Anda di halaman 1dari 28

MENIERE DISEASE JULI, 2018

JURNAL NEUROLOGI

MENIERE DISEASE

Disusun Oleh :

Charly Saputra Ginting : 16360369

Pembimbing :

dr. Luhu A. Tapiheru, Sp S

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS)

SMF ILMU NEUROLOGI

RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN SUMATERA UTARA

2018

0 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan jurnal dengan judul “Meniere Disease”. Proses penulisan ini

dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, maka tidak lupa saya

mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Luhu A. Tapiheru Sp.S selaku pembimbing dalam melaksanakan

Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) SMF Ilmu Neurologi Rumah Sakit

Umum Haji Mina Medan, Sumatera Utara


2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan jurnal ini baik

secara langsung ataupun tidak langsung

Penulis menyadari bahwa penulisan jurnal ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Medan, Juli 2018

Penulis

1 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar.......................................................................................... 1

Daftar Isi.................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi.................................................................................... 5

2.2 Epidemiologi........................................................................... 6

2.3 Etiologi.................................................................................... 6

2.4 Patofisiologi ............................................................................ 9

2.5 Manifestasi Klinis.................................................................... 11

2.6 Diagnosis ................................................................................ 13

2.7 Diagnosis banding................................................................... 15

2.8 Penatalaksanaan....................................................................... 15

2.9 Prognosis................................................................................. 22

BAB III KESIMPULAN

3.Kesimpulan................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA

2 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari

Perancis bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang diterbitkannya

pada tahun 1861. Definisi penyakit Meniere adalah suatu penyakit pada telinga

dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan. Penyakit ini

ditandai dengan keluhan berulang berupa vertigo, tinnitus, dan pendengaran

yang berkurang ssecara progresif, biasanya pada satu telinga. Penyakit ini

disebabkan oleh peningkatan volume dan tekanan dari endolimfe pada telinga

dalam.

Endolimph atau cairan Scarpa adalah cairan yang berada di dalam

labirin telinga dalam. Kation utama yang berada di cairan ekstraselular ini

adalah kalium. Ion yang terdapat di dalam endolimfe lebih banyak dari

perilimfe. Sedangkan perilimfe adalah cairan ekstraseluler yang terletak di

koklea, tepatnya pada bagian skala timpani dan skala vestibuli. Komposisi

ionik perimlife seperti pada plasma dan cairan serebrospinal. Kation terbanyak

adalah natrium. Perilimfe dan endolimfe memiliki komposisi ionik yang unik

yang sesuai untuk menjalankan fungsinya yaitu mengatur rangsangan

elektrokimiawi dari sel-sel rambut di indera pendengaran. Potensoal listrik dari

endolimfe ~80-90 mV lebih positif dari perilimfe.

3 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

Canalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran), merupakan suatu

struktur yang terdiri dari 3 buah saluran setengah lingkaran yang tersusun

menjadi satu kesatuan dengan posisi yang berlainan, yaitu: canalis

semisirkularis horizontal, canalis semisirkularis vertikal superior, canalis

semisirkularis vertikal posterior. Masing-masing canalis semisirkularis berisi

cairan endolympha dan pada salah satu ujungnya yang membesar disebut

ampula, berisi reseptor keseimbangan yang disebut cristac ampularis. Masing-

masing cristac terdiri dari sel-sel bercillia dan sel-sel penyangga yang

keseluruhannya ditutupi oleh suatu selaput yang disebut cupula. Karena

kelembamannya, maka endolymph yang terdapat di dalam canalis

semisirkularis akan bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah putaran.

Aliran endolymph akan mendorong cupula melengkungkan cillia-cillia dari sel-

sel rambut, dengan demikian maka sel bercillia tersebut terangsang dan

merubahnya menjadi impuls sensori yang untuk selanjutnya ditransmisikan ke

pusat keseimbangan di otak. Canalis semisirkularis merupakan organ

keseimbangan dinamis yaitu memberikan respons terhadap pemutaran tubuh.

