Anda di halaman 1dari 37

BAB III

Proses Penyelesaian Masalah Manajemen Keperawatan


A. Pengkajian
Sumber pengkajian dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi, telusur
dokumen dan kuesioner
1. Kajian Di Situasi Di Ruang Perawat
a. Pengkajian perencanaan
1) Visi dan misi
2) SOP/SAK
3) Format pendokumentasian
b. Pengkajian manajemen ruangan
2. Kajian Input
a. Man
1) Kuantitas dan Kualitas SDM

Jenjang Karir
Pendidikan
Masa kerja

Pelatihan
Nama

JK
No

1 Mega Andintika P Ners KARU


2 Baiq Eva P D3 Katim 1
3 Annisa W P D3 PP
4 Eva Yunia p D3 Katim II
5 Bintra Juan L 2019 D4 PP
6 Devi N 2011 D3 Katim III
7 Lalu Yusuf 2019 D3 PP
8 Siti K 2011 D3 Katim IV

9 Meldi Sari 2018 Ners PP


10 Itriatul Hijjah 2011 Ners Cadangan
Tabel 3.2 Distribusi Tenaga Non Keperawatan Berdasarkan
Spesifikasi Pekerjaan di Ruang Mina Rumah Sakit Islam Siti
Hajar, sebagai berikut :
No Kualifikasi Jumlah Honor/PT
1. Ahli gizi - -
2 Administrasi - -

1
2. Cleaning Service - -
Sumber : Ruang MINA RSI Siti Hajar Mataram Tahun 2020
2) Kebutuhan tenaga perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas
(1984) dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
untuk setiap shiftnya seperti tabel berikut :
Tabel 3.3 Jumlah Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Waktu Kebutuhan Perawat
Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Partial 0,27 0,15 0,10
Maksimal 0,36 0,30 0,20
Sumber : Douglas 1984

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien


terhadap keperawatan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam
dengan kriteria :
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologis stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
b) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
dengan kriteria :
- Kebersihan diri dibantu, makan, minum, ke toilet
dibantu.
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
- Terpasang folley catheter, intake, output dicatat

2
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam
per 24 jam dengan kriteria:
- Segalanya diberikan/dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
- Pemakaian suction
- Gelisah/ disorientasi/ tidak sadar

Tabel 3.5 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat


dihitung dari jumlah bed di ruang Mina (metode rasio).
Berdasarkan surat keputusan Menkes RI Nomor 262 tahun 1979
Tentang Ketenagaan Rumah Sakit, dengan standart untuk
Rumah Sakit type C adalah 1/1 sehingga didapatkan untuk hasil
kebutuhan perawat di ruang Mina sebagai berikut :
No Nama Ruangan Jumlah Bed
1 Ruang VIP Plus 1
2 Ruang VIP Ekslusif 3
3 Ruang VIP Biasa 9
Total 13
Total Perhitungan 1/1 x 13 = 13

Jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang Mina bila


dihitung dari jumlah bed yang disediakan adalah berjumlah 13
tenaga perawat
Tabel 3.6 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan
perawat pada tanggal 06 Mei 2019 di ruang IRNA II (metode
douglas).
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Px
Minimal Care 11 9 9

3
Partial Care 2 2 2
Total Care 0 0 0
Total 13 11 11
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019
Total tenaga perawat:
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 2 orang
+
7 orang perawat
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada
tanggal 6 April 2019 di Ruang IRNA II adalah : 7 orang perawat
+2 orang Perawat Primer + 1 orang tenaga (kepala ruangan), jadi
total jumlah perawat yaitu 10 orang.
Tabel 3.7. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan
perawat pada tanggal 07 Mei 2019 di ruang IRNA II (metode
douglas).
Klasifikasi
Jml Px Pagi Sore Malam
Px
Minimal Care 7 7 7 7
Partial Care 3 3 3 3
Total Care 0 0 0 0
Total 10 10 10 10
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
+
4 orang perawat
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada
tanggal 07 Mei 2019 di Ruang Irna II adalah : 4 orang perawat + 2
orang Perawat Primer + 1 orang tenaga (kepala ruangan), jadi total
jumlah perawat yaitu 7 orang.

4
Tabel 3.8. Tingkat ke tergantungan pasien dan kebutuhan
perawat pada tanggal 08 Mei 2019 di ruang IRNA II (metode
douglas).
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Px
Minimal Care 7 8 8
Partial Care 1 3 2
Total Care 0 0 0
Total 8 11 11
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019
Total tenaga perawat:
Pagi : 3 orang
Sore : 2. orang
Malam : 1 orang
+
6 orang perawat
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada
tanggal 8 Mei 2018 di Ruang IRNA II adalah : 6 orang perawat + 2
oran Perawat Primer + 1 orang tenaga (kepala ruangan), jadi total
jumlah perawat yaitu 9 orang.

abel 3.9. Tingkat ke tergantungan pasien dan kebutuhan


perawat pada tanggal 09 Mei 2019 di ruang IRNA II (metode
douglas).
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Px
Minimal Care 8 7 7
Partial Care 2 2 2
Total Care 0 0 0
Total 10 9 9
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 2.orang
Malam : 1 orang
+
5 orang perawat

5
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada
tanggal 8 Mei 2018 di Ruang IRNA II adalah : 5 orang perawat + 2
oran Perawat Primer + 1 orang tenaga (kepala ruangan), jadi total
jumlah perawat yaitu 8 orang.

abel 3.10. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan


perawat pada tanggal 10 Mei 2019 di ruang IRNA II (metode
douglas).
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Px
Minimal Care 7 7 7
Partial Care 2 2 2
Total Care 0 0 0
Total 9 9 9
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
+
5 orang perawat
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada
tanggal 8 Mei 2018 di Ruang IRNA II adalah : 5 orang perawat + 2
oran Perawat Primer + 1 orang tenaga (kepala ruangan), jadi total
jumlah perawat yaitu 8 orang.

tabel 3.11. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan


perawat pada tanggal 12 Mei 2019 di ruang IRNA II (metode
douglas).
Klasifikasi
Pagi Sore Malam
Px
Minimal Care 7 7 7
Partial Care 2 2 2
Total Care 0 0 0
Total 9 9 9
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019

6
Total tenaga perawat:
Pagi : 2 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang
+
5 orang perawat
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada
tanggal 8 Mei 2018 di Ruang IRNA II adalah : 5 orang perawat + 2
oran Perawat Primer + 1 orang tenaga (kepala ruangan), jadi total
jumlah perawat yaitu 8 orang.
Seterusnya hingga tanggal 19 Mei 2019 jumlah pasien rata rata 12
orang dan jumlah perawat yang sift mencukupi sesuai jumlah
pasien.
a. Alur Pasien Masuk

Pasien

IGD IRJ

MRS
1. Pelayanan
2. Terapi medis
Instalasi Rawat Inap 3. Diagnosa medis
4. Keperawatan
5. Penunjang medis
KRS 6. Gizi
7. Rehab medik

Dirujuk Pulang Dipulangkan Meninggal

Kamar jenazah

7
b. Methode
a. Penerapan MAKP
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat
ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
profesional. Ada 5 metode pemberian asuhan keperawatan profesional
yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam
menghadapi tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan
keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode
tim, metode kasus, modifikasi metode tim-primer.
1) Metode fungsional

8
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang
menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan
pengawasan yang baik. Metode ini sangat baik untuk rumah sakit
yang kekurangan tenaga. Perawat senior menyibukkan diri
dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan
kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan keperawatan
terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan.
Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya
merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada
pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung kepada
tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.

Kepala Ruangan

Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :


Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat luka

Pasien/klien
Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional
2) Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-
3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan
yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan,
dan memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

9
Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang
sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok
dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal
harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan,
pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung
oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan
perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan
pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalah
media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan
anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat
mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi
kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan
dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu
menyusun dan memenuhi standard asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara
efektif, mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian
asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin
hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga
dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak
terpenuhi.

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat

10
Pasien / klien Pasien / klien

Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team nursing


3) Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien
mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong
praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, malakukan,
dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab dan
tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan
dan keterampilan manajemen, bersifat kontinuitas dan
komprehensif, perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang
tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu. Perawat primer mempunyai tugas
mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien,
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan
rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan
keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan
dan menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat
atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

11
Perawat Primer

Pasien / Klien

Perawat Perawat Perawat pelaksana


pelaksana pelaksana jika diperlukan
evening night days

Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing


4) Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat
atau untuk keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare.
Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus,
sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat
penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan
mempunyai kemampuan dasar yang sama.

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien

Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing

12
5) Modifikasi :
MAKP Tim-Primer
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari
kedua sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan
sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan :
a Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan
S1 Keperawatan atau setara.
b Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim.
c Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan
komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena saat
ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan
SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat
primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26
perawat. Dengan menggunakan model modifikasi keperawatan
primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer (PP)
dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat
juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi
pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan
(3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan Tim pada setiap
shift jaga terlihat pada gambar di bawah.

Kepala Ruang

PP1 PP2

PA PA

13
PA PA

PA PA

7-10 7-10
Pasien Pasien

(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti)


Skema 5. Sistem Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)
6) JCIA (Joint
Comition International Acreditation)
Adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien yang diharapkan.
Strata-strata dalam sistem
Input Proses Output
Sumber daya Penerimaan pasien Meningkatnya status
Perlengkapan rawat inap kesehatan
Persediaan Pemeriksaan pasien Pelayanan yang efisien
Edukasi terhadap pasien Kepuasan pasien
Pengobatan

Tabel 1. Strata – strata dalam sistem JCIA

Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh
dunia.

14
Tujuan JCIA
1. Kualitas pelayanan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Patient safety ervirontment safety
4. Staff safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan karyawan
8. Daya saing
Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan
karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya,
melibatkan mereka dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
2. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan
3. Mengikuti standar JCI
Standar JCI
1. Patient focus function
a. International patient savety goals
b. Access to care and continuity of care
c. Care of patient
d. Assesment of patient
e. Anasthesia and surgical care
f. Patient and family right
g. Patient and family education
h. Madication managemet and use

15
2. Organitation function
a. Staff Qualification and education
b. Goverments, leadership and direction
c. Fasility management and savety
d. Management of comunication and information
e. Quality improvement and patient savety
f. Prevention and control of infection
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat
1. Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait dengan
bimbingan yang diberikan PP kepada PA. Apakah sudah baik.
2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP
dan PA.
3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan
keperawatan.
4. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan
pembuktian.
5. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan
melakukan penelitian.
6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan
keperawatan .
7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan
evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, mengarahkan dan
mengevaluasi tentang implementasi MPKP
8. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan
memberikan masukan untuk perbaikan.
9. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi/penelitian tentang asuhan keperawatan.

Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Group


Kedudukan

16
Perawat ketua grup/TIM adalah seorang perawat professional
dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala
ruangan.
Tugas Pokok :
Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
dengan standar profesi serta menggunakan dan memelihara logistic
keperawatan secara efisien dan efektif.
Uraian Tugas :
1. Bersama anggota group melaksanakan Askep sesuai standar
2. Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan
group.tim (group petugas ganti) mengawasi : kondisi
klien/anggota keluarga, logistic keperawatan, administrasi rekam
medic, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program
pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh
group sebelumnnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program
pengobatan dokter.
7. Membantu pelaksanaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru
mengenai : tata tertib ruangan RS, perawat yang bertugas.
9. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas
cleaning service, mengatur tugas peserta didik, mengatur tata
tertib ruangan yang ditunjukkan kepada semua petugas, peserta
didik dan pengunjung ruangan.
11. Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
12. Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga
keperawatan

