Kelompok 4 DK
Di susun oleh :
Rahmawati Dewi (11151040000034)
Mega Afriani (11151040000035)
Rutfika Aiman H. (11151040000036)
Renita Mia Listarti (11151040000037)
Alda Husna A. (11151040000038)
Adelia Syafira A. (11151040000039)
Septiara Ikrowardani (11151040000040)
Rifqiyani Audah (11151040000041)
Nida Fadhillah H. (11151040000042)
Desi Haryati (11151040000044)
Alhidayah (11151040000111)
Bissmilahirahmanirahim
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. zat yang maha sempurna
pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu tentang “DOWN
SYNDROME” Dengan harapan semoga tugas ini bisa berguna dan ada manfaatnya bagi kita
semua.Amien...........
Tak lupa pula penyusun sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena kami sadar sebagai makhluk sosial
kami tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya
bimbingan,serta rahmat dan karunia dari-Nya.
Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin. Namun sebagai
manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu kami mengharapkan
koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
III.1 Kesimpulan............................................................................10
III.2 Saran......................................................................................10
3
DAFTAR PUSTAKA......................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menulis makalah ini, kami memperoleh kajian materi dari berbagai sumber.
Disini kami menggunakan sumber dari buku-buku pengetahuan, jurnal, karya ilmiah, internet
dan lain sebagainya sesuai dengan topik pembahasan dalam makalah ini.
4
BAB II
ISI
Pada tahun 1869, Dokter John Langdon Down mendeskripsikan dengan tepat seorang
penyandang sindroma down dan menjadikannya “Bapak” Sindroma Down. Pada tahun 1959,
Dokter Jerome Lejeune mengidentifikasikan sindroma down sebagai keabnormalan/kelainan
kromosom. Dokter Lejeune tidak menemukan 46 kromosome pada penyandang sindroma
down melainkan 47 kromosom. Kelebihan kromosom inilah yang menimbulkan cirri khas
sindroma down. Kelebihan kromosom ini terjadi pada kromosom yang ke-21 dan karena 95%
kasus sindroma down disebabkan karena adanya 3 copy kromosom 21, maka sering juga
disebut Trisomy 21. Dapat juga terjai kelainan pada pembelahan sel ditubuhnya, dimana tidak
semua sel mengandung kelainan pada kromosom 21nya, sehingga terdapat 3 jenis sindroma
down sebagai berikut:
Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental
pada anak yang disebabkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. (Cuncha dalam
Mark. L. Bathsaw, M.D) sedangan menurut (Gunarhadi (2005:13)) down syndrome adalah
suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21 yang
tidak dapat memisahkan diri selama miosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom.
Jadi down syndrome adalah anak yang memiliki kelebihan kromosom sehingga intelektual
nya di bawah rata-rata dan memiliki kelainan fisik, setiap anak down syndrome hamper
memiliki wajah yang sama.
Menurut blackman dalam gunarhadi tahun 2005, cirri-ciri down syndrome adalah seperti
berikut:
5
- Kekuatan otot lemah
- Bercak pada iris mata
- Posisi miring keatas
- Adanya lipatan pada sudut mata
- Lubang mulut kecil sehingga mudah menekuk
Penderita down syndrome juga dapat diketahui dengan perilaku spesifik yang seringkali
muncul pada anak down syndrome yaitu:
- Menjulurkan lidah
- Mencucurkan air liur
- Hiperaktif
- Menghilang secara diam-diam
- Memukul serta menggigut anak lainnya
- Perilaku destruktif
(selikowitz,2001)
Bagi ibu yang berumur 35 tahun keatas semasa mengandung mempunyai resiko yang
lebih tinggi untuk melahirkan anak down syndrome. 95% penderita down syndrome
disebabkan oleh kelebihan kromosom 21, dimana pada proses pembagian sel secara miosis
pemisahan kromosom 21 tidak berlau dengan sempurna. ( A kusumawati,2013) selain usia
ibu, usia ayah juga dapat meningkatkan resiko memiliki anak down syndrome. ( Davison and
Neale, 1997) selain karena usia orang tua, penyebab down syndrome adalah karena
keturunan. Apabila ada anggota keluarga/ anak sebelumnya telah menderita down syndrome
maka ada kemungkinan anak selanjutnya menderita down syndrome.
Terdapat dua tipe uji yang dapat dilakukan untuk mendeteksi bayi down syndrome.
Pertama adalah uji skrining yang terdiri dari pemeriksaan darah/sonogram. Yang kedua
adalah uji diagnostic yang dapat member hasil pasti apakah bayi yang dikandung menderita
down syndrome atau tidak. Pada sonogram, teknik pemeriksaan yang digunakan adalah
Nuchal Translucency (NT test). Ujian ini dilakukan pada minggu ke 11-14 kehamilan. Yang
diuji adalah jumlah cairan dibawah kulit pada belakang leher janin. (American College of
Nurse-Midwives, 2005)
6
II.5 Penyakit Kelainan Genetik
Kelainan genetic adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh kelainan satu/lebih gen yang
menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis. Penyakit kelainan genetic dikelompokan
menjadi 3 yaitu: gonosom, autosom, dan mutasi.
7
kromosom X dinuahi oleh sperma yang mengandung kromosom XY atau sel telur
yang membawa kromosom XX dibuahi oleh sperma yang membawa kromosom Y.
(Boiologi kelas 3 ESIS)
- Tes urin
- Tes darah
- Terhentinya haid
Tes urin dilakukan dengan menaruh sampel urin pada testpack dan akan muncul hasil
berupa tanda positif atau negative, cara kerja testpack mendeteksi hormone khusus
yang ada dalam urin atau darah yang hanya ada ketika seseorang hamil. Hormone
tersebut adalah HCG atau Human Chorionic
Tahap Fertilisasi
Fertilisasi merupakan proses meleburnya sel telur dengan sperma. Fertilisasi diawali
dengan proses kopulasi. Pada saat itu, sekitar 350 juta sperma dipancarkan ke vagina akan
tetapi hanya sebagian kecil saja yang bisa mencapai permukaan sel telur. Dan pada akhirnya,
hanya satu sel sperma yang dapat menembus lapisan pelindung sel telur dan membuahi sel
telur.
Tahap Pembentukan Zigot
Zigot membelah secara mitosis di dalam oviduk dan berlangsung beberapa kali dalam
perjalanannya menuju uterus. Lebih kurang seminggu setelah fertilisasi, zigot telah
berkembang menjadi satu struktur bola berongga yang disebut blastosis.
Tahap Pembentukan embrio
- Trimester pertama ; perkembangan embrio terpusat pada organ utama.
- Trimester kedua : rambut dan alis telah tumbuh. Saat itu muka fetus sudah tampak
seperti manusia.
- Trimester ketiga : terjadi penyempurnaan dari proses perkembangan fetus.
Fetus
Fetus siap dilahirkan dan pada akhir trimester sebelumnya, panjang fetus sampai 53
cm dan berat 3.400 gram.
(Drs. Arif priadi, M.ed., 2010)
8
II.8 Rasio Penentuan Seks
Kromosom seks (gonosom) dapat menentukan jenis kelamin. Kromosom seks ini
mempunyai bentuk pasangan tidak sama antara laki-laki atau perempuan, berjumlah satu
pasang dan bersifat haploid (n). (Idun Kistinah dan Endang Sri Lestari, 2009 : 73)
9
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca
dapat memahami materi hubungan down syndrome terhadap kehamilan dan pewarisan sifat
ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat
dalam makalah ini dengan baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Repository.usu.ac.id
Idun Kistinah, Endang Sri Lestari;2009;Biologi 3 Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk
SMA/MA kelas XII;Jakarta;Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Eprints.ums.ac.id
Esis, 2007, Biologi untuk SMA dan MA untuk kelas II, Jakarta; Diah Aryuina, Ph.D.; Choirul
Muslim, Ph.D.;Syaifinaf Manaf, M.S.; Dr. Endang Widi Winarni, M.Pd.
11