Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANTROPOLOGI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi

Dosen Mata Ajar Zulpahiyana S.Kep.,Ns.,MRR

Disusun Oleh :

DEDDY AGUS SYAPUTRA (170101029)

Kelas : PSIK AJ

UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA


2017
KASUS

1. Seorang mahasiswa pendidikan profesi keperawatan melakukan praktik di


PSTW Budi Luhur Yogyakarta. Mahasiswa tersebut berasal dari Maluku
Utara. Saat melakukan pengkajian mahasiswa tersebut tidak bisa berbahasa
jawa, dan pasien tidak bisa berbahasa Indonesia. Bagaimana pendapat anda
terkait kasus tersebut, dan apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa tersebut
dalam mengumpulkan data pasien?
2. Seorang pasien telah dua tahun menderita diabetes melitus tipe II. Selama dua
tahun pasien tersebut beberapa kali dirawat karena kondisi badannya sering
lemah. Pasien telah dianjurkan untuk melakukan diet DM namun pasien
mengatakan kesulitan mengatur makanannya karena terbiasa makan-makanan
yang manis. Berdasarkan sunrise model keputusan apa yang harus diambil
oleh perawat dalam merawat pasien tersebut?.
3. Jelaskan tentang sunrise model!
Jawaban

1. Menurut saya kasus tersebut adalah kasus yang banyak ditemui dikalangan
praktik keperawatan, seperti saya sendiri saya berasal dari kalimantan jadi
tidak begitu paham dengan bahasa jawa dan sewaktu saya praktik di Balai
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta atau panti jompo saya
mengalami kesulitan dalam melakukan pengkajian untuk memperoleh data
dari pasien karena pasien saya simbah-simbah yang hanya bisa menggunakan
bahasa jawa halus sehingga saya kesulitan dalam melakukan pengkajian untuk
memperoleh data dari pasien tersebut, tetapi kita sebagai perawat harus
memiliki kreatifitas sehingga saya waktu ingin melakukan pengkajian untuk
yang kedua kalinya saya meminta bantuan kepada teman saya yang dari jogja
sehingga teman saya tersebut sebagai penerjemah diantara saya dan pasien
sehingga komunikasi tidak terganggu lagi dan saya juga dapat memperoleh
data dari pasien tersebut dengan melalui perantara teman saya yang fasih
dalam berbahasa jawa seperti bahasa jawa kromo inggil. Selain dengan
menggunakan teman kita juga bisa menanyakan kepada anggota keluarga
pasien tersebut yang bisa menggunakan bahasa indonesia sehingga walaupun
dengan keterbatasan bahasa kita tetap bisa melakukan pengkajian untuk
memperoleh data dari pasien tersebut.
2. Perawat harus menjelaskan pentingnya diit DM bagi penderita DM dan
memberikan penkes tentang diit pada penderita DM sehingga pasien dapat
mengerti pentingnya melakukan diit pada penderita DM. Perawat juga bisa
memberikan atau membantu membuat jadwal makan pada pasien tersebut
agar pola makan pada pasien tersebut dapat terkontrol dengan benar sesuai
dengan diit DM yang telah dianjurkan.
3. Sunrise Model
a) Faktor Teknologi ( Technological Factors )
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan individu
untuk memilih atau mendapat penawaran untuk menyelesaikan masalah
dalam pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan pemanfatan teknologi
kesehatan, maka perawat perlu mengkaji berupa persepsi individu tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan
kesehatan saat ini, alasan mencari kesehatan, persepsi sehat sakit,
kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan dengan memanfaat
teknologi yang ada.
b) Faktor keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors)
Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan
dan motivasi yang realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan
motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya di atas segalanya
bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji
perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus
asa, mempunyai konsep diri yang utuh.
c) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)
Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama
lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang
dilakukan rutin oleh keluarga.
d) Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia
mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Hal-hal yang perlu dikaji
berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi dan
jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan
makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang
dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.
e) Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)
Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan transkultural.
Misalnya peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung,
jumlah anggota keluarga yang menunggu.
f) Faktor ekonomi ( Economical Faktor )
Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi
yang ada pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya
kantor, tabungan. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara
lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan.
g) Faktor pendidikan (Educational Factor)
Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu
dalam menmpuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan individu, maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti
ilmiah yang rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Perawat perlu mengkaji latar belakang
pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis pendidikan, serta
kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai