Anda di halaman 1dari 41

KASUS DISLOGIA PADA RETARDASI MENTAL

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 15 TAHUN 5 BULAN DI SLB


C SUKAPURA BANDUNG
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Klinik dan
Dislogia Praktek

DISUSUN OLEH :
SITI JAMIATURROHMAH
TW/12/00309

PENDIDIKAN DIPLOMA III


PROGRAM STUDI TERAPI WICARA
POLITEKNIK AL ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas laporan Mata Kuliah
Dislogia pada Program Studi Terapi Wicara Politeknik Al Islam Bandung.

Nama Mahasiswa : Siti Jamiaturrohmah


NIM : TW/12/00309
Judul : Kasus Dislogia pada Retardasi Mental Jenis Kelamin
Perempuan 15 Tahun 5 Bulan Di Slb C Sukapura Bandung

Bandung, 28 November 2018


DOSEN

DRA. HJ. Popon, A.Md.TW; MM.Pd

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan kuasa
dan kehendaknya penyusun dapat menyelesaikan laporan hasil identifikasi dan
assesment Mata Kuliah Dislogia yang berjudul “Kasus Dislogia Pada Retardasi
Mental Jenis Kelamin Perempuan 15 Tahun 5 Bulan Di Slb C Sukapura Bandung”.
Adapun tujuan penyusun dalam menyusun laporan ini adalah untuk menyampaikan
hasil dari praktek lapangan sebagai tugas mata kuliah Dislogia yang dilaksanakan
di SLB C Sukapura Bandung.
Selama penulisan laporan dan pengerjaan laporan ini, penyusun dengan
segala kerendahan hati ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan dan motivasi, kepada DRA. HJ. Popon, A.Md.TW; MM.Pd. Penyusun
senantiasa berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun pribadi
maupun bagi semua pihak. Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari sempurna, maka penyusun senantiasa mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sebagai bahan perbaikan dan
penyempurnaan untuk penyusunan laporan praktikum yang selanjutnya.
Semoga Allah SWT senantiasa, melimpahkan segala rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua.

Bandung, 28 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I IDENTIFIKASI ......................................................................................... 1
1. Landasan Teori .......................................................................................... 1
1.1 Definisi ................................................................................................. 1
1.2 Penyebab ..................................................................................................... 2
1.3 Karakteristik .............................................................................................. 3
2. Teknik dan Hasil Pengumpulan Data ...................................................... 4
2.1 Teknik Pengumulan Data .................................................................. 4
2.1.1 Informed Consent ................................................................................ 4
2.1.2 Wawancara .......................................................................................... 5
2.1.3 Observasi/pengamatan ....................................................................... 5
2.1.4 Tes ........................................................................................................ 6
2.1.5 Studi Dokumen .................................................................................... 8
2.2 Hasil Pengumpulan Data.................................................................... 8
2.2.1 Identitas Klien ..................................................................................... 8
2.2.2 Data yang berhubungan dengan faktor penyebab .......................... 9
2.2.3 Data yang relevan ............................................................................. 30
3. Analisa Data, Diagnosa dan Prognosa ................................................... 32
3.1 Analisa Data ...................................................................................... 32
3.2 Diagnosa............................................................................................. 32
4. Penutup ..................................................................................................... 34
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 34
4.2 Saran .................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemeriksaan Alat Wicara………………………………………………. 10

Tabel 2 Pergerakan Oral Yang Disengaja……………………………………......11

Tabel 3 Pemeriksaan Kemampuan Wicara…………………………………...... 13

Tabel 4 Pemahaman Bahasa Secara Auditori (PBSA)……………………….......18

Tabel 5 Tes Artikulasi ………………….………………..………………............24

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform Concent

Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Hasil Observasi

Lampiran 4 Pemeriksaaan Alat Wicara

Lampiran 5 Pemeriksaan Kemampuan Wicara

Lampiran 6 Tes Artikulasi

Lampiran 7 Deteksi Dini Gangguan Berkomunikasi

Lampiran 8 Pemahaman Bahasa Secara Auditori

Lampiran 9 Tes Suara

Lampiran 10 Tes Irama Kelancaran

Lampiran 11 Anamnesa Makan Dan Minum

Lampiran 12 Tes DQ

Lampiran 13 Hasil Raport

vi
BAB I IDENTIFIKASI

1. Landasan Teori
1.1 Definisi
Dislogia adalah Tidak sempurnanya bicara yang disebabkan karena adanya
kerusakan mental. (L.E Travis 1971;11)
Dislogia adalah suatu bentuk kelainan dimana perkembangan mental intelektual
tidak sesuai dengan perkembangan anak dan akan berdampak pada kemampuan
bahasa bicara. Sehingga dalam berkomunikasi akan mengalami gangguan.

Retardasi Mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi charter CH


(dikutip dari Toback C.) mengatakan retaldasi mental adalah suatu kondisi yang
ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan yang
dianggap normal. (Menurut WHO dikutip dari Menkes, 1990)

Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah
yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul
pada masa perkembangan. (Crocker AC 1983)

Retardasi mental sebagai suatu kondisi dimana fungsi intelektual yang secara
signiifikan berada di bawah rata-rata. Jika pengukuran fungsi intelektual dapat
dilakukan dengan tes intelegensi secara individual. Seseorang bisa dikatakan
mengalami retardasi mental jika mempunyai fungsi sosial yang lemah. Retardasi
mental haruslah di identifikasi sebagai suatu kondisi kronis yang menetap atau tidak
bisa diubah yang terjadi sebelum berusia 18 tahun maka tidak dapat diklasifikasikan
sebagai retaldasi mental. (Semiun, 2006)

Mental Retardation (MR) adalah anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus


sesungguhnya memilik arti yang sama yang menjelaskan kondisi anak yang
kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi
dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial.

1
Anak ini dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan
kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan
disekolah biasa secara klasikal.

1.2 Penyebab

Retardasi mental adalah gangguan intelektual yang terjadi karena otak


mendapat cedera atau masalah otak yang tidak berkembang secara normal.
Masalah-masalah ini dapat terjadi saat bayi masih dalam kandungan ibunya, selama
kehamilan ataupun setelah lahir. Penyebabnya bisa bermacam-macam hingga
terkadang dokterpun tidak tahu penyebab pastinya. Penyebab umum retardasi
mental adalah sebagai berikut :

a. Masalah gen

Retardasi mental adalah masalah yang bisa diturunkan oleh anggota keluarga yang
memiliki retardasi mental. Gen dapat diwariskan dari kedua orangtuanya, sehingga
bayi mungkin akan menerima gen yang tidak normal dan gen tersebut berubah saat
bayi berkembang. Bayi yang memiliki maslah gen seperti ini berpotensi besar
memiliki keterbatasan pada proses perkembangannya.

b. Bayi lahir prematur

Kelahiran prematur dapat menyebabkan perkembangan ota tidak sempurna,


perkembangan otak yang tidak sempurna dapat menyebabkan fungsi otak tidak
berjalan sebagai mana mestinya. Hal ini yang membuat resiko terjadinya retardasi
mental.

c. Masalah pada kehamilan

Masa kehamilan mengambil peranan penting bagi pertumbuhan janin. Ibu yang
mungkin mendapatkan penyakit atau infeksi dapat membahayakan bayi.
Penggunaan obat tertentu juga dapat menyebabkan masalah bagi bayi. Yang paling
penting jangan membiarkan seorang ibu hamil untuk mengonsumsi alkohol dan
narkoba karena dapat merusak perkembangan otak bayi.

d. Kekurangan oksigen saat melahirkan

Penyebab retardasi mental lainnya adalah kekurangan oksigen saat proses


kelahiran. Oksigen sangat diperlukan oleh ibu dan janinnya saat proses kelahiran.
Apabila asupan oksigen kurang maka akan memberikan dampak bahaya bagi ibu
dan juga bayinya.

2
e. Infeksi otak serius

Sebuah infeksi kepala serius dapat melukai otak dan menyebabkan retardasi mental
pada setiap titik selama hidup. Beberapa cacat ini bersifat sementara dan lain-lain
bisa permanen.

Dalam kasus yang ditangani penulis, penyebab klien mengalami Dislogia


dengan kategori Mental Retardasi atau gangguan intelektual adalah karena pada
masa kelahiran klien lahir dalam keadaan prematur dengan berat badan 1,75 kg.
1.3 Karakteristik
Ada beberapa karakteristik secara khusus mengenai Mental Retardasi diantaranya:

 Tidak memiliki kemampuan untuk mengerti situasi yang serius dan tidak
dapat pula berperilaku sesuai dengan situasi umum yang berlaku, terlebih
lagi mereka tidak dapat merespon tindakan dengan cara impulsive.

 Anak yang mengalami mental retardasi dalam hal komunikasi mengalami


kesulitan karena perbendaharaan kata yang terbatas dan mereka mengalami
kesulitan dalam kemampuan untuk membaca dan menulis.

 Mereka juga mengalami kesulitan dalam bertingkah laku yang sesuai


dengan usianya dan lebih memilih anak anak dibawah usianya sebagai
teman bermain.

 Anak mental retardasi mengalami kesulitan mengingat, memahami, logika,


dan pemecahan masalah.

Menurut Carles Van Ripper dalam buku Speech correction klasifikasi mental
retardasi dibagi menjadi :

 Borderline memiliki tingkat IQ antara 75-90, Slow leaner ( lambat belajar ),


perbendaharaan bahasa dan kalimatnya cukup baik, mengalami kesulitan
dalam penggunaan bahasa untuk menjelaskan atau mengekspresikan ide
yang abstrak, kalimat yang digunakan sangat berlebihan dan terbatas untuk
variasinya, pemahaman ekspresif dalam permainan baik.

3
 Educable mental retardation memiliki ciri tingkat IQ 50-75, mulai berbicara
sangat lambat, mampu mempelajari bahasa yang digunakan, panjang
kalimat, kelengkapan kalimat dan struktur kalimat yang dibuat sangat
terbatas, mengalami kesulitan pada penggunaan kata subyek dan kata kerja.
 Trainable Mental Retardation memiliki ciri tingkat IQ 20-50, pembelajaran
yang diberikan adalah kemampuan untuk mengurus diri sendiri, memiliki
kemampuan bahasa yang terbatas, dapat mengerti dan mengungkapkan
pesan yang diberikan, kosa kata dan tata kalimat terbatas atau sederhana,
terjadi omisi pada artikulasi, suka meniru dan berbicara dengan bahasa yang
tidak tepat, menggunakan bahasa yang sering didengar dilingkungan.
 Custodial Mental Retardation memiliki ciri IQ dibawah 20, tidak memiliki
kemampuan bahasa secara verbal, bahasa ekspresi lebih diberikan dalam
bentuk tangis, jeritan atau rintihan, mampu merespon untuk hal – hal yang
berhubungan dengan makanan dan keperluan kamar mandi serta tidak
terampil dalam mengurus diri sendiri.

2. Teknik dan Hasil Pengumpulan Data


2.1 Teknik Pengumulan Data
2.1.1 Informed Consent
Sebelum melakukan wawancara penulis melakukan informed consent
kepada ibu klien sebagai persetujuan untuk melakukan pengambilan data oleh
penulis.
Informed Consent menurut Permenkes No.585 / Menkes / Per / IX / 1989
adalah Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut
(Permenkes, 2014).
Informed Consent diberikan kepada ibu klien sebagai persetujuan sebelum
dilakukan tindakan yang lainnya kepada klien. Tujuan diberikannya Informed
Consent adalah untuk melindungi penulis dan klien dari segala tindakan medis yang
sewenang-wenang dan ada perlindungan hukum terhadap tuntutan dari pihak klien
yang tidak wajar. (Lampiran 1)

4
2.1.2 Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada klien atau keluarga tentang masalah yang dihadapi.
Wawancara bertujuan untuk mengetahui berbagai macam keluhan kesehatan klien
saat ini, riwayat kesehatan individu dan keluarga, status sosial ekonomi, latar
belakang demografi dan psikososial. (Diyono dan Mulyanti, 2013:28)
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang berlangsung antara narasumber dan pewawancara dengan tujuan untuk
mendapatkan data yang diperlukan tentang diri klien atau hal lain yang
berhubungan dengan kondisi bahasa-bicara dan menelan klien.
Penulis melakukan wawancara langsung kepada ibu klien di rumah klien di
jalan Kebon Jayanti, Kiara Condong, Bandung. Wawancara ini bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang identitas klien, keluhan orangtua, pemeriksaan ahli,
riwayat ibu selama kehamilan, kelahiran, dan setelah kelahiran, riwayat kesehatan
anak, riwayat perkembangan motorik, riwayat perkembangan bahasa bicara,
tingkah laku dan hubungan sosial klien. Penulis menggunakan format yang
disediakan oleh Politeknik Al- Islam Bandung. ( Lampiran 2 )

2.1.3 Observasi/pengamatan
Observasi merupakan tekhnik atau pendektana untuk mendapatkan data
primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. ( Jogiyanto, 2008:35)
Observasi merupakan peninjauan secara disengaja, langsung, cermat,
sistematis, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran dan data konkrit tentang
kondisi klien yang berhubungan dengan kemampuan bahasa-bicara dan menelan.
Melalui observasi langsung pada klien, terapis wicara harus memerhatikan tahapan
perkembangan normal sesuai dengan usia kalender, usia mental, dan gejala-gejala
yang menjadi ciri khas pada masing-masing diagnosis spesifik.
Penulis melakukan pengamatan langsung kepada klien di SLB C Sukapura
Kota Bandung dengan tujuan agar memperoleh data mengenali kondisi umum
klien, Kemampuan Wicara Klien, Kemampuan Organ Wicara, Kemampuan
motorik baik motorik kasar maupun motorik halus, Kemampuan sensorik

5
pendengaran, Koordinasi Visuomotor, dan Keseimbangan, Kemampuan bahasa
reseptif dan ekspresif, Kemampuan suara dan irama kelancaran, emosi, perilaku,
kebiasaan, dan kesan intelegensia. Format yang penulis gunakan adalah format
observasi yang diperoleh dari Politeknik Al Islam Bandung (lampiran 3).

2.1.4 Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan
suatu nilai tentang tingkah laku atau presentasi anak tersebutyang kemudian dapat
di bandingkan dengan nilai yang tercapat oleh anak-anak lain atau standar yang di
tetapkan. (Wayan Nurkencana,1993)
Suatu cara pemeriksaan yang bertujuan untuk dapat mengukur kemampuan
dasar/awal klien dengan menggunakan alat ukur yang obyektif dan subyektif yang
berkaitan dengan perilaku komunikasi dan menelan klien.
Tes yang dilakukan diantaranya :
a. Tes Bidang Wicara
1) Pemeriksaan Alat Wicara
Bertujuan untuk mengetahui kondisi alat wicara klien berkaitan dengan
kesiapannya berbicara. Didalam tes ini pula terdapat pergerakan oral yang disengaja
seperti senyum, menjulurkan lidah dan lain-lain yang bertujuan untuk mengetahui
fungsi alat wicara klien. Tes ini Dilakukan dengan cara saling berhadapan dan klien
diberi instruksi sesuai format tes. (Lampiran 4)
2) Pemeriksaan Kemampuan Wicara
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan bunyi bahasa klien. Tes
ini dilakukan dengan cara klien diminta untuk menirukan kata yang dilakukan oleh
penulis sesuai dengan format tes. (Lampiran 5)
b. Tes Artikulasi
Tes artikulasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan ucapan
pasien dan apabila terjadi penyimpangan artikulasi pada tingkat kata. Tes ini
dilakukan dengan cara pasien diminta untuk meniru kata yang diucapkan oleh
penulis sesuai dengan format tes. (Lampiran 6)

6
c. Tes Bidang Bahasa
1) Deteksi Dini Gangguan Kemampuan Berkomunikasi (DDGKB)
DDGKB ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
pemahaman bahasa klien. Tes ini dilakukan sebagai penuntun untuk melakukan
pemeriksaan gangguan kemampuan berkomunikasi pada anak, antara penulis
dengan klien duduk berhadapan, penulis memperlihatkan gambar dan memberikan
intruksi sesuai dengan materi tes yang terdapat dalam DDGKB yang dimulai dari
usia 6 bulan hingga 13 tahun. (Lampiran 7)
2) Pemariksaan Bahasa Secara Auditory (PBSA)
Untuk dapat megetahui kemampuan bahasa (bahasa reseptif klien) dan untuk
memastikan klien tidak mengalami gangguan pendengaran. (Lampiran 8)
d. Tes Bidang Suara
Tes ini bertujuan untuk mengetahui nada, kualitas, dan kenyaringan yang
dimiliki klien saat klien berbicara. (Lampiran 9)
e. Tes Bidang Irama Kelancaran
Tes ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perpanjangan,
pengulangan, dan penghentian dalam berbicara, bercerita, bernyanyi dan berhitung.
(Lampiran 10)

7
f. Anamnesa Makan dan Minum
Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan makan
dan minum klien. Dilakukan dengan cara mengamati makan dan minum klien yang
dapat menyebabkan ada tidaknya masalah makan dan minum. (Lampiran 11)
g. Tes Lateralisasi (Tes Dexter Quotient)
Tes ini bertujuan untuk mengetahui lateralisasi tangan mana yang dominan
digunakan oleh klien (Lampiran 12).