17
13. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan
lingkungan.
Tugas Dan Tanggung Jawab CI
Uraian tugas :
1. Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik
2. Melakukan pre conference.
3. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis
pasien
4. Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi
terapeutik
5. Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan
keperawatan
6. Melakukan bedside teaching
7. Melakukan ronde keperawatan
8. Mengambil alih yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu
9. Melakukan post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta
didik dalam melakukan asuhan keperawatan selama dinas.
10.Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek di
suatu ruangan
11. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat
apabila peserta didik tidak hadir memberi bimbingan peserta didik
sesuai dengan tingkat pendidikannya dalam hal : melaksanakan
asuhan keperawatan dengan penerapan proses keperawatan
membimbing pembuatan laporan kasus.
12. Mengkoordinasi bimbingan kepada penanggung jawab
tugas sore dan malam.
Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Pelaksana
Uraian tugas :
1. Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar
2. Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group petugas
ganti) mengenai kondisi klien/anggota keluarga, logistic

18
keperawatan, administrasi rekam medic, pelayanan pemeriksaan
penunjang, kolaborasi program pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group
sebelumnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dalam groupnya.
5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program
pengobatan dokter
7. Membantu pelaksanaaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru
mengenai : tata tertib ruangan/RS, perawat yang bertugas
9. Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan memberikan
penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas
cleaning service dan peserta didik
11. Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua
petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
12. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan
13. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan
keperawatan serta tenaga keperawatan
14. Menulis laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota
keluarga dan lingkungannya.
15. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota
keluarga/keluarga.

b. Operan/ Timbang terima


Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan

dengan keadaan pasien (Nursalam, 2014). Timbang terima

merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian

shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-

19
informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau

belum dilaksanakan. (Nursalam, 2011)

Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah

Situation, Background, Assessmentdan Recommendation

Berdasarkan hasil wawancara kepada perawat Mina pada

tanggal 31 desember 2019, pelaksanaan timbang terima di Ruang

Mina dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pada pergantian shift pagi

ke shift sore (pukul 14.00), shift sore ke shift malam (pukul 21.00),

dan shift malam ke shift pagi (pukul 08.00). Pada shift pagi,

timbang terima dipimpin oleh Kepala Ruangan dan dihadiri oleh

seluruh perawat yang bertugas shift pagi. Persiapan yang dilakukan

sebelum kegiatan timbang terima berlangsung yaitu buku operan

yang berisi catatan perkembangan pasien. Proses timbang terima

di awali dengan pembukaan oleh Kepala Ruangan dilanjutkan

dengan pelaporan kondisi pasien yang dibacakan oleh perawat

yang bertugas pada saat itu kepada perawat yang akan bertugas

pada shift berikutnya. Kondisi pasien dibacakan satu-persatu dan

komunikasi yang digunakan oleh perawat sebagian besar sudah

menggunakan SBAR yang meliputi S (Situation) yaitu identitas

pasien, keluhan utama dan masalah keperawatan. B (Background)

adalah perkembangan pasien saat ini, riwayat pembedahan, dan

alat invasive yang terpasang serta program cairan. A (Assesment)

meliputi keadaan umum dan vital sign klien. R (Recommendation)

meliputi rencana pengobatan atau terapi yang akan dilakukan dan

20
yang perlu dilanjutkan untuk klien. Apabila masalah belum

terselesaikan maka didiskusikan kembali tindakan selanjutnya

untuk menyelesaikan masalah. Kegiatan timbang terima ditutup

dengan validasi pada pasien yaitu berkeliling dari satu pasien ke

pasien yang lain, dimana perawat menanyakan langsung pada

beberapa pasien tentang apa yang dirasakan atau keluhan. Diskusi

tentang keadaan pasien terutama mengenai keluhan utama dan

intervensi apa yang akan dilakukan pada hari itu. Hasil kegiatan

timbang terima yang telah dilakukan di ruangan kemudian

didokumentasikan ke dalam buku khusus (buku operan),

Hasil wawancara mengenai proses timbang terima disampaikan

bahwa prinsip timbang terima sudah sesuai dengan prosedur

timbang terima, yaitu semua pasien yang dirawat dioperkan dan

dilanjutkan dengan validasi ke pasien, data yang disampaikan

sudah sesuai, serta masalah keperawatan sudah benar.

c. Ronde Keperawatan
d. Pengelolaan Sentralisasi Obat
e. Supervisi Keperawatan
f. Penerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan
pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan,
perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam, 2011).
Tahapan Penerimaan Pasien Baru:
(1) Tahap pra penerimaan pasien baru

(2) Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru

(3) Tahap pasca penerimaan pasien baru

21
Sebelum pasien datang ke ruang Mina biasanya perawat

mendapat konfirmasi terlebih dahulu dari tempat pasien baru

datang seperti IGD kemudian perawat yang menerima informasi

akan memeriksa kelengkapan dokumen saat pasien tiba di ruangan.

