Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DOWN SINDROM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK F
1. RIWIATUL HASANAH, S.Kep.
2. RIZKA AULIA UTAMI, S.Kep.
3. ROZI APRILIANDI, S.Kep.
4. SAHRIL RAMDANI, S.Kep.
5. SITI NAMIRA, S.Kep.
6. SITI YULIATUN, S.Kep.
7. SRI KURNIAWATI, S.Kep.
8. SRI SUMANDARI, S.Kep.
9. SRI WAHYUNI, S.Kep.
10. OKSA SUHEDI, S.Kep.

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS
MATARAM
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep Teori
A. Definisi .................................................................................................. 1
B. Anatomi Fisiologi ................................................................................. 3
C. Etiologi .................................................................................................. 3
D. Klasifikasi ............................................................................................. 3
E. Manifestasi Klinis ................................................................................. 5
F. Patofisiologi .......................................................................................... 5
G. Pathway ................................................................................................. 7
H. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 8
I. Komplikasi ............................................................................................ 8
J. Penatalaksanaan .................................................................................... 9
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ........................................................................................... 12
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................ 13
C. Intervensi Keperawatan ....................................................................... 13
D. Implementasi ....................................................................................... 15
E. Evaluasi ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) ii


LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP TEORI
A. Definisi
Down Sindrom (Down syndrome) adalah suatu kondisi
keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan
adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk
akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat
terjadi pembelahan. Down syndrome adalah abnormalitas kromosom yang
ditandai dengan berbagai derajat retardasi mental dan efek fisik yang
berhubungan;dikenal juga sebagai trisomi21(DonnaL.Wong;654).
Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah suatu kelainan
kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi mental)
dan kelainan fisik (medicastore) (Rezki, 2010).
Sindrom Down adalah suatu kumpulan gejala akibat dari abnormalitas
kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil memisahkan diri
selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom (Cahyono,
2009).
Syndrom Down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik
dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan
kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom
untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan (Saharso, 2008).
IQ anak down syndrome biasanya dibawah 50, sifat-sifat atau ciri-ciri
fisiknya adalah berbeda, ciri-ciri jasmaniahnya sangat mencolok, salah
satunya yang paling sering diamati adalah matanya yang serong ke atas.
Sedangkan, dari segi sitologi, down syndrome dapat dibedakan menjadi 2 tipe,
yaitu:
a. Syndroma Down Triplo-21 atau Trisomi 21, sehingga penderita
memiliki 47 kromosom. Penderita laki-laki= 47,xy,+21, sedangkan
perempuan= 47,xx,+21. Kira- kira 92,5% dari semua kasus syndrome
down tergolong dalam tipe ini.

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 1


b. Syndrome Down Translokasi, yaitu peristiwa terjadinya perubahan
struktur kromosom disebabkan karena suatu potongan kromosom
bersambungan dengan potongan kromosom lainnya yang bukan
homolognya.
B. Etiologi
1. Non disjungtion (pembentukan gametosit)
a. Genetik
Diperkirakan terdapat predisposisi terhadap “Non disjunctional”. Bukti
yang mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian
epidemiologi yang menyebabkan adanya peningkatan risiko berulang
bila dalam keluarga terdapatanak dengan sindrom down.
b. Radiasi
Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
“Nondisjunctional” pada Sindrom Down. Uchida 1981 membicarakan
bahwa sekitar 30% ibu melahirkan anak dengan Sindrom Down,
pernah mengalami radiasi didaerah perut sebelum terjadinya
konsepsi. Sedangkan penelitian lain tidak menetapkan adanya
hubungan antara radiasi dengan penyimpangan kromosom.
c. Infeksi
Infeksi juga dikatakan kerupakan salah satu penyebab terjadinya
Sindrom Down. Sampai saat ini belum ada peneliti yang mampu
memastikan bahwa virus dapat mengakibatkan terjadinya “Non
disjunctional”.
d. Autoimun
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang nerkaitan dengan
tiroid. Penelitian Fialkaw 1966, secara konsisten mendapatkan
perbedaan autoantibodi tiroid padaibu yang melahirkan anak dengan
Sindrom Down dengan ibu kontrol yang umurnya sama.
e. Umur ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan
hormonal yang dapat menyebabkan “non dijunction” pada
kromosom. Perubahan endokrin sepertikonsentrasi reseptor hormon

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 2


dan peningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan
selama menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.
f. Umur ayah
Penelitian sutogenik pada orang tua dengan Sindrom Down mend
apatkan bahwa 20–30% kasus ekstra kromosom 21 bersumber dari
ayahnya. Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu.
2. Gangguan intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan terjadi
translokasi kromosom 21 dan 15.
3. Organisasi nucleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga
menyebabkan kesalahan DNA menuju ke RNA.
4. Bahan kimia juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat dalam
kandungan.
5. Frekuensi koitus akan merangsang kontraksi uterus, sehingga dapat
berdampa pada janin
C. Manifestasi Klinik
Berat pada bayi yang baru lahir dengan penyakit sindrom down pada
umumnya kurang dari normal, diperkirakan 20% kasus dengan sindrom
down ini lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Anak-anak
yang menderita sindrom down memiliki penampilan yang khas:
1. Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil dengan bagian
belakang kepalanya mendatar (sutura sagitalis terpisah).
2. Lesi pada iris mata (bintik Brushfield), matanya sipit ke atas dan kelopak
mata berlipat-lipat (lipatan epikantus) serta jarak pupil yang lebar.
3. Kepalanya lebih kecil daripada normal (mikrosefalus) dan bentuknya
abnormal serta leher pendek dan besar.
4. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Failure
(kelainan jantung bawaan), kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di
mana bayi dapat meninggal dengan cepat.
5. Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik), lidahnya menonjol,
tebal dan kerap terjulur serta mulut yang selalu terbuka.
6. Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan
seringkali hanya memiliki satu garis tangan pada telapak tangannya.

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 3


7. Jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar.
8. Jari kelingking hanya terdiri dari dua buku dan melengkung ke dalam
(Plantar Crease).
9. Telinganya kecil dan terletak lebih rendah
10. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (hampir semua penderita
Sindrom Down tidak pernah mencapai tinggi rata - rata orang dewasa)
11. Keterbelakangan mental.
12. Hiper fleksibilitas
13. Bentuk palatum yang tidak normal
14. Kelemahan otot
D. Patofisiologi
Down Syndrome disebabkan adanya kelainan pada perkembangan
kromosom. Kromosom merupakan serat khusus yang terdapat pada setiap sel
tubuh manusia dan mengandung bahan genetik yang menentukan sifat-sifat
seseorang. Pada bayi normal terdapat 46 kromosom (23 pasang) dimana
kromosom nomor 21 berjumlah 2 buah (sepasang). Bayi dengan penyakit down
syndrome memiliki 47 kromosom karena kromosom nomor 21 berjumlah 3
buah. Kelebihan 1 kromosom (nomor 21) atau dalam bahasa medisnya disebut
trisomi-21 ini terjadi akibat kegagalan sepasang kromosom 21 untuk saling
memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Trisomi 21 menyebabkan fisik
penderita down syndrome tampak berbeda dengan orang-orang umumnya.
Selain ciri khas pada wajah, mereka juga mempunyai tangan yang lebih kecil,
jari-jari pendek dan kelingking bengkok. Keistimewaan lain yang dimiliki oleh
penderita down syndrome adalah adanya garis melintang yang unik di telapak
tangan mereka. Garis yang disebut simiancrease ini juga terdapat di kaki
mereka, yaitu antara telunjuk dan ibu jari mereka yang berjauhan (sandal foot).

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 4


E. Pathway

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi adanya kelainan
sindrom down, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan
diagnosa ini, antara lain:
 Pemeriksaan fisik penderita
 Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir sebagai 46
autosom+XX atau 46 autosom +XY, menunjukkan 46 kromosom dengan
aturan XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan,
tetapi pada sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan
bentuk trisomi atau translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan
terulang pada kasus (trisomi adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi
kromosom 5-15%)

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 5


 Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura dan fontela terlambat
menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
 ECG (terdapat kelainan jantung)
 Echocardiogram untuk mengetahui ada tidaknya kelainan jantung bawaan
mungkin terdapat ASDatau VSD.
 Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling) salah satunya
adalah Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan penderita semakin
rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta
pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
 Penentuan aspek keturunan
 Dapat ditegakkan melalui pemeriksaan cairan amnion atau korion pada
kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan di usia diatas 35 tahun
keatas
 Pemeriksaan dermatoglifik yaitu lapisan kulit biasanya tampak keriput.
G. Komplikasi
1. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
2. Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa
terkendalikan)
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang
paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya
penderita syndrome down juga dapat mengalami kemunduran dari sistim
tubuhnya. Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas
yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun
mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Penanganan Secara Medis
a. Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi
adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih
cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.
b. Pemeriksaan Dini

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 6


o Pendengaran
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran,
sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal
kehidupannya.
o Penglihatan
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
c. Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami
gangguan pertumbuhan baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan
prasekolah ataupun kegemukan pada masa sekolah dan dewasa,
sehingga perlu adanya kerjasama dengan ahli gizi.
d. Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang
yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina
servikalis)
2. Pendidikan
a. Pendidikan khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom down adalah
membuat desain bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan
untuk tempat pendidikan anakanak down's syndrome. Ada tiga jenis
rangsangan, yakni fisik, akademis dan sosial. Ketiga rangsangan itu
harus disediakan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Hal ini
diharapkan anak akan mampu melihat dunia sebagai sesuatu yang
menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
b. Taman bermain atau taman kanak – kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui pengadaan ruang
berkumpul dan bermain bersama (outdoor) seperti :
o Cooperative Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan penyendiri.
o Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk
bermain bersama hewan dan tanaman
c. Intervensi dini.

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 7


Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang
dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan lingkungan
bagi anak dengan sindrom down.Akan mendapatkan manfaat dari
stimulasi sensori dini, latihan khusus untuk motorik halus dan kasar dan
petunjuk agar anak mau berbahasa. Dengan demikian diharapkan anak
akan mampu menolong diri sendiri, seperti belajar makan, pola
eliminasi, mandi dan yang lainnya yang dapat membentuk
perkembangan fisik dan mental.
3. Penyuluhan terhadap orang tua
Diharapkan penjelasan pertama kepada orang tua singkat, karena kita
memandang bahwa perasaan orang tua sangat beragam dan kerena
kebanyakan orang tua tidak menerima diagnosa itu sementara waktu, hal ini
perlu disadari bahwa orang tua sedang mengalami kekecewaan. Setelah
orang tua merasa bahwa dirinya siap menerima keadaan anaknya, maka
penyuluhan yang diberikan selanjutnya adalah bahwa anak dengan sindrom
down itu juga memiliki hak yang sama dengan anak normal lainnya yaitu
kasih sayang dan pengasuhan. Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan
yang diberikan antra lain : Apa itu sindrom down, karakteristik fisik dan
antisipasi masalah tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus diberi tahu
tentang fungsi motorik, perkembangan mental dan bahasa.Demikian juga
penjelasan tentang kromosom dengan istilah yang sederhana, informasi
tentang resiko kehamilan berikutnya.

II KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Biodata (pasien, penanggungjawab)
b) Riwayat kesehatan (sekarang, dahulu, imunisasi, persalinan)
c) Lakukan pengkajian fisik
d) Lakukan pengkajian perkembangan
e) Dapatkan riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan usia ibu atau
anak lain mengalami keadaan serupa
f) Observasi adanya manifestasi Sindrom Down:

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 8


1) Karakeristik Fisik (Paling sering terlihat)
a. Tengkorak bulat kecil dengan oksiput datar
b. Lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebra serong (mata
miring ke atas dan keluar)
c. Hidung kecil dengan batang hidung tertekan kebawah (hidung
sadel)
d. Lidah menjulur kadang berfisura
e. Mandibula hipoplastik (membuat lidah tampak besar)
f. Palatum berlengkung tinggi
g. Leher pendek tebal
h. Muskulatur Hipotonik (perut buncit, hernia umbilikus)
i. Sendi hiperfleksibel dan lemas
j. Tangan dan kaki lebar, pandek tumpul.
k. Garis simian (puncak transversal pada sisi telapak tangan
2) Intelegensia / pemikiran
a. Bervariasi dan retardasi hebat sampai intelegensia normal rendah
b. Umumnya dalam rentang ringan sampai sedang
c. Kelambatan bahasa lebih berat daripada kelambatan kognitif
3) Anomaly congenital (peningkatan insiden)
a. Penyakit jantung congenital (paling umum)
b. Defek lain meliputi: agenesis renal, atresia duodenum, penyakit
hiscprung, fistula esophagus, subluksasi pinggul. Ketidakstabilan
vertebra servikal pertama dan kedua (ketidakstabilan
atlantoaksial)
4) Masalah Sensori (seringkali berhubungan)
a. Kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum)
b. Strabismus
c. Myopia
d. Nistagmus
e. Katarak
f. Konjungtivitis
5) Pertumbuhan dan perkembangan seksual

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 9


a. Pertumbuhan tinggi badan dan BB menurun, umumnya obesitas
b. Perkembangan seksual terhambat, tidak lengkap atau keduanya
c. Infertile pada pria, wanita dapat fertile
d. Penuaan premature umum terjadi, harapan hidup rendah
B. Masalah Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Resiko cedera
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
d. Defisiensi pengetahuan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kesulitan pemberian
makanan karena lidah yang menjulur dan mulut terbuka
2. Risiko tinggi cedera b.d kelemahan otot
3. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d pembentukan organ
yang kurang sempurna
4. Defisiensi pengetahuan orang tua b.d perawatan pada anak dengan down
syndrome
D. Intervensi dan Implementasi Keperawatan
a. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d kesulitan pemberian
makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.
Tujuan : kesulitan pemberian makan pada masa bayi menjadi minimal
Intervensi :
1) Hisap hidung setiap kali sebelum pemberian makan, bila perlu
Rasional : Untuk menghilangkan mucus
2) Jadwalkan pemberian makan sedikit tapi sering: biarkan anak untuk
beristirahat selama pemberian makan
Rasional : Karena menghisap dan makan sulit dilakukan dengan
pernapasan mulut
3) Berikan makanan padat dengan mendorongnya ke mulut bagian
belakang dan samping
Rasional : Karena refleks menelan pada anak dengan sindrom down
kurang baik

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 10


4) Hitung kebutuhan kalori untuk memenuhi energy berdasarkan tinggi
dan berat badan
Rasional : Memberikan kalori kepada anak sesuai dengan kebutuhan
5) Pantau tinggi dan BB dengan interval yang teratur
Rasional : Untuk mengealuasi asupan nutrisi
6) Rujuk ke spesialis untuk menentukan masalah makanan yang spesifik
Rasional : Mengetahui diit yang tepat
b. Risiko tinggi cedera b.d kelemahan otot
Tujuan : Mengurangi risiko terjadinya cedera pada pasien dengan sindrom
down
Intervensi:
1) Anjurkan aktivitas bermain dan olahraga yang sesuai dengan maturasi
fisik anak, ukuran, koordinasi dan ketahanan
Rasional : Untuk menhindari cedera
2) Anjurkan anak untuk dapat berpartisipasi dalam olahraga yang dapat
melibatkan tekanan pada kepala dan leher
Rasional : Menjauhkan anak dari factor resiko cedera
3) Ajari keluarga dan pemberi perawatan lain (mis: guru, pelatih) gejala
instabilitas atlatoaksial
Rasional : Memberikan perawatan yang tepat
4) Laporkan dengan segera adanya tanda-tanda kompresi medulla spinalis
(nyeri leher menetap, hilangnya ketrampilanmotorik stabil dan control
kandung kemih/usus, perubahan sensasi)
Rasional : Untuk mencegah keterlambatan pengobatan
c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d pembentukan organ
yang kurang sempurna
Tujuan: pasien mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
Intervensi:
1) Kaji faktor penyebab gangguan pertumbuhan perkembangan anak
Rasional : mengetahui faktor penyebab gangguan tumbuh kembang
anak

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 11


2) Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi
perkembangan anak yang optimal.
Rasional : sumber pendidikan yang tepat dapat mengoptimalkan
tumbuh kembang anak
3) Berikan perawatan yang konsisten
Rasional : untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal
4) Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
Rasional : untuk membuat anak down syndrome aktif
5) Berikan intruksi berulang dan sederhana
Rasional : untuk membuat anak down syndrome memahami intruksi
yang diberikan
6) Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak
Rasional : untuk membuat anak merasa dihargai
7) Dorong anak melakukan perawatan sendiri
Rasional : untuk menunjang tumbuh kembang anak
8) Manajemen perilaku anak yang sulit
Rasional : untuk mengatasi perilaku anak yang sulit
9) Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
Rasional : untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak
10) Ciptakan lingkungan yang aman
Rasional : lingkungan aman dapat meningkatkan tumbuh kembang
anak
d. Defisiensi pengetahuan orang tua b.d perawatan pada anak dengan down
syndrome
Tujuan : keluarga dapat mengetahui cara merawat anak dengan down
syndrome

Intervensi :
1) Jelaskan patofisiologi, tanda gejala, dan penyebab dari down syndrome
Rasional : keluarga dapat memberikan perawatan yang tepat
2) Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 12


Rasional : keluarga dapat mengetahui tingkat kesehatan pasien
3) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi dan proses pengontrolan penyakit
Rasional : menghindari timbulnya komplikasi
4) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Rasional : penanganan yang tepat dapat meningkatkan status
kesehatan pasien

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 13


DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, A.H. dan Kusuma. H (2015) APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta :
MediAction
Lalwani, M., Suchetja, A., Mundinamane, D.B., Bhat, D., Jayachandran C.
Neutrophil Associated Syndromes and Periodontitis. J of Chemical and
Pharmaceutical Research. 2016, 8(2): 421-27
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pedriatrik Edisi 4. Jakara:
EGC
https://studylibid.com/doc/4285282/laporan-pendahuluan-down-syndrome diakses
pada Selasa, 12 Oktober 2019

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 14


Asuhan Keperawatan
I. Biodata
A. Identitas klien
1. Nama : An. R
2. Tanggal lahir : 21-09-2014
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Asrama Gebang
6. Tanggal masuk : 11-11-2019
7. Tanggal pengkajian : 11-11-2019
8. Diagnose medik : Down Syndrome
B. Identitas Keluarga
1. Ayah
a. Nama : Tn S
b. Umur : 41 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : TNI
e. Agama : Islam
f. Alamat : Asrama Gebang
2. Ibu
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 38 Tahun
c. Pendidikan : DI
d. Pekerjaan : PNS
e. Agama : Islam
f. Alamat : Asrama Gebang

C. Identitas Saudara Kandung


No Nama Usia Hubungan Status kesehatan
1 Naura 12 tahun Kakak Tidak lahir
kandung premataur

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 15


2 Zafran 9 tahun Kakak Tidak lahir
kandung prematur

II. Keluhan Utama


Ny. S (ibu) mengatakan anaknya tidak bisa berkomunikasi dengan baik
III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. S (ibu) mengatakan datang ke poli untuk kontrol terapi, saat ini anak
terapi 2x seminggu OT/TW. Ny. S mengatakan anaknya hanya bisa
mengatakan mama papa saja. Anak kelihatan mengalami gangguan terlihat
pada saat umur satu tahun lebih.
B. Riwayat Kesehatan Lalu
1. Prenatal
a. Pemeriksaan kehamilan/ANC :
Ny. S mengatakan setiap bulan memeriksakan kehamilan.
b. Keluhan selama hamil :
Ny. S mengatakan tidak ada keluhan yang berat, hanya mual dan
muntah saja.
c. Riwayat minum obat/terapi :
Ny. S mengatakan sering meminum jamu pada saat hamil.
d. Imunisasi TT : Ny. S mengatakan pernah diberikan imunisasi TT
pada saat kontrol kehamilan
e. Golongan darah :
Ibu : O
ayah : A
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Ny. S mengatakan di RS Permata Hati
b. Jenis persalinan : Ny. S mengatakan melahirkan dengan SC
c. Penolong Persalinan : Ny. S mengatakan Dokter dan Bidan
d. Komplikasi waktu lahir : Ny. S mengatakan tidak ada
3. Post natal
a. Kondisi bayi : Ny. S mengatakan anaknya lahir langsung menangis

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 16


* Penyakit yang pernah dialami : Ny. S mengatakan tidak ada riwayat
penyakit seperti DM, Hipertensi, jantung stoke dll.
* Pernah alergi : Ny. S mengatakan tidak ada alergi
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Penyakit anggota keluarga
Ny. S mengatakan tidak ada keluarga mempunyai riwayat penyakit
down sindrom dan seperti DM, Hipertensi, jantung stoke dll.
2. Genogram

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

: meninggal

: pasien

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 17


IV. Riwayat Imunisasi
No Jenis imunisasi Waktu Reaksi setelah
pemberian pemberian
(Mgg/bln) (Ada/Tidak)
1 BCG Umur 1 bulan Demam
2 DPT (I,II,III) Umur 2 bulan Demam
3 Polio (I,II,III,IV) Umur 1-4 bulan Demam
4 Campak Umur 9 bulan Demam
5 Hepatitis Saat lahir Demam
V. Riwayat tumbuh kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan
Sebelum sakit :-
Saat pemeriksaan : 17 kg
2. Tinggi badan
Sebelum sakit :-
Saat pemeriksaan : 102 cm
3. Waktu tumbuh gigi, usia : Ny. S mengatakan pada usia 7 bulan
4. Tanggal gigi, usia : -
B. Perkembangan anak tiap tahap terkait
1. Motorik kasar anak
Ny. S mengatakan masih bisa bermain dengan teman-temannya
2. Motorik halus
Ny. S mengatakan masih belum bisa menulis dan lain sebagainya.
3. Bahasa anak
Ny. S Mengakatan anak hanya bisa mengatakan mama papa saja
4. Social anak
Ny. S mengatakan anak masih bisa brinteraksi dengan kakak dan teman-
temannya.
VI. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 18


1. Pertama kali disusui : Ny. S mengatakan saat lahir langsung diberikan
asi.
2. Cara pemberian : Ny. S mengatakan disusui secara langsung tidak
memakai dot.
3. Lama pemberian : Ny. S mengatakan kurang lebih 1 jam
b. Pemberian susu formula : Ny. S mengatakan kadang-kadang memberikan
susu formula dengan alas an ibu bekerja.
c. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis nutrisi Lama pemberian
1. 0-6 bulan Asi + Pasi 30 cc/ 3 jam
2. 6-12 bulan Asi + MPasi 3 kali sehari
3. Saat ini Nasi 3 kali sehari
VII. Riwayat Psikososial
a. Anak tinggal di : Ny. S mengatakan rumah Asrama Gebang
b. Lingkungan berada di : Ny. S mengatakan di asrama gebang
c. Apakah rumah dekat dengan : Ny. S mengatakan rumah dekat dengan
fasilitias kesehatan
d. Apakah ada tangga yang bisa berbahaya : Ny. S mengatakan tidak ada
* Apakah anak punya ruang bermain : Ny. S mengatakan tidak ada, hanya
bermain di luar rumah bersama teman-temannya
 Hubungan antar anggota keluarga : Ny. S mengatakan hubungan baik bisa
berintraksi dengan kakak dan orang tua.
VIII. Riwayat Spiritual
a. Support sistem dalam keluarga : Ny. S mengatakan mereka selalu
mensuport satu sama lain
b. Kegiatan keagamaan : Ny. S mengatakan selalu solat 5 waktu
IX. Reaksi Hospitalisasi
a. Pengalaman keluarga tentang sakit
1. Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : Ny. S mengatakan anak tidak
bisa berbicara
2. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak: Ny. S mengatakan
ya

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 19


3. Bagaimana perasaan orang tua saat ini: Ny. S mengatakan khawatir
melihat kondisi anaknya dan berharap anak bisa normal seperti anak
lainnya.
X. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
Ny. S mengatakan nafsu makan ada dan porsi makan 3 kali sehari, anak
menghabiskan ¾ dari porsi makannya
b. Eliminasi (BAB&BAK)
Ny. S mengatakan BAB 1-2 kali sehari dan BAK 3-4 kali sehari
c. Istirahat Tidur
Ny. S mengatakan istirahat anaknya cukup aitu sekitar 10 jam dalam 24
jam
d. Olahraga
Ny. S mengatakan anaknya biasa aktif bermain dengan teman-temannya
berlarian
e. Personal Hygiene
Ny. S mengatakan anaknya belum bisa mandi sendiri, memakai baju
sendiri
f. Aktivitas/mobilitas fisik
Ny. S mengatakan anaknya aktif bermain
g. Reaksi dan bermain
Ny. S mengatakan anaknya aktif bermain bersama dengan temannya di
lingkungan tempat tinggalnya
XI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien : baik, anak tampak lemas
B. Tanda-tanda vital
1. Suhu :36,70C
2. Nadi : 118 x/menit
3. respirasi: 30 x/menit
4. tekanan darah : 90/60 mmHg
C. Antropometri
1. Tinggi Badan : 102 cm

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 20


2. Berat Badan : 17 Kg
D. Sistem Pernafasan
Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
Auskultasi : tidak ada ronchi, wheezing dan snoring
E. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : tidak ada jejas di dada
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskultasi : Tidak ada suara jantung tambahan
F. Sistem pencernaan
Mulut terbuka, lidah kadang menjulur, tidak ada kesulitan menelan, BAB
lancar 1-2 kali dalam sehari
G. Sistem indra
1. Mata : mata sipit, simetris
2. Hidung : Hidung khas down syndrome, tidak aa polip, tidak ada
sinusitis
3. Telinga : agak kotor, tidak ada polip
H. Sistem Saraf : Tidak terkaji
I. Sistem muskulo skeletal
Ekstremitas atas bawah lemas
J. Sistem integument
Kulit tampak kekurangan pigmen sehingga berwarna pucat, tampak kotor,
kulit terkelupas
K. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
XII. Test Diagnostik
- DDST
XIII. Terapi saat ini
- OT/TW

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 21


Analisa data
NO SIGN/SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Pembentukan Keterlambatan
- Ny. S mengatakan anaknya organ yang Pertumbuhan dan
kesulitan dalam berbicara kurang Perkembangan
DO : sempurna
- Pasien hanya bisa
mengatakan “mama papa”
- Pasien kesulitan dalam
mengungkapkan
keinginannya
- Pasien tidak bisa di ajak
bicara
2. DS : Kesulitan Ketidakseimbangan
- Ny. S mengatakan anaknya pemberian makan Nutrisi Kurang dari
mudah sekali sakit karna lidah yang kebutuhan
- Ny. S mengatakan anaknya menjulur dan
sering rewel palatum yang
tinggi
DO :
- Anak tampak lemas
- TB : 102 cm
- BB : 17 kg
- BMI : 16,35
I. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesulitan
pemberian makan karna lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi
2. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d pembentukan organ
yang kurang sempurna
II. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Rasional
keperawatan

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 22


1 Setelah Setelah - Jadwalkan pemberian Karena menghisap dan
dilakukan tindakan makan sedikit tapi makan sulit dilakukan
keperawatan selama sering: biarkan anak dengan pernapasan
1x24 jam diharapkan untuk beristirahat mulut
nutrisi pasien selama pemberian
seimbang dengan makan
kriteria hasil : - Pantau tinggi dan BB Untuk mengealuasi
- Anak mau dengan interval yang asupan nutrisi
menghabiskan teratur
porsi makanya - Rujuk ke spesialis Mengetahui diit yang
- Anak tidak susah untuk menentukan tepat
diajak untuk makan masalah makanan
yang spesifik
2 Setelah dilakukan - Kaji faktor penyebab mengetahui faktor
tindakan keperawatan gangguan penyebab gangguan
selama 1x24 jam pertumbuhan tumbuh kembang anak
diharapkan pasien perkembangan anak
mencapaipertumbuhan - Identifikasi dan sumber pendidikan yang
dan perkembangan gunakan sumber tepat dapat
yang optimal dengan pendidikan untuk mengoptimalkan
kriteria hasil : memfasilitasi tumbuh kembang anak
- dapat perkembangan anak
mengungkapkan yang optimal
keinginannya - Tingkatkan untuk membuat anak
secara tepat komunikasi verbal dan down syndrome aktif
- dapat mengucapan stimulasi taktil
kata baru yang - Berikan intruksi untuk membuat anak
dapat dimengerti berulang dan down syndrome aktif
sederhana -
- Dorong anak untuk mengoptimalkan
melakukan sosialisasi tumbuh kembang anak
dengan kelompok

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 23


- Ciptakan lingkungan lingkungan aman dapat
yang aman meningkatkan tumbuh
kembang anak

III. Implementasi keperawatan


Nama Pasien : An. R No RM : -
Umur : 5 tahun 2 bulan Dx Medis: Down Syndrome
Hr/Tgl/Jam Dx Implementasi Respon hasil TTD/
keperawatan nama
Rabu, 13/11 1 - Menjadwalkan Setelah Ny. S
2019 pemberian makan ddiberikan edukasi
sedikit tapi sering: tentang nutrisi
biarkan anak untuk anaknya, Ny. S
beristirahat selama mengatakan mengerti
pemberian makan dan akan
melakukannya
dirumah
- Memantau tinggi dan BB : 17 kg
BB dengan interval TB : 102 cm
yang teratur
- Merujuk ke spesialis Belum perlu
untuk menentukan
masalah makanan yang
spesifik
Rabu, 13/11 2 - Mengkaji faktor Faktor penyebab
2019 penyebab gangguan adalah down syndrom
pertumbuhan
perkembangan anak
- Mengidentifikasi dan Pasien di jadwalkan
gunakan sumber OT/TW
pendidikan untuk
memfasilitasi

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 24


perkembangan anak
yang optimal
- Meningkatkan Pasien hanya mampu
komunikasi verbal dan mengatakan “mama
stimulasi taktil papa”
- Memberikan intruksi Pasien kesulitan untuk
berulang dan sederhana berkonsentrasi
- Mendorong anak Anak mau bermain
melakukan sosialisasi dengan teman
dengan kelompok sebayanya
- Menciptakan Tidak ada benda tajam
lingkungan yang aman atau benda berbahaya
di sekitar anak

IV. Evalusi
Nama Pasien : No RM :
Umur : Dx Medis:
Hr/Tgl/Jam Kode Dx. Evaluasi TTD/Nama
kep
Rabu, 13/11 1 S : Ny. S mengatakan akan mengikuti instruksi
2019 yang di berikan perawat mengenai nutrisi
pasien
O : Ny. S tampak mengerti yang di jelaskan
perawat
BB : 17 kg
TB : 102 cm
BMI : 16,35
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Rabu, 13/11 2 S : Ny. S mengatakan akan rutin datang untuk
2019 terapi sesuai jadwal

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 25


O : Anak bisa menunjuk mainan yang di
inginkan
Anak masih belum bisa berbicara
Anak bisa memanggil kakaknya dengan
sebutan “kaka”
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

(Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ) 26

Anda mungkin juga menyukai