2.1.5 Studi Dokumen


Kata Study berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti
belajar/mempelajari. Kata Document yang juga berasal dari bahasa Inggris yang
artinya sesuatu yang tertulis yang dipakai sebagai barang bukti keterangan (Suharto,
1989: 47 dalam ATW-YBW 2010). Dokumentasi dilakukan dengan menyiapkan
rekaman, atau mengambil gambar. Bukti dalam dokumentasi ini kemudian bisa
menjadi salah satu sumber penelitian yang mampu meningkatkan kepercayaan.
Dalam hal ini, penulis menggunakan buku hasil belajar klien/Raport. (Lampiran 13)

2.2 Hasil Pengumpulan Data


2.2.1 Identitas Klien
Nama : T.A.M

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 4 Juni 2004

Usia : 15 tahun 5 bulan

Pendidikan klien : Kelas 2 SMPLB SLB C Sukapura

Status dalam keluarga : Anak kandung

Nama Ayah : I.I

Usia : 48 tahun

8
Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan Terakhir : SMP

Nama Ibu : I.R

Usia : 48 tahun

Pekerjaan : IRT

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : jln. Kebon Jayanti Rt 01 Rw 12

Bahasa Sehari-Hari : Sunda

Agama : Islam

No. Telepon : 0896689661

2.2.2 Data yang berhubungan dengan faktor penyebab


1. Sindroma yang berhubungan dengan wicara
Berdasarkan hasil wawancara, pada riwayat kehamilan ibu normal seperti pada
umumnya. Proses kelahiran normal tetapi klien lahir dalam keadaan prematur
dengan berat badan 1750 gr dan terdapat garis pada kornea matanya yang
menyebabkan mata klien menjadi silindris. Setelah kelahiran, kondisi klien normal,
riwayat perkembangan motorik klien normal, Riwayat perkembangan bahasa dan
bicarapun normal
Klien sempat melakukan tes IQ di RS. Hasan Sadikin, dalam hasil tes klien
mengalami keterlambatan intelektual 3 tahun dari usia kalendernya. Awalnya klien
disekolahkan di sekolah umum (TK) lalu pindah ke SLB setelah mendapat saran
dari guru TK nya untuk dirujuk ke SLB.

Ketika penulis melakukan observasi pada klien nampak bahwa perbendaharaan


kata klien sudah banyak dan variasi kata juga sudah banyak. Artinya kosa kata klien
sudah banyak.

9
Saat penulis mencoba berinteraksi dengan klien, respon bicara klien sudah bisa
menjawab pertanyaan, bernyanyi, dan bercerita.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh penulis pada pemeriksaan alat wicara
(PAW), sebagai berikut :
Tabel 1. Pemeriksaan Alat Wicara
Alat Peringkat
Struktur
Terapi Kemampuan Wicara
A Bibir Struktur bibir saling bersentuhan ketika
oklusi, ukurannya normal, tidak ada
tanda-tanda kelainan, dapat melakukan
Peringkat 1
protusi, dapat digerakan kesamping,
sudut mulut simetris, dan aktifitas
rahang lancar.
B Gigi Oklusi gigi normal, hubungan antara
gigi seri depan kebelakang normal,
kondisi tepi-tepi gigi seri normal, Peringkat 1
hubungan gigi secara vertikal normal,
dan tidak menggunakan alat bantu.
C Lidah Lengkung kaki gigi cukup, lidah dapat
menekuk ke bawah dan keatas,
Peringkat 1
pergerakan lidah memproduksi
konsonan dalam 5 detik rata-rata.
D Langit- Keutuhan bentuk normal, tidak ada
langit fistula di palatum, tidak ada celah di
Peringkat 1
keras aveolar, keadaan lengkung palatum
normal.
E Phalato Keutuhan bentuk langit-langit lembut
pharynx normal dan memuaskan, uvula normal, Peringkat 2
oropharynx normal, gerakan ketika

10
berfonasi a jelas gerakannya, tidak ada
omisi.
F fauces Tonsil normal, pilar normal, gerakan
Peringkat 2
jika berfonasi jelas.
G Nasal Septum normal, fungsi gerak bernafas
Cavities normal, tidak terlihat pharyngeal flap, Peringkat 1
tidak menggunakan obturator.

Keterangan :
Peringkat 1 : Normal
Peringkat 2 : Deviasi normal, kemungkinan tidak mempengaruhi wicara
Peringkat 3 : Deviasi sedang, kemungkinan mempengaruhi wicara mengalami
kelainan
Peringkat 4 : Deviasi berat, dapat menghampbat produksi wicara normal, perlu
dilakuakan perubahan struktur, dengan alat tanpa pelayanan terapi wicara.
Dari hasil tabel diatas klien tidak mengalami kelainan pada alat wicaranya
seperti bibir, gigi, lidah, langit-langit keras, langit-langit lembut, fauces dan nasal
cavities. Sehingga dapat hasil berada pada peringkat 1 yaitu kondisi alat wicara
normal dan tidak mengalami kelainan.
Tabel 2. Pergerakan Oral Yang Disengaja
No Gerakan Oral Respon
1 Menjulurkan lidah 4
2 Meniup 4
3 Menunjukkan gigi 8
4 Memonyongkan bibir 2
5 Menjulurkan lidah ke dagu dan kehidung 2
6 Menggigit bibir bawah 3
7 Bersiul 1
8 Menjilat bibir 1
9 Mendahak 1

11
10 Menggerakkan lidah ke luar masuk 4
11 Merapatkan gigi sekali 4
12 Tersenyum 4
13 Menyentuhkan lidah ke alveolar sambil
2
berbunyi/mendecak
14 Menggerakkan gigi seperti orang kedinginan 1
15 Menjulurkan lidah ke arah dagu 4
16 Batuk 6
17 Menggembungkan pipi 6
18 Menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan 4
19 Tunjukkan bagaimana mencium seseorang 4
20 Memonyongkan mulut dan tersenyum 6
Jumlah 71
Skala :
8 : Bila tugas/perintah yang diberikan dapat dilaksanakan dengan tepat, langsung (
tanpa mencoba-coba) dan tanpa diberi contoh oleh tester .
7 : Bila tugas/perintah yang biberikan dapat dilaksanankan dengan tepat setelah
mencoba dan mencari-cari, akan tetapi gerakan dapat dilaksanakan tanpa diberi
contoh oleh tester.
6 : Bila tugas/perintah yang diberikan dapat dilaksanakan tetapi tidak sempurna,
kekuatan, ketepatan, kecepatan tidak sempurna, tetapi tugas itu tidak diberi contoh
oleh tester.
5 : Bila tugas/perintah dapat dilaksanakan hanya sebagian, bagian penting tidak ada
tetapi masih diberikan contoh oleh tester.
4 : Sama dengan skala 8, tetapi diberi contoh oleh tester.
3 : Sama dengan skala 7, tetapi diberi contoh oleh tester.
2 : Sama dengan skala 6, tetapi diberi contoh oleh tester.
1 : Sama dengan skala 5, tetapi diberi contoh oleh tester.
Dari hasiI pergerakan oral yang disengaja dari 20 item tes yang di berikan
klien hanya tidak mampu melaksanakan 4 item tes , yaitu bersiul, menjilat bibir,
mendahak dan menggerakkan gigi seperti orang yang kedinginan, dengan rata-rata

12
skala 4 yaita tugas/perintah yang diberikan dapat dilaksanakan klien dengan tepat
tetapi diberikan contoh oleh tester.