4 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang

menyebabkan timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga

berdenging), perasaan penuh dalam telinga, dan gangguan pendengaran yang

bersifat fluktuatif. Adapun struktur anatomi telinga yang terkena dampaknya

adalah seluruh labirin yang meliputi kanalis semisirkularis dan kokhlea. Pendapat

ini kemudian dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan

ditemukannya hidrops endolimfa setelah memeriksa tulang temporal pasien

dengan dugaan penyakit Meniere.

Serangan khas dari Meniere didahului oleh perasaan penuh pada satu

telinga. Gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif dan dapat disertai dengan

tinnitus. Sebuah episode penyakit Meniere umumnya melibatkan vertigo,

ketidakseimbangan, mual, dan muntah. Serangan rata-rata berlangsung selama dua

sampai empat jam. Setelah serangan yang parah, kebanyakan pasien mengeluhkan

kelelahan dan harus tidur selama beberapa jam. Ada beberapa variabilitas dalam

durasi gejala. Beberapa pasien mengalami serangan singkat sedangkan penderita

lainnya dapat mengalami ketidakseimbangan konstan.(1)

Beberapa penyakit memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Meniere.

Dokter biasanya menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik telinga. Beberapa pemeriksaan dilakukan seperti pemeriksaan audiometri,

5 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

CT scan kepala atau MRI dilakukan untuk menyingkirkan suatu tumor saraf

kranial ke delapan (nervus vestibulokokhlearis) serta penyakit lain dengan gejala

serupa. Karena tidak adanya uji yang defintif untuk penyakit Meniere, maka

biasanya penderita tersebut biasanya didiagnosis ketika semua penyebab lain

disingkirkan.

Meniere’s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan

hydrops endolimfatik. Penyakit Meniere ditandai dengan episode berulang dari

vertigo yang berlangsung dari menit sampai hari, disertai dengan tinnitus dan

tuli sensorineural yang progresif.

2.2 Epidemiologi

Prevalensi dari penyakit meniere disease sangat bervariasi, salah satu

penelitian pada tahun 2010 melaporkan 190 per 100.000 penduduk di Amerika

Serikat. Dengan demikian praktek rawatan primer dengan rata-rata 5000 pasien

terdapat 5-10 kasus kronis. Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering

vertigo pada telinga dalam. Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar

10-20% kasus bersifat bilateral. Insiden penyakit ini mencapai 0,5-7,5 : 1000 di

Inggris dan Swedia.

2.3 Etiologi

Penyebab pasti dari penyakit Meniere sampai sekarang belum diketahui

secara pasti, banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda. Sampai saat ini

dianggap penyebab dari penyakit ini disebabkan karena adanya gangguan

6 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

dalam fisiologi sistem endolimfe yang dikenal dengan hidrops endolimfe, yaitu

suatu keadaan dimana jumlah cairan endolimfe mendadak meningkat sehingga

mengakibakan dilatasi dari skala media. Tetapi, penyebab hidrops endolimfe

sampai saat ini belum dapat dipastikan. Ada beberapa anggapan mengenai

penyebab terjadinya hidrops, antara lain :

1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri

2. Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler

3. Meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler

4. Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi

penimbunan endolimfa

5. Infeksi telinga tengah

6. Infeksi traktus respiratorius bagian atas

7. Trauma kepala

8. Konsumsi kafein dan makanan yang mengandung garam tinggi

9. Konsumsi aspirin, alkohol, dan rokok yang berkepanjangan

10. Infeksi virus golongan herpesviridae

11. Herediter

Berikut akan dijelaskan mengenai penyebab yang dianggap dapat

mencetuskan penyakit Meniere:

1. Virus Herpes (HSV)

Herpes virus banyak ditemukan pada pasien Meniere. Pernah ada

laporan bahwa 12 dari 16 pasien Meniere terdapat DNA virus herpes simpleks

pada sakus endolimfatikusnya. Selain itu pernah dilaporkan juga pada pasien

7 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

Meniere yang diberi terapi antivirus terdapat perbaikan. Tetapi anggapan ini

belum dapat dibuktikan seluruhnya karena masih perlu penelitian yang lebih

lanjut.

2. Herediter

Pada penelitian didapatkan 1 dari 3 orang pasien mempunyai orang tua

yang menderita penyakit Meniere juga. Predisposisi herediter dianggap

mempunyai hubungan dengan kelainan anatomis saluran endolimfatikus atau

kelainan dalam sistem imunnya.

3. Alergi

Pada pasien Meniere didapatkan bahwa 30% diantaranya mempunyai

alergi terhadap makanan. Hubungan antara alergi dengan panyakit Meniere

adalah sebagai berikut :

 Sakus endolimfatikus mungkin menjadi organ target dari mediator yang

dilepaskan pada saat tubuh mengadakan reaksi terhadap makanan

tertentu.

 Kompleks antigen-antibodi mungkin menggangu dari kemampuan filtrasi

dari sakus endolimfatikus

 Ada hubungan antara alergi dan infeksi virus yang menyebabkan hidrops

dari sakus endolimfatikus

4. Trauma kepala

Jaringan parut akibat trauma pada telinga dalam dianggap dapat

menggangu aliran hidrodinamik dari endolimfatikus. Anggapan ini diperkuat

8 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

dengan adanya pasien Meniere yang mempunyai riwayat fraktur tulang

temporal.

5. Autoimun

Ada pula anggapan dari ahli yang menyatakan bahwa hidrops endolimfe

bukan merupakan penyebab dari penyakit Meniere. Ini dikatakan oleh Honrubia

pada tahun 1999 dan Rauch pada tahun 2001 bahwa pada penelitian otopsi

ditemukan hidrops endolimfe pada 6% dari orang yang tidak menderita penyakit

Meniere. Penelitian yang banyak dilakukan sekarang difokuskan pada fungsi

imunologik pada sakus endolimfatikus. Beberapa ahli berpendapat penyakit

Meniere diakibatkan oleh gangguan autoimun. Brenner yang melakukan

penelitian pada tahun 2004 mengatakan bahwa pada sekitar 25 % penderita

penyakit Meniere didapatkan juga penyakit autoimun terhadap tiroid. Selain itu

Ruckenstein pada tahun 2002 juga mendapatkan pada sekitar 40 % pasien

penderita penyakit Meniere didapatkan hasil yang positif pada pemeriksaan

autoimun darah seperti Rheumatoid factor, Antibodi antiphospholipid dan Anti

Sjoegren.

2.4 Patofisiologi

Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa

(peningkatan endolimfa yang menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada

kokhlea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga

disebabkan oleh meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya

tekanan osmotik dalam kapiler, meningkatnya tekananosmotik ruang

9 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

ekstrakapiler, jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat (akibat jaringan parut

atau karena defek dari sejak lahir).(9)


Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila

mencapai dilatasi maksimal akan terjadi ruptur labirin membran dan endolimfa

akan bercampur dengan perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi

di telinga dalam sehingga menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan

pendengaran serta rasa penuh di telinga. Ketika tekanan sudah sama, maka

membran akan sembuh dengan sendirinya dan cairan perilimfe dan endolimfe

tidak bercampur kembali namun penyembuhan ini tidak sempurna.(9)

Penyakit Meniere dapat menimbulkan : (9.10)

 Kematian sel rambut pada organ korti di telinga tengah


Serangan berulang penyakit Meniere menyebabkan kematian sel

rambut organ korti. Dalam setahun dapat menimbulkan tuli

sensorineural unilateral. Sel rambut vestibuler masih dapat berfungsi,

namun dengan tes kalori menunjukkan kemunduran fungsi. (9.10)


 Perubahan mekanisme telinga

Dimana disebabkan periode pembesaran kemudian penyusutan utrikulus dan

sakulus kronik. Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal ditemukan

perubahan morfologi pada membran Reissner. Terdapat penonjolan ke dalam skala

vestibuli terutama di apeks kokhlea (helikoterma). Sakulus juga mengalami

pelebaran yang sama yang dapat menekan utrikulus. Pada awalnya pelebaran

skala media dimulai dari apeks kokhlea kemudian dapat meluas mengenai bagian

tengah dan basal kokhlea. Hal ini dapat menjelaskan tejadinya tuli saraf nada

rendah pada penyakit ini.

