Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSERVASI ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS (DOWNSINDROM)

Di Susun oleh :
Kelompok 2

1. M.Hasan Basri (1886206011)


2. Fiqi Aulia Rahman (1886206001)
3. Nopri Yanti (1886206030)
4. Imakulata Prisma D (1886206009)
5. Maria Cristina (1886206047)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Observasi Anak Berkebutuhan Khusus Downsindrom

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus . Dan kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, karena penyertaan dan pertolongan-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Berterima kasih juga kepada orang tua yang telah membantu dan memenuhi
kebutuhan kami maupun berbentuk materi, perhatian, nasihat, motivasi dan kasih
sayang. Karena tanpa bantuan dari mereka kami tidak dapat menyelesaikan tugas ini.
3. Berterima kasih juga kepada bapak Agus Prasetya, S.Pd, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
4. Berterima kasih juga kepada pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu
yang turut baik dalam membantu kelancaran dan penyelesaian makalah ini.

Kami berharap makalah laporan observasi ini dapat memberikan tambahan informasi
kepada pembaca. Kami juga berharap makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan acuan
dalam penyusunan tulisan dengan topik yang relevan.

Kami menyadari bahwa makalah laporan ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematis nya. Hal ini disebabkan keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah laporan ini.

Samarinda, 14 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................

Kata Pengantar ..........................................................................................................

Daftar Isi ....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang ..............................................................................................


B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan Masalah .............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

A. Jenis Dan Ciri-Ciri Abk Downsindrom..........................................................


B. Penyebab Terjadinya Abk Downsindrom .....................................................
C. Bagaimana Cara Meraawat, Memperlakukan Dan
D. Penanganan Abk Downsindrom ....................................................................
E. Siapa Guru Abk Downsindrom......................................................................
F. Hasil Pengamatan Downsindrom ..................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang anak sudah lama dikenal. Pada zaman Romawi dan
Yunani sudah ada para ahli yang memperhatikan pendidikan anak walaupun pada saat
itu anak belum dipandang sebagai bentuk manusia tersendiri. Penelitian terhadap anak
dan buku-buku mengenai perkembangan jiwa anak pada zaman dahulu masih sangat
minim bahkan belum ada. Namun kemudian studi sistematis tentang perkembangan
anak mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada awal abad ke-20.
Penelitian-penelitian yang dilakukan pada zaman ini bersifat deskriptif dan
dititikberatkan pada ciri-ciri khas yang terdapat secara umum, golongan-golongan
umur, serta masa-masa perkembangan tertentu. Seperti yang telah dipaparkan di atas
bahwa perkembangan anak bersifat diskriptif sesuai dengan golongan umurnya,
namun ada kondisi dimana anak memerlukan perhatian khusus. Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi SDM. Upaya peningkatan mutu
pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik
aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab
Sebagai warga masyarakat bahkan untuk anak berkebutuhan khusus.
Pendidikan inklusi memiliki fungsi untuk memfasilitasi anak berkebutuhan khusus
dalam ikut serta mengenyam pendidikan berdasarkan UUD ’45 pasal 31 ayat 1 yang
berisi “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. Tujuan dari
pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus untuk mengoptimalkan
kemampuan fisik, psikis, dan emosional dalam proses pembelajaran agar kelak dapat
ikut berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat seperti anak normal lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jenis dan Ciri-ciri ABK Downsindrom.
2. Penyebab terjadinya ABK Downsindrom.
3. Bagaimana cara merawat, memperlakukan dan penanganan ABK
Downsindrom.
4. Biodata Guru ABK Downsindrom.
5. Hasil pengamatan ABK Downsindrom.

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui jenis dan ciri-ciri ABK Downsindrom ?
2. Mengetahui penyebab terjadinya ABK Downsindrom ?
3. Mengetahui bagaimana cara merawat, memperlakukan dan penanganan ABK
Downsindrom ?
4. Mengetahui siapa guru ABK Downsindrom ?
5. Bagaimana hasil pengamatan ABK Downsindrom ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. JENIS DAN CIRI-CIRI ABK DOWNSINDOM


Downsindrom pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr. John Longdon
Down. Ciri-cirinya tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung datar
menyerupai orang Mongoloid maka sering juga dikenal dengan mongoloisme. Pada
tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang
terjadi pada anak tersebut dengan merujuk pertama kali sindrom ini dengan istilah
sindrom down dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.
Downsindrom adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan
mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling
memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Downsindrom juga merupakan kondisi
kromosom yang berhubungan dengan kecacatan intelektual, penampilan wajah yang
khas, dan nada otot lemah pada masa kanak-kanak.

B. PENYEBAB TERJADINYA DOWNSINDROM


Anak dengan Sindrom Down mempunyai jumlah kromosom 21 yang berlebih
( 3 kromosom ) di dalam tubuhnya yang kemudian disebut trisomi 21. Adanya
kelebihan kromosom menyebabkan perubahan dalam proses normal yang mengatur
embriogenesis. Materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan
bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan
suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan
perkembangan fisik ( kelainan tulang ), SSP ( penglihatan, pendengaran ) dan
kecerdasan yang terbatas. Pada kebanyakan kasus karena kelebihan kromosom (47
kromosom, normal 46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom tersebut berada
ditempat yang tidak normal). Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan
kromosom :
1. Genetik
Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya
peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan
syndrom down.

2. Radiasi
Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan
ank dengan syndrom down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum
terjadi konsepsi.

3. Infeksi Dan Kelainan Kehamilan

4. Autoimun dan Kelainan Endokrin Pada ibu


Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid.

5. Umur Ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan
hormonal yang dapat menyebabkan “non dijunction” pada kromosom.
Perubahan endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya
kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiolsistemik,
perubahan konsentrasi reseptor hormon danpeningkatan kadar LH dan FSH
secara tiba-tiba sebelum dan selam menopause. Selain itu kelainan kehamilan
juga berpengaruh.
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi
nukleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus.
Ibu hamil setelah lewat umur (lebih dari 40 th) kemungkinan melahirkan bayi
dengan Down syndrome. Infeksi virus atau keadaan yang mempengaruhi
susteim daya tahan tubuh selama ibu hamil. 44 % syndrom down hidup
sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68 tahun. Tingginya angka
kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan 80
% kematian. Meningkatnya resiko terkena leukimia pada syndrom down
adalah 15 kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan
menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun. Anak syndrom down akan
mengalami beberapa hal berikut :
Gangguan tiroid
Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa
Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea 4.
Usia 30 tahun menderita demensia (hilang ingatan, penurunan kecerdasan
danperubahan kepribadian).

C. BAGAIMANA CARA MERAWAT, MEMPERLAKUKAN DAN


PENGANGANAN ABK DOWNSINDROM
Down Sindrom kini terbilang cukup sering dihadapi oleh anak-anak di
sekeliling kita. Tanpa perlu berkecil hati, anak dengan sindrom seperti ini masih
memiliki harapan hidup yang tinggi. Dilansir Parents, berikut adalah hal yang perlu
dilakukan saat anak mengidap Down Sindrom:

1. Pahami Perkembangan Fisik dan Mental


Hal pertama yang penting untuk dipahami sebagai orang tua yang
memiliki kondisi anak downsindrom adalah memahami dan mengerti jika
kondisi fisik dan mental anak berbeda, sehingga perkembangan yang terjadi
juga akan jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan anak-anak normal
lainnya. Sehingga dibutuhkan kesabaran yang lebih dan mulailah untuk
mendidik anak sedini mungkin sehingga nantinya akan sangat membantu
dalam membentuk kemampuan fisik dan mental anak.

2. Konsisten Dalam Memperlakukan Anak


Seringkali yang menjadi permasalahan utama dalam anak dengan
berkebutuhan khusus adalah mengenai masalah perilaku. Dan untuk mengatasi
permasalahan tersebut, sebagai orang tua harus konsisten dalam
memperlakukan anak serta apa yang menjaid harapan kedepan untuk anak-
anaknya. Anak-anak anda membutuhkan banyak dukungan yang dapat
dilakukan dalam bentuk pujian pada hal-hal baik yang mampu dilakukannya.
3. Selalu Memberikan Kasih Sayang Yang Cukup Pada Anak
Cara mendidik anak downsindrom lainnya adalah dengan memberikan
kasih sayang yang cukup kepada anak. kasih sayang di dalam keluarga,
terutama orang tua menjadi hal yang sangat diperlukan bagi perkembangan
anak. Downsindrom sendiria dalah kondisi yang akan dialami anak seumur
hidupnya. Namun jika kasih sayang yang diberikan di dalam keluarga sangat
cukup bagi anak tentu saja akan membuat anak dengan berkebutuhan khusus
ini menjadi lebih sehat dan bahagia.

4. Kenali Bakat Yang Dimiliki Anak


Sebagai orang tua penting rasanya mengetahui karakteristik anak
berbakat dalam diri anak anda. Meskipun kondisi anak down syndrome,
namun tetap saja anak bisa memiliki bakat yang terpendam di dalam dirinya.
Untuk itu fokuskan diri untuk mengenali bakat anak dan mengembangkan
bakar tersebut. Jika dirawat dengan baik dan penuh kasih sayang, maka bukan
tidak mungkin anak-anak berkebutuhan khusus ini dapat berprestasi. Bahkan
banyak sekali bukti-bukti di luar sana yang memperlihatkan jika anak dengan
kondisi downsindrom bisa berprestasi hingga ke tingkat internasional
sekalipun.

5. Jangan Lupa Untuk Menyadari Kelemahan Anak


Meskipun anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa memiliki
kelebihan, namun anak-anak dengan downsindrom ini juga memiliki beberapa
keterbatasan dan kelemahan yang penting untuk disadari orang tua. Sehingga
sebagai orang tua, anda juga harus selalu bersabar dan berusaha serta
mengetahui keterbatasan dan kelemahan anak-anak anda.

6. Mencari Sekolah Yang Cocok


Cara menangani anak berkebutuhan khusus lainnya yang penting
dilakukan adalah dengan mencarikan sekolah yang tepat untuk anak-anak
berkebutuhan khusus ini. Meskipun memiliki keterbelakangan fisik dan
mental, bukan berarti jika anak-anak downsindrom ini tidak bisa mendapatkan
pendidikan yang layak. Mereka juga memiliki hak yang sama seperti layaknya
anak-anak normal lainnya yang dapat mengenyam pendidikan. Namun tentu
saja anak-anak ini tidak bisa dimasukkan ke sekolah umumnya. Pilihan yang
tepat adalah sekolah luar bisa yang memang dapat memberikan pendidikan
yang sesuai dengan kondisi anak kebutuhan khusus.

7. Lindungi Anak Dari Penyakit Menular


Jangan lupa untuk melindungi anak-anak anda dari penyakit-penyakit
menular. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk
mencegah anak bisa terjangkit penyakit menular, misalnya saja dengan
pemberian ASI eksklusif semaksimal mungkin. ASI memiliki kandungan
antibodi yang dapat menguatkan sistem imun anak untuk melawan infeksi
yang mungkin saja dapat timbul. Hal ini pun juga berlaku pada anak-anak
normal lainnya.
Setelah memasuki usia 6 bulan, orang tua dapat mulai memberikan
nutrisi lainnya melalui makanan lain semisal kacang-kacangan, pisang, nasi,
telur dan lainnya. Namun tetaplah memberikan ASI sepenuhnya kepada anak.
Jangan lupa untuk memberikan vaksinasi secara rutin kepada anak sehingga
dapat terlindungi dari berbagai macam penyakit. Anak-anak dengan kondisi
downsindrom memang cukup rentan terkena batuk rejan maupun campak.
Sehingga penting untuk melakukan vaksinasi secara rutin di posyandu atau
rumah sakit. Selain itu lakukan perawatan medis sedini mungkin ketika anak-
anak terjangki dengan penyakit seperti sakit telinga, sakit tenggorokan, atau
batuk.

8. Mencari Tahu Banyak Informasi Terkait Situasi Yang Dihadapi


Carilah informasi sebanyak mungkin mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kondisi yang sednag anda hadapi. Dengan memiliki banyak ilmu dan
pengetahuan mengenai downsindrom, tentunya akan sangat membantu anda
untuk mendidik anak-anak yang berkebutuhan khusus. Anda bisa
mendapatkan ilmu melalui dari membaca buku, browsing internet, dan
mendalami tentang psikologi anak.
9. Berkomunikasi Menggunakan Kalimat Pendek
Biasanya anak dengan berkebutuhan khusus akan mengalami sedikit
kebingungan ketika orang lain di sekitarnya, termasuk orang tua berbicara
tentang sesuatu namun dengan menggunakan kalimat yang agak panjang dan
sulit dimengerti. Umumnya, anak-anak downsindrom ini cenderung lebih
paham dengan kata-kata yang pendek dengan menggunakan ekspresi yang pas.
Sehingga cobalah untuk berkomunikasi dengan anak menggunakan kalimat
yang pendek namun dapat dipahami anak. Sehingga apa yang anda sampaikan
bisa lebih dimengerti oleh anak anda. Hal ini juga sering digunakan pada
terapi anak autis.

10. Mengajarkan Anak Untuk Bersosialisasi


Jangan lupa untuk mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus ini
untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Seiring dengan berjalannya
waktu, tentu saja anak juga harus masuk ke sebuah lingkungan baru sehingga
penting untuk mengajarkannya agar dapat berkomunikasi baik meskipun
tentunya terdapat kekurangan yang dimilikinya. Anak harus dapat
berkomunikasi dengan teman-teman sebayanya saat sudah memasuki sekolah
dan menmpuh pendidikan formal nya.

11. Kembangkan Hubungan Yang Sehat


Sebagai orang tua, penting rasanya untuk membantu anak untuk bisa
mengembangkan hubungan sehat serta mengajarkan bagaimana perilaku dan
bersosialisasi yang baik. Cobalah untuk mendorong anak untuk bisa
mengambil bagian di dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan sekolah
atau masyarakat. Berikan kesempatan untuk bisa membentuk persahabatan
yang sehat menjadi salah satu bagian yang penting yang dapat membuat anak
lebih bahagia dalam kehidupannya.
12. Ajarkan Anak Untuk Menghormati Tubuhnya Sendiri
Tak lupa pula sebagai orang tua juga perlu mengajarkan kepada anak
bagaimana menghormati tubuhnya sendiri maupun tubuh orang lain. Bicaralah
secara terbuka mengenai moral dan agama. Dengan memberikan pendidikan
sek dengan jujur dan dengan metode yang tepat, tentu saja anak akan mengerti
nantinya. Mulai membuat pengaturan masa depan anak di saat masa-masa
remaja nya.

13. Mengajarkan Dengan Cara Yang Menyenangkan dan Kreatif


Ketika anda mendidik anak-anak dengan kondisi down syndrom, maka
cobalah untuk menggunakan cara yang bisa menarik perhatian anak-anak
tersebut. Misalnya saja dengan menggunakan alat-alat peraga yang digunakan
untuk menerangkan pelajaran yang menyenangkan. Dengan begitu nantinya
anak akan lebih merasa nyaman dalam belajar dan hal ini juga dapat menjadi
cara meningkatkan kosentrasi belajar anak

14. Ajarkan Untuk Tidak Takut Dengan Dunia Luar


Sebaiknya anda juga harus mengajarkan kepada anak agar tidak takut
pada dunia luar ataupun lingkungan yang baru. Cobalah ajak anak untuk
berjalan-jalan serta mengenal dunia luar sehingga anak merasakan aman
meskipun nantinya sedang tidak bersama dengan orang tua. Anak harus dapat
bertahan pada lingkungan yang baru.

15. Jangan Lupakan Kunjungan Dokter Rutin


Mengunjungi dokter secara rutin juga menjadi hal penting yang harus
dipertimbangkan, mengapa? karena ini menjadi salah satu cara perawatan
anak-anak berkebutuhan khusus. Pada umumnya, anak-anak penderita
downsindrom memiliki beberapa masalah kesehatan. Sehingga agar gangguan
pada kesehatannya tersebut tidak mempengaruhi proses belajar dan
perkembangan anak, tentunya kunjungan ke dokter secara rutin juga penting
dilakukan.
Mendidik anak downsindrom memang bukanlah hal yang mudah,
namun sudah menjadi kewajiban untuk bisa merawat dan mendidik anak
sebaik mungkin dengan penuh kasih sayang sehingga nantinya anak dapat
tumbuh sehat serta berprestasi layaknya anak normal lainnya. Selain cara-cara
diatas, biasanya akan ada terapi khusus yang menangani anak-anak
downsindrom sehingga dapat memaksimalkan proses belajar yang
dilakukannya. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

D. BIODATA GURU ABK DOWNSYNDROM


Guru kelas downsindrom bernama Hendri Tristiawan dan mulai berkerja di
Sekolah Luar Biasa Negeri Samarinda pada bulan Oktober 2018 hingga sekarang.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Waktu Observasi
Observasi dilaksanakan pada hari senin, 14 Oktober 2019, pukul 7:30
s/d selesai.
2. Tempat Pelaksanaan Observasi
Observasi ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina
Samarinda, di jalan padat karya,Sempaja Samarinda.

3. Metodelogi Pengamatan
Observasi ini dilakukan secara berkelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang mahasiswa. Dalam observasi ini kelompok kami
mengamati anak penderita downsindrom dan mewawancara dari orang tua
siswa tersebut.
4. Profil Anak
Adapun anak penderita downsindrom yang kami amati sebagai berikut :

Nama : Sahruksan
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jenis Kelainan : Downsindrom
Kelas : Kelas 9 SMP
Alamat : Jl. MT. Haryono 1, No 16
Hobi : Bermain dan berenang

5. Tabel hasil pengamatan diri Sahruksan

Fisik Seperti ciri-ciri anak Downsindrom pada


umumnya. Sahruksan lebih senang
menggengam tangannya saat iya merasa
malu.
Pengelihatan Sahruksan masih bisa melihat tulisan-tulisan
di papan tulis. Pandangannya tidak fokus ke
satu arah terlalu lama, ia lebih sering melihat
ke segala arah.
Pendengaran Pendengaran sahruksan masih berfungsi
dengan baik.
Intelektual Sahruksan mengalami keterlambatan dalam
berpikir. Ia juga memiliki daya ingat yang
kurang, sehingga guru Sahruksan harus
memberi pelajaran yang sama berulang-
ulang. Namun Sahruksan bisa menggambar
dengan sangat baik, hanya saja tidak dapat
mengeja kata-kata tanpa bantuan orang lain.
Bahasa Tidak terlalu jelas dalam mengucapkan kata-
kata, kadang iya spontan mengucapkan kata-
kata jika dia tersandung atau merasakan sakit.
Sahruksan sangat pendiam dan jarang
berbicara tetapi dia sangat mengerti apa yang
kita bicarakan kepada dia.
Sosial Emosional Baik, terkadang tidak stabil. Saat bertemu
dengan orang yang baru Sahruksan lihat, ia
sedikit pemalu saat di dekati. Namun lama-
lama ia mulai bisa terbiasa dengan orang
tersebut dan mau ketika diajak bermain
bersama. Dia juga senang bermain bersama
teman-temannya.
Perilaku Perilaku Sahruksan tidak terlihat agresif atau
pun nakal seperti anak pada umunya, dia
terlihat pendiam dan lebih sering bergerak
daripada berbicara. Sahruksan hanya patuh
dengan guru yang dia suka saja, jika dengan
orang tua dia sangat senang dan selalu ingin
memeluk dan mencium ibunya. Sahruksan
juga sangat senang bermain dengan teman-
temannya.

Ada tingkah laku yang diluar dugaan kami seperti saat kami berfoto bersama
teman lelaki saya berada di samping dia, tetapi dengan tingkahnya dia mendorong
teman saya dan menyuruh teman wanita saya berada di sebelah dia saat berfoto. Ada
juga tingkah lakunya yang sangat menggemaskan saat kami bersama-sama menari dia
membariskan kami untuk bergoyang bersama seperti barisan kereta. Hal ini
membuktikan bahwa anak-anak penderita Downsindrom seperti Sahruksan memang
gemar menari dan bermain bersama. Sahruksan di diagnosa memiliki penyakit
downsindrom sejak lahir, dokter pada awalnya tidak berani untuk memberitahu
kepada orang tua Sahruksan karena takut orang tua tidak bisa menerima apa yang
dijeaskan oleh dokter, tetapi orang tua Sahruksan menyadari dan menanyakannya
kepada dokter. Setelah itu baru dokter berani untuk menjelaskan kepada orang tuanya.
Dan dari kecil Sahruksan sudah di rawat dengan baik dan bisa mendapatkan
pendidikan dengan baik seperti selayaknya anak normal lainnya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak penderita downsindrom disebut juga mongolisme. Penderita
Downsindrom memiliki ciri-ciri bertubuh pendek (sekitar 120cm), wajah berbentuk
bulat, kelopak mata atas mempunyai lipatan, mata sipit, bibir tebal, hidung lebar dan
datar, telinga kecil dan menjorok, telapak tangan lebar, jari berukuran pendek dan
gemuk, ujung jari-jari halus, gigi kecil dan jarang (pada beberapa anak, giginya
rusak), air liur sering menetes, bicaranya tidak jelas (bahkan pada beberapa anak,
tidak dapat berbicara), mempunyai kelainan jantung, lemah mental, dan IQ rendah.
Kondisi emosional anak-anak penderita Downsindrom itu sangat mudah berubah
(labil) dan sulit ditebak. Guru harus memiliki inovasi dan kreativitas setiap harinya
untuk menarik perhatian dari murid-murid penderita Downsindrom. Salah satu
tantangan terberat bagi para guru yaitu memahami apa keinginan muridnya. Sebagian
besar kegiatan fisik mudah dilatih pada anak penderita Downsindrom, sebab
umumnya kegiatan fisik tidak membutuhkan aktivitas mental.

Anda mungkin juga menyukai