Tabel 3. Pemerikasaan Kemampuan Wicara


Huruf Vokal
A  O  U  I  E 

Huruf Konsonan
Konsonan I
P  M  W  Y 
B  N  H 

Konsonan II
D  T  G  K  F 

Konsonan III
V  L  J  C 

Konsonan IV
Z jet S  R  Q  X 

Tes Suku Kata

PA  APA  IPA  EPA  OPA  UPA  AP Ap-a

PI  API  IPI  EPI  OPI  UPI  IP Ip-i

PE  APE  IPE  EPE  OPE  UPE  EP 

13
PO  APO  IPO  EPO  OPO  UPO  OP 

PU  APU  IPU  EPU  OPU  UPU  UP 

BA  ABA  IBA  EBA  OBA  UBA  AB 

BI  ABI  IBI  EBI  OBI  UBI  IB 

BE  ABE  IBE  EBE  OBE  UBE  EB 

BO  ABO  IBO  EBO  OBO  UBO  OB 

BU  ABU  IBU  EBU  OBU  UBU  UB 

MA  AMA  IMA  EMA  OMA  UMA  AM 

MI  AMI  IMI  EMI  OMI  UMI  IM 

ME  AME  IME  EME  OME  UME  EM 

MO  AMO  IMO  EMO  OMO  UMO  OM 

MU  AMU  IMU  EMU  OMU  UMU  UM 

WA  AWA  IWA  EWA  OWA  UWA  AW 

WI  AWI  IWI  EWI  OWI  UWI  IW 

WE AWE IWE EWE OWE UWE EW

WU  AWU  IWO  EWO  OWO  UWO  OW 

WO  AWO  IWU  EWU  OWU  UWU ubu UW 

TA  ATA  ITA  ETA  OTA  UTA  AT At-a

TI  ATI  ITI  ETI  OTI  UTI  IT It-i

TE  ATE  ITE  ETE  OTE  UTE  ET 

14
TO  ATO  ITO  ETO  OTO  UTO  OT 

TU ATU ITU ETU OTU UTU UT

DA  ADA  IDA  EDA  ODA  UDA  AD Ada

DI ADI IDI EDI ODI UDI ID

DE  ADE  IDE  EDE  ODE  UDE  ED 

DO ADO IDO EDO ODO UDO OD

DU ADU IDU EDU ODU UDU UD

NA  ANA  INA  ENA  ONA  UNA  AN ana

NI  ANI  INI  ENI  ONI  UNI  IN 

NE ANE INE ENE ONE UNE EN

NO ANO INO ENO ONO UNO ON

NU ANU INU ENU ONU UNU UN

SA  ASA  ISA  ESA  OSA  USA  AS 

SI  ASI  ISI  ESI  OSI  USI  IS 

SE ASE ISE ESE OSE USE ES

SO ASO ISO ESO OSO USO OS

SU ASU ISU ESU OSU USU US

LA ALA ILA ELA OLA ULA AL

LI  ALI  ILI  ELI  OLI  ULI  IL 

LE ALE ILE ELE OLE ULE EL

LO ALO ILO ELO OLO ULO OL

LU ALU ILU ELU OLU ULU UL

RA  ARA  IRA  ERA  ORA  URA  AR 

RI  ARI  IRI  ERI  ORI  URI  IR 

RE ARE IRE ERE ORE URE ER

15
RO ARO IRO ERO ORO URO OR

RU ARU IRU ERU ORU URU UR

HA  AHA  IHA  EHA  OHA  UHA  AH 

HI AHI IHI EHI OHI UHI IH

HE AHE IHE EHE OHE UHE EH

HO AHO IHO EHO OHO UHO OH

HU  AHU  IHU  EHU  OHU  UHU  UH 

YA  AYA  IYA  EYA  OYA  UYA  AY 

YI AYI IYI EYI OYI UYI IY

YE AYE IYE EYE OYE UYE EY

YO  AYO  IYO  EYO  OYO  UYO  OY 

YU AYU IYU EYU OYU UYU UY

JA  AJA  IJA  EJA  OJA  UJA  AJ 

JI AJI IJI EJI OJI UJI IJ

JE  AJE  IJE  EJE  OJE  UJE  EJ 

JO AJO IJO EJO OJO UJO OJ

JU AJU IJU EJU OJU UJU UJ

CA ACA ICA ECA OCA UCA AC

CI  ACI  ICI  ECI  OCI  UCI  IC 

CE ACE ICE ECE OCE UCE EC

CO  ACO  ICO  ECO  OCO  UCO  OC 

CU ACU ICU ECU OCU UCU UC

KA AKA IKA EKA OKA UKA AK

KI  AKI  IKI  EKI  OKI  UKI  IK 

KE AKE IKE EKE OKE UKE EK

16
KO  AKO  IKO  EKO  OKO  UKO  OK 

KU AKU IKU EKU OKU UKU UK

GA  AGA  IGA  EGA  OGA  UGA  AG 

GI  AGI  IGI  EGI  OGI  UGI  IG 

GE  AGE  IGE  EGE  OGE  UGE  EG 

GO  AGO  IGO  EGO  OGO  UGO  OG 

GU  AGU  IGU  EGU  OGU  UGU  UG 

NYA  ANYA  INYA  ENYA  ONYA  UNYA  ANY 

NYI  ANYI  INYI  ENYI enji ONYI  UNYI  INY 

NYE  ANYE  INYE  ENYE  ONYE  UNYE  ENY 

NYO  ANYO  INYO  ENYO  ONYO  UNYO  ONY 

NYU  ANYU  INYU  ENYU  ONYU  UNYU  UNY 

NGA  ANGA  INGA  ENGA  ONGA  UNGA  ANG Anga

NGI  ANGI  INGI  ENGI  ONGI  UNGI  ING 

NGE  ANGE  INGE  ENGE  ONGE  UNGE  ENG 

NGO  ANGO  INGO  ENGO  ONGO  UNGO  ONG 

NGU  ANGU  INGU  ENGU  ONGU  UNGU  UNG 

keterangan :

(√) = klien mampu menirukan ucapan dengan benar

(x) = klien tidak dapat menirukan ucapan dengan benar, bunyi suku kata yang
diucapkan berbeda

Berdasarkan hasil Pemeriksaan Kemampuan Wicara (PKW) kategori Suku


Kata, dari 635 suku kata yang diteskan, klien mengalami gangguan artikulasi
substitusi dan adisi.

17
2. Sindroma yang berhubungan dengan Bahasa

Berdasakan hasil wawancara dengan ibu klien, klien memahami perintah dan
pertanyaan, misalnya perintah untuk mengikuti ucapan peneliti dan melakukannya
dengan baik. Kemudian klien mampu memahami pertanyaan seperti “apa hobinya”
dan anak menjawab dengan baik dan jelas.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, untuk usianya yang
sekarang 14 tahun klien mampu berkomunikasi dengan baik, dan klien mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penulis.

Tabel 4. Pemahaman Bahasa Secara Auditory

Kategori Tanggapan
Kata Tanggapan benar
bahasa klien

Bunga 

Burung 

Kucing 

Perahu 

Kambing X

Paku 

Tangan 
Kata benda Anak perempuan 

Anak laki-laki X

Nelayan X

Merah 

Hitam 

18
Kuning 

Besar 
Kata sifat Kecil 

Tinggi 

Empuk 

Dua yang sama 

Dua yang beda 

Sepasang 

Dua 
Jenis kata
Beberapa 

Lebih dari satu 

Banyak 

Empat 

Kedua 
Bilangan Sedikit 

Separuh 

Tumpukan kursi X

Mobil yang ditengah 

Botol yang ada disebelah



kiri bintang
Kata
penunjuk Keatas 

Itu 

19
Diatas meja X

Didalam kotak 

Anak laki-laki disebelah


X
mobil

Kucing diantara mobil 

Anjing didepan mobil X

Makan 

Lompat X

Berlari X

Datang 

Pergi X

Jenis kata Membaca X

Menangkap 

Memberi X

Mereka 

Dia 

Saya 

Ibu memberikan bola


Kata ganti X
kepadanya
orang
Kita sedang makan apel 

Siapa didekat meja? X

20
Kata tanya Kapan kamu bangun? X

Apa yang kita makan ? X

Setangkai 

Sebuah meja X
Penggolongan
Jenis kata Seekor domba sedang
benda
X
makan

Awalan
pe+kata Petinju 
benda

Awalan
ber+kata Bersepeda X
benda

Awalan ber-
kata benda Bergaris –garis 
jamak
Morfologi Awalan
Terjatuh X
ter+kata sifat

Awalan ter-
Tertutup 
kata kerja

Awalan
Setinggi pohon 
se+kata sifat

Jumlah+ kata Anjing-anjingnya hitam


X
ganti orang putih

21
Kata
Tukang cat X
majemuk

Jumlah Tukang sayur 

Ibu akan berbelanja X

Dia sedang menjahit 

Dia belum melompat 

Dia sudah selesai mencat X

singa sudah makan X

Dia akan memukul bola 


Kata
Dia masih menebang pohon X

Dia menggambar X

Anak laki-laki mendorong


X
anak perempuan

Mobil menabrak kereta api 

Keledai diangkat olehnya 


Tata bahasa Dia dikejar anjing
Aktif/ pasif X

Tidak hitam 

Dia tidak sedang berlari X

Baik anak laki-laki maupun


anak perempuan tidak 
melompat

Dia tidak sedang berenang X

22
Lawan kata Bukan bola maupun meja X

Pergi! X
Imperative
Jangan menyebrang X

Ibu memperlihatkan ani


Objek X
foto budi

Pemberian Paling cepat 


kata benda Agak tinggi X

Pemberian Lebih kecil X


keterangan +
kata sifat
Paling gemuk 

Pemberian Bola biru yang besar X


kata sifat +
kata sifat Mobil merah yang kecil 

Pemberian Dengan mudah X


kata kerja Dengan sayang 
Sintaktik
Pemberian
Mobil dijalan X
kata

Benda+ kata
Kucing tanpa mata 
benda

Pengandaian Beruang 

Binatang pada gambar


Pengurutan 
ketiga

23
Berdasarkan hasil tes PBSA (Pemahaman Bahasa Secara Auditori) yang
dilakukan oleh penulis, diperoleh data bahwa dari 101 item tes, 58 tes dapat
terjawab dengan benar.

Tabel 5. Tes Artikulasi

A. BILABIAL N S O D A Keterangan

/p-/ Paku √ Paku

/-p-/ Sapu √ Sapu

/-p/ Atap √ Atap

/b-/ Baju √ Baju

/-b-/ Abu √ Abu

/-b/ Lembab √ Lembab

/m-/ Mata √ Mata

/-m-/ Lampu √ Lampu

/-m/ Kolam √ Kolam

B. APICO ALVEOLAR N S O D A

/t-/ Tali √ Tali

/-t-/ Batu √ Batu

/-t/ Kabut √ Kabut

/d-/ Daun √ Daun

/-d-/ Dada √ Dada

/-d/ Ahad √ Ahad

/n-/ Nasi √ Nasi

24
/-n- / Nanas √ Nanas

/-n/ Makan √ Makan

/l-/ Lari √ Lari

/-l-/ Palu √ Palu

/-l/ Kapal √ Kapal

C.DORSOVELAR N S O D A Keterangan

/k-/ Kayu √ Kayu

/-k-/ Paku √ Paku

/-k/ Katak √ Katak

/g-/ Gula √ Gula

/-g-/ Gagak √ Gagak

/-g/ Bedug √ Bedug

/ng-/ Ngilu √ Ngilu

/-ng-/ Tangga √ Tangga

/-ng/ Pedang √ Pedang

D. LAMINOPALATAL N S O D A Keterangan

/c-/ Cangkir √ Cangkir

/-c-/ Kacang √ Kacang

/-c/

/j-/ Jalan √ Jalan

/-j-/ Rujak √ Rujak

/-j/ Bajaj √ Bajaj

25
/ny-/ Nyala √ Nyala

/-ny-/ Nyanyi √ Nyanyi

E. LABIODENTAL N S O D A Keterangan

/f-/ Film √ Film

/-f-/ Kafan √ Kafan

/-f/ Arif √ Arif

/v-/ Visa √ Visa

/-v-/ Teve √ Teve

/-v/

F.SIBILANT
N S O D A Keterangan
APICOALVEOLAR

/s-/ Sapi √ Sapi

/-s-/ Susu √ Susu

/-s/ Bekas √ Bekas

/z-/ Zat √ Jat

/-z-/ Zamzam √ Jat-jat

/-z/ Jazz √ Jass

G.GLOTAL N S O D A Keterangan

/h-/ Hangat √ Hangat

/-h-/ Ahad √ Tahad

/-h/ Basah √ Bacah

26
H. ROLL/APICO
N S O D A Keterangan
ALVEOLAR

/r-/ Radio √ Radio

/-r-/ Koran √ Koran

/-r/ Bakar √ Bakar

I. SEMI VOWEL N S O D A Keterangan

/w-/ Waduk √ Waduk

/-w-/ Pawai √ Wawak

/-w/ Dancow √ Dancow

/y-/ Yakin √ Yakin

/-y-/ Payung √ Payung

/-y/ Cowboy √ Cowboy

J. KONSONAN KLUSER
N S O D A Keterangan
(KONSONAN DOBEL)

/br/ Brosur √ Brosur

/dw/ Dwiwarna √ Dwiwarna

/fr/ Fraksi √ Fraksi

/gr/ Gratis √ Gratis

/kl/ Klinik √ Klinik

/pr/ Program √ Program

/sk/ Skema √ Kema

/sp/ Spasi √ Pasi

27
/st/ Stabil √ Stabil

/sw/ Swasta √ Swasta

JUMLAH 64 3 3 0 0

Keterangan :
N : Normal
S : Subitusi (penggantian)
O : Omisi (penghilangan)
D : Distorsi (pengkacauan)
A : Adisi (penambahan)
(√) : Klien meniru ucapan yang diucapkan penulis
Berdasarkan hasil Artikulasi Katergori Kata, dari 70 item tes yang diujikan,
klien mampu mengucapkan/menirukan dengan benar kata yang diucapkan penulis
sebanyak 64 item (kata), dan klien mengalami kesalahan artikulasi berupa
Substitusi 3 item (kata), Omisi 3 item (kata), Distorsi 0 item (kata) dan Adisi 0 item
(kata).
3. Sindroma yang Berhubungan dengan Suara

Berdasarkan hasil observasi dan tes yang dilakukan oleh penulis diperoleh data
yang berhubungan dengan suara sebagai berikut:

a. Nada

Berdasarkan hasil observasi dan tes yang dilakukan olch penulis, pada saat klien
berbicara, membaca dan menyanyi nada yang dihasilkan klien terdengar monoton.

b. Suara

28
Berdasarkan hasil observasi dan tes yang dilakukan oleh penulis, pada saat klien
berbicara, membaca dan menyanyi suara yang dihasilkan klien tidak terdengar
serak (normal).

29
c. Kenyaringan

Berdasarkan hasil observasi dan tes yang dilakukan oleh penulis, pada saat klien
berbicara, membaca dan menyanyi suara klien terdengar keras dan tidak nyaring.

4. Sindroma yang Berhubungan dengan Irama Kelancaran


Berdasarkan hasil observasi dan tes yang dilakukan penulis, pada saat klien
berbicara, membaca dan menyanyi tidak terlalu cepat. Tidak ada pengulangan,
penghentian atau perpanjangan pada suku kata, kata maupun kalimat tetapi terdapat
penahanan sewaktu klien bernyanyi, bercerita dan berhitung.

5. Sindroma yang Berhubungan dengan Menelan


Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan tes diketahui bahwa klien tidak
mengalami kesulitan ketika makan dan minum. Baik menghisap, mengunyah dan
menelan. Dan saat diminta minum menggunakan sedotan pun klien dapat
melakukannya dengan baik/bisa.

2.2.3 Data yang relevan


1. Kondisi Umum
Berdasarkan hasil observasi penulis mengenai kondisi fisik umum tidak tampak
kecacatan fisik, tidak menggunakan alat bantu dengar, tetapi menggunakan alat
bantu melihat (kaca mata).
2. Kemampuan Motorik
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan ibu klien, bahwa
kemampuan motorik klien melewati tahap tengkurap, merangkak, duduk, berdiri,
berjalan normal seperti pada umumnya.
a. Motorik Kasar
Berdasarkan hasil observasi dan tes yang dilakukan klien mampu berjalan
dengan baik, mampu berlari saat bermain dengan teman-temannya, naik turun
tangga di tempat sekolahnya.

30
b. Motorik Halus
Berdasarkan hasil observasi dan tes yang dilakukan klien mampu menggambar
dan mewarnai, mampu menggenggam, mengambil dengan 2 jari dan 3 jari
menyesuaikan besar benda yang akan diambilnya.
c. Visuomotor Koordinasi
Berdasarkan hasil observasi dan tes yang dilakukan penulis, diketahui bahwa
klien dapat menyusun balok serta mampu membedakan warna pada baloknya,
menggambar meskipun belum baik, mewarnai meskipun belum baik, dan dapat
memasang puzzle dengan benar.
d. Keseimbangan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis, diketahui bahwa klien dapat
menaiki tangga meskipun berpegangan pada pegangan tangga.
3. Kemampuan Sensorik
a. Sensori Pendengaran/S1
Dari hasil observasi dan tes yang dilakukan penulis, saat ini klien tidak
mengalami gangguan pendengaran. Klien mampu merespon bunyi-bunyian di
sekitarnya. Dan saat namanya dipanggil, klien dapat merespon.
b. Sensor Penglihatan/S2
Dari hasil observasi dan tes yang dilakukan penulis diketahui bahwa klien
mampu melihat, membedakan dan mengetahui nama benda yang diberikan oleh
penulis, seperti balok, puzzle dan kartu fonem. Tetapi kemampuan melihat klien
terbatas, klien hanya mampu melihat berbagai obyek dalam ruangan atau
lingkungan yang mempunyai pencahayaan yang baik.
c. Sensori Taktil kinestetik/S3
Dari hasil observasi dan tes yang dilakukan penulis, diketahui bahwa
kemampuan kinestetik klien dapat bekerja dengan baik, klien bisa merasakan
sentuhan dan mampu membedakan sentuhan kasar dan halus.
d. Tingkah Laku dan Sosial
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu klien diketahui bahwa tingkah laku di
rumah cenderung pendiam. Saat di sekolah klien dapat bermain dengan teman
sebayanya. Namun saat dilingkungan rumah, klien hanya bermain sendiri atau