10 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

2.5 Manifestasi Klinis

Penyakit Meniere dimulai dengan satu gejala lalu secara progresif gejala

lain bertambah. Gejala-gejala klinis dari penyakit Meniere yang khas sering

disebut trias Meniere yaitu vertigo, tinnitus, dan tuli saraf sensorineural fluktuatif

terutama nada rendah. Serangan pertama dirasakan sangat berat, yaitu vertigo

disertai rasa mual dan muntah. Setiap kali berusaha untuk berdiri, pasien akan

merasa berputar, mual dan muntah lagi. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai

beberapa minggu, kemudian keadaan akan berangsur membaik. Penyakit ini bisa

seembuh tanpa obat dan gejala penyakit ini bisa hilang sama sekali. Pada serangan

kedua dan selanjutnya dirasakan lebih ringan tidak seperti serangan pertama kali.

Pada penyakit Meniere, vertigonya periodik dan makin mereda pada serangan-

serangan selanjutnya.
Pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran dan

dalam keadaan tidak ada serangan pendengararn dirasakan baik kembali. Gejala

lain yang menyertai serangan adalah tinnitus yang kadang menetap walaupun

diluar serangan. Gejala lain yang menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh

pada telinga.
Vertigo periodik biasanya dirasakan dalam dua puluh menit sampai dua

jam atau lebih dalam periode serangan seminggu atau sebulan yang diselingi

periode remisi. Vertigo menyebabkan nistagmus, mual, dan muntah. Pada setiap

serangan biasanya disertai gangguan pendengaran dan keseimbangan sehingga

tidak dapat beraktivitas dan dalam keadaan tidak ada serangan pendengaran akan

pulih kembali. Dari keluhan vertigonya kita sudah dapat membedakan dengan

11 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

penyakit lainnya yang juga memiliki gejala vertigo seperti tumor N.VIII, sklerosis

multipel, neuritis vestibularis atau vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ). (11)
Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan semakin lama

makin kuat. Pada sklerosis multipel vertigo periodik dengan intensitas sama pada

tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin

lama menghilang. Pada VPPJ, keluhan vertigo datang akibat perubahan posisi

kepala yang dirasakan sangat berat dan terkadang disertai rasa mual dan muntah

namun tidak berlangsung lama.


Tinnitus kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun di luar

serangan. Tinnitus sering memburuk sebelum terjadi serangan vertigo. Tinnitus

sering didekripsikan pasien sebagai suara motor, mesin, gemuruh, berdenging,

berdengung, dan denging dalam telinga.


Gangguan pendengaran mungkin terasa hanya berkurang sedikit pada awal

serangan, namun seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi kehilangan

pendengaran yang tetap. Penyakit Meniere mungkin melibatkan semua kerusakan

saraf di semua frekuensi suara pendengaran namun paling mungkin melibatkan

semua kerusakan saraf di semua frekuensi suara pendegaran namun paling umum

terjadi pada frekuensi yang rendah. Suara yang keras mungkin menjadi tidak

nyaman dan sangat mengganggu pada telinga yang terpengaruh.

Rasa penuh pada telinga dirasakan seperti saat kita mengalami perubahan tekanan

udara perbedaannya rasa penuh ini tidak hilang dengan perasat valsava dan

toynbee

2.6 Diagnosis

12 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

Kondisi penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti


penyakit Meniere, dengan demikian kemungkinan penyakit lain harus
disingkirkan dalam rangka menegakkan diagnosis yang akurat. Evaluasi awal
didasarkan pada anamnesi yang sangat hati-hati. Diagnosis penyakti ini dapat
dipermudah dengan kriteria diagnosis : (1,9,11)
 Vertigo yang hilang timbul disertai dengan tinnitus dan rasa penuh pada
telinga
 Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural
 Menyingkirkan kemungkinan penyebab sentral, misalnya tumor N.VIII
Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan
semakin lama makin kuat. Pada sklerosis multipel vertigo periodik dengan
intensitas sama pada tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan
vertigo tidak periodik dan makin lama menghilang. Pada VPPJ, keluhan
vertigo datang akibat perubahan posisi kepala yang dirasakan sangat berat
dan terkadang disertai rasa mual dan muntah namun tidak berlangsung
lama.
 Pemeriksaan fisik
Diperlukan untuk memperkuat diagnosis. Bila dari hasil pemeriksaan fisik
telinga kemungkinan kelainan telinga luar dan tengah dapat disingkirkan dan
dipastikan kelainan berasal dari telinga dalam misalnya dari anamnesis
didapatkan kelainan tuli saraf fluktuatif dan ternyata dikuatkan dengan hasil
pemeriksaan maka kita sudah dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab
tidak ada tuli saraf yang membaik kecuali pada penyakit Meniere.
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat mendiagnosis penyakit Meniere
adalah: (1,11)
 Pemeriksaan audiometri

13 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

Gambar 1. Audiogram tuli sensorineural pada penyakit Meniere

 Elektronistagmografi (ENG) dan tes keseimbangan, untuk mengetahui


secara objektif kuantitas dari gangguan keseimbangan pada pasien. Pada
sebagian besar pasien dengan penyakit Meniere mengalami penurunan
respons nistagmus terhadap stimulasi dengan air panas dan air dingin yag
digunakan pada tes ini.
 Elektrokokleografi (ECOG), mengukur akumulasi cairan di telinga dalam
dengan cara merekam potensial aksi neuron auditoris melalui elektroda
yang ditempatkan dekat dengan kokhlea. Pada pasien dengan penyakit
Meniere, tes ini juga menunjukkan peningkatan tekanan yang disebabkan
oleh cairan yang berlebihan pada telinga dalam yang ditunjukkan dengan
adanya pelebaran bentuk gelombang bentuk gelombang dengan puncak
yang multipel.
 Brain Evoked Response Audiometry (BERA), biasanya normal pada
pasien dengan penyakit Meniere, walaupun terkadang terdapat penurunan
pendengaran ringan pada pasien dengan kelainan pada sistem saraf pusat.

14 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

 Magnetic Resonance Imaging (MRI) dengan kontras yang disebut


gadolinium spesifik memvisualisasikan n.VII. Jika ada bagian serabut
saraf yang tidak terisi kontras menunjukkan adanya neuroma akustik.
Selain itu pemeriksaan MRI juga dapat memvisualisasikan kokhlea dan
kanalis semisirkularis.

2.7 Diagnosis Banding

1) Vestibular neuronitis

2) Vestibular Schwannomas

3) Labyrinthitis

4) Tumor nervus akustikus

2.8 Penatalaksanaan

Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya

diberikan pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu

bila perlu diberikan antiemetik. Pengobatan paling baik adalah sesuai dengan

penyebabnya. Penatalaksanaan pada Penyakit Meniere adalah sebagai berikut :

A. Diet dan gaya hidup


Diet rendah garam memiliki efek yang kecil terhadap konsentrasi sodium

pada plasma, karena tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk

mempertahankan level sodium dalam plasma. Untuk mempertahankan

keseimbangan konsentrasi sodium, ginjal menyesuaikan kapasitas untuk

kemampuan transport ion berdasarkan intake sodium. Penyesuaian ini diperankan

oleh hormon aldosteron yang berfungsi mengontrol jumlah transport ion di ginjal

15 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

sehingga akan memengaruhi regulasi sodium di endolimfe sehingga mengurangu

serangan penyakit Meniere.


Banyak pasien dapat mengontrol gejala hanya dengan mematuhi diet

rendah garam (2000 mg/hari). Jumlah sodium merupakan salah satu faktor yang

mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Retensi natrium dan cairan dalam

tubuh dapat merusak keseimbangan antara endolimfe dan perilimfe di dalam

telinga.
Garam natrium yang ditambahkam ke dalam makanan biasanya berupa

ikatan natrium klorida atau garam dapur, monosodium glutamat (vetsin), natrium

bikarbonat (soda kue), natrium benzoat (daging kornet).


Pemakaian alkohol, rokok, coklat harus dihentikan. Kafein dan nikotin juga

merupakan stimulan vasoaktif dan menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dan

penurunan aliran darah arteri kecil yang memberi nutrisi saraf dari telinga tengah.

Dengan menghindari kedua zat tersebut dapat mengurangi gejala.


Olahraga yang rutin dapat menstimulasi sirkulasi aliran darah sehingga perlu

untuk dianjurkan ke pasien. Pasien juga harus menghindari penggunaan obat-

obatan yang bersifat ototoksik seperti aspirin karena dapat memperberat tinnitus.
Selama serangan akut dianjurkan untuk berbaring di tempat yang keras,

berusaha untuk tidak bergerak, pandangan mata difiksasi pada satu objek tidak

bergerak, jangan mencoba minum walaupun ada perasaan mau muntah, setelah

vertigo hilang pasien diminta untuk bangun secara perlahan karena biasanya

setelah serangan akan terjadi kelelahan dan sebaiknya pasien mencari tempat yang

nyaman untuk tidur selama beberapa jam untuk memulihkan keseimbangan.


B. Farmakologi
Untuk penyakit ini diberikan obat-obatan vasodilator perifer, antihistamin,

antikolinergik, steroid, dan diuretik untuk mengurangi tekanan pada endolimfe.

16 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

Obat-obat antiiskemia dapat pula diberikan sebagai obat alternatif dan neurotonik

untuk menguatkan sarafnya selain itu jika terdapat infeksi virus dapat diberikan

antivirus seperti asiklovir.


Transquilizer seperti diazepam (valium) dapat digunakan pada kasus akut

untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifnya tidak

digunakan tidak digunakan sebagai pengobatan jangka panjang. Antiemetik

seperti prometazin tidak hanya mengurangi mual dan muntah tapi juga

mengurangi gejala vertigo. Diuretik seperti tiazide dapat membantu mengurangi

gejala penyakit Meniere dengan menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe.

Pasien harus diingatkan untuk banyak makanan yang mengandung kalium seperti

pisang, tomat, dan jeruk ketika menggunakan diuretik yang menyebabkan

kehilangan kalium.
C. Latihan
Rehabilitasi penting dilakukan sebab dengan melakukan latihan sistem

vestibuler ini sangat menolong. Kadang-kadang gejala vertigo dapat diatasi

dengan latihan yang teratur danbaik. Orang-orang yang karena profesinya

menderita vertigo dapat diatasi dengan latihan yang intensif sehingga gejala yang

timbul tidak lagi mengganggu pekerjaan sehari-hari.(1,9,12)


Ada beberapa latihan, yaitu : canalit reposition treatment (CRT) / epley

manouver dan brand-darroff exercise. Dari beberapa latihan ini kadang

memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan

sendiri.
Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT jika masih

terasa ada sisa baru dilakukan brand-darroff exercise.

17 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

Gambar 10. canalit reposition treatment (CRT) / epley manouver

Gambar 11. brand-darroff exercise

D. Penatalaksanaan bedah
Operasi yang direkomendasikan bila serangan veertigo tidak terkontrol

antara lain :
o Dekompresi sakus endolimfatikus
Operasi ini mendekompresikan cairan berlebih di telinga dalam dan

menyebabkan kembali normalnya tekanan terhadap ujung saraf

vestibulokokhlearis. Insisi dilakukan di belakang telinga yang terinfeksi dan air

cell mastoid diangkat agar dapat melihat telinga dalam. Insisi kecil dilakukan pada

sakus endolimfatikus untuk mengalirkan cairan ke rongga mastoid.


Secara keseluruhan sekitar 60% pasien serangan vertigo menjadi terkontrol, 20%

mengalami serangan yang lebih buruk. Fungsi pendengaran tetap stabil namun

jarang yang membaik dan tinnitus tetap ada, 2% mengalami tuli total dan vertigo

tetap ada.
o Labirinektomi

18 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

Operasi ini mengangkat kanalis semisirkularis dan saraf

vestibulokokhlearis. Dilakukan dengan insisi di telinga belakang dan air cell

mastoid diangkat, bila telinga dalam sudah terlihat, keseluruhan labirin tulang

diangkat. Setelah satu atau dua hari paskaoperasi, tidak jarang terjadi vertigo

berat. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan. Setelah seminggu,

pasien mengalami periode ketidakseimbangan tingkat sedang tanpa vertigo,

sesudahnya telinga yang normal mengambil alih seluruh fungsi keseimbangan.

Operasi ini menghilangkan fungsi pendengaran telinga.


o Neurektomi vestibuler
Bila pasien masih dapat mendengar, neurektomi vestibuler merupakan

pilihan untuk menyembuhkan vertigo dan pendengaran yang tersisa. Dilakukan

insisi di belakang telinga dan air cell mastoid diangkat, dilakukan pembukaan

pada fossa durameter dan n.VIII dan dilakukan pemotongan terhadap saraf

keseimbangan. Pemilihan operasi ini mirip labirinektomi. Namun karena operasi

ini melibatkan daerah intrakranial, sehingga harus dilakukan pengawasan ketat

paskaoperasi. Operasi ini diindikasikan pada pasien di bawah 60 tahun yang sehat.
Sekitar 5% mengalami tuli total pada telinga yang terinfeksi, paralisis

wajah sementara dapat terjadi selama beberapa hari hingga bulan, sekitar 85%

vertigo dapat terkontrol.


o Labirinektomi dengan zat kimia
Merupakan operasi dimana menggunakan antibiotik (streptomisin atau

gentamisin dosis kecil) yang dimasukkan ke telinga dalam. Operasi ini bertujuan

mengurangi proses penghancuran saraf keseimbangan dan mempertahankan

pendengaran yang masih ada. Pada kasus penyakit Meniere, diberikan

19 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

streptomisin intramuskular dapat menyembuhkan serangan vertigo dan

pendengaran dapat dipertahankan.


o Endolimfe shunt
Operasi ini masih kontroversi karena banyak peneliti yang menganggap

operasi ini merupakan plasebo


Ada dua tipe dari operasi ini yaitu:
a) Endolimfe subaraknoid shunt : dengan mempertahankan tuba diantara

endolimfe dan kranium


b) Endolimfe mastoid shunt : dengan menempatkan tuba antara sakus

endolimfatikus dan rongga mastoid. (14,15)

20 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

Gambar 12. Skema pentalaksanaan penyakit Meniere

2.9 Prognosis

Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi

tidak fatal dan banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini

berbeda untuk tiap pasien. Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam

jangka waktu hari hingga tahun. Pasien lain mengalami perburukan gejala secara

cepat. Namun ada juga pasien yang perkembangan penyakitnya lambat.

Belum ada terapi yang efektif untuk penyakit ini namun berbagai tindakan

dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan dan progresivitas penyakit.

Sebaiknya pasien dengan vertigo berat disarankan untuk tidak mengendarai mobil,

naik tangga dan berenang.

21 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

BAB III

KESIMPULAN

Penyakit meniere merupakan suatu penyakit yang diakibatkan adanya

kelainan pada telinga dalam berupa hirops (pembengkakan) endolimfa pada

22 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

kokhlea dan vestibulum. Gejala dari penyakit meniere disebut trias meniere yang

terdiri dari vertigo (sakit kepala berputar), tinnitus, dan gangguan pendengaran

berupa tuli sensori neural. Gangguan pendengaran ini bersifat fluktuatif dimana

gangguan pendengaran terjadi saat serangan dan dapat normal diluar serangan.

Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada

telinga dalam. Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa.

Paling banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun. Pasien dengan resiko besar

terkena penyakit Meniere adalah orang-orang yang memiliki riwayat alergi,

merokok, stres, kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang rutin mengonsumsi

aspirin.

Pada dasarnya, etiologi pasti dari penyakit meniere ini belum diketahui.

Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi

ketidakseimbangan cairan telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh

terjadinya malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus.

Untuk menegakkan diagnosis penyakit meniere dengan akurat, kondisi

penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit Meniere

harus disingkirkan. Evaluasi awal didasarkan pada anamnesi yang sangat hati-hati.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan penyebab yang berasal dari

telinga luar atau telinga dalam. Pemeriksaan penunjang seperti audiometri,

elektronistagmografi, elektrokokhleografi, BERA, dan MRI terkadang diperlukan

untuk menegakkan diagnosis penyakit meniere.

Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya

diberikan pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu

23 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

bila perlu diberikan antiemetik. Pengobatan terbaik adalah dengan cara menangani

penyebab dari penyakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bronstein A, Lempert T. Dizziness. A practical approach to diagnosis and

management. Cambridge University Press, 2007.

24 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

2. Fiorino F, Pizzini FB. MRI performed after intratympanic gadolinium

administration in patients with Meniere’s disease. Correlation with

symptoms and signs. Eur Arch Otolaryngol 2011;268:181-7.

3. Harris JP, Alexander TH. Current-day prevalence of Meniere’s syndrome.

Audiol Neurootol 2010;15:318-22.

4. McCormick A, Fleming D, Charlton J. Morbidity statistics from general

practice—fourth national study. 1991-1992. Office of Population Censuses

and Surveys, 1995.

5. Thomas K, Harrison MS. Long-term follow-up of 610 cases of Meniere’s

Disease. Proc R Soc Med 1971;64:853-7.

6. Kentala E. Characteristics of six otological diseases involving vertigo. Am J

Otol 1996;17:883-92.

7. Silverstein H, Smouha E, Jones R. Natural history vs surgery for Ménière’s

disease. Otolaryngol Head Neck Surg 1989;100:6-16.

8. Odkvist LM, Bergenius J. Drop attacks in Meniere’s disease. Acta

Otolaryngol 1988;455:82-5.

9. Drachman DA, Hart CW. An approach to the dizzy patient. Neurology

1972;22:223-34.

10. Evans J. Transient neurological dysfunction and risk of stroke in an elderly

English population: the different significance of vertigo and non-rotatory

dizziness. Age Ageing 1990;19:43-9.

11. Barraclough K, Bronstein A. Diagnosis in general practice: vertigo. BMJ

2009;339:749-52

25 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

12. Van Cruijsen N, Jaspers JP, van de Wiel HB, Wit HP, Albers FW.

Psychological assessment of patients with Menière’s disease. Int J Audiol

2006;45:496-502.

13. Naftalin L,Harrison MS. Vertigo. J Laryngol Otol 1963;77:827-34.

14. James A, Burton MJ. Betahistine for Ménière’s disease or syndrome.

Cochrane Database Syst Rev 2001;1:CD001873.

15. Burgess A, Kundu S. Diuretics for Ménière’s disease or syndrome.

Cochrane Database Syst Rev 2006;3:CD003599.

16. Garduño-Anaya MA, Couthino De Toledo H, Hinojosa-González R, Pane-

Pianese C, Ríos-Castañeda LC. Dexamethasone inner ear perfusion by

intratympanic injection in unilateral Meniere’s disease: a two-year

prospective, placebo-controlled, double-blind, randomized trial. Otolaryngol

Head Neck Surg 2005;133:285-94.

17. Boleas-Aguirre MS, Lin FR, Della Santina CC, Minor LB, Carey JP.

Longitudinal studies with intra-tympanic dexamethasone in the

treatment of Meniere’s Disease. Otol Neurol 2008;29:33-8.

18. Chia SH, Gamst AC, Anderson JP, Harris JP. Intratympanic gentamicin

therapy for Meniere’s disease: a meta-analysis. Otol Neurotol 2004;25:544-

52.

19. Huon L-K, Fang T-Y. Outcomes of intratympanic gentamicin injection to

treat Meniere’s disease. Otol Neurotol 2012;33:706-14.

26 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung
MENIERE DISEASE JULI, 2018

20. Thomsen J, Bretlau P. Placebo effect in surgery for Meniere’s disease. A

double-blind, placebo-controlled study on endolymphatic sac shunt

surgery. Arch Otolaryngol 1981;107:271-7.

27 Charly Saputra Ginting


Universitas Malahayati
Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai