penyakit keluarga
- Lifestyle (keadaan lingkungan sosial, merokok dan minum alcohol)

Pasien dalam waktu 30 menit sebelumnya tidak boleh minum kopi dan
tidak minum obat-obat stimulant adrenergik serta istirahat sedikitnya 5
menit sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah, pengukuran
Pemeriksaan Fisik tekanan darah dengan posisi berbaring, lebih memberikan hasil yang
bermakna, khususnya untuk melihat hasil terapi dan dilakukan dalam
dua kali atau lebih dengan selang waktu 1-2 menit

Pemeriksaan Proteinuria
Penunjang Pemeriksaan Darah Lengkap
Hipertensi
Kronik
Hipertensi kronik pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg, terjadi sebelum
kehamilan atau ditemukan sebelum 20 minggu kehamilan. Seringkali merupakan hipertensi esensial /
primer, dan didapatkan pada 3,6-9% kehamilan. Hipertensi kronis pada kehamilan adalah hipertensi (≥
140/90 mmHg) yang telah ada sebelum kehamilan. Dapat juga didiagnosis sebelum minggu ke-20
kehamilan. Ataupun yang terdiagnosis untuk pertama kalinya selama kehamilan dan berlanjut ke
periode post-partum.
Penanganan
selama
1. Pemberitahuan bila mengonsumsi ACE inhibitor:
Kehamilan
- terdapat peningkatan risiko gangguan kongenital
- berdiskusi memilih obat hipertensi alternatif
2. Pemberitahuan bila mengonsumsi chlorothiazide:
- terdapat peningkatan risiko gangguan kongenital dan komplikasi neonatal
- berdiskusi memilih obat hipertensi alternatif
3.Menjaga tekanan darah kurang dari 150/100 mmHg saat kehamilan

Penanganan
sewaktu
Persalinan
Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti hipertensi tidak diperbolehkan
melakukan persalinan sebelum 37 minggu kehamilan.
Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti hipertensi setelah 37 minggu melakukan
konsultasi mengenai hari persalinan.
Persalinan dapat dilakukan setelah kartikosteroids selesai.
Hipertensi
Kronik yang
disertai
Hipertensi yang disertai pre-eklampsia biasanya muncul antara minggu 24-26 kehamilan berakibat
kelahiran preterm dan bayi lebih kecil dari normal (IUGR).

Preeclampsia
Diagnosis
Wanita hipertensi yang memiliki proteinuria kurang lebih 20 minggu kehamilan diikuti dengan;
- peningkatan dosis obat hipertensi,
- timbul gejala lain (peningkatan enzim hati secara tidak normal)
- penurunan trombosit > 100000/mL,
- nyeri bagian atas dan kepala,
- adanya edema,
- adanya gangguan ginjal (kreatinin ≥ 1.1 mg/dL), dan
- peningkatan ekskresi protein.
Hipertensi
Gestasional
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa proteinuria.
Angka kejadiannya sebesar 6%. Sebagian wanita (> 25%) berkembang menjadi pre-eklampsia
diagnosis hipertensi gestasional biasanya diketahui setelah melahirkan
Hipertensi gestasional terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa adanya proteinuria. Kelahiran dapat
berjalan normal walaupun tekanan darahnya tinggi. Penyebabnya belum jelas, tetapi merupakan
indikasi terbentuknya hipertensi kronis di masa depan sehingga perlu diawasi dan dilakukan tindakan
pencegahan.
Penanganan
selama
Kehamilan
Penanganan
sewaktu
Persalinan
Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti hipertensi tidak diperbolehkan
melakukan persalinan sebelum 37 minggu kehamilan.
Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti hipertensi setelah minggu ke-37
melakukan konsultasi mengenai hari persalinan.
Persalinan dapat dilakukan setelah kartikosteroids selesai.
Preeclampsia
Pre-eklampsia adalah sindrom pada kehamilan (>20 minggu), hipertensi (≥140/90 mmHg) dan
proteinuria (>0,3 g/hari). Terjadi pada 2-5% kehamilan dan angka kematian ibu 12-15%

Eclampsia
Eklampsia adalah terjadinya kejang pada wanita dengan pre-eklampsia yang tidak dapat dikaitkan
dengan penyebab lainnya.
Eklampsia keadaan darurat yang dapat mengancam jiwa, terjadi pada sebelum, saat, dan setelah
persalinan (antepartum, intrapartum, postpartum).
Eklampsia didahului dengan sakit kepala dan perubahan penglihatan, kemudian kejang selama 60-90
detik.
Penanganan
selama
Kehamilan pada
Preeclampsia
Penanganan
Kejang pada
Eclampsia
1. Menjaga kesadaran
2. Menghindari polifarmasi
3. Melindungi jalur nafas dan meminimalkan risiko aspirasi
4. Mencegah cedera pada ibu hamil
5. Pemberian magnesium sulfat untuk mengontrol kejang
6. Mengikuti proses kelahiran normal

Penanganan sewaktu
Persalinan pada
Preeclampsia
1. Direncanakan persalinan secara konservatif
2. Dilakukan pengamatan intensif
3. Dilakukan persalinan sebelum minggu ke-34 jika: terjadi hipertensi berat hingga sesak nafas, ibu atau
janin terancam
4. Merekomendasikan persalinan setelah minggu ke-34 jika tekanan darah terkontrol
5. Merekomendasikan persalinan dengan waktu 24-48 jam setelah minggu ke-37 pada pre-eklampsia
sedang/ringan
Tatalaksana
Labetalol Methyldopa Clonidine
obat pilihan untuk penurun golongan central alpha 1- agonist and golongan centrally acting α2 adrenergic
hipertensi pada kehamilan, other centrally acting drugs, dosisnya agonist and imidazoline receptor agonist,
golongan Beta blockers- 250-1000 mg, diberikan 2 kali sehari dan Bisa juga digunakan sebagai obat anti
combined alphaand beta- direkomendasikan sebagai obat penurun muntah pada hyperemesis gravidarum
hipertensi pada kehamilan, bahkan (HG) dan sebaiknya dihindari pada awal
receptor, dosisnya 200-800
wanita usia produktif dengan hipertensi kehamilan karena dapat menyebabkan
mg, diberikan 2 kali sehari
yang ingin hamil dianjurkan mengganti kelainan embrio, pada kondisi ini
obat antihipertensi dengan methyldopa methyldopa lebih aman
atau nifedipine, labetalol
Diuretic
Nifedipine Hydralazine
sering digunakan pada hipertensi esensial
golongan CCB- Sediaan: oral dapat digunakan untuk sebelum hamil, NHBEP menyimpulkan bisa
dihydropyridines, yang hipertensi kronis pada trimester kedua dilanjutkan saat hamil atau kombinasi dengan
dianjurkan adalah long acting dan ketiga dan IV direkomendasikan obat lain. Diuretik furesemide bisa diberikan
dan tidak dianjurkan untuk hipertensi emergensi pada pada postpartum pada wanita yang
dianjurkan pada kehamilan kehamilan, termasuk labetalol IV dan preeklampsia. HCT bisa digunakan pada
sebelum 20 minggu dan nifedipin oral kehamilan dengan dosis kecil 12,5-25 mg/hari
menyusui agar efek samping minimal. Triamterene dan
amirolide dikatakan tidak teratogenik.
Spirolactone tidak direkomendasikan
Rekomendasi
- Wanita dengan hipertensi gestasional atau pre-eklampsia
Klinis pada HDK ringan sebaiknya merencanakan persalinan pada minggu
ke-37 kehamilan.
- Magnesium sulfat lebih efektif daripada diazepam
(valium) atau phenytoin (dilatin) dalam mencegah kejang
eklampsia dan menurunkan mortaliti ibu hamil.
- Intravenous labetalol atau hydralzine atau oral nifedipine
boleh digunakan untuk mengobati hipertensi parah selama
kehamilan.
- Wanita pre-eklampsia berat pada minggu 24-34
kehamilan dirawat dan dipantau ketat untuk mengurangi
komplikasi neonatal dan tinggal di ICU.
- Aspirin dosis rendah dapat berdampak kecil sampai
menengah dalam mencegah pre-eklampsia.
- Suplemen kalsium dapat mengurangi insiden hipertensi,
pre-eklampsia dan mortaliti wanita dengan intake rendah
kalsium.
Daftar Pustaka
• Brateanu, S. B. a. A., 2019. NCBI. [Online]
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6458675/ [Accessed 10 April 2019].
• Fauvel, J.-P., 2016. Hypertension during pregnancy: Epidemiology, definition. [Online]
Available at:
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0755498216301348?via%3Dihub#!
[Accessed July - Agustus 2016].
• Kemenkes, 2015. Infodatin Pelayanan Darah di Indonesia. [Online]
Available at:
https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/17120500002/infodatin-pelayanan-darah-di-indonesia.h
tml
[Accessed 05 Desember 2017].
• Perkumpulan Obstetri Ginekologi (POGI) & Himpunan Kedokteran Feto Maternal and (HKFM)
(2016) ‘Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: diagnosis dan tatalaksana preeklampsia’,
Indonesia: POGI & HKFM. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
• Prawiroharjo, S., 2013. Pelayanan Kesehatan Materanal dan Neonatal. In: P. B. P. S. Prawiroharjo,
ed. Pelayanan Kesehatan Materanal dan Neonatal. Jakarta: Ilmu Kebidanan.
• Youssef, G. S., 2019. HIP. Hypertension in pregnancy, 17(Hypertension in pregnancy), p. 22.
• Zamorski, M. A. G. L. A., 2001. NHBPEP report on high blood pressure in pregnancy: A summary
THANKS

Anda mungkin juga menyukai