31
bermain dengan anak-anak dibawah usianya didalam rumah. Tidak ada komunikasi
di lingkungan rumahnya dengan anak seusianya.
e. Kesan Intelegensia
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis, klien dalam berkomunikasi
dengan baik. Klien dapat mengenal warna, tahu konsep waktu. Klien mampu
melakukan training toilet dengan baik.
f. Emosi
Berdasarkan hasil observasi/pengamatan secara langsung, emosi klien stabil,
tidak mudah marah. Dalam kesehariannya emosi klien periang, tetapi dalam
lingkungan baru, emosi klien cenderung pemalu dan pendiam.

3. Analisa Data, Diagnosa dan Prognosa


3.1 Analisa Data
Berdasarkan hasil wawancara, pada riwayat kehamilan ibu normal seperti pada
umumnya. Proses kelahiran normal tetapi klien lahir dalam keadaan prematur
dengan berat badan 1750 gr dan terdapat garis pada kornea matanya yang
menyebabkan mata klien menjadi silindris. Setelah kelahiran, kondisi klien normal,
riwayat perkembangan motorik klien normal, Riwayat perkembangan bahasa dan
bicarapun normal.
Klien sempat melakukan tes IQ di RS. Hasan Sadikin, dalam hasil tes klien
mengalami keterlambatan intelektual 3 tahun dari usia kalendernya. Awalnya klien
disekolahkan di sekolah umum (TK) lalu pindah ke SLB setelah mendapat saran
dari guru TK nya untuk dirujuk ke SLB.
Berdasarkan observasi dan pemeriksaan alat wicara yaitu gerakan oral motor
disengaja klien mampu mejulurkan keluar masuk lidah, meniup, menunjukkan gigi,
memonyongkan bibir ke kanan dan ke kiri. Klien mampu menggigit bibir bawah,
menjilat bibir, mendahak, tersenyum dengan baik dan normal.
3.2 Diagnosa
Berdasarkan hasil analisa data diatas bahwa diagnosa klien tersebut adala
Dislogia dengan Mental retardasi (Tuna Grahita) sedang.

32
3.3 Prognosa

Pemahaman lisan klien dan kemampuan klien tidak sesuai dengan usia
kalendernya (15-16 tahun). Berdasarkan hasil analisa data dan diagnosa diatas
prognosa klien ringan dengan data sebagai berikut :

Faktor Yang Mendukung :


- Klien dapat memahami perintah dan instruksi (+)
- Tidak terganggunya penglihatan dan pendengaran (+)
- Kemampuan motorik klien bagus, baik motorik kasar, motorik halus,
maupun visiomotor koordinasi (+)
- Keseimbangan klien bagus (+)
- Tidak ada masalah dengan makan dan minumnya (+)
- Klien mampu mengenali anggota tubuhnya sendiri (+)
- Klien lancar dalam membaca dan menulis (+)
- Klien dapat berhitung dan hafal 1-20 (+)

Faktor Yang Tidak Mendukung


- Kurangnya informasi mengenai klien karena pasien tinggal dengan ibu
tirinya (-)
- Saat diwawancara, orangtua klien tidak terbuka dalam bercerita (-)
- Saat klien bernyanyi dan bercerita, nada yang dihasilkan monoton (-)
- Klien mengalami gangguan penglihatan (-)

33
4. Penutup
4.1 Kesimpulan

Retardasi mental sebagai suatu kondisi dimana fungsi intelektual yang secara
signifikan berada di bawah rata-rata. Jika pengukuran fungsi intelektual dapat
dilakukan dengan tes intelegensi secara individual. Seseorang bisa dikatakan
mengalami retardasi mental jika mempunyai fungsi sosial yang lemah. Retardasi
mental haruslah di identifikasi sebagai suatu kondisi kronis yang menetap atau tidak
bisa diubah yang terjadi sebelum berusia 18 tahun.

4.2 Saran

Orangtua seharusnya menerima terlebih dahulu dengan kondisi anaknya.


Karena bagaimanapun kondisi anak, mereka adalah anugerah yang Allah SWT
titipkan yang harus dijaga, dirawat, diberikan kasih sayang dan ilmu yang
bermanfaat baginya. Peran orangtua sangat penting bagi anak-anaknya, terlebih
pada anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Mereka memerlukan banyak
motivasi dan dukungan dari orang-orang sekitar. Anak dengan Retardasi mental ini
membutuhkan intervensi ynag berkelanjutan, oleh karena itu orangtua harus
berusaha memaksimalkan kemampuan anak demi kemajuan anak.

34
DAFTAR PUSTAKA

http://hanifwildanpurnama.blogspot.com/2013/11/laporan-kasus-disaudia-untuk-
memenuhi.html?m=1

https://www.halopsikolog.com/retardasi-mental-adalah-tuna-grahita/253/

http://antoekpsikologi.blogspot.co.id/2012/12/laporan-observasi-dan-wawancara-
di-slb.html

https://www.google.co.id/amp/s/twsurakarta.wordpress.com/2009/03/02/dislogia/
amp/

https://www.alomedika.com/informed-consent-bukanlah-sekedar-lembar-
persetujuan-medis

http://dosensosiologi.com/teknik-pengumpulan-data/

35

Anda mungkin juga menyukai