PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA PADA PASIEN “ASMA BRONKIAL”
DI WILAYAH SEKITAR KLINIK DOKTER KELUARGA FK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Disusun Oleh:
Fitria Azroha, S.Ked
NIM : 71 2019 012
Penguji:
DEPARTEMEN ILMU
KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
PADA PASIEN ASMA BRONKIAL
DI WILAYAH SEKITAR KLINIK DOKTER KELUARGA
FK UMP
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Pasien Asma Bronkial di Wilayah Sekitar
Klinik Dokter Keluarga FK UMP”, sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan
pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada:
Penulis
iii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
iv
BAB IV ANALISA KASUS................................................................................ 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62
LAMPIRAN......................................................................................................... 63
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Murti (2013), berikut ini prosedur kerja home visit, yaitu:3,4,14
A. Hari 1:
1. Mempelajari data-data pasien rawat jalan di puskesmas
setempat untuk memilih sasaran keluarga yang akan dikunjungi
sesuai jumlah kelompok kecil
2. Melakukan survey pasien yang akan dikunjungi pada hari
kedua dan membuat janji jadwal kkunjungan yang akan
dilakukan kemudian dikonsultasikan kepada instruktur
lapangan.
9
B. Hari II:
1. Melaksanakan kunjungan rumah sesuai dengan tata cara yang
telah dipelajari sebelumnya
2. Mengisi form-form data kunjungan rumah yang telah
ditentukan
3. Melaporkan secara lisa kegiatan yang telah dilaksanakan kepada
instruktur atau pihak puskesmas
4. Membuat analisa atas data-data yang telah dikumpulkan
5. Menyusun laporan akhir kegiatan
C. Hari III:
1. Mengumpulkan laporan akhir dan presentasi hasil kunjungan
rumah.
Menurut Murti (2013), tata cara kunjungan pasien di rumah
mencakup bidang yang amat luas. Jika ditinjau dari tenaga
pelaksana, dapat dibedakan atas dua macam. Pertama,
dilakukan sendiri oleh dokter yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga. Kedua, dilakukan oleh petugas
kesehatan khusus, lazimnya tenaga paramedis, yang telah
mendapatkan pelatihan. Sedangkan, jika ditinjau dari pihak
yang mengambil inisiatif, juga dapat dibedakan atas dua macam.
Pertama, atas inisiatif dokter keluarga yang melaksanakan
10
a. Lokasi (Location)
Organ atau sistem mana yang mengalami keluhan. Apabila keluhan
berupa batuk atau mencret, maka lokasi keluhan otomatis kita
ketahui lokasinya pada saluran pernafasan atau saluran cerna.
Apabila keluhan berupa nyeri perut, perlu dijelasan nyeri perut
daerah mana (mis: perut kanan bawah, perut daerah ulu hati).
Karena dengan mengetahui lokasi yang jelas, dokter akan dapat
memperkirakan organ perut mana yang kira-kira sakit.
b. Onset (Onset)
Sejak kapan keluhan mulai dirasakan? Apakah keluhan terjadi
secara mendadak atau perlahan-lahan? Apakah keluhan didahului
kejadian atau keadaan tertentu. Misalnya nyeri dada timbul secara
mendadak setelah olah raga berat.
c. Kualitas
Misalnya nyeri pada dada, apakah seperti tertusuk-tusuk atau
mungkin seperti tertimpa beban berat. Gambaran yang diceritakan
dalam surat konsultasi hendaknya bisa menjawab pertanyaan
“Seperti apakah rasa nyeri itu?”
d. Kuantitas
Apakah beratnya keluhan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari
atau mengganggu tidur? Misalnya sesak sampai tidak bisa aktivitas
ringan (mis: tidak bisa mandi, berjalan ke kamar mandi), atau tidur
terlentang saja sudah sesak, ini mencerminkan beratnya sesak.
e. Kronologis
Hal yang musti dijabarkan pasien hendaknya dapat menjelaskan
kronologis keluhan tersebut sejak pertama kali dirasakan sampai
saat ini dan bagaimana perkembangannya.
2.3.2. Epidemiologi
World Health Organization (WHO) memperkirakan 100-150
juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan jumlah ini
diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang
setiap tahun. Sumber lain menyebutkan bahwa pasien asma sudah
mencapai 300 juta orang di seluruh dunia dan terus meningkat
selama 20 tahun belakangan ini. Apabila tidak dicegah dan ditangani
dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi
yang lebih tinggi lagi pada masa akan datang.10
2.3.3. Etiologi
Secara umum faktor risiko asma dibedakan menjadi 2 kelompok
faktor genetik dan faktor lingkungan.5
1. Faktor Genetik
Hipereaktivitas
Atopi/alergi bronkus
24
Jenis kelamin
Ras/etnik
2. Faktor Lingkungan
Alergen di dalam ruangan (tungau, debu rumah, kucing,
jamur, dll)
Alergen diluar ruangan (jamur, tepung sari)
Makanan (bahan penyebab, pengawet, pewarna makanan,
kacang, makanan laut, susu sapi, telur)
Obat-obatan tertentu (golongan aspirin, NSAID, β bloker, dll)
Bahan yang mengiritasi (parfum, household spray, dll)
Ekspresi emosi berlebih
Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
Polusi udara di luar dan di dalam ruangan
Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya
ketika melakukan aktivitas tertentu
Perubahan cuaca.
2.3.4. Patofisiologi
Gejala asma yaitu batuk dan sesak dengan mengi merupakan
akibat dari obstruksi bronkus yang didasari oleh inflamasi kronis dan
hiperaktivitas bronkus.12,13
25
2.3.5. Diagnosis
mengi diluar serangan. Begitu juga pada asma yang sangat berat,
berat mengi dapat tidak terdengar (silent chest), biasanya pasien
dalam keadaan sianosis dan kesadaran menurun. Secara umum
pasien yang sedang mengalami serangan asma dapat ditemukan
hal-hal sebagai berikut, sesuai derajat serangan:
Inspeksi:
Pasien terlihat gelisah,
Sesak (napas cuping hidung, napas cepat, retraksi sela
iga, retraksi epigastrium, retraksi suprasternal)
Sianosis
Palpasi:
Biasanya tidak ditemukan kelainan
Pada serangan berat dapat terjadi pulsus paradoksus
Perkusi:
Biasanya tidak ditemukan kelainan
Auskultasi:
Ekspirasi memanjang
Mengi
Suara lendir
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis asma:
Pemeriksaan fungsi/faal paru dengan alat spirometer
Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak
flow rate meter
Uji reversibilitas (dengan bronkodilator)
Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya
hipereaktivitas bronkus
Uji alergi (tes tusuk kulit/skin prick test) untuk menilai
ada tidaknya alergi
Foto thorax, pemeriksaan ini dilakukan untuk
menyingkirkan penyakit selain asma.5,13
29
Obat asma terdiri dari obat pelega dan pengontrol. Obat pelega
diberikan pada saat serangan asma, sedangkan obat pengontrol
ditujukkan untuk pencegahan serangan asma dan diberikan dalam
jangka panjang dan terus-menerus. Untuk mengontrol asma
digunakan anti inflamasi (kortikosteroid inhalasi). Pada anak,
kontrol lingkungan mutlak dilakukan sebelum diberikan
kortikosteroid dan dosis diturunkan apabila dua sampai tiga
bulan kondisi telah terkontrol.
a. Inhalasi kortikosteroid
b. β2 agonis kerja panjang
c. antileukotrei
d. teofilin lepas lambat
35
Gambar 2.2 Tatalaksana asma untuk dewasa dan remaja dengan gejala terkontrol
dan minimal11
37
38
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas
Nama : Ny. Rizky
Umur : 27 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Belitang, 06 Februari 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Alamat : Jl. KH. Balqi, Lrg. Banten 2, Palembang
Agama : Islam
Tanggal kunjungan rumah I : 31 September 2021
Tanggal kunjungan rumah II : 01 September 2021
Tanggal kunjungan rumah III : 02 September 2021
3.2. Subjektif
Anamnesis dilakukan pada pasien dan keluarga pasien pada tanggal
31 September 2021 pukul 14:00 WIB
1. Keluhan Utama
Sesak Nafas
2. Keluhan Tambahan
Tidak ada
3. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu pasien pernah mengeluh sesak
nafas. Pasien mengeluh sesak disertai dengan bunyi ‘’ngik’’. Sesak
tersebut hilang timbul, pasien mengeluhkan sesak biasanya timbul
sebulan muncul satu kali. Sesak timbul setelah pasien melakukan
aktivitas yang berat. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak, dahak
39
campur buih, berwarna putih, darah tidak ada, pasien mengatakan lebih
nyaman dengan posisi duduk.
Pasien bekerja sebagai seorang gulu biologi di SMP N 8
Palembang, dengan kondisi kelas terdapat 1 kipas angin, dan papan tulis
yang menggunakan spidol, dengan bangku dan meja terbuat dari kayu.
Sebulan yang lalu os sibuk mengurus berkas-berkas ujian sekolah
sehingga os kelelahan dan stres karna begadang memeriksa ujian siswa.
Pasien mengaku mempunyai riwayat asma sejak kecil namun
pasien rutin berobat dan mengkonsumsi obat secara rutin, pasien terakhir
kali kambuh 1 bulan yang lalu.
Untuk keluhan saat ini seperti sesak nafas yang disertai dengan
mengik tidak ada, BAK normal. Riwayat keluarga menderita asma
dijumpai ayah dan tiga saudaranya. Riwayat penyakit jantung tidak ada.
6. Riwayat Pengobatan
Pasien teratur mengkonsumsi obat sejak 20 tahun yang lalu dan berobat
rutin.
7. Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol disangkal. Riwayat
memelihara atau kontak dengan hewan peliharaan disangkal.
8. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai guru di sekolah menengah pertama.
9. Riwayat Higiene
Pasien mandi dua kali sehari dengan air PDAM dan menggunakan
sabun dan shampoo.
Pasien mengganti pakaian setiap hari.
Pasien menggunakan handuk dan pakaian sendiri, tidak bercampur
dengan anggota keluarga yang lain.
Kesan:
Sosial : Baik
Ekonomi : Cukup
Lingkungan : Baik
Keterangan :
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
43
3.3. Objektif
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7C
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 24,9 (Berat badan ideal)
Keadaan Spesifik
Kepala : normocephali, rambut hitam tidak mudah dicabut.
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Hidung : sekret (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
- Telinga : nyeri tekan (-/-), sekret (-/-)
- Mulut : mukosa bibir kering (-), stomatitis (-), tonsil T1-T1
- Leher : pembesaran KGB (-) JVP tidak meningkat.
Thoraks
- Paru
- Inspeksi : simetris, retraksi (-/-)
- Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler (+/+) normal, wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
- Jantung
- Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
- Perkusi :
- Batas atas : ICS 2 linea parasternalis dextra et
sinistra
44
Abdomen
- Inspeksi : datar
- Palpasi : lemas, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri
tekan (-)
- Perkusi : timpani, nyeri ketok CVA (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
Genitalis : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai (-/-), CRT < 2”.
3.5. Follow up
Tabel 3.1. follow up pasien
TB : 155cm
BB : 60Kg
TD: 110/70mmHg
N: 82x/menit
RR : 22x/m
T : 36,7 C
O/
TB : 155cm
BB : 60Kg
TD: 110/80mmHg
N: 84x/menit
RR : 21x/m
T : 36,8 C
46
O/
TB : 155cm
BB : 60Kg
TD: 110/80mmHg
N: 89x/menit
RR : 23x/m
T : 36,8 C
3.8. Penatalaksanaan
- Promotif
1. Memberikan informasi kepada pasien gambaran umum tentang
penyakit Asma mengenai penyebab, gejala, tatalaksana, serta
komplikasinya.
2. Memberikan informasi kepada pasien mengenai upaya-upaya
pencegahan yang harus dilakukan. Cara hidup sehat: diet yang
sehat, mengatur pola makan, aktivitas fisik teratur, istirahat cukup,
dan hindari stress serta pajanan yang dapat menimbulkan reaksi
asma.
3. Memberi pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya
meminum obat teratur. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari
47
- Preventif
Memberikan informasi mengenai upaya pencegahan yang dapat
dilakukan sehingga tidak mencetuskan dan tidak memperparah
kondisinya
1. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya asma
2. Menganjurkan membatasi konsumsi maknaan yang dapat
menimbulkan reaksi alergi, dan udara yang dingin
3. Mengkonsumsi air putih yang banyak, diet rendah garam, diet
rendah purin, rendah lemak dan kolesterol
4. Memanfaatkan waktu luang untuk istirahat cukup.
- Kuratif
- Farmakologis
Salbutamol tab 3 x 1
- Non Farmakologis
Menghindari pajanan alergi
Melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat.
Hindari udara dingin
Kontrol secara rutin
Mengkonsumsi air putih yang cukup.
- Rehabilitatif
Istirahat yang cukup dan anjuran untuk kontrol rutin sebagai
monitoring untuk mencegah keadaan yang lebih buruk.
48
3.9. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Tabel 3.2. Daftar nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
Kepala
1. Irfan L 30 thn S1 Swasta
keluarga
2. Fungsi patologis
Tabel 3.6 SCREEM Keluarga Tn. Irfan
Sumber Patologis
Tn. Irfan Ny. Rizky dan Rico sehari hari
Social sering bertegur sapa dengan tetangga sekitar -
rumah.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari dalam keluarga maupun di
Culture -
lingkungan. Ny Rizky sering mengikuti
kegiatan di masyarakat seperti kondangan dan
pengajian.
52
pada kamar mandi; dan dua jendela dan ventilasi pada dapur. Semua
ruangan dibatasi dengan dinding batu bata. Terdapat satu pintu masuk di
depan dengan ukuran pintu berukuran 1m x 2m. Rumah cukup
mendapatkan pencahayaan sinar matahari dan tidak terasa lembab.
Sumber air berasal dari PDAM dan didalam kamar mandi memiliki
bak penampung air. Kerapian tata letak barang-barang dirumah cukup rapi,
namun pada bagian dapur terlihat kurang baik sehingga terkesan
berantakan. Os mengatakan membersihkan karpet, sofa dan tempat tidur
rutin seminggu sekali. Kebersihan rumah diluar rumah terlihat baik.
2. Denah Rumah
Halaman
1m
4m 2m
3m
Kamar 2 2m
Dapur
Kamar mandi 1m
3,5m
54
1. Masalah Organobiologik
Ditemukan masalah organobiologik pada penderita.
2. Masalah Psikologik
Tidak ditemukan masalah psikologik pada penderita.
3. Masalah Dalam Keluarga
Tidak ditemukan masalah keluarga pada penderita
D. Pembinaan Keluarga
a. Edukasi Terhadap Pasien
1. Memberikan psikoterapi edukatif, yaitu memberikan informasi
dan edukasi tentang penyakit yang diderita, faktor risiko, gejala,
dampak, faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis dan risiko
yang memperberat agar os tetap taat meminum obat dan rutin
kontrol ke dokter.
2. Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi os untuk
terus minum obat secara teratur dan rutin kontrol ke dokter serta
memiliki semangat untuk sembuh, sehingga kualitas hidup pasien
dapat meningkat.
3. Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi penderita
untuk pola makan yang sehat, serta berkeinginan untuk sembuh.
F. Diagnosis Holistik
Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mempengaruhi,
digunakan konsep Mandala of Health. Diagnosis holistic yang ditegakan
pada pasien adalah sebagai berikut
56
GAYA HIDUP
Pasien rajin
berolahraga
FAMILY
PERILAKU LINKUNGAN PSIKO-
KESEHATAN SOSIAL-EKONOMI
Pasien teratur Pendapatan cukup,
mengkonsumsi obat Kehidupan sosial baik
PELAYANAN
KESEHATAN Pasien LINGKUNGAN KERJA
Jarak rumah- kdk perempuan, Pasien terkadang
cukup dekat, pihak kdk kelelahan bekerja
28 tahun
dapat melakukan
kunjungan rumah
diagnosis
terhadap pasien Asma
BAB IV
ANALISA KASUS
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Identifikasi masalah-masalah pada pasien secara holistik diagnosis pada
pasien ini adalah Asma Bronkial. Faktor risiko terjadinya adalah genetik
dan aktivitas yang berat. Fungsi Keluarga pada pasien ini tergolong baik
dan semua anggota keluarga saling mendukung. Pada pasien ini tidak
terdapat fungsi patologis sehingga dapat disimpulkan keluarga pasien ini
tergolong sehat.
2. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap masalah pasien
yaitu adanya faktor keturunan dari ayah pasien dan faktor perkerjaan
dimana pasien kerja sebagai guru, dengan kondisi kelas terdapat 1 kipas
angin, dan papan tulis yang menggunakan spidol, dengan bangku dan
meja terbuat dari kayu. Sebulan yang lalu os sibuk mengurus berkas-
berkas ujian sekolah sehingga os kelelahan dan stres karna begadang
memeriksa ujian siswa, terdapat juga dapur yang padat barang-barang
berdebu sehingga menimbulakan faktor kambuhnya asma pasien.
3. Untuk penanganan kasus ini bukan hanya dari terapi farmakologis saja
tetapi juga diperlukan edukasi pada pasien dengan menggunakan metode
pendekatan dokter keluarga. Salah satunya dengan menggunakan prinsip
pelayanan yang holistik dan komprehensif, kontinu, mengutamakan
pencegahan, koordinatif dan kolaboratif, penanganan personal bagi
setiap pasien sebagai bagian integral keluarga, mempertimbangkan
keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal, menjunjung
tinggi etika dan hukum, dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan, serta
sadar biaya dan sadar mutu.
62
5.2. Saran
1) Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami dan aktif dalam
menganalisa permasalahan kesehatan baik pada keluarga maupun
lingkungannya, serta lebih sering berhubungan dengan masyarakat
khususnya dalam keluarga untuk menindak lanjuti suatu penyakit yang
dialami oleh keluarga tersebut dengan pendekatan metode dokter
keluarga.
2) Pasien
Diharapkan untuk rutin mengunjungi KDK FK UMP agar mendapat
pengobatan dan penyuluhan mengenai penyakit Asma Bronkial.
3) Klinik Dokter Keluarga
Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat
melalui edukasi dalam upaya promotif dan preventif kesehatan
masyarakat. Dan dihrapkan untuk melengkapi alat pemeriksaan seperti
tes spirometri pada pasien asma.
63
DAFTAR PUSTAKA
4. Murti, B., dkk. Modul Field Lab Home Visit. Surakarta: FK UNS. 2013. Hal.
12-16
LAMPIRAN
Gambar 4. Dapur