Anda di halaman 1dari 50

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil dan Gambaran Umum Ruang Cendana 5


Profil ruangan
Ruang Cendana 5 merupakan salah satu ruang perawatan di Instalasi
Rawat Inap (IRNA) di RSUP Dr Sardjito yang terletak di lantai 2 gedung
IRNA 1. Ruang Cendana 5 memiliki kapasitas ruangan sebanyak 15 tempat
tidur, yang terdiri dari 7 tempat tidur kelas 2 dan 8 tempat tidur kelas 3.
Ruang Cendana 5 merupakan ruang rawat inap untuk pasien dewasa
khususnya penyakit bedah orthopedi. Ruang Cendana 5 memberikan
pelayanan rawat inap bagi pasien umum, pasien JKN dan asuransi lain. Sistem
pemberian asuhan keperawatan ruang Cendana 5 menggunakan metode primer
modifikasi yang dibagi atas dua grup yaitu group 1 dan group 2. Group 1
bertanggung jawab atas pasien yang di rawat di ruang 1 dan 2, sedangkan
group 2 bertanggung jawab melayani pasien yang di rawat di kamar 3.
B. UNSUR INPUT
1. Row Input
a. Pasien
RSUP Dr. Sardjito adalah rumah sakit Tipe A yang merupakan
rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan untuk masyarakat di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan.
Kajian Data
Jumlah pasien yang dirawat sejak bulan Januari sampai Juni tahun 2019
sebanyak 263 pasien.
Tabel 3.1
Jumlah Pasien di Rawat di Ruang Cendana 5 RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Januari –Juni 2019
No Bulan Jumlah
1 Januari 44
2 Februari 45
3 Maret 46
4 April 49
5 Mei 47
6 Juni 32
Jumlah 263
Sumber : Data Register ICM Pasien tahun 2019

Analisis Data
Berdasarkam tabel diatas jumlah pasien yang dirawat di
Cendana 5 sebanyak 263 pasien. Jumlah pasien masuk terbanyak
pada bulan April 2019 sebanyak 49 pasien dan jumlah pasien
masuk terendah pada bulan Juni 2019 sebanyak 32 pasien. Hasil
wawancara yang didapatkan bahwa penurunan jumlah pasien pada
bulan Juni karena bertepatan dengan cuti bersama Idul Fitri
sehingga terjadi penundaan pemanggilan pasien yang direncanakan
operasi sehingga jumlah pasien menurun bila dibandingkan dengan
bulan sebelumnya.
Tabel 3.2
Distribusi 10 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap Ruang
Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari –
Juni 2019

Kode
No Nama Penyakit Jumlah Persen
ICD 10
1. D64.9 Anemia, unspecified 29 38,57
Disorders of plasma-protein
metabolism, not Elsewere class 38,57
2. E88.0 ified 29
3. D63.0 Anemia in Neoplastik disease 14 18,62
Motorcycle rider injuried in
collision with to- or three-
wheeled motor vehicle: Driver
4. V22.4 Injuried in Traffic Accident 13 17,29
Esenssial (Primary
14,63
5. I10 Hypertension) 11
6. Fracture of shaft of femur,
11,97
S72.30 close) 9
7. Motorcycle rider injuried in
collision with cars,pick up, truck
or Van: Driver Injuried in
9,31
V23.4 Traffic Accident 7
8. Motorcycle rider injuried in non
collision transport accident:
Driver Injuried in Traffic
9,31
V28.4 Accident 7
9. Fall on same level from
slipping, tripping, and
9,31
W01 stumbling. 7
10. S82.20 Fracture of shaft of tibia, close 7 9,31
Jumlah 133 100%
Sumber : Data Sekunder Cendana 5, 2019

Analisis Data
Berdasarkan tabel diatas, kasus diruang Cendana 5 dalam
periode bulan Januari – Juni 2019 dengan kasus terbanyak adalah
anemia, unspecified dan Disorders of plasma-protein metabolism,
not Elsewere class ifieddengan jumlah masing-masing sebanyak 29
pasien (38,57%) berdasarkan data dari ICM (Instalasi Catatan
Medik). Hal tersebut bisa menjadi acuan dalam mengetahui 10
diagnosa terbanyak.
b. Peserta Didik
Kajian Pustaka
Pendidikan dan praktik keperawatan profesional merupakan
aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan calon
perawat profesional secara komprehensif dalam hal pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Pendidikan dan praktek keperawatan profesional merupakan
aspek yang tidak bisa dipisahkan dalam mengembangkan calon
perawat, bidan, dan dokter secara komprehensif dalam hal
pengetahuan (Sardjito, 2000). Mahasiswa praktikan berhak
mendapatkan bimbingan yang optimal dari pembimbing, baik
pembimbing klinik maupun pembimbing akademik (Pusdiknakes).
Kajian Data
Tabel 3.3
Mahasiswa Praktek di Ruang Cendana 5
RSUP Dr. Sardjito YogyakartaPeriode Maret – Mei 2019

Bulan Jumlah
NoS Program Studi
u Maret April Mei
1 m Universitas - 4 6 10
b Aisyiyah
2 e Akper Karya 4 8 - 12
r Husada
3 : Universitas Alma - 2 - 2
Ata
4 D Universitas Gajah 4 4 - 8
a Mada
5 t Akper - 4 4 8
a Notokusumo
Jumlah 8 22 10 30
S
Sumber : Buku daftar mahasiswa praktek Cendana 5

Analisis Data
Berdasarkan hasil kajian data, ruang Cendana 5 selama periode ini
digunakan sebagai lahan praktik bagi mahasiswa Keperawatan S1
Ners dan D3 Keperawatan sebanyak 40 mahasiswa. Jumlah
pembimbing lapangan di Cendana 5 ada 3 orang. Jumlah ini sesuai
dengan perbandingan antara pembimbing praktek dan mahasiswa
praktek. Pada saat proses bimbingan dilakukan pre dan post test, ada
penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa
praktek. Presensi kehadiran di monitor dengan menggunakan buku
monitor kehadiran dan ada buku absensi. Perawat ruangan
memberikan kesempatan mahasiswa praktek untuk mencapai
kompetensinya.
2. Instrument Input
a. Ketenagaan (MAN)
1) Kuantitas
Kajian Data
a) Kebutuhan Ruangan rawat inap berdasarkan Rumus Gillies
adalah :
Tenaga Perawat (TP) = A x B x 365
(365 - C) x jam kerja/hari
Diketahui jam efektif perawatan per 24 jam di Ruang
Cendana 5 sebesar 4 jam dengan rata-rata BOR dari
proyeksi data BOR 79,67 dengan jumlah tempat tidur 15
buah, libur total 70 hari, sehingga didapatkan hasil :
Tenaga Perawat (TP) di Cendana 5 :
= 4 x (79,67 % x 15) x 365
(365 - 70) x 7 jam kerja/hari
= 17.447
2065
= 8,44 = dibulatkan menjadi 9 orang.
Faktor koreksi 20%= 20%x 9= 1,8 ( dibulatkan 2 orang)
Menurut Gillies, tenaga perawat di Cendana 5 adalah 11
orang( 2 PN + 9 PA ) + 1 Kepala ruang = 12 orang
Maka kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Cendana 5
adalah 12 orang.
b) Perhitungan kebutuhan tenaga perawatan berdasarkan rumus
Depkes (2005)
Di Ruang rawat inap Cendana 5 jam kerja efektif 4 jam
/ pasien / hari. Rata-rata proyeksi BOR bulan Januari - Juni
2019 sebesar 79,67 % dengan jumlah tempat tidur 15. Jumlah
hari libur total 70 hari dalam satu tahun. Jumlah jam kerja per
shift 7 jam.
Jumlah perawat : 11 x 4 = 44
7 7
= 6,28
Loss day = 70 x 6,28 = 1,49
295
Non Nursing Jobs = (jmlh tenaga perawat + loss day) x 25%
= ( 6,28+1,49) x 25%
= 1,94
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + faktor koreksi (loss
day+Non Nursing Jobs) = 6,28+ 1,49 + 1,94
= 9,71 = 10 perawat
Jadi tenaga yang dibutuhkan = 10 + 1 karu = 11 perawat
c) Perhitungan Berdasarkan Rumus Douglas
Jumlah pasien yang dirawat di Cendana 5 berdasarkan tingkat
ketergantungan:
1. Ketergantungan minimal 7 pasien, intermediate 7.
Klasifikasi
Ketergantungan
Kebutuhan Perawat
pasien
Minimal 0,17 x 7= 1,19 0,14 x 7= 0,98 0,07 x 7= 0,49

Intermediate 0,27 x 7= 1,89 0,15 x 7= 1,05 0,10 x 7= 0,7

Maksimal - - -

Jumlah 3,08 2,03 1,19

Kebutuhan perawat di Cendana 5 menurut douglas adalah


6,03= 6 orang.
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Tenaga Perawat di Cendana 5
IRNA1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
HASIL
Metode Jumlah tenaga Jumlah tenaga
Keterangan
yang dibutuhkan yang ada
Gillies 12 orang 12 orang Sesuai
Depkes 11 orang 12 orang Sesuai
Douglas 6 orang 12 orang Lebih

Sumber : Data Primer Ruang Cendana 5 tahun 2019


Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang Cendana
5 Berdasarkan perhitungan Gillies dan Depkes jumlah perawat
yang dibutuhkan adalah 12 orang, sedangkan jumlah perawat
yang ada sebanyak 12 orang. Pada perhitungan tenaga menurut
Douglas jumlah perawat yang dibutuhkan 6 orang, sedangkan
jumlah perawat yang ada sebanyak 12 orang.
2) Kualitas
a) Modalitas SDM
Tabel 3.5
Distribusi Nama, Jabatan, Pendidikan dan Golongan SDM
Cendana 5 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Jabatan
No Nama Jabatan Pendidikan
Fungsional
1 Sunyar, S.Kep., Ns Ka Ruang S1 Kep PM 1
2 Jariyah, AMK PN DIII Kep PK 2
3 Feviana Indrawati, AMK PN DIII Kep PK 2
4 Marsiti, AMK PJTJ DIII Kep PK 2
5 Romana Suratmi, AMK PJTJ DIII Kep PK 3
6 Stevi Hitiahu B, AMK PA DIII Kep PK 3
7 Siti Umayah, AMK PA DIII Kep PK 2
8 Wijon Hudi P, AMK PA DIII Kep PK 3
9 Purnomo, AMK PA DIII Kep PK 2
10 Er Aryani, AMK PA D III Kep PK 1
11 Arista Putri W, AMK PA DIII Kep PK 1
Asisten SMA -
12 Tri Wahyuni
Perawat
Asisten SMA -
13 Suharni
Perawat
14 Sri Fiantini Operator SMA -
Billing
Sumber: Data Sekunder, 2019
Tabel 3.6
Distribusi Berdasarkan Pelatihan Perawat
Ruang Cendana 5 IRNA1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Nama Pelatihan
A
1 nSunyar, S.Kep., Ns Pelatihan PK 3, workshop “ERAS”,
a Penyuluhan Pelaksanaan Pasien Fraktur Tulang
l belakang”
2 i Jariyah, AMK workshop “ERAS”
3 sFeviana Indrawati, Seminar peningkatan kerja , workshop
aAMK “ERAS”, seminar “Infection control and
wound management of surgical site infection,
d workshop “Pediatric Oncology nursing princes
a maximum center”
4 t Marsiti, AMK Workshop kecepatan pengambilan bahan
a pemeriksaan laboratorium microbiologi,
D seminar peningkatan kerja, workshop “ERAS”
5 aRomana Suratmi, Pelatihan Pk 3, workshop “ERAS”
rAMK
6 Stevi Hitiahu B, Pelatihan PK 3, peduli Lombok, workshop
DAMK “ERAS”
7 a Siti Umayah, AMK Workshop kecepatan pengambilan bahan
pemeriksaan laboratorium microbiologi,
r workshop “ERAS”
8 DWijon Hudi P, Workshop kecepatan pengambilan bahan
AMK pemeriksaan laboratorium microbiologi,
a workshop “ERAS”
9 r Purnomo, AMK Pemeriksaan fitness status, workshop “ERAS”
10 i Er Aryani, AMK Workshop “ERAS”
11 Arista Putri W, Pemeriksaan fitness status, workshop “ERAS”
AMK
12 dAlip sujatmiko Workshop “ERAS”
aS.kep.,Ns
Sumber
t : Data sekunder tahun 2019

Data di atas, jenis pelatihan yang diikuti perawat Cendana 5 belum


banyak yang berfokus pada perawatan bedah atau orthopedi untuk
memenuhi syarat kompetensi di bidang bedah orthopedi. Dengan
demikian dapat dipertimbangkan untuk pengusulan mengikuti
seminar atau pelatihan di bidang tersebut sehingga dapat menunjang
ketrampilan dalam pengelolaan pasien di bangsal bedah.
Hasil wawancara dengan perawat bahwa ada kegiatan CBD
(Continuing Building Development) yang diselenggarakan oleh KFK
Bedah. CBD terakhir dilaksanakan pada bulan Januari 2019 dengan
tema penyakit Hirschprung. Kegiatan CBD sebaiknya dilakukan tiap
2 bulan secara rutin, sehingga perlu untuk diadakan kembali dengan
tema yang berbeda yang berfokus pada masalah bedah.

Tabel 3.7
Distribusi Jumlah SDM
Di Ruang Cendana 5 IRNA IRSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
No Kategori Tenaga Jumlah Persentase
1 1.1 Keperawatan:
- D-III Keperawatan 10 71,4%
- S1 Ners 1 7,1 %
1.2 Tenaga Non Medis :
- Asisten Perawat 2 14,2%
- Operator Billing 1 7,1%
Jumlah 14 100 %
Sumber : Data primer Cendana 5 tahun 2019

Analisis Data
Dari data diatas tenaga perawat ruang Cendana 5 RSUP Dr.
Sardjito berdasarkan tingkat pendidikan yaitu S1 sebanyak 1 orang
(7,1 %) dan 10 orang (71,4 %) dengan tingkat DIII keperawatan.
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar SDM di ruang Cendana
5 terdiri dari perawat dengan jenjang pendidikan D3 keperawatan.
b) Performance Perawat Cendana 5
Tabel 3.8
STANDAR PERFORMANCE PEMBERI LAYANAN WANITA

1 2 3 4 5 6 7
No Aspek Yang di Nilai
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T

1 Rambut
1. Rapi, bersih dan tidak - -    - -
berminyak
2. Panjang menyentuh pundak - -    - -
harus di cepol
3. Warna rambut natural
4. Apabila menggunakan hijab
- -    - -
  - - -  
harus sesuai dengan ketentuan
hijab
2 Make Up
1. Menggunakan bedak dan
      
lipstik
2. Warna bedak disesuaikan kulit
      
wajah dan tidak terlalu tebal
3 Seragam
1. Rapi, bersih dan tidak kusut       
2. Panjang baju atasan 15-20 cm
diatas lutut dan bagian       
belakang menutupi bokong
3. Bawahan model rok atau
celana panjang       
4. Bagi pegawai perempuan yang
menggunakan rok pendek       
maka panjang rok 10-15cm di
bawah lutut
5. Tidak boleh bergamis atau
abaya
6. Tampilan nampak longgar,
tidak ketat/streech dan bukan       
dari bahan jeans

4 Name Tag
1. Di pasang di sisi kiri dan nama
 -    - 
dapat terbaca dengan jelas
2. Warna tempat transparan  -    - 
5 Asesoris
1. Menggunakan aksesoris
      
sederhana dan tidak mencolok
2. Tidak lebih dari 5 titik (1 titik
      
1 aksesoris)
3. Bagi pegawai yang
bersinggungan langsung       
dengan pasien, tidak
menggunakan cincin/aksesoris
tangan
4. Sepatu berwarna hitam/cokelat
dengan tinggi hak sepatu       
maksimal 5 cm
6 Jilbab
1. Warna jilbab senada   - - -  
2. Motif jilbab polos untuk baju   - - -  
seragam atau bercorak
sedehana untuk baju bebas
3. Jilbab rapi tidak menutup
  - - -  
lengan dan tidak menggunakan
jilbab yang lebar
  - - -  
4. Bawahan model celana atau
rok tidak boleh bergamis/abaya

Tabel 3.9
STANDAR PERFORMANCE PEMBERIAN LAYANAN PRIA

NO Aspek yang Dinilai 1 2 3 4


Y T Y T Y T Y T

1 Rambut
√ √ √ √
1. Rambut Pendek, rapi , bersih
2. Panjang rambut tidak boleh
√ √ √ √
melebihi kerah baju
3. Warna rambut natural √
√ √ √

2 Wajah
1. Kumis dan bulu hidung dicukur √ √ √ √
rapi
2. Tidak memanjangkan jambang
√ √ √ √
3. Bagi yang memelihara janggut, √
dicukur rapi panjang maks 1 cm. √ √
Name Tag
1. Dipasang di sisi kiri atas dan √ √ √ √
nama dapat terbaca jelas
2. Warna tempat transparan
√ √ √ √
4 Seragam Sesuai Ketentuan
1. Rapi, bersih, dan tidak kusut √ √ √ √
2. Bawahan model celana √ √ √ √
3. Kemeja tidak dimasukan √ √ √ √
kecelana
√ √ √ √
4. Lengan kemeja tidak di gulung
5. Tidak boleh menggunakan jeans √ √ √ √
5 Sepatu
1. Warna hitam atau coklat tanpa √ √ √ √
tali.
2. Tidak m enggunakan sepatu kets √ √ √ √

Dari data diatas menunjukkan bahwa penampilan secara umum


perawatan di Cendana 5 baik. Hanya ada beberapa yang kadang-
kadang lupa membawa nametag , pemakaian seragam hari selasa
yang tidak sesuai ketentuan (1 orang) dan pamakaian sepatu yang
tidak sesuai dengan yang seharusnya (1 orang).
b. Money
Pendapatan rumah sakit yang berasal dari pembiayaan pasien
yang di rawat di ruang Cendana 5 pada tahun 2018 dan 2019 adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.10
Kinerja Keuangan Ruang Cendana 5 Tahun 2018-2019
No Bulan 2018 2019
1 Januari 154.945.600 176.843.300
2 Februari 191.128.500 153.164.000
3 Maret 179.694.500 127.717.500
4 April 186.961.300 168.519.000
5 Mei 175.712.500 126.355.000
6 Juni 93.428.500 92.076.500
7 Juli 172.496.500 -
8 Agustus 161.878.000 -
9 September 132.959.800 -
10 Oktober 238.398.900 -
11 November 175.731.000 -
12 Desember 179.579.500 -
Jumlah 2.042.914.600 844.675.300
Sumber : Data sekunder IRNA I Tahun 2018-2019
Analisis Data:
Berdasarkan tabel diatas, pendapatan tahun 2018 dengan jumlah
2.042.914.600 dan pada tahun 2019 dalam satu semester adalah Rp
844.675.300. Pada bulan Juni tahun 2018 dan 2019 terjadi
penurunan pendapatan, kondisi ini berhubungan dengan adanya
cuti bersama lebaran dan banyak penundaan jadwal operasi
sehingga terjadi penurunan jumlah pasien yang masuk.
c. Material
Kajian Data
Ruang Cendana 5 merupakan ruangan untuk merawat kasus
penyakit ortopedi. Akan tetapi ruangan juga merawat kasus lain
apabila ada pasien yang membutuhkan dan ada tempat tidur kosong
sehingga pasien tetap terlayani. Ruangan terdiri dari 3 kamar yang
teridir dari ruang kelas 2 dan kelas 3 . Pasien kelas 2 dirawat di
kamar 1 dan 2 dengan kapasitas 7 tempat tidur. Pasien kelas 3 di
rawat di kamar 3 dengan kapasitas 8 tempat tidur dan memberikan
pelayanan bagi pasien umum, PBI dan Non-PBI.
Tabel 3.11
Jumlah Tempat Tidur Ruang Cendara 5
IRNA 1 RSUP Dr. SardjitoYogyakarta

No Ruang Pasien Jumlah Manfaat Keterangan


1 Kamar 1 4 Baik Kelas dua
2 Kamar 2 3 Baik Kelas dua
3 Kamar 3 8 Baik Kelas tiga
Sumber: Data primer ruang Cendana 5 tahun 2019

Analisis Data
Data diatas menunjukkan bahwa semua tempat tidur di ruang
Cendana 5 dalam keadaan baik dengan total tempat tidur ada 15
buah.
Tabel 3.12
Daftar Alat Medis di Ruang Cendana 5
IRNA 1RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2019

Tahun Jumlah
Nama alat Merk / no seri peroleha Kondisi
Tersedia Kebutuhan Kurang
n
Syringe Bbraun/
2015 1 1 0 Baik
Pump SN.87939
Ambu 1 0
Resusitator 2012 1
304002000
Flowmeter
C&U 2011 1 Baik
dinding 1 0
Flowmeter
Lotus / Sharp -
Tabung 5 2 0
Pulse Bionet/Oxywa
2017 1 Rusak
Oximetri ve/02R100052 1 0
Devibis Pulmo
Nebulizer Aide / 2010 1 1 0 Baik
sn.12063393
Dyna care
Comfort 2014
2009 1 Baik
SR 30651-
Kasur
SR00-0627
Decubitus
APEX PM 3 0
100B/KS.P150 2016 2 Baik
1-02976
Minic- S
Suction MMC-1500S 3 2
2011 1 Baik
Pump DX NO
1009174U
GE Health
Cure Mac 600 1 0
EKG+Trolly SN SF 2014 1 Baik
714382299PA

Terumo
Elemano/SN- 2013 1 Baik
Tensimeter L18018 2 0
Digital ABN DM
500/SN 2014 1 Baik
121000310
Stethoscope OneMed 2017 1 3 2 Baik
Termometer Dotory 2016 1 2 1 Baik
Torniquet RRC 2011 5 1 - Baik
Emergency 1 0
2015 1 Baik
Kit
Gantungan Dikaya 2013 6
urine bag 15 9
Transfer
Ezymeve 2009 1 Baik
Board 1
Wego/ WG-
Vacum
WCFZLJ-I- 2015 1 Baik
Pump
/SN.1501A009
Sumber: Data Primer dan Data Sekunder Ruang 2019

Analisa Data
Data diatas menunjukkan bahwa Ruang Cendana 5 memiliki alat medis yang
semuanya dalam keadaan baik dan siap pakai.
Tabel 3.13
Daftar Alat Non Medis di Ruang Cendana 5 IRNA 1
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2019

Jumlah
No Nama Alat Merk Tersedia Kebutuh Kuran Kondisi
an g
1 Bed pasien MAK 1 4 15 0 Baik
MAK 3 8
Supramak 3
2 Nakas Mak 1 1 15 0 Baik
Mak 3 3
Mak 4 4
Kayu 7
3 Kursi pasien Chitose hijau 15 15 0 Baik
4 Tiang infus 15 15 0 Baik
5 Kipas Angin Panasonic 12 12 0 Baik
6 Rak Handuk 4 4 0
7 Jam dinding Seiko 4 Baik
Nagoya 1
8 Locker obat Kayu 1 1 0
9 Kulkas obat National 1 1 Baik
10 Kulkas Uchida 1 1 Baik
portable
11 Timbangan SMIC 1
12 Iluminator 1 1 Baik
13 Water Heater Ariston 1 1 Baik
14 AC Panasonic 2 2 Baik
15 Komputer Dell 2 2 0 Baik
Billing
16 Komputer HP 1 1 0 Baik
kerja
17 Meja Kayu 2
Komputer
18 Printer Canon 1 1 0 Baik
19 Kursi kerja Chitose hijau 18 18 0 Baik
20 Almari linen Kayu 1 1 0 Baik
21 Almari alat Kayu-Kaca 1 1 0 Baik
22 Almari obat Kayu 1 1 0 Baik
23 Almari Buku Kayu 1 1 0 Baik
24 Almari B3 Besi 1 1 0 Baik
25 Almari APD Kaca 1 1 0 Baik
26 Rak dokumen Kayu 1 1 0 Baik
27 Filling Kabinet Daichi 2 2 0 Baik
28 Brankard Paramound 1 1 0 Baik
Max 1
29 Kursi roda Shima 2 2 0 Baik
30 Tabung O2 2 2 0
dorong
31 Sofa 2 1 0
32 Meja 3 3 0
33 Trolley status Besi 1
34 Televisi Akira 1 1 0
35 Pesawat telfon Panasonic 1 1 0 Baik
36 Locker baju Kayu 1 1 0
37 Box darah Lion star 1 1 0 Baik
38 Trolly dressing MAK 2 2 0 Baik
39 Baskom Mandi Stainless 3 0 Baik
40 Pispot Stainless / 3 0 Baik
plastik
41 Bengkok Stainless 4 0 Baik
42 Gelas ukur Plastik 2 2 0 Baik
43 Bak spuit kecil Stainless 3 3 0 Baik
44 Box steril alat Plastik 1 1 0 Baik
45 Box material Plastik 1 1 0 Baik
lab.
46 Box spill kit Plastik 1 1 0 Baik
47 Tempat Plastik 12 12 0 Baik
sampah
noninfeksius
48 Bagan 1 1 0 Baik
Organisasi
49 Papan 1 1 0 Baik
Pengumuman
Data Primer dan Data Sekunder2019
Analisa Data
Data diatas menunjukkan bahwa ruang Cendana 5 dari seluruh alat non medis
yang tersedia semuanya dalam keadaan baik..Proses pengadaan alat sudah
dilakukan.

Tabel 3.14
Daftar Alat tenun di Ruang Cendana 5 IRNA 1
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2019

No Nama Alat Standar Inventaris Keterangan


1 Laken 45 70 Cukup
2 Stik Laken 45 11 Cukup
3 Selimut 45 27 Cukup
4 Sarung bantal 45 30 Cukup
5 Kimono Pasien 45 60 Cukup
6 Baju Apron 2 2 Cukup
7 Kasur busa 15 15 Cukup
8 Bantal 23 15 Cukup
9 Perlak Vinil 30 4 Cukup
10 Tali Restrain tangan - 15 Cukup
11 Kimono Petugas - 14 Cukup
12 Handuk tanggung/Lap 23 11 Cukup
13 Duk Instrumen 30 2 Kurang
Sumber: Data Sekunder Ruang Cendana 5 Tahun 2019

Analisis Data
Ruang Cendana 5 sudah memiliki kelengkapan alat medis
ataupun alat non medis yang cukup, namun masih banyak yang perlu
diperhatikan dengan kesesuaian standar minimal alat non medis dan
medis yang harus dimiliki ruangan. Untuk alat tenun rata-rata sudah
mencukupi dengan kebutuhan dan jumlah pasien yang ada setiap
hari. Namun, sebagian masih ada yang belum memenuhi standar
yaitu duk instrumen.
d. Machine
Kajian Data
Ruang Cendana 5 memiliki fasilitas mesin khusus sendiri
untuk membantu menangani pasien baik secara medis maupun
keperawatan, beberapa alat yang terdapat di ruangan antara lain
adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15
Daftar Mesin di Ruang Cendana 5 IRNA 1
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Nama Alat Kebutuhan Inventaris Keterangan


1. EKG Fortable 1 2 Cukup
2. Syringpump 1 1 Cukup
3. Nebulizer 1 1 Cukup
4. Computer 1 3 Cukup
5. Printer 1 1 Baik
6. Almari es 1 2 Cukup
7. Bel pasien di atas TT 15 15 Rusak
8. Kasur dekubitor - 2 Cukup
9. Nurse call 1 1 Rusak

Sumber :Data Primer 2019


Keterangan:
1. Program kalibrasi alat dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Upaya
Kesehatan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya.
2. Program maintenance / pemeliharaan alat dilakukan oleh
perawat dan asisten perawat.
Analisis Data
Berdasarkan data mesin yang dimiliki ruang Cendana 5,
ruangan ini sudah memiliki mesin yang sesuai standar minimal
RSUP Dr. Sardjito. Namun, nurse call dan bel pasien rusak. Saat
dilakukan wawancara, pemeliharaan dan pengecekan mesin di
ruangan ini juga sudah cukup baik dan dilakukan pemeliharaan
untuk memastikan apakah mesin masih berfungsi dengan baik atau
tidak. Untuk perawatannya setiap habis penggunaaan dilakukan
desinfeksi dengan alcohol.
Kerusakan alat bel pasien sudah dilaporkan pihak tehnik dan
sudah dilakukan perbaikan beberapa kali tetapi kemudian rusak lagi.
Jumlah shyrink pump yang dimiliki berjumlah 1 buah. Apabila
dibandingkan dengan standar kebutuhan sesuai jumlah pasien rawat
inap bedah sudah sesuai, tetapi pada saat banyak tindakan operasi
yang membutuhkan shirink pump untuk pemberian titrasi obat
kadang-kadang kekurangan alat shirink pump. Kondisi ini diatasi
dengan peminjaman alat ke unit lain.
e. Methode
Kajian Data
Media informasi
Media informasi untuk pasien baru di ruang Cendana 5 sudah ada
baik dalam bentuk lembar balik maupun leaflet.
SPO dan PAK
Untuk saat ini SPO dan PAK sudah terintegrasi bisa dilihat di
SIMETRIS RSUP Dr Sardjito, salah satunya adalah SPO Serah
Terima Pasien Saat Pergantian Jaga Dengan Metode SBAR No
Dokumen 14.0021.203.2.118 Tanggal Terbit 5 Juli 2018. KFK
penyakit bedah sudah memiliki 20 PAK.
Continuing Profesisonal Development (CPD)
Untuk saat ini program CPD di ruang Cendana 5 belum rutin
dilakukan untuk pengembangan profesi tenaga keperawatan
terakhir dilakukan pada Bulan Januari 2019.
Analisis
Ruang Bedah sudah memiliki Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK) dan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengacu pada
Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) RSUP Dr.Sardjito sehingga perlu dilakukan
update terkait standar asuhan keperawatan. Selain itu, kegiatan CPD
terakhir dilakukan bulan Januari 2019 yang seharusnya dilakukan
tiap 2 bulan sekali, sehingga perlu diselenggarakan lagi CPD dengan
tema masalah bedah menyesuaikan dengan kasus terbanyak yang di
rawat di Cendana 5..
3. Proses Asuhan Keperawatan
a. Instrumen A Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Tabel 3.16
Instrumen A di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Aspek yang dinilai Awal ( Pengkajian)


1. Pengkajian 97,8 %
2. Diagnosis Keperawatan 97,7 %
3. Rencana Tindakan 100 %
4. Tindakan (Implementasi) 81 %
5. Evaluasi 50 %
6. Catatan Asuhan Keperawatan 100 %
Total 87 %
Sumber: Data Primer Studi Dokumentasi Mahasiswa 2019
Analisis Data
Berdasarkan tabel diatas, didapatkam nilai total hasil
pengkajian yang dilakukan pada tanggal 29-31 Juli 2019 dengan
nilai 87 %. Hasil capaian ini tergolong nilai capaian yang baik .
Kelengkapan dokumen akan mempermudah dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Pada poin evaluasi tampak hasil yang belum
optimal. Hal ini dikarenakan pada kolom evaluasi hasil belum rutin
dilakukan dan didokumentasikan. Evaluasi yang dilakukan berupa
evaluasi proses pada lembar CPPT.
b. Instrumen B
Tabel 3.17
Persepsi Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan (Instrumen B) di
Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Pengkajian tgl 29 -31 Juli 2019 (n=11)


Instrumen B
80 %
Sumber: Data Sekunder, 2019
Analisa Data
Intrumen B yang dipakai dalam pengkajian di Cendana 5
adalah instrumen penilaian persepsi mutu asuhan keperawatan.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data hasil pengkajian penilaian
persepsi mutu yaitu 80 %. Berdasarkan depkes, persentase hasil
persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan di Ruang
Cendana 5 tergolong kategori baik sesuai standart yaitu 75%.
Tabel 3.18
Evaluasi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan
di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Pengkajian tgl 29 -31 Juli 2019 (n=11)


Instrumen B
84 %
Sumber: Data Sekunder, 2019

Analisa Data
Hasil pengumpulan data terhadap kepuasan pasien di
Cendana 5 dengan nilai 84% termasuk dalam kategori baik. Hal
yang perlu ditingkatkan adalah adanya petugas yang menjelaskan
tentang perawat yang bertanggung jawab kepada pasien dan
pelaksanaan orientasi ruangan pada pasien baru.
c. Instrumen C Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Berdasarkan nilai observasi selama 3 hari dari tindakan
pelaksanaan keperawatan yang dilakukan di ruangan, maka dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.19
Nilai Rata-Rata Penilaian Observasi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito

PengkajianTgl 29-31 Juli


Indikator
2019
Nilai Rata-Rata Penilaian
80%
Observasi Pelaksanaan Tindakan
Sumber : Data Primer, 2019

Analisis Data
Penilaian observasi tindakan yang dilakukan di Ruang Rawat Inap
Cendana 5 merupakan tindakan yang sudah jelas SOP nya.
Persentase rata-rata penilaian observasi pelaksanaan tindakan
keperawatan di ruang Cendana 5 sebesar 80 %.
1) Pelaksanaan Kewaspadaan Standar
Kajian Teori
Universal precaution atau kewaspadaan universal adalah
suatu pedoman yang ditetapkan oleh Center for Disease Control
(CDC) tahun 1989 untuk mencegah penyebaran dari berbagai
penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan Rumah Sakit
maupun sarana kesehatan lainnya (RSUP Dr. Sardjito, 2004).
Upaya pokok pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
berorientasi pada kewaspadaan standard (standard precaution)
yang merupakan gabungan kewaspadaan universal (universal
precaution) dan BSI (Body Substance Isolation) yang keduanya
merupakan pedoman penyakit yang menular melalui cairan tubuh
khususnya darah (Pedoman PPI RSUP Dr Sardjito, 2008).
Tabel 3.20
Pelaksanaan Kewaspadaan Standar di Cendana 5
Ketepatan Petugas Dalam Hand Hygiene 29 Juli 2019
Hand Rub
No. Petugas yang diamati
(Perawat) Awal ( Pengkajian) Tgl 29-31
Juli 2019
1. Perawat A 90 %
2. Perawat B 80 %
3. Perawat C 100 %
4. Perawat D 100 %
5. Perawat E 100 %
6. Perawat F 90 %

7. OB 75 %

Rata-Rata Nilai 92 %
Analisa Data
Data diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan kewaspadaan standar
terutama hand hygiene sudah baik dengan nilai 92 %. Kebiasaan
cuci tangan 6 langkah dan pada 5 moment cuci tangan wajib
dipertahankan dan menjadi budaya sehari-hari, karena cuci tangan
dengan prosedur yang tepat merupakan salah satu cara
pengendalian infeksi di rumah sakit.
2) Pelaksanaan Patient Safety
Kajian Teori
Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang
dibuat, mampu mencegah atau mengurangi cedera pasien yang
berasal dari proses pelayanan kesehatan. Patient safety merupakan
salah satu komponen penting dalam proses pelayanan kesehatan.
Dalam rangka JCI, RSUP Dr. Sardjito mengadopsi standar
internasional keselamatan pasien atau International Patient Safety
Goals (IPSG).
Tabel 3.21
Standar Internasional Keselamatan Pasien
atau International Patient Safety Goals (IPSG)

SASARAN I : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar


Standar IPSG I : rumah sakit menyusun pendekatan untuk memperbaiki
ketepatan identifikasi pasien
Elemen Penilaian IPSG I
1. Pasien diidentifikasi dengan menggunakan dua pengidentifikasian
pasien, tidak termasuk penggunaan nomor kamar pasien atau lokasi
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk uji klinis
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian perawatan dan prosedur
5. Kebijakan dan prosedur mengupayakan tercapainya konsistensi
dalam segala situasi dan lokasi
SASARAN II : Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
Standar IPSG II : rumah sakit menyusun pendekatan agar komunikasi di
antara para petugas pemberi perawatan semakin efektif
Elemen Penilaian IPSG II
1. Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau hasil tes dicatat si
penerima
2. Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau hasil tes dibaca-ulang
si penerima
3. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi
perintah atau hasil tes
4. Kebijakan dan prosedur disusun agar verifikasi tepat-tidaknya
komunikasi lisan dan via telepon dijalankan secara konsisten
SASARAN III : Meningkatkan Keamanan Obat-obatan yang Harus
Diwaspadai
Standar IPSG III : rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki keamanan obat-obat yang harus diwaspadai (high-alert)
Elemen Penilaian IPSG III
1. Kebijakan dan/atau prosedur disusun untuk mengatasi masalah
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat yang
patut diwaspadai
2. Kebijakan dan/atau prosedur ini diterapkan
3. Elektrolit konsentrat tidak boleh ada di unit perawatan pasien
kecuali jika secara klinis diperlukan
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit perawatan pasien diberi
label jelas dan disimpan sedemikian rupa hingga tidak mudah
mudah diakses
SASARAN IV : Memastikan Lokasi Pembedahan yang benar, Prosedur
yang benar, Pembedahan pada Pasien yang benar
Standar IPSG IV : rumah sakit menyusun pendekatan untuk memastikan
lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada
pasien yang benar.
Elemen Penilaian IPSG IV
1. Rumah sakit menggunakan tanda yang langsung dikenali untuk
mengidentifikasi lokasi pembedahan dan melibatkan pasien dalam
proses pemberian tanda
2. Rumah sakit menggunakan daftar atau proses lain untuk sebelum
operasi untuk memverifikasi apakah lokasinya, prosedur, dan
pasien sudah benar dan bahwa seluruh dokumen dan perawatan
yang dibutuhkan
3. Tim bedah lengkap melakukan dan mendokumentasi prosedur jeda
sesaat sebelum memulai prosedur pembedahan
4. Kebijakan dan prosedur disusun sedemikian sehingga semua proses
seragam sehingga dapat dipastikan lokasi benar, prosedur benar,
dan pasien juga benar, termasuk prosedur medis dan gigi yang
dilakukan tidak di ruang operasi.
SASARAN V : Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
Standar IPSG V : rumah sakit menyusun pendekatan untuk mengurangi
risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Elemen Penilaian IPSG V
1. Rumah sakit telah mengadopsi atau mengadaptasi panduan
kebersihan tangan yang baru diterbitkandan umumnya diterima
Rumah sakit mengimplementasikan program kebersihan tangan
yang efektif
2. Kebijakan dan/atau prosedur yang dikembangkan yang mendukung
secara terus-menerus pengurangan infeksi terkait dengan perawatan
kesehatan
SASARAN VI : Pengurangan Risiko pasien Jatuh
Standar IPSG VI : rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh
Elemen Penilaian IPSG VI
1. Rumah sakit menerapkan proses dilakukannya penilaian awal
pasien akan risikonya terjatuh dan dilakukannya penilaian ulang
pada pasienbilaantara lain, terlihat adanya perubahan kondisi atau
obat-obatan
2. Dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi risiko jatuh bagi
merekayang dinilai berisiko
3. Usaha-usaha itu dipantau untuk dilihat keberhasilannya dalam
upayamengurangi cedera akibat jatuh dan konsekuensi lainnya yang
tidakdiperhitungkan sebelumnya
4. Kebijakan dan/atau prosedur mengarah pada pengurangan
secarakontinyu risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit
Tabel 3.22
Pelaksanaan International Patient Safety Goals (IPSG)
Di Ruang Anggrek II IRNARSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Tanggal 29-31 Juli 2019

Pelaksanaan
No. Indikator Keterangan
1. SASARAN I : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
a. Pasien diidentifikasi Identifikasi
dengan menggunakan dua dilakukan hanya
pengidentifikasian pasien, dengan memanggil
tidak termasuk penggunaan nama, tidak
nomor kamar pasien atau 0 0 0 0 0 menyebutkan
lokasi tanggal lahir dan
melihat gelang
pasien
b. Pasien diidentifikasi Tidak semua
sebelum pemberian perawat
obat,darah, atau produk mengidentifikasi
darah lengkap sesuai
lembar instruksi
0 0 0 √ √ pada catatan pasien,
kadang hanya
menyebutkan nama
saja.
c. Pasien diidentifikasi Sebagian besar yang
sebelum mengambil darah diobservasi
dan spesimen lain untuk uji melakukan
klinis 0 √ √ √ √ identifikasi dengan
nama dan melihat
gelang pasien
d. Pasien diidentifikasi
sebelum pemberian 0 0 √ √ √
perawatan dan prosedur
e. Kebijakan dan prosedur Ada SPO yang
mengupayakan tercapainya mengatur dan
konsistensi dalam segala √ √ √ √ √ menjadi pedoman
situasi dan lokasi. dalam pelaksanaan
Persentase 56%
2. SASARAN II : Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
a. Perintah lengkap, lisan dan Selama observasi
via telepon, atau hasil tes tidak ada konsultasi
dicatat si penerima TD TD TD TD TD melalui telfon dan
D D D D D DPJB datang
langsung keruangan
untuk langsung
Pelaksanaan
No. Indikator Keterangan
menulis sendiri
distatus pasien

b. Perintah lengkap, lisan dan


via telepon, atau hasil tes
dibaca-ulang si penerima TD TD TD TD TD
D D D D D
c. Perintah dan hasil tes
dikonfirmasikan oleh TD
individu si pemberi D TD TD TD TD
perintah atau hasil tes D D D D
d. Kebijakan dan prosedur Ada kebijakan yang
disusun agar verifikasi mengatur tentang
tepat-tidaknya komunikasi √ √ √ √ √ komunikasi efektif
lisan dan via telepon dan SBAR, reatback
dijalankan secara konsisten
Persentase 100%
3. SASARAN III : Meningkatkan Keamanan Obat-obatan yang Harus Diwaspadai
a. Kebijakan dan/ atau √ √ √ √ √ Sudah ada kebijakan
prosedur disusun untuk yang mengatur
mengatasi masalah kemanan obat.
identifikasi, lokasi, Elektrolit pekat
pemberian label, dan tidak boleh ada di
penyimpanan obat yang ruangan/bangsa
patut diwaspadai umum.
b. Kebijakan dan/ atau √ √ √ √ √ Penyimpanan obat
prosedur ini diterapkan di atur sedemikian
c. Elektrolit konsentrat tidak rupa supaya aman.
boleh ada di unit perawatan √ √ √ √ √
pasien kecuali jika secara
klinis diperlukan
d. Elektrolit konsentrat yang
disimpan di unit perawatan √ √ √ √ √
pasien diberi label jelas dan
disimpan sedemikian rupa
hingga tidak mudah diakses
Persentase 100%

4. SASARAN IV : Memastikan Lokasi Pembedahan yang benar, Prosedur yang


benar, Pembedahan pada Pasien yang benar
Pelaksanaan
No. Indikator Keterangan
a. Rumah sakit √ √ √ √ √ Side marking
menggunakan tanda yang dilakukan dokter
langsung dikenali untuk pada semua pasien
mengidentifikasi lokasi yang akan dilakukan
pembedahan dan operasi dengan
melibatkan pasien dalam tanda “√”
proses pemberian tanda
b. Rumah sakit √ √ √ √ √ Ada paraf verifikasi
menggunakan daftar atau pada saat pre
proses lain sebelum operasi
operasi untuk
memverifikasi
c. Apakah lokasi, prosedur, √ √ √ √ √ Ada format side
dan pasien sudah benar marking yang
dan bahwa seluruh kemudian ditandai
dokumen dan perawatan dengan tanda √
yang dibutuhkan
d. Tim bedah lengkap √ √ √ √ √ Tim bedah
melakukan dan diruangan operasi
mendokumentasikan selalu cross cek
prosedur jeda sesaat pasien dan lokasi
sebelum memulai prosedur serta prosedur yang
pembedahan akan dilakukan
e. Kebijakan dan prosedur √ √ √ √ √ Ada kebijakan yang
disusun sedemikian menjadi protap
sehingga semua proses pelaksanaan
seragam sehingga dapat pembedahan.
dipastikan lokasi benar,
prosedur benar, dan pasien
juga benar, termasuk
prosedur medis dan gigi
yang dilakukan tidak di
ruang operasi.
Persentase 100%
5. SASARAN V : Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
a. Rumah sakit telah √ √ √ √ √ Sudah ada SPO
mengadopsi atau kebersihan tangan
mengadaptasi panduan dengan 6 langkah
kebersihan tangan yang cuci tangan serta 5
baru diterbitkan dan moment cuci tangan
umumnya diterima yang benar
Pelaksanaan
No. Indikator Keterangan
b. Rumah sakit √ √ √ √ √ Diruangan sudah
mengimplementasikan tersedia
program kebersihan
tangan yang efektif
c. Kebijakan dan/ atau √ √ √ √ √ -Alcuta dalam
prosedur yang jumlah yang
dikembangkan yang cukup
mendukung secara terus- * Petugas
menerus pengurangan melakukan injeksi
infeksi terkait dengan dan injeksi
perawatan kesehatan pengambilan
darah tidak
menggunakan
perlak
* Injeksi dengan
threeway tidak
dengan disinfeksi.
Persentase
6. SASARAN VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
a. Rumah sakit menerapkan √ √ √ √ √ Perawat melakukan
proses dilakukannya penilaian risiko
penilaian awal pasien akan jatuh dan memasang
risikonya terjatuh dan tanda risiko jatuh
dilakukannya penilaian tinggi segitiga
ulang pada pasien bila, kuning yang
antara lain, terlihat adanya digantungkan pada
perubahan kondisi atau bed pasien,
obat-obatan melakukan
monitoring dan
intervensi
b. Dilakukan upaya-upaya √ √ √ √ √ Penandaan label
untuk mengurangi risiko kuning pada gelang
jatuh bagi mereka yang pasien
dinilai berisiko
c. Usaha-usaha itu dipantau √ √ √ √ √ Pada pasien resiko
untuk dilihat jatuh misalnya
keberhasilannya dalam pasien post operasi
upaya mengurangi cedera selalu diberi tanda
akibat jatuh dan resiko jatuh
konsekuensi lainnya yang
tidak diperhitungkan
sebelumnya
d. Kebijakan dan/atau √ √ √ √ √ Sudah sesuai
prosedur mengarah pada
Pelaksanaan
No. Indikator Keterangan
pengurangan secara
kontinyu risiko
Persentase 100%
Rata-rata persentase 92,6%
Sumber: Hasil Observasi Mahasiswa 2019

√ : ya
0 : tidak
Tdd : tak dapat dinilai

Tabel 3. 22
Pelaksanaan International Patient Safety Goals (IPSG)
Di Ruang Cendana 5 IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No. Indikator Awal ( Pengkajian) Tgl 27-29 Mei 2019


1. Sasaran I 56 %
2. Sasaran II 100 %
3. Sasaran III 100 %
4. Sasaran IV 100 %
5. Sasaran V 100 %
6. Sasaran VI 100 %
Total 92 %
Sumber: Data Primer,2019

Analisis data
Dari hasil pengamatan dari tanggal 29 – 31 Juli 2019 dengan
menggunakan indikator International Patient Safety Goals (IPSG
menunjukan pelaksanaan IPSG di Cendana 5 dari persentase 80,33%
Pelaksanaan patient safety di RSUP Dr. Sardjito menggunakan
International Patient Safety Goals (IPSG). Sedangkan dari ICN (Infection
Control Nursing) RSUP Dr. Sardjito dijelaskan ada beberapa indikator
untuk 9 Solusi live saving Patient Safety yakni sebagai berikut:
a) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (NORUM) (Look-Alike,
Sound Alike Medication Names)
b) Pastikan identifikasi pasien dengan benar
c) Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien.
d) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
e) Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
f) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g) Hindari salah kateter dan salah sambung selang (tube)
h) Gunakan alat injeksi sekali pakai.
i) Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk mencegah infeksi
nosokomial.
Tabel 3.23
Evaluasi Pelaksanaan 9 Solusi Life Saving Patient Safety
Di Ruang Cendana 5 IRNA RSUP Dr. Sardjito
No. Indikator Awal ( Pengkajian) Tgl 29-31
Juli 2019
1. Evaluasi Pelaksanaan 9 Solusi
96%
Live Saving Patient Safety
Sumber: Data Primer, 2019

Analisis Data
Dari hasil evaluasi pelaksanaan patient safety di Ruang Cendana
5 dengan menggunakan indikator 9 Solusi Live Saving Patient Safety
mencapai nilai 96 %. Namun ada beberapa item yang tidak dilakukan
atau terkadang dilakukan seperti “perawat menuliskan catatan
pemberian infus secara terperinci (tanggal,jam dan macam cairan)” dan
pada item identifikasi pasien ada beberapa perawat yang hanya
menyebutkan nama saja tanpa menyebutkan tanggal lahir dan cek
gelang pasien.
3) Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Kajian Teori
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan
berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan
komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda
utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Menurut
As Hornby (1974) terapeutik adalah merupakan kata sifat yang
dihubungkan dengan seni dari penyembuhan, sehingga mampu
menjadi terapeutik berarti seseorang mampu melakukan atau
mengkomunikasikan perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang
memfasilitasi proses penyembuhan.
Dalam membina hubungan terapeutik perawat mempunyai 4
tahap yang pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus
diselesaikan oleh perawat. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Tahap Pra interaksi
Merupakan tahap dimana perawat belum bertemu dengan
pasien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
(1) Mendapatkan informasi tentang klien (dari medical record
atau sumber yang lainnya)
(2) Mencari literature yang berkaitan dengan masalah yang
dialami klien
(3) Mengekplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
(4) Menganalisis kekuatan dan kelemahan professional diri
(5) Membuat rencana pertemuan dengan klien: tipe spesifik
data yang akan dicari, metode yang tepat untuk wawancara,
seting ruangan/waktu yang tepat, menyiapkan alat dan cuci
tangan.
b) Tahap Orientasi/perkenalan
Merupakan tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan
klien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah melakukan kontrak
dengan pasien, komponen kontrak meliputi nama pasien, peran
yang diharapkan dari perawat dan klien, tujuan, kerahasiaan,
harapan, topik, waktu dilakukannya interaksi, membina
hubungan saling percaya dengan klien.
c) Tahap Kerja
Merupakan tahap dimana klien memulai kegiatan
wawancara.Tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan
kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra interaksi.
d) Tahap Terminasi
Merupakan tahap dimana perawat akan menghentikan
interaksinya dengan klien, tahap ini bisa merupakan terminasi
sementara maupun terminasi akhir.Pada tahap ini perawat
mempunyai tugas mengevaluasi kegiatan kerja yang telah
dilakukan baik secara kognitif maupun afektif, merencanakan
tindak lanjut dengan pasien, melakukan kontrak, mengakhiri
terminasi dengan baik.
Tabel 3.24
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik di Ruang Cendana 5
IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (n=6)

No. Indikator Awal ( Pengkajian) Tgl 27-29


Mei 2019
1. Pelaksanaan
Komunikasi 76,3 %
Terapeutik
Sumber: Data Primer, 2019

Analisa Data
Dari data di atas menunjukkan bahwa komunikasi petugas
kesehatan sudah baik. Akan tetapi dari hasil pengumpulan data dari
instrument ditemukan masalah bahwa kadang-kadang perawat tidak
memperkenalkan nama kepada pasien sehingga pasien kenal tetapi
tidak tahu nama perawat, penjelasan tentang peran, lama waktu
tindakan dan memberi kesempatan bertanya pada pasien dan
keluarga.
4) Kepatuhan SPO ( Standar Prosedur Operasional )
Tabel 3.25
Nilai Rata-rata Penilaian Observasi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan di Ruang Cendana 5
No Perawat f Nilai rata- Keterangan
rata
1. Mencuci 9 82% Petugas kesehatan membersihkan
tangan tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir, sebagian
sudah tepat secara prinsip dan
langkah-langkah, ada yang
kurang dalam ketepatan waktu
dan lupa langkah-langkah cuci
tangan.
2. Pemasangan 3 91% Perawat tidak menggunakan
Infus pengalas saat pasang infus dan
tidak melakukan identifikasi
dengan pertanyaan terbuka dan
tidak memperkenalkan diri
perawat.
3. Melarutkan 3 92% Perawat sudah menggunakan
obat APD standar yaitu masker dan
sarung tangan, tetapi tidak
menyiapkan bak injeksi.
4. Merawat 3 76% Perawat tidak membawa perlak
luka akut dan menjelaskan lama tindakan
(post operasi) pada pasien dan keluarga.
5. Pengambilan 3 81% Perawat tidak memasang
darah vena pengalas, tidak identifikasi
identitas pasien dengan pertayaan
terbuka dan menanyakan tanggal
lahir.
6. Memberikan 3 59% Perawat tidak memperkenalkan
obat oral diri , identifikasi dengan nama
saja, perawat tidak menunggui
pasien saat minum obat,
Rata-rata 80%
Sumber: Data Primer 2019
Analisa Data :
Tingkat kepatuhan pada SPO yang di observasi di ruang Cendana 5
didapatkan hasil rata-rata baik dengan nilai 80 %. Hal yang perlu
diperhatikan dan ditingkatkan adalah kepatuhan terhadap SPO pemberian
obat oral. Pada saat memberikan obat oral, masih kurang dalam
pengidentifikasian pasien. Perawat hanya memanggil nama saja, belum
tentu validasi dengan tanggal lahir dan melihat gelang pasien. Perawat
belum semuanya menunggu sampai obat benar-benar diminum oleh
pasien. Evaluasi terhadap kemungkinan efek samping juga belum begitu
diperhatikan.

a. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan


Proses manajemen pelayanan keperawatan terdiri dari:
Tabel 3.26
Evaluasi Kajian Planning dan Organizing di Ruang Cendana 5
IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Indikator Pengkajian Tgl 29-31 Juli 2019


1. Planning 100%
2. Organizing 91,2 %
Sumber : Data Primer, 2019

Analisis Data
Perencanaan yang telah dilakukan oleh Kepala Ruangan
meliputi perencanaan dinas masing-masing perawat dengan
ketentuan jadwal bulan selanjutnya selesai selambat-lambatnya
tanggal 10 setiap bulannya. Pembuatan jadwal dilakukan oleh
Kepala Ruang. Pengajuan kebutuhan logistik ruangan diatur
melalui perencanaan di awal bulan ke bagian logistik instalasi.
Apabila ada kebutuhan mendadak yang dibutuhkan dapat
mengajukan disposisi permintaan logistik tertentu.
Pengembangan staf dilakukan dengan mengikutsertakan
perawat dalam rencana pelatihan atau seminar. Rencana
pengembangan staf disesuaikan dengan program yang diadakan
rumah sakit. Pengajuan tenaga di ruangan diajukan setiap tahun.
Realisasi tergantung kebijakan rumah sakit. Untuk data organizing
berjalan dengan baik untuk yang awal pengkajian sampai evaluasi
hasil persentase akhir sebesar 93% dan masuk kategori baik.
Tetapi, ruangan juga harus bisa mempertahankan bahkan
meningkatkan lagi terkait organizing untuk peningkatan mutu
pelayanan keperawatan.
Tabel 3.27
Hasil Rekapitulasi Evaluasi Total Penerapan Metode Primer
Modifikasi (MPM) di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito
No. Variabel yang dinilai Pengkajian
Tgl 29-31 Juli 2019
1. Tugas Kepala Ruang 100 %
2. Tugas Primary Nurse (PN) 83,3 %
3. Tugas Assosiate Nurse (AN) 88 %
4. PJTJ 77 %
5. Pelaksanaan Meeting Morning 92 %
6. Serah Terima Tugas Jaga 79 %
7. Pelaksanaan Pre Conference 74 %
8. Pelaksanaan Post Conference 63 %
9. Pelaksanaan penerimaan dan 93 %
pemberian orientasi pasien
baru
10. Pelaksanaan Discharge 100 %
Planning
Total 85 %
Sumber: Data Primer2019

Analisis Data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai persentase total 85
%. Penerapan metode penugasan di ruang Cendana 5 tergolong
baik. Diperlukan peningkatan pada poin pre dan post conference.
Pelaksanaan pre conference selama ini digabung dengan acara
serah terima pasien antara pergantian shift. Post conference belum
efektif dilakukan. Hal ini karena alasan waktu yang tidak
memungkinkan karena kepadatan kegiatan yang harus segera
diselesaikan.
b. Mutu Pelayanan Keperawatan (Standar Pelayanan Keperawatan
Akreditasi RS)
Kajian Data
Tabel 3.28
Standar Pelayanan Keperawatan Akreditasi Rumah Sakit
di Ruang Cendana 5 IRNA IRSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No. Indikator Pengkajian Tgl 29-31 Juli 2019


1. Standar Pelayanan
99 %
Keperawatan RS
Sumber : Data Sekunder, 2019
Analisis Data
Pelayanan Keperawatan Akreditasi di Ruang Cendana 5 memiliki
nilai persentase 99%. Secara keseluruhan standar pelayanan di
Ruang Cendana 5 sudah tercapai. Beberapa hal perlu diperhatikan
untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien yaitu pada
perencanaan terintegrasi. Masalah pasien sebaiknya disesuaikan
dengan kondisi yang terjadi pada pasien, dengan penetapan tujuan
yang terukur.
C. UNSUR OUTPUT
Output merupakan hasil pelayanan kesehatan atau pelayanan
keperawatan yang berupa perubahan yang terjadi pada konsumen termasuk
kepuasan dari konsumen. Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit atau
keperawatan tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah
menghasilkan output yang baik juga.
1. Mutu Asuhan Keperawatan
Terdiri atas instrumen A, B, dan C Standar Asuhan Keperawatan
yang identik dengan standar profesi keperawatan, berguna sebagai
kriteria untuk mengukur keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan.
SAK terdiri dari 6 standar (Depkes RI, 1998).
a. Instrumen A
Berdasarkan pedoman JCI, interpretasi persentase proses asuhan
keperawatan di Ruang Cendana 5 dinyatakan lulus dengan hasil
yang didapatkan sebesar 84,01%. Data hasil observasi
menunjukkan bahwa yang perlu menjadi perhatian sebagai berikut :
1) Pengkajian secara umum sudah baik dengan persentase 97%.
Ada beberapa yang tidak lengkap yaitu pengkajian nutrisi dan
monitoring resiko jatuh. Ada pengkajian nutrisi yang terlewat
belum dikaji. Pengkajian yang masih perlu mendapat perhatian
untuk lebih sempurna yaitu pengkajian , monitoring resiko jatuh
dan evaluasi terhadap nyeri. Pada pengkaian nyeri kadang
kadang dituliskan intensitas nyeri tetapi tidak tertulis skalanya.
2) Diagnosa keperawatan secara umum sudah berdasarkan panduan
NANDA. Masalah utama sudah ditetapkan maksimal 1x24 jam.
Diagnosa yang didokumentasikan di antaranya adalah : nyeri,
kesiapan peningkatan manajeman kesehatan, cemas, gangguan
mobilitas fisik dan resiko infeksi.
3) Perencanaan dengan nilai 100%. Perencanaan sudah ditetapkan
sesuai dengan diagnosa dengan tujuan yang terukur dan
ditetapkan maksimal dalam waktu 1x24 jam. Dokumentasi
dilakukan pada form catatan terintegrasi. Ditemukan beberapa
yang tujuannya belum terukur waktunya secara jelas.
4) Implementasi keperawatan sudah dilakukan dengan cukup baik
dengan nilai 82,2 % . Hal-hal yang perlu ditingkatkan adalah :
Edukasi kepada pasien dan keluarga terkait nyeri yang salah
satunya tindakan non farmakologi (relaksasi atau distraksi),
pemberian penjelasan tentang hak dan kewajiban pasien dalam
waktu 1 x 24 jam. Pada beberapa pasien yang dirawat
mengatakan bahwa belum pernah diberikan edukasi tentang hak
dan kewajiban pasien. Tindakan ini seharusnya menjadi
tanggung jawab bagian admisi tetapi akan lebih baik apabila
dilakukan juga di ruangan perawatan. Edukasi juga termasuk
tentang pemakaian gelang identitas, edukasi tentang cuci tangan,
etika batuk dan monitoring reaksi pemberian obat.
5) Evaluasi pada asuhan keperawatan belum optimal. Nilai yang
didapatkan 50%. Dokumentasi evaluasi hasil banyak yang
terlewat atau belum dilakukan sesuai target waktu yang
ditetapkan pada tujuan.
6) Catatan Asuhan Keperawatan dengan nilai capaian 100%.
Pencatatan telah dilakukan dengan baik dengan menggunakan
formulir yang baku, dicatat dengan jelas, ringkas, istilah dan
singkatan yang baku dan benar serta telah mencantumkan paraf,
tanggal dan jam tindakan.
b. Instrumen B
Salah satu indikator mutu asuhan keperawatan adalah dilihat
dari persepsi pasien mengenai mutu asuhan keperawatan yang
diberikan oleh penyedia layanan kesehatan. Upaya mengevaluasi
hal ini perlu instrumen yang baku dan dipercaya. Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito menggunakan format standar
asuhan keperawatan yang telah ditetapkan oleh RS untuk
mengevalusi persepsi klien terhadap mutu asuhan keperawatan.
Instrumen B yang digunakan dalam mengkaji penilaian mutu
asuhan keperawatan dilakukan dengan memberi angket pada 11
pasien dan / atau keluarga di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito.
Kajian Data
Tabel 3.29
Persepsi Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan (Instrumen B)
Di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 29 – 31
Juli 2019 (n=11)

Instrumen B Pengkajian tgl 29-31 Juli 2019


Mutu Asuhan Keperawatan 80 %
Kepuasan pasien 84 %
Analisis data
Persentase persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan
keperawatan di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito adalah 80%.
Berdasarkan depkes, persentase hasil persepsi pasien terhadap mutu
asuhan keperawatan di Ruang Cendana 5 tergolong kategori baik.
Hal yang perlu ditingkatkan diantaranya adalah dalam pemberian
edukasi tentang hak dan kewajiban pasien, pendidikan kesehahatan
tentang pencegahan infeksi (cuci tangan, etika batuk, membuang
sampah sesuai jenisnya). Perawat juga perlu melakukan
komunikasi yang lebih baik, menyediakan waktu yang cukup dan
mendorong keluarga atau pasien untuk bertanya. Penilaian pasien
dan keluarga menunjukkan bahwa pasien dan keluarga merasa puas
terhadap pelayanan di ruang Cendana 5.
Secara umum pasien dan keluarga pasien memberikan kesan
positif bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan sudah baik,
akan tetapi masih perlu ditingkatkan demi pelayanan pasien yang
lebih baik.
c. Instrumen C
Hasil dari observasi dengan menggunakan instrument C bahwa
pelaksanaan tindakan perawatan didapatkan nilai total 89,73 %.
Angka tersebut menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh
perawat sudah hampir sesuai dengan SPO. Ada beberapa hal yang
belum diperhatikan sehingga perlu ada motivasi untuk berusaha
melakukan tindakan sesuai standar yang berlaku di rumah sakit
untuk menjamin keamanan pasien dan petugas.
Tabel 3.30
Hasil Evaluasi Total Mutu Asuhan Keperawatan di Ruang
Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
No Instrumen Pengkajian tgl 29 – 31 Juli 2019
1 Instrumen A 87 %
2 Instrumen B 82 %
3 Instrumen C 89,7 %
Rata-rata 86,2 %
Berdasarkan tabel di dapat diketahui rata - rata mutu asuhan
keperawatan di Ruang Cendana 5 dalam kategori baik dengan
persentase akhir 86,2 %.
2. Mutu Pelayanan Keperawatan (Standar Pelayanan Keperawatan
Akreditasi RS)
Terkait Mutu Pelayanan Keperawatan (Standar Pelayanan
Keperawatan Akreditasi RS), secera keseluruhan sangat yakni 99 %,
jika di telaah per item, terdapat beberapa item yang perlu perbaikan
seperti assemen nyeri pasca pemberian obat nyeri, assesmen fungsional
≤8 dikonsulkan ke rehabilitasi medis, dokumentasi edukasi pasien
menggunakan peralatan alat bantu kesehatan (medis, keperawatan,
fisioterapi), dll.
3. Mutu Klinik Keperawatan
Berdasarkan indikator mutu klinik keperawatan di Cendana 5
yaitu indikator mutu pelayanan IPSG di Cendana 5 tahun 2019
didapatkan hasil sudah memenuhi target dari semua surveilance.
4. Efisiensi Ruang Rawat
Kajian Data
Tabel 3.31
Efisiensi Ruang Rawat di Ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta Januari- Juli 2019
Indikator
No Bulan
BOR (%) LOS (hari) TOI (hari) BTO (kali)
1 Januari 91,61 10,84 1,05 2,47
2 Februari 88,10 10,57 1,35 2,47
3 Maret 88,60 9,79 1,26 2,80
4 April 82,00 8,93 1,84 2,93
5 Mei 76,77 7,76 2,63 2,73
6 Juni 50,89 8,92 8,84 1,67
Rata- 79.88 2.51
9,45 2,82
rata/bulan
Standar 60-85% 6-9 hari 1-3 hari 40-50 kali/tahun
Kemenkes (3,33- 4,17
kali/bulan
Keterangan Sesuai Sesuai Sesuai Kurang dari
standar standar standar standar
Sumber: Data Sekunder RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Januari-Juni 2019
Analisis Data
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata
pemakaian tempat tidur (BOR) di Ruang Cendana RSUP Dr. Sardjito
pada bulan Januari - Juni 2019 adalah 79,88 % adalah tergolong sesuai
dengan standar RSU yaitu 60-85%.
Rata-rata hari perawatan pasien dirawat di Ruang Cendana 5
RSUP Dr Sardjito (LOS) adalah 9,45 hari. Angka ini masih
menunjukkan bahwa masih sesuai standar rumah sakit yaitu 6-9 hari.
Hasi observasi pada pasien di Ruang Cendana 5 sebagian besar pasien
yang dirawat mengalami gangguan musculoskeletal yang sebagian
besar membutuhkan pembedahan sehingga membutuhkan waktu yang
cukup untuk menunggu jadwal operasi dan waktu pemulihan.
TOI (Turn Over Interval) atau waktu rata-rata tempat tidur
kosong di Cendana 5 adalah 2,82 hari. Nilai ini termasuk dalam
rentang standar. Berdasarkan standar Rumah Sakit Umum untuk TOI
adalah 1-3 hari. Sehingga dapat dikatakan penggunaan tempat tidur
selama Januari-Juli 2019 di Ruang Cendana 5 cukup efisien.
BTO (Bed Turn Over) pada bulan Januari – Juli 2019 rata- rata
di Ruang Cendana 5 RSUP Dr Sardjito yaitu 2,51 kali dalam sebulan
atau 30,15 kali dalam setahun. Angka ini kurang dari standar BTO
yang ditetapkan untuk Rumah Sakit Umum yaitu 40-50 kali dalam 1
tahun.
Tabel 3.32
Jumlah Total Kejadian Indikator Mutu Pelayanan IPSG
Di Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Tahun 2019
Realisasi
Variabel Indikator Kinerja Target
(%)
Jumlah pasien memakai gelang
100 100%
identitas
IPSG Jumlah pasien yang dilaporkan
100 0
menggunakan READ BACK
Obat high alert 100 100%
a. Jumlah obat high alert
b. Jumlah obat yang ditempel
Penandaan mark site 100 100%
Pencegahan risiko jatuh 100 100%
Kepatuhan cuci tangan 5
100 92 %
moment
Sumber : Data Sekunder ruang Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito tahun 2019

Tabel 3.33
Jumlah Total Surveilance
di Cendana 5 RSUP Dr. Sardjito Pada Tahun 2019

No Bulan Plebitis ISK IADP DEKUBITUS VAP HAP ILO


1 Jan 2 0 0 0 0 0 0
2 Feb 0 0 0 0 0 0 0
3 Maret 0 0 0 0 0 0 0
4 April 0 0 0 0 0 0 0
5 Mei 0 0 0 0 0 0 0
6 Juni 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Data primer Ruang Cendana 5 tahun 2019

Analisis Data
Berdasarkan indikator mutu pelayanan IPSG di Ruang Cendana 5
RSUP Dr. Sardjito dari Januari - Juni 2019 didapatkan data bahwa
pengisian indikator mutu IPSG sudah baik dan perlu dipertahankan
Berdasarkan data laporan tahunan 2019 ketika dilakukan observasi di
Ruang Cendana 5 didapatkan hasil 100% pasien menggunakan gelang
identitas. Pada poin IPSG 2 data mengenai READ BACK tidak ditemukan.
IPSG 3 mengenai obat high alert pada tahun 2019 menunjukkan
prosentase 100% dan saat observasi selama 3 hari obat high allert sudah di
tandai sesuai standar menggunakan stiker high alert dan penyimpanan di
tempat khusus yang diberikan label merah. Ketika dilakukan observasi
100% obat high allert telah ditempeli sticker high allert.
Pada bulan Januari – Juni 2019 indikator mutu IPSG 5 tentang
pencegahan risiko jatuh menunjukkan persentase 100%, Indikator mutu
pelayanan surveilance pada bulan Juni 2019 didapatkan data sebagai
berikut : angka kejadian Plebitis 20/0, IADP CVC 00/0, ISK 0% Dekubitus
0%, VAP 00/0, HAP 0%dan ILO 0%.

D. IDENTIFIKASI MASALAH

No Strength Weakness Opportunity Treat


Internal Eksternal
1. Man/Manusia
Tenaga perawat - Primary Nurse di - Terbukanya - Adanya
memiliki latar Cendana 5 masih peluang keinginan dari
belakang dengan kesempatan masyarakat untuk
pendidikan D3 pendidikan D3 bagi tenaga mendapatkan
keperawatan (diploma). perawat untuk pelayanan yang
ada 10 - Perawat D3 melanjutkan lebih baik dan
pendidikan S1 kurang memiliki pendidikan berbasis IPTEK
NERS 1 orang. kemampuan pada jenjang
dalam yang lebih
manajemen dan tinggi.
penelitian - Perawat
dibidang diberikankese
keperawatan. mpatan oleh
pihak RS
untuk
mendapatkan
pelatihan
dibidang
keperawatan
maupun non
keperawatan
2. Money
Sumber dana Adanya peraturan - RSUP Dr. - Banyaknya
rumah sakit pemerintah Sardjito sudah rumah sakit
berasal dari sehingga bersetatus swasta yang
APBN, dan kebutuhan rumah BLU sehingga menjadi
BLU sakit harus pemasukan persaingan antara
mengikuti aturan dapat di kelola rumah sakit
tersebut secara mandiri semakin tinggi,
- Bantuan/jamin sehingga apabila
anpembayaran tidak
oleh BPJS meningkatkan
pelayanan akan
menurunkan
pendapatan
- Pelayanan yang
mengharuskan
pasien mendaftar
sesuai prosedur
BPJS, namun
untuk pelayanan
medis RSUP
Dr.Sardjito bisa
menjamin untuk
hasil pengobatan
yang baik
3. Material
Peralatan yang - Fasilitas yang - Tersediannya - Banyak rumah
mendukung berupa bel pasien dana dari sakit swasta yang
pelayanan dan nurse call pemerintah memiliki fasilitas
sudah di penuhi rusak, dan rumah ruangan yang
secara bertahap keterbatasan sakit yaitu lebih baik.
jumlah shirink dana tahunan
pump dari
- Proses perbaikan penghasilan
fasilitas lama rumah sakit
untuk
penambahan
alat fasilitas
dan
pembenahan
alat di
Ruangan
4. Methode
- Terdapat - CPD tidak rutin 1. Adanya 1. Budaya kerja
format dilakukan kerjasama 2. Persaingan mutu
dokumentasi - Dokumentasi yang cukup pelayanan antar
asuhan asuhan baik antara rumah sakit.
keperawatan. keperawatan di mahasiswa
- Terdapat rekam medik dengan
panduan kadang-kadang tenaga
asuhan tidak disesuaikan kesehatan
keperawatan dengan kondisi lain selama
yang dapat di pasien. praktik di
akses di Ruang
SIMETRIS Cendana 5.
2. Mahasiswa
diberikan
kesempatan
praktik sebaik
mungkin
selama
berada di
Cendana 5.
3. Mahasiswa
dilibatkan
dalam
melakukan
tindakan
tetapi harus
dalam
pengawasan
perawat
senior.

5. Machine
Sebagian besar - Terdapat alat 1. Tersedianya 1. Mesin
di ruang medis yang masih peralatan membutuhkan
Cendana 5 kurang mesin yang perawatan yang
sudah baik dan diantaranya diperlukan baik supaya
sudah sesuai syringe pump dalam fungsi mesin
standart pada kondisi pelayanan tetap terjaga
tertentu. Bel pada pasien sehingga tidak
pasien yang sehingga dapat menghambat
rusak. menjadi pelayanan.
pilihan untuk 2. Mesin yang tidak
menggunakan dapat digunakan
jasa pelayanan membuat
yang pelayanan lebih
disediakan. lama atau
2. Persaingan mengancam
mesin yang keselamatan
dipunyai pasien
RSUP
dr.Sardjito
lebih lengkap.
E. PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.34
Prioritas Masalah Ruang Cendana 5 RSUP Dr. SardjitoYogyakarta
29-31 Juli 2019
Besar Keter-
Kesuli
No Masalah Masa- Biaya sediaan Dampak Total
tan
lah Fasilitas
1 CPD tidak rutin dilakukan 3 3 3 3 3 15
2 Belum optimalnya pelaksanaan 4 5 5 5 5 24
IPSG sasaran I ( identifikasi)
Belum optimalnya pelaksanaan 3 4 4 4 4 19
3 IPSG sasaran V C (injeksi IV
melalui Three Way)
4. Penataan ruangan Cendana 5 2 3 3 3 3 14
belum rapi (obat dan status)
5. Post Conference 3 5 3 5 3 19

Keterangan:
1. Besar masalah 3. Kesulitan
1 = masalah sangat kecil 1 = sangat sulit
2 = masalah kecil 2 = sulit
3 = masalah sedang 3 = sedang
4 = masalah besar 4 = mudah
5 = masalah sangat besar 5 = sangat mudah
2. Biaya 4. Ketersediaan fasilitas
1 = biaya sangat mahal 1 = fasilitas sangat sulit didapat
2 = biaya mahal 2 = fasilitas sulit didapat
3 = biaya sedang 3 = fasilitas didapat
4 = biaya murah 4 = fasilitas mudah didapat
5 = biaya sangat murah 5 = fasilitas sangat mudah didapat
i. 3 5. Dampak
. 1 = dampak sangat sedikit
2 = dampak sedikit
T 3 = dampak sedang
i 4 = dampak banyak
n 5 = dampak sangat banyak
Prioritas masalah:
1. Belum optimalnya IPSG sasaran 1 yaitu identifikasi pasien (56%),
2. Belum optimalnya pelaksanaan IPSG sasaran V C (injeksi IV melalui
Three Way)
3. Post Conference
4. Continuing Professional Development
5. Penataan ruangan Cendana 5 belum rapi
Tabel 3.35
Planning of Action
Sasaran/ Waktu
No Masalah Pokok kegiatan Uraian kegiatan Target Yang terlibat PJ
Tujuan pelaksanaan
Belum optimalnya
a. Melakukan koordinasi dengan PN Karu
IPSG sasaran 1
Sosialisasi IPSG b. Melakukan resosialisasi review Terlaksananya Terlaksana PN
1. yaitu identifikasi Minggu ke 2 Deddy
sasaran 1 IPSG IPSG sasaran 1 100 % PA
pasien (56%)
Mahasiswa
a. Melakukan koordinasi dengan
kepala ruang dan perawat lainnya
Belum optimalnya b. Melakukan sosialisasi tentang SPO
Role play SPO Terlaksana Karu
pelaksanaan IPSG Injeksi IV melalui Three Way
Injeksi IV Injeksi IV Terlaksana PN
2. sasaran V C (injeksi c. Melaksanakan role play Injeksi IV Minggu Ke-2 Dilla
melalui Three melalui Three 100 % PA
IV melalui Three melalui Three Way
Way Way sesuai SPO Mahasiswa
Way) d. Mengevaluasi pelaksanaan Injeksi
IV melalui Three Way

a. Mendiskusikan dengan kepala


ruang tentang kegiatan yang
akan dilakukan untuk
Terlaksana Karu
pengoptimalan terkait dengan
Terlaksana PN Ara dan
3. Post Conference Post Conference Post Minggu ke-2
100 % PA Ika
b. Melakukan penambahan Conference Mahasiswa
format diagnosa keperawatan
pada buku Pre-post conference
3. Program CPD Melaksanakan a. Melakukan koordinasi dengan Karu CPD terlaksana Terlaksana KaRU, Minggu Ke-3
Belum Rutin CPD tentang dan Pn Cendana 5 100 % Anggota tim
dilakukan di Asuhan b. Melakukan koordinasi dengan KFK perawat, KFK
ruangan Cendana 5 Keperawatan Penyakit bedah Penyakit
(standarnya CPD Pasien dengan c. Melakukan koordinasi dengan Dalam,
dilakukan setiap 2 Fraktur Collum komite keperawatan Mahasiswa, Dewi
bulan sekali ). Femur d. Membuat materi tentang CPD
e. Melaksanakan CPD
f. Evaluasi Pelaksanaan CPD

4. Penataan ruangan Menata ruangan a. Koordinasi dengan kepala ruang Ruangan yang Terlaksana Karu Minggu ke-2
Cendana 5 belum Cendana 5 Cendana 5 ada di Cendana 100% PN
rapi 5 tertata rapi PA Anggit
Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai