Analisis Data
Berdasarkam tabel diatas jumlah pasien yang dirawat di
Cendana 5 sebanyak 263 pasien. Jumlah pasien masuk terbanyak
pada bulan April 2019 sebanyak 49 pasien dan jumlah pasien
masuk terendah pada bulan Juni 2019 sebanyak 32 pasien. Hasil
wawancara yang didapatkan bahwa penurunan jumlah pasien pada
bulan Juni karena bertepatan dengan cuti bersama Idul Fitri
sehingga terjadi penundaan pemanggilan pasien yang direncanakan
operasi sehingga jumlah pasien menurun bila dibandingkan dengan
bulan sebelumnya.
Tabel 3.2
Distribusi 10 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap Ruang
Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari –
Juni 2019
Kode
No Nama Penyakit Jumlah Persen
ICD 10
1. D64.9 Anemia, unspecified 29 38,57
Disorders of plasma-protein
metabolism, not Elsewere class 38,57
2. E88.0 ified 29
3. D63.0 Anemia in Neoplastik disease 14 18,62
Motorcycle rider injuried in
collision with to- or three-
wheeled motor vehicle: Driver
4. V22.4 Injuried in Traffic Accident 13 17,29
Esenssial (Primary
14,63
5. I10 Hypertension) 11
6. Fracture of shaft of femur,
11,97
S72.30 close) 9
7. Motorcycle rider injuried in
collision with cars,pick up, truck
or Van: Driver Injuried in
9,31
V23.4 Traffic Accident 7
8. Motorcycle rider injuried in non
collision transport accident:
Driver Injuried in Traffic
9,31
V28.4 Accident 7
9. Fall on same level from
slipping, tripping, and
9,31
W01 stumbling. 7
10. S82.20 Fracture of shaft of tibia, close 7 9,31
Jumlah 133 100%
Sumber : Data Sekunder Cendana 5, 2019
Analisis Data
Berdasarkan tabel diatas, kasus diruang Cendana 5 dalam
periode bulan Januari – Juni 2019 dengan kasus terbanyak adalah
anemia, unspecified dan Disorders of plasma-protein metabolism,
not Elsewere class ifieddengan jumlah masing-masing sebanyak 29
pasien (38,57%) berdasarkan data dari ICM (Instalasi Catatan
Medik). Hal tersebut bisa menjadi acuan dalam mengetahui 10
diagnosa terbanyak.
b. Peserta Didik
Kajian Pustaka
Pendidikan dan praktik keperawatan profesional merupakan
aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan calon
perawat profesional secara komprehensif dalam hal pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Pendidikan dan praktek keperawatan profesional merupakan
aspek yang tidak bisa dipisahkan dalam mengembangkan calon
perawat, bidan, dan dokter secara komprehensif dalam hal
pengetahuan (Sardjito, 2000). Mahasiswa praktikan berhak
mendapatkan bimbingan yang optimal dari pembimbing, baik
pembimbing klinik maupun pembimbing akademik (Pusdiknakes).
Kajian Data
Tabel 3.3
Mahasiswa Praktek di Ruang Cendana 5
RSUP Dr. Sardjito YogyakartaPeriode Maret – Mei 2019
Bulan Jumlah
NoS Program Studi
u Maret April Mei
1 m Universitas - 4 6 10
b Aisyiyah
2 e Akper Karya 4 8 - 12
r Husada
3 : Universitas Alma - 2 - 2
Ata
4 D Universitas Gajah 4 4 - 8
a Mada
5 t Akper - 4 4 8
a Notokusumo
Jumlah 8 22 10 30
S
Sumber : Buku daftar mahasiswa praktek Cendana 5
Analisis Data
Berdasarkan hasil kajian data, ruang Cendana 5 selama periode ini
digunakan sebagai lahan praktik bagi mahasiswa Keperawatan S1
Ners dan D3 Keperawatan sebanyak 40 mahasiswa. Jumlah
pembimbing lapangan di Cendana 5 ada 3 orang. Jumlah ini sesuai
dengan perbandingan antara pembimbing praktek dan mahasiswa
praktek. Pada saat proses bimbingan dilakukan pre dan post test, ada
penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa
praktek. Presensi kehadiran di monitor dengan menggunakan buku
monitor kehadiran dan ada buku absensi. Perawat ruangan
memberikan kesempatan mahasiswa praktek untuk mencapai
kompetensinya.
2. Instrument Input
a. Ketenagaan (MAN)
1) Kuantitas
Kajian Data
a) Kebutuhan Ruangan rawat inap berdasarkan Rumus Gillies
adalah :
Tenaga Perawat (TP) = A x B x 365
(365 - C) x jam kerja/hari
Diketahui jam efektif perawatan per 24 jam di Ruang
Cendana 5 sebesar 4 jam dengan rata-rata BOR dari
proyeksi data BOR 79,67 dengan jumlah tempat tidur 15
buah, libur total 70 hari, sehingga didapatkan hasil :
Tenaga Perawat (TP) di Cendana 5 :
= 4 x (79,67 % x 15) x 365
(365 - 70) x 7 jam kerja/hari
= 17.447
2065
= 8,44 = dibulatkan menjadi 9 orang.
Faktor koreksi 20%= 20%x 9= 1,8 ( dibulatkan 2 orang)
Menurut Gillies, tenaga perawat di Cendana 5 adalah 11
orang( 2 PN + 9 PA ) + 1 Kepala ruang = 12 orang
Maka kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Cendana 5
adalah 12 orang.
b) Perhitungan kebutuhan tenaga perawatan berdasarkan rumus
Depkes (2005)
Di Ruang rawat inap Cendana 5 jam kerja efektif 4 jam
/ pasien / hari. Rata-rata proyeksi BOR bulan Januari - Juni
2019 sebesar 79,67 % dengan jumlah tempat tidur 15. Jumlah
hari libur total 70 hari dalam satu tahun. Jumlah jam kerja per
shift 7 jam.
Jumlah perawat : 11 x 4 = 44
7 7
= 6,28
Loss day = 70 x 6,28 = 1,49
295
Non Nursing Jobs = (jmlh tenaga perawat + loss day) x 25%
= ( 6,28+1,49) x 25%
= 1,94
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + faktor koreksi (loss
day+Non Nursing Jobs) = 6,28+ 1,49 + 1,94
= 9,71 = 10 perawat
Jadi tenaga yang dibutuhkan = 10 + 1 karu = 11 perawat
c) Perhitungan Berdasarkan Rumus Douglas
Jumlah pasien yang dirawat di Cendana 5 berdasarkan tingkat
ketergantungan:
1. Ketergantungan minimal 7 pasien, intermediate 7.
Klasifikasi
Ketergantungan
Kebutuhan Perawat
pasien
Minimal 0,17 x 7= 1,19 0,14 x 7= 0,98 0,07 x 7= 0,49
Maksimal - - -
No Nama Pelatihan
A
1 nSunyar, S.Kep., Ns Pelatihan PK 3, workshop “ERAS”,
a Penyuluhan Pelaksanaan Pasien Fraktur Tulang
l belakang”
2 i Jariyah, AMK workshop “ERAS”
3 sFeviana Indrawati, Seminar peningkatan kerja , workshop
aAMK “ERAS”, seminar “Infection control and
wound management of surgical site infection,
d workshop “Pediatric Oncology nursing princes
a maximum center”
4 t Marsiti, AMK Workshop kecepatan pengambilan bahan
a pemeriksaan laboratorium microbiologi,
D seminar peningkatan kerja, workshop “ERAS”
5 aRomana Suratmi, Pelatihan Pk 3, workshop “ERAS”
rAMK
6 Stevi Hitiahu B, Pelatihan PK 3, peduli Lombok, workshop
DAMK “ERAS”
7 a Siti Umayah, AMK Workshop kecepatan pengambilan bahan
pemeriksaan laboratorium microbiologi,
r workshop “ERAS”
8 DWijon Hudi P, Workshop kecepatan pengambilan bahan
AMK pemeriksaan laboratorium microbiologi,
a workshop “ERAS”
9 r Purnomo, AMK Pemeriksaan fitness status, workshop “ERAS”
10 i Er Aryani, AMK Workshop “ERAS”
11 Arista Putri W, Pemeriksaan fitness status, workshop “ERAS”
AMK
12 dAlip sujatmiko Workshop “ERAS”
aS.kep.,Ns
Sumber
t : Data sekunder tahun 2019
Tabel 3.7
Distribusi Jumlah SDM
Di Ruang Cendana 5 IRNA IRSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
No Kategori Tenaga Jumlah Persentase
1 1.1 Keperawatan:
- D-III Keperawatan 10 71,4%
- S1 Ners 1 7,1 %
1.2 Tenaga Non Medis :
- Asisten Perawat 2 14,2%
- Operator Billing 1 7,1%
Jumlah 14 100 %
Sumber : Data primer Cendana 5 tahun 2019
Analisis Data
Dari data diatas tenaga perawat ruang Cendana 5 RSUP Dr.
Sardjito berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S1 sebanyak 1 orang
(7,1 %) dan 10 orang (71,4 %) dengan tingkat DIII keperawatan.
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar SDM di ruang Cendana
5 terdiri dari perawat dengan jenjang pendidikan D3 keperawatan.
b) Performance Perawat Cendana 5
Tabel 3.8
STANDAR PERFORMANCE PEMBERI LAYANAN WANITA
1 2 3 4 5 6 7
No Aspek Yang di Nilai
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T
1 Rambut
1. Rapi, bersih dan tidak - - - -
berminyak
2. Panjang menyentuh pundak - - - -
harus di cepol
3. Warna rambut natural
4. Apabila menggunakan hijab
- - - -
- - -
harus sesuai dengan ketentuan
hijab
2 Make Up
1. Menggunakan bedak dan
lipstik
2. Warna bedak disesuaikan kulit
wajah dan tidak terlalu tebal
3 Seragam
1. Rapi, bersih dan tidak kusut
2. Panjang baju atasan 15-20 cm
diatas lutut dan bagian
belakang menutupi bokong
3. Bawahan model rok atau
celana panjang
4. Bagi pegawai perempuan yang
menggunakan rok pendek
maka panjang rok 10-15cm di
bawah lutut
5. Tidak boleh bergamis atau
abaya
6. Tampilan nampak longgar,
tidak ketat/streech dan bukan
dari bahan jeans
4 Name Tag
1. Di pasang di sisi kiri dan nama
- -
dapat terbaca dengan jelas
2. Warna tempat transparan - -
5 Asesoris
1. Menggunakan aksesoris
sederhana dan tidak mencolok
2. Tidak lebih dari 5 titik (1 titik
1 aksesoris)
3. Bagi pegawai yang
bersinggungan langsung
dengan pasien, tidak
menggunakan cincin/aksesoris
tangan
4. Sepatu berwarna hitam/cokelat
dengan tinggi hak sepatu
maksimal 5 cm
6 Jilbab
1. Warna jilbab senada - - -
2. Motif jilbab polos untuk baju - - -
seragam atau bercorak
sedehana untuk baju bebas
3. Jilbab rapi tidak menutup
- - -
lengan dan tidak menggunakan
jilbab yang lebar
- - -
4. Bawahan model celana atau
rok tidak boleh bergamis/abaya
Tabel 3.9
STANDAR PERFORMANCE PEMBERIAN LAYANAN PRIA
1 Rambut
√ √ √ √
1. Rambut Pendek, rapi , bersih
2. Panjang rambut tidak boleh
√ √ √ √
melebihi kerah baju
3. Warna rambut natural √
√ √ √
2 Wajah
1. Kumis dan bulu hidung dicukur √ √ √ √
rapi
2. Tidak memanjangkan jambang
√ √ √ √
3. Bagi yang memelihara janggut, √
dicukur rapi panjang maks 1 cm. √ √
Name Tag
1. Dipasang di sisi kiri atas dan √ √ √ √
nama dapat terbaca jelas
2. Warna tempat transparan
√ √ √ √
4 Seragam Sesuai Ketentuan
1. Rapi, bersih, dan tidak kusut √ √ √ √
2. Bawahan model celana √ √ √ √
3. Kemeja tidak dimasukan √ √ √ √
kecelana
√ √ √ √
4. Lengan kemeja tidak di gulung
5. Tidak boleh menggunakan jeans √ √ √ √
5 Sepatu
1. Warna hitam atau coklat tanpa √ √ √ √
tali.
2. Tidak m enggunakan sepatu kets √ √ √ √
Analisis Data
Data diatas menunjukkan bahwa semua tempat tidur di ruang
Cendana 5 dalam keadaan baik dengan total tempat tidur ada 15
buah.
Tabel 3.12
Daftar Alat Medis di Ruang Cendana 5
IRNA 1RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2019
Tahun Jumlah
Nama alat Merk / no seri peroleha Kondisi
Tersedia Kebutuhan Kurang
n
Syringe Bbraun/
2015 1 1 0 Baik
Pump SN.87939
Ambu 1 0
Resusitator 2012 1
304002000
Flowmeter
C&U 2011 1 Baik
dinding 1 0
Flowmeter
Lotus / Sharp -
Tabung 5 2 0
Pulse Bionet/Oxywa
2017 1 Rusak
Oximetri ve/02R100052 1 0
Devibis Pulmo
Nebulizer Aide / 2010 1 1 0 Baik
sn.12063393
Dyna care
Comfort 2014
2009 1 Baik
SR 30651-
Kasur
SR00-0627
Decubitus
APEX PM 3 0
100B/KS.P150 2016 2 Baik
1-02976
Minic- S
Suction MMC-1500S 3 2
2011 1 Baik
Pump DX NO
1009174U
GE Health
Cure Mac 600 1 0
EKG+Trolly SN SF 2014 1 Baik
714382299PA
Terumo
Elemano/SN- 2013 1 Baik
Tensimeter L18018 2 0
Digital ABN DM
500/SN 2014 1 Baik
121000310
Stethoscope OneMed 2017 1 3 2 Baik
Termometer Dotory 2016 1 2 1 Baik
Torniquet RRC 2011 5 1 - Baik
Emergency 1 0
2015 1 Baik
Kit
Gantungan Dikaya 2013 6
urine bag 15 9
Transfer
Ezymeve 2009 1 Baik
Board 1
Wego/ WG-
Vacum
WCFZLJ-I- 2015 1 Baik
Pump
/SN.1501A009
Sumber: Data Primer dan Data Sekunder Ruang 2019
Analisa Data
Data diatas menunjukkan bahwa Ruang Cendana 5 memiliki alat medis yang
semuanya dalam keadaan baik dan siap pakai.
Tabel 3.13
Daftar Alat Non Medis di Ruang Cendana 5 IRNA 1
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2019
Jumlah
No Nama Alat Merk Tersedia Kebutuh Kuran Kondisi
an g
1 Bed pasien MAK 1 4 15 0 Baik
MAK 3 8
Supramak 3
2 Nakas Mak 1 1 15 0 Baik
Mak 3 3
Mak 4 4
Kayu 7
3 Kursi pasien Chitose hijau 15 15 0 Baik
4 Tiang infus 15 15 0 Baik
5 Kipas Angin Panasonic 12 12 0 Baik
6 Rak Handuk 4 4 0
7 Jam dinding Seiko 4 Baik
Nagoya 1
8 Locker obat Kayu 1 1 0
9 Kulkas obat National 1 1 Baik
10 Kulkas Uchida 1 1 Baik
portable
11 Timbangan SMIC 1
12 Iluminator 1 1 Baik
13 Water Heater Ariston 1 1 Baik
14 AC Panasonic 2 2 Baik
15 Komputer Dell 2 2 0 Baik
Billing
16 Komputer HP 1 1 0 Baik
kerja
17 Meja Kayu 2
Komputer
18 Printer Canon 1 1 0 Baik
19 Kursi kerja Chitose hijau 18 18 0 Baik
20 Almari linen Kayu 1 1 0 Baik
21 Almari alat Kayu-Kaca 1 1 0 Baik
22 Almari obat Kayu 1 1 0 Baik
23 Almari Buku Kayu 1 1 0 Baik
24 Almari B3 Besi 1 1 0 Baik
25 Almari APD Kaca 1 1 0 Baik
26 Rak dokumen Kayu 1 1 0 Baik
27 Filling Kabinet Daichi 2 2 0 Baik
28 Brankard Paramound 1 1 0 Baik
Max 1
29 Kursi roda Shima 2 2 0 Baik
30 Tabung O2 2 2 0
dorong
31 Sofa 2 1 0
32 Meja 3 3 0
33 Trolley status Besi 1
34 Televisi Akira 1 1 0
35 Pesawat telfon Panasonic 1 1 0 Baik
36 Locker baju Kayu 1 1 0
37 Box darah Lion star 1 1 0 Baik
38 Trolly dressing MAK 2 2 0 Baik
39 Baskom Mandi Stainless 3 0 Baik
40 Pispot Stainless / 3 0 Baik
plastik
41 Bengkok Stainless 4 0 Baik
42 Gelas ukur Plastik 2 2 0 Baik
43 Bak spuit kecil Stainless 3 3 0 Baik
44 Box steril alat Plastik 1 1 0 Baik
45 Box material Plastik 1 1 0 Baik
lab.
46 Box spill kit Plastik 1 1 0 Baik
47 Tempat Plastik 12 12 0 Baik
sampah
noninfeksius
48 Bagan 1 1 0 Baik
Organisasi
49 Papan 1 1 0 Baik
Pengumuman
Data Primer dan Data Sekunder2019
Analisa Data
Data diatas menunjukkan bahwa ruang Cendana 5 dari seluruh alat non medis
yang tersedia semuanya dalam keadaan baik..Proses pengadaan alat sudah
dilakukan.
Tabel 3.14
Daftar Alat tenun di Ruang Cendana 5 IRNA 1
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2019
Analisis Data
Ruang Cendana 5 sudah memiliki kelengkapan alat medis
ataupun alat non medis yang cukup, namun masih banyak yang perlu
diperhatikan dengan kesesuaian standar minimal alat non medis dan
medis yang harus dimiliki ruangan. Untuk alat tenun rata-rata sudah
mencukupi dengan kebutuhan dan jumlah pasien yang ada setiap
hari. Namun, sebagian masih ada yang belum memenuhi standar
yaitu duk instrumen.
d. Machine
Kajian Data
Ruang Cendana 5 memiliki fasilitas mesin khusus sendiri
untuk membantu menangani pasien baik secara medis maupun
keperawatan, beberapa alat yang terdapat di ruangan antara lain
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.15
Daftar Mesin di Ruang Cendana 5 IRNA 1
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Analisa Data
Hasil pengumpulan data terhadap kepuasan pasien di
Cendana 5 dengan nilai 84% termasuk dalam kategori baik. Hal
yang perlu ditingkatkan adalah adanya petugas yang menjelaskan
tentang perawat yang bertanggung jawab kepada pasien dan
pelaksanaan orientasi ruangan pada pasien baru.
c. Instrumen C Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Berdasarkan nilai observasi selama 3 hari dari tindakan
pelaksanaan keperawatan yang dilakukan di ruangan, maka dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.19
Nilai Rata-Rata Penilaian Observasi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito
Analisis Data
Penilaian observasi tindakan yang dilakukan di Ruang Rawat Inap
Cendana 5 merupakan tindakan yang sudah jelas SOP nya.
Persentase rata-rata penilaian observasi pelaksanaan tindakan
keperawatan di ruang Cendana 5 sebesar 80 %.
1) Pelaksanaan Kewaspadaan Standar
Kajian Teori
Universal precaution atau kewaspadaan universal adalah
suatu pedoman yang ditetapkan oleh Center for Disease Control
(CDC) tahun 1989 untuk mencegah penyebaran dari berbagai
penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan Rumah Sakit
maupun sarana kesehatan lainnya (RSUP Dr. Sardjito, 2004).
Upaya pokok pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
berorientasi pada kewaspadaan standard (standard precaution)
yang merupakan gabungan kewaspadaan universal (universal
precaution) dan BSI (Body Substance Isolation) yang keduanya
merupakan pedoman penyakit yang menular melalui cairan tubuh
khususnya darah (Pedoman PPI RSUP Dr Sardjito, 2008).
Tabel 3.20
Pelaksanaan Kewaspadaan Standar di Cendana 5
Ketepatan Petugas Dalam Hand Hygiene 29 Juli 2019
Hand Rub
No. Petugas yang diamati
(Perawat) Awal ( Pengkajian) Tgl 29-31
Juli 2019
1. Perawat A 90 %
2. Perawat B 80 %
3. Perawat C 100 %
4. Perawat D 100 %
5. Perawat E 100 %
6. Perawat F 90 %
7. OB 75 %
Rata-Rata Nilai 92 %
Analisa Data
Data diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan kewaspadaan standar
terutama hand hygiene sudah baik dengan nilai 92 %. Kebiasaan
cuci tangan 6 langkah dan pada 5 moment cuci tangan wajib
dipertahankan dan menjadi budaya sehari-hari, karena cuci tangan
dengan prosedur yang tepat merupakan salah satu cara
pengendalian infeksi di rumah sakit.
2) Pelaksanaan Patient Safety
Kajian Teori
Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang
dibuat, mampu mencegah atau mengurangi cedera pasien yang
berasal dari proses pelayanan kesehatan. Patient safety merupakan
salah satu komponen penting dalam proses pelayanan kesehatan.
Dalam rangka JCI, RSUP Dr. Sardjito mengadopsi standar
internasional keselamatan pasien atau International Patient Safety
Goals (IPSG).
Tabel 3.21
Standar Internasional Keselamatan Pasien
atau International Patient Safety Goals (IPSG)
Pelaksanaan
No. Indikator Keterangan
1. SASARAN I : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
a. Pasien diidentifikasi Identifikasi
dengan menggunakan dua dilakukan hanya
pengidentifikasian pasien, dengan memanggil
tidak termasuk penggunaan nama, tidak
nomor kamar pasien atau 0 0 0 0 0 menyebutkan
lokasi tanggal lahir dan
melihat gelang
pasien
b. Pasien diidentifikasi Tidak semua
sebelum pemberian perawat
obat,darah, atau produk mengidentifikasi
darah lengkap sesuai
lembar instruksi
0 0 0 √ √ pada catatan pasien,
kadang hanya
menyebutkan nama
saja.
c. Pasien diidentifikasi Sebagian besar yang
sebelum mengambil darah diobservasi
dan spesimen lain untuk uji melakukan
klinis 0 √ √ √ √ identifikasi dengan
nama dan melihat
gelang pasien
d. Pasien diidentifikasi
sebelum pemberian 0 0 √ √ √
perawatan dan prosedur
e. Kebijakan dan prosedur Ada SPO yang
mengupayakan tercapainya mengatur dan
konsistensi dalam segala √ √ √ √ √ menjadi pedoman
situasi dan lokasi. dalam pelaksanaan
Persentase 56%
2. SASARAN II : Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
a. Perintah lengkap, lisan dan Selama observasi
via telepon, atau hasil tes tidak ada konsultasi
dicatat si penerima TD TD TD TD TD melalui telfon dan
D D D D D DPJB datang
langsung keruangan
untuk langsung
Pelaksanaan
No. Indikator Keterangan
menulis sendiri
distatus pasien
√ : ya
0 : tidak
Tdd : tak dapat dinilai
Tabel 3. 22
Pelaksanaan International Patient Safety Goals (IPSG)
Di Ruang Cendana 5 IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Analisis data
Dari hasil pengamatan dari tanggal 29 – 31 Juli 2019 dengan
menggunakan indikator International Patient Safety Goals (IPSG
menunjukan pelaksanaan IPSG di Cendana 5 dari persentase 80,33%
Pelaksanaan patient safety di RSUP Dr. Sardjito menggunakan
International Patient Safety Goals (IPSG). Sedangkan dari ICN (Infection
Control Nursing) RSUP Dr. Sardjito dijelaskan ada beberapa indikator
untuk 9 Solusi live saving Patient Safety yakni sebagai berikut:
a) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (NORUM) (Look-Alike,
Sound Alike Medication Names)
b) Pastikan identifikasi pasien dengan benar
c) Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien.
d) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
e) Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
f) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g) Hindari salah kateter dan salah sambung selang (tube)
h) Gunakan alat injeksi sekali pakai.
i) Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk mencegah infeksi
nosokomial.
Tabel 3.23
Evaluasi Pelaksanaan 9 Solusi Life Saving Patient Safety
Di Ruang Cendana 5 IRNA RSUP Dr. Sardjito
No. Indikator Awal ( Pengkajian) Tgl 29-31
Juli 2019
1. Evaluasi Pelaksanaan 9 Solusi
96%
Live Saving Patient Safety
Sumber: Data Primer, 2019
Analisis Data
Dari hasil evaluasi pelaksanaan patient safety di Ruang Cendana
5 dengan menggunakan indikator 9 Solusi Live Saving Patient Safety
mencapai nilai 96 %. Namun ada beberapa item yang tidak dilakukan
atau terkadang dilakukan seperti “perawat menuliskan catatan
pemberian infus secara terperinci (tanggal,jam dan macam cairan)” dan
pada item identifikasi pasien ada beberapa perawat yang hanya
menyebutkan nama saja tanpa menyebutkan tanggal lahir dan cek
gelang pasien.
3) Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Kajian Teori
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan
berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan
komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda
utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Menurut
As Hornby (1974) terapeutik adalah merupakan kata sifat yang
dihubungkan dengan seni dari penyembuhan, sehingga mampu
menjadi terapeutik berarti seseorang mampu melakukan atau
mengkomunikasikan perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang
memfasilitasi proses penyembuhan.
Dalam membina hubungan terapeutik perawat mempunyai 4
tahap yang pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus
diselesaikan oleh perawat. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Tahap Pra interaksi
Merupakan tahap dimana perawat belum bertemu dengan
pasien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
(1) Mendapatkan informasi tentang klien (dari medical record
atau sumber yang lainnya)
(2) Mencari literature yang berkaitan dengan masalah yang
dialami klien
(3) Mengekplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
(4) Menganalisis kekuatan dan kelemahan professional diri
(5) Membuat rencana pertemuan dengan klien: tipe spesifik
data yang akan dicari, metode yang tepat untuk wawancara,
seting ruangan/waktu yang tepat, menyiapkan alat dan cuci
tangan.
b) Tahap Orientasi/perkenalan
Merupakan tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan
klien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah melakukan kontrak
dengan pasien, komponen kontrak meliputi nama pasien, peran
yang diharapkan dari perawat dan klien, tujuan, kerahasiaan,
harapan, topik, waktu dilakukannya interaksi, membina
hubungan saling percaya dengan klien.
c) Tahap Kerja
Merupakan tahap dimana klien memulai kegiatan
wawancara.Tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan
kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra interaksi.
d) Tahap Terminasi
Merupakan tahap dimana perawat akan menghentikan
interaksinya dengan klien, tahap ini bisa merupakan terminasi
sementara maupun terminasi akhir.Pada tahap ini perawat
mempunyai tugas mengevaluasi kegiatan kerja yang telah
dilakukan baik secara kognitif maupun afektif, merencanakan
tindak lanjut dengan pasien, melakukan kontrak, mengakhiri
terminasi dengan baik.
Tabel 3.24
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik di Ruang Cendana 5
IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (n=6)
Analisa Data
Dari data di atas menunjukkan bahwa komunikasi petugas
kesehatan sudah baik. Akan tetapi dari hasil pengumpulan data dari
instrument ditemukan masalah bahwa kadang-kadang perawat tidak
memperkenalkan nama kepada pasien sehingga pasien kenal tetapi
tidak tahu nama perawat, penjelasan tentang peran, lama waktu
tindakan dan memberi kesempatan bertanya pada pasien dan
keluarga.
4) Kepatuhan SPO ( Standar Prosedur Operasional )
Tabel 3.25
Nilai Rata-rata Penilaian Observasi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan di Ruang Cendana 5
No Perawat f Nilai rata- Keterangan
rata
1. Mencuci 9 82% Petugas kesehatan membersihkan
tangan tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir, sebagian
sudah tepat secara prinsip dan
langkah-langkah, ada yang
kurang dalam ketepatan waktu
dan lupa langkah-langkah cuci
tangan.
2. Pemasangan 3 91% Perawat tidak menggunakan
Infus pengalas saat pasang infus dan
tidak melakukan identifikasi
dengan pertanyaan terbuka dan
tidak memperkenalkan diri
perawat.
3. Melarutkan 3 92% Perawat sudah menggunakan
obat APD standar yaitu masker dan
sarung tangan, tetapi tidak
menyiapkan bak injeksi.
4. Merawat 3 76% Perawat tidak membawa perlak
luka akut dan menjelaskan lama tindakan
(post operasi) pada pasien dan keluarga.
5. Pengambilan 3 81% Perawat tidak memasang
darah vena pengalas, tidak identifikasi
identitas pasien dengan pertayaan
terbuka dan menanyakan tanggal
lahir.
6. Memberikan 3 59% Perawat tidak memperkenalkan
obat oral diri , identifikasi dengan nama
saja, perawat tidak menunggui
pasien saat minum obat,
Rata-rata 80%
Sumber: Data Primer 2019
Analisa Data :
Tingkat kepatuhan pada SPO yang di observasi di ruang Cendana 5
didapatkan hasil rata-rata baik dengan nilai 80 %. Hal yang perlu
diperhatikan dan ditingkatkan adalah kepatuhan terhadap SPO pemberian
obat oral. Pada saat memberikan obat oral, masih kurang dalam
pengidentifikasian pasien. Perawat hanya memanggil nama saja, belum
tentu validasi dengan tanggal lahir dan melihat gelang pasien. Perawat
belum semuanya menunggu sampai obat benar-benar diminum oleh
pasien. Evaluasi terhadap kemungkinan efek samping juga belum begitu
diperhatikan.
Analisis Data
Perencanaan yang telah dilakukan oleh Kepala Ruangan
meliputi perencanaan dinas masing-masing perawat dengan
ketentuan jadwal bulan selanjutnya selesai selambat-lambatnya
tanggal 10 setiap bulannya. Pembuatan jadwal dilakukan oleh
Kepala Ruang. Pengajuan kebutuhan logistik ruangan diatur
melalui perencanaan di awal bulan ke bagian logistik instalasi.
Apabila ada kebutuhan mendadak yang dibutuhkan dapat
mengajukan disposisi permintaan logistik tertentu.
Pengembangan staf dilakukan dengan mengikutsertakan
perawat dalam rencana pelatihan atau seminar. Rencana
pengembangan staf disesuaikan dengan program yang diadakan
rumah sakit. Pengajuan tenaga di ruangan diajukan setiap tahun.
Realisasi tergantung kebijakan rumah sakit. Untuk data organizing
berjalan dengan baik untuk yang awal pengkajian sampai evaluasi
hasil persentase akhir sebesar 93% dan masuk kategori baik.
Tetapi, ruangan juga harus bisa mempertahankan bahkan
meningkatkan lagi terkait organizing untuk peningkatan mutu
pelayanan keperawatan.
Tabel 3.27
Hasil Rekapitulasi Evaluasi Total Penerapan Metode Primer
Modifikasi (MPM) di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito
No. Variabel yang dinilai Pengkajian
Tgl 29-31 Juli 2019
1. Tugas Kepala Ruang 100 %
2. Tugas Primary Nurse (PN) 83,3 %
3. Tugas Assosiate Nurse (AN) 88 %
4. PJTJ 77 %
5. Pelaksanaan Meeting Morning 92 %
6. Serah Terima Tugas Jaga 79 %
7. Pelaksanaan Pre Conference 74 %
8. Pelaksanaan Post Conference 63 %
9. Pelaksanaan penerimaan dan 93 %
pemberian orientasi pasien
baru
10. Pelaksanaan Discharge 100 %
Planning
Total 85 %
Sumber: Data Primer2019
Analisis Data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai persentase total 85
%. Penerapan metode penugasan di ruang Cendana 5 tergolong
baik. Diperlukan peningkatan pada poin pre dan post conference.
Pelaksanaan pre conference selama ini digabung dengan acara
serah terima pasien antara pergantian shift. Post conference belum
efektif dilakukan. Hal ini karena alasan waktu yang tidak
memungkinkan karena kepadatan kegiatan yang harus segera
diselesaikan.
b. Mutu Pelayanan Keperawatan (Standar Pelayanan Keperawatan
Akreditasi RS)
Kajian Data
Tabel 3.28
Standar Pelayanan Keperawatan Akreditasi Rumah Sakit
di Ruang Cendana 5 IRNA IRSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Tabel 3.33
Jumlah Total Surveilance
di Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Pada Tahun 2019
Analisis Data
Berdasarkan indikator mutu pelayanan IPSG di Ruang Cendana 5
RSUP Dr. Sardjito dari Januari - Juni 2019 didapatkan data bahwa
pengisian indikator mutu IPSG sudah baik dan perlu dipertahankan
Berdasarkan data laporan tahunan 2019 ketika dilakukan observasi di
Ruang Cendana 5 didapatkan hasil 100% pasien menggunakan gelang
identitas. Pada poin IPSG 2 data mengenai READ BACK tidak ditemukan.
IPSG 3 mengenai obat high alert pada tahun 2019 menunjukkan
prosentase 100% dan saat observasi selama 3 hari obat high allert sudah di
tandai sesuai standar menggunakan stiker high alert dan penyimpanan di
tempat khusus yang diberikan label merah. Ketika dilakukan observasi
100% obat high allert telah ditempeli sticker high allert.
Pada bulan Januari – Juni 2019 indikator mutu IPSG 5 tentang
pencegahan risiko jatuh menunjukkan persentase 100%, Indikator mutu
pelayanan surveilance pada bulan Juni 2019 didapatkan data sebagai
berikut : angka kejadian Plebitis 20/0, IADP CVC 00/0, ISK 0% Dekubitus
0%, VAP 00/0, HAP 0%dan ILO 0%.
D. IDENTIFIKASI MASALAH
5. Machine
Sebagian besar - Terdapat alat 1. Tersedianya 1. Mesin
di ruang medis yang masih peralatan membutuhkan
Cendana 5 kurang mesin yang perawatan yang
sudah baik dan diantaranya diperlukan baik supaya
sudah sesuai syringe pump dalam fungsi mesin
standart pada kondisi pelayanan tetap terjaga
tertentu. Bel pada pasien sehingga tidak
pasien yang sehingga dapat menghambat
rusak. menjadi pelayanan.
pilihan untuk 2. Mesin yang tidak
menggunakan dapat digunakan
jasa pelayanan membuat
yang pelayanan lebih
disediakan. lama atau
2. Persaingan mengancam
mesin yang keselamatan
dipunyai pasien
RSUP
dr.Sardjito
lebih lengkap.
E. PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.34
Prioritas Masalah Ruang Cendana 5 RSUP Dr. SardjitoYogyakarta
29-31 Juli 2019
Besar Keter-
Kesuli
No Masalah Masa- Biaya sediaan Dampak Total
tan
lah Fasilitas
1 CPD tidak rutin dilakukan 3 3 3 3 3 15
2 Belum optimalnya pelaksanaan 4 5 5 5 5 24
IPSG sasaran I ( identifikasi)
Belum optimalnya pelaksanaan 3 4 4 4 4 19
3 IPSG sasaran V C (injeksi IV
melalui Three Way)
4. Penataan ruangan Cendana 5 2 3 3 3 3 14
belum rapi (obat dan status)
5. Post Conference 3 5 3 5 3 19
Keterangan:
1. Besar masalah 3. Kesulitan
1 = masalah sangat kecil 1 = sangat sulit
2 = masalah kecil 2 = sulit
3 = masalah sedang 3 = sedang
4 = masalah besar 4 = mudah
5 = masalah sangat besar 5 = sangat mudah
2. Biaya 4. Ketersediaan fasilitas
1 = biaya sangat mahal 1 = fasilitas sangat sulit didapat
2 = biaya mahal 2 = fasilitas sulit didapat
3 = biaya sedang 3 = fasilitas didapat
4 = biaya murah 4 = fasilitas mudah didapat
5 = biaya sangat murah 5 = fasilitas sangat mudah didapat
i. 3 5. Dampak
. 1 = dampak sangat sedikit
2 = dampak sedikit
T 3 = dampak sedang
i 4 = dampak banyak
n 5 = dampak sangat banyak
Prioritas masalah:
1. Belum optimalnya IPSG sasaran 1 yaitu identifikasi pasien (56%),
2. Belum optimalnya pelaksanaan IPSG sasaran V C (injeksi IV melalui
Three Way)
3. Post Conference
4. Continuing Professional Development
5. Penataan ruangan Cendana 5 belum rapi
Tabel 3.35
Planning of Action
Sasaran/ Waktu
No Masalah Pokok kegiatan Uraian kegiatan Target Yang terlibat PJ
Tujuan pelaksanaan
Belum optimalnya
a. Melakukan koordinasi dengan PN Karu
IPSG sasaran 1
Sosialisasi IPSG b. Melakukan resosialisasi review Terlaksananya Terlaksana PN
1. yaitu identifikasi Minggu ke 2 Deddy
sasaran 1 IPSG IPSG sasaran 1 100 % PA
pasien (56%)
Mahasiswa
a. Melakukan koordinasi dengan
kepala ruang dan perawat lainnya
Belum optimalnya b. Melakukan sosialisasi tentang SPO
Role play SPO Terlaksana Karu
pelaksanaan IPSG Injeksi IV melalui Three Way
Injeksi IV Injeksi IV Terlaksana PN
2. sasaran V C (injeksi c. Melaksanakan role play Injeksi IV Minggu Ke-2 Dilla
melalui Three melalui Three 100 % PA
IV melalui Three melalui Three Way
Way Way sesuai SPO Mahasiswa
Way) d. Mengevaluasi pelaksanaan Injeksi
IV melalui Three Way
4. Penataan ruangan Menata ruangan a. Koordinasi dengan kepala ruang Ruangan yang Terlaksana Karu Minggu ke-2
Cendana 5 belum Cendana 5 Cendana 5 ada di Cendana 100% PN
rapi 5 tertata rapi PA Anggit
Mahasiswa