Apabila dokumen sudah lengkap, perawat akan menunjukkan

ruangan beserta aturan- aturan yang ada di ruangan Mina.

Berdasarkan hasil observasi, perawat yang bertugas untuk

menerima pasien baru adalah perawat yang sedang dinas dalam

ruangan, tidak harus selalu didampingi oleh karu maupun perawat

primer. Hal-hal yang disiapkan oleh perawat saat menerima pasien

baru seperti ruangan sudah siap digunakan. Pasien baru kemudian

didokumentasikan di buku pasien dan di buku operan.

g. Discharge Planning
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat di
Ruang Mina pada tanggal 31 Desember 2019 didapatkan bahwa
discharge planning sudah dilaksanakan pada saat pasien akan
keluar rumah sakit terutama pada pasien-pasien dengan penyakit
interna. Pelaksanaaan discharge planning dilakukan oleh perawat
jaga dengan mengisi form discharge planning dan menjelaskan
aturan tertentu pada saat pasien pulang seperti jadwal kontrol,
aktivitas, diet makanan secara umum, dan perawatan di rumah.
Sebagian besar perawat melakukan dischage planning
menggunakan lisan dimana menggunakan bahasa yang dimengerti
oleh pasien dan keluarga. Dischage planning tidak ada bukti
dokumentasi bahwa perawat telah melakukan hal tersebut dan
kurangnya pemberian liflet untuk dibeerikan kepada keluarga
pasien pulang.

22
h. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan buku dalam persoalan hukum. Komponen dari
dokumentasi mencakup aspek komunikasi, proses keperawatan,
standar keperawatan. Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui
observasi dan wawancara yang dilakukan tanggal 31 Desember
2019 kepada perawat Ruang Mina didapatkan sudah ada standar
operasional pelaksanaan dokumentasi keperawatan namun belum
lengkap disertai petunjuk teknis pengisian secara detail.
Dokumentasi keperawatan masih ada yang tidak lengkap pada saat
pengisian seperti menaikkan grafik pasien dan pengisian visite
dokter di sebagian Rekam Medik.
Berdasarkan hasil wawancara, perawat menyatakan bahwa
format dokumentasi dapat membantu perawat dalam melakukan
pengkajian kepada pasien, sebagian perawat juga masih
menggunakan diagnosa keperawatan lama seperti Nanda.

a. Man

Struktur Organisasi Ruang Mina RSI Siti Hajar Mataram Tahun 2020

KEPALA RUANGAN
Mega Adintika, S.Kep,Ners

Katim I Katim II Katim III Katim IV


Bq Eva N, Amd. Kep Eva Yunia, Amd. Kep Devi Nusantari, Amd. Kep Siti Khaerani, Amd. Kep

PP
PP PP PP Melda Sari,
Annisa Wulandari,Amd.Kep Eva Yunia, Amd. Kep L. Yusuf S, Amd.Kep S.Kep,Ners

23
Cadangan
Itriatul Hijjah,
S.Kep.Ners

Keterangan :
= garis komando
Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Ruang Mina RSI Siti Hajar
Mataram Tahun 2020 (Sumber : Ruang Mina RSI Siti Hajar
Mataram Tahun 2020)

24
c. Material
1) Peralatan dan fasilitas
Sarana dan Prasarana didapatkan dari hasil wawancara dan
observasi sebagai berikut :
a) Fasilitas untuk pasien :

Jumlah
No Nama Barang Kondisi
Barang
Bed pasien 13 Baik
Bed pengunjung 4
Bantal 13
Guling 13
Lemari besar 8 baik
Lemari kecil 9
Kulkas 4
Tv 13
Ac 13
Tiang infus 13
Meja/lemari pasien 13
Meja makan 13
Sofa 13
Bak sampah infeksius 13
Bak sampah non infeksius 13
Gorden 57
Kursi besi 17
Jam dinding 13
Wastapel 13
Bak mandi 13
Gayung 13
Kloset 13
Tempat tisu 13
Meja tamu 8
Tempat jemur 13
Lampu 16
Telpon 13
Cermin 13
Sower 13
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019

b) Alat Medik

25
JUMLAH
NO NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. Tensimeter berdiri 2 Baik
2. Handrap 5
3. Oksigen 3
4. Apar 1
5. Bak sampah Infeksius 1
6. Non infeksisus 1
7. Khusus botol 1
8. Sefty box 1
9. Bak linen infeksisus 1
10. Bak linen non infeksius 1
11. Stetoskop 2 Baik
12. Suction 2 Baik
13. Monitor 2 Baik
14. Timbangan 1 Baik
15. EKG 1 Baik
16. GDS Stick 1 Baik
17. Syringe Pump 4 Baik
18. Infus Pump 2 Baik
19. Pulse Oxsimetri 1 Baik
20. Kursi roda 1 Baik
21. Thermometer 2 Baik
22. Standar infuse 40 Baik
23. Pinset anatomi 2 Baik
24. Pinset cirurgis 4 Baik
25. Gunting jaringan 1 Baik
26. Gunting perban 1 Baik
27. Bak instrument besar 1 Baik
28. Bak Instrumen sedang 1 Baik
29. Bak instrument kecil 1 Baik
30. Nerbeken 2 Baik
31. SPO2 Kecil 1 Baik
32. Troli 4 Baik
33. Tourniket 2 Baik
34. BVM 1 Baik
35. Regulator oksigen 20 Baik
36. Tromol sedang 1 Baik
37. Nebulizer 1 Baik
38. Kasur dekubitus 1 Baik
39. X-ray illuminator 1 Baik
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019

c) Fasilitas tenaga kesehatan


NO. NAMA BARANG JUMLAH KONDISI

26
BARANG
1. Sofa 1 Baik
2. Meja 3 Baik
3. Kursi plastic 12 Baik
4. Box obat 18 Baik
5. Kursi 1 Baik
6. Lemari 2 Baik
7. Troli besi 2
8. Troli kayu 1
9. Wastapel 1
10. Cermin 2
11. Tempat tisu 1
12. Bak mandi 3
13. Gayung 3
Kipas angin 2 Baik
14.
dinding
Jam dinding 1
Lampu sorot 1
Stetoskop 2
Lampu rontgen 1
Papan tulis 1
Telpon 1
Komputer 1
Bak sampah 8
Kasur 2
Bantal 2 2
Guling 2
Tiker 1
EKG 1
Sterilisator 1
Kocor 2
Rombong darah 1
Kotak spilkit 1
Kulkas obat 1
Dispenser 1
Urinal 4
Loker 3
Troli emergency 1
Kursi roda 2
Suction 1
Baskom 8
Bengkok 1
Sprei 19
Selimut 9
Waslap 6
Sarung bantal 21

27
Sarung guling 22
Bak intrumen 1
Pinset anatomis 1
Pinset sirugis 1
Klem 3
Handscone 1
Akuades 4
Gunting 1
Plester 1
Hipapik 1
Betadin 1
Handrap 2
Alkohol 1 1
Tromel 1
Reflek humer 1 1
Termometer 2
Penlight 1
Torniquet 2
Baki plastik 2
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019
d) Alat Tenun
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. Seprai 60 Baik
2. Tirai jendela Baik
3. Sampiran 25 Baik
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019
e) Alat Elektronik
JUMLAH
NO. NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. Kipas angin berdiri 1 Baik
2. Kipas angin dinding 3 Baik
3. Jam Dinding 1 Baik
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019
f) Daftar penyakit terbanyak 6 bulan terakhir
N Nama Penyakit Jumlah
O
1 DHF 55
2 Trombositopnea 30
3 DM 26
4 Pneumonia 25
5 TB Paru 20

28
6 Cardiomegali 15
7 GEA 12
8 CHF 6
9 Stroke 4
10 ISPA 3
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019

g) SOP/SAK Ruang Irna II RSUD Patut Patuh Padju Gerung


Lombok Barat
b. Akses Pelayanan dan kontinguitas Pelayanan (AKP)
c. Hak pasien dan keluarga
d. Asassment pasien
e. Pelayanan pasien
f. Pelayanan anastesi dan bedah
g. Mangement dan penggunaan obat
h. Pendidikan pasien dan keluarga
i. Peningkatan mutu dan kesehatan pasien
j. PPI
k. Tata kelola kepegawaian dan pengolahan
l. Management fasilitas dan keselamatan
m. Kualifikasi pendidikan staf
n. Management komunikasi dan informasi
o. Sasaran keselamatan pasien
p. Millenium Development Goals
h) Fasilitas untuk petugas kesehatan :
1. Kasur :2
2. Karpet plastic :1
3. Air galon :1
i) Administrasi penunjang :
1) Buku register alat :2
2) Buku register pasien keluar :1
3) Buku Visite :2
4) Buku register Lab :1
5) Buku register gizi :1

29
6) Buku TTV :1
7) Buku GDS Stik :1
LOKASI DENAH
IRNA II RSUD PATUT PATUH PATJU KAB. LOMBOK BARAT

Denah ruangan IRNA II RSUD Patut Patuh Patju


Khusus Penunggu pasieni

R1 Pintu R6

Khusus penunggu pasien


R2 R7

R. Tindakan R8

Linen Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019


NS

R. alkes

Toilet
Petugas

R.Administrasi
Sumber : Ruang IRNA II Tahun 2019

30
R3 R9

R4 R.10

R.5 G

d. Money
1) Sistem gaji
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan
kepala ruang Mina Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram,
sistem gaji bersasarkan jenjang pendidikan, jenjang karir/mata
kerja, jabatan dll.
2) Sumber pendapatan
ruangan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan


kepala ruang Mina Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram
sumber dana operasional berasal dari Pendapatan fungsional dari
pendapatan pelayanan rumah sakit, adapun tarif kamar yang
berada di ruang Mina Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram :
a) Super Vip : Rp. 595.000
b) Vip Eksklusif : Rp. 475.000
c) Vip Biasa : Rp. 375.000
e. Mutu
b. Kajian Teori
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur,prosesdan outcome system pelayanan RS tersebut. Mutu

31
asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan
sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat
efisiensi RS.secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi,
dokumen,instrument,audit (EDIA).
1) Aspek instruktur
(input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah RS
yang meliputi MI (tenaga), M2 (sarana prasarana) , M3 (metode
asuhan keperawatan) , M4 (dana), M5 (pemasaran), M6 (Mutu)
dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika
struktur system RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu
pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat
kewajaran,kuantitas,biaya(efisiensi), dan mutu dari masing-masing
komponen struktur.
2) Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter,perawat,dan tenaga profesi
lain yang mengadakan interaksi secara professional dengan pasien.
Interaksi ini di ukur antara lain dalam bentuk penilaian tentang
penyakit pasien,penegakan diagnosis,rencana tindakan pengobatan
,indikasi pengobatan,indikasi tindakan,penanganan penyakitdan
prosedur pengobatan.
3) Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter,perawat,dan tenaga
profesi lain terhadap pasien.

b. Hasil kajian
(a) BOR Pasien( Bed Occuption Rate )
BOR = Jumlah Pasien/jumlah bed x 100%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 31 Desember
2019 – 02 Januari 2020 diruang MINA didapatkan
gambaran kapasitas tempat tidur adalah 13 tempat tidur
dengan 1 ruang VIP eksklusif plus, 3 ruang VIP eksklusif, 9

32
ruang VIP dengan rincian sebagai berikut :

BOR 1 bulan terakhir yaitu pada tanggal 31 Desember 2019


Bed Tidak
Jumlah Bed Bed Terpakai Bor
Terpakai
13 12 10 12/22 x 100% =
54 %
Jadi, BOR pada tanggal 30 bulan april 2019 adalah 54 %

BOR 1 bulan terakhir yaitu pada tanggal 01 januari 2020


Bed Tidak
Jumlah Bed Bed Terpakai Bor
Terpakai
13 10 3 10/13 x 100% =
77 %
Jadi, BOR pada tanggal 02 bulan april 2019 adalah 77%

BOR 1 bulan terakhir yaitu pada tanggal 02 januari 2019


Bed Tidak
Jumlah Bed Bed Terpakai Bor
Terpakai

Jadi, BOR pada tanggal 02 bulan Mei 2019 adalah .........

(b) Kepuasan Pasien

33
Kepuasan keluarga pasien rawat inap didapatkan
dengan menyebarkan angket yang berisi 22 item pertanyaan
pada 7 keluarga pasien yang ada di ruang rawat inap.
Diagram 3.2 Distribusi tingkat Kepuasan Pasien

70
60
50
40
30
20
10
0
SANGAT PUAS PUAS TIDAK PUAS SANGAT TIDAK
PUAS

Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan kuesioner yang


berisi 25 pertanyaan dengan pilihan jawaban : “sangant puas”
dengan score 4, “Puas” dengan score 3, “tidak puas” dengan score
2, “sangat tidak puas” dengan score 1. Selanjutnya tingkat
kepuasan klien dikategorikan sebagai berikut :
1) Puas : > 75%
2) kurang puas : 65-75%
3) tidak puas : <65%
Berdasarkan penyebaran kuesioner dari 9 klien pada tanggan 1 Mei
di dapatkan hasil bahwa 6 orang menyatakan sangat puas (66,6 %),
dan 3 orang menyatakan kurang puas (33,3%) dan dan tidak ada
yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan keperawatan di
ruang irna II.

34
Mutu Pelayanan Rawat Inap Di Ruang MINA Rumah Sakit Islam Siti
Hajar Kota Mataram
I. Data Demografi
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Ruang rawat inap :
7. Jenis pembayaran :

kuesioner Kepuasan Pasien Berdasarkan Lima Karakteristik (RATER)

No Karakteristik 1 2 3 4
1 TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat memberi informasi tentang administrasi
yang berlaku bagi pasien rawat inap di RS.
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan
ruangan yang Anda tempati.
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-
alat kesehatan yang digunakan.
d. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan
fasilitas kamar mandi dan toilet.
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
2 RELIABILITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah perawatan
Anda dengan tepat dan profesional.
b. Perawat memberikan informasi
tentangfasilitasyang tersedia, cara penggunaannya
dan tata tertib yang berlaku di RS.
c. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal
yang harus dipatuhi dalam perawatan Anda.

35
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal
yang dilarang dalam perawatan Anda.
e. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan ketika
Andamembutuhkan.
3 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan
bantuankepadaAnda ketika mengalami kesulitan
walautanpa diminta.
b. Perawat segera menangani Anda ketika sampai di
ruangan rawat inap.
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur, dan lain-lain.
d. Perawat membantu Anda untuk memperoleh obat.
e. Perawat membantu Anda untuk pelaksaan
pelayananfoto dan laboratorium di RS ini.
4 ASSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat memberi perhatian terhadap keluhan
yang Anda rasakan.
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada Anda.
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan Anda.
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum ketika
bertemu dengan Anda.
e. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan
tindakan keperawatan kepada Anda.
5 EMPATHY (EMPATI)
a. Perawat memberikan informasi kepada Anda
tentang segala tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan.
b. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila Anda
membutuhkan.

36
c. Perawat sering menengok dan memeriksa keadaan
Anda seperti mengukur tensi, suhu, nadi,
pernapasan dan cairan infus.
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat/status tapi berdasarkan
kondisi Anda.
e. Perawat perhatian dan memberi dukungan moril
terhadap keadaan Anda (menanyakan dan
berbincang-bincang tentang keadaan Anda).

Keterangan:

1 = Sangat tidak puas


2 = kurang Puas
3 = Puas
4 = sangat puas

37

Anda mungkin juga menyukai