Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

DOWN SYNDROM

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Zulharmaswita Sp. Kep. An.


Disusun oleh :

1. Jumadil Okta Niko (183210292 )


2. Sofia Andriani (183210310 )

Poltekkes Kemenkes RI Padang


Prodi D-III Keperawatan Solok
TA . 2019/ 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah DOWN
SYNDROM ini tentang proses down syndrom. Terima kasih kepada semua
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu demi
kelancaran tugas ini.
Kami menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
tugas ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Solok, 2 Februari 2020

penulis
DAFTAR ISI
KataPengantar .........................................................................................……
Daftar Isi .............................................................................................……….
BAB I
PENDAHULUAN ........................……………………………………………
A. Latar Belakang ..................................................................……........
B. Tujuan ..............................................................................................
C. Rumusan Masalah ......................................................……..............
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................................
1. Pengertian Down sindrom…………………..…………….….
A. Definisi………………………………………………………..…..
B. Etiologi………………………..........................................................
C. Manifestasi klinis…………………………….……………………
D.Masalah yang lazim Muncul……………………………………….
E. Patofisiologi…………………………………………………………
F. Woc………………………………………………………………….
G. Komplikasi…………………………………………………….…….
BAB III
Asuhan Keperawatan……………………………………………………………
Kesimpulan..........................…………………………………………………….
Penutup……………………….…………………………………………………
Daftar pustaka ....................................................................................……............
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenali dari
fenotipnya dan mempuntai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat
adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Diperkirakan bahwa materi
genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari
kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan
suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya
penyimpangan perkembangan fisik dan susunan saraf pusat.
B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini dibuat untuk
mengetahui dan memahami tentang Down sindrome serta
untuk mengetahui bagaimana penanganan terhadap anak yang
mengalami down sindrome.
C. Rumusan Masalah
1. Definisi Down syndrome
2. Etiologi Down syndrom
3. Patofisiologi down sindrom
4. Komplikasi sindrom down
5. Manifestasi klinis down sindrom
6. Asuhan keperawatan
DOWN SYNDROME

1. Pengertian sindrom down

Sindrom down adalah termasuk golongan penyakit genetik karena cacatnya


terdapat pada bahan keturunan atau gen, tetapi penyakit yang merupakan
kumpulan gejala klinik tertentu.( Aulia fadhil, 2010 )
Pada sindrom down 95 % dari semua kasus disebabkan oleh peristiwa ini, satu
sel mempunyai dua kromosom 21 sehingga sel telur yang dibuahi akan memiliki
tiga kromosom 21. ( irwanto, 2012 )

A. Definisi

Kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi pada 1 di antara 800 - 900 bayi.
Mongolisma ( Down’s Syndrome ) ditandai oleh kelainan jiwa atau cacat mental
mulai dari yang sedang sampai berat. Tetap Hampir semua anak yang
menderita kelainan ini dapat belajar membaca dan merawat dirinya sendiri.
Down Syndrom merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling
banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20 % anak dengan Down syndrom
dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Syndrom down merupakan
cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom x. Syndrom
ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang
normal 95 % kasus syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom.
( Nurarifin Amin huda, 2015 )
1. Gejala dan Tanda - tanda penderita sindrom Down
Sindrom Down adalah termasuk golongan penyakit genetik karena
cacatnya. Terdapat pada bahan keturunan atau gen, tetapi penyakit ini pada dasar
nya bukan penyakit keturunan . ( irwanto, 2012 )
Secara garis besar, penderita ini dengan mudah bisa dilihat, yaitu wajah
yang khas dengan mata sipit yang membujur ke atas, jarak kedua mata yang
berjauhan dengan jembatan hidung yang rata, hidung yang kecil, mulut kecil
dengan lidah yang besar sehingga cenderung dijulurkan dan letak telingga
rendah.
Ciri khas lainnya, telapak tangan penderita dan biasanya mempunyai garis
tangan yang melintang lurus Horizontal atau tidak membentuk huruf M. salain
itu jarinya pendek- pendek dan biasanya jari ke 5 sangat pendek hanya
mempunyai 2 ruas dan cenderung melengkung ditambah lagi, biasanya mereka
bertubuh pendek cenderung gemuk. ( irwanto, 2012 )
B. Etiologi
Penyebab dari sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu
terletak pada kromosom 21 dan 15 dengan kemungkinan- kemungkinan :
( Nurarifin Amin huda, 2015 )

1. Non Disjunction sewaktu osteogenesis ( Trisomi)


2. Translokasi kromosom 21 dan 15
3. Postzygotic non disjuntion ( Mosaicism )

Faktor - faktor yang berperan dakam terjadinya kelainan kromosom ( Kejadian


Non Disjuntion ) adalah :
1. Genetik
Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya peningkatan
resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan syndrom down.
2. Radiasi
Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan anak
dengan syndrom down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum terjadi
konsepsi.
3. Infeksi dan Kelainan Kehamilan
4. Autoimun dan Kelainan Endokrin pada ibu
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid.
5. Umur ibu
Apabila umur ibu di atas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal
yang dapat menyebabkan “ non dijunction” pada kromosom. Perubahan endokrin
seperti meningkatnya ekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron,
Menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, Perubahan konsentrasi reseptor
hormon dan peningkatan kadar LH dan FSH secara tiba - tiba sebelum dan
selama menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.
6. Umur Ayah
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi
nukleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus.( Nurarifin Amin huda, 2015 )
C. Manifestasi Klinis.
Berat badan waktu lahir dari bayi dengan syndrom down, umunya kurang
dari normal.( Nurarifin Amin huda, 2015 )
Beberapa Bentuk Kelainan Pada anak dengan Syndrom down :
1. Sutura Sagitalis yang terpisah
2. Fisura Palpebralis yang miring
3. Jarak yang lebar Antara kaki
4. Fontanela Palsu
5. “Plantar Crease “ Jarak kaki I Dan II
6. Hyperfleksibilitas
7. Peningkatan Jaringan sekitar Jaringan leher
8. Bentuk Palantum yang Abnormal
9. Hidung Hipoplastik
10. Kelemahan Otot Dan Hipotonia
11. Bercak Brushfield pada Mata
12. Mulut Terbuka Dan Lidah Terjulur
13. Lekukan Epikantus ( Lekukan Kulit Yang Berbentuk Bundar ) Pada sudut
Mata Sebelah Dalam
14. Singel Palmar Creaser pada Tangan Kiri dan Kanan
15. Jarak Pupil Yang Lebar
16. Oksiput Yang Datar
17. Tangan Dan Kaki Yang Pendek Serta Lebar
18. Bentuk / Struktur Telinga Yang Abnormal
19. Kelainan Mata, Tangan, Kaki, Mulut, Sidaktili
20. Mata Sipit. ( Nurarifin Amin huda, 2015 )
 Penatalaksanaan
Anak yang mengalami kelainan sindrom down, umumnya memiliki
kecerdasan (IQ) rendah yaitu dibawah 30. Akan tetapi, saat saat ini dengan
deteksi dini serta terapi stimulasi yang diberikan secara teratur dan intensif,
kecerdasan anak yang menderita sindrom down dapat diperbaiki hingga
subnormal antara 70 -90.
Bahkan harapan untuk memiliki IQ normal yaitu lebih dari 90 kini
dimungkinkan, meskipun untuk menjadi pandai (IQ lebih dari 110 ) masih
mustahil ( Nurarifin Amin huda, 2015 )

Terapi Stimulus
Untuk merangsang perkembangan IQ anak penderita sindrom down, terapi
stimulasi diberikan dengan melatih gerakan - gerakan motorik anak sejak usia
dini.

Latihan tersebut dapat dilakukan sendiri oleh anak dan dapt dibantu oleh ahli
fisioterapi. Melalui gerakan - gerakan motorik itu perkembangan saraf dirangsang
sehingga bisa mempengaruhi perkembangan saraf dan otaknya.
Permainan
Permainan dapat membantu pemahaman anak - anak mengenai kehidupan.
Melalui permainan juga anak dengan sindrom down akan berupa memahami
hubungan saling terkait.
1. Permainan selidik dan jelajah
a. Terkait pada semua benda
b. Mengintip dan mengambil objek
c. Memutar dan menggosok objek pada permukaan lantai untuk melumat apa
yang terjadi
d. Merangkak dan berlatih serta berkeinginan membuka lemari, laci, bakul
atau kotak
2. Permainan membina dan kognitif
3. Permainan sosial
a. Tertawa apabila digelitik
b. Bermain sembunyi - sembunyi
4. Permainan khayalan
a. Berpura - pura menjadi orang lain dalan suasana berbeda
b. Bermain masak -masak
5. Permainan merangsang pergerakan otot Berlari, melopat, memanjat dan
menari
6. Permainan bahasa
a. Meniru gaya bicara
b. Menyanyi
Yang Perlu Diperhatikan Orang tua dengan Anak Sindrom Down
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan rawat dengan kasih sayang, ini dapat
merangsang penerima pembelajaran lebih cepat.
2. Alat permainan perlu disesuaikan dengan tehnik pengajaran dan variatif
untuk menghindari kebosanan.
3. Anak sindrom down perlu merasa dilindungi dan disayangi dan diterima
keluarga serta masyarakat. Ini membantu membentuk image diri positif dan
mendorong mereka belajar.
4. Disiplin perlu diterapkan pada usia dini. Ajarkan mereka mana tingkah
laku yang dibenarkan dan tidak dibenarkan
5. Beri pujian pada setiap kemajuan yang dicapai anak.
6. Jangan terlalu memaksa mereka melakukan sesuatu.
7. Jangan bicarakan anak sindrom down sendirian, kecuali dengan permainan
yang mereka senangi.( Nurarifin Amin huda, 2015 )
D. Masalah lazim muncul
1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d abnormalitas
perkembangan kromosom, kelainan fisik.
2. Resiko Infeksi b.d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi
pernapasan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kesulitan
pemberian makanan karena lidah yang menjuk dan palatum yang tinggi
4. Defisiensi pengetahuan ( orang tua ) b.d perawatan anak syndrom down.
( Nurarifin Amin huda, 2015 )
E. Patofisiologi

Faktor penyebab Genetik, Umur,


Abnormalitas kromosom
Radiasi, infeksi Toksik → ( kelebihan kromosom X )

↓ ↓ ↓
Post zigotik non
Non disjungtional Translokasi kromosom 21 &
disjunctional
↑ 15 ↑

Penyakit Jantung Pembentukan organ Defisiensi pengetahuan
kongentinal ← yang kurang sempurna


↓ ↓
Peningkatan konsentrasi Keterlambatan pertumbuhan Pertumbuhan palatum
terhadap infeksi dan perkembangan abnormal
↓ ↓
Resiko Infeksi Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

Woc Down Syndrom


Faktor yang berperan dalam
Kejadian down sindrom :

↓ ↓ ↓ ↓
Genetik Radiasi Infeksi Autoimun


↓ ↓ ↓
Translokasi kromosom 21 & 15 Post zigotik non
Non disjungtional

- Mulut terbuka dan lidah terjulur
- Jarak yang lebar Antara kaki
- Kelainan mata, tangan, kaki, mulut.
-Jarak pupil yang lebar
- Bentuk/ Struktur Telinga yang
abnormal.
- Tangan dan kaki pendek serta
lebar.
- Sutura Sagitalis yang terpisah.

F. Komplikasi
1. Penyakit Alzheimer’s ( penyakit kemunduran susunan syaraf pusat )
2. Leukimia ( penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa terkendalikan )
Kelainan yang akan di alami oleh anak penderita Down syndrome antara lain
kelainan saluran cerna ( Atresia duodenum, pancreas anular, anus imperforate ),
defek neurologic ( Hipotonia kejang ) kelainan tulang dan kelainan hematplogic
Menurut Nurarif ( 2015). komplikasi down syndrom antara lain :
1. Sakit jantung berlumbang ( mis :Defek septum atrium atau ventrikel, tetralogi
fallot )
2. Mudah mendapatkan selesema, radang tenggorok, radang paru - paru
3. Kurang pendengaran.
4. Lambat / bermasalah dalam berbicara
5. Penglihatan kurang jelas
Mencegah komplikasi
 Anak yang mengalami sindrom down berisiko mengalami masalah
kesehatan tertentu.
 Meskipun sebagai besar perawatan akan menemui anak yang mengalami
sindrom down dalam praktik mereka. Hanya sedikit perawatan yang menjadi
ahli dalam perawatan anak yang mengalami sindrom Down.
 Kebutuhan anak tersebut bersifat kompleks, dan panduan yang tetapkan
dapat membantu perawatan untuk merawat anak tersebut dan keluarga.
 Perawat juga memainkan peran penting dalam melakukan edukasin pada
orang tua dan pemberian asuhan tentang cara mencegah komplikasi
sindrom down.
( Fadhil, aulia. 2010.)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Temuan Pengkajian
Riwayat Kesehatan Bayi yang Tidak Terdiagnosis
- Sindrom Down sering kali didiagnosis pada masa prenatal,, menggunakan
skrining, perinatal dan uji diagnostik.
- Jika tidak didiagnosis pada masa, prenatal, sebagai besar kasus didiagnosis
dalam beberapa hari pertama kehidupan berdasarkan karakteristik fisik yang
berkaitan dengan sindrom Down.
- Pelahiran berisiko tinggi harus diidentifikasi. ( Terri kyle, 2015 )
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat kelahiran
e. Riwayat penyakit yang lalu
f. Riwayat kesehatan keluarga
g. Keluhan dasar ( aktifitas sehari - hari )
h. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b) Gangguan system pernafasan
c) Gangguan system kardiovaskuler
d) Gangguan system gastrointestinal
i. Pertumbuhan dan perkembangan

A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Tumbuh Kembang
Definisi
Kondisi individu mengalami gangguan kemampuan bertumbuh dan
berkembang sesuai dengan kelompok usia.
Penyebab
1. Efek ketidakmampuan fisik
2. Keterbatasan lingkungan
3. Inkonsistensi respon
4. Pengabaian
5. Terpisah dari orang tua dan / orang terdekat
6. Defisiensi stimulus
Gejala dan Tanda mayor
Subjektif
( tidak tersedia )
Objektif
1. Tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia ( fisik,
bahasa, motorik, psikososial )
2. Pertumbuhan fisik terganggu
Gejala dan tanda minor
Subjektif
( tidak tersedia )
Objektif
1. Tidak mampu melakukan perawatan diri sesuai usia
2. Afek datar
3. Respon sosial lambat
4. Kontak Mata terbatas
5. Nafsu makan menurun
6. Lesu
7. Mudah marah
8. Regresi
9. Pola tidur terganggu ( pada bayi ).
Kondisi klinis Terkait
1. Hipotiroidisme
2. Sindrom gagal tumbuh ( failure to thrive syndrome
3. Leukemia
4. Defisiensi hormon pertumbuhan
5. Demensi
6. Delirium
7. Kelainan jantung bawaan
Intervensi
Perawatan perkembangan
Defenisi
- Mengidentifikasi dan merawat untuk memfasilitasi perkembangan yang
optimal pada aspek motorik halus, motorik kasar, bahan kognitif, sosial,
emosional, di tiap tahapan usia anak.
Tindakan
Observasi
- Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
- Mengidentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi ( mis.
Lapar, tidak nyaman )
Terapeutik
 Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi prematur
 Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu - ragu
 Minimalkan nyeri
 Minimalkan kebisingan ruangan
 Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
 Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain.
 Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak
lainnya Fasilitas anak barbagi dan bergantian / bergilir
 Dukung anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau
umpan balik atau usahanya.
 Pertahankan kenyamanan anak
 Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara
mandiri ( mis. Makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju )
 Bernyayi bersama anak lagu - lagu yang di sukai
 Bacakan cerita atau dongeng
 Dukungan partisipasi anak disekolah, ekstrakurikuler dan aktivitas
komunitas.
Edukasi
- Jelaskan orang tua dan / atau pengasuh tentang milestone perkembangan
anak dan perilaku anak.
- Menganjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya.
- Menganjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya.
- Mengajarkan anak keterampilan berinteraksi
- Mengajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika perlu.
Luaran
Status Perkembangan
Definisi : Kemampuan untuk berkembang sesuai dengan kelompok usia.
Pola tidur : membaik
2.Defisit Nutrisi
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi ( mis. Finansial tidak mencukupi )
6. Faktor Psikologi ( mis. Stres, keengganan untuk makana )
Gejala dan tanda Mayor
Subjektif
( Tidak tersedia)
Objektif
1. Berat badan menurun 10 % di bawah rentang ideal.
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Cepat Kenyang setelah makan
2. Kram / nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun
Objektif
1. Bising usus hiperaktif
2. Oto Pengunyah lemah
3. Otot menelan
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuskular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik
Luaran
Definisi : Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Membran Mukosa : membaik
Kekuatan otot menelan meningkat
Sariawan : menurun
Intervensi
Manajemen Nutrisi
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang
Tindakan
Observasi
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makan
- Mengidentifikasi makanan yang disukai
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Memonitor asupan makana
- Monitor berat badan
- Memonitor Hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet ( mis. Piramida makanan )
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi.
Edukasi
- Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
- Mengajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makana ( mis. Pereda nyeri,
antiemetik ) jika perlu.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan jika perlu.
3.Risiko Gangguan Perkembangan
Definisi : Berisiko mengalami gangguan untuk berkembangan sesuai dengan
kelompok usianya.
Faktor Risiko
1. Ketidakadekuatan nutrisi
2. Ketidakadekuatan Perawatan prenatal
3. Keterlambatan perawatan prenatal
4. Usia hamil di bawah 15 tahun
5. Usia hamil di atas 35 tahun
6. Kehamilan tidak diinginkan
7. Gangguan Endokrin
8. Prematuritas
9. Kehamilan tidak terencana
10. Kelainan genetik/ kongentinal
11. Kerusakan otak ( mis. Perdarahan selama periode pascaanatal, penganiayaan,
kecelakan )
12. Penyakit kronis
13. Infeksi
14. Efek samping terapi ( mis. Kemoterapi, terapi radiasi, agen farmakologis )
15. Penganiayaan ( mis. Fisik, psikologis, seksual )
16. Gangguan pendengaran
17. Gangguan penglihatan
18. Penyalah gunaan zat
19. Ketidak mampuan belajar
20. Anak adopsi
21. Kejadian bencana
22. Ekonomi lemah
Kondisi Klinis Terkait
1. Hipotiroidisme
2. Sindrom gagal tumbuh ( Failure to thrive syndrome )
3. Leukemia
4. Defisiensi hormon pertumbuhan
5. Demensia
6. Delirium
7. Kelainan jantung bawaan
8. Penyakit kronis
9. Gangguan kepribadian ( personality disorder )
Luaran
Status Perkembangan
Definisi : Kemampuan untuk berkembang sesuai dengan kelompok usia.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Kontak mata : meningkat
Regresi : menurun
Pola tidur : Membaik
Intervensi
Promosi Perkembangan Anak
Defenisi
Meningkat dan memfasilitasi kemampuan orang tua / pengasuh untuk
mengoptimalkan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif,
sosial dan emosional pada anak usia sekolah.
Tindakan
Observasi
-Mengidentifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak
Terapeutik
-Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya
-Dukungan anak berinteraksi dengan anak lain
-Dukungan anak mengekspresikan perasaannya secara positif.
- Dukungan anak dalam bermimpi atau berfantasi sewajarnya
- Dukungan partisipasi anak disekolah, ekstrakurikulr dan aktivitas komunitas
-Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak
-Bernyanyi bersama anak lagu - lagu yang disukai anak
-Bacakan cerita / dogeng untuk anak
-Diskusikan bersma remaja tujuan dan harapan
- Sediakan kesempatan dan alat- alat untuk menggambar, melukis dan mewarnai
-Sediakan mainan berupa puzzle dan maze
Edukasi
- Jelaskan nama- nama benda obyek yang ada di lingkungan sekitar
- Ajarkan pengasuh milestones, perkembangan dan prilaku yang dibentuk
- Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi diantar anak
- Ajarkan anak cara meminta bantuan dari anak lain, jika perlu
- Ajarkan teknik asertif pada anak dan remaja
- Demonstrasikan kegiatan yang meningkat perkembangan pada pengasuh
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu
Faktor Risiko
 Kurangnya perawatan prenatal
 Skrining prenatal atau uji diagnostik abnormal untuk sindrom Down ( mis,
skrining tripel / kuadrupel, ultrasonografi, amniosentesis )
 Usia ibu > 35 tahun
Pemeriksaan fisik
 Karakteristik manifestasi fisik tertentu dari sindrom Down.
 Kurangnya tonus otot dan sendi yang longgar : kondisi ini biasanya lebih
menonjol pada masa bayi, dan bayi memiliki penampilan kulai.
 Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan :
 Petakan dan pertumbuhan pada diagram pertumbuhan yang sesuai.
Karena anak yang mengalami sindrom Down tumbuh pada laju yang
lebih lambat. Diagram pertumbuhan khusus telah berkembang.
 Kaji penanda perkembangan. Dapat lebih bermanfaat untuk melihat
urutan penanda perkembangan. Dapat lebih bermanfaat untuk melihat
urutan penanda dan bukan usia ketika penanda tersebut tercapai. Setiap
penanda mewakili keterampilan yang diperlukan untuk terhadap
perkembangan selanjutnya.
 Masalah pendengaran
 Masalah penglihatan, terutama katarak.

EVALUASI
Setelah Mendapatkan intervensi keperawatan, maka pasien dengan Down
Sindrom
1. Gangguan Tumbuh Kembang
2. Defisit Nutrisi
3. Risiko Gangguan perkembangan

PENUTUP
A. Kesimpulan
Down syndrom adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik
dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan
kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk
saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Pada penderita down
syndrom, kromosom nomor 21 tersebut berjumlah tiga ( trisomi), sehingga total
menjadi 47 kromosom. Down syndrom merupakan satu kerusakan atau cacat
fisik bawaan yang disertai keterbelakangan mental, lidahnya tebal dan retak -
retak atau terbelah. Wajah datar ceper dan matanya miring, abnormalitas pada
muka, tubuh pendek, dagu atau mulut kecil, leher pendek kaki dan tangan
terkadang bengkok, dan kelopak mata mempunyai lipatan epikantus.

B. Saran
Anak tersebut sebaiknya segera diberikan terapi bicara dan latihan fisik,
sehingga tetap dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya serta belajar
hidup dengan mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Kyle, Terri. 2012. Keperawatan pediatri , jakarta : EGC.
Fadhil, aulia. 2010. Buku pintar Kesehatan Anak, Yogyakarta.
Irwan. 2012. A - Z Sindrom Down . Surabaya : AirLangga University press .
Nurarif, amin huda. 2015 . Aplikasi Asuhan Keperawatan Nic dan Noc.
Jogjakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Defisi dan Indikator Diagnostik Edisi I Cetakan III ( Revisi ) Jakarta
Selatan : Dewan Pengurusan Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI .2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Defisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta Selatan :
Dewan Pengurusan Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Defisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta
Selatan. Dewan Pengurusan Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai