Anda di halaman 1dari 17

Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus

DOWN SINDROM DAN GIFTED

DISUSUN

OLEH
Kelompok :

FACHRYANA
NAZMI KAMILLA
UMI FADILAH WIDY ASRI

FAKULTAS / JURUSAN : TARBIYAH / PIAUD


SEMESTER / UNIT : VI / 1 (Satu)
DOSEN PENGAMPU : SYARFINA, M. Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


LANGSA
T.A. 2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tak lupa pula
Shalawat seiring salam sama-sama kita sanjung sajikan kepangkuan Baginda Nabi
Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabat beliau. Makalah ini
disusun sebagai tugas yang diberikan Dosen Pembimbing kepada kami dengan
segala kerendahan hati, kami mohon dengan tulus ikhlas kiranya para pembaca
berkenan memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan tugas ini.

Akhirnya penulis ucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua


pihak. Atas kekurangan isi tugas ini kami mohon maaf sedalam-dalamnya.

Langsa, April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3


A. Down Sindrom .......................................................................................... 3
B. Gifted ........................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12


A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sindrom Down (SD) merupakan suatu kelainan genetik yang paling sering
terjadi dan paling mudah diidentifikasi. SD atau yang lebih dikenal sebagai
kelainan genetik trisomi, di mana terdapat tambahan kromosom pada kromosom
21. Kromosom ekstra tersebut menyebabkan jumlah protein tertentu juga berlebih
sehingga mengganggu pertumbuhan normal dari tubuh dan menyebabkan
perubahan perkembangan otak yang sudah tertata sebelumnya.1 Selain itu,
kelainan tersebut dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik,
ketidakmampuan belajar, penyakit jantung, bahkan kanker darah/leukemia.2,3
Kelainan ini sama sekali tidak berhubungan dengan ras, negara, agama, maupun
status sosial ekonomi.
Down syndrome salah satu Anak berkebutuhan khusus yang mana
merupkan suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada
anak yang disebabkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Anak cacat
mental pada umumnya mempunyai kelainan yang lebih dibandingkan cacat
lainnya, terutama intelegensinya. Hampir semua kemampuan kognitif anak cacat
mental mengalami kelainan seperti lambat belajar, kemampuan mengatasi
masalah, kurang dapat mengadakan hubungan sebab akibat, sehingga penampilan
sangat berbeda dengan anak lainnya.
Setiap anak yang terlahir ke dunia tentunya memiliki kekurangan dan juga
kelebihan.Kekurangan dan kelebihan ini adalah kodrat yang harus diterima
dengan penuh kegembiraan dan ikhlas secara lahir dan batin oleh setiap orangtua,
sebab kelebihan dan kekurangan ini merupakan anugerah dari Tuhan yang tidak
bisa digugat kebenarannya.Kelebihan dan kekurangan ini membuat setiap anak
menjadi seorang manusia yang berharga dimata setiap orangtuanya.Dengan
berbagai macam kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap anak di
dunia ini, terdapat berbagai macam pula kategori anak yang ada. Salah satu

1
kategori anak yang begitu berharga adalah anak yang masuk dalam kategori gifted
(anak berbakat).

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dimakalah
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana makna Down Sindrom ?
2. Bagaimana makna Gifted?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Down Sindrom
1. Pengertian
Down Syndrom biasanya disebabkan karena kesalahan dalam memisahkan
kromosom abnormal dari sel, dua tipe kromosom yang abnormal adalah
mosiacism dan transovation. Semua penyandang Down Syndrome memiliki
kromosom ekstra 21 pada tiap sel. Kromosom inilah yang menyebabkan
keterlambatan dan menyebabkan anak mempunyai sindrom-sindrom tersebut.
Translokasi merupakan kasus perpindahan kromosom yang terjadi pada badan sel.
Sebanyak 5% kasus Down Syndrome merupakan translokasi badan sel, misalnya
translokasi antara kromososm 14 dan 21, translokasi dapat mempunyai 46
kromososm yang salah satunya mempunyai badan genetik dari kromosom 14 dan
21. Down Syndrome tipe translokasi tidak berhubungan dengan usia ibu saat
kehamilan, namun akan meningkat resikonya pada orang tua yang merupakan
pembawa sifat.
Down Syndrome sebuah tipe retardasi mental yang disebabkan materi genetic
kromosom 21. Sindrom ini bisa terjadi akibat adanya proses yang disebut
nondisjunction atau gagal berpisah yang mana materi genetiknya gagal untuk
memisahkan diri selama proses penting dari pembentukan gamet, menghasilkan
kromosom ekstra yang disebut trisomi 21. Penyebab gagal berpisah ini belum
diketahui, walaupun sebenarnya berkolerasi dengan umur ibu penyerta.1
Kelaian kromosom yang umum terjadi dan mudah dikenali. Diawali dari nama
dokter Inggris, Langdon dowm. Adanya lipatan pada kelopak mata penderita yaitu
lipatan epikantur yang juga memberi kesan seperti ras mongoloid. Down
Syndrome bukan sutu penyakit, tetapi merupakan suatu kelainan genetic yang
dapat terjadi pada pria and wanita berupa kelaianan kromosom 21 yang
dinamakan trisomi 21

1
Rusdial Mart, Penanganan Kognitif Down Syndrome melalui Metode Puzzle pada Anak
Usia Dini, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini - Volume 1 Issue 1 (2017), hal. 36

3
Semua penyandang Down Syndrome mengalami keterlambatan kognitif yang
efeknya biasanya dalam taraf ringan ke sedang, dan tidak diindikasikan terhadap
banyaknya kekuatan dan bakat yang dimiliki tiap individu. Anak-anak
penyandang Down Syndrome juga memiliki keterlambatan dalam aspek motorik
kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial, antara lain hipotonus, perhatian
penglihatan yang inkonsisten, ketidakmampuan membuat frase yang bermakna
2
setelah 24 bulan menurut acuan perkembangan yang dipakai yaitu Denver

2.Karakteristik Fisik Anak Sindrom Down


Anak Sindrom Down dapat dikenali dari karakteristik fisiknya. Beberapa
karakteristik fisik khusus, meliputi:
a. bentuk kepala yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan orang normal
(microchephaly) dengan area datar di bagian tengkuk.
b. ubun-ubun berukuran lebih besar dan menutup lebih lambat (rata-rata usia
2 tahun).
c. bentuk mata sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan
(epicanthal folds).
d. bentuk mulut yang kecil dengan lidah besar (macroglossia) sehingga
tampak menonjol keluar.
e. saluran telinga bisa lebih kecil sehingga mudah buntu dan dapat
menyebabkan gangguan pendengaran jika tidak diterapi.
f. garis telapak tangan yang melintang lurus/horizontal (simian crease) -
penurunan tonus otot (hypotonia)
g. jembatan hidung datar (depressed nasal bridge), cuping hidung dan jalan
napas lebih kecil sehingga anak Sindrom Down mudah mengalami hidung
buntu.
h. tubuh pendek. Kebanyakan orang dengan Sindrom Down tidak mencapai
tinggi dewasa rata-rata.
i. dagu kecil (micrognatia)

2
Irwanto, dkk, A-Z Sindrom Down, (Surabaya: Airlangga University Press, 2019), hal. 1

4
j. gigi geligi kecil (microdontia), muncul lebih lambat dalam urutan yang
tidak sebagaimana mestinya.
k. spot putih di iris mata (Brushfield spots).

3. Faktor penyebab down syndrome


Faktor penyebab down syndrome antara lain:
a. Hubungan faktor oksigen dengan down syndrome
Down syndrome terjadi bukan karena faktor luar, down Syndrome terjadi
karena kekurangan kromosom akibat dari kecelakaan yang bersifat genetika
yang bisa dideteksi melalui pemeriksaan amniosintesis. Para dokter
menekankan bahwa down syndrome tidak terkait dengan segala yang
dilakuakan oleh orang tua baik sebelum ataupun selama kehamilan. Down
syndrome terjadi bukan karna makanan atau minuman yang dikonsumsi
ibunya ketika hamil, tidak juga perasaan traumatis, bukan pula ibu dan ayah
melakukan atau menyesali perbuatannya yang telah dialami.
b. Hubungan faktor endogen dengan Down Syndrome
Down syndrome disebabkan karena adanya kromosom ekstra dalam setiap sel
tubuh, faktor penyebab lain yang menimbulkan resiko tingginya resiko
mempunyai anak down syndrome adalah umur rang tua. Semakin tua umur
ibu, semakin pula ibu memiliki peluang untuk melahirkan anak down
syndrome.3

4.Penatalaksanaan Fisioterapi pada Down Syndrome


a. Neuro-Developmental Treatment (NDT)
Neuro Development Treatment (NDT) atau sering dikenal dengan Bobath
merupakan suatu teknik yang dikembangkan oleh Karel dan Bertha Bobath pada
tahun 1940. Metode ini khususnya ditujukan untuk menangani gangguan sistem
saraf pusat pada bayi dan anak-anak. Penanganan harus dimulai secepatnya,
sebaiknya sebelum anak berusia 6 bulan, walaupun sesungguhnya masih efektif

3
Gunarhadi. Penanganan Anak Syndrome Down Dalam Lingkungan Keluarga dan
Sekolah. (Jakarta. Depdiknas, 2005), hal. 26

5
untuk digunakan pada usia yang lebih tua, namun ketidaknormalan akan semakin
tampak seiring dengan bertambahnya usia anak dengan cerebral palsy. Tujuan
konsep NDT pada umumnya adalah memperbaiki dan mencegah postur dan pola
gerakan abnormal dan mengajarkan postur dan pola gerak yang normal.

b. Sensori Integrasi
Terapi Sensori Integrasi sebagai bentuk treatment pada anak dengan
kondisi tertentu seringkali digunakan sebagai cara untuk melakukan upaya
perbaikan, baik untuk perbaikan gangguan perkembangan atau tumbuh kembang
atau gangguan belajar, gangguan interaksi sosial, maupun perilaku lainnya.
Sensori integrasi merupakan suatu proses mengenal, mengubah, membedakan
sensasi dari sistem sensori untuk menghasilkan suatu respon berupa “Perilaku
Adaptif Bertujuan”.

c.Terapi kelompok
Terapi kelompok merupakan bentuk intervensi untuk stimulasi motorik
dan stimulasi sensorik yang diberikan kepada anak dengan SD secara bersama-
sama dan melibatkan orang tua dalam kegiatan tersebut, fisioterapis sebagai
instruktur yang mencontohkan dan menginstruksikan kegiatan stimulasi tersebut
dalam permainan. Beberapa kelebihan pendekatan terapi kelompok anatara lain
adalah situasi bermain.4 Situasi bermain tersebut akan memungkinkan
penggunanya sebagai modalitas terapi, sehingga tidak saja membangkitkan anak
untuk mengembangkan keterampilan baru tetapi juga menyenangkan. bermain
Sebagai sarana meningkatkan keterampilan motori, selain itu aktifitas sensorik
dan motorik membantu melepaskan energy yang berlebihan dan memperbaiki
keseimbangan.
Kelebihan terapi kelompok lainnya adalah dengan bermain secara
kelompok dapat meningkatkan fungsi psikososial, anak akan mengerti apakah ia
diterima atau tidak oleh lingkungannya, maka ia sudah mualai belajar mempunyai

4
K. Geldard, & D. Geldard, Konseling Anak-anak Sebuah Pengantar Praktis Edisi
Ketiga. (Jakarta: Indeks, 2012), hal. 88

6
rasa moral social. Dengan terapi kelompok anak juga mendapat perkembangan
emotional dimana anak dapat menemukan rasa percaya diri dan stabilitas internal.
Perkembangan kognitif juga dapatmelalui terapi kelompok yang diperoleh melalui
bermain dengan manipulasi objek-objek dikelompoknya. Hal ini meltih anak pada
saat dewasa nanti dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Perasaan
seorang anak dalam aktifitas bermain menentukan kualitas anak tersebut untuk
interaksi dengan lingkungannya pada saat bermain, dan aspek-aspek lain dalam
kehidupannya. Kemampuan turut serta berperan dalam terapi kelompok sebagai
interaksi social dan fisik (Cassel, 1962). Dengan demikian terapi kelompok juga
memiliki beberapa tujuan seperti uraian diatas, yaitu : (1)Situasi bermain yang
menyenangkan sambil mengembangkan keterampilan baru, (2) bermain selain
sebagai sarana meningkatkan keterampilan motorik juaga membantu melepaskan
energy yang berlebihan dan memperbaiki keseimbangan, (3) meningkatkan
fungsi psikososial , (4) perkembangan emosional untuk kepercayaan diri dan (5)
perkembangan kognitif.

B. Gifted
1. Pengertian Gifted
Gifted adalah suatu termologi bagi individu yang mempunyai IQ atau
tingkat kecerdasan lebih dari normal, IQ-nya antara 125-140. Di samping itu
mempunyai bakat yang istimewa yang menonjol dalam bidang seni musik, drama,
ketrampilan dan keahlian dalam memimpin” Gifted adalah anak yang memiliki
kemampuan luar biasa. Mereka menghendaki program pendidikan yang sesuai
atau layanan melebihi sebagaimana diberikan secara normal oleh program sekolah
regular, sehingga dapat merealisasikan kontribusi secara bermakna bagi diri dan
masyarakatnya5
Potensi kecerdasan berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan
bakat tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual. Proses mengidentifikasi
anak cerdas istimewa dilakukan dengan menggunakan pendekatan multi
5
Atmodiwirjo, Perkembangan Anak Suatu Tinjauan dari Sudut Pandang Psikologi
Perkembangan. Dalam Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Singgih & Yulia D. Gunarsa
(Ed). (Jakarta: Gunung Mulia. 2008), hal. 63

7
dimensional. Artinya, kriteria yang digunakan lebih dari satu (bukan sekedar
intelegensi).Batasan yang digunakan adalah anak yang memiliki dimensi
kemampuan umum pada taraf cerdas ditetapkan skor IQ 130 ke atas dengan
pengukuran menggunakan Skala Wechsler.
Seorang anak gifted adalah anak yang mempunyai kreativitas yang tinggi,
kreativitas itu biasanya digunakan untuk pemecahan masalah dan mengubah
berbagai hal menjadi sesuatu yang baru.

2. Karakteristik Gifted
Seorang anak gifted adalah anak yang mempunyai kreativitas yang tinggi,
kreativitas itu biasanya digunakan untuk pemecahan masalah dan mengubah
berbagai hal menjadi sesuatu yang baru. Di sinilah perbedaannya, dimana seorang
anak gifted lebih sering menimbulkan masalah, karena kreativitas mempunyai
fungsi juga sebagai potensi mengubah hal hal yang sudah mapan menjadi sesuatu
yang baru. Pada anak-anak dengan intelegensi tinggi tidak menjadi masalah,
karena kreativitasnya tidak sampai mengganggu pengembangan kemampuan
berpikirnya.
Maka tidak jarang ketika anak gifted diberikan masukkan atau saran maka ia
tidak mau menerima dan bahkan mengubah ubah saran yang diberikan, yang
seringkali menimbulkan masalah atau perdebatan. Contohnya, anak gifted yang
mampu membuat games, dengan ide ide kreatif dan kemampuan menggunakan
bahasa computer yang baik ia mampu mengkreasikan sebuah game atau membuat
game, sedangkan anak intelegensi tinggi biasanya lebih meniru daripada
mencipta. Pada anak gifted, untuk mencapai penguasaan sesuatu bidang ia cukup
berlatih satu atau dua kali saja, namun itu juga bergantung pada suasana hati,
motivasi, kesadaran akan kebutuhan, dan ketertarikannya.

3. Masalah-Masalah Anak Gifted


a. Karakteristik kognitif
Perkembangan kognitif terletak pada pemahaman sejumlah pengalaman dan
integrasinya dengan lingkungan (proses pembentukan pengertian yang telah

8
berhubungan dengan factor lingkungan). Karakteristik kognitifnya antara lain
sebagai berikut:
1) Membutuhkan informasi yang lebih banyak
2) Daya ingatnya istimewa
3) Minat dan rasa ingin tahunya kuat
4) Tingkat perkembangannya tinggi
5) Kapasitas yang tinggi dalam melihat hubungan yang tak lazim dan berbeda
dengan menggunakan metafor dan analog
6) Ide-idenya orisinil
7) Intensitas (maksud/ tujuan) khusus dan terarah (berorientasi pada sasaran)

Sedangkan kebutuhan-kebutuhan yang terkait dalam dirinya sebagai berikut:


1) Terbuka terhadap informasi baru yang menantang
2) Akses pada kurikulum yang menantang dari rekan cendikiawan atau teman
sebaya secara intelektual
3) Terbuka terhadap gagasan-gagasan dengan intensitas tinggi
4) Ide-idenya orisinil
5) Selalu mencari peluang-peluang
6) Kerangka kerjanya konseptual6

Sedangkan masalah-masalah yang mungkin timbul antara lain sebagai berikut:


1) Cepat bosan terhadap hal-hal yang mudah
2) Kurang hubungan antara pribadi dengan yang berkemampuan tidak sama,
sehingga sukar menyesuaikan diri dalam tugas kelompok
3) Orang-orang dewasa menganggapnya lancang
4) Menguasai diskusi dengan informasinya dan prtanyaan yang dianggap
negative oleh guru maupun temannya
5) Dianggap mengganggu karena tak hormat terhadap otoritas dan tradisi

6
Meity H. Idris, Anak Berbakat (Keberbakatan), jurnal Pendidikan PAUD, Vol. 02, No. 1
Januari 2017, hal. 38

9
6) Frustasi terhadap pertimbangan yang di anggap ganjil oleh orang lain,
sehingga muncul penolakan dengan bentuk pemberontakan
7) Tidak menyukai pengulangan konsep yang sudah dipahami
8) Kecewa akibat kritian sendiri dan cara orang lain menempatkan dirinya

b. Karakteristik afektif
Level perkembangan kognitif yang tinggi tidak menjamin perkembangan
afektifnya juga tinggi. Maka pendidikan bagi mereka harus memberikan peluang
pemilihan pengetahuan emosional untuk mengembangkan perkembangan
afektifnya.Karakteristiknya antara lain sebagai berikut:
1) Kepekaan khusus terhadap perasaan orang lain
2) Rasa humor yang tinggi atau tajam
3) Kesadaran diri tinggi, disertai dengan perasaan berbeda
4) Idealisme dan rasa adil tampak pada usia dini
5) Harapan yang tinggi akan diri sendiri dan orang lain (ingin sempurna)7

Sedangkan kebutuhan terkait antara lain, sebagai berikut:


1) Menilai kebutuhan dan perasaan sensiri yang tidak bersifat membela diri
2) Menterjemahkan komitmen dalam kehidupan sehari-hari
3) Belajar menemukan sasaran-sasaran realitas dan menerima sebelum berhasil
sebagai bagian proses pembelajaran
4) Mendapat tugas yang memberikan peluang aktualisasi diri, juga sebagai
penyaluran talenta dan kemampunnya
5) Menerima keabsahan moralitas yang tidak sama.

Sedangkan masalah-masalah yang mungkin timbul antara lain:


1) Level kebutuhan akan keberhasilan dan pengakuan yang tinggi
2) Penggunaan humor dengan kritik yang pedas pada orang lain, menimbulkan
terganggunya hubungan antar pribadi

7
Dewi Fitriana, Individu Berbakat (Giftedness): Tinjauan Psikologi Pendidikan, Jurnal
Al-Qalb, Jilid 7, Nomor 1, Maret 2015, hal. 55

10
3) Menarik diri karena perasaan ditolak atau merasa berbeda
4) Menentang otoritas dan tradisi
5) Fungsi terhadap diri sendiri dan orang lain, mengakibatkan terhambatnya
aktualisasi diri.

c.Karakteristik sosial
Individu berbakat, memerlukan peluang dari masyarakat yang mutlak
diperlukan oleh mereka untuk bisa memenuhi harapan masyarakat dengan tidak
mengorbankan kebutuhan individu berbakat juga tidak mengabaikan peran sosial
mereka.Karakteristiknya antara lain:
1) Termotivasi oleh kebutuhan untuk aktualisasi diri
2) Kapasitas lanjutan kognitif dan afektif dalam mengkonseptualisasikan dan
memecahkan masalah masyarakat.
3) Kepemimpinan
4) Keterlibatan dengan kebutuhan masyarakat (kebenaran, keadilan, dan
keindahan) dsb.

Sedangkan kebutuhan terkait, antara lain:


1) Keterlibatan menghadapi masalah social, kesadaran akan kompleksnya
masalah masyarakat termasuk pemecahannya
2) Memahami berbagai langkah pelaksanaan praktek kepemimpinan
3) Mengaplikasikan penetahuannya terhadap masalah sekarang, dan
memprediksinya masalah yang akan datang dan sebagainya

Masalah yang mungkin timbul antara lain:


1) Frustasi karena merasa kehilangan talenta (tak terwujudkan)
2) Mecurigai alternative berguna (Pengambilan keputusan oleh orang yang
lebih tua atau brpengalaman) merasa tidak diikutsertakan
3) Kurangnya peluang untuk menggunakan kemampuannya, menyebabkan
hilangnya sebagian atau gabungan dari karakteristi positif yang terintegrasi
4) Kerugian masyarakat, jika mereka tidak direlakan berkembang dengan
panduan dan peluang terhadap keterlibatan yang berarti (kehilangan SDM).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sindrom Down merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan
jumlah kromosom yang abnormal yaitu kromosom 21 berjumlah 3 buah sehingga
jumlah seluruh kromosom mencapai 47 buah dan merupakan cacat pada anak
yang paling sering terjadi di dunia. Sindrom down ini disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor biologis dan faktor hereditas. Penderita sindrom down memiliki ciri
khasnya yaitu, bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly)
dengan bagian anteroposterior kepala mendatar, mulut yang mengecil dan lidah
yang menonjol keluar (macroglossia) dan mata menjadi sipit dengan sudut bagian
tengah membentuk lipatan (epicanthal folds).
Gifted adalah anak yang memiliki kemampuan luar biasa. Seorang anak
gifted adalah anak yang mempunyai kreativitas yang tinggi, kreativitas itu
biasanya digunakan untuk pemecahan masalah dan mengubah berbagai hal
menjadi sesuatu yang baru. Di sinilah perbedaannya, dimana seorang anak gifted
lebih sering menimbulkan masalah, karena kreativitas mempunyai fungsi juga
sebagai potensi mengubah hal hal yang sudah mapan menjadi sesuatu yang baru.
Pada perkembangan anak gifted lebih unggul dari segi kognitif, karakter,
perkembangan motoriknya. Namun terkadang anak gifted juga memiliki masalah
dengan hubungan sosialnya, karena terlalu focus akan menekuni minatnya
sehingga membuat hubungan sosialnya menjadi kurang. Oleh karena itu dengan
adanya bantuan dan dukungan dari keluarga serta lingkungannya dalam
membantu menggali kompetensi, talentanya, dan mengarahkan agar anak gifted
dapat menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya maupun masyarakat luas.

12
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan penulis yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi sekiranya memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnaan penulisan serta
penyusunan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis dan para mahasiswa khususnya juga para pembaca pada umumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Atmodiwirjo, 2008. Perkembangan Anak Suatu Tinjauan dari Sudut Pandang


Psikologi Perkembangan. Dalam Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Singgih & Yulia D. Gunarsa (Ed). Jakarta: Gunung Mulia.

Dewi Fitriana, 2015. Individu Berbakat (Giftedness): Tinjauan Psikologi


Pendidikan, Jurnal Al-Qalb, Jilid 7, Nomor 1

Delphie, Bandi. 2006. Pendidikan anak berkebutuhan khusus. Bandung: Refika


Aditama.

Geldard, K. & D. Geldard, 2012. Konseling Anak-anak Sebuah Pengantar


Praktis Edisi Ketiga. Jakarta: Indeks

Gunarhadi. 2005. Penanganan Anak Syndrome Down Dalam Lingkungan


Keluarga dan Sekolah. Jakarta. Depdiknas

Irwanto, dkk, 2019 A-Z Sindrom Down, Surabaya: Airlangga University Press.

Idrus, Muhammad. 2013. Layanan Pendidikan bagi Anak Gifted.Yogyakarta :


PSIKOPEDAGOGIA Jumal Bimbingan dan Konseling. Vol. 2, No. 2

Meity H. Idris, 2017, Anak Berbakat (Keberbakatan), jurnal Pendidikan PAUD,


Vol. 02, No. 1 Januari

Rusdial Mart, 2017. Penanganan Kognitif Down Syndrome melalui Metode


Puzzle pada Anak Usia Dini, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini - Volume 1 Issue 1

14

Anda mungkin juga